Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100271 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Tony Suhartono
"Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individuil, yang memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai dengan hirarkis nilai yang berlaku pada individu tersebut. Hal ini dapat terjadi karena ada perbedaan persepsi yang berlaku pada dirinya, semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya, demikian sebaliknya.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang kepuasan kerja Dokter Batalyon yang ada di Batalyon tempur jajaran TNI-AD dan telah dimantapkan, untuk melihat ada tidaknya hubungan antara karakteristik individu maupun komponen kerja Dokter Yon yang berpengaruh dengan tingkat hirarkis kepuasan kerja. Dengan demikian dapat diketahui faktor-faktor mana yang mempunyai' peranan terpenting dalam meningkatkan kepuasan kerja Dokter Yon, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi Direktorat Kesehatan TNI-AD dalam meningkatkan pembinaan personil kesehatan TNI-AD khususnya Dokter Yon.
Kepuasan kerja Dokter Yon ditinjau berdasarkan Need Satisfaction model dari Salancik dan Pleffer serta teori Hirarkis kebutuhan dari Maslow. Model penelitian ini menganalisa variabel karakteristik individu terdiri dari umur, perkawinan, masa kerja status militer, dan variabel komponen kerja yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja Dokter Yon, terdiri dari Pembinaan teknis medis wilayah, gaya kepemimpinan komandan Batalyon, kerja sama dengan perwira lainnya, kemampuan tenaga kesehatan Yon dan Pengalaman tugas operasi militer Dokter Yon, Kepuasan kerja dilihat dari hirarkis pemenuhan kebutuhan dari Maslow. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuestioner yang dimodifikasi dan work "Satisfaction Questioner" WHO dan dianalisa dengan menggunakan uji Kai Kuadrat.
Hasil penelitian dari 60 Batalyon tempur jajaran TWI-AD yang telah dimantapkan hanya 47 Yon yang terisi oleh Dokter Militer, terlihat bahwa dari seluruh hipotesa yang telah ditegakan ternyata tidak semua diterima karena ada yang ditolak dan ada yang diterima.
Disimpulkan bahwa berdasarkan model penelitian ini secara keseluruhan rata-rata Dokter Yon di jajaran TNI-AD cukup merasa puas dan Dokter Yon yang merasa cenderung lebih puas dalam melaksanakan tugas adalah berusia dibawah 30 tahun, belum menikah, masa kerja kurang dari 2 tahun di Yon, militer suka rela dengan atensi Dandenkesyah yang cukup, Danyon yang bersifat partisipatif, dapat dukungan Perwira-perwira lainnya, kemampuan tenaga para medik Yon baik dan belum pernah tugas operasi. Kepuasan kerja Dokter Yon lebih banyak menunjukkan perbedaan pada aspek pemenuhan kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi dari dibandingkan pemenuhan kebutuhan dasar, rasa aman dan memiliki rasa sosial, jadi perbedaan bermakna banyak terjadi pada kelompok "Higher order need" daripada kelompok "lower order need" ini dapat terjadi karena Dokter Yon merupakan manajer medis teknis di Batalyon tersebut.
Disarankan agar dilakukan intervensi administrasi yang sistimatis dalam rangka menyeleksi dokter Yon yang akan bertugas di Yon dan memperbaiki sarana-prasarana serta faktor-faktor yang mendukung SDM kesehatan di Yon, perlu dipikirkan sistem imbalan (Reward System) yang sesuai dengan pemenuhan kebutuhan yang mendasar dan penataan sistem rotasi penempatan dokter Yon (terutaina Kopassus dan Kostrad) serta perlu diupayakan memperbaiki sistem komando yang ada di seksi kesehatan Batalyon. Kesemua hal ini diharapkan dapat mengurangi rasa ketidakpuasan Dokter Yon dalam melaksanakan tugas."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Yulianto
"Kepuasan kerja karyawan menjadi bagian panting yang harus diperhatikan oleh manager pcrusahaan, karena kepuasan kerja mempengaruhi kondisi kerja yang positifi Organisasi yang mampu memberikan kepuasan kerja terhadap karyawannya akan mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik.Scbaliknya, reaksi-reaksi negatif karyawan atas ketidakpuasan yang dirasakan akan membawa konsekuensi yang sangat mcrugikan perusahaan. Newstrom, J .W & Davis, K (1993) mengemukakan bahwa pengukuran kepuasan kerja merupakan langkah pertama untuk mcmperbaiki keadaan perusahaan.
Permasalahan yang terjadi di PT. X yang merupakan respon karyawan terhadap ketidakpuasan ketja adalah banyaknya keluhan yang disampaikan karyawan (voice), adanya kecenderungan rurnover karyawan (exiy dan terjadinya penyimpangan perilaku karyawan di tempat ketja (workplace deviance). Tujuan dari dibuatnya rancangan penyusunan alat ukur ini adalah untuk memperoleh rancangan penyusunan alat ukur untuk mengetahui kepuasan dan ketidakpuasan kerja karyawan serta dapat menemukan faktor~faktor penycbab ketidakpuasan kerja karyawan. Rancangan ini rnenggunakan dua pendekatan yakni pendekatan global dan pendekatan facet.
Penyusunan item didasarkan pada analisis data yang didapat dari tiga sumber, yakni hasil clisitasi respun dari beberapa karyawan P'1".X, studi literatur dan pendapat dari ahli/expertjudgemewn (psikolog dan manajemen SDM PT. X). Berdasarkan studi Iiteratur, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang paling mcwakili pcnycbab kepuasan kerja karyawan adalah pcrusahaan & manajemen, compensation & benefit, jcnjang karir, kondisi kerja, kepemimpinan, relasi sosial dalam organisasi,j0b i!Seffd3l'1 program pengembangan.

Employee satisfaction is being the important pan that should be recognize by the manager since the job satisfaction effects positive working condition. Organization that is able to fulfill thejob satisfaction for the employee will drive the employee to work better. In contrast, employee negative reaction of dissatisfied will lead to consequences that will harm the company. Newstomi, J. W &. Davis, K (1993) found out that the measurement of job satisfaction is the tirst step to make a better company condition.
The problem in PT. X is employee respond ofjob dissatisfaction showed by employee complain (voice), employee turnover (exit), and workplace behavior deviance. The objectives of designing the measurement tools is to get the design of measurement tools to find out job satisfaction and dissatisfaction and to find out factors of job dissatisfaction. This design uses two kinds of approaches, the global approach and facet approach.
Item sets based on data analysis from three sources; response elicitasion from PT X’s employee, literature and expert judgement (Psychologist and Human Resources Management of PT. X). Based on the literatiue, summarized the factors of employee job satisfactions are the company and management, compensation & banetits, career path, work conditions, leadership, sosial relation in organization, the job it self and development program.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34144
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Tri Utami
"Tujuan penelitian ini untuk meneliti hubungan antara job insecurity dengan kepuasan kerja pada karyawan outsourcing. Responden dalam penelitian ini berjumlah 171 orang karyawan outsourcing. Job insecurity adalah ketidakamanan yang dirasakan seseorang mengenai kelanjutan pekerjaan dan aspek-aspek penting yang berkaitan dengan pekerjaan karena adanya ancaman situasi dari pekerjaan yang sedang dijalaninya saat ini. Sedangkan kepuasan adalah perasaan senang atau tidaknya seseorang terhadap pekerjaannya, baik secara keseluruhan maupun terhadap tiap-tiap aspek dalam pekerjaan sebagai hasil penilaian dan perbandingan yang dilakukan individu terhadap pekerjaan yang akan mengarahkannya pada tingkah laku tertentu. Karyawan outsourcing, yaitu karyawan yang digunakan untuk bekerja disuatu perusahaan yang diperoleh dari perusahaan penyedia tenaga kerja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata job insecurity memiliki hubungan yang negatif dan signifikan dengan kepuasan kerja.

The aim of this research was to investigate the relationship between job insecurity and job satisfaction on outsourcing employees. The respondent in this research was 171 outsourcing employees. The definition of job insecurity is a sense of powerlessness to maintain desired continuity in a threatened job situation. Job satisfaction is how people feel abut their jobs and different aspects of their jobs. It is extent to which people like (satisfaction) or dislike (dissatisfaction) their jobs. The respondent in this research are the outsourcing employees, that is the employee who was used to work at the company that was received from the provider's company of manpower. Results of this research showed that evidently job insecurity had relations that were negative and significant towards job satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
658.314 22 UTA h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Eky Vitalina
"Profesionalisme merupakan kunci penting bagi konsultan dalam menyediakan layanan jasa konsultansi yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware). Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan hubungan antara iklim komunikasi di lingkungan kerja proyek, kepuasan kerja dan kinerja dengan profesionalisme konsultan sumber daya air. Kerangka teori utama yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Profesionalisme. Populasi penelitian ini adalah konsultan yang telah memiliki sertifikat keahlian sumber daya air dari HATHI (Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia) dengan sampel sebanyak 110 responden yang dipilih secara acak/random. Analisis data yang digunakan adalah regresi berganda.
Hasil penelitian ini adalah (i) iklim komunikasi yang tercipta di lingkungan kerja berhubungan secara signifikan dengan profesionalisme konsultan; (ii) kepuasan kerja berhubungan secara signifikan dengan profesionalisme konsultan; (iii) kinerja berhubungan secara signifikan dengan profesionalisme konsultan; (iv) iklim komunikasi yang tercipta di lingkungan kerja berhubungan secara signifikan dengan tingkat kepuasan kerja yang dicapai oleh konsultan; (v) iklim komunikasi yang tercipta di lingkungan kerja berhubungan secara signifikan dengan kinerja konsultan; (vi) kepuasan kerja berhubungan secara signifikan dengan kinerja konsultan; (vii) iklim komunikasi, kepuasan kerja dan kinerja secara bersama-sama berhubungan secara signifikan dengan profesionalisme konsultan.

Professionalism is key for consultants in providing consultancy services which emphasized the process of thinking (brain ware). The purpose of this study is to explain the relationship between communication climate in the project work environment, job satisfaction and job performance with professionalism of water resources consultants. Theoritical framework behavioral perspective of professionalism. The population of this study were consultants who have expertise certificate on water resources from HATHI (Indonesian Association of Hydraulic Engineers) with sample size of 110. Sample were determined with simple random sampling method. Data were analyzed using a multiple regression method.
The results of this study were (i) the communication climate in the project work environment significantly associated with professionalism of consultants, (ii) job satisfaction was significantly associated with the professionalism of consultants, (iii) job performance significantly associated with the professionalism of consultants, (iv) the communication climate in project work environment significantly related to job satisfaction levels achieved by the consultants, (v) the communication climate in the project work environment significantly associated to the job performance of the consultants; (vi) job satisfaction significantly associated to the job performance of the consultants; (vii) the communication climate, job satisfaction, and job performance were jointly significantly associated with professionalism of consultants."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadeak, Binur
"Kualitas pelayanan rumah sakit merupakan indikator yang menentukan citra rumah sakit yang pada gilirannya akan menentukan kesinambungan rumah sakit baik sebagai lembaga pelayanan kesehatan maupun sebagai bisnis pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan rumah sakit akan meningkat apabila kepuasan kerja dokter di rumah sakit tersebut dapat dipenuhi. Kepuasan kerja merupakan perasaan emosi yang menyenangkan setelah merasakan, mengalami dan memperoleh imbalan dari tempat kerja yang keseluruhannya berkaitan dengan faktor manajemen rumah sakit dan persyaratan yang sesuai dengan tuntutan profesi di bidang kedokteran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan kerja dokter di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta dan melihat hubungan antara karakteristik dokter dengan tingkat kepuasan kerja dokter. Karakteristik yang dikaji adalah umur, pendidikan, jenis kelamin, status dokter dan lamanya bekerja. Data diperoleh melalui survey dengan menggunakan kuesioner yang reliabilitas dan validitas telah diuji coba terlebih dahulu. Besar sampel penelitian adalah sebanyak 93 responden. Survey dilakukan dalam waktu satu minggu, sehingga data survey merupakan data "cross sectional". Metoda analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat. Analisis bivariat dilakukan dengan metoda "chi-square".
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa rata-rata tingkat kepuasan kerja dokter di RSPI sebesar 67 % , dengan prosentase yang puas sebesar 81,7 % dan berada pada gradasi puas. Dari variabel yang diteliti ternyata hanya faktor jenis kelamin dan lama kerja yang berhubungan dengan kepuasan kerja dokter di RSPI.
Hasil penelitian ini menyarankan untuk menyiapkan kotak saran untuk dokter tamu dan paruh waktu terutama dokter yang tidak diikutkan dalam pertemuan rutin serta untuk selalu untuk memantau dan mengevaluasi kebijakan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban.

Service quality of a hospital indicates certain image of the hospital, which in turn determines its continuity in health cervices either as an institution or a business. The service quality improves in accordance with an increase in job satisfaction of the physician at the hospital. Job satisfaction is a reflection of a good emotional feeling, resulting from involvement, experience, end recept of compensation provided by the work place, which are all relate to the management of the hospital and the other factors required by professional medical standards.
The purpose of this study is to measure job satisfaction level of the physicians correlation between the physician characteristics and their level of satisfaction. The studied characteristic include age, gender, physicians status, and physicians length of service. Datas were gathered through a survey, the questionnaires were distribute among 93 respondents as the sample_ Prior to distribution are three types analysis used in this research : univariat, bivariat, and multivariat. Different from bivariat analysis which "Chi-Square" method, Multivariat analysis uses multiple logistic regression method.
This study has come up with following conclusions : The level of physicians job satisfaction in RSPI averages to 67 %, 81,7 % of the physicians shows their satisfaction. From all physicians characteristics studied only physicians gender and length of service shows significant correlation to physicians job satisfaction, at the confidence level 95 %.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Suud
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan kerja diantara tenaga keperawatan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang, dan menentukan hubungan antara karakteristik perawat dengan kepuasan kerja. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan studi korelasi deskriptif dengan pengumpulan data secara cross-sectional.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen pcngukuran kepuasan kerja perawat rumah sakit yang dikembangkan oleh Stamps dan kawan-kawannya, yang aslinya terdiri dari 48 pertanyaan, dan telah disesuaikan dengan kondisi setempat sehingga menjadi 30 pertanyaan. Instrumen data demografi yang dikembangkan oleh peneliti yang digunakan dalam pengumpulan data merupakan karakteristik perawat. Sampel penelitian ini adalah 112 orang tenaga keperawatan yang bekerja di ruang rawat inap, dan diambil secara random.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja tenaga keperawatan di ruang rawat inap Rumah sakit Umum daerah Tangerang belum mencapai tingkat puas. Komponen yang paling rendah tingkat kepuasannya adalahkomponen penghasilan. Sedang dari hasil analisis hubungan menunjukkan bahwa hanyamasa kerja dan status perkawinan yang mempunyai hubungan bermakna dengan kepuasan kerja.
Berdasarkan hasil penelitian ini perlu kiranya pihak manajemen rumah sakit menaruh perhatian terhadap kebijakan yang herhubungan dengan penghasilan karyawan khususnya tenaga keperawatan karena menyangkut masalah kesejahteraaan. Perbaikan sistem pembagian jasa pelayanan dapat dipikirkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja tersebut. Akhirnya perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan include kualitatif untuk menggali lebih dalam lagi persepsi perawat tentang kepuasan kerja mereka. sehingga lebih jelas gambaran indikator-indikator kepuasan kerja perawat.

The purpose of this study was to describe the job satisfaction among ward nurses at Tangerang General Hospital, and determine the relationship between nurse's characteristics and job satisfaction. Descriptive correlation design with cross sectional data collection was used in this study.
The instrument developed by Stamps and her associates which originally comprised of 48 items were modified and reduce to 30 items to measure nurse's satisfaction. The data demographic instrument was developed by researcher was utilized to collect data on nurse's characteristics. The both instruments were administered to 112 randomly selected ward nurses.
The result of the study has shown the lower level of nurses's satisfaction toward their jobs. The lowest satisfaction of nurses was on their income, while the correlation analysis revealed only the number of years of working and marital status had significant relation ship with job satisfaction.
The findings of this study can be utilized as an input to the top manager for reviewing the institution's policy on nurse's income and welfare issues, such as the improvement of incentive system can be considered as one of a 'ort to increase nurse's satisfaction. Further study using qualitative research methodology by exploring nurse's perception on their job satisfaction will touch the underneath of human experiences and finally come up with the nurse's perspective indicators of job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Dwinanda
"Dalam rangka downsizing, perusahaan mengadakan program pensiun dini. Yang diharapkan dari program pensiun dini yaitu mengeluarkan pegawai senior yang sudah tidak produktif lagi dalam bekerja. Namun harapan perusahaan tidak tercapai. Pada penelitian sebelumnya Mein (2000) dan Beehr (1995) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan salah satu prediktor pegawai mengambil pensiun dini. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kepuasan kerja serta faset-fasetnya terhadap intensi mengambil pensiun dini.
Pada kepuasan kerja menggunakan sembilan faset dari Spector (1997) yaitu gaji, promosi, supervisi, tunjangan tambahan, penghargaan non materi, prosedur operasional, rekan kerja, tipe pekerjaan dan komunikasi. Sedangkan pada intensi terbentuk melalui tiga determinan yaitu attitude, subjective norm dan perceived behaviour control dari Ajzen (2005). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe penelitian non eksperimental. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari dua alat ukur yaitu kepuasan kerja dan intensi mengambil pensiun dini. Partisipan penelitian ini adalah 138 orang pegawai Bank XYZ dengan jabatan manager.
Melalui pengolahan data metode statistik dengan simple regression prosedur enter diperoleh nilai signifikan sebesar 0.183. Artinya, kepuasan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap intensi mengambil pensiun dini. Hasilnya kepuasan kerja yang tinggi memiliki intensi yang rendah, sedangkan kepuasan kerja yang rendah juga memiliki intensi yang rendah. Selanjutnya melalui multiple regression prosedur stepwise diperoleh signifikan sebesar 0.028 dengan prediktor faset promosi. Artinya, faset promosi berpengaruh secara signifikan terhadap intensi mengambil pensiun dini, dan faset kepuasan kerja lainnya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap intensi mengambil pensiun dini. Saran untuk penelitian selalanjutnya, sebaiknya menambahkan jumlah partisipan dengan sejumlah perusahaan.

To downsize its personnel, the company has introduced an early retirement program. This program has been introduced in the hope that unproductive senior employees can be reduced. But the hope has not been fulfilled. In the previous study, Mein (2000) and Beehr (1995) postulated that job satisfaction is the one predictor that drove employees to retire early. This study is conducted to observe the influence of ? also the facets - job satisfaction on the intention of early retirement.
In the light of job satisfaction, 9 facets (Spector (1997)) are used ? pay, promotion, supervision, fringe benefit, contingent rewards, operation procedures, coworker, nature of work, and communication. Intention is formed through 3 determinants, namely attitude, subjective norm and perceived behavior control, Ajzen (2005). This study is conducted with a non experimental quantitative approach. Data collection is conducted through a questionnaire employing 2 parameters, job satisfaction and the intention to early retirement. The respondents are 138 XYZ managers.
The statistical method, used simple regression method with enter procedure specifically, is used to process the data obtained. The value of 0.183 is obtained from the method. The value means that job satisfaction is not impact to the intention to retire early. It can be concluded that high job satisfaction results in low intention to retire early and low job satisfaction results in low intention to retire early. The multiple regression with stepwise procedure results in the value of 0.028, with the facet predictor promotion used. It can be concluded that this facet significantly impact the intention and the other facet of job satisfaction insignificantly impact the intention. It is suggested that there be more respondents and companies in the future study.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
658.314 22 DWI p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Atur Mangatas
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap
komitmen organisasi pegawai KPP di Jakarta. Selain itu penelitian ini juga
dilakukan untuk mengetahui kondisi komitmen organisasi dan kepuasan kerja para
pegawai di KPP tersebut sampai pada dimensi masing-masing variabel tersebut.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 438 pegawai di beberapa
KPP di Jakarta. Penelitian ini menggunakan analisis dskriptif, regresi linear
sederhana dan general linear model. Penelitian ini menggunakan kuesioner
Organizational Commitment Scale yang dikembangkan Allen dan Meyer untuk
mengukur komitmen organisasi dan kuesioner Job Satisfaction Survey yang
dikembangkan Spector untuk mengukur kepuasan kerja. Hasil penelitian
menemukan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen
organisasi. Apabila dilihat berdasarkan dimensinya, hanya beberapa dimensi dari
kepuasan kerja yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap dimensi dari
komitmen organisasi yakni dimensi rekan kerja, sifat pekerjaan dan komunikasi
terhadap komitmen affective serta dimensi gaji, promosi dan sifat pekerjaan
terhadap komitmen normative. Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa
kondisi komitmen organisasi masuk dalam kategori sedang dan kepuasan kerja
juga masuk dalam kategori sedang. Hasil penelitian ini menyarankan untuk
menganisis lebih lanjut mengenai pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen
organisasi dalam skala yang lebih besar yakni Direktorat Jenderal Pajak.

ABSTRACT
This research analyzes the influence of job satisfaction on organizational
commitment of Tax Offices employees at Jakarta. This research also analyzes the
condition of organizational commitment and job satisfaction of Tax Offices
employees at Jakarta and also the dimensions of each variable. The sample used in
this research was 438 employees of several Jakarta Tax Offices.This research used
descriptive analysis, simple regresion and general linear model. This research
utilize Organizational Commitment Scale of Allen and Meyer to measure the
organizational commitment and Job Satisfaction Survey of Spector to measure job
satisfaction.The research result shows that job satisfaction positively influences
organizational commitment. The result of dimension of each variable shows that
only several dimensions of job satisfaction influence the dimensions of
organizational of commitment, they are coworker, nature of work, communication
on affective commitment and pay, promotion and nature of work on normative
commitment. This research result also shows that the condition of employees
organizational commitment is on the medium level and job satisfaction is also on
the medium level. This research suggest to do further study of analyzing the
influence of job satisfaction on organizational commitment of employees at the
higher level, Directorate General of Taxation."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Rizki
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara psychological empowerment dengan kepuasan kerja karyawan di PT. Bank X Cabang YZ. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara psychological empowerment dengan kepuasan kerja karyawan di PT. Bank X Cabang YZ.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan tetap PT. Bank X Cabang YZ dimana jumlah sampel sebanyak 39 orang dengan menggunakan teknik penarikan sampel total sampling. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Skala yang digunakan adalah skala likert. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Rank Spearman. Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan uji Z.
Dari hasil analisis korelasi Rank Spearman dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara psychological empowerment dengan kepuasan kerja dengan korelasi sebesar 0,758. Dari hasil uji signifikan z dapat diketahui bahwa nilai z hitung ternyata lebih besar dari nilai z tabel dengan nilai z hitung sebesar (4,734) sedangkan nilai z tabel (1,96). Sehingga dengan demikian Ho ditolak dan Hi diterima yang berarti terdapat hubungan positif antara psychological empowerment dengan kepuasan kerja karyawan.

This study discusses about the effect of psychological empowerment on employee job satisfaction. The purpose of this study is to to determine Psychological Empowerment influence to Employee Job Satisfaction in PT. Bank X, Tbk Branch YZ.
This study uses a quantitive approach.Sample that used in this research are 39 PT. Bank X, Tbk Branch YZ employees with using total sampling method. Instrument for collecting data is questionnaires. For scaling, the writer adopts likert scaling. And, Technique for analyzing data is metode Rank Spearman method. The hypothesis would be tested using Z-test.
From the analysis of Rank Spearman correlation can be seen that there is a positive relationship between psychological empowerment with employee job satisfaction with a correlation value of 0.758. From the significant test results can be seen that z value calculated was greater than the value of z table to calculate the z value of (4.734) while the z value table (1.96). Thus Ho was rejected and Hi was accepted, which means there is positive relationship between psychological empowerment andempoyee job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debia Nur Epita
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara Psychological Well-being dan kepuasan kerja pada PNS Organisasi Pemerintahan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Pengukuran Psychological Wellbeing menggunakan alat ukur Ryff’s Scale of Psychological Well Being dan pengukuran kepuasan kerja menggunakan Job Satisfaction Survey (Spector, 1994). Responden dalam penelitian ini berjumlah 141 PNS dari sembilan kantor pemerintahan di Yogyakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological well-being dan kepuasan kerja pada PNS Organisasi Pemerintahan (r = 0.283; p = 0.001, signifikan pada L.o.S 0.05). Hasil tersebut dapat diartikan, semakin tinggi tingkat psychological well-being maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja PNS Organisasi Pemerintahan.

This research was conducted to find the correlation between psychological wellbeing and job satisfaction among civil servant. This research is using quantitative approach by collecting data through questionnaires. Psychological well-being was measured by instrument named Ryff’s Psychological Well Being Scale, which is adopted from previous research by a research team of psychological well-being in 2012. Job satisfaction was measured by instrument named Job Satisfaction Survey (Spector, 1994). The participants of this research are 141 civil servants from nine government offices in Yogyakarta.
The main result of this study show that psychological well-being positively correlated significantly with job satisfaction (r= 0.283; p = 0.001, significant at L.o.S 0.05). Intepretation from the result is, higher psychological well-being, the higher job satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52460
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>