Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75588 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satrio Prasetio
"ABSTRAK
Analisa Kinerja Keuangan perusahaan merupakan salah satu jenis analisa terpenting, jika kita ingin mengetahui kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan. Analisa ini sangat dibutuhkan baik oleh pihak internal maupun oleh pihak eksternal perusahaan.
Salah satu model yang dapat digunakan untuk menganalisa kinerja keuangan adalah Cash Flow Mechanic (CFM). CFM yang dikembangkan oleh Chase Manhattan Bank dari Cash Flow Statement, memiliki kemampuan untuk menganalisa kekuatan keuangan perusahaan disamping kemampuan lainnya yaitu menganalisa cash flow dari kegiatan operasional, investasi, dan finansial.
Penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan keuangan 53 perusahaan industri manufaktur yang "go public" selama periode 1989--1990, ingin melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan cash flow dari kegiatan operasionalnya guna membiayai kegiatan-kegiatannya. Oleh karena itu digunakan model CFM karena model ini dapat menganalisa kemampuan perusahaan untuk (1) membayar kewajiban finansial (KF) yaitu bunga, dividen, dan bagian hutang jangka panjang yang akan segera jatuh tempo, (2) membiayai kegiatan jangka pendek [KJP], yaitu sebesar pertambahan working investment, dan (3) membiayai sebagian kegiatan jangka panjang [KJPJ], yaitu sebesar depresiasi aktiva tetap.
Beberapa hal penting yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah : (a) Bagaimanakah kemampuan keuangan 53 perusahaan manufaktur selama periode 1991-1993, (b) Apakah kemampuan 53 perusahaan itu menurun selama periode 1991-1993, (c) Bagaimanakah kemampuan keuangan industri manufaktur selama periode 1991-1993, dan (d) Industri manufaktur manakah yang lebih tinggi kemampuan keuangannya, dan industri manufaktur manakah yang lebih rendah kemampuan. Untuk menjawabnya, maka analisanya dibagi atas dua bagian, yaitu analisa 53 perusahaan manufaktur, dan analisa 9 jenis industri manufaktur, kemudian dikembangkan 14 pertanyaan penelitian dan 4 hipotesa yang akan diuji secara statistik.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah : (a) kemampuan keuangan 53 perusahaan yang diukur atas kemampuan untuk membayar KF, membiayai KJP, dan KJPP adalah berbeda, (b) telah terjadi penurunan kemampuan keuangan 53 perusahaan, (c) hanya 3 dari 9 industri yang mampu membayar KF, membiayai KJP dan KJPJ, yaitu Kertas, Elektronik dan industri Lain-lain, 5 industri lainnya, yaitu Makanan dan Minuman, Kimia, Plastik dan Gelas, Metal, dan Otomotif hanya mampu membayar KF dan membiayai KJP, sedang industri Tekstil dan Produk Tekstil tidak mampu untuk membayar KF, membiayai KJP dan KJPJ, dan (d) industri yang lebih tinggi kemampuannya untuk membayar KF adalah industri Elektronik, industri manufaktur yang lebih tinggi kemampuannya untuk membayar KF, membiayai KJP, dan KJPJ adalah Industri Kertas, sedang yang paling rendah kemampuannya adalah Tekstil dan Produk Tekstil.
"
T5575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Poerwati Firdaus
"ABSTRAK
Baik pihak manajemen perusahaan maupun pihak di luar perusahaan seperti investor, kreditur, Pemerintah, dan serikat buruh, memerlukan untuk melakukan evaluasi prestasi keuangan suatu industri/perusahaan sesuai dengan kepentingan masing-masing.
Alat yang populer dipakai dalam mengevaluasi prestasi kekuatan keuangan perusahaan/industri adalah analisa Laporan Keuangan dan analisa Ratio Keuangan. Carslaw & Mills (1991) telah menguji suatu model dengan menggunakan analisa Ratio Keuangan (CFSRA) yang didasarkan oleh salah satu Laporan Keuangan Utama yaitu Cash Flow Statement. Menggunakan dasar CFS dianggap lebih akurat dalam menggambarkan kekuatan keuangan sesungguhnya dan profitabilitas perusahaan/industri karena menggunakan adjustment terhadap unsur-unsur non kas, dan dapat mencerminkan seluruh aktivitas perusahaan (usaha, investasi dan pendanaan). Dengan menggunakan CFS Indirect Method, kemampuan perusahaan diukur dati kelebihan arus kas bersih dari kegiatan usaha (CFFO) terhadap Laba Bersihnya.
Tujuan penelitian ini untuk melihat prestasi kekuatan keuangan perusahaan/industri semen yang sudah 'go public' selama 1990-1993, yaitu PT. Indocement Tunggal Prakarsa (ITP), PT. Semen Cibinong (SC), PT. Semen Gresik (SG) yang masing-masing diperkirakan menquasai hampir 70 % pangsa pasar Indonesia dalam hal menghasilkan Arus Kas dari Aktivitas Usaha (CFFO) guna membiayai Aktivitas Usaha, investasi maupun pendanaannya.
Model CFSRA dipilih untuk penelitian ini karena dapat mengukur prestasi kekuatan dan kemampuan perusahaan dalam menjaga atau meningkatkan : (1) likuiditas dan solvabilitas usaha, (2) kualitas income, (3) capital expenditures, maupun (4) cash flow returns.
Alat yang dipakai untuk mencari sejumlah kriteria yang mempengaruhi prestasi keuangan perusahaan adalah : (a) cash interest coverage, cash debt coverage, dan cash dividend coverage ratios, (b) quality of income ratio, (c) capital expenditures ratio, dan (d) cash flow returns per share, cash returns on assets, cash returns on debt and shareholders' equity, cash returns on stockholders' equity ratios.
Sejumlah pertanyaan yang timbul dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana perkembangan kemampuan prestasi keuangan industri semen dari waktu ke waktu selama periode 1991-1993, (2) bagaimana perkembangan kemampuan setiap perusahaan semen dari waktu ke waktu selama tahun 1991-1993, (3) perkembangan posisi setiap perusahaan di dalam industri semen dari waktu ke waktu selama 1991-1993. Dalam menjawab pertanyaan di atas dilakukan Analisa Industri, Analisa Horizontal, dan Vertikal terhadap masing-masing perusahaan yang dikembangkan dalam 27 pertanyaan dan 8 hipotesa yang di uji secara statistik.
Hasil penelitian menunjukkan : (1) secara industrial tidak ada perbedaan kemampuan yang berarti dalam prestasi keuangan industri semen'dalam periode 1991-1993. (2) Meski demikian secara deskriptif, analisa Vertikal dan Horizontal terhadap sejumlah perusahaan semen menunjukkan adanya gejala-gejala penting yang mempengaruhi prestasi keuangannya selama 1991-1993, yaitu :
Prestasi keuangan perusahaan ITP selama 1991-1993 menunjukkan : (1) gejala berfluktuasi membaik dalam hal meningkatkan nilai perusahaan, menjaga efektivitas penggunaan Aktiva maupun dana Hutang dan Modal Sendiri, serta kemampuan dana internal dan membayar deviden, (2) namun perlu dicatat adanya penurunan berfluktuasi dalam pengembalian pinjaman dan bunganya maupun effisiensi usaha.
Prestasi keuangan perusahaan SC selama 1991-1993 menunjukkan (1) gejala membaik pada kemampuan dana internal membiayai investasi, namun (2) gejala penurunan pada kemampuan CFFO membayar pinjaman (solvabilitas) bunga dan deviden (likuiditas), effektivitas dan effisiensi usaha' apalagi peningkatan nilai perusahaan.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S26351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Tienmar,author
"Analisa kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu analisa yang penting, analisa ini diperlukan apabila kita ingin mengetahui kekuatan maupun kelemahan perusahaan Untuk mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan dapat digunakan berbagai alat analisa yaitu : Analisa Cash Flow, Analisa modal Kerja, Cash Flow Mekanik dan Analisa Ratio. Model yang akan dipergunakan dalam analisis ini adalah analisa rasio yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan RI No. 8261KMK.01311992 dengan sedikit penyempurnaaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan 130 perusahaan manufaktur yang telah go public untuk periode laporan keuangan 1994 sld 1996 Yang ingin diketahui adalah bagaimana Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas dan Rasio Operasi perusahaan serta bagaimana pengaruh rasio tersebut terhadap Price to Book Value.
Beberapa hal penting yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tingkat Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas dan tingkat efisiensi 130 perusahaan manufaktur yang telah go public di BEJ selama periode 1994 sld 1996 yang terbagi dalam 19 Janis kelompok produklusaha.
2. Mengetahui apakah ada perbedaan tingkat Likuiditas (CR) baik ditinjau per kelompok produk maupun antar tahun selama 1994 s/d 1996.
3. Mengetahui apakah ada perbedaan tingkat Solvabilitas (AIL) baik ditinjau per kelompok produk maupun antar tahun selama 1994 sld 1996
4. Apakah ada perbedaan tingkat Rentabilitas (ROE) baik ditinjau per kelompok produk maupun antar tahun selama 1994 sld 1996.
5. Apakah ada perbedaan tingkat Rentabilitas - Gross Profit Margin baik ditinjau per kelompok produk maupun antar tahun selama 1994 s/d 1996
6. Apakah ada perbedaan tingkat Efisiensi - Operating Ratio baik ditinjau per kelompok produk maupun antar tahun selama 1994 sld 1996.
7. Mengetahui tingkat kesehatan masing-masing perusahaan yaitu dihitung berdasarkan skor yang telah ditentukan.
8. Mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kesehatan perusahaan baik ditinjau per kelompok produk maupun antar tahun selama 1994 sld 1996.
9. Mengetahui hubungan tingkat ratio dengan Price to Book Value.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1.a. Perusahaan yang bergerak dalam bidang Lumber and Woods memiliki tingkat Likuiditas tertinggi.
1.b. Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri Adhesive memiliki tingkat Solvabilitas tertinggi.
1.c. Perusahaan yang bergerak dalam industri Consumers Goods memiliki Rentabilitas tertinggi.
1.d. Perusahaan yang bergerak dalam bidang Pharmaceutical memiliki tingkat Return on Equity dan Gross Profit Margin tertinggi.
2.a. Tidak ada perbedaan Likuiditas antar tahun.
2.b. Ada perbedaan Likuiditas antar kelompok industri.
3.a. Tidak ada perbedaan Solvabilitas antar tahun.
3.b. Ada perbedaan Solvabilitas antar kelompok industri
4.a. Tidak ada perbedaan rentabilitas antar tahun.
4.b. Ada perbedaan rentabilitas antar kelompok industri.
5.a. Tidak ada perbedaan gross profit margin antar tahun.
5.b. Ada perbedaan gross profit margin antar kelompok industri
6.a. Tidak ada perbedaan rasio operasi antar tahun.
6.b. Ada perbedaan rasio operasi antar kelompok industri.
7. perusahaan yang memliki tingkat kesehatan tertinggi berturut-turut kelompok industri adhesive, consumers goods dan pharmaceutical
8.a. Tidak ada perbedaan Rasio Operasi antar tahun.
8.b. Tidak ada perbedaan Rasio Operasi antar kelompok industri.
9. ada hubungan positip anatara 5 (lima) variable secara bersama-sama yaitu likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan rasio operasi dengan price to book value"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wening Kusharjani
"Asuransi kerugian merupakan kegiatan pertanggungan yang menerima pengalihan resiko kerugian dari pihak tertanggug. Dengan demikian, perusahaan asuransi kerugian dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi dalam teknik underwriting dan mengelola dana agar dapat memnuhi kewajiban atas resiko yang mungkin terjadi disamping menghasilkan keuntungan bagi pengembangan usaha. Pentingnya peran asuransi kerugian menuntut suatu bentuk usaha yang sehat yang salah satu aspeknya adalah kondisi keuangan yang sehat. Penelitian ini bermaksud melakukan analisa atas kesehatan keuangan perusahaan asuransi kerugian. Obyek yang dipilih adalah tujuh buah perusahaan asuransi kerugian go public. Penelitian ini menggunakan rasio-rasio keuangan sebagai alat analisis. Analisis dilakukan dengan menyorot hasil-hasil rasio yang berada di luar rentang yaang normal. Salah satu hasil analisis adalah adanya gejala menurunnya kualitas teknik underwriting yang nampak pada peningkatan klaim yang besar dalam kondisi ekspansi penerimaan premi. Hal ini berarti ekspansi penerimaan premi menghasilkan penutupan asuransi yang kurang berkulitas yang dapat membahayakan kecukupan pendanaan perusahaan di masa datang. Oleh karena itu, penerimaan resiko harus dilakukan dengan dengan selektif, yaitu memperhatikan kualitas asuransi yang ditutup dan kemampuan pendanaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18928
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadi
"Penelitian ini dilakukan terhadap dua puluh perusahaan go public yang melakukan akuisisi pada tahun 1993 dan 1994 dengan masa obyek penelitian kurun waktu waktu 1990 sampai dengan 1996 dan perusahaan yang diteliti adalah perusahaan induk saja (perusahaan yang melakukan akuisisi ). Data yang diperolch dianalisa dengan analisis uji beda dua rata-rata dan pengujian dilakukan dengan perangkat software Microstat Copyright 1984 by Ecosoft Incorporated pada taraf signifikasi 1 %, 5 %, dan 10 %. Dalam penelitian ini penulis membahas dampak perusahaan yang melakukan akuisisi terhadap kinerja keuangan yuitu dampak akuisisi terhadap rata-rata return saham setelah akuisisi dibandingkan dengan sebe1um akuisisi, dampak akuisisi terhadap rata-rata R01 dan ROE sebelum akuisisi dibanding dengan sesudah akuisisi. serta rata-rata R01 dan ROE sesudah akuisisi dengan perusahaan pesaingnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan return saham sebelum akuisisi dengan sesudah akuisisi, perbedaan profitability sebelum dan sesudah akuisisi dan profitability sesudah akuisisi dengan pesaingnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum dampak akuisisi terhadap kinerja keuangan dari dua puluh perusahaan yang diteliti menunjukkan bahwa bila ditinjau dari sudut return saham dan profitability, dengan akuisisi belum dapat meningkatkan nilai bagi share holder dan manajemen bahkan secara keseluruhan profitability perusahaan setelah akuisisi lebih buruk daripada profitability sebelum akuisisi."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T16707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Suratmoko HB.
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18349
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Bramantio Yuliarto
"Pada masa krisis perekonomian Indonesia mengalami kegoncangan dalam berbagai bidang industri. Gejala ini dapat terlihat pada perkembangan dalam pasar modal Indonesia. Bagi para investor terutama yang berinvestasi pada saham tentu mempertimbangkan kembali keputusan investasinya. Salah satu pertimbangan investor untuk mau berinvestasi di perusahaan tersebut yaitu dengan melihat kinerja dari perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada tiga industri dengan market capitalization terbesar, yaitu industri barang konsumsi; industri dasar dan kimia; serta industri infrastruktur, utilitas, dan telekomunikasi. Penelitian ini untuk menguji apakah pada periode tahun 1999-2001 masih ada saham dari perusahaan yang mempunyai tingkat pengembalian yang menguntungkan sehingga bisa dimasukkan ke dalam portofolio investasi. Metode pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor dan Jensen yang melibatkan unsur risiko. Model Sharpe (excess return to variability) dengan risiko fluktiiasi return sebagai pembagi, kemudian model Treynor (excess return to beta) dengan beta sebagai ukuran risiko atau yang sering disebut sebagai systematic risk. Sedangkan pendekatan yang terakhir lebih sebagai perluasan dan konsep CAPM yaitu dengan melihat kemampuan portofolio menghasilkan return di atas return pasar (differential return), atau yang lebih dikenal dengan sebutan model Jensen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan pada ketiga industri tersebut masih mempunyai kinerja di atas kinerja pasar. Perhitungan kinerja menujukkan kinerja industri terbaik yang berbeda-beda pada setiap tahun. Pada tahun 1999 yang terbaik adalah industri barang konsumsi, sedangkan tahun 2000 yang terbaik adalah industri dasar dan kimia, dan yang terakhir pada tahun 2001 yang terbaik adalah industri infrastruktur, utilitas, dan telekomunikasi. Sedangkan industri dengan kinerja terbaik untuk keseluruhan periode adalah industri dasar dan kimia. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat return sangat mempengaruhi perhitungan kinerja perusahaan. Tingkat return yang besar pada suatu tahun dapat mempengaruhi hasil kinerja untuk keseluruhan periode. Selain itu penelitian menunjukkan adanya kecenderungan yang menurun pada garis CML dan SML, karena return pasar (IHSG) lebih rendah daripada risk free rate (SBI)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>