Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitorus, Roy Tulus Martin
"Didalam pelaksanaan pembinaan dewasa ini yang mana menganut prinsip community-based treatment, telah ditentukan program-program yang seharusnya dilaksanakan. Mengenal community-based treatment, berdasarkan sistem pemasyarakatan mengandung dua aspek dalam proses pembinaan. Aspek pembinaan yang institusional yang berlangsung didalam lingkungan bangunan-bangunan tempat penampungan pelanggar-pelanggar hukum dan aspek pembinaan yang non institusional yang berlangsung di tengah-tengah masyarakat. Konsep kepenjaraan - yang lama telah ditinggalkan dan beralih kepada pandangan yang lebih humanis yang semata-mata demi perbaikan diri pribadi seorang narapidana. Mereka diberikan pembinaan, agar kelak bila bebas nantinya mempunyai suatu kapasitas tenentu untuk bisa berintegrasi kembali ditengah-tengah masyarakat. Mereka yang dipidana, hukumannya sangat beragam. Jangka waktu pembinaan memainkan peranan penting didalam pelaksanaan pembinaan. Hal ini bisa menjadi suatu masalah bagi pengaplikasian dari community-based treatment (CBT).
Tidak semua narapidana akhirnya bisa mendapatkan keseluruhan program-program pembinaan tersebut, khususnya yang dihukum satu tahun kebawah. Keadaan yang menjadi awal dari semua permasalahan ini harus bisa dicarikan jalan keluarnya. Memang sejak masuk ke dalam penjara, para narapidana telah diberikan program pembinaan, tetapi hanya sebagian saja, sehingga disebut, hanya berorientasi saja kepada CBT. Padahal konsep CBT harus bisa benar-benar dijalankan sebagai tujuan reintegrasi. Didalam kenyataannya fasilitas yang ada, lebih banyak digunakan oleh mereka yang dihukum satu tahun keatas. Peraturan perundang-undangan sangat jelas sekali untuk pidana 1 (satu) tahun lebih, tetapi lemah untuk hukuman kurang dari 1 tahun. Para narapidana memiliki berbagai macam tipikal yang akan menjadi masalah, ketika mereka menerima pembinaan yang ada.

The treatment implementation for under one-year sentence Inmates. Nowadays, in implementing the treatment programs which is have a community-base treatment principle. that has been determined the programs which supposed to be implemented. Recognizing the community-based treatment, based-on its community system consist two aspects in treatment process. The institutional treatment aspect which is exist in the environment includes the shelters that placing the law-offenders and non-institutional treatment aspects which is exist in the community itself. The old / conventional correctional concept had been left and moving to humane point of view for improving an inmate personality. They have given treatment programs, so if they are being free someday, they will have a capacity to reintegrate in society. They, who has been sentenced, owning the variety of sentence. The period/term of treatment played an important role in implementing the treatment programs. This, can be a problem for the community-based treatment application.
Finally, not all the inmates has got its overall treatment programs, especially those who being under one year sentence. The condition has become the beginning of all this problems which should be solved. Thus, since they have been sentenced, the inmates had given a treatment programs. but they don't get all the treatment programs, so called, its only a CBT concept. Meanwhile, the CBT concept should be really to be implemented as a purpose of reintegration. In fact, the existing facility, has been used by they whose being above one year sentence. Although the procedure has been really clear for over one year sentenced but it's really weak/become a problem for unless of one year sentence. The inmates also have a character which is becoming a problem, when they has received an existing treatment programs. The function of treatment is to rehabilitate and to increasing the capacity. As an organization, correctional institution also have a barriers in reaching their objectives/goals, basically in terms of the official staffs. The above problems/things which is to identify as a problems- that starting in the sentence process (vonis) until the supervision and the treatment, finally should be looking for the right solution.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unggul Widiyo Saputro
"Perencanaan Pembinaan Narapidana merupakan suatu usaha yang mendahului tindakan menyeluruh dengan keterlibatan seluruh komponen yaitu petugas sebagai pembina dan narapidana sebagai yang dibina serta sarana / fasilitas yang dimiliki lembaga pemasyarakatan. Seiring dengan tuntutan yang ada di masyarakat maka lembaga pemasyarakatan hangs mampu membenkan pelayanan, pembinaan dan pembimbingan yang maksimal untuk menjaga keseimbangan kehidupan, baik bagi warga binaan, masyarakat sebagai korban dan masyarakat luas pada umunya. Penentuan rencana untuk pembinaan narapidana dipengaruhi pula oleh lingkungan internal dan lingkungan eksternal lembaga pemasyarakatan, masing-masing lingkungan dapat sebagai factor pendukung dan penghambat. Untuk itu dibutuhkan perencanaan yang komprehensif yaitu perencanaan strategis.
Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan mengetahui proses perencanaan pelaksanaan dalam rangka kegiatan pembinaan narapidana di Lapas Purwakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, pengamatan langsung dan daftar dokumen.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa proses perencanaan pelaksanaan pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Purwakarta yang dibuat dan disusun masih terkesan seadanya tanpa proses perencanaan yang seharusnya. Keterbatasan kemampuan terkait proses dan teknik-teknik perencanaan dari para pejabat struktural setingkat kepala seksi yang sekaligus pengambil keputusan dibidangnya masing-masing sebagai hambatan terbesar.
Melalui analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman), dapat diidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal. Proses lima bagian sebagai pengembangan stratetgi, dan terakhir sebagai langkah tindakan yang diambil adalah mengirimkan pejabat terkait untuk mengikuti pendidikan dan latihan manajerial perencanaan maupun teknis perencanaan, serta mengusulkan penempatan pegawai sesuai kriteria "job description?. Saran yang dapat disampaikan perlu dilakukan penataan ulang manajemen perencanaan secara terpadu dan meningkatkan pengendalian bagi pimpinan selaku penanggung jawab puncak manajemen organisasi.

The treatment planning of the prisoner is an effort that goes first before the whole action that involving the component in it that are the officer as the shepherd and the convict criminal as the object of it and all facility in it Along together with the society demand that a correctional institution must have maximal service, treatment and counseling to preserve the balance the life of the convict, the citizen as the victim and society. The determination of the planning program is depend on the external and internal environment of the correctional institution, each factor could be supporting or non supporting the planning program. To minimize the problem we must have a comprehensive planning that is a strategic planning.
That's way, the research is conducted to find the process of the realization treatment planning and the obstacle of this process.
The method that used in this research was a descriptive research with qualitative approach. The data is gathered trough the interview, direct observation, and from a list of document.
The result of the field research show that the process of the realization treatment planning program in Purwakarta correctional Institution that been made and arranged was still way beyond perfect because lack of planning process. Because the capacity limit that not capable enough to handle the job that related to the process and technical planning from the structural legal official in head section class, the problem is getting bigger and bigger. They are the biggest barrier in this program.
Trough the SWOT (strength, weakness, opportunity and threat) analyze, we can identify the internal strength and weakness and also the external opportunity and threat. These five process were part of the last development strategic, as a step to send the official to the trained and educate in matter managerial planning and technical planning, and the must be a relation between the employee posting and the job description. We advice that there must be re structuring managerial planning and leader controlling that responsible for the top management in organization.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
McLeod, John
Jakarta: Kencana, 2003
361.06 MCL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Sport psychology is not a new psychological field in Indonesia. Unfortunately there are only a few psychologists in Indonesia interested studying the subject seriously. The writer of this paper would like to share experience of working along closely with the athletes of Cilacap when they participated in Central Java Province Sports Week Event (PORPROV) in the year 2009. The writer did a series of psychological intervention program wich was started with needs analysis, capacity building, and some basic skills of mental management. These programs were held in groups and through individual counseling . The individual counseling and psychotherapy were delivered before the event and mental supports were given during the event. Based on the experience dealing with the athletes, the writer learned that : (1) techniques for self-control skills, such as positive - self-talk and positive screen were found adequate for the athletes emotion and mind management, (2) the counseling and psychotherapy programs recommended during the tournament were several single session modified techniques such as single session EMDR, single session CBT or solution focused therapy, combined with psychological stabilization practice (3) mental support would be more effective when given continuously together with physical and skill exercises which were suited to sport event typology in order to achieve maximum performance,(4) more sport psychologists were needed for a big number of athletes participated in the event."
150 PJIP 1:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyandang tuna netra adalah orang yang mengalami gangguan dan kelainan dalam indera penglihatan.Kondisi ini menjadikan penyandang tuna netra,mengalami berbagai macam masalah ,baik secara langsung maupun tidak langsung yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan pribadi dan sosial termasuk dalam karier pekerjaannya
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tritana Gondhoyoewono
"ABSTRAK
Penelitian Bimbingan dan Konseling di perguruan tinggi di Indonesia telah banyak dilakukan, tetapi penelitian tentang keefektifan pendekatan konseling, selama ini masih belum banyak dilakukan. Penelitian ini mencoba untuk meneliti efektivitas layanan konseling khususnya terhadap dua pendekatan yaitu layanan konseling dengan pendekatan sugestif dan layanan konseling dengan pendekatan persuasif.
Kelompok sampel pada penelitian ini terdiri atas 20 mahasiswa yang memperoleh layanan konseling dengan pendekatan sugestif, 20 mahasiswa yang memperoleh layanan konseling dengan pendekatan persuasif, 20 mahasiswa sebagai kelompok kontrol tidak mendapat layanan konseling.
Populasi penelitian ialah mahasiswa Akademi Akuntansi Trisakti semester 3 tahun ajaran 1990/1991 yang IPK-nya kurang dari 2,0; dan sampel ditentukan dengan randomisasi.
Ada tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Pertama: peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang mendapatkan layanan konseling dengan pendekatan sugestif secara signifikan lebih tinggi daripada peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang tidak mendapatkan layanan konseling. Kedua: peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang mendapatkan layanan konseling dengan pendekatan persuasif secara signifikan lebih tinggi daripada peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang tidak mendapatkan layanan konseling. Ketiga: peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang mendapatkan layanan konseling dengan pendekatan sugestif secara signifikan berbeda daripada peningkatan prestasi belajar mahasiswa yang mendapatkan layanan konseling dengan pendekatan persuasif.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan: a). layanan konseling dengan pendekatan sugestif dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiwa, b). layanan konseling dengan pendekatan persuasif dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, c). tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendekatan sugestif dan pendekatan persuasif dalam hubungannya dengan peningkatan prestasi belajar mahasiswa.
Tesis ini ditutup dengan saran-saran praktis bagi instansi terkait khususnya Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah III, Akademi Akuntansi Trisakti serta peneliti lain yang berminat melakukan penelitian sejenis.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Pradata I.K.
"Hubungan antara konselor dengan kliennya merupakan hakekat atau inti dari konseling im sendiri. Beragam pendekatan dalam konseling memiliki pandangan yang berbeda mengenai corak hubungan yang terbentuk antara konselor dengan kliennya. Psikoanalisis klasik misalnya menekankan hubungan yang berjarak, sementara humanistik justru mendorong hubungan yang setara dan hangat antara konselor dengan klien. Meskipun demikian, ada komponen-komponen dasar yang ada dalam semua hubungan antara konselor dengan kliennya, salah satunya adalah hubungan yang riil (real relationship). Dalam hubungan yang riil, terdapat kesejatian (genuineness) baik dari konselor maupun klien. Bagi Carl Rogers, pelopor penclekatan client-centered dalam aliran humanistik, kesejatian konselor adalah 1-condisi terpenting dari tiga kondisi yang penting dan cukup (necessary and sigjicient) untuk menumbuhkan perubahan kepribadian yang konstruktif pada diri klien. Kesejatian konselor secara umum digambarkan sebagai kemauan dan kernampuan konselor untuk menjadi dirlnya sendiri, jujur, dan terbulca terhadap kliermya selama konseling Bagi Rogers, lcesejatian secara khusus adalah kondisi kongruen antara pengalaman, kesadaran, dan komunikasi. Dalam membahas kesejatian, ada konsep lain yang erat kaitannya yaitu pengungkapan diri (MM disclosure). Pengungkapan diri konselor adalah tindakan konselor mengungkapkan infomlasi personal tentang dirinya dan respon terhadap klien yang muncul selama konseling.
Penelitian ini bermaksud mengetahui penghayatan konselor terhadap kesejatian dan pengungkapan dirinya selama konseling Penelltian ini dicoba dilakukan dalam keranglca eksistensialis-fenomenologis yang berupaya menelaah pengalaman manusiawi peneliti meminta partisipan merefleksikan pengalamannya, menuliskan pengalamannya dalam kuesioner, lalu terlibat dalam wawancara. Hasil analisis yang dibuat peneliti didiskusikan kembali dengn paxtisipan untuk mendapalkan umpan balik sebelmn dibuat kesimpulan akhir. Partisipan yang terlibat dalam penelilian ini bexjumlah empat orang, kesemuanya konselor di bidang psikologi klinis dengan rentang pengalaman antara 7 sampai 19 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kesejatian diartikau panisipan sebagai kejujuran dan kepedulian. Kesejatian ditampill-can partisipan dengan mempertimbangkan kerangka kepentingan klien dan proses konseling. Mengingat bahwa kepentingan klien dan konseling menjadi perhatian utama, maka tampil sejati tidak dilakukan begilu saja.. Kesejatian diupayakan untuk dilandasi oleh empati, ditampilkan dengan cara halus atau melalui strategi tertentu dan dengan melihal saat yang tepat. Tampil sejati temyata dihayati pula menimbulkan dilema. Di satu sisi, tampil sejati diyakini sebagai hal yang manusiawi dan penting bagi proses konseling (sebagaimana diajarkan oleh pendekatan humanislik). Di sisi lain, tampil sejati ternyata dipandang dapat bemkibat dua hal negatif, yaitu (a) mengganggu citra yang melekat pada diri konselor dan (b) mengganggu proses konseling. Meskipun tidak mudah untuk diretfleksikan., tampil sejati memberi dampak positif dan negatif. Secara khusus, kesejatian tidak mudah ditampilkan dalam kasus kekerasan. Kesejatian juga dihayati seorang partisipan sebagai hal yang tldak mudah ditampill-can di awal karir. Keempat partisipan berpendapat bahwa pengungkapan diri (dala menceritakan informasi personal) dilakukan secara terbatas dan berhati-hati hanya kepada klien yang dapat dipercaya- Pengungkapan diri hanya dilalcukan untuk memberi penguatan kepada klien bahwa ia tidak seorang diri dalam menghadapi masalah. Untuk penelitian selanjutnya disarankan melihat pula penghayatan klien tentang kesejatian konselor Serta bagaimana kesejatian dan pengungkapan diri ditampillcan secara aktual selama konseling. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesejatian konselor dalam konseling juga menarik untuk diteliti lebih lanjut, seperti jenis kasus yang dihadapi konselor, pengaruh kepribadian konselor, latar belakang pendekatan teoretik yang dianut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Faiha
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeyen
"ABSTRAK
Terciptanya keamanan dan ketertiban dalam lingkungan RUTAN Klas I Jakarta Pusat adalah harmonisasi hubungan sosial, merupakan impian bagi setiap penghuni dan petugas yang ada didalamnya. Namun, dengan meningkatnya tindak pidana kejahatan ditengah masyarakat secara signifikan berpengaruh terhadap tingkat kepadatan hunian RUTAN Klas l Jakarta Pusat, dimana jumlah penghuni pertanggal 12 Maret 2007 berjumlah 3353 orang, dan jumlah ini melebihi kapasitas hunian sebenarnya. Disisi lain jumlah petugas hanya sebanyak 248 orang, sehingga terdapat perbandingan yang kurang berimbang antara penghuni dan petugas. Kepadatan hunian RUTAN Klas 1 Jakarta Pusat yang diperburuk oleh beranekaragam permasalahan mulai dari masalah pribadi, latar belakang social, ekonomi, kesukuan, dan berbagai hal lainnya dapat mengganggu proses interaksi social sehingga sangat rentan untuk sebuah kerusuhan sosial.
Kerusuhan terjadi sebagai akibat adanya pertentangan antar individu dan kelompok yang merupakan dampak dari kemajemukan latar belakang penghuni yang ingin mendapatkan pengakuan status identitas dirinya dan cenderung untuk hidup secara mengelompok. Padahal kelompok-kelompok social ini sangat rentan sehingga dapat menimbulkan suatu pertentangan social ataupun kerusuhan social yang dapat berakibat fatal bagi penghuni dan petugas. Untuk itu, dilakukan penelitian secara kualitatif agar mengetahui bagimana pembentukan kelompok itu terjadi, serta dampaknya terhadap potensi terjadinya kerusuhan khususnya di blok A 1. kemudian hasil penelitian tersebut dianalisis dengan menerapkan suatu metode konseling dalam kelompok sebagai salah satu cara guna mencegah terjadinya potensi kerusuhan.
Dari uraian tersebut, maka dirasakan RUTAN Klas I Jakarta Pusat dirasakan perlu untuk mengembangkan kegiatan pembinaan melalui implementasi metode konseling uintiik mencegah terjadinya potensi kerusuhan. Dan perlunya kerjasama dengan pihak terkait, serta peningkatan sumber daya manusia dalam pelatihan khusus mengenai metode konseling sehingga dapat mengatasi atau membantu meminimalisir terjadinya potensi kerusuhan.

ABSTRACT
Security and order in the State Detention Center House Class I, Central Jakarta which is harmonious social relationship, is the dream of each resident and security officers in it. However, the increase of crime rate in the society has significant impact to the occupancy rate in the detention center house, whereby total occupants as at March 12, 2007 are 3,353 persons, and these occupancy rates has far exceeded the normal occupancy rate. On the other hand, total security officers are only 248 persons, so there has been in equilibrium ratio between the occupants and the officers. Population density rate in the detention center house which has worsen due to various personal problems, social background, economy, race, and others factors can obstruct the social interaction process so that it is very susceptible to a social unrest.
Social unrest as a result of conflict among individual or group is the impact of the various backgrounds from the occupants who want to get personal recognition and tend to live in groups. Whereas these social groups are in suspicion of potential social conflict or social unrest which can be fatal to the occupants or officers. Therefore, a qualitative study has been conducted to identify the motif for the grouping and its determinant factors as well as its impacts to unrest. Then the results of this study will be analyzed systematically based on empirical approach and be used as guidance for implementation of a counseling method in preventing a riot.
With reference to the above key points, it is concluded that Detention Center House Class 1 Central Jakarta needs to develop counseling activities through implementation of counseling method to prevent any potential social unrest. In addition, it also need to improve the cooperation across sectors in order to develop and to improve services to all residents, because mitigation of social unrest problem can be efficient and effective if the review is conducted through multi discipline studies. Also the study regarding the causes of unrest and its various determinant aspects can be identified thoroughly, and therefore have to be supported with sufficient human resources who are more professional and trained to solve problems during crisis.
"
2007
T20836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.I. Suhartin
Jakarta: Panelrindo, 1989
658.385 SUH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>