Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195452 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ashoka Indrasari
"Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang penjualan khususnya dengan metode Direct Selling ini, dalam mewadahi kegiatan kerja dari para anggotanya senantiasa mendorong, melakukan hal tindakan-tindakan yang mengarah pada pencapaian tujuan organisasi) perusahaan untuk dapat melangsungkan keberlangsungan hidup organisasi serta pertumbuhannya dan bila mungkin mendapatkan keuntungan profit sesuai yang diharapkan.
Semakin besar keuntungan yang diharapkan maka semakin besar penjualan yang harus dicapai. Bila jumlah anggota organisasi perusahaan semakin banyak seyogyanya jumlah hasil penjualan pun meningkat.
Anggota organisasi adalah pekerja mandiri atau wirausaha karena bekerja dan bertindak atas kehendak serta kemampuan dirinya sendiri untuk mendapatkan hasil sesuai sebatas kemampuannya tersebut.
Kegiatan/ aktivitas penjualan dimulai dengan adanya usaha upaya individu si pelaku penjualan itu sendiri, karena seberapa besar hasil yang didapatnya tergantung dari seberapa besar upaya usahanya.
Motivasi adalah salah satu variabel faktor yang dapat mempengaruhi dan mendorong upaya orang untuk melakukan aktivitas kegiatannya.
Pada penelitian ini di asumsikan bahwa motivasi kerja si pelaku penjual (disebut wirausaha) juga dipengaruhi oleh kondisi iklim komunikasi organisasi perusahaan tempat ia bekerja. Pengukuran iklim komunikasi dilakukan atas persepsi wirausaha terhadap dimensi iklim komunikasi yang didasarkan penelitian Redding (72) dengan indikator melalui ke lima faktor-faktornya di dalam perusahaan tempatnya bergabung bekerja.
Secara khusus studi dilakukan pada salah satu perusahaan sebagai obyek penelitian yang berlokasi di Jakarta. Analisis data diperoleh dari hasil jawaban angket kuisioner kepada responden terpilih dengan cara tak acak (non probabilitas sampling) dari anggota-anggota perusahaan para wirausaha tersebut.
Hasil analisis data didiskripsikan atas bagian yang menjelaskan hasil jawaban angket dengan secara deskriptif dan prosentase, serta bagian yang dapat menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara iklim komunikasi sebagai variabel dependen dengan motivasi kerja sebagai variabel independen.
Secara singkat dikemukakan bahwa hasil analisis data yang diolah dengan program komputer SPSS didapat nilai dari faktor-faktor iklim komunikasi dan nilai dari faktor-faktor pengaruh motivasi kerja. Kesimpulan akhir dari hasil perhitungan dengan korelasi sederhana Pearson Product Momen ditemukan adanya hubungan yang bersifat linier positif antara kedua variabel yang diteliti."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14254
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rayhan Krisnadi
"Analisis Situasi
1. Dengan hampir 90% penduduk Indonesia beragama Islam, Indonesia memiliki potensi zakat yang sangat tinggi, yaitu 217 triliun per tahun. Dalam agama Islam hukum zakat adalah wajib, namun terdapat banyak kesalahan persepsi mengenai zakat, diantaranya adalah anggapan bahwa pemberian langsung secara indvidu dianggap lebih baik. Selain itu banyak yang belum mengenal konsep zakat mal.
2. Survey menunjukan kecenderungan perilaku derma masyarakat Indonesia tinggi, termasuk derma yang didasari agama.
3. Banyak orang yang membayar zakat melalui lembaga yang tidak berbadan hukum karena jumlah lembaga formal terbatas, lokasinya tidak diketahui, serta ketidakpercayaan terhadap lembaga formal.
4. UU no 23 tahun 2011 mengatur pengurangan beban pajak bagi mereka yang telah membayar zakat kepada lembaga formal.
5. Pengumpulan dana zakat PKPU selalu kurang dari setengah nonzakat. PKPU menargetkan peningkatan angka zakat yang signifikan.
6. Dana PKPU yang dapat digunakan untuk program komunikasi kecil karena memperhatikan aspek kehati-hatian.
Tujuan
1. Memersuasi khalayak untuk membayar zakat
2. Membangun kepercayaan khalayak terhadap PKPU
3. Mengubah perilaku khalayak agar membayar zakat melalui PKPU
Sasaran Program Komunikasi
1. Meningkatkan kesadaran khalayak untuk membayar zakat
2. Meningkatkan citra PKPU melalui coverage media
3. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap PKPU
4. Membangun hubungan kultural dengan donatur PKPU
Strategi
1. Mengundang khalayak untuk ikut serta dalam online activation,
2. Memicu khalayak untuk mengidentifikasi diri mereka kepada para Zakat Warior
3. Melakukan engagement kepada media dengan melakukan media relation
4. Memberikan experience hidup bersama mustahik kepada para muzakki
5. Pengunaan mobile apps untuk diseminasi informasi dan pertanggungjawaban kegiatan PKPU serta untuk memudahkan khalayak dalam membayarkan zakatnya.
Khalayak Sasaran
Khayalak sasaran dalam kampanye ini berjenis kelamin pria dan wanita dengan usia 25-60 tahun dan beragama Islam.
Pesan Kunci
1. PKPU melaksanakan kampanye Indonesia berzakat untuk mengajak setiap Muslim di Indonesia yang mampu agar membayarkan zakatnya.
2. Zakat sebaiknya dibayarkan melalui lembaga resmi agar lebih akuntabel dan transparan, serta dapat mengurangi beban pajak.
3. PKPU sebagai LAZ yang independen memberikan kemudahan kepada muzakki untuk membayar zakat.
4. Membayar zakat bukan hanya tentang mengeluarkan uang untuk pihak yang membutuhkan, tapi juga mengenai hubungan manusia dengan Tuhannya dan pembangunan sosial.
Program
1. Amil Capacity Building
2. Optimalisasi Aktivitas Online
3. Zakat Warrior
4. Melakukan Hubungan dengan Media
5. Pemanfaatan Credible Source
6. Melihat Lebih Dekat
7. Mobile Zakat
8. Major Gift Officer
Anggaran
Rp213,975,000
Evaluasi
Evaluasi dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu:
1. Tahap input, yaitu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
2. Tahap output,yaitu hasil kegiatan
3. Tahap outcome, yaitu dampak kegiatan"
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Baiduri Kusumawati
"Pada saat karyawan mulai bekerja dalam suatu perusahaan, ada
harapan-harapan yang dibawanya untuk dapat penuhi.
fkaryawan maupun perusahaan mengharapkan terpenuhiny
Umumnya ke butuhan
ekonomis sebagai faktor utama. Sement ara da lam kadar yang sama
penting tetapi kadang terabaikan, karyawan juga membutuhkan
adanya pemenuhan psikologi s s eb agai i mbal an yang diteri manya.
Be rang kat dar i pemi.k iran t e rsebut , pe rmasa 1 a han pokok yang
akan dika ji dalam pe ne l iti an ini me nyangkut s eb erapa jauh iklim ·
komunikas i yang berkembang memi liki hubongan at au mampu
mempengar uhi motivasi ke r ja ka ryawann ya. Oipilihnya karyawan
Divisi Produksi dalam pene l it i a n i ni karena jumlahnya yang
mayoritas dalam perusahaan dan perannya sebagai moto r yang
menggerakkan proses produksi, bagian terpenting dari aktivitas
oerusahaan manufaktur, seperti PT. Sony Electron.ics Indonesia.
Untuk kebutuhan tersebut penulis mewawancarai 127 responden
sebagai sampel dengan alat bantu kuesioner. Penarikan sampel d it ent u k an secara senga j a (purposive. samp 1 i ng) yang · t erma·suk
dalam teknik non probabilita. Sehingga hasil yang diperoleh pun
tidak daoat . digene.ralisir dalam konteks yang luas. Tipe
oenel .itian ini adalah eksplanatif, untuk melihat hubungan . atau
oengaruh variabel independen (iklim komunikasi dan faktor nonkomunikasi)
dengan variabel dependen (motivasi kerja). Analisis
data kemudian dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik
chi-sauare (X2 ) yang telah ditetapkan pada level p < 0.05. Untuk
menguji kekuatan hubungannya digunakan perhitungan d sommer's.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ·signiflkansi perbedaan dan
korelasi kuat ter hadap otivas i . kerj a karyawan secara kese luruhan
berasal dari ik lim komuni kasi .. Namun seca r a pars i al , aspe k-aspek
vang terc aku p dalam iklim komun i kas i tida s elal u memberikan
signifikansi dan kore l asi kuat terhadap setiap indikato r motivasi
~~e r j a, kecua 1 i t erhadap 1 oya 1 i t as, absens i dan kepuasan pada
oekerjaan . Diket ahui pula bah a f a kt or non komuni kasi turut
mempengar uh i motivasi ke rja karyawan. Terutama karena ga ji dan
fasilitas yang dirasakan memadai, promosi jabatan yang adi l serta
identitas dan keb i jaksanaan perusahaan.
Jadi. motivasi ker ja karya an pa a Divis~ Produksi PT . Sony
Electroni cs Indones i a dipengaruhi baik ole ik lim komunikasi
mauoun fa ktor non komunika-si. Hal ini s eja1ao dengan mode l yang
dikemukakan Herzberg bahwa kepua$an ke r ja, e bagai awal tumbuhnya
motivasi kerja, ditentukan oleh 2 fa ktor, yaitu satisfier (a1at
motivator i k 1 i m komunikasi) dan dissatisfier (faktor
oemeliharaan non komunikasi"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S4030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dizie Rahmawati
"PT Satira Tumbuh Berkembang (STB) mempakan sebuah industri mainan anak-anak yang terbuat dan kayu yang berlokasi di Pamng, Bogor-Jawa Barat. Sampai saat ini PT STB melakukan pemasaran pnoduknya ke Iuar negeci atau ekspor, karena 'share holder' kepemilikan perusahaan itu adalah perusahaan. Pada saat ini, mereka merencanakan untuk memperluas iaringan pemasaran mereka ke negara-negafa tertentu terasuk pasar lokal. Dengan tujuan yang demikian itu, maka STB harus memperbaiki kinerja yang sudah ada dan meningkatkannya.
Namun pada kenyataannya tidak demikian. Penyebab utamanya adalah sumber daya manusianya. Dengan lidak adanya kesetarasan antara kinezja dengan motivasi, dapat diasumsikan bahwa motivasi karyawan petaksana STB saat ini masih tergotong biasa saja oenderung Iemah namun dikatangan manajemen memiliki keyakinan bahwa hal ini dapat diperbaiki bahkan dilingkatkan. Untuk itu tuiuan utama penulisan thesis ini adalah untuk melihat hubungan antara kebutuhan atau kepentingan perusahaan dengan karyawan dalam meningkatkan produklivitas dan pfoduksi.
Dalam penulisan thesis ini dtpergunakan metode kualitatif dengan melakukan wawarncara mendalam untuk pengambilan data pada narasumber. Pada awal pengambilan tema thesis ini, penulis merencanakan untuk mempergunakan metode gabungan antara kualitatif dengan kuntitatif dengan mempergunakan kuestioner dan sebagai alat. Ternyata diawal penyebaran kuestioner tezsebut, texjadi berbagai macam hambatan yang berasat dan nara sumber itu sendiri Hal ini terkail dengan latar belakang pendidikan narasumber yang mengakibalkan lidak mampunya mereka dalam menterjemahkan isi pertanyaan di dalam kuestioner.
Pada akhirnya, berdasarkan hasil penelitian, penulis melihat bahwa tidak terhadi hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan peningkatan molivasi pekerja pelaksana (operator) STB. Karena dengan suasana keterbukaan dan kebebasan yang ada lidak menjadikan mereka menjadi lermotivasi untuk meningkatkan kinerja mereka. Mereka hanya membuluhkan penghargaan yang lebih khusus lagi pada peningkatan pendapatan. Walaupun dalam hal ini peran alasan menjadi sangat penling.
Untuk ilu disarankan agar perusahaan memberikan: 1. Penghargaan balk bempa material alaupun moril dan mengilangkan hukuman alau punishment. Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan program insentif yang mendorong operator untuk maju, kompensasi bonus dan pembagian keunlungan, 2. Melakukan pendekalan-pendekatan atau persuasi baik secara personal atau keseluruhan kepada mereka dengan mengadakan pendekalan personal atau acara-acara yang melibalkan mereka, misalnya dengan keglatan sosial 3. Menciplakan lingkungan kerja yang menyenangkan, 4. Melakukan visi dan konseling secara berkala, 5. Promosi ke posisi dan pekerjaan yang lebih baik bagi mereka yang berpreslasi"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T6511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purbaya Gandawidjaja
"ABSTRAK
Studi tentang Suatu masalah Manajemen Sumber Daya Manusia ini membahas
tentang teknik-teknik komunikasi oleh atasan dengan tujuan untuk menaikkan
motivasi intrinsik para karyawan.
Komunikasi yang terjadi antara seorang atasan dan karyawannya seringkali
berakhir dengan penurunan motivasi dan kinerja karyawan. Hal ini dapat terjadi
karena perbedaan arti pesan yang sebenarnya ingin disampaikan atasan dengan
arti pesan yang diterima oleh karyawan. Salah satu penyebab lain yang juga
berdampak negatif antara lain adalah tingkat penerimaan yang berbeda dari
masing-masing karyawan.
Tanda-tanda penurunan motivasi intrinsik ini juga terlihat pada PT. Emas
Hitam, suatu perusahaan kontraktor bagi-hasil yang melatar-belakangi studi
masalah ini. Di perusahaan ini, pada dasarnya komunikasi sudah berjalan dengan
cukup balk dan lancar, tetapi masih banyak terjadi ketegangan-ketegangan yang
diakibatkan oleh penggunaan teknik-teknik komunikasi yang kurang tepat oleh
atasan kepada karyawan.
Suatu analisa yang didasarkan pada motivasi karyawan, teknik komunikasi, dan
sikap-sikap karyawan pada umumnya, telah memberikan suatu alternatif teknik
komunikasi bagi setiap sikap karyawan. Analisa ini berkesimpulan bahwa pada
dasarnya sikap para karyawan, seperti juga sikap para atasan, dapat
dikelompokkan dalam empat kelompok model kwadran sesuai dengan ciri-ciri sikap
dasarnya. Dari segi inltrínsiknya, setiap model kwadran sikap ini mempunyal suatu
kebutuhan yang menonjol, diatas kebutuhan-kebutuhan yang lain. Kwadran 1
dengan ciri sikapnya ?Dominansi - Rasa Permusuhan? menonjolkan kebutuhan
intrinsik akan ?Harga Diri?, Sedangkan, Kwadran 2 dengan sikap ?Ketundukan - Rasa
permusuhan? lebih membutuhkan ?Rasa Aman?. Demikian juga dengan karyawan
di kelompok Kwadran 3 akan menonjolkan kebutuhan akan pengakuan rasa ?Sosial?
berdasarkan sikap kwadrannya ?Ketundukan - Rasa Penghargaan?. Karyawan pada
Kwadran 4 yang Iebih berciri sikap ?Dominansi - Rasa Penghargaan? akan lebih
mementingkan pengakuan ?Perwujudan Diri?nya.
Dengan dilakukannya pengenalan sikap karyawan, pemilihan teknik-teknik
komunikasi dan pendekatan yang sesuai untuk setiap model sikap karyawan dapat
diterapkan oleh seorang atasan.
Teknik-teknik komunikasi dan pengenalan sikap-sikap dasar karyawan ini
diharapkan, dapat memberikan suatu pendekatan yang Iebih baik, meskipun belum
dapat dikatakan sebagai suatu cara yang terbaik.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Eko Wicaksono
"ABSTRAK
Kompetensi komunikasi antarbudaya diartikan sebagai suatu kesan bahwa
perilaku dalam suatu interaksi itu efektif dan layak dalam konteks yang ada. Suatu
interaksi dikatakan efektif dan layak selama tujuan atau hasil yang diharapkan dapat
terpenuhi dengan pengorbanan yang relatif rendah dan dilakukan dengan cara-cara
yang selaras dengan nilai, norma, dan ekspektasi dari suatu hubungan. Kompetensi
komunikasi antarbudaya relevan untuk dibicarakan, terutama bagi pemeriksa BPK,
karena mereka sering berinteraksi dengan terperiksa yang memiliki latar belakang
budaya yang berbeda dengan dirinya. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
gambaran mengenai bagaimana kompetensi komunikasi antarbudaya yang dimiliki
oleh pemeriksa BPK, khususnya mereka yang bertugas di Kantor Perwakilan BPK
Provinsi Jawa Timur, ketika melakukan interaksi dan komunikasi dengan terperiksa
yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sampang pada kegiatan pemeriksaan
terinci atas LKPD TA 2015.
Menggunakan strategi studi kasus dan pendekatan kualitatif dengan paradigma
interpretif, penelitian ini meminjam teori atau model kompetensi komunikasi
antarbudaya Brian H. Spitzberg untuk memperoleh pemahaman tentang tema yang
dikaji. Penelitian ini menemukan bahwa, dalam konteks kegiatan pemeriksaan
sebagai tempat kerja atau workplace, pemeriksa BPK telah memiliki motivasi,
pengetahuan dan keterampilan yang efektif dan layak. Kesimpulan ini diperkuat oleh
penilaian terperiksa yang menganggap interaksinya dengan pemeriksa BPK selama
ini telah berjalan dengan layak sehingga hubungan diantara keduanya pun, baik
sebelum ataupun setelah interaksi terjadi, selalu berjalan dengan baik

ABSTRACT
Intercultural communication competence is considered broadly as an
impression that behavior is appropriate and effective in a given context. An
interaction considered to be effective and appropriate as long as the valued goal or
rewards can be accomplished at the minimum costs or alternatives and doing so in an
appropriate manner, based on values, norms, and expectations of a relationship. An
intercultural communication competence is a competence that has relevancy with the
nature of the job of the BPK auditors because they usually interact with an auditee
that culturally has a different background with them. This research is expected to
give a broad picture about how the intercultural communication competence of the
BPK auditors, especially the ones who work in The East Java Representative Office
of BPK, when they are interacting and communicating with the auditee in Sampang
regency, as part of audit work on a local government financial statement of fiscal
year 2015.
Using a case study as a research strategy and a qualitative approach with an
interpretive paradigm, this research elaborate the theme of the study using the Brian
H. Spitzberg?s Model of Intercultural Competence to get an understanding about it.
Later, this research found that, in a given context, the auditors of BPK already have
an effective and appropriate motivation, knowledge, and skills. This conclusion is
being strengthened with the auditee judgmenet that considered his relationship with
the BPK auditors, before or after the interaction took place, has always been good."
2016
T45627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Uji Hartono
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan kerja terhadap kinerja pendamping sosial pengarüh motivasi kerja terhadap kinerja pendamping sosial PKH, pengaruh antara kemampuan kerja dan motivasi cara bersama-sama terhadap kinerja pendamping sosial PKH. Subyek yang diteliti 39 orang, teknik pengumpulan menggunakan angket, wawancara, telaah dokumen. Analisis data menggunakan teknik regresi program statistik SPSS. analisis menunjukkan bahwa pengaruh kemampuan kerja (X1) terhadap kinerja (Y) dengan koefisien regresi sebesar rengarüh motivasi kerja (X2) terhadap kinerja (Y) dengan koefisien regresi sebesar 0,557. Pengaruh secara bersama-sama kemampuan kerja dan motivasi kerja (X1 dan X2) terhadap kinerja (Y) dengan koefisien determinasi (R3) sebesar persen. Berdasarkan hasil analisis terhadap hipotesis pertama bahwa kemampuan kerja (XI) mempunyai pengaruh terhadap kinerja (Y), sehingga hipotesis pertama diterima. Hasil analisis terhadap hipotesis kedua bahwa motivasi X2) mempunyai pengaruh signifikan), sehingga hipotesis kedua diterima. Hasil analisis terhadap hipotesis ketiga kemampuan kerja (X1) dan motivasi kerja (X2) mempunyai pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap (Y), sehingga hipotesis ketiga diterima. Rekomendasi, hendaknya dapat lebih meningkatkan kemampuan dan kerja pendamping sosial PKH melalui pelatihan dan bimbingan teknis, sehingga kinerjanya meningkat secara bertahap."
Yogyakarta: B2P3KS, 2017
300 JPKS 16:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raju Tanzil Aprizan
"Skripsi ini membahas Peranan Pekerja Sosial dalam proses Rehabilitasi Sosial bagi Anak yang Berhadapan dengan Hukum. Namun dalam melaksanakannya tugasnya masih banyak hambatan yang dihadapi baik oleh Pekerja Sosial. Skripsi ini mengambil lokasi penelitian di Panti Sosial Parmadi Putra Handayani Bambu Apus Jakarta Timur dan Panti Sosial Marsudi Putra Galih Pakuan Ciseeng Bogor sebagai perbandingan. Permasalahannya bagaimana Pekerja Sosial menjalankan fungsinya dalam Sistem Peradilan Pidana Anak, bagaimana hubungan antara Pekerja Sosial dengan Balai Pemasyarakatan dan apa saja hambatan yang dihadapi Pekerja Sosial dalam menjalankan tugasnya untuk memberikan Perlindungan melalui Rehabilitasi Sosial. Penulis menggunakan metode penelitian yuridis empiris, dengan menggunakan data sekunder.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam proses Peradilan Pidana Anak Pekerja Sosial tidak hanya bertugas untuk membina dalam Rehabilitasi Sosial tetapi juga mempunyai tugas dan fungsi lain. Penulis juga mendapat kesimpulan bahwa Dilihat dari hubungan kerjasama terutama dengan pihak Balai Pemasyarakatan belum terlihat adanya kerjasama yang baik, karena dalam banyak kasus Pekerja Sosial selalu dilibatkan setelah proses peradilan selesai. Selain itu dalam menjalankan tugasnya untuk membina dan menangani anak yang berkonflik dengan hukum masih banyak kendala yang dihadapi oleh Pekerja Sosial.

This thesis discusses the Role of Social Workers in the Social Rehabilitation of Children in Conflict with the Law. But in doing its job still many obstacles faced by Social Workers. This thesis research took place at the Social Institution Parmadi Putra Handayani Bambu Apus, East Jakarta and Social Institutions Marsudi Putra Galih Pakuan Ciseeng Bogor as a comparison. The problem is how Social Workers function in the Children Criminal Justice System, how the relationship between the Social Worker with the Correctional Center and what are the barriers faced by Social Workers in their duty to provide protection through Social Rehabilitation. The author uses empirical legal research methods, using secondary data.
The study concluded that in the process of Children's criminal justice Social Workers not only served to foster the Social Rehabilitation but also has other duties and functions. The author also gets the conclusion that the terms of cooperation, especially with the Correctional Centres have not seen a good cooperation, because in many cases Social Workers are always involved after the judicial process is completed. In addition, in carrying out their duties to develop and handle children in conflict with the law are still many obstacles faced by Social Workers.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S46759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernie Puteri Kalista Haryono
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada bagaimana rasa bosan yang ditimbulkan oleh
repetitive task) yang rutin dan sederhana dapat dipengaruhi oleh adanya fiekuensi
dan kebebasan untuk berkomunikasi dengan sesama tenaga keqia. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari hekuensi berkomunikasi dan
kebebasan berkomunikasi terhadap rasa bosan yang ditimbulkan oleh pekexjaan
berulang. Latar belakang penelitian adalah adanya fakta mengenai pemberlakuan
larangan berbicara pada tenaga kcqia bagian produksi di berapa pabxik garmenr
daerah Cimahi, Jawa Barat, dengan alasan dapat menghambat produktititas, yang
dianggap telah menyalahi peraturan pemerintah terlebih lagi mengganggu
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Peneliiian dilakukan di pabrik garment Pt. Trijaya Utama, yang tidak
memiliki larangan berbicara, namun memiliki angka produktititas yang tetap
tinggi. Responden penelitian adalah 130 tcnaga kerja bagian penjahitan pola.
I-Iasil analisa regresi menunjukkan bahwa fiekuensi dan kebebasan berkomunikasi
mempengaruhi rasa bosan sebesar I4,8%, dengan sumbangan iiekuensi yang tidak
signiiikan. Secara mandiri frekuensi berkomunikasi mempengaruhi rasa bosan
secara signiiikan sebesar 7,2%. Terakhir kebebasan berkomunikasi mempengaruhi
rasa bosan secara negatif scbanyak l2,4%, maka rasa bosan dapat dikurangi
dengan adanya kebebasan berkomunikasi.
Saran untuk penelitian Iebih lanjut antara lain untuk mengambil responden
pada bagian produksi dcngan tugas yang berbeda, untuk mcngadakan penelitian
eksperimental pada dua kondisi yang berbeda, yaitu boleh berbicara dan tidak
boleh berbicara, untuk membandingkan produktifitas, dan responden dcngan latar
bclakzmg pendidikan yang lebih tinggi dari responden pada penelitian ini.

ABSTRACT
This study focus on how boredom in repetitive task is affected by the intensity and
freedom in communication. The aim of this study is to see how frequency and
freedom of communication affecting boredom caused by repetitive task. Problem
of thc study came from findings regarding communication restriction in the
assembly line, which is against the government regulation and disturbing the
effort of fulfilling ones needs.
This study was done in PT. Trijaya Utama, a garment company that
doesn?t have communication restriction. Subject of study are 130 workers with
task of sewing long and straight lines.
Multiple regression shows that frequencies and freedom of communication
has an affection towards boredom as much as l4.8%. Frequencies alone affecting
boredom in repetitive work as much as 7.2%. Freedom of communication is
affecting boredom negatively as much as l2.4%.
Based on the results of this study, few suggestions for next study are made
such as subject with different type of task, experimental study in comparing
productivity involving communication, and subject with higher education level.

"
2007
T34107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>