Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6673 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sianipar, Hotman
"ABSTRAK
Balok pratekan parsial merupakan balok pratekan yang mengandung baja prategang di antara nol dan seratus persen. Dan dalam kenyataannya balok ini yang sering kita temui dibandingkan balok pratekan penuh Karena itu adalah sangat perlu kita mengenalinya lebih teliti. Salah satu objek yang sering dijadikan sebagai bahan meneliti perilaku beton pratekan parsial adalah hubungan momen dengan kelengkungan.
Dalam penelitian ini dibahas suatu metoda analisa untuk mendapatkan kurva momen-kelengkungan dari suatu penampang balok dengan memasukkan sifat-sifat bahan ke dalam program yang dikembangkan dan dengan memakai distribusi regangan yang non-liner maka momen dan kelengkungan yang terjadi pada suatu keadaan dapat dihitung. Perhitungan didasarkan pada azas kesesuaian regangan.
Dengan program MOMPHI yang dikembangkan dalam penelitian ini, dapat dievaluasi pengaruh dari rasio pratekan parsial PPR (Partial Prestress Ratio) dan pengaruh dari baja tulangan non-prategang tekan terhadap daktilitas suatu balok pratekan. "
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Ashari
"Pada saat ini, desain dengan teori kekuatan batas dan juga teori elastis digunakan pada beton pratekan, sebagian besar para perancang masih tetap memakai teori elastis. Sangat sulit untuk menyatakan preferensi satu dari yang lainnya. Masing-masing mempunyai keuntungan dan kekurangannya. Tefapi, metode apa pun yang dipakai untuk desain, yang lain hams dipakai untuk pemeriksaan kembali. Sebagai contoh, pada waktu teori elastis dipakai dalam desain, adalah umum untuk mengecek kekuatan-batas peoampang untuk mengeatahui apakah ada kekuatan cadangan yang cukup untuk memikul beban-berlebih (overload). Pada waktu teori kekuatan-batas yang dipakai, teori elastis dipakai untuk mengetahui apakah penampang ditegangkan berlebihan pada kondisi beban tertentu dan apakah lendutannya berlebihan- Penegangan-berlebih (overstressing) tidak disukai karena dapat menimbulkan rctak dan rangkak dan pengaruh kelelahan. Jika kita berhubungan dengan tipe dan perbandmgan yang baru, mungkin desain elastis saja tidak menghasilkan stmktur yang aman pada penibebanan-berlebih, sementara itu desain dengan kekuatan-batas dengan gendirinya mungkin saja tidak menjamin terhadap kelebihan tegangan yang berlebihan pada beban kerja.

At the present time, both the elastic and the ultimate designs are used for prestressed concrete, majority of designers still following the elastic theory. It is difficult to state exact preference for one or the other. Each has its advantages and shortcomings. But, whichever method is used for design, the other must often be applied for checking. For example, when the elastic theory is used in design, it is the practice to check for the ultimate strength of the section in order to find out whether it has sufficient reserve strength to carrying overloads. When the ultimate design is used, the elastic theory must be applied to determine whether the section overstressed under certain conditions of loading and whether the deflections are excessive. Overstressing is objectionable because it may result in undesirable cracks, creep and fatigue effects. When we delve into near types and proportions, it is possible that elastic design alone might not yield a sufficiently safe structure under overloads, while the ultimate design by it self might give no guarantee against excessive overstress under working conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Hartono
"ABSTRAK
Tangki silinder beton prategang merupakan pilihan yang terbaik dalam desain tangki saat ini. Tekanan hidrostatis mengakibatkan terjadinya beban aksisimetris pada dinding sehingga desain klasik memerlukan analisis dengan teori cangkang silindris. Dari hasil penelitian dengan memperhitungkan tekanan hidrodinamik terhadap rasio tinggi dengan diameter tangki melalui permodelan dengan menggunakan SAP2000 disimpulkan bahwa rasio 1 : 4 merupakan rasio yang paling ekonomis. Hubungan dinding dan dasar dinding yang dapat bergerak bebas (free sliding) juga menunjukkan perilaku yang paling optimal dibandingkan perletakan lainnya untuk dimensi tangki yang besar. Disamping itu, penggunaan prategang arah melingkar dan vertikal memperkecil kemungkinan terjadinya retak akibat tegangan tarik saat tangki penuh maupun kosong.

ABSTRACT
Cylindrical Prestressed Concrete is the best choice of tank design these days. Hydrostatic pressure implies on axissymetrical loading on the tank wall that cylindrical shell analysis should be done for classical design. Considering the hydrodynamic pressure and using SAP2000, this research concludes that the most economical ratio height-diameter of tank is 1 : 4. Free sliding wall base also shows the most optimum behaviour among other base supports on large dimension. At the other side, circular and vertical prestressing decreases the probability of crack due to tension stress when the tank in full or empty condition.;Cylindrical Prestressed Concrete is the best choice of tank design these days. Hydrostatic pressure implies on axissymetrical loading on the tank wall that cylindrical shell analysis should be done for classical design. Considering the hydrodynamic pressure and using SAP2000, this research concludes that the most economical ratio height-diameter of tank is 1 : 4. Free sliding wall base also shows the most optimum behaviour among other base supports on large dimension. At the other side, circular and vertical prestressing decreases the probability of crack due to tension stress when the tank in full or empty condition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S842
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raju, N. Krishna
Jakarta: Erlangga, 1981
624.183 RAJ pt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Theodosius, compiler
Jakarta: Delta Group, 1990
693.5 The d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Budiadi
Yogyakarta: Andi, 2008
624.183 4 AND d (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rosi Nursani
"Sambungan kunci geser merupakan bagian yang sangat penting pada jembatan pracetak segmental karena berfungsi mendistribusikan gaya geser dari satu segmen ke segmen lainnya dan menyatukan antar segmen pracetak sehingga menjadi satu kesatuan struktur yang utuh. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat eksperimental dan numerik terhadap sambungan kunci geser tanpa perekat. Kunci geser yang digunakan merupakan kunci geser dari material ferro cast ductile dengan tipe male-female shear key. Selain dilakukan secara eksperimental, penelitian ini juga dilakukan dengan simulasi numerik dengan program ANSYS dengan analisis non linear sebagai perbandingan dari hasil penelitian eksperimental.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan sambungan kunci geser dari material ferro cast ductile dengan menerapkan variasi besar gaya pratekan yang diberikan. Hasil penelitian menujukan bahwa semakin besar gaya pratekan yang diberikan maka semakin besar pula nilai tegangan geser maksimum sambungan kunci geser ferro cast ductile karena gaya pratekan yang semakin besar menghasilkan gaya friksi yang semakin besar pula. Akan tetapi, pada variasi gaya pratekan yang besar untuk sambungan kunci geser ferro cast ductile dapat menyebabkan kegagalan pertama terjadi bukan pada beton melainkan pada male shear key karena ferro cast ductile merupakan material yang relatif getas. Hal ini sesuai dengan hukum konstitutif ferro cast ductile dimana ferro cast ductile lebih kuat terhadap tekan dari pada tarik. Selain itu, Analisis eksperimental dan analisis numerik memberikan hasil nilai tegangan geser maksimum yang tidak jauh berbeda. Grafik hubungan tegangan geser dan perpindahan vertikal pada hasil eksperimen dan analisis numerik memiliki pola yang hampir sama.

Shear key connection is a very important part of the precast segmental bridge because has the function to distribute shear force from one segment to another segment and to connect the precast segments of concrete become a complete structure of bridge. This study is experimental and numerical research which discusses about the shear key connection without epoxy. The material of shear key is ferro cast ductile and the type of shear key is male female shear key. This study also implemented by numerical simulation using ANSYS program with non linear analysis.
The purpose of this study is to know the strength of ferro cast ductile shear key connection by applying variation of prestressing. The results of this study show that the highest maximum shear stress of ferro cast ductile shear key connection is resulted by the shear key connection which has the biggest prestressing because the bigger prestressing produces the bigger friction force. However, the larger prestressing for ferro cast ductile shear key connection can cause the first failure is occurred in the male shear key because ferro cast ductile is a brittle material. It is based on the constitutive law of ferro cast ductile which have better behavior in compressive constitutive law than tensile constitutive law. The experimental analysis and numerical analysis produce the maximum shear stress which have similar value. The graph of shear stress and vertical displacement which are resulted by experiment and numerical analysis have similar plot.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47473
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasin Wijaya
"Perancangan balok prategang sebagian yang terkena beban semi siklik berdasarkan atas faktor kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Daktilitas memberikan struktur yang berdeformasi cukup besar sebelum keruntuhan dibandingkan dengan struktur yang brittle. Kekakuan bergantung pada penampang dari struktur. partially prestress ratio (PPR) berpengaruh kepada kekuatan dan daktilitas dari struktur. SNI dan ACI menetapkan tulangan yang diberikan pada balok prategang sebagian adalah tulangan lemah. Hal ini untuk menjamin tidak terjadinya kegagalan yang tiba- tiba.
Evaluasi dilakukan mengunakan program PCF3-D yang mengunakan metode elemen hingga dalam analisi. Variasi yang dilakukan adalah nilai PPR, tingkat prategang, perubahan penampang, letak beban, variasi penampang dengan mengunakan beban statik (monotomik) serta beban semi siklik. Beban semi siklik yang diberikan bergantung pada beban ultimate tiap model balok pada saat menerima beban statik.
Hasil yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balok prategang sebagian memiliki lendutan ultimate yang lebih besar tetapi momen ultimate dan momen retak lebih kecil disertai dengan retak yang lebih dini. PPR dapat dibandingkan dengan mempertimbangkan besarnya momen nominal penampang atau momen nominal prategang, dimana PPR yang lebih kecil didapatkan momen retak dan momen ultimate yang lebih besar dengan lendutan ultimate dan lendutan retak yang lebih kecil.

Design of partially prestress beam under semi-cyclic loading depend on strength, stiffness and ductility. Ductile structure can be deformed greater then brittle structure before failure. Stiffness depend on section properties of the structure. Partially prestress ratio (PPR) affecting the strenght and ductility of the structure. SNI dan ACI enact that partially prestress beam only can have the low reinforcing, this ensure that there is no suddenly failure.
The evaluation is performed by PCF3-D program using finite elemen method for analysis. Variations in this experiment are PPR value, value of prestressing degree, change of cross section, point where structure carry out the load, static and semi cyclic. The character of semi cyclic load depend on ultimate load of each model when static load is performed using displacement control.
Results of this experiment shows that partially prestress beam have more ultimate displacement but smaller ultimate moment and cracking moment with initial cracking. PPR can be compared by considering the nominal momen of section or nominal momen of prestress, with smaller PPR we get smaller momen of cracking, ultimate displacement, cracking displacement, but higher of ultimate momen.
"
2008
R.01.08.33 Wij s
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yasin Wijaya
"Perancangan balok prategang sebagian yang terkena beban semi siklik berdasarkan atas faktor kekuatan, kekakuan dan daktilitas. Daktilitas memberikan struktur yang berdeformasi cukup besar sebelum keruntuhan dibandingkan dengan struktur yang brittle. Kekakuan bergantung pada penampang dari struktur. partially prestress ratio (PPR) berpengaruh kepada kekuatan dan daktilitas dari struktur. SNI dan ACI menetapkan tulangan yang diberikan pada balok prategang sebagian adalah tulangan lemah. Hal ini untuk menjamin tidak terjadinya kegagalan yang tiba- tiba. Evaluasi dilakukan mengunakan program PCF3-D yang mengunakan metode elemen hingga dalam analisi. Variasi yang dilakukan adalah nilai PPR, tingkat prategang, perubahan penampang, letak beban, variasi penampang dengan mengunakan beban statik (monotomik) serta beban semi siklik. Beban semi siklik yang diberikan bergantung pada beban ultimate tiap model balok pada saat menerima beban statik. Hasil yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balok prategang sebagian memiliki lendutan ultimate yang lebih besar tetapi momen ultimate dan momen retak lebih kecil disertai dengan retak yang lebih dini. PPR dapat dibandingkan dengan mempertimbangkan besarnya momen nominal penampang atau momen nominal prategang, dimana PPR yang lebih kecil didapatkan momen retak dan momen ultimate yang lebih besar dengan lendutan ultimate dan lendutan retak yang lebih kecil.

Design of partially prestress beam under semi-cyclic loading depend on strength, stiffness and ductility. Ductile structure can be deformed greater then brittle structure before failure. Stiffness depend on section properties of the structure. Partially prestress ratio (PPR) affecting the strenght and ductility of the structure. SNI dan ACI enact that partially prestress beam only can have the low reinforcing, this ensure that there is no suddenly failure. The evaluation is performed by PCF3-D program using finite elemen method for analysis. Variations in this experiment are PPR value, value of prestressing degree, change of cross section, point where structure carry out the load, static and semi cyclic. The character of semi cyclic load depend on ultimate load of each model when static load is performed using displacement control. Results of this experiment shows that partially prestress beam have more ultimate displacement but smaller ultimate moment and cracking moment with initial cracking. PPR can be compared by considering the nominal momen of section or nominal momen of prestress, with smaller PPR we get smaller momen of cracking, ultimate displacement, cracking displacement, but higher of ultimate moment."
2008
S35332
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raju, N. Krishna
Jakarta: Erlangga, 1993
624.1834 RAJ pt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>