Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189787 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pima Ratih Retno Wulandari
"Inovasi dalam komunikasi organisasi abad sekarang ini adalah dibutuhkannya aliran informasi dalam organisasi yang bisa mengalir lancar ke seluruh bagian organisasi, atau ke bagian-bagian tertentu saja dan mampu berbagi informasi antar divisi secara lebih mudah. Intinya efektivitas dan efisiensi organisasi dari semua segi. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. merespon inovasi baru tersebut dengan mengadopsi teknologi komunikasi intranet berbasis web pada tahun 1998 sebagai media komunikasi internal perusahaan. Berawal dari asumsi bahwa teknologi tidak bebas nilai, dalam arti setiap terjadinya proses transfer teknologi berarti juga membawa nilai-nilai ideologi, dan budaya dari tempat asalnya yang berpengaruh terhadap praktek dari teknologi tersebut. Penelitian ini mencoba menggambarkan proses pemahaman budaya terhadap teknologi yang diadopsi berkaitan dengan budaya organisasi yang telah melekat pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Landasan teoritik yang digunakan dalam penelitian ini adalah adopsi teknologi komunikasi dalam organisasi serta implementasi teknologi komunikasi dalam organisasi. Bahwa proses pembuatan keputusan oleh organisasi dalam mengadopsi suatu inovasi tergantung pada beberapa hal, begitu juga tipe budaya organisasi dalam mengadopsi suatu inovasi berbeda-beda satu sama lain. Aspek teknikal, aspek organisasi, dan aspek budaya merupakan hal utama yang harus diperhatikan organisasi dalam melaksanakan proses pelembagaan teknologi dalam organisasi, yaitu ditanamkannya norma-norma, nilai-nilai dan budaya yang selalu terkait dengan pengenalan suatu teknologi dalam budaya organisasi.
Pada landasan metodologis, secara Ontologis bersifat relativism bahwa proses adopsi teknologi komunikasi Intranet dalam suatu budaya organisasi, selalu mengalami kesenjangan baik secara teknikal, organisasi, maupun budaya tergantung pada pemahaman budaya masing-masing individu. Secara Epistemologi, bersifat transactionalist atau subjectivist peneliti melakukan observasi mendalam sekaligus secara interaktif menggali realitas-realitas yang tersembunyi, secara Aksiologis peneliti diposisikan sebagai fasilitator juga berdasar pada nilai, etika, dan pilihan moral yang merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian, dan secara Metodologis bersifat reflectivity dan dialektical selain melakukan pengamatan, peneliti mencoba melakukan empati dan interaksi dialektis. Dan kualitas penelitian ditentukan oleh sejauh mana penelitian ini merupakan refleksi otentik dari realitas yang dihadapi oleh para pelaku sosial.
Data dalam penelitian ini mencakup beberapa data primer dan sekunder dalam berbagai tingkatan informasi ; wawancara mendalam dan terstruktur, analisis dokumen, dan penelusuran informasi di www.telkom.co.id dan www.intranet.telkom.co.id. Data yang penulis dapatkan diinterpretasikan dalam perspektif constructivism.
Dari hasil penelitian proses adopsi teknologi komunikasi intranet, Telkom termasuk kedalam kategori organisasi yang inovatif terhadap perkembangan inovasi teknologi baru, hanya sayangnya seringkali tidak disertai dengan pemahaman yang baik mengenai aspek budaya yang menyertainya. Sementara budaya organisasi di PT. Telkom disatu sisi sangat membantu tercapainya proses pelembagaan adopsi teknologi intranet namun disisi lain juga terdapat budaya-budaya organisasi yang masih menjadi penghambat. Mengenai pemanfaatan www.intranet.telkom.co.id sebagai media baru dalam organisasi di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. ternyata sangat beragam hasilnya. Faktor kebijakan pimpinan merupakan faktor paling dominan yang menyebabkan ketimpangan pemanfaatan media intranet tersebut, disamping faktor-faktor seperti unit kerja dan tingkat pendidikan karyawan.
Akhirnya, dari penelitian yang telah dilakukan, penulis merekomendasikan untuk penelitian berikutnya lebih terfokus pada faktor budaya organisasi terkait dengan kepemimpinan yang sangat dominan mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu inovasi di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
(x + 141 halaman, 23 buku, 6 artikel )"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13859
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Nur Annisa
"Konvergensi teknologi digital dan konvergensi perusahaan menuntut perusahaan untuk melakukan diferensiasi layanan dan produk agar bisa bertahan hidup dan memaksimalkan keuntungan sehingga muncullah konvergensi layanan. Dalam konvergensi layanan, penyedia layanan melebarkan sayap ke area yang lebih luas lagi dalam mencari cara untuk memenuhi permintaan konsumennya. Fokus para perusahaan telekomunikasi yang bekerja sama dengan penyedia layanan bukan lagi hanya pada suara, melainkan juga pada video, siaran televisi kabel, hingga konten-konten lainnya, seperti aplikasi. Berdasarkan laporan dari Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) dan Information Communications Technology Knowledge Transfer Network (ICT KTN), diturunkan beberapa rumusan hal-hal yang perlu dicapai oleh suatu negara atau perusahaan untuk mewujudkan konvergensi layanan. Dengan menggunakan contoh Speedy sebagai penyedia layanan Internet terbesar di Indonesia, tulisan ini berusaha melihat sejauh mana Indonesia mewujudkan konvergensi layanan, merujuk pada kedua laporan tersebut. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Indonesia memang belum berhasil mewujudkan konvergensi layanan secara utuh karena kondisi infrastrukturnya yang belum siap, namun sebenarnya sudah memiliki tanda-tanda ke arah konsep tersebut.

To survive the industry, digital technology and company convergence require companies to do some change by establishing products and services differentiation. Therefore, another convergence that is called service convergence emerges. In service convergence, service providers expand their area of service to meet their customers’ requirements. Telecommunication companies, together with service providers, have shifted their focus from only focusing on sound to a more broad area, such as video, cable television broadcasting, and other contents, such as applications. According to Organisation for Economic Co-Operation and Development (OECD) and Information Communications Technology Knowledge Transfer Network (ICT KTN), there are important things that is required to be done for a country or company to reach out service convergence. Using Speedy as the biggest Internet service provider in Indonesia, this paper manages to see to what extent Indonesia has reached service convergence. The result shows that due to the infrastructure, Indonesia has not been succeeded to reach out the whole means of service convergence. However, Indonesia basicly has already had the indication to reach what a country needs to reach service convergence."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hardjito
"Internet diyakini oleh banyak pihak, terutama kalangan pendidik, merupakan salah satu media alternatif yang mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Keyakinan tersebut didasarkan oleh hasil berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa sebagai media pembelajaran, karena sifat dan karakteristiknya, internet mampu meningkatkan prestasi dan kualitas pengetahuan peserta didik. Dengan demikian tidaklah berlebihan apabila internet nantinya diharapkan bisa didayagunakan secara luas dalam lingkungan pendidikan, dalam suatu sistem kegiatan belajar mengajar yang terpadu.
Untuk merancang sistem tersebut agar berdayaguna dan tepat sesuai sasaran, perlu diawali dengan adanya pengetahuan tentang target sasaran yang dalam hal ini adalah peserta didik. Pengetahuan tentang sasaran yang hendak dituju, paling tidak mencakup pengetahuan tentang motif mereka menggunakan internet, tingkat kepuasan mereka yang mereka dapatkan, karakteristik mereka baik berdasarkan aspek demografi maupun psikografi dan pola hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan internet.
Hasil penelitian yang dilakukan di 8 SMU dan SMK DKI dengan total sampel 210 siswa ini, menunjukkan ada tujuh faktor motif dalam penggunaan internet, yaitu motif untuk keperluan pendidikan (eigenvalue =2,176, alpha = 0,7350) , berkomunikasi (eigenvalue = 1,858, alpha = 0,7539), mendapatkan berita dan informasi (eigenvalue = 4,113, alpha = 0,7312), mencari hiburan (eigenvalue = 1,747, alpha = 0,6980), sebagai perintang waktu (eigenvalue = 7,024, alpha = 0,7035), untuk mengambil berbagai materi yang mereka perlukan (eigenvalue = 3,704, alpha = 0,6869) dan sebagai pelarian dari kesibukan ataupun berbagai masalah yang sedang mereka hadapi (eigenvalue = 1,560, alpha = 0,7039). Kemudian ketika ketujuh motif tersebut disederhanakan, ada dua faktor dasar yang merupakan motif siswa menggunakan internet, yaitu untuk keperluan mendapatkan hiburan (eigenvalue = 6,988, alpha = 0,8256) dan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan (eigenvalue = 3,977, alpha = 0,8111).
Kemudian pengujian terhadap motif menggunakan internet (gratifications sought) dengan kepuasan yang didapat (gratifications obtained), menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (R = 0,685: R Square = 0,485; Sig. = 0,000). Hal itu menunjukkan bahwa penggunaan internet mampu memenuhi harapan responden dengan memberikan kepuasan atas apa yang mereka harapkan.
Penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan sifat atau karakteristik responden dari aspek demografi yang meliputi jender, kelas, dan jenis sekolah. Kemudian berdasarkan aspek "psikografi". secara signifikan (sig. = 0,000) membedakan responden dalam lima kelompok yaitu kelompok pencari hiburan yang menggunakan internet hanya sebagai untuk mendapatkan kesenangan, kelompok eksploratorif dengan ciri senang melakukan eksplorasi dan mencoba-coba, kelompok santai yang anggotanya mempunyai kecenderungan santai-santai saja, kelompok gaul yang memiliki ciri kuat dalam hal berkomunikasi dengan orang lain, dan kelompok pembelajar yang memiliki kecenderungan tinggi untuk senantiasa melakukan berbagai aktivitas belajar.
Berdasarkan pengujian terhadap model hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan internet, menunjukkan bahwa level institusi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap model. Pengujian dengan fit coefficient secara pasti menunjukkan bahwa pola hubungan kelompok yang mendapatkan dukungan institusi adalah signifikan sedangkan pola hubungan kelompok yang kurang mendapatkan dukungan dari institusi terbukti tidak signifikan.

Model of Inter-relating Factors that influence the Use of Internet: Survey on the Motivations for Using Internet by Senior High and Vocational School Students in Special Territory of JakartaIt is believed by most people, especial), in educational environment, that Internet is one of the alternative media that has a wide potential to be used as an educational media. The belief based on the result of many experiments indicates that as an educational media, because of its characteristic, the Internet can improve students? achievement and quality. So that, it is true that Internet, in the future, can be used widely in the educational environment, in a completely teaching and learning process.
To design the system effectively as the demand, it should be begun by the knowledge of target, in this case is student. Minimum target knowledge is about their motivation in using the Internet, satisfaction, characteristic on demography and psychology, and factor relationship that influence the using of the Internet.
Result of research that has be done in 8 SMU and SMK DKI with the total sample of 210 students, indicate that there are seven factors of motivation in using internet, such as: motivation for education needed (eigenvalue=2,176, alpha =0,7350), communication reason (eigenvalue=1,858 alpha=0,7539) getting news and information (eigenvalue=4,113, alpha=0,7312) searching entertainment (eigenvalue=1,747, alpha=0,6980), pastime (eigenvalue=7,024, alpha=0,7035), getting specific material (eigenvalue=3,704, alpha=0,6869), and for running out of their own personal problem (eigenvalue=1,560, alpha=0,7039). Than, when the seven motivation is simplified, there are two factors for student in using Internet, such as for getting entertainment (eigenvalue=6,988, alpha=0, 8256) and getting knowledge (eigenvalue=3,977, alpha=0, 81 i 1).
This research tells that there is a significant relationship between motivation in using Internet (gratification sought) and satisfaction obtained (gratification obtained) (R = 0,685: R Square = 0,485; Sig. = 0,000). That case indicates that the Internet gives satisfaction to the user/respondent in getting information needed.
This research also indicates that there are characteristic differences of the respondents on the aspects of demography that cover gender, grade, and type of school. Base on the Psychography, significantly (sig. = 0,000) divided respondents to five groups such as entertainment searching that use the internet only for getting pleasure, explorative group with the characteristic that they inclined exploring and trying, relax group with its members inclined not too serious, "gaul" group with the characteristic that they actively communicate with another people, and educational group that is willing to create an educational environment.
Factor in an institution level, the highest influent is contributed of educational organizer from the school, foundation until the related directorate. The experimental fit coefficient indicate that the model of internet use on group that has a support from institution is significant, and the model of internet use on group that has a little bit support from institution is not significant.
"
2001
T2269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nusriyati Mahmudah Nashuha
"Dimasa Mendatang, diprediksi akan banyak perangkat yang terhubung pada jaringan komunikasi, selain itu jaringan komunikasi masa depan juga membutuhkan nilai packet loss rate (PLR) yang rendah serta sistem pemrosesan yang sangat cepat. Pada penelitian ini diusulkan sebuah skema akses jamak atau multiple access yang mampu melayani lalulintas komunikasi dengan jumlah perangkat yang sangat banyak  serta nilai PLR yang kecil. Skema akses jamak berupa coded random access (CRA) dipilih dalam penelitian ini karena mampu melayani lalulintas komunikasi dengan jumlah perangkat yang terhubung sangat banyak (throughput yang tinggi. Untuk mendapatkan PLR yang rendah pada CRA, digunakan degree distribusi  yang menghasilkan stopping set sedikit. Sehingga pada penelitian ini dilakukan optimasi pada CRA dengan mencari degree distribusi yang menghasilkan stopping set paling rendah pada throughput yang masih dapat diterima. Optimasi dilakukan dengan menggunakan theory probability stopping set dan simulasi komputer. Untuk memvalidasi ketercapaian throughput, pada penelitian ini dilakukan evaluasi dengan menggunakan metode Extrinsic Information transfer(EXIT) chart analisis. Dalam penelitian ini juga dilakukan validasi antara theory probability stopping set dengan hasil yang didapat dari simulasi komputer. Dari hasil validasi tersebut menunjukan theory probability stopping set sesuai dengan hasil dari simulasi komputer. Sehingga penggunaan theory probability stopping set cukup valid untuk dipakai pada optimasi degree distribusi dengan meminimalkan stopping set. Dari serangkaian penelitian yang dilakukan, didapatkan CRA dengan degree distribusi yang mempunyai stopping set paling minimal sebanyak 48 kali dalam 10.000 sample yang ditandai dengan PLR yang cukup rendah yaitu 10^-3 pada G=0.65 packet per slot (yang artinya 1 paket rusak dalam 1000 sampel dengan mode pengiriman 65% aktif dari seluruh user dan throughput yang masih dapat diterima yaitu G=0.7 packet per slot. Usulan CRA dengan degree distribution optimal dengan minimal stopping set hasil dari penelitian ini diharapkan dapat diterapkan dan bermanfaat pada komunikasi aplikasi krusial dengan nilai kegagalan mendekati nol.

The Future networks predicted with massive number of devices connected to communication networks, beside that the future communication network also requires a low value of packet loss rate (PLR) and a very fast processing system. In this paper, a multiple access scheme is proposed which is capable of serving communication traffic with a very large number of devices and a small PLR value. Multiple access scheme such as coded random access (CRA) were in this paper, because of ability of serving communication traffic with a large number of connected devices(or we can call high throughput needed). To obtain a low PLR in CRA, we use a degree distribution which resulted in a small number of stopping set. This paper was optimized on CRA by looking for a degree distribution that produced the lowest number of stopping set at acceptable throughput. Optimization was done by using probability of stopping set theory and computer simulation. To validate the achievement of throughput, this paper was evaluated using the Extrinsic Information Transfer (EXIT) chart analysis. In this paper, we validate between probability stopping set theory and the results obtained from computer simulations, the result shows that the probability stopping set theory is in accordance with the result of computer simulations. Therefore the use of probability stopping set theory is valid to be used in degree distribution optimization by minimizing stopping sets. In this paper, it was obtained CRA with a degree distribution which has a stopping set of at least 48 times in 10000 samples which is marked by PLR which is quite low at 10-3 at offered traffic 0.65 packet per slot (which means 1 packet is damaged in 1000 samples with delivery mode 65% active of all users) and acceptable throughput in 0.7 packet per slot. The proposed CRA with optimal degree distribution having minimum stopping set results from this paper is expected to be applicable and useful in crucial application communication with asymptotically zero failure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Abdillah Muttaqin
"ABSTRAK
Ketika dunia menjadi lebih maju secara teknologi, kendaraan akan sampai pada titik bahwa mereka akan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan bekerja sama satu sama lain untuk memberikan informasi yang bermanfaat dan menghindari tabrakan. Agar kerjasama kendaraan ini dimungkinkan, semua kendaraan harus dilengkapi dengan modul 802.11p nirkabel kompatibel on-board-unit (OBU) khusus yang menerapkan standar ITS-G5. Namun, aplikasi komunikasi kendaraan dibatasi oleh jarak antara kendaraan yang berkomunikasi dan tidak dapat mentolerir penundaan lama sambungan saat saling mengirim dan menerima informasi, dan modul 802.11p belum tersedia di seluruh dunia. Tesis ini membahas desain, implementasi dan evaluasi laju pengiriman paket serta latensi ujung ke ujung dari prototipe komunikasi kendaraan-ke-kendaraan dengan menjaga parameter seperti frekuensi sedekat mungkin dengan standardisasi akses nirkabel untuk lingkungan kendaraan. (WAVE). Dalam tesis ini, jalur komunikasi yang didasarkan pada perangkat keras komunikasi yang sesuai dengan IEEE 802.11a digunakan. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengirim dan menerima paket ditulis dalam Java dan analisis paket diamati melalui aplikasi Wireshark.

ABSTRACT
As the world becomes more technologically advanced, vehicles will come to a point that they will have the ability to communicate and cooperate with each other in order to provide useful information and avoid collisions. For this vehicles cooperation to be possible, all vehicles must be equipped with a special on-board-unit (OBU) compatible wireless 802.11p modules that implement the ITS-G5 standard. However, vehicular communication applications are limited by distance between the communicating vehicles and cannot tolerate long connection establishment delays upon sending and receiving information among each other, and the 802.11p modules are not yet readily available worldwide. This thesis addresses the design, implementation and evaluation of packet delivery rate as well as end-to-end latency of a vehicle-to-vehicle communication prototype by keeping parameter such as frequency as close as possible to the standardization of wireless access for vehicular environment (WAVE). In this thesis, communication line based on an IEEE 802.11a compliant communication hardware is used. The software used for sending and receiving packets is written in Java and the packets analyzation is observed through Wireshark application.
"
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muliawaty H. Widodo
"Letak geografis wilayah kerja TOTAL E&P INDONESIE yang tersebar di wilayah kontrak kerja Mahakam mendorong implementasi suatu teknologi komunikasi yang dapat meningkatkan komunikasi internal di dalam perusahaan tersebut. Perkembangan teknologi yang ada menciptakan banyak inovasi-inovasi di segala bidang. Inovasi teknologi yang berbasis Internet, yaitu intranet dianggap dapat menjawab permasalahan tersebut. Penelitian mengenai bagaimana teknologi intranet tersebut digunakan dilihat dari difokuskan pada bagaimana dan kebiasaan serta kegunaan intranet bagi karyawan dalam bekerja.
Penelitian menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan mewawancarai 9 orang narasumber yang yang terdiri dari satu orang mewakili manajemen senior sekaligus sebagai pemilik dari media komunikasi tersebut, satu orang berasal dari divisi komunikasi dan tujuh orang lainnya berasal dari divisi yang beraneka ragam. Selain melakukan wawancara, peneliti juga meneliti dari sumber lain seperti dokumen-dokumen, diskusi bebas dan grapevine.
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan intranet sebagai media komunikasi yang dapat membantu tercapainya tujuan perusahaan, meningkatkan kinerja karyawan dan perusahaan masih rendah. Dukungan dari manajemen yang masih rendah serta sosialisasi mengenai pengguanaan teknologi intranet tidak banyak dilakukan sehingga penggunaan intranet menjadi tidak efektif. Namun banyak upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan tersebut sehingga tujuan dari penggunaan intranet sebagai media komunikasi internal di dalam organisasi TOTAL E&P INDONESIE dapat tercapai. Upaya yang dilakukan juga harus didukung dengan action plan yang matang, realistis serta sosialisasi yang semua pihak di dalam organisasi TOTAL E&P INDONESIE.
Akhirnya, dari penelitian yang telah dilakukan, penulis merekomendasikan agar TOTAL E&P INDONESIE melakukan proses adopsi intranet dengan tepat dan menyeluruh kepada karyawannya serta didukung dengan perangkat peraturan mengenai penggunaannya. Adapun rekomendasi dari segi akademis agar penelitian selanjutnya dapat lebih memfokuskan analisa pada implementasi proses adopsi teknologi komunikasi sesuai dengan teori adaptasi teknologi dan teori komunikasi yang ada."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani M. Akhyar
"ABSTRAK
Artikel ini mengupas tentang komunikasi krisis di media sosial dari dua kasus di industri telekomunikasi. Teori utama yang digunakan adalah Situational Crisis Communication Theory (SCCT) yang dikembangkan oleh Coombs (2007). Industri telekomunikasi adalah salah satu industri yang rentan terkena krisis, apalagi saat ini aplikasi telekomunikasi seperti smartphone dan internet sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok setiap orang. Tulisan ini menunjukkan bahwa penerapan SCCT di industri telekomunikasi membutuhkan beberapa catatan khusus. Pertama, perlunya sistem penanda krisis yang peka terhadap munculnya potensi kritis. Kedua, sistem respon yang cepat tanggap karena perilaku pelanggan telekomunikasi yang cenderung kurang sabar dan cepat menyebarkan berita negatif dengan media sosial mereka."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2019
330 ASCSM 46 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Desfreidna
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerimaan intranet dalam komunikasi internal dengan iklim komunikasi dan kepuasan komunikasi organisasi pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survey melalui kuesioner. Populasi penelitian ini adalah pegawai di lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi Banten yang dapat mengakses intranet. Sampel penelitian ini sebanyak 73 responden yang diambil secara random.
Dari hasil analisis data diketahui bahwa penggunaan intranet sebagai media komunikasi internal berpengaruh langsung terhadap pembentukan iklim organisasi dengan hubungan yang sangat kuat. Penggunaan intranet sebagai media komunikasi internal juga berpengaruh langsung terhadap kepuasan komunikasi, namun dengan hubungan yang lemah. Hubungan penggunaan intranet sebagai media komunikasi internal menjadi kuat apabila iklim organisasi menjadi variabel intervening.

Purpose of this research is to verify the influence of intranet acceptance for internal communication in accordance to communication climate and organization communication satisfaction level in Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Data collection was done by survey method with questionnaire. Research population was employee of BPK RI Banten Province that can access intranet. Research sample are randomly picked from 73 respondents.
Analysis result shown that acceptance of intranet as internal communication media affect directly to formation of organizational climate with strong effect. Furthermore, acceptance of intranet as internal media communication affect also to communication satisfaction level. However, the effect is weak. Usage of acceptance as internal communication media become strong if organization climate defined as intervening variable.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Syahreza
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roze, Maris
New Jersey: Prentice-Hall, 2002
808.066 ROZ t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>