Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164452 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ani Poerwati Firdaus
"ABSTRAK
Baik pihak manajemen perusahaan maupun pihak di luar perusahaan seperti investor, kreditur, Pemerintah, dan serikat buruh, memerlukan untuk melakukan evaluasi prestasi keuangan suatu industri/perusahaan sesuai dengan kepentingan masing-masing.
Alat yang populer dipakai dalam mengevaluasi prestasi kekuatan keuangan perusahaan/industri adalah analisa Laporan Keuangan dan analisa Ratio Keuangan. Carslaw & Mills (1991) telah menguji suatu model dengan menggunakan analisa Ratio Keuangan (CFSRA) yang didasarkan oleh salah satu Laporan Keuangan Utama yaitu Cash Flow Statement. Menggunakan dasar CFS dianggap lebih akurat dalam menggambarkan kekuatan keuangan sesungguhnya dan profitabilitas perusahaan/industri karena menggunakan adjustment terhadap unsur-unsur non kas, dan dapat mencerminkan seluruh aktivitas perusahaan (usaha, investasi dan pendanaan). Dengan menggunakan CFS Indirect Method, kemampuan perusahaan diukur dati kelebihan arus kas bersih dari kegiatan usaha (CFFO) terhadap Laba Bersihnya.
Tujuan penelitian ini untuk melihat prestasi kekuatan keuangan perusahaan/industri semen yang sudah 'go public' selama 1990-1993, yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa (ITP), PT. Semen Cibinong (SC), PT. Semen Gresik (SG) yang masing-masing diperkirakan menquasai hampir 70 % pangsa pasar Indonesia dalam hal menghasilkan Arus Kas dari Aktivitas Usaha (CFFO) guna membiayai Aktivitas Usaha, investasi maupun pendanaannya.
Model CFSRA dipilih untuk penelitian ini karena dapat mengukur prestasi kekuatan dan kemampuan perusahaan dalam menjaga atau meningkatkan : (1) likuiditas dan solvabilitas usaha, (2) kualitas income, (3) capital expenditures, maupun (4) cash flow returns.
Alat yang dipakai untuk mencari sejumlah kriteria yang mempengaruhi prestasi keuangan perusahaan adalah : (a) cash interest coverage, cash debt coverage, dan cash dividend coverage ratios, (b) quality of income ratio, (c) capital expenditures ratio, dan (d) cash flow returns per share, cash returns on assets, cash returns on debt and shareholders' equity, cash returns on stockholders' equity ratios.
Sejumlah pertanyaan yang timbul dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana perkembangan kemampuan prestasi keuangan industri semen dari waktu ke waktu selama periode 1991-1993, (2) bagaimana perkembangan kemampuan setiap perusahaan semen dari waktu ke waktu selama tahun 1991-1993, (3) perkembangan posisi setiap perusahaan di dalam industri semen dari waktu ke waktu selama 1991-1993. Dalam menjawab pertanyaan di atas dilakukan Analisa Industri, Analisa Horizontal, dan Vertikal terhadap masing-masing perusahaan yang dikembangkan dalam 27 pertanyaan dan 8 hipotesa yang di uji secara statistik.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) secara industrial tidak ada perbedaan kemampuan yang berarti dalam prestasi keuangan industri semen'dalam periode 1991-1993. (2) Meski demikian secara deskriptif, analisa Vertikal dan Horizontal terhadap sejumlah perusahaan semen menunjukkan adanya gejala-gejala penting yang mempengaruhi prestasi keuangannya selama 1991-1993, yaitu :
Prestasi keuangan perusahaan ITP selama 1991-1993 menunjukkan : (1) gejala berfluktuasi membaik dalam hal meningkatkan nilai perusahaan, menjaga efektivitas penggunaan Aktiva maupun dana Hutang dan Modal Sendiri, serta kemampuan dana internal dan membayar deviden, (2) namun perlu dicatat adanya penurunan berfluktuasi dalam pengembalian pinjaman dan bunganya maupun effisiensi usaha.
Prestasi keuangan perusahaan SC selama 1991-1993 menunjukkan (1) gejala membaik pada kemampuan dana internal membiayai investasi, namun (2) gejala penurunan pada kemampuan CFFO membayar pinjaman (solvabilitas) bunga dan deviden (likuiditas), effektivitas dan effisiensi usaha' apalagi peningkatan nilai perusahaan.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Bramantio Yuliarto
"Pada masa krisis perekonomian Indonesia mengalami kegoncangan dalam berbagai bidang industri. Gejala ini dapat terlihat pada perkembangan dalam pasar modal Indonesia. Bagi para investor terutama yang berinvestasi pada saham tentu mempertimbangkan kembali keputusan investasinya. Salah satu pertimbangan investor untuk mau berinvestasi di perusahaan tersebut yaitu dengan melihat kinerja dari perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada tiga industri dengan market capitalization terbesar, yaitu industri barang konsumsi; industri dasar dan kimia; serta industri infrastruktur, utilitas, dan telekomunikasi. Penelitian ini untuk menguji apakah pada periode tahun 1999-2001 masih ada saham dari perusahaan yang mempunyai tingkat pengembalian yang menguntungkan sehingga bisa dimasukkan ke dalam portofolio investasi. Metode pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor dan Jensen yang melibatkan unsur risiko. Model Sharpe (excess return to variability) dengan risiko fluktiiasi return sebagai pembagi, kemudian model Treynor (excess return to beta) dengan beta sebagai ukuran risiko atau yang sering disebut sebagai systematic risk. Sedangkan pendekatan yang terakhir lebih sebagai perluasan dan konsep CAPM yaitu dengan melihat kemampuan portofolio menghasilkan return di atas return pasar (differential return), atau yang lebih dikenal dengan sebutan model Jensen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan pada ketiga industri tersebut masih mempunyai kinerja di atas kinerja pasar. Perhitungan kinerja menujukkan kinerja industri terbaik yang berbeda-beda pada setiap tahun. Pada tahun 1999 yang terbaik adalah industri barang konsumsi, sedangkan tahun 2000 yang terbaik adalah industri dasar dan kimia, dan yang terakhir pada tahun 2001 yang terbaik adalah industri infrastruktur, utilitas, dan telekomunikasi. Sedangkan industri dengan kinerja terbaik untuk keseluruhan periode adalah industri dasar dan kimia. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat return sangat mempengaruhi perhitungan kinerja perusahaan. Tingkat return yang besar pada suatu tahun dapat mempengaruhi hasil kinerja untuk keseluruhan periode. Selain itu penelitian menunjukkan adanya kecenderungan yang menurun pada garis CML dan SML, karena return pasar (IHSG) lebih rendah daripada risk free rate (SBI)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Ernawaty
"Aset yang dimiliki (asset-in-place) dan kesempatan pertumbuhan (growth opportunities) di masa depan merupakan sumber nilai perusahaan (value of the firm). Kesempatan pertumbuhan perusahaan tergantung pada kesempatan-kesempatan investasi potensial yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan, yang disebut kumpulan kesempatan investasi (investment opportunity set). Sayangnya, kesempatan investasi relatif sulit untuk diamati oleh pihak eksternal perusahaan, karena itu dibangun suatu model yang menunjukkan bagaimana cara memeriksa atau mengukur investment opportunity set. Penelitian ini mencoba menjelaskan hubungan antara tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, multinasionalitas, struktur keuangan, dan risiko sistematis dengan investment opportunity set. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia dalam kurun waktu 2003-2005. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan investment opportunity set yang dimilikinya. Sebaliknya tingkat profitabilitas, multinasionalitas, leverage, dan risiko sistematis ditemukan berhubungan negatif dengan investment opportunity set."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Sukma Sejati
"The purpose of this research is to know the relation of Capital dequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin, and Operational Cost to Operational Income to profitability of commercial banks that listed in Indonesia Stock Exchange by using Return on Asset and Return on Equity as indicators. The data being used in this research is secondary data from audited financial report. While the sample being used is Bank Financial Report period 2003-2007 from 23 public banks. This research using linear regression method with pooled data. The result from this research indicate that NIM and BOPO have significant relationship with ROA but CAR, LDR, and NPL have unsignificant relationship with ROA. While LDR, NPL, NIM, and BOPO have significant relationship with ROE but CAR have unsignificant relationship with ROE.
The focus of this research is analyzing effect of formal strategic planning (FSP) to financial performance both directly and through moderating variable. Researcher used exploratory research to determine moderating variable that might affect the relationship between formal strategic planning and financial performance, which is environmental turbulence. The result of the exploratory research is used as an input in conclusive (descriptive) research. The sample is one of the State company, which adopt formal strategic planning. The result of this research shows that there isn?t a positive and direct relationship between formal strategic planning and financial erformance. Environmental turbulence also doesn?t affect the relationship between formal strategic planning and financial performance of the organization.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6566
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Syamsuddin
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001
658.15 LUK m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Prasetio
"ABSTRAK
Analisa Kinerja Keuangan perusahaan merupakan salah satu jenis analisa terpenting, jika kita ingin mengetahui kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Analisa ini sangat dibutuhkan baik oleh pihak internal maupun oleh pihak eksternal perusahaan.
Salah satu model yang dapat digunakan untuk menganalisa kinerja keuangan adalah Cash Flow Mechanic (CFM). CFM yang dikembangkan oleh Chase Manhattan Bank dari Cash Flow Statement, memiliki kemampuan untuk menganalisa kekuatan keuangan perusahaan disamping kemampuan lainnya yaitu menganalisa cash flow dari kegiatan operasional, investasi, dan finansial.
Penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan keuangan 53 perusahaan industri manufaktur yang "go public" selama periode 1989--1990, ingin melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan cash flow dari kegiatan operasionalnya guna membiayai kegiatan-kegiatannya. Oleh karena itu digunakan model CFM karena model ini dapat menganalisa kemampuan perusahaan untuk (1) membayar kewajiban finansial (KF) yaitu bunga, dividen, dan bagian hutang jangka panjang yang akan segera jatuh tempo, (2) membiayai kegiatan jangka pendek [KJP], yaitu sebesar pertambahan working investment, dan (3) membiayai sebagian kegiatan jangka panjang [KJPJ], yaitu sebesar depresiasi aktiva tetap.
Beberapa hal penting yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah : (a) Bagaimanakah kemampuan keuangan 53 perusahaan manufaktur selama periode 1991-1993, (b) Apakah kemampuan 53 perusahaan itu menurun selama periode 1991-1993, (c) Bagaimanakah kemampuan keuangan industri manufaktur selama periode 1991-1993, dan (d) Industri manufaktur manakah yang lebih tinggi kemampuan keuangannya, dan industri manufaktur manakah yang lebih rendah kemampuan. Untuk menjawabnya, maka analisanya dibagi atas dua bagian, yaitu analisa 53 perusahaan manufaktur, dan analisa 9 jenis industri manufaktur, kemudian dikembangkan 14 pertanyaan penelitian dan 4 hipotesa yang akan diuji secara statistik.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah : (a) kemampuan keuangan 53 perusahaan yang diukur atas kemampuan untuk membayar KF, membiayai KJP, dan KJPP adalah berbeda, (b) telah terjadi penurunan kemampuan keuangan 53 perusahaan, (c) hanya 3 dari 9 industri yang mampu membayar KF, membiayai KJP dan KJPJ, yaitu Kertas, Elektronik dan industri Lain-lain, 5 industri lainnya, yaitu Makanan dan Minuman, Kimia, Plastik dan Gelas, Metal, dan Otomotif hanya mampu membayar KF dan membiayai KJP, sedang industri Tekstil dan Produk Tekstil tidak mampu untuk membayar KF, membiayai KJP dan KJPJ, dan (d) industri yang lebih tinggi kemampuannya untuk membayar KF adalah industri Elektronik, industri manufaktur yang lebih tinggi kemampuannya untuk membayar KF, membiayai KJP, dan KJPJ adalah Industri Kertas, sedang yang paling rendah kemampuannya adalah Tekstil dan Produk Tekstil.
"
T5575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radela Prilla
"Struktur modal yang optimai, mengatakan bahwa dengan hutang, nilai perusahaan dapat ditingkatkan karena manfaat pajak yang ditimbulkan dengan adanya debt tersebut. Namun apabila melampaui titik tertentu, hutang tersebut akan mengakibatkan merosotnya nilai perusahaan karena adanya biaya agensi yang ditimbulkan oleh hutang_ Disamping itu hutang yang besar akan membuat biaya modal (cost of capital) semakin tinggi, dan hal tersebut akan menurunkan nilai perusahaan. Pendekatan Iama menyebutkan bahwa nilai perusahaan yang terleverage terdiri dari : nitai perusahaan tanpa Ieverage (modal saham) ditambah dengan manfaat pajak dari hutang (taxshield), dikurangi present value agency cost (t7nancia! distress cost)- Pada akhirnya perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan apabila tinanciat distress cost yang ditimbulkan dengan adanya debt lebih besar daripada taxshteld (manfaat pajak dari hutang).
Penelitian yang dilakukan dalam tests ini adalah untuk menguji pengaruh dari debt to total asset, debt to equity ratio (DER), present value agency cost terhadap penurunan nilai perusahaan. Dimana nilai perusahaan adalah merupakan jumlah total aktiva secara keseluruhan yaitu 1 debt + equity. Nletode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analis veritikatif yaitu dengan melakukan uji hipotesis melalui pengolahan dan pengujian data secara statistik.
Populasi yang dipilih sebagai obyek riset adalah perusahaan real estate dan properti yang ada di Bursa Efek Jakarta dalam rentang waktu kuartal I tahun 1997 hingga kuartal IV tahun 2000. Oleh karena jumlah pemsahaan real estate dan properti hingga akhir tahun 2000 tercatat hanya sebanyak 33 perusahaan. Semua populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini, terkecuali terhadap perusahaan-perusahaan yang mulai listing atau delisting selama rentang waktu tersebut, agar data masukan yang akan dianalisis tidak terpotong. Model yang digunakan adalah regresi berganda berdasarkan time series, dan untuk menjawab pertanyaan penelitian model tersebut diolah dengan program komputer SPSS versi 10.
Hasil penelitian yang berdasarkan output program komputer SPSS menunjukkan R Square atau koetisien determinasi sebesar 0226, yaitu 22,6% dari penurunan nilai perusahaan diakibatkan oleh variabel-variabel bebas, sedangkan sisanya diakibatkan faktor-faktor lain yang tidak diuji dalam penelitian ini. Dari uji Anova atau F test, diketahui angka slgniikansi masing-masing variabel bebas lebih besar daripada 0,05. Hal ini berarti variabel-variabel bebas tersebut tidak berpengaruh terhadap penurunan nilai perusahaan dalam batas siginikansi 5%. Dari analisis Collinearity Statistics didapat angka untuk masing-maslng varlabel bebas lebih kecil dan 5, hal ini berarti tidak ada persoalan multikolinieritas (korelasi yang besar di antara variabel bebas) yang serius. Kesimpulan akhir, karena tabel koetisien yang menggambarkan persamaaan regresi mempunyai angka signitikan untuk masing-masing variabel bebas diatas atau lebih besar darl 0,05; maka persamaan regresi berganda untuk variabel-variabel bebas yang digunakan tldak dapat dlpakal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T5505
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Ridwan Indari
"Dalam kondisi informasi yang tidak seimbang, maka keputusan investasi perusahaan dipengaruhi oleh keputusan dividen dan keputusan pendanaannya. Pernyataan tersebut telah diteliti dan diuji terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur yang sudah terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari sejumlah sampel sebanyak lima puluh perusahaan dengan pengamatan data dari tahun 1988 sampai dengan tahun 1994.
Dalam penelitian ini digunakan model Multivariate Autoregressive yang merupakan model persamaan simultan, dan model ini telah digunakan dalam penelitian sebelumnya oleh Mbodja Mougouo bersama Tarun K. Mukherjee pada perusahaan manufaktur di Amerika Serikat. Pengolahan data menggunakan program paket statistika MicroTSP dan perintah yang paling tepat untuk menganttsipasi model diatas adalah perintah VAREST. Dari hasil . pengamatan dan analisis tergambar bahwa informasi masa lalu dari ketiga elemen diatas, mempunyai pengaruh satu dengan lainnya dalam keputusan-keputusannya.
Keberhasilan dari penelitian ini terutama karena model yang digunakan dan ditunjang dengan fasilitas pengolahan datanya, sehingga dapat menyelesaikan secara benar dari suatu hubungan yang sulit dan saling terintegrasi. Namun dalam penelitian ini belum dapat ditunjang oleh jumlah data pengamatan yang masih terbatas."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umbu Reku Raya
"Penelitian ini memiliki 2 tujuan. Pertama, memetakan hubungan pemilik-manajer pada perusahaan-perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta. Diduga, terdapat konsentrasi kepemilikan atas perusahaan publik di tangan manajer. Kedua, menentukan variabel kepemi1ikan dan kebUal
Hasil penelitian menunjukkan terdapat konsentrasi kepemilikan saham Iebih dari 50 persen di tangan satu pihak: orang, keluarga, negara ataupun perusahaan asing. Sebagian besar pemilik mayoritas tersebut adalah manajer perusahaan itu sendiri. Secara rata-rata, manajer memegang saham Iebih besar dari 40 persen, sekalipun nilai ini cenderung menurun untuk perusahaan yang usia go publik lebih lama.
Kinerja diturunkan dari lndeks Harga Saham lndividu (IHSI), dengan 4 pengukuran: Sharpe's measure (S), Treynor?s measure (T), Wealth Relative (WR) dan Appraisal Ratio (AR). Variabel yang cliduga mempengaruhi kinerja adalah kepemilikan saham oleh: manajer, blok-hotder non manajer dan publik. Selain itu kebqakan pendanaan (leverage ratio) dan diversifikasi serla earning per share perusahaan juga diduga berpengaruh terhadap kinerja, di samping usia go publik dan kapitalisasi pasar.
Hasil pengujian empiris membuktikan bahwa leverage ratio dan EPS merupakan variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap kinerja, apapun kondisi pasar. Sedangkan kepemilikan saham oleh manajer relatif terhadap blok-holder non manajer serta kepemilikan saham oleh publik akan kuat pengaruhnya jika Rm negatif. Usia go publik cenderung menjadi signifilran pengaruhnya pada Rm yang positif. Tingkat kapitalisasi pasar sama sekali tidak memberikan efek yang signifikan terhadap lfincrja. Kebijakan diversifikasi ternyata tidak berhubungan sama sekaii dengan kinerja. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini belum memungkinkan dilakukannya optimisasi untuk kinerja. Pemodelan yang dinamis dan simpel serta pengujian pada rentang waktu yang panjang masih diperlukan."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T6154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ki Syahgolang Permata
"Berdasarkan Perpres No. 98 tahun 2015 dan perubahannya, tercantum penugasan PT Adhi Karya (Persero) untuk membangun Prasarana Kereta Api Ringan atau Light Rail Transit Jabodebek yang meliputi: Jalur (termasuk konstruksi layang), stasiun, dan fasilitas operasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami hasil evaluasi pendanaan Proyek tersebut dan mencari skema terbaik untuk pendanaan melalui Availability Payment, Deferred Payment, dan Corporate Financing melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) serta dampaknya terhadap ADHI. Berdasarkan hasil analisis dan paparan data kinerja yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan skema Availibility Payment dan Deferred Payment akan terjadi peningkatan hutang berbunga yang signifikan dibandingkan dengan menggunakan skema Corporate Financing melalui PMN. Sehingga alternatif pembiayaan yang terbaik bagi kinerja ADHI adalah dengan menggunakan skema Corporate Financing melalui PMN.

Based on Presidential Decree no. 98 Year 2015 and its amendments, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. was assigned to build the Jabodebek LRT which includes: lanes (including elevated construction), stations, and operating facilities. The purposes of this study are to understand the analysis of project's funding evaluation, to find the best funding scheme which options consist of Availibility Payment, Deferred Payment and Corporate Financing through Government Capital Injection (PMN) and to understand the impact of these funding schemes toward ADHI’s performance. Based on the analysis of existing data, it can be concluded by using Availability Payment and Deferred Payment schemes there will be significant increases in debt interest compared to Corporate Financing through PMN. Therefore, the best financing alternative is Corporate Finance through PMN.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>