Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95491 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dedy Tri Hudaya
"Hanya memperhatikan keberadaan pelanggan sebagai end user tetapi ada satu pihak yang ikut berperan aktif dalam memasarkan kartu prabayar yaitu front liner. Front liner yang bekerj a di outlet-outlet menjual berbagai macam kartu sim card dan voucer isi ulang dengan harga yang beragam. Keadaan mulai berbalik arah dimana para frontliner mendapatkan prioritas untuk diberikan program-program yang menarik sehingga berpartisipasi pada kesempatan tersebut. Salah satu program yang dijalankan IM3 yaitu menjadikan front liner bergabung ke dalam Smart Crew dengan reward berupa insentif Rp 5000.
Program yang dibuat sesuai dengan tujuannya yaitu menjalin kerja sama jangka panjang, mempererat hubungan kedua belah pihak dan mempercepat aktifasi kartu perdana IM3. Program yang diselenggarakan diharapkan dapat memacu para frontliner menjual lebih banyak dan berpartisipasi kepada program yang diselenggarakan. IM3 melihat front liner sebagai aset yang bermanfaat untuk kelangsungan jangka panjang. Penanganan ini akan terbantu dengan CRM (Customer Relationship Management) dimana anggota Smart Crew dapat dilayani dengan cara yang efektif.
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan program Smart Crew dengan insentif Rp 5000 dapat meningkatkan penjualan kartu IM3 Smart. Pemberlakuan CRM diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada anggota Smart Crew sehingga mereka berpatisipasi kepada program tersebut. Dipilihnya penelitian deskriptif karena peneliti ingin mendapatkan gambaran dengan jelas dan memaparkan apa yang terjadi sebenamya dilapangan. Selain ilu penelitian deskripsi dapat melukisikan secara sistematis atau karateristik suatu pemasalahan tertentu.
Hasil temuan dilapangan menunjukan bahwa anggota Smart Crew sering mengalami kegagalam dalam sms. Kegagalan yang terus menerus menyebabkan partisipasi mereka sangat kurang sehingga tingkat aktifasi perdana menjadi ikut berkurang juga. Selain itu, anggola Smart Crew pada saat mcngecek claim point yang dikumpul ternyata berbada dengan yang tercatat pada sistem komputer. Disisi lain, pengaduan-pengaduan dari anggota Smart Crew harus dilayani dan berjalan dengan sistem CRM. Secara keseluruhan IM3 masih perlu menambahkan dan menyempurnakan program Smart Crew khususnya yang berkaitan dengan sistem, sumber daya manusia dan administrasi. Utamanya komitmen yang kuat dari semua pihak yang terkait.

In the future, all cellular operator not only give attention for end user but the other side is frontlines of hand phone because they are active marketing IM3 Sims card Prepaid. Frontlines who is work in outlet sales a few gsm prepaid and refill voucher with different price. Now condition is change which are frontlines have priority and IM3 give frontlines many program with interesting prize so they can participation in this program. The one of the program IM3 offer to frontlines is joint in Smart Crew and they get reward incentive Rp 5000 each active IM3 prepaid.
The program create its similar with IM3 objective that is make relationship for long term goal, serious relationship each other and make fast activation for prepaid IM3. Program create by 1M3 it hope stimulate front liner to sales much more and active for these program. 1M3 look at frontline as important asset for the use long term goals. The way of services it will help by CRM (Customer Relationship Management) which are Smart Crew members can feel effective service by 1M3.
Objective these research to descript Smart Crew with incentive Rp 5000 program it can increase prepaid IM3 sales. Using CRM it can give good service for Smart Crew members so that they can participation in this program. Researcher choose description research because want get describe clearly and introduce the reality. Beside that, description research can descript with systematically the one problem.
The result of research in the field showing that Smart Crew members often claim sms was failed. To failed continue it can cause Smart Crew member a minimum participation so that activation prepaid IM3 it will minimum. And then Smart Crew members when they check claim point collected but the reality not the same computer system. Beside that, the Smart Crew complain service and able with CRM system. From all, IM3 must improve and innovation Smart Crew program especially it connecting with aplication system, human resources and administration. Mainingly the good commitmen from all units by internal department.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Anggraini
"Pertumbuhan industri jasa konstruksi yang diikuti dengan pertumbuhan pangsa pasarnya telah menyebabkan berjamurnya perusahaan konstruksi di Indonesia. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang ketat, perusahaan harus memiliki strategi pemasaran. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT XYZ dan hambatan dalam penerapannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi langsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang diterapkan adalah strategi yang berbasis pada penekanan sembilan elemen hasil elaborasi service marketing mix dan competitive priorities, yaitu keunggulan mutu, keunggulan waktu, fleksibilitas pelayanan, keunggulan harga, promosi, tempat, sdm, proses, dan bukti fisik. Hambatan yang terjadi ada pada penerapan elemen keunggulan waktu dan fleksibilitas pelayanan.

The growth in the construction industry followed by the growth of its market share has led to a large number of construction companies in Indonesia. In order to survive in the fierce competition, the company must have a marketing strategy. This thesis aims to determine the marketing strategy implemented by PT XYZ and the barriers to implementation. This research used a qualitative approach. Data collection method used is in-depth interviews and direct observation.
The result showed that applied marketing strategy is a strategy that is based on emphasis of nine elements as the result of elaboration theory between service marketing mix and competitive priorities, consist of : quality excellence, time excellence, service flexibility, price advantage, promotion, place, people, process, and physical evidence. Barriers to implementation the strategy are the application of time excellence and service flexibility.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasianni Ferronika
"ABSTRAK
Dengan dikeluarkannya deregulasi pemerintah di bidang perbankan dalam
Pakto 1988, Pakjan 1990, Pakfeb 1991, maka perbankan memiliki peluang yang
lebih besar untuk meningkatkan peran penunjang kegiatan pembangunan.
Perkembangan jumlah bank membuat persaingan antara bank menjadi ketat,
sehingga setiap bank berlomba dengan berbagai macam cara untuk memenangkan
persaingan. Salah satu cara bank untuk memenangkan persaingan meraih dana
masyarakat adalah dengan menyediakan pelayanan jaringan kartu kredit, kartu
debet, kartu ATM dan lain-lain. Hal ¡ni menjadi peluang bagi tumbuhnya bisnis
perusahaan pengelola jaringan kartu pintar seperti PT. Procard International.
Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Procard International adalah bahwa
teknologi kartu pintar merupakan teknologi baru yang harus dipasarkan kepada
masyarakat. Selain itu, perkembangan bisnis pengelolaan jaringan kartu pintar
mengundang perusahaan-perusahaan lain untuk masuk ke dalam bisnis tersebut.
OIeh karena ¡tu, PT. Procard International harus mulai merencanakan strategi
pemasaran jasa jaringan produk kartu pintar yang efektíf.
Melihat peluang, ancaman yang dihadapi dan kekuatan serta kelemahan yang
dimiliki oleh PT, Procard International, maka dapat dibentuk strategi alternatif yang
dapat dilakukan oleh PT. Procard International. Faktor kunci keberhasilan (key
success factor) bagi PT. Procard International adalah jaringan merchant yang luas,
pelayanan pendukung berupa sistem prosedur yang dapat langsung diaplikasikan
terhadap bank, modal yang kuat dan informasi teknologi yang cepat. Dari strategi
alternatif yang diusulkan dan faktor kunci keberhasilan perusahaan. maka dapat
dirumuskan tujuan pemasaran dan formulasi strategi bauran pemasaran yang efektif
bagi PT Procard International.
Adapun strategi bauran pemasaran yang diusulkan bagi PT Procard
International dalam hal pemasaran jaringan kartu pintar di Indonesia adalah
memfokuskan sumberdaya dan kemampuan kepada jaringan kartu pintar yang
berfungsi sebagai kartu debet, kartu ATM, kartu tabungan dan kartu diskon
(product), menetapkan harga berdasarkan jumlah cabang bank partner (price);
meningkatkan citra dengan iklan di media cetak (promotion); memperluas jaringan
merchant sampai ke kota-kota besar di luar Jabotabek (place); melakukan training
yang kontinu (people dan provision to customer); serta menggunakan sistem
prosedur secara efektif (process). Adapun sistem prosedur yang dimaksud adalah
suatu prosedur yang diciptakan oleh PT. Procard International dalam melakukan
kerjasama dengan bank partner, sehingga dapat membantu bank partner dalam
mempercepat pembuatan card center yang diperlukan dalam kerjasama ini.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Erwin Anandita
"ABSTRAK
Salah satu faktor yang mendorong perkembangan pariwlsata di Indonesia adalah meningkatnya pertemuan-pertemuan antara para usahawan, profesional, negarawan, ataupun cendekiawan sebagai dampak dari fenomena giobalisasi.
Pertemuan antar para usahawan dan profesional guna membahas penemuan baru dan strategi bersaing bagi perusahaannya, pertemuan antar negarawan untuk membahas koordinasi ekonomi dan politik dunia serta pertemuan antar cendekiawan untuk membicarakan mengenai penemuan baru dalarn berbagai bidang dan teknologi baru tersebut merupakan kegiatan konvensi.
Seiring dengan semakin berkembangnya kegiatan konvensi, para ahli dan pelaku bisnis mencari inovasi baru guna menambah mata rantai nilai dalam bisnis ini. Dirumuskan bahwa selain konvensi, konferensi, pertemuan-pertemuan khusus, pameran dan perjalanan insentif juga merupakan bagian dari satu industri. Kelompok wisata yang merupakan penggabungan dari bisnis dan rekreasi ini telah menjadi bisnis Meetings, Incentive Travel, Conventions, dan Exhibitions, untuk rnudahnya disingkat menjadi MICE.
Penyelenggaraan suatu kegiatan MICE harus dilakukan secara profesional, tepat dan berhasil guna sehingga mendukung tercapainya tujuan peserta maupun penyelenggara sebagai konsumen. Bcrdasarkan hal tersebut maka pemerintah membuat peraturan bahwa penyelenggaraan kegiatan MICE harus dilakukan oleh Badan Usaha Jasa Pertemuan, Insentif, dan Pameran (BUJPIP) yang diakui secara resmi dan mendapat ijin dari pemerintah. BUJPIP adalah seperti PCO (Professional Congress Organizer) yang dikenal di luar negeri, yang berperan sebagai konsultan penyelenggaraan MICE. Bedanya, BUJPIP selain berperan memberikan konsultasi kepada pemrakarsa, juga dapat bettindak sebagai kontraktor atau penyelenggara.
Meskipun jumlah kegiatan MICE yang dilakukan di Indonesia cukup signifikan, tingkat pertumbuhannya dari tahun 1992 hingga 1993 menurun dibandingkan dengan negara-negara tetangga, menjadi 3.05%. Sebelumnya, tingkat pertumbuhan di Indonesia antara tahun 1991 hingga 1992 adalah sebesar 6.13%, menduduki peringkat keempat setelah Singapura, Jepang dan Korea.
Di dalam penulisan karya akhir ini, akan dibahas mengenai rencana pemasaran strategis suatu BUJPIP di Indonesia, dalam rangka menghadapi persaingan di pasarjasa global. BUJPIP yang diambil sebagai contoh kasus adalah PT. Pacto Convex Niagatama (PCN).
Sebagai badan usaha jasa MICE, PCN berperan sebagai mediator antara demand dan supply. PCN mengkategorikan demand dan supply nya menjadi dua. Demand dibagi menjadi (1) panitia penyelenggara (convenor, berupa asosiasi, organisasi, pemerintah, atau perusahaan), dan (2) peserta kegiatan. Supply dibagi menjadi (1) pihak-pihak yang bersifat sebagai penyedia fasilitas dan informasi seperti biro konvensi, hotel, jasa transportasi, dan sebagainya, dan (2) pihak-pihak yang bersifat sebagai penunjang langsung pada kegiatan yang diadakan, seperti misalnya sponsor sebagai penunjang dana, percetakan sebagai penyedia cetakan materi kegiatan, dan sebagainya.
Lingkup perencanaan pemasaran strategis yang dibahas dalam karya akhir ini akan dibatasi hanya pada; identifikasi peluang dan hambatan yang ada dan mungkin terjadi, kekuatan dan kelemahan, analisis atas misi, tujuan, pemasaran strategis yang tepat bagi unit bisnis, serta pengembangannya baik pasar maupun produknya.
Ditemukan bahwa rencana pemasaran strategis PCN dalam menghadapi pasar jasa global tidak dapat dibatasi hanya pada bauran pemasaran 4P (product, price, promotion, dan place) seperti umumnya produk barang. Karena sifat usaha dan komoditinya yang bersifat jasa khas, pemasaran strategis juga harus meliputi pemasaran internal dan pemasaran interaktif.
Pemasaran internal adalah hubungan antara karyawan dengan perusahaan. Pembinaan karyawan dalam bisnis MICE adalah hal yang vital, karena sifat produk jasanya menuntut hubungan yang baik antara karyawan dengan pelanggan. Staf dan karyawan harus terlebih dahulu disiapkan sebelum PCN mempromosikan jasanya. Pemasaran interaktif adalah hubungan antara karyawan dengan pelanggan. Ini merupakan hal penting karena pelanggan berhubungan secara langsung dengan penyedia jasa saat jasa diberikan. Oleh karena itu, mutu pelayanan harus sebaik mungkin. Untuk mendukung strategi yang telah diformulasikan, hubungan interaktif antar karyawan PCN dengan pelanggan harus dibina sedemikian hingga dapat menguntungkan ke dua belah pihak."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cravens, David W.
Jakarta: Erlangga, 1998
658.8 CRA st II
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: IPB Press, 2011
658.8 PEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Busdar Bustaman
"Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro adalah Badan Usaha Milik Negara yang menyelenggarakan usaha pelayanan yang meliputi pengiriman berita berupa surat, warkatpos, dan kartupos, pengiriman uang berupa weselpos dan giropos/cek-pos, pengiriman barang berupa paketpos, serta pelayanan lain-lain. Sebagai perusahaan milik negara Perum Pos dan Giro mempunyai misi ganda, disatu pihak adalah menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum, sedangkan difihak lain hams mampu memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
Jasa paketpos adalah salah satu jenis pelayanan jasa yang disediakan oleh Perum Pos dan Giro yang tidak dilindungi oleh monopoli pos, yang berarti bahwa perusahaan swasta yang umum disebut perusahaan jasa titipan (perjastip) dapat melakukan usaha pengiriman suratpos jenis teitentu yaitu barang cetakan, suratkabar, sekogram, bungkusan kecil, paketdan uang. SeJakkeluarnyaKeputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor : KM.56/HK 207/MPPT-85. tentang Pengusahaan Jasa Titipan, perusahaan jastip berkembang dengan pesat dan pelayanan jasa paket di Indonesia berkembang menjadi industri.
Untuk itu Perum Pos dan Giro perlu merumuskan strategi bersaing jasa paketpos yang pada dasarnya adalah mengembangkan formula umum bagaimana bisnis akan bersaing, apa yang seharusnya menjadi tujuannya, dan kebijaksanaan apa yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Pada tingkat yang luas perumusan strategi bersaing harus mempertimbangkan empat faktor utama yang menentukan batas-batas yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan berhasil, yaitu kekuatan dan kelemahan perusahaan yang dikombinasikan dengan nilai-nilai pribadi organisasi yang menentukan batas intern bagi perusahaan, dan batas-batas ekstern perusahaan yang menentukan peluang dan ancaman industri dalam lingkungan persaingan yang lebih luas.
Struktur industri mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permainan persaingan selain juga strategi-strategi yang secara potensial tersedia bagi perusahaan. Keadaan persaingan dalam industri jasa paketpos tergantung pada lima kekuatan persaingan pokok yaitu ancaman pendatang baru potensial, tingkat rivalitas di antara para pesaing yang ada, tekanan dari produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli dan kekuatan tawar menawar pemasok. Jadi dalam hal ini kelima kekutan persaingan itu turut mempengaruhi jalannya persaingan pada perusahaan jasa paketpos.
Penempatan posisi persaingan merupakan strategi keunggulan bersaing yang perlu dikembangkan perusahaan berdasarkan identifikasi kebutuhan pelanggan, karena sasaran yang hams dicapai perusahaan, baik dalam jangka pendek ataupun dalam jangka panjang adalah bagaimana memberi kepuasan kepada pelanggan (customer satisfaction). Hal ini dapat dilakukan melalui strategi bersaing generik yang merupakan tiga pendekatan dalam usaha untuk mencapai suatu posisi penempatan yang tepat yang dapat dipakai mengungguli perusahaan lain dalam industri jasa paket, yaitu keunggulan biaya menyeluruh, diferensiasi dan fokus.
Lebih lanjut dapat diterapkan keunggulan bersaing yang merupakan jabaran berbagai ciri khas yang membedakan Perum Pos dan Giro dengan perusahaan lain yang terlibat dalam persaingan industri jasa paket. Pada umumnya, setiap perusahaan mempunyai keandalan produknya (product reliability) yang mungkin merupakan faktor kunci dalam industri jasa paket. Namun jika semua produk pesaing sama-sama andal, tak satupun yang akan unggul dalam persaingan. Dalam hal ini terdapat identifikasi lima belas keunggulan bersaing yang penting dan umum pada industri yang dapat digunakan sebagai evaluasi tiap unsur keunggulan dibandingkan dengan pesaing, dan dapat dipakai sebagai acuan keunggulan bersaing mana yang paling bisa diterapkan dalam bisnis jasa paket yang dijalankan, sehingga menjadi pusat perhatian pada analisis pesaing, terutama pada saat mengkaji para pesaing yang paling kuat dalam tiap bidang tertentu.
Kelima belas keunggulan bersaing tersebut adalah diferensiasi, skala ekonomi, keunggulan biaya lainnya, distribusi, mutu produk, teknologi, strategi penetapan harga, integrasi, geografl, penggantian biaya, akses modal, manajemen, organisasi, campur tangan pemerintah dan pelayanan. Setelah melihat identifikasi keunggulan bersaing tersebut diatas, maka perlu segera ditetapkan keunggulan bersaing yang cocok untuk jasa paketpos.
Agar jasa paketpos dikenal oleh pelanggan dan untuk meningkatkan citra yang baik atas produk jasa yang dihasilkan oleh Perum Pos dan Giro, perusahaan perlu membangun konsep pemasaran yang merupakan orientasi pengelolaan yang menganut pandangan bahwa tugas kunci perusahaan adalah menetapkan kebutuhan dan keinginan pasar yang menjadi sasaran kepuasan yang diinginkan dengan lebih efektif dan efisien daripada yang diberikan oleh para pesaing. Dalam hal ini perusahaan jasa paketpos harus berorientasi kepada pelanggan (customer oriented) dan berusaha lebih cepat menyesuaikan produknya dengan perubahan yang terjadi pada pelanggan.
Setelah mempunyai suatu konsep pemasaran yang berorientasi pada pelanggan, maka diperlukan suatu strategi pemasaran guna menyesuaikan din terhadap perubahan lingkungan. Strategi pemasaran merupakan serangkaian sasaran, kebijaksanaan dan aturan yang memberi arah usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, tingkat, susunan dan alokasinya sebagai tanggapan terhadap Hngkungan yang berubah dan kondisi-kondisi persaingan.
Untuk menjalankan strategi pemasaran, perlu adanya variabel-variabel pemasaran yang lebih dikenal sebagai bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran merupakan kontribusi dari empat kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang disebut 4P yaitu kebijaksanaan produk (product), strategi penetapan harga (price), kebijaksanaan promosi (promotion) dan saluran distribusi (place). Disamping keempat variabel strategi pemasaran tersebut diatas, untuk jasa paketpos masih terdapat dua variabel lainnya yang tidak kalah pentingnya yaitu pemasaran internal dan pemasaran interaktif.
Peluang dan ancaman industri jasa paketpos yang jelas terlihat disamping pertumbuhan perusahaan jastip, adalah pertumbuhan penduduk serta pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wisatawan. Melalui strategi bersaing yang tepat Perum Pos dan Giro akan dapat memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman persaingan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Rickson
"Perkembangan bisnis ritel di Indonesia diperkirakan masih mempunyai prospek yang baik, ini terbukti dari banyaknya pusat perbelanjaan baru yang terus dibuka sampai dengan tahun 2001. Belum lagi banyaknya peritel asing yang masuk ke Indonesia pada beberapa tahun terakhir, sebagai akibat dibebaskannya sektor ritel oleh pemerintah dari daftar negatif investasi yang diputuskan melalui KEPPRES No. 96/1998. Sementara itu persaingan di bisnis ini dalam beberapa tahun mendatang diperkirakan akan semakin ketat akibat banyaknya para pesaing baru asing yang siap masuk ke Indonesia, ataupun ekspansi para peritellokal.
Pusat perbelanjaan "MP" melihat kondisi bisnis ritel saat ini sebagai suatu bisnis yang potensial dengan prospek yang menjanjikan, sehingga diperlukan langkah tepat didalam penentuan strategi agar dapat terus berkembang atau setidaknya tetap bertahan. Pada saat yang bersamaan pusat perbelanjaan "MP" menyadari bahwa persaingan di bisnis ritel akan semakin berat, terutama menghadapi serangan peritel asing yang masuk ke Indonesia yang tidak saja membawa modal, melainkan juga teknologi dan kemampuan manajerial yang diperlukan untuk keberhasilan didalam mengelola bisnis ritel. Untuk itu pusat perbelanjaan "MP" selalu berusaha menciptakan keunggulan dan hal-hal yang spesifik, khususnya untuk segmen pasar menengah-atas yang menjadi target pasarnya. Berbagai hal yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh pusat perbelanjaan "MP" ditujukan pada upaya untuk membedakan dirinya dengan pesaing, dimulai dari hal-hal yang kecil, misalnya pelayanan di front office, memperbaiki suasana dan pelayanan, peningkatan kualitas sumber daya manusia sampai pada penggunaan strategi yang cukup memakan biaya besar, seperti menggandeng peritel asing dalam bentuk kerjasama waralaba. Sedangkan strategi generik yang digunakan oleh pusat perbelanjaan "MP" adalah strategi diferensiasi, dilakukan dengan menghadirkan produk yang selektif dengan kualitas internasional sehingga ciri khas sebagai pusat belanja wisata eksklusif dapat dpertahankan sebagai faktor kunci keberhasilan. Selain itu melalui berbagai cara juga dilakukan upaya-upaya peningkatan suasana dan pelayanan yang lebih baik agar dapat berbeda dan menungguli para pesaingnya.
Analisis lingkungan usaha digunakan dalam mempertimbangkan dampaknya terhadap penentuan kebijakan perusahaan. Dilakukan analisis lingkungan eksternal, internal, dan persaingan industri untuk dijadikan masukan didalam perumusan strategi perusahaan. Sementara itu didalam merumuskan formulasi strategi bisnis pusat perbelanjaan "MP" dilakukan berdasarkan metoda analisa F. David (2000), dengan menggunakan teknik SWOT dan analisis matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation). Hasil yang diperoleh dari setiap matriks tersebut diplotkan dalam matrik IE (Internal-Eksternal). Kisaran nilai dalam matriks IE terbagi dalam tiga kelompok nilai, yaitu nilai tinggi atau kuat untuk kisaran nilai 3.00 hingga 4.00, Kisaran nilai 2.00 hingga 2.99 mengandung arti sedang atau rat-rata, dan kisaran nilai 1.00 hingga 1.99 berarti rendah atau lemah.
Nilai yang didapat untuk matriks EFE adalah 2,13 yang berarti pusat perbelanjaan "MP" dinilai memiliki kemampuan sedang atau cukup didalam menghadapi lingkungan eksternal. Sedangkan nilai total IFE sebesar 2,54 berarti faktor-faktor internal yang dimiliki oleh pusat perbelanjaan "MP" masih berada dalam kisaran nilai rat-rata, meskipun sedikit lebih kuat relatif terhadap kemampuan didalam menghadapi lingkungan luarnya. Dari kombinasi nilai EFE dan IFE melalui matriks IE disarankan strategi yang perlu diambil adalah "Hold and Maintain", yaitu bertumbuh dengan konsentrasi melalui integrasi horizontal dan stabilitas profit.
Didalam melakukan bisnisnya pusat perbelanjaan "MP" melakukan sesuatu yang terbilang unik, yaitu tidak murni melakukan bisnis ritel, melainkan juga melakukan bisnis properti. Hal ini terbukti dari barang dagangan yang dimiliki oleh pusat perbelanjaan "MP" sendiri hanya sebesar 30 %, sedangkan sisanya yaitu terdiri dari 20 % barang konsinyasi dan 50 % merupakan barang mitra usaha yang disebut USC (unit sales counter), yaitu menggunakan metode bagi basil dengan penetapan minimal income.
Untuk kedepan manajemen perlu melakukan re-difinisi bisnis sembari melakukan analisa portofolio, untuk menentukan pilihan terbaik dari pilihan ekspansi dan core bisnis antara kerjasama waralaba, usaha ritel mandiri atau berkonsentrasi pada bisnis penyewaan ruang properti ritel mengingat sektor ini merupakan penyumbang laba terbesar. Sesuai dengan hasil analisis strategi "Hold and Maintain", maka strategi yang berorientasi pada ciri khas produk serta upaya peningkatan suasana dan pelayanan merupakan hal terpenting yang perlu diperhatikan agar dapat menjadi elemen pendukung seluruh strategi, mengingat pelayanan mencakup pengembangan produk, potisioning, dan merchandising. Disamping tetap melakukan strategi diferensiasi untuk mempertahankan citra eksklusif, yaitu dengan menghadirkan merek ritel terkenal yang tidak terdapat pada pusat perbelanjaan lain. Adanya dukungan gedung dan sarana penunjang yang Jengkap adalah faktor pendukung Jain yang akan menjadikan pusat perbelanjaan "MP" tetap eksis serta menjadi tempat tujuan wisata belanja terbaik di kota Jakarta."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cravens, David W.
Jakarta: Erlangga, 1996
658.8 CRA st II (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alwin Febrian
"Munculnya banyak pusat pelatihan yang memadukan antara teknologi dan spiritualitas tak urung mengundang tatapan sinis dari mereka yang bersikap skeptis terhadap hal-hal seperti itu.: Definisi spiritualitas menjadi rumit ketika ia menjadi barang dagangan atau komoditi dalam kacamata postmodernisme.
Akan tetapi, "spiritualitas sendiri bukanlah sesuatu yang dapat diperdagangkan." Semuanya berada dalam perjalananan pengalaman seseorang. Mungkin cara mencapainya yang kemudian menjadi "industri" karena kebutuhannya cukup besar.
Emotional Spiritual Quotient Leadership Center ( ESQ LC ) sebagai institusi pelatihan spiritual, memiliki misi membangun Indonesia emas dengan cara membangun sebuah peradaban manusia yang memiliki kesadaran spiritualitas, emosionalitas, dan intelektual secara terintegrasi dan transendental. Pelatihan ini pertama kali diedakan pada tanggal 5 Oktober 2001 dan tercatat sampai pada bulan Mei 2005 dengan rentang waktu lebih kurang 4 tahun, telah menghasilkan lebih kurang 75,000 lebih alumnus dari seluruh Indonesia.
Target ESQ LC untuk mengcover seluruh Indonesia (2010) dan penyebaran ke seluruh dunia (2020) membutuhkan strategi komunikasi pemasaran yang tepat dalam memasarkan pelatihan ini, Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji keberlakukan teori komunikasi pemasaran pada produk pelatihan, dalam hal ini pelatihan ESQ, guna menyusun rekomendasi yang dapat digunakan untuk menambah jumlah peserta, mempertahankan konsumen atau alumni dan melakukan penetrasi guna memperluas pasar.
Untuk mensistematika organisasi pemikiran dalam menyusun perencanaan komunikasi pemasaran peneliti menggunakan model SOSTAC + 4M, yaitu model yang dapat digunakan untuk mempertemukan kepentingan marketing planning dengan marketing communication.
Metode penelitian yang digunakan berupa kajian deskripsi-kualitatif, yang berusaha menggambarkan situasi dan kondisi, tetapi tidak mencari atau menjelaskan hubungan, juga bukan mengkaji hipotesis efektivitas. Pencarian data dilakukan melalui metode wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen serta data pendukung lainnya.
Penelitian yang dihasilkan adalah berupa deskripsi strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh ESQ LC da!am memasarkan produknya. Sepeti kegiatan selling, direct marketing, point of sale and merchandising dan public relations. Kegiatan public relations disini dilakukan oleh seluruh pegawai guna membangun dan memelihara nama baik ESQ LC.
Agar strategi komunikasi pemasaran ESQ LC dapat berjalan efektif, sudah seharusnya mengadakan perbaikan dalam memasarkan pelatihan ESQ. sehingga selalu dapat menyebarkan seluas-Iuasnya materi dari pelatihan ESQ ini. Komponen-komponen komunikasi pemasaran seperti strategi, taktik dan action pemasaran mutlak untuk terus dilakukan pengembangan yaitu dengan cara meningkatkan kualitas pelatihan, mengadopsi teknologi infrastruktur multimedia yang terbaru dan sumber daya manusia. Diperlukan segera trainer-trainer baru, sehingga ESQ LC bisa terus berkembang seiring banyaknya permintaan.

The emergence of many training center that synergize technology and spirituality has invited cynical response from those who are skeptical about such things. Spiritualism definition becomes complex when it becomes a commodity in the postmodernism point of view,
Nevertheless "Spiritualism is not something that can be traded 'it all inside the journey of people's experiences. Maybe the way to achieve it that then becomes "industrial" because there is a large scale of need upon it.
ESQ as a spiritual training has a mission to build golden Indonesia, by building a human civilization that has a balanced spiritual emotional and intellectual conscious. ESQ launched the first training on October 5th 2001, until May 2005, with 4 years extend, has been producing 75.000 alumni from all over Indonesia.
ESQ LC target to cover all Indonesia (2010) and world wide (2020) needs the right strategic marketing Communication to market this training. This research is being done to explore the applicability marketing communication theory upon the ESQ training product, to conclude a recommendation that can be used to gain more consumer and to do market penetration in order to achieve market expand.
To systemized thinking organization in arranging marketing communication plan, the writer use SOSTAC + 4M mode!, the model that be used to unite marketing planning need with marketing communication.
The used research method is descriptive-qualitative research, which is used to describe situations and conditions, but not to look for explaining the connection, also not to hypothesize the effectiveness.
Data search is done by thorough interviews, observations, documents and other supporting information
The research procedures a description of marketing communication strategy used by ESQ LC in marketing its product , like selling and direct marketing activity, public relations, point of safes and merchandising.
ESQ LC has to make renovations in marketing its training so that the marketing communication strategy works effectively, so it can spread the material training as vast as it could be.
Marketing communication components like strategy, tactic and marketing action definitely have to always be done in order to do the expansion, by keep improving training quality, adopting the new multimedia infrastructure technology and human resource. New trainers needed or ESQ LC can keep expanding as the need of their product grows.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22357
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>