Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 247979 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Hardiman
"Hasil pengkajian di dua belas Rumah Sakit pada Propinsi Jawa Timur, Bali dan Sumatra Barat menunjukan kondisi tentang kurang baiknya mutu pelayanan Rumah Sakit Pemerintah. Kebijaksanaan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap II dalam rangka peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit diupayakan melalui peningkatan sumber daya manusia, pelatihan dalam penerapan peningkatan mutu dan pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit.
Telah diupayakan intervensi implementasi Sistem Manajemen Mutu Terpadu (MMT) di lima Rumah Sakit Swadana, tetapi masih didapat hasil yang belum memuaskan. Status Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang sebagai instansi Pengguna Penerimaan Negara Bukan Pajak yang merupakan transisi kearah unit Swadana membutuhkan model implementasi Sistem Manajemen Mutu Terpadu.
Dilakukan analisis lima konsep Sistem Manajemen Mutu Terpadu sehingga didapatkan suatu konsep model sintesa. Model kemudian diuji dengan melakukan implementasi pada Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang. Kemudian dilakukan analisis dan hasil implementasi di Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang tersebut. Dari analisis dihasilkan; pertama Model Implementasi Sistem MMT untuk Rumah Sakit;kedua deskripsi model konseptual implementasi Sistem MMT; ketiga deskripsi model implementasi di Rumah Sakit Jiwa Pusat Semarang; keempat model evaluasi implementasi Sistem MMT; kelima masalah potensial dalam implementasi Sistem MMT di Rumah Sakit adalah belum siapnya individu, kelompok dan organisasi menerima perubahan.
Berdasarkan kesimpulan disarankan kepada Departemen Kesehatan untuk membuat rumusan konsep Model dan Strategi untuk Implementasi Sistem MMT bagi Rumah Sakit Pemerintah; memilih beberapa Rumah Sakit Jiwa Pusat menjadi unit swadana;merumuskan perubahan Struktur Organisasi Rumah Sakit Jiwa Pusat dan Pelatihan MMT bagi Pimpinan Rumah Sakit Jiwa Pusat. Disarankan pula kepada Pimpinan Rumah Sakit untuk komit terhadap implementasi Sistem MMT. Kepada PERSI agar melaksanakan pelatihan teknis perumah sakitan dan kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam pengawasan mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit.

Model Development and Total Quality Management System Implementation Analysis in Hospital, A Case Study in Semarang State Mental Hospital. Survey result 12 Hospital in East Java, Bali and West Sumatra indicate that public hospital quality care were not good. Directorate General Medical Care Policy in Longterm Development Stage 11 due to hospital quality care improvement is effort with human resources empowerment, implementing quality improvement training, and hospital accreditation.
It has been done Total Quality Management System intervention in five Self Financing ("Swadana") a hospital, but the result were not satisfied. Semarang State Mental Hospital status as institution of government revenue non tax ("Instansi Pengguna Penerimaan Bukan Pajak") as transition to self financing unit required Total Quality Management System Model.
There are five Total Quality Management Concept have been analyzed and then Synthesized Model Concept as a result. Synthesized Model has been implemented in Semarang State Mental Hospital and follow by analyze. The result of analyzed are : First, Total Quality Management Implementation System for Hospital ; Second, Total Quality Management Implementation Conceptual Model description ; Third, Implementation Model description in Semarang State Mental Hospital ; Fourth, Evaluation model of Total Quality Management Implementation ; Fifth, Potential problem in Total Quality Management Implementation in Hospital are individual, group and organization nit ready for changes.
As a conclusion is suggested to Ministry of Health for making conceptual Model and Total Quality Management System implementation strategic for public hospital , choosing several state mental hospital become self financing unit, changing state mental hospital organizational structure and training Total Quality Management for State mental hospital's Director. Another suggestion to Hospital Director had commitment for Total Quality Management implementation. To Indonesian Hospital Association doing hospital technical training and to community doing participation and controlling hospital quality care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonny
"Keberadaan rumah sakit sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan dengan nilai strategis Millenium Development Goals, standar kualitas optimum dan cost effective telah menjadi alasan utama diterapkannya TQM di rumah sakit melalui model generik TQM seperti ISO 9001 dan Joint Commission International (JCI) (Munechika, Sano, Jin & Kajihara, 2014; Milner, 2007). Namun demikian, masih banyak pasien yang mengeluhkan pelayanan yang tidak sesuai Standard Operating Procedure (SOP), sarana dan prasarana yang tidak memadai dan biaya yang tinggi (Guspianto, 2015). Hal ini telah membuktikan bahwa penerapan model generik TQM belum efektif dengan mutu pelayanan rumah sakit pemerintah lebih rendah dibandingkan dengan rumah sakit swasta (Guspianto, 2015; Arasli & Ahmadeva, 2004). Milakovich, 1991 dalam Milner 2007 menyatakan bahwa akreditasi seperti JCI mewakili model yang tidak efektif dalam meningkatkan mutu lintas rumah sakit dan telah menciptakan resistensi bahkan oposisi dari staf rumah sakit. Untuk itulah, penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan model TQM untuk rumah sakit.
Metode yang digunakan adalah Partial Least Square Structural Equation Modeling terhadap persepsi karyawan dan statistik deskriptif terhadap persepsi pasien dan manajemen. Penelitian ini dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto dan RSUP Fatmawati di 8 unit pelayanan dengan 16 manajemen, 64 karyawan dan 170 pasien. Hasilnya adalah model TQM untuk rumah sakit yang fit dengan variabel dan indikator yang valid dan reliabel serta Customer Satisfaction dan Result yang baik. Dengan model ini, ditemukan beberapa variabel yang berhubungan (p-value <0.05) dan tidak berhubungan (p-value > 0.05).
Hasil penelitian ini menyarankan bahwa variabel yang berhubungan adalah Continuous Improvement terhadap Process Management (r=0.394, p-value=0.000), Organization Behavior and Culture terhadap Process Management (r=0.392, p-value=0.014), Top Management Commitment terhadap Process Management (r=0.303, p-value=0.005), Training and Education terhadapContinuous Improvement (r=0.372, p-value=0.017), Teamwork and Participation terhadap Continuous Improvement (r=0.353, p-value=0.002). Sementara itu, untuk variabel yang tidak berhubungan adalah Information Managementterhadap Continuous Improvement (p-value= 0.076), Customer Focus and Satisfaction terhadap Process Management (p-value= 0.684), Supplier Management terhadap Process Management (p-value=0.287), dan Resource Managementterhadap Process Management (p-value=0.869). Dalam penelitian ini, manajemen rumah sakit direkomendasikan agar menggunakan model TQM untuk Rumah Sakit dalam rangka mendapatkan manfaat berupa kinerja rumah sakit dan kepuasan pasien yang meningkat.

The existence of hospitals as part of health service system with Strategic Millenium Development Goals (MDGs), optimal quality standards and cost effectiveness has been the major rationalization of TQM implementation in hospitals by adopting generic TQM model such as ISO 9001 dan Joint Commission International (JCI) (Munechika, Sano, Jin & Kajihara et. al., 2014; Milner, 2007). However, there are still many complaints from patient`s side regarding hospital`s service that is not comply with standard operating procedure (SOP), inadequacy of hospital`s facility and high cost (Guspianto, 2015). These evidences have proven that the implementation of generic TQM model is ineffective with condition that the quality of service from public hospitals are lower than private hospitals (Guspianto, 2015; Arasli & Ahmadeva, 2004). Milakovich, 1991 in Milner 2007 has revealed that hospital accreditation such as JCI has represented ineffective model in increasing hospital-wide service quality and created resistance among hospital`s personnels. Therefore, this research is intended to develop TQM model for hospital.
The research methods that has been deployed are quantitative research using Partial Least Square Structural Equation Modeling for analyzing insights from employee perspective and descriptive statistics for generating insights from both management and patient perspectives. This research has been taken place at Gatot Soebroto Army Central Hospital and Fatmawati General Central Hospital in 8 working units with 16 management team members, 64 personnels, and 170 patients.
The result has revealed that the TQM model for hospital is fit with valid and reliable variables and indicators with good Customer Satisfaction and Result. Furthermore, this model finds that several constructs are related and some are not related. Those related are Continuous Improvement with Process Management (r=0.394, p-value=0.000), Organization Behavior and Culture with Process Management (r=0.392, p-value=0.014), Top Management Commitment with Process Management (r=0.303, p-value=0.005), Training and Education with Continuous Improvement (r=0.372, p-value=0.017), Teamwork and Participation with Continuous Improvement (r=0.353, p-value=0.002). Those not related are Information Management with Continuous Improvement (p-value= 0.076), Customer Focus and Satisfaction with Process Management (p-value= 0.684), Supplier Management with Process Management (p-value=0.287), and Resource Management with Process Management (p-value=0.869). In this research, hospital management has been suggested to implement this TQM model for hospital in order to increase both hospital performance and customer satisfaction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini dilakukan atas dasar adanya hasil pengamatan ada beberapa lulusan SMK sudah mampu bersaing dengan lulusan pendidikan tinggi, tetapi hal tersebut masih sebagian kecil saja dan itupun bagi lulusan yang memang mempunyai daya juang dan kreativitas yang tinggi. Walaupun inovasi-inovasi pembelajaran yang dilakukan sekolah dan daya dukung dari pihak dunia usaha dan industri disinyalir terjadi peningkatan, namun tetap saja menimbulkan permasalahan yang sepertinya mengulang masalah lalu. Model Pengembangan Manajemen Mutu Pendidikan kaitannya dengan efektivitas penyelanggaraan pendidikan SMK di Kota Bandung bertujuan untuk: 1) Memverifikasi dan mendeskripsikan data tentang rencana dan program pendidikan yang dikembangkan dalam upaya meningkatan mutu dan relevansi pendidikan, 2) memverifikasi, mendeskripsikan dan memaknai strategi pelaksanaan rencana dan program pendidikan pada SMKN di Kota Bandung, 3) Memverifikasi dan mendeskripsikan pengawasan yang dilaksanakan oleh pimpinan sekolah, dan 4) Memverifikasi upaya-upaya perbaikan guna mewujudkan pendidikan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan dunia industri. Hasil penelitian sementara ini menemukan bahwa secara prinsipnya sekolah sudah mempunyai model manajemen mutu, dengan mengembangkan sistem penjaminan mutu berbasis pada ISO 9001:2008. Namun, sistem tersebut baru hanya sebatas pada prosedur dan prasyarat untuk kepentingan akreditasi dan menarik perhatian bagi pengguna jasa pendidikan, belum sepenuhnya menjadi landasan atau dasar dalam menjalankan proses pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Berdsarkan hal tersebut, maka sudah sewajarnya penelitian yang berkaitan dengan pengembangan model manajemen mutu pendidikan di SMK perlu dilakukan, sebagai bahan pertimbangan dan rujukan dalam rangka lebih meningkatkan hasil pendidikan yang bermutu.
"
JURPEND 14:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Isnomo Adi Nugroho
"Dalam usaha mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2000 atau upgrade sertifikat ISO 9002:1994 ke ISO 9001:2000 memerlukan suatu metode implementasi yang tepat, khususnya dalam mengatasi kendala dan inefisiensi yang menyebabkan lamanya pencapaian sertifikasi. Kendala dan inefisiensi tersebut mendorong pemborosan biaya dan waktu yang tinggi, tidak terkecuali PT Krakatau Steel yang memulai usaha pencapaian sejak 2001. Merancang suatu sistem atau metode implementasi TQM yang baik memerlukan pedoman teori dasar, pengetahuan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 selain pengalaman-pengalaman dalam merancang implementasi tersebut. Penerapan 8 prinsip manajemen mutu ISO 9001:2000, hubungan klusal ISO 9001:1994 dan ISO 9001:2000 dan metode implementasi Five-Phase Approach adalah parameter-parameter pendekatan yang diambil penulis untuk mendapatkan analisa dan strategi implementasi. Assessment, perencanaan, implementasi dan audit evaluasi merupakan langkah-langkah penerapan TQM untuk memecahkan kendala-kendala seperti masalah komitmen manajemen, pelatihan, dokumentasi, komunikasi, biaya nonkonformans dan budaya kualitas.

To achieve ISO 9001:2000 certificate or upgrading ISO 9002:1994 to ISO 9001:2000 need a precise implementation method, especially to solve any obstacles and inefficiencies that can make a long certification achievement. To design a precise TQM implementation method will require certain basic theories and some data about quality management system of ISO 9001:2000, and also some experiences in designing the system. Implementing 8 quality management principles of ISO 9001:2000, clausal relationship of ISO 9001:1994 and ISO 9001:2000, and Five-Phase Approach implementation method are the approach perimeters used by the writer to find the implementation analysis and strategy. Assessment, planning, implementation, and evaluation audit are the phases to solve any obstacles such as management commitment, training, documentation, communication, nonconformance cost, and quality culture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fuad Afdhal
"Beberapa tahun belakangan ini mutu produk banyak dibahas dan dibicarakan para konsumen. Begitu juga yang terjadi dengan mutu suatu jasa. Konsumen memang makin kritis dalam melakukan penilaian terhadap produk dan jasa yang dipasarkan.
Keinginan konsumen kita untuk memperoeh jasa yang bermutu agaknya sudah memasuki spektrum yang semakin luas antara lain dalam pelayanan bank, biro perjalanan dan rumah sakit. Khusus untuk rumah sakit ada dua pendapat yang jawabannya tergantung kepada status sosial ekonomi dari para pemakai jasa.
Bagi yang tingkat hidupnya baik termasuk dalam kelas sosial ekonomi menengah ke atas bagaimanapun karena kemampuan finansial yang dimiliki mereka bebas menentukan pilihan. Apalagi akses kepada informasi tentang berbagai rumah sakit tidak sulit untuk diperoleh. "
1999
JMAR-1-2-Jun1999-57
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Dame Reiny Elvrida
"Penyediaan Layanan Transaksi Berbasis Kartu menjadi salah satu perhatian Bank seiring dengan perkembangan kebutuhan transaksi perbankan yang mengharuskan tersedianya layanan kartu yang terhubung dengan pihak lain seperti bank lain, penjual produk atau jasa maupun biller (penyedia layanan penagihan) secara online. Penyediaan fitur layanan menjadi sarana bagi bank untuk mempertahankan nasabahnya. Selain itu Layanan Transaksi Berbasis Kartu juga menjadi salah satu sumber pendapatan bagi bank dengan adanya Pendapatan melalui Biaya Transaksi (Fee-Based Income). Tesis ini membahas tentang manajemen kualitas layanan pada Transaksi Berbasis Kartu dengan menggunakan Total Quality Manajemen. Analisis dilakukan pada Proses Bisnis untuk penyediaan layanan, Tingkat Ketersediaan Layanan (Availability Rate) dan Tingkat Kesuksesan Transaksi (Approval Rate). Analisis dengan menggunakan beberapa tool pada manajemen kualitas yaitu Diagram Pareto, Flow Chart, Control Limit dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Dari analisis diketahui seberapa besar faktor-faktor penyebab berkontribusi terhadap terjadinya ketidaktersediaan layanan dan kegagalan transaksi. Analisis FMEA menunjukan proses apa saja yang memiliki resiko yang tinggi dari keseluruhan proses yang terjadi untuk penyediaan layanan ini.

To provide Card-Based Transaction Service should be one of the Bank's concerns, due to growth in needs of the cards transactions that require the availability of the service to be connected with other parties such as other banks, sellers of products or services and biller service provider. The provision of service features is needed to retain customers. Moreover, Card-Based Transaction Services also become a source of income for banks which is by revenue through transaction fee (Fee-Based Income). This thesis discusses the management of service quality on Card-Based Transactions using Total Quality Management. Analysis is done on Business Processes for the provision of services, level of Services Availability (Availability Rate) and Transactions Failure Rate (Approval Rate). Analysis is using some of tools in quality management they are Pareto Diagram, Flow Chart, Control Limit and Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Analysis define how much of the causal factors contribute to the occurrence of non-availability of the services and transaction failure. FMEA Analysis showed high risk processes in the provision of these services.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Tisnawan
"Konsep Total Quality Management telah dikenal luas sebagai suatu cara meningkalkan kinerja secara terus-menerus pada setiap level operasi atau proses dengan menggunakan sumber daya manusia dan modal yang tersedia. Integrasi konsep dan teknik TQM ke dalam manajemen keselamatan berawal dari bagaimana mendapatkan beberapa inti manajemen keselamatan dan filosofi TQM yang telah diakui secara prinsip selama ini. Penelitian ini mencoba menggunakan kerangka kerja Stephen C. K. Yu dan Bob Hunt untuk melakukan pendekatan TQM pada penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di sebuah perusahaan konstruksi. Sistem audit yang selama ini dilakukan hanya mengidentifikasi naik turunnya indeks K3 tanpa adanya analisa kendala faktor keselamatan apa yang dapat diprioritaskan dari sebuah proyek yang sedang berjalan. Selanjutnya dengan mengikuti kerangka kerja Stephen C. K.Yu dan Bob Hunt, dilakukan analisa keseluruhan terhadap kemungkinan pendekatan TQM dalam penerapan K3 di perusahaan. Hasil analisa menunjukkan bahwa tiga faktor K3 yaitu material berbahaya, komunikasi bahaya, dan gas bertekanan menjadi prioritas kendala dari proyek yang sedang berjalan saat ini. Inkonsistensi pencapaian zero accident menjadi hambatan bagi perusahaan untuk dapat dikatakan telah melakukan manajemen K3 yang berbasis TQM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Tisnawan
"Konsep Total Quality Management telah dikenal luas sebagai suatu cara meningkatkan kinerja secara terus-menerus pada setiap level operasi atau proses dengan menggunakan sumber daya manusia dan modal yang tersedia. lntegrasi konsep dan teknik TQM ke dalam manajemen keselamatan berawal dari bagaimana mendapatkan beberapa inti manajemen keselamatan dari filosofi TQM yang telah diakui secara prinsip selama ini.
Penelitian ini mencoba menggunakan kerangka kerja Stephen C-K. Yu dan Bob Hunt untuk melakukan pendekatan TQM pada penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di sebuah perusahaan konstruksi. Sistem audit yang selama ini dilakukan hanya mengidentifikasi naik turunnya indeks K3 tanpa adanya analisa kendala faktor keselamatan apa yang dapat diprioritaskan dan sebuah proyek yang sedang berjalan. Selanjutnya dengan mengikuti kerangka kerja Stephen C.-K, Yu dan Bob Hunt, dilakukan analisa keseluruhan terhadap kemungkinan pendekatan TQM dalam penerapan K3 di perusahaan.
Hasil analisa menunjukkan bahwa tiga factor K3 yaitu material berbahaya, komunikasi bahaya, dan gas bertekanan menjadi prioritas kendala dari proyek yang sedang berjalan saat ini. Inkonsistensi pencapaian zero accident menjadi hambatan bagi perusahaan untuk dapat dikalakan telah melakukan manajemen K3 yang berbasis TQM.

Total Quality Management concept has been widely recognized as a way of performance continuous improvement in each level of operation or process using available human resources and capital. The starting point of the integration of TQM concepts and techniques into safety and health management system is how to get some cores of safety management from the philosophy of TQM which have been admitted principally during the time.
This research tries to use the framework formulated by Stephen C.-K. Yu and Bob Hunt which proposed an approach of TQM in applying safety and health management system in a construction company. The audit system conducted by company during the time only identifying the fluctuation of safety indexes without the existence of analysis to identify which safety factor constraint should be given high priority in the on going project. Hereinafter by following the framework proposed by Yu and Hunt, the overall analysis was conducted to see the possibility of TQM approach in safety management system in the company.
The result of analysis indicates that there are three factors of safety and health, i.e. Hazard Materials, Hazard Communications, and Compressed Gases that become constraint priority in the on going project. Inconsistency attainment of zero accident becomes a resistance to the company to be able to be said that have conducted TQM-based safety and health management system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T18635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Upper Saddle River: Prentice-Hall, 1995
658.562 TOT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Riangga Aji Prasetyo
"Pemerintah Indonesia telah menaikkan harga BBM melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 218.K/MG.01/MEM.M/2022. Hal ini merespons kenaikan anggaran subsidi energi sebesar Rp502,4 triliun. Selain itu, kondisi geopolitik dunia yang penuh ketidakpastian, misalnya perang antara Rusia dan Ukraina yang sangat mempengaruhi harga komoditas energi di pasar dunia. Hal inilah yang melatarbelakangi pemerintah mengubah konsumsi bahan bakar menjadi energi listrik. Penggunaan energi listrik pada skenario optimis mencapai 409 TWH pada tahun 2030, sedangkan pada skenario moderat diperkirakan penggunaan listrik pada tahun 2030 mencapai 390TWH dibandingkan tahun 2021 sebesar 253-256 TWH. Melihat kondisi tersebut, sektor ketenagalistrikan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Permasalahan terkait keselamatan ketenagalistrikan, baik dari segi instalasi, kualitas produk dan material, hingga sistem manajemen penyedia jasa dan produsen material ketenagalistrikan, harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan industri. PT XYZ Sebagai LPK yang terakreditasi menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001 yang merupakan bagian dari standar ISO 9000 yang erat kaitannya dengan TQM. TQM telah menarik perhatian karena dampaknya yang signifikan terhadap kinerja. Penelitian ini mempelajari korelasi antara praktik TQM dan Kinerja Organisasi (OP) pada PT XYZ, untuk memberikan data bagi manajemen PT XYZ dalam mengembangkan kebijakan untuk menjaga keunggulan kompetitif mereka. Pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan metode survei kemudian diolah menggunakan metode SEM untuk mengetahui hubungan antar variabel. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2024 menunjukkan hasil bahwa TQM sebagai serangkaian kegiatan mempunyai dampak langsung dan positif terhadap OP. Nilai Loading menunjukkan korelasi yang kuat antara implementasi TQM dengan OP.

Indonesian government has increased fuel prices through Decree 218.K/MG.01/MEM.M/2022. This is in response to an increase in the energy subsidy budget of IDR 502.4 trillion. Apart from that, current world geopolitical conditions which has greatly influenced the price of energy commodities on the world market. This is made government start to change fossil fuel usage into electrical energy. Electrical energy use in the optimistic scenario reaches 409 TWH in 2030 compared to 2021 of 253-256 TWH, the result is electricity sector will experience extraordinary growth. Issues related to electricity safety, in terms of installation, product and material quality, of service providers and electricity material producers , must be a top priority in industrial development. Nowadays TQM has attracted attention because of its significant impact on performance. This research studies the correlation between TQM practices and Organizational Performance(OP) at PT XYZ, to provide data for PT XYZ management in developing policies to maintain their competitive advantage. Research conducted in 2024 shows the results that TQM as a series of activities has a direct and positive impact on OP."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>