Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Radianti
"ABSTRAK
Saat ini terjadi kecenderungan peningkatan pembiayaan kesehatan (terutama di rumah sakit) akibat dari perkembangan teknologi yang demikian pesat disertai tuntutan masyarakat yang berhubungan dengan perubahan sosial-ekonominya. Salah satu upaya mengendalikan masalah ini, yaitu dengan mengikut sertakan pihak ketiga atau asuransi kesehatan dalam pembiayaan pasien di rumah sakit.
Bagi pihak manajemen rumah sakit, salah satu hal yang berkaitan dengan pembiayaan pasien oleh pihak ketiga adalah sistem penagihannya. Sebagai output dari sistem penagihan ini berupa tagihan yang tepat waktu dan akurat.
Penelitian dilakukan dengan harapan dapat memberi masukan bagi manajemen rumah sakit (terutama bagian keuangan) perihal gambaran sistem penagihan pasien rawat jalan pihak ketiga yang ada dibandingkan dengan standar (seharusnya).Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, evaluatif sebagai suatu cara untuk mencari pemecahan atas masalah yang dihadapi.
Dari data yang diperoleh (dengan cara telaah dokumen dan wawancara). didapatkan bahwa pengarahan kepada pelaksana kurang dan petunjuk pelaksanaan penagihan pasien pihak ketiga sebagai standar pelayanan rumah sakit belum ada. Selain itu perubahan RSUD Pasar Rebo menjadi rumah sakit unit swadana memerlukan pengembangan manajemen keuangan yang sesuai dengan standar rumah sakit unit swadana.
Alternatif pemecahan masalah yang diajukan berupa masukan sebagai langkah penyempurnaan sistem yang sudah ada, antara lain penyempurnaan formulir penagihan, pembuatan laporan proses penagihan dan realisasi unit pihak ketiga atau asuransi kesehatan di sub. bagian keuangan. Dengan cara ini diharapkan akan dihasilkan output (tagihan) yang lebih tepat waktu dan akurat.

ABSTRACT
Nowadays, the rising costs of health care (especially in the hospital) is caused by people's needs and medical technology development. One way to solve this problem has been implemented by financing the outpatient's hill using third palsy's insurance.
In the hospital management's point of view, the emerging issue is related to the billing and collection systems as well as the claims process. Therefore the output of this process should be the claims that delivered on time and accurately. The outcome is expected to become one measure of efficiency.
A survey is conducted to give input to hospital management particularly to the financial management team, This information can illustrate the difference of the unpaid bill comparing with standard. The research is descriptive and evaluative in order to find the problem's solution.
From data gathering (documents investigation and interviews), it appears that human and other resources have not match the requirements, and there are no mitten instructions (manual) as standards for managing third party's outpatients.
Other related fact is the changing status of RSUD Pasar Rebo to become a self-sufficient hospital has not been supported by adequate skills of financial management team.
Finally, the alternative solution is suggested to improve the system. such as simplification of billing form, issuance of billing process report. realization tit third party or health insurance unit as a part of financial department. These tools are presented in order to generate the output more accurately and on time.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almas Grinia Iksan
"Waktu tunggu pasien merupakan salah satu hal yang memberikan pengaruh terhadap kepuasan pasien dan berdampak kepada mutu pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu tunggu pasien rawat jalan (pagi) di poliklinik penyakit dalam, paru, dan jantung RSUD Pasar Rebo Jakarta tahun 2012 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Penelitian ini berupa observasi langsung terhadap poliklinik panyakit dalam, paru, dan jantung menggunakan logbook. Hal tersebut dilakukan untuk menghitung waktu dan jumlah dari variabel yang diteliti, yaitu waktu tunggu pasien, lama penyediaan dokumen rekam medis, lama pemeriksaan, keterlambatan dokter, dan jumlah antrian.
Pasien yang berkunjung ke tiga poliklinik tersebut menunggu lebih dari 60 menit. Faktor yang mempengaruhinya ialah lama penyediaan dokumen rekam medis dan keterlambatan dokter. Setiap kenaikan lama penyediaan dokumen rekam medis pasien selama satu menit akan meningkatkan waktu tunggu pasien sebesar 0,175 menit setelah dikontrol variabel keterlambatan dokter dan setiap kenaikan keterlambatan dokter selama satu menit akan meningkatkan waktu tunggu pasien sebesar 0,764 menit setelah dikontrol variabel lama penyediaan dokumen rekam medis. Keterlambatan dokter merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi waktu tunggu pasien. Oleh karena itu, keterlambatan dokter harus diminimalisasi dengan adanya pembagian waktu praktek yang jelas.
The waiting time of patient is one of indicator that can impact the patients' satisfaction and the quality of health services. This study aimed to knows the outpatient waiting times (moming) at the policlinic of intemal medicine, pulmonary and cardiac in RSUD Pasar Rebo Jakarta 2012 to and the factors which can influence it.
This study uses direct observation to the policlinic of internal medicine, pulmonary and cardiac by using a logbook. It was done to calculate the time and the number from this study's variables, such as the waiting times of patients, lengthy time to took the medical records, lengthy time of examination, the doctor's delay, and the number of queues.
The patients who attend the three policlinics wait for more than 60 minutes. The causes are the lengthy time to took the medical records and the doctor's delay, any increase in the lengthy time to took the medical records for one minute will improve patient waiting times at A)75 minutes after the controlled the doctor's delay variable, and any increase in the doctor's delay for one minute will increase the waiting time of patients 0.7& minutes after the controlled variable of the lengthy time to took the medical record. The doctor's delay was the most dominant factor which affecting the patient waiting time. Therefore, the delay must be minimized by making a clear division of the doctor's practice time.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun Kuntoro Harjo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kepuasan pasien rawat inap kelas III khususnya pasien peserta jaminan kesehatan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSUD Pasar Rebo, untuk mengkaji bagaimana gambaran kualitas pelayanan di RSUD Pasar Rebo terhadap pasien rawat inap kelas III, dan untuk mengetahui kaitan kualitas pelayanan RSUD Pasar Rebo dengan Ketahanan Lembaga RSUD Pasar Rebo.
Penelitian ini dilakukan melalui metode survei secara kuantitatif untuk menghitung kualitas pelayanan RSUD Pasar Rebo dengan menggunakan rumus SERVQUAL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSUD Pasar Rebo telah sangat memuaskan Pasien Rawat Inap Kelas III khususnya pasien peserta jaminan kesehatan, hal ini didasarkan pada Nilai Aktual SERVQUAL pada masing ? masing indikator Kualitas Pelayanan RSUD Pasar Rebo yang rata ? rata berada diatas 89 persen dan berada pada rentang skala 84 < IKP ≤ 100. Namun masih adanya skor kesenjangan pada setiap indikator kualitas pelayanan menunjukkan adanya kualitas pelayanan yang diharapkan masih bisa lebih ditingkatkan lagi oleh pihak rumah sakit untuk lebih meningkatkan kepuasan pasien. Adapun skor kesenjangan tertinggi pada masing ? masing indikator kualitas pelayanan meliputi butir pertanyaan : kebersihan kamar mandi/toilet pasien, pelayanan adminstrasi, kesediaan dokter jaga, kemampuan dokter untuk mendiagnosa penyakit pasien, dan kesediaan petugas rumah sakit untuk meminta maaf saat terjadi kesalahan dalam pemberian pelayanan. Kepuasan pasien rawat inap kelas III khususnya pasien peserta jaminan kesehatan akan semakin meningkatkan rasa kepercayaan pasien terhadap kinerja dan kredibilitas rumah sakit didalam melayani masyarakat sehingga tentunya akan semakin meningkatkan Ketahanan Lembaga RSUD Pasar Rebo.

This study aims to assess patient satisfaction class III patients who has health insurance in particular the service quality provided by Pasar Rebo hospital, to examine how the image of service quality in Pasar Rebo hospital against class III-patients, and to determine the link of service quality of Pasar Rebo hospital with Resilience Institute of Pasar Rebo Hospital.
The research was carried out through a quantitative survey methods to quantify the service quality of Pasar Rebo hospital using SERVQUAL formula. The results show that the service quality which provided by hospitals has been satisfied Pasar Rebo Inpatient particularly Class III patients who has health insurance, this is based on Actual SERVQUAL on each indicator shows taht the average Pasar Rebo Hospital?s services quality are above 89 percent and were in the range scales 84 "
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dina Rusdi
"Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan penyakit kronis yang dalam penatalaksanaan penyakit tersebut memerlukan biaya yang besar karena pengobatan dilakukan secara intensif dan berlangsung terus menerus seumur hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya per episode pengobatan rawat jalan penyakit DM tipe 2 dan faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya tersebut berdasarkan perspektif RSUD Pasar Rebo pada tahun 2015. Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan total biaya pengobatan rawat jalan penyakit DM Tipe 2 selama setahun adalah sebesar Rp. 593.839.605, rata-rata biaya per episode pengobatan rawat jalan penyakit DM Tipe 2 di RSUD Pasar pada tahun 2015 adalah Rp 417.131 dan ada hubungan yang signifikan antara rata-rata biaya per episode pengobatan rawat jalan penyakit DM tipe 2 dengan umur, lama berobat dan jumlah komplikasi. Rata-rata pembayaran BPJS Kesehatan per episode pengobatan rawat jalan penyakit DM Tipe 2 di RSUD Pasar pada tahun 2015 adalah Rp 208.260. Dengan demikian, rata-rata pembayaran BPJS Kesehatan per episode pengobatan rawat jalan penyakit DM Tipe 2 lebih rendah dibandingkan biaya RSUD Pasar Rebo pada tahun 2015.

Type 2 Diabetes mellitus is a chronic disease that requires big cost for the intensive treatments carried out through out patients rsquo lives continuously. The aim of this research is to analyze the cost per episode of type 2 DM out patient treatments and the related factors based on RSUD Pasar Rebo perspective in2015. This research is a descriptive analytical study with cross sectional design. The results showed the total cost of type 2 DM out patient treatments for a year isRp. 593.839.605, the average cost per episode of type 2 DM outpatient treatmentsat RSUD Pasar Rebo in 2015 is Rp 417.131 and there is significant correlation between the average cost per episode of type 2 DM outpatient treatments with patients age, the duration of treatment and the number of complications. The average payment BPJS Kesehatan provided for type 2 DM out patient treatments per episode at RSUD Pasar Rebo in 2015 is Rp 208.260. Therefore, the averagepayment BPJS Kesehatan provided for type 2 DM out patient treatments per episode is lower than the cost needed at RSUD Pasar Rebo in 2015."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Hartono
"Dalam usaha meningkatkan pendapatan, rumah sakit seyogyanya juga diiringi dengan perbaikan mutu layanan kepada pasien baik medis maupun non medis. Pembayaran secara tempo oleh pasien khususnya pasien jaminan pihak ketiga merupakan perwujudan layanan non medis yang diberikan rumah sakit kepada pasien. Namun hal ini akan berimplikasi buruk kepada struktur permodalan rumah sakit jika tidak ditangani secara hati-hati.
Data laporan keuangan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2002 menunjukan bahwa kondisi pendapatan ruinah sakit dalam bentuk piutang perusahaan jaminan rata-rata adalah sebesar 15% dari pendapatan rawat jalan dan rawat Inap, dengan rata-rata periode penagihan piutang selama 19 hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran penyebab besarnya saldo piutang dan tingginya periode penagihan piutang dengan menggunakan pendekatan sistem. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara mendalam dengan pihak terkait.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penatalaksanaan piutang yang baik belum dilakukan karena terbentur oleh keterbatasan sarana, seperti kurangnya komputer, sistem informasi yang belum terpadu dan kurang jelasnya perjanjian kesepakatan yang dibuat oleh rumah sakit dengan pihak ketiga. Sehingga hal ini sering mengakibatkan lamanya proses penagihan yang dilakukan.
Saran-saran yang dapat diberikan adalah penetapan prosedur kerja dan kebijakan dalam upaya penagihan piutang, penyediaan sarana komputer berikut keterpaduan sistem informasinya dan pengalokasian benefit khusus kepada karyawan yang melakukan proses penatalaksanaan' piutang, yang kemudian itu semua diarahkan untuk tercapainya penatalaksanaan piutang rumah sakit yang ideal.

To Increase its revenue, hospital should provide continuous quality services to its patient in medical as well as non medical services. A temporary payment guaranteed by third parties may become an option for payment. However, this will negatively implicate to the hospital's capital structure if it is not managed carefully.
Based on hospital's financial report from the last three years, it has indicated that about 15% of the total revenue is an account receivables. In which and average collection period is 19 days
Using system approach, this research aims to explore some indicators causing the increasing number using account receivables as well as its collection period. This is a descriptive and analytical research using direct observation and indepth interview to related departments.
This study shows Mekar Sari Hospital has not performed well in management of account receivable. This may cause by lack of computer equipments, management information systems, unclear MoU between hospital and company. These factors may possibly lead to a long period of collecting activities.
There are some recommendations given to the hospital such as setting procedures and policy in collecting account receivables, providing computers as well as networking system and allocating attractive benefit for staffs, and all of that should be shoot to ideal acount receivable achievement.
Bibliografi : 31 (1977 - 2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Evi Melina
"Semakin berharganya waktu bagi masyarakat modern yang mobilitasnya semakin meningkat, menyebabkan waktu tunggu menjadi pertimbangan penting sebelum seseorang memutuskan memilih rumah sakit yang akan dikunjungi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tunggu pasien poliklinik rawat jalan di RSUD Pasar Rebo tahun 2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain potong lintang dengan sampel 199 pasien. Pasien yang terbanyak adalah pasien yang menunggu ≥ 60 menit (75,9 %). Faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tunggu adalah keterlambatan dokter (88,5 %), jenis pembayaran pelayanan terutama pada pasien askes (98,1 %), jenis poliklinik jantung (100 %), jumlah pasien ≥ 64 pasien sebesar (99 %), dan penyelenggaraan BRM (77,8%).

The increase of time value for the high mobility society has caused waiting time as an important factor and being considered by someone who will visit the hospital. The purpose of this study was to determine factors associated with patient waiting time at outpatient clinics in Pasar Rebo Hospital in 2011. It is quantitative study with a cross sectional design and 199 respondents. Most patients are waiting for ≥ 60 minutes (75,9%). Factors associated with waiting time in outpatient clinics are physician tardiness (88.5%), payment method especially on Askes? patients (98.1%), cardiology clinic (100%), quantity of patient ≥ 64 patients (99%), and the implementation of medical record (77,8%).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Kurnia Oktaviani
"Instalasi Farmasi adalah salah satu unit di rumah sakit yang memberikan layanan produk dan jasa dalam bentuk pelayanan resep. Mutu pelayanan resep farmasi yang baik dikaitkan dengan kecepatan dalam memberikan pelayanan.
Pada pengamatan pelayanan resep pasien rawat jalan JKN yang dilakukan selama 12 belas hari di Instalasi Farmasi di RSUD Pasar Rebo pada 211 sampel resep, ditemukan bahwa waktu tunggu pasien untuk memperoleh obat racikan 4 jam 14 menit dan non racikan 3 jam 29 menit. Dan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata proses waktu pengerjaan obat non racik per resepnya yaitu 5 menit 13 detik dan obat racikan 15 menit 21 detik.
Penelitian ini menganalisis faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan JKN di Instalasi Farmasi RSUD Pasar Rebo Berdasarkan hasil penelitian ini, keterlambatan pelayanan disebabkan kurangnya jumlah petugas, beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah sumber daya manusia yang ada dan belum memiliki standar waktu pelayanan, serta tata letak ruangan. Diharapkan meningkatkan komitmen dalam bekerja dengan tidak menunda atau menumpuk pekerjaan dengan memiliki standar waktu pelayanan bagi petugas farmasi dalam bekerja.

Pharmacy is one of the units in hospitals that provide services of products and services in the form of prescription services. Quality of service good pharmacy prescriptions associated with speed in providing services.
In observation of outpatient prescription services JKN conducted over 12 twelve days in Pharmacy at Pasar Rebo Hospital on 211 samples of prescription, it was found that the waiting time of patients to obtain the drug concoction of 4 hours 14 minutes and non concoction 3 hours 29 minutes. And the result showed that the average processing time process non concotion per prescription medicine that is 5 minutes 13 seconds and drug concoction of 15 minutes 21 seconds.
This study analyzes the factors that influence the waiting time of service prescription outpatient JKN in Pharmacy Pasar Rebo Hospital Based on these results, delays in service due to insufficient numbers of personnel, work load that does not correspond to the amount of human resources there and not have a standard time services, as well as the layout of the room. The expected increase in the commitment to work with no delay or accumulate work with service time standards for pharmaceutical officers at work.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Arofani
"Skripsi ini membahas peran sistem informasi dalam mengoordinasikan unit-unit untuk pelayanan rawat inap di RSUD Pasar Rebo tahun 2009. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi terkomputerisasi memudahkan pertukaran informasi antarunit. Permasalahan yang ditemukan adalah kurangnya jumlah karyawan, kesulitan menggunakan komputer ketika jaringan sedang sibuk, kurangnya jumlah dan kualitas printer di beberapa unit (seperti kasir dan admission) serta kesulitan mendapatkan data yang dikarenakan perawat dan dokter masih mengisi data klinis pasien secara manual dan mengambil hasil pemeriksaan.
Saran dari penulis adalah menambah dan memperbaiki infrastruktur sistem informasi rawat inap (dari segi software dan hardware), merencanakan pengembangan sistem informasi untuk perawat, evaluasi terhadap penggunaan aplikasi sistem informasi, serta melakukan perhitungan kebutuhan jumlah karyawan dan memenuhi kebutuhan tersebut.

The focus of this thesis is the role of information system in coordinating the units for inpatient department service at Pasar Rebo District General Hospital in 2009. This research is a qualitative research with indepth interview and observation method.
Result of research shows that computerized information systems facilitates the information exchange among units. Problems that were found are the lack of number of employees; difficulties in using computer at busy hours; the lack of quantity and quality of the printer in some units (such as cashier and admission); difficulties of getting data that is because the nurses and doctors are still giving the patients? clinical data manually; nurses are still taking the results of the laboratory and radiology examination manually.
Author's suggestions are adding and improving inpatient information systems infrastructure (in terms of software and hardware), planning information system development for nurses, evaluating the use of information systems applications, calculating the number of employee needs then meet those needs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Ubai Sulistiani
"Rebranding adalah aktivitas di perusahaan atau institusi yang mempunyai tujuan untuk melakukan transformasi kedudukan brand dibenak pemilik kepentingan dan untuk menjadikan label serta personalitas pembeda dengan lembaga atau institusi lain. Upaya rebranding yang dilakukan RSUD DKI Jakarta bertujuan untuk memperbaharui posisi brand melalui perubahan nama, logo, meningkatkan kesan positif serta peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rebranding Rumah Sehat Untuk Jakarta terhadap persepsi masyarakat tentang pelayanan kesehatan poli rawat jalan di DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan di 5 lokus Rumah Sehat Untuk Jakarta yaitu RSUD Pasar Rebo, RSUD Jati Padang, RSUD Mampang Prapatan, RSUD Kebayoran Lama dan RSUD Kembangan. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Rumah Sehat Untuk Jakarta. Untuk menentukan sampel Rumah Sehat Untuk Jakarta menggunakan teknik simple random sampling dengan teknik lottery, sampel responden dalam penelitian ini adalah pasien lama poli rawat jalan berjumlah 96 orang ditentukan dengan teknik accidental sampling. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh karakteristik (jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan) serta rebranding terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Sehat Untuk Jakarta. Persepsi baik terhadap pelayanan kesehatan akan meningkat sebesar 11 kali ketika dilakukannya rebranding menjadi Rumah Sehat Untuk Jakarta.

Rebranding is an activity in a company or institution that has the aim of transforming the position of the brand in the minds of stakeholders and to make labels and differentiating personalities with other institutions or institutions. This study aims to determine the effect of rebranding Rumah Sehat Untuk Jakarta on public perceptions of outpatient poly health services. This research was conducted in 5 loci of Rumah Sehat Untuk Jakarta, as Pasar Rebo Hospital, Jati Padang Hospital, Mampang Prapatan Hospital, Kebayoran Lama Hospital and Kembangan Hospital. The population in this study were users of Rumah Sehat Untuk Jakarta. To determine the sample using simple random sampling technique with lottery technique, the sample respondents in this study were old patients of outpatient clinic totalling 96 people determined by accidental sampling technique. Data were analysed univariate, bivariate and multivariate. The results showed that there was an influence of characteristics (gender, education, occupation, and income) and rebranding on health services at Rumah Sakit Sehat Untuk Jakarta. Good perception of health services will increase by 11 times when rebranding to Rumah Sehat Untuk Jakarta."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Astit Karmawati
"ABSTRAK
Kelengkapan pengisian dokumen pengkajian keperawatan sangat rendah. Saat ini belum diketahui sejauh mana persepsi perawat terhadap pelaksanaan dokumentasi pengkajian di 6 ruang rawat inap RSUD Pasar Rebo Jakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan studi kasus yang menekankan pada persepsi perawat mengenai pelaksanaan dokumentasi pengkajian keperawatan. Pengumpulan data mengenai faktor masukan, proses, dan keluaran dari pelaksanaan dokumentasi pengkajian keperawatan dilakukan melalui wawancara terhadap 1 orang ketua komite keperawatan, 6 perawat pelaksana, dan 6 kepala ruangan, pengamatan terhadap proses pengkajian, serta Pengamatan terhadap dukumen pengkajian di 6 ruang rawat inap.
Hasil penel i tian menunjukkan kelengkapan dokumen pengkajian keperawatan masih rendah. Persepsi perawat terhadap tenaga perawat yang melakukan pendokumentasian pengkajian, memerlukan pendidikan D.III Keperawatara. Sarana pendokumentasian berupa formulir yang disederhaanakan tidak dapat memunculkan kebutuhan .data pasien secara menyeluruh, sedangkan buku pedoman penulisan yang ada jarang dibaca. Metode pendokumentasian pengkajian sama untuk seluruh ruangan, namun kurang jelas dalam,car.a pengumpulan maupun penulisan kebutuhan data pasien secara menyeluruh.
Manajemen keperawatan dinilai masih kurang dalam menjalankan proses manajemen baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, maupun pengawasan, terhadap pelaksanaan proses keperawatan.
Kesimpulannya pelaksanaan dokumentasi pengkajian keperawatan menurut persepsi perawat dipengaruhi oleh kekurangan dalam faktor tenaga perawat, sarana, metode, dan manajemen keperawatan.
Untuk itu saran dari penelitian ini adalah penambahan dasar pengetahuan bagi perawat SPK, perbaikan sarana dan metode pendokumentasian pengkajian keperawatan, dan penataan kembali manajemen keperawatan.

ABSTRACT
Nurse's Perception On Nursing Assessment Documentation Of In-Patient Care Department at Pasar Rebo HospitalThe complete of nursing assessment documentation is found very poor. There is no trace of nurse's perception on nursing assessment documentation in 6 units of in-patient department at Pasar Rebo Hospital.
This was a study case design of qualitative method, which concerned on nurse's perception on nursing assessment documentation. Data about input, process, and output factors of the documentation were gathered by interviewing the chief of nursing committee, 6 technical nurses, and 6 chief of nursing units; observing the process of nursing assessment; and observing the nursing assessment documents of 6 in-patient units.
This study found that the completeness of nursing assessment documentation was poor. The nurse's perception on nursing personnel who did the documentation have to be a D.1I1 of Nursing graduates. The fac_i l i ties of documentation such as a simplified form cannot perform proper patient's data collection thoroughly. In the mean Lime, the guidance of documentation has been rarely read. The same method of documentation has been established, but it contains not clear enough to fulfill patient's data collection in collecting itself, as well as completing. The nursing management has not properly run, as seen in the lack of planning, organizing, directing, or controlling of nursing care process.
In conclusion, nurse's perception on nursing assessment documentation has been influenced by the lack of nursing personnel, facilities, method, and nursing management.
Therefore, this study recommends an improvement of basic knowledge'for nursing personnel SPK graduates, facilities and method of nursing assessment documentation, and a reformation of nursing management.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>