Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210548 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muchlis Agung
"ABSTRAK
Dalam rangka merealisasikan cita-cita nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Tabun 1945 antara lain upaya negara untuk mencerdaskan dan mensejahterakan bangsa maka dilakukan pembangunan sumber daya manusia Indonesia agar menjadi suatu bangsa yang maju dan mampu menjadi bangsa yang mandiri melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan penguasaan teknologi yang dilandasi oleh sikap mental kejuangan yang tinggi bagi kepentingan nasional yang menjadi kunci utama dari keberhasilan itu. Menyadari akan hal tersebut maka pemerintah bersama aparatnya bertekad untuk meningkatkan kualitas bangsa melalui pembangunan sumber daya manusia sebagai prioritas utama dalam Pembangunan Jangka Panjang II sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1993. ABRI sebagai bagian dari masyarakat, bangsa maupun negera Indonesia bertekad untuk mendukung kebijaksanaan pemerintah tersebut melalui upaya pendayagunaan segenap prajurit dan PNS dalam kesatuan jajaran ABRI sehingga terwujud Postur ABRI yang Profesional, Efektif, Efisien dan Modern. Kondisi tersebut dapat dicapai apabila masing-masing unsur personil yang terdiri dari prajurit dan PNS ABRI di kesatuan-kesatuan ABRI terutama di lingkungan kerja Seskoad mampu bekerja sama dan berprestasi secara optimal dan seimbang. Yang menjadi masalah pokok bahwa telah terjadi ketidakseimbangan prestasi kerja antara prajurit dengan PNS sehingga timbal kesenjangan kinerja atau performance gap yang disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja yang kurang sehat. Dari hasil penelitian di Seskoad yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan wawancara diperoleh hash yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif kuat sebesar 0,84 antara sikap dan perilaku prajurit ABRI dengan kinerja PNS."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Suryawan
"Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia sebagai bagian dari institusi militer diharapkan bertransformasi menjadi sebuah war college. Dalam rangka mendukung transformasi tersebut, peran manajemen sumber daya manusia sangat krusial, terutama kinerja perencanaan sumber daya manusia stratejik yang perlu didukung oleh kompetensi para perencananya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi SDM perencanaan sumber daya manusia stratejik, menganalisis kinerja perencanaan sumber daya manusia stratejik, dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja perencanaan sumber daya manusia stratejik pada Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data utama penelitian ini bersumber dari survey yang dilakukan terhadap 83 personil yang bertugas di Direktorat Umum yang didukung dengan data wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi perencanaan sumber daya manusia stratejik di Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia masih perlu ditingkatkan karena didominsasi oleh kompetensi dengan kategori sedang (51,8%) dan rendah (28,9%) sehingga kinerja perencanaan sumber daya manusia stratejik juga menunjukkan kategori yang didominasi oleh kinerja kategori sedang (39,8%) dan rendah (36,1%), dan hubungan kedua variabel tersebut akhirnya memberikan kesimpulan bahwa kompetensi memiliki pengaruh terhadap kinerja perencanaan sumber daya manusia stratejik pada Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia dengan nilai pengaruh 73,9%.

Armed Forces Staff and Command School as part of the military institution is expected to transform into a war college. In order to support this transformation, the role of human resource management is very crucial, especially the performance of strategic human resource planning which needs to be supported by the competence of the planners. This research aims to analyze HR competency in strategic human resource planning, analyze strategic human resource planning performance, and analyze the influence of competency on strategic human resource planning performance at the Armed Forces Staff and Command School. This study uses a quantitative approach. The main data for this research comes from a survey conducted on 83 personnel serving in the General Directorate that is supported by in-depth interview data and literature study. The results of the research show that strategic human resource planning competency at the Armed Forces Staff and Command School still needs to be improved because it is dominated by competencies in the medium (51.8%) and low (28.9%) categories so that strategic human resource planning performance also shows a category dominated by medium (39.8%) and low (36.1%) performance categories, and the relationship between these two variables finally gives the conclusion that competence has an influence on the performance of strategic human resource planning at the Armed Forces Staff and Command School with an influence value of 73.9%."
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satwati Suprihatin
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
S2657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutrisno
"Kepuasan kerja menjadi penting dalam suatu organisasi, karena diyakini memberikan dampak yang positif bukan hanya untuk organisasi tetapi juga untuk para karyawan. Jika kepuasan kerja dalam suatu organisasi dapat tercapai maka akan meningkatkan produktifitas. Tetapi jika yang terjadi adalah ketidakpuasan kerja, maka akan mengakibatkan kemangkiran, mogok kerja, pindah kerja, dan lain-lain. Kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Secara umum kepuasan kerja dipengaruhi oleh dua hal, yaitu : lingkungan kerja (rekan kerja, atasan, gaji, pekerjaan, komunikasi, promosi, kondisi kerja), dan kepribadian (salah satu atribut kepribadian yang dapat digunakan sebagai peramal perilaku dalam organisasi yaitu locus of control).
Penelitian tentang hubungan antara locus of control dengan kepuasan kerja pada prajurit TNI-AL dilatarbelakangi oleh banyaknya tindakpelanggaran yang dilakukan para prajurit. Hal ini merupakan salah satu indikasi terjadinya ketidakpuasan kerja (Robbins, 2001). Responden penelitian ini adalah para prajurit TNI-AL yang berdinas di Mabesal. Alat pengumpul data yang digunakan adalah skala Internal-Eksternal LOC dari Rotter (1966) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Kurniawati, H. (1986) untuk keperluan skripsi, dan untuk kepuasan kerja menggunakan Skala Kepuasan Kerja dari Spector (1997), yang telah diadaptasi kedalam bahasa indonesia oleh Ali Nina (2002). Untuk melihat hubungan antara LOC dengan kepuasan kerja menggunakan korelasi pearson produet moment.
Dari hasil analisa data didapat suatu gambaran bahwa LOC para prajurit secara umum internal, dan kepuasan kerja secara umum tinggi. Tetapi tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara keduanya. Hal ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan anatara kedua variabel tersebut. Sedangkan dari korelasi antara LOC dengan kepuasan kerja perfaset, ditemukan bahwa LOC hanya berkorelasi secara signifikan dengan kepuasan kerja faktor kepemimpinan. Sedangkan enam faktor kepuasan kerja lainnya tidak berkorelasi secara signifikan. Hal ini berarti LOC hanya mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kepuasan kerja faktor kepemimpinan saja, sedangkan hubungannya terhadap enam faktor lainnya, seperti kondisi kerja, teman kerja, kesempatan promosi, komunikasi, pekerjaan, gaji dan imbalan, tidak bermakna.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan untuk penelitian lanjutan supaya mencoba memperbandingkan subjek penelitian antara prajurit yang di staf dan di lapangan,1'memperbanyak referensi, agar lebih mendapatkan hasil yang mendalam tentang hubungan LOC dengan kepuasan kerja."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyanto
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama - M&C, 2019
MK-Pdf
UI - Publikasi  Universitas Indonesia Library
cover
Bimala Dewi Irzani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gantina Komalasari
"Penelitian ini berawal dari pemikiran bahwa memasuki pensiun bukan merupakan hal yang mudah dan sering kali menimbulkan masalah psikologis bagi yang menjalaninya. Pensiun selalu menyangkut perubahan peran, nilai dan pola hidup individu secara menyeluruh. Bagi individu yang belum siap menghadapi pensiun dan belum siap untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan psikologis, finansial dan social yang mungkin terjadi akan menganggap bahwa pensiun merupakan suatu periode kepahitan, kegetiran dan sesuatu yang mengancam, karena terpaksa harus kehilangan hal-hal yang pernah menjadi miliknya dan harus menyesuaikan diri dengan cara hidup baru yang belum diketahuinya.
Berbagai perubahan dan penyesuaian yang khas sifatnya akan dihadapi seorang individu pada saat memasuki masa pensiun, demikian pula di kalangan PNS. Keadaan ini menuntut pengertian dan perlakuan tersendiri dari orang lain maupun dirinya sendiri. Sejalan pula dengan arah pembangunan jangka panjang kedua, kita perlu memberi perhatian terhadap penduduk usia lanjut agar dapat tetap berperan dalam pembangunan khususnya pembinaan generasi muda dan masyarakat. Untuk itu pemahaman mengenai pensiun merupakan hal yang mendasar; dengan dasar pemahaman yang komprehensif diharapkan PNS yang MPP dapat menghadapi pensiun dengan lebih baik, yaitu terciptanya penduduk usia lanjut yang produktif dan kreatif, sehingga mampu mengisi hidupnya dengan sesuatu yang bermakna.
Penelitian ini mengkaji hubungan antara makna hidup, dukungan sosial dan sikap terhadap pensiun dengan kecemasan dalam menghadapi pensiun pada PNS yang MPP.
Berdasarkan kajian teori diajukan 4 hipotesis untuk dibuktikan kebenarannya. Penelitian ini dilakukan pada PNS yang MPP terdiri dari golongan I sampai golongan IV dari Departemen Penerangan, Departemen Tenaga Kerja dan Departemen 'Pendidikan Dan Kebudayaan di DKI Jakarta tahun 1994.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa :
1. Hasil analisis Korelasi Sederhana Product Moment dan analisis regresi berganda terhadap variabel yang diteliti menunjukkan Makna Hidup, Dukungan Sosial dan Sikap terhadap pensiun secara keseluruhan memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan Kecemasan menghadapi pensiun. Dengan perkataan lain semakin Bermakna Hidup PNS yang MPP, semakin tinggi Dukungan Sosial dan semakin positif Sikap terhadap pensiun, maka akan semakin rendah Kecemasan menghadapi pensiun. Akan tetapi berdasarkan analisis lanjutan Korelasi Parsial terbukti Dukungan Sosial tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan Kecemasan menghadapi pensiun.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kecemasan menghadapi pensiun pada PNS yang MPP hanya dipengaruhi tinggi rendahnya makna hidup yang dimiliki dan positif tidaknya sikap mereka terhadap pensiun.
2. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, menunjukkan PNS yang MPP pada umumnya memiliki Makna Hidup yang tinggi, Dukungan Sosial yang tinggi, Sikap yang positif terhadap pensiun dan Kecemasan yang rendah dalam menghadapi pensiun.
Selanjutnya dengan hasil temuan pada penelitian ini diajukan saran agar ditingkatkan usaha menumbuh kembangkan sikap positif terhadap pensiun dan makna hidup, melalui pengembangan situasi dan kondisi yang memungkinkan kedua aspek tersebut dapat berkembang secara optimal. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan meneliti individu yang telah memasuki masa pensiun, sehingga dapat ditelaah lebih lanjut bagaimana para pensiunan menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan yang terjadi dengan menggunakan metode pengumpulan data yang terpadu. Serta dimanfaatkannya hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan masukan dalam upaya pengembangan program pelatihan pra pensiun agar individu siap untuk memasuki dan menyesuaikan din terhadap berbagai perubahan pada masa pensiun dan dapat mengembangkan produktivitasnya."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofian Purnama
"Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah salah satu organisasi kemahasiswaan tertua di Indonesia yang berdiri pada 5 Februari 1947. Sejak tahun-tahun awal kelahirannya, HMI telah terlibat dengan berbagai peristiwa penting yang dialami Bangsa Indonesia. Ketika Bangsa Indonesia sedang berupaya mempertahankan kemerdekaan dari rongrongan kaum kolonial dan pemberontakan kaum komunis melalui Madiun affair 1948, HMI bersama golongan militer bahu-membahu mempertahankan Negara Republik Indonesia dan cita-cita Proklamasi. Kerjasama yang telah terjalin itu berlanjut pada tahun 1960-an, ketika terjadi konflik antara angkatan Darat dan PKI. PKI yang merasa semakin kuat kemudian mulai melebarkan konfrontasinya kepada kelompok-kelompok lain. HMI kemudian menjadi salah satu sasaran_pengganyangan PKl dan pendukung-pendukungnya. PKI menuduh HMI anti Pancasila, antek Masyumi, terlibat PRRI, agen CIA, dan lain-Iain. Berbagai upaya dilakukan PKI untuk membubarkan HMI, mulai dari demonstrasi-demonstrasi menuntut pembubaran HMI, hingga teror-teror yang dilakukan PKI dan pendukung-_pendukungnya dalam berbagai bentuk. Situasi itu menjadi sangat tidak menguntungkan HMI, apalagi kemudian Presiden Sukarno mulai terpengaruh dan mulai mempertimbangkan untuk membubarkan HMI. Presiden Sukarno menuduh HMI melakukan tindakan anti-revolusi dan bersikap reaksioner, aneh, menjadi tukang kritik, liberal dan terpengaruh oleh cara berfikir barat. HMI kemudian melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan dan pengganyangan yang dilakukan PKI dan pendukung-pendukungnya. Selain berusaha mendapatkan dukungan Presiden Sukarno, HMI juga menggalang kerjasama dengan Angkatan Darat yang juga sama-sama menjadi sasaran pengganyangan PKI. Angkatan Darat kemudian memberikan dukungannya yang besar kepada HMI. Konflik antara Angkatan Darat dan HMI di satu pihak dengan PKI di pihak lain memuncak saat menjelang terjadinya Gestapu yang gagal. Kerja sama antara Angkatan Darat dan HMI merupakan sesuatu yang sangat menarik karena sebagai organisasi yang paling mapan dan modern di dunia, militer tidak biasa bekerja sama dengan organisasi lain di luar dirinya. Militer beranggapan bahwa organisasi-organisasi selain militer adalah penyebab disintegrasi bangsa. Namun ternyata hal itu tidak berlaku pada militer Indonesia (Angkatan Darat) di tahun 1960-an. Pada saat itu memang terjadi situasi politik yang genting, yang membuat banyak hal berlangsung di luar yang biasa terjadi, seperti yang terjadi pada Angkatan Darat dan HMI."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Eddy Marhan Jaya
"Keberhasilan suatu organisasi di dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari keberadaan sumber daya manusia yang berinteraksi di dalamnya. Keberhasilan ini tidak terlepas dari bagaimana cara seorang pemimpin di dalam menggalang kerjasama dengan bawahannya, sejauh mana di dalam kepemimpinannya tersebut dapat menggerakkan dan mempengaruhi serta memotivasi bawahan sehingga para pegawai/bawahannya dengan kesadaran dan rasa tanggung jawabnya akan bekerja dengan produktif,dan kondisi ini selanjutnya tentu saja akan mendukung percepatan didalam pencapaian tujuan organisasi yang dipimpinnya. Pemahaman di atas mendorong minat penulis untuk menelitinya secara seksama apakah faktor kepemirnpinan dan motivasi kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai di Iingkungan Pemerintah Daerah kabupaten Muara Enim? dan di antara variabel tersebut variabel mana yang dominan berpengaruh terhadap produktivitas kerja PNS? Penelitian ini menggunakan deskriptif bersifat korelasional dengan pengumpulan data melalui wawancara dan penyebaran angket kepada para responden/sampel terpilih dari populasi yang ada dibuat dengan skala likert dengan pilihan ganda. Populasi penelitian adalah Pegawai Negeri Sipil yang berkedudukan sebagai unsur pimpinan/pejabat struktural dan unsur staf di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim. Sampel diambil secara acak dari dalam Iingkup tujuh unit kerja yang diasumsikan cukup representatif. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antar variabel tersebut, dari data fapangan yang didapat kemudian dihitung dengan analisis kuantitatif dengan cara statistik, didapat hasil kesimpulan sebagai berikut:
1. Adanya hubungan yang signifkan antara kepemimpinan dengan produktivitas kerja pegawai dengan nilai korelasi (r) sebesar 0.403, dimana nilai ini menunjukkan dalam katagori hubungan positif/dapat digunakan. Berarti apabila kepemimpinan ditingkatkan maka produktivitas kerja akan meningkat.
2. Adanya hubungan yang signifikan antara motivasi dengan produktivitas kerja pegawai dengan nilai korelasi ( r ) sebesar 0.515, dimana nilai menunjukkan dalam katagori hubungan positif/dapat digunakan. Berarti apabila motvasi kerja ditingkatkan maka produktivitas kerja akan meningkat.
3. Motivasi kerja merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai dibanding faktor kepemimpinan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka untuk meningkatkan produktivitas kerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim, perlu ditingkatkan kembali strategi untuk mendorong produktivitas kerja pegawai, baik dari unsur kepemimpinannya sendiri selaku motivator dan terutama sekali dari unsur pendorong motivasi kerja bagi bawahan, baik dengan pendekatan kelompok maupun perorangan yang bersifat material maupun non material yang dianggap paling kuat/dominan yang dapat mendongkrak motivasinya dari masing-masing bawahan tersebut sehingga dengan demikian akan timbul kemauan yang akan mendorong meningkatkan produktivitas kerjanya. Di samping itu perlunya ditanamkan bentuk penyadaran kembali sikap PNS itu sendiri yang harus konsisten dengan komitmennya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat yang harus diwujudkannya dalam bentuk hasil kerja yang produktif.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3389
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sutrisno
"Badan Administrasi Kepegawaian Negara adalah suatu Lembaga Pemerintah Non Departemen yang bertugas membantu Presiden dalam penyelenggaraan Pembinaan Sumber Daya Manusia Aparatur Negara. Menyadari beratnya beban tugas tersebut apalagi menghadapi era melinium ketiga mendatang maka BAKN menyadari perlunya peningkatan kinerja karyawan/pejabat di lingkungannya melalui pendidikan formal dan pelatihan serta berbagai uapaya yang lain. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara Pelatihan, Karakteristik Individu (Jenjang Kepangkatan, Masa Kerja, Jenjang Pendidikan dan Usia karyawan) dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Iingkungan BAKN Pusat, Jakarta.
Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelasional, dimana populasi penelitian adalah para pejabat eselon III, IV dan V di lingkungan BAKN Pusat, Jakarta. Sedangkan sampeinya ditentukan secara stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi yang ada di Biro Kepegawaian, sedangkan analisis data menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi.
Hasil penelitian ini menunjukkan :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan kinerja karyawan sebesar r = 0,431 (agak rendah).
2. Terdapat hubungan yang positif antara pelatihan, masa kerja, dan usia dengan kinerja Pegawai Negeri Sipil di lingkungan BAKN Jakarta. Namun jenjang pangkat dan jenjang Pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengen kinerja pegawai.
3. Besarnya sumbangan pelatihan, karakteristik individu (kepangkatan, masa kerja, tingkat pendidikan dan usia) secara bersama-sama kepada Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Iingkungan BAKN Jakarta adalah sebesar 23.6%, namun apabila variabel kepangkatan dan jenjang pendidikan dikeluarkan maka R square = 17,602.
4. Analisis/uji beda terhadap karakteristik individu diperoleh hasil bahwa keenam hipotesis yang diuji dapat diterima.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka disarankan agar program peningkatan kemampuan pegawai melalui diklat/pelatihan, lebih ditingkatkan baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti kinerja Pegawai Negeri Sipil agar alat ukur yang ada lebih disempurnakan dengan menambah variabel-variabel lain sebagai prediktor. Selain itu untuk lebih mempertajam hasil analisis pendekatan kuantitatif ini perlu dilengkapi dengan pendekatan kualitatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>