Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21071 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Piping Setia Priangga
"ABSTRAK
Sebagai pemikiran, perhatian para environmentalis terhadap masalah lingkungan telah sampai kepada akar permasalahaanya, yaitu masalah lingkungan sosial. Lebih Bari ita, telah menunjukkan adanya kecenderungan yang mengarah kepada penggunaan nilai-nilai agama dalam pengelolaan lingkungan. Namun demikian, pelaksanaan pengelolaan lingkungan analisanya belum sebagaimana pemikiran yang harus dijadikan landasannya.
Permasalahannya adalah terletak pada perumusan tentang kualitas lingkungan sosialnya. Hal apanya yang dinilai, mengapa hal itu yang dinilai dan apa-apa raja indikator-indikatornya di dalam mengukur kualitas lingkungan sosial tersebut.
Tesis ini bertujuan untuk nenjawab permasalahan di atas berdasarkan Mushehaf al-Qur?an. Yaitu peranan konsep lingkungan sosial menurut Mushchaf al-Qur?an, menganalisis ke dalan unsur-unsurnya, dan menentukan indikator indikator kualitas untuk masing-masing umurnya dalam garis-garis besar.
Dengan menggunakan metode penelitian yang dalam tradisi Tafsir Mushaf al-Qur?an dikenal sebagai Metode Tafsir Mawdhuw', di dalam penelitian ini adalah menghapalkan dan menafsirkan keseluruhan ayat-ayat Mushaf al-Qur'an yang mengandung konsep ash-Shiraath secara sistematis.
Diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara konseptual, lingkungan sosial berdasarkan Muahchaf a1-Qur'an adalah interaksi refleksi indikator berbagai hubungan antar bermacam-macam setting pola kelakuan spiritual dan berbagai tingkatan kadar spiritual individu atau kelompok individu yang ada di dalam masyarakat dalam hubungannya dengan Surat al Fathihah sebagai deklarasi kosmopalitanisme.
2. Unsur-unsur dari sudut keragaman pola kelakuan spiritualnya terdapat tiga setting pola kelakuan: (1) Setting pola kelakuan Iymaan, (2) Setting pola kelakuan kufawr, dan (3) Setting kelakuan an-Naas.
3. Unsur-unsur dari sudut keragaman kadar spiritualnya terdiri atas: (1) as-Sufahaa'u min an Naas, (2) al-Mu'tashimuwn dan al-kuffaar, (3) al-Mutawakkiluwn dan al-Mukadzdzibuwn, (4) al-Mutara'bbishuwn dan an-Naakibuwn, (5) al-Mu' allas dan al-Jachiym, (6 ) al-Muchay, dan (7) al-Maasyi.
4. Indikator-indikator pola kelakuan spiritual adalah: (1) Iqaamahtan, (2) Infaaqan (3) Mu?manan-, (4) syi'aaran-, dan (5) 'ilman-.
5. Indikator-indikator kadar-kadar spiritual tingkat:
(1) al-Mu'tashimuwn dan al-Kuffaar adalah relasi-relasi sosial al-Muwallaa1-Qaabil, almachkuwmu 1-Mukhtalif, dan al-Murabbabu 1-'Aabid. (2) al-Mutawakkiluwn dan al-Mukadsdsibuwn adalah relasi-relasi sosial al-Nu'takhids dan asy-Syaakir. (3) al-Nutarabbishuwn dan an-Naakibuwn adalah relasi-relasi soaial al-Muttabi'uwn dan al-Mukhbit. (4) al-Mu' allam dan al-Jachiym adalah relasi-relasi social ar-Raa'iyn, al-Mubahiruwn, dan al-Chaakimu 1-Chaqq. (5) al-Muchay adalah relasi-relasi social al-Mustaamsik dan an-Nuwr. (6) al-Maasyi adalah relasi-relasi sosial al-.Mukibb dan as-Sawiyy.
6. Secara operasional, lingkungan sosial berdasarkan Mushchaf al-Qur' an adalah interaksi refleksi indikatif berbagai hubungan antar tingkatan kadar Iman, antar tingkatan kadar Kufuwr, den antar an-naas secara sendiri-sendiri serta antara pola kelakuan Iymaan dengan pola kelakuan kufuwr, antara pola kelakuan Iymaan dengan kelakuan an-Naas dan antara pola kelakuan kufuwr dengan kelakuan an-Nass baik secara sendiri-sendiri maupun secara kolektif ketentuannya.
Daftar Kepustakaan: 40(1977-1993)

As reflection , the interest of environmentalists in environmental problems have come to the roots of the issue. More than that there are indications of a trend to use religious values in environmental management. Even so , the application of the social environmental management nott yet in accor dance with reflection which ought to become i ts foundations.
The problems r emain on def ining the social environmental quality. What has to be assessed and why is it that these are particul&rly that need assessment, and what are their indicators in measuring the social environmental quality.
This thesis has objective to answer the above problems based on Mushchaf al-Quraan. These aEe defining social environment concept according to Mushchaf al Quran analising it into its components, and find ing quality indicators for each components globally.
By using research method which in the tradition of Tatsir Mushchaf al-Quraan is called the method of tafsir Mawdhuw', in this research it is to collect all verses .of the Qu.raan in which ayaht-ayaht Mushchaf al-Quraan are found, namely those containing the concept of ashshiraath systematically. The following conclusions were found :
1. Conceptually, Social environment based on Mushchaf is- an interaction of reflection which gives indication of all relationships among spiritual behavioral patterns and various levels of behavior of an individual or group. in a society in relation to Suwraht al-Faatichaht as a cosmopolitan declaration.
2. The components of the apiritual behavioral patterns' variables include three spiritual behavioral patters' sets : (1) Iymaan behavioral patterns' set, (2) Ku. fuwr behavioral patters set, and ( 3) an-Naa.s: behavioral entity.
3. The components of the varied spiritual intensity are : ( 1) as-Su£ahaa'u min an-Naas., (2) al-Mu'tashim and al-Kuffaar, al-Mutawakkil and al-Mukadzdzib, (4) al-Mutarabbish and. an-Naakib, (5) al-Mu'allam and aJ.-Jachiym, (6) al-Muchay, and (7) al-Maasyi.
4. The indicator of the spiritual behavioral patterns are : (1) Iqaamaht, (2) Infaaq, (3) Mu'man, (4) Syi' aar, and (5) 'Ilm.
5. The indicators of the spiritual intensity levels of components at level : (1) al-Mu'tashim and al-Kuffaar are the social relations of al-Muwalla 1-Qaabil, al-Machkumu Al-Mukhtali. t' and al-Murabbabu 1-' Aabid. (2) al-Mutawakkil and al-Mukadzdzib are the social relations of al-Mu'takhidz and aay-Syaakir. (3) al-Mutarabbish and an-Naakib are the social relations of al-Muttabi and al-Mukhbit. ( 4) al-Mu' all am and al-J achiym are the social relations of ar-Raa' , al-Mu bshir, and al-Chaakimu Al-Chaqq (5) al-Muchay are the social relations of al-Mustamsik and an-Nuwr. (6) al-Maasy are the social relations of al-Mukibb and aa-Sawiyy.
6. Operationally, social environment based on Muahchaf al-Qur'aan is the interaction of indicative reflection of various interelationships between Iymaan intensity level, between Kufuwr intensity level, and among an-Naas respectively and between Iymaan behavioral patterns' sets and Kufuwr behavioral patterns' sets, between Iymaan behavioral patterns sets and intensity of an-Naas, and between Kufuwr behavioral patterns sets and intensity of an-Naas both individually as well as collectivly.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azharuddin Sahil
Bandung: Mizan, 1995
R 297.122 AZH i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Rohiman Notowidagdo
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002
297.66 ROH i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rohiman Notowidagdo
Jakarta : RajaGrafindo Persada, 1997
297.66 ROH i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Asa, Syu`bah
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000
297.12 ASA d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fahira Puti Adylla
"Kebahagiaan merupakan istilah yang mengacu pada kasih sayang, kesejahteraan, kepuasan, pengalaman kegembiraan, dan kekaguman. Kebahagiaan diukur berdasarkan indikator subjektif dan objektif. Indikator subjektif mengukur pengalaman emosional manusia mengenai peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Sedangkan indikator objektif mengukur kesejahteraan materi berdasarkan aspek ekonomi, lingkungan sosial, politik, dan kesehatan. Penelitian ini membahas mengenai pengelompokan negara-negara berdasarkan indikator-indikator dari kebahagiaan dunia tahun 2021. Delapan indikator yang digunakan untuk pengelompokan dalam penelitian ini adalah GDP per kapita, dukungan sosial, harapan hidup sehat, kebebasan hidup, persepsi negatif masyarakat terhadap korupsi, kemurahan hati, indeks kriminalitas, dan biaya hidup. Penelitian ini menggunakan metode K-Means dan Fuzzy C-Means untuk mengelompokkan negara-negara. Dari kedua metode akan dicari metode pengelompokan yang paling optimal. Pemetaan hasil kelompok dari metode yang paling optimal dilakukan dengan metode Biplot. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan jumlah kelompok optimal untuk kedua metode adalah sebanyak 3 menggunakan indeks Silhouette untuk metode K-Means dan modifikasi koefisien partisi untuk metode Fuzzy C-Means. Dengan menggunakan nilai rasio simpangan baku dalam dan antar kelompok, didapatkan metode pengelompokan terbaik menggunakan metode K-Means dengan nilai rasio sebesar 0.4413. Kelompok 1 beranggotakan 35 negara yang didominasi oleh negara-negara di wilayah Sub-Saharan Afrika dan Asia Selatan, kelompok 2 beranggotakan 68 negara yang didominasi oleh negara-negara di wilayah Amerika Latin, Persemakmuran Negara-negara Merdeka (PNM), serta Eropa Timur dan Tengah, serta kelompok 3 beranggotakan 30 negara yang didominasi oleh negara-negara di wilayah Eropa Barat, Amerika Utara, dan Australia. Hasil pemetaan ketiga kelompok dengan metode Biplot mampu menerangkan keragaman data sebesar 64.2 persen. Kelompok 1 cenderung memiliki indeks kriminalitas yang tinggi, kemurahan hati yang tinggi, dan persepsi negatif masyarakat terhadap korupsi yang tinggi. Kelompok 2 cenderung memiliki indeks kriminalitas yang tinggi, persepsi negatif masyarakat terhadap korupsi yang tinggi, GDP per kapita yang tinggi, harapan hidup sehat yang tinggi, dan dukungan sosial yang tinggi. Kelompok 3 cenderung memiliki kebebasan hidup yang tinggi, biaya hidup yang tinggi, indeks kebahagiaan yang tinggi, dukungan sosial yang tinggi, harapan hidup sehat yang tinggi, dan GDP per kapita yang tinggi.

Happiness is a term that refers to affection, well-being, contentment, the experience of joy, and admiration. World happiness is measured based on subjective and objective indicators. The Subjective indicators measure human emotional experiences regarding events that occur in their lives. Meanwhile, objective indicators measure happiness based on economic, social, political, and health aspects. This study discusses the clustering of countries based on indicators of world happiness in 2021. In this study, eight indicators used for clustering are GDP per capita, social support, healthy life expectancy, freedom of life, negative perception of corruption, generosity, index crime, and cost of living. This study uses the K-Means and Fuzzy C-Means methods in clustering countries. From these two methods, the optimal clustering method will be sought. Mapping the cluster results was carried out using the Biplot method. Based on the research study, the optimal number of clusters for the both methods is 3 using the Silhouette index for the K-Means method and the partition modification coefficient for the Fuzzy C-Means method. By using the value of the standard deviation ratio within and between clusters, the best clustering method using the K-Means method is obtained with a ratio of 0.44129. The clustering results consisted of cluster 1 with 35 countries dominated by countries in the Sub-Saharan Africa and South Asia region, cluster 2 with 68 countries dominated by countries in Latin America, Commonwealth of Independent States, and Central and Eastern Europe region, and cluster 3 with 30 countries dominated by countries in the Western European, North America, and Australia region. The results of mapping the three groups using the Biplot method were able to explain the diversity of data by 64.2 percent. Cluster 1 tends to have a high crime index, high generosity, and a high negative perception of corruption. Cluster 2 tends to have a high crime index, high perception of corruption, high GDP per capita, high healthy life expectancy, and high social support. Cluster 3 has high freedom of living, high cost of living, high happiness index, high social support, high healthy life expectancy, and high GDP per capita."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lamto Widodo
"TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) merupakan lembaga pendidikan non formal yang sedang berkembang sebagai alternatif pendidikan moral bagi anak-anak usia TK (4 - 6 tahun) dan SD (7 - 12 tahun). Efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar menjadi sangat penting agar tujuan mulia ini dapat tercapai. Salah satu kendala yang dihadapi lembaga TPA ini adalah bahwa para santri rata-rata mengikuti pelajaran setelah pulang dari sekolah umum. Kondisi , fisik dan psikis mereka cukup lelah ditambah lagi sarana dan prasarana yang kurang memadai. Salah satu sarana penting yang digunakan adalah "dampar" atau tempat meletakkan buku baik dalam posisi membaca maupun menulis.
Kebanyakan dampar yang ada dan dirancang berdasarkan intuisi tukang. Hal tersebut tentu saja membuat kekurangnyamanan bagi parasantri pada saat duduk bersila atau simpuh. Sebagai jalan keluarnya mereka melakukan gerakan-gerakan atau posisi- posisi duduk yang berubah-ubah untuk mengurangi kelelahan dan relaksasi.
Pada tesis ini diuraikan perancangan dampar yang berdasarkan konsep ergonomi. Fisiologi duduk dan data anthropametri para santri menjadi dasar analisis dan perancangan. Ada 2 (dua) kategori model rancangan yang dirtawarkan yaitu dampar jenis tetap merupakan model statis dengan prinsip perancangan berdasarkan individu rata-rata dan jenis fleksibel dengan prinsip perancangan berdasarkan prinsip yang dapat disesuaikan. Masing-masing jenis dibedakan untuk 3 kelompok yakni kelompok santri TKA (usia 4 - 6 tahun), tingkat TPA Putri (usia 7 - 12 tahun) dan TPA Putra (7 - 12 tahun). Penggabungan kelompok santri TKA Putra dan TKA Putri karena tidak ada perbedaan data antropometri yang herarti. Sedangkan pemisahan kelompok santri TPA Putra dan Putri dilakukan karena perbedaan data anthropometri cukup besar untuk kedua kelompok tersebut.
Analisa dan uji lapangan menunjukan hahwa ada perubahan signifikan apabila menggunakan dampar yang ada sekarang dengan dampar ergonomis rancangan. Untuk santri TKA lama watu baca dan lama waktu nulis berkurang antara 9.9% sampai 35,86%. untuk santri TPA Putri berkurang antara /1.43% sampai 42,95%. dan untuk santri TPA Putra berkurang antara 11,59% sampai 44,1%. Sedangkan kesalahan baca santri TKA berkurang antara 6,25% sampai 28,85%, untuk santri TPA Putri berkurang antara 12.5% sampai 33,3%, dan untuk santri TPA Putra berkurang antara 9.25% sampai 36,07%. Perubahan menyolok dampar erganomis rancangan dengan dampar yang ada adalah adanya tempat sandaran tangan. kemiringan papan baca (60°) dan papan tulis (15°) terhadap posisi horisontal. Dimensi-dimensi ini memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi santri saat mengikuti proses pembelajaran.

Prototype Design of Dampar of TPA Based on ErgonomicsAs a developing non formal education institute, TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) is an alternative moral education program for kindergarten child level (4 to 6 year) and elementary student level (7 to 12 year). To successfully obtain this noble purpose of institute, it is very important to take into consideration, both effectiveness and efficiency of teaching process. Accordingly, there is a problem must be solved, the fact that almost all students lake the program right after they finished their formal education program TK or SD). In this condition, a student has physically and psychologically decreasing stamina. With less supporting facilities, this an expectable condition can be worse. One of the facilities is dampar - a small table where books are laid - on reading and writing activities. The existing dampar is made from wood or other material and only based on carpenter's intuition. This kind of dampar yields uncap fortabiliev when student is sitting down either in "bersila" or "simpuh " position. As the consequence of the uncomfortability, the student often does unnecessary movements or even changes his/her position in order to reduce fatigue and to have some relaxation.
This thesis explains dampar designing process based on ergonomics concepts. Physiological aspect of sitting activities and anthropometric data of students are the two basic considerations in analysis and designing process. This study offers two types of dampar, i.e, ; fixer type ,- a static model which has the design concept based on average measures student, and flexible type ; the design concept based on appropriate measures. Each type is differed into 3 groups of student, TKA (4 to 6 year), TPA Girl (7 - 12 year), and TPA Boy (7-12 year). TKA consists of TKA Girl and Boy students, because there no significant differences of anthropometric data between these two genders. On the other hand, TPA Girl and TPA Boy divisions reflect that there are significant differences of anthropometric data between the two genders.
Based on the analysis and empirical examination, there are significant changes when the existing dampar is compared to the ergonomically designed one. Time used to read and write has been reduced 9.9% to 35.86%, 11.43% to 42.95%, and 11.59% to 44.1%, respectively for TKA, TPA Girl and TPA Boy students. Reading error decreases 6.25% to 28.85%, 12.5% to 33.3%, and 9.25% to 36.07% respectively. Significant modifications made from the existing dampar are hand lay-on area, declination of reading board (60°), and white board (15°) relative to the horizontal position.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murad, Musthafa
Bandung: Mizan, 2005
297.12 MUS t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bucaille, Maurice
Bandung: Mizania, 2007
932.008 8 BUC f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Murad, Musthafa
Bandung: Al-Bayan, 2006
297.12 MUR t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>