Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hary Soebagyo
"ABSTRAK
Karakteristik lelah dari material, komponen dan struktur sangat perlu untuk dipelajari serta dianalis sebelum merancang bangun pesawat terbang. Saat ini material material baru dikembangkan terus menerus untuk mendapatkan material yang mempunyai karakteristik lebih baik.
Untuk itulah salah satu komponen pada pesawat terbang yang dinamakan Lug, terbuat dari bahan baru yang disebut "ARALL (Aramid Reinforced Aluminium Laminates)", diuji untuk diketahui karakteristik lelahnya. Lug ini dipilih karena komponen ini harus dibuat dari material yang tahan terhadap kelelahan.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan Benda Uji berbentuk Double Ended Lug yang merupakan model pendekatan dari struktur Lug pada umumnya. Simulasi pembebanan untuk uji kelelahan dipilih bervariasi, yaltu : FALSTAFF, TWIST dan Constant Amplitude.
Dari uji kelelahan ini, dapat diketahui bahwa ARALL jauh lebih kuat untuk menghambat retak dibanding Aluminium. Diketahui pula bahwa bila ARALL dipakai sebagai bahan Double Ended Lug, akan mempunyai ketahanan lelah yang jauh lebih tinggi dibanding Double Ended Lug dari bahan paduan Aluminium yang banyak dipakai pada industri pesawat terbang pada saat ini.

ABSTRACT
Fatigue characteristic of material, component and structures are very important and should be studied and analyzed before designing the aircraft structures. New material has been continuously developed to find a better material that can resist to fatigue and to understand its crack propagation properties.
For the above mention, the typical component for Aircraft structures namely Lug and new material call ARALL (Aramid Reinforced Aluminum Laminates} will be tested to get its characteristic. Lug is choose because this component demanding a resistance material to fatigue.
The test specimens being used are Double Ended Lug specimens. The test was performed with the loading type of CA (Constant Amplitudes) and the flight by flight loading of FALSTAFF (Fighter Aircraft Loading Standard For Fatigue) and TWIST (Transport Wing Standard).
The results shows that ARALL material is superior to Aluminum in slowing down the crack. This also shows that if ARALL to used to Double Ended Lug joint, the material perform very well in enduring the fatigue compare to Double Ended Lug joint made by Aluminum.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar
"Pengujian kelelahan skala penuh struktur pesawat terbang merupakan salah satu jenis pengujian yang dipersyaratkan dalam proses sertifikasi sebuah pesawat terbang. Tujuan pengujian adalah untuk mengetahui karakteristik struktur pesawat terbang terhadap pembebanan operasional.
Pengujian kelelahan pesawat terbang dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode, yaitu metode terintegrasi (integrated) dan metode terpisah (multi-section). Ketepatan dalam menentukan metode pengujian, akan berpengaruh terhadap waktu (jadwal) pelaksanaan serta biaya pengujian.
Pemilihan metode pengujian dapat dilakukan dengan pendekatan dinamika sistem. Pendekatan ini dapat digunakan karena parameter yang mempengaruhi sistem, merupakan fungsi dinamik. Dengan metode ini sistem pengujian disusun dalam bentuk model dinamik. Dengan mensimulasikan model, dapat diketahui perilaku dari masing-masing metode pengujian. Sehingga dapat ditentukan pola kebijakan dalam memilih metode pengujian serta pola kebijakan terhadap parameter model.
Hasil simulasi terhadap ketiga metode uji yang ditelaah, menunjukkan bahwa pengujian dapat diselesaikan lebih cepat jika digunakan metode terpisah. Setelah diterapkan pola kebijaksanaan tertentu terhadap beberapa parameter pada pengujian dengan metode terintegrasi, waktu pengujian dapat direduksi hingga hingga 35%. Dengan demikian, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pengujian masih lebih baik dengan metode terpisah dibandingkan metode terintegrasi walaupun sudah diterapkan pola kebijaksanaan pada metode terintegrasi.

Full scale fatigue test of the aircraft structure is required by the Indonesian Department of Transportation for the airworthiness certification process. The objective of the full scale test is to determine the characteristics of the aircraft structure when is loaded by the operational loads.
The full scale fatigue test can be performed using two methods i.e., integrated method and mufti-section method. Accuracy in determining either of the methods will influence the schedule and cost of the test execution.
Choice of either test methods can be done using a system dynamics approach. This approach can be used because the parameter of the system is dynamic function. By means of this methods the full) scale fatigue test system is simulated using system dynamics model. By simulating the model it is expected that model behavior can be studied and analyzed. Based on the simulation results, new policy can be determined in selecting any of the test methods as well as against the parameter model.
The simulation results of the three methods being examined, shows that testing can be completed faster if multi section method is used. After application of the new policy against some model parameters in integrated method, the schedule of the test can be reduce up to 35%. It is still shorter for the multi section method to complete the test compared to integrated method, even if the new policy is applied to the integrated method."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Isdarmadi Ismail
"ABSTRAK
Ketinggian jelajah pesawat terbang harus dikendalikan tetap pada koridor rute yang ditentukan untuk memenuhi pengaturan lalu lintas udara di ruang udara.
Performansi gerak longitudinal N 250 produksi PT IPTN pada ketinggian jelajah dengan kecepatan 250 Knot bila dikenai masukan impulse pada elevatornya sangat osilatif dengan lewatan maksimal meneapai 2000 meter dan error ketinggian jelajah yang akan dapat menyebabkan ketinggian terbangnya keluar dari koridor rutenya.
Kendall otopilot N 250 untuk regulator ketinggian jelajah pesawat terbang dirancang dengan kriteria indek performansi kuadratik linier dengan umpan balik keadaan. Pemilihan regulator kuadratik liner ini dimaksudkan untuk memperoleh kendali elevator minimal, dengan menetapkan harga-harga gain umpan balik keadaan untaian tertutupnya secara simultan dan terjadwal pada setiap kondisi-kondisi terbang jelajahnya .
Dengan menggunakan observer keadaan dan memilih matrik pemberat keadaan kuadratik Q = diag([10 3750 10 3750 0 10 0]) dan matrik pemberat kuadratik kendali pR = [0.001] , didapatkan gain-gain umpan batik keadaan yang mampu mengendalikan ketinggian jelajah dengan lewatan maksimal tidak lebih dari 0,042 meter dengan faktor redanian minimal 0,7563 dan waktu penetapan kurang dari 1,0 detik, pada kondisi terbang dengan kecepatan 150 Knot sampai dengan 250 Knot dan dengan ketinggian jelajah dari 20.000 Ft sampai dengan 30.000 Ft.
Dengan memperhitungkan kemungkinan ketidak akuratan pemodelan sistem dan prakiraan terjadinya gangguan putih proses dan pengukuran yang bersifat stokastik, aplikasi Filter Kalman sebagai estimator keadaan pada rancangan regulator ketinggian jelajah kuadratik linier, menghasilkan performansi ketinggian jelajah N 250 tetap tangguh walaupun faktor redamannya turun menjadi 0,50 dengan lewatan maksimalnya 5,0 meter dan waktu penetapan 5 detik.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhamad Kusen
"ABSTRAK
Pengujian kelelahan Roda Pendarat Pesawat N-250 adalah
suatu pengujian kelelahan Roda Pendarat dengan beban uji
seperti kondisi beban sebenarnya.
Untuk melakukan pengujian diatas diperlukan suatu
sistim pengendalian pengujian yang dapat memberikan beban
pengujian secara simulasi. Sistim pengendalian pengujian
ini akan mengendalikan sistim hidrolik yang akan
menyalurkan beban pada titik-titik pembebanan sesuai
dengau yang direncanakan.
Sistim hidrolik sebagai penyalur beban pada pengujian
secara simdlasi (dinamis) merupakan alternatip yang
terbaik dibandingkan dengan sistim yang lain. Hal ini
disebabkan karena peralatannya yang praktis, dapat
menyalurkan beban yang besar Serta dapat dikendalikan
dengan cermat baik secara manual maupun terprogram,
sehingga diharapkan dapat melaksanakan pengujian dengan
baik dan aman.

"
1996
S36786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S36098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Octora
"Untuk membuat desain alat angkat Towbarless Aircraft Tractor yang mempunyai gaya dorong yang lebih efisien, maka pada desain ini dibuat sebuah alat angkat Towbarless Aircraft Tractor dengan metode scooping yang memiliki lintasan angkat miring yang lebih panjang, sehingga memiliki kemiringan yang lebih rendah dari sebelumnya yang menyebabkan gaya dorong yang berkurang. Pada desain ini dengan menggunakan mesin kapasitas 559 kW, traktor ini dapat melakukan proses pengangkatan nose landing gear selama 15,75 menit.

To design a scooping device of Towbarless Aircraft Tractor that has efficient force, then, this design is made a scooping device that has longer oblique track, so it has lower slope than before that make push force on the tractor decrease. Using machine that has force capacity 559 kW, this tractor can scoope the nose landing gear for 15.75 minute."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50972
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Yogialamsa
"LATAR BELAKANG : Awak pesawat khususnya penerbang tempur yang bekerja pada kondisi hipobarik akan mudah terpajan hipoksia jika tidak menggunakan perlengkapan Positive Pressure Breathing diatas ketinggian 39.500 kaki dan bila mengalami kondisi emergensi berupa loss of cabin pressurization. Selama melakukan manuver Positive Pressure Breathing akan membutuhkan kekuatan otot-otot ekspirasi, karena kerja otot ekspirasi menjadi aktif. Tingkat kesamaptaan jasmani yang baik diyakini dapat meningkatkan kemampuan latihan Positive Pressure Breathing.
HIPOTESIS : Penelitian ini bertujuan membuktikan kebenaran hipotesis bahwa terdapat hubungan antara tingkat kesamaptaan jasmani A dan tingkat kesamaptaan jasmani B dengan durasi kemampuan latihan Positive Pressure Breathing.
METODE : Pada simulasi latihan Positive Pressure Breathing subyek dipajankan terhadap tekanan 25 mmHg dan diinstuksikan untuk bernafas melawan tekanan tersebut sampai timbul kelelahan, tidak dapat berkomunikasi dan hiperventilasi. Kemampuan subyek pada latihan Positive Pressure Breathing dinilai dengan lamanya durasi bertahan. Tingkat kesamaptaan jasmani subyek dinilai dengan prosedur tes kesamaptaan jasmani yang diberlakukan di TNI AU.
HASIL : Rata-rata tingkat kesamaptan jasmani 67,6 ± 5,6. Rata-rata durasi kemampuan latihan Positive Pressure Breathing 6,77 ± 1,49 detik. Pada analisis multivariate ditemukan adanya hubungan yang sedang antara tingkat kesamaptaan jasmani A (r = 0,285 ; p = 0,05) dan tingkat kesamaptan jasmani B (r = 0,292 ; p = 0,05) dengan durasi kemampuan latihan Positive Pressure Breathing. Repetisi gerakan sit up dalam tes kesamaptaan B memiliki hubungan yang kuat (r = 0,549 ; p = 0,000) dengan durasi kemampuan latihan Positive Pressure Breathing dan repetisi gerakan pull up dalam tes kesamaptaan B memiliki hubungan yang sedang (r = 0,347 ; p = 0,003) dengan durasi kemampuan latihan Positive Pressure Breathing.
KESIMPULAN : Tingkat kesamaptaan jasmani A dan B dapat digunakan untuk memprediksi durasi kemampuan latihan Positive Pressure Breathing pada awak pesawat dan penerbang tempur. Latihan untuk menguatkan otot perut kemungkinan akan dapat mengurangi kelelahan yang terjadi saat melakukan manuver Positive Pressure Breathing.

BACKGROUND : Air Crew especially fighter pilots who work in a hypobaric condition shall tend to exposed by hypoxia when flying above 39,000 ft and in an emergency condition such as loss of cabin pressurization if they don't use a Positive Pressure Breathing equipment. During Positive Pressure Breathing maneuver they shall require expiratory muscles strength that become active during this maneuver. Good fitness levels are believed to be able to increase endurance ability on Positive Pressure Breathing training.
HYPOTHESIS : This study aims to define correlation between fitness levels and durations of endurance ability on Positive Pressure Breathing Training.
METHODS : Subjects who underwent to Simulation of Positive Pressure Breathing Training were exposed to 25 mmHg and instructed to resist that they suffered until volitional fatigue, difficulty to communication and hyperventilation. They endurance ability on Positive Pressure Breathing Training was evaluated by measuring the exposure durations. Fitness levels were determined by using a standardized test protocol of Indonesian Air Force.
RESULTS : The mean value of fitness levels 67,6 ± 5,6 . The mean value of duration of endurance ability on Positive Pressure Breathing Training 6,77 ± 1,49 second. With multivariate analysis statistically aerobic fitness level had moderate positive correlation (r = 0,285 ; p = 0,05) and statistically muscle fitness level had moderate positive correlation too (r = 0,292 ; p = 0,05). Sit up item had a strong correlation (r = 0,549 ; p = 0,000) with ability on Positive Pressure Breathing Training durations. Pull up item had a moderate correlation (r = 0,347 ; p = 0,003) with ability on Positive Pressure Breathing Training durations.
CONCLUSION : The result indicate that the aerobic and muscle fitness level both can be used to predict duration of endurance ability on Positive Pressure Breathing performed by air crew and Indonesian Air Force fighter pilots. Training to strengthen abdominal muscle may reduce fatique while performing Positive Pressure Breathing maneuver.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T12363
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA2664
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>