Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Dwinarso Oentoro
"Salah satu dampak dari liberalisasi perdagangan dunia mendatang adalah meningkatnya persaingan di pasar internasional. Untuk menjadi perusahaan yang siap memasuki era globalisasi tahun 2000, ternyata ASEI masih menghadapi beberapa masalah dan kendala baik berasal dari intern maupun ekstern, antara lain, masalah SDM, budaya kerja, kondisi pasar yang telah berubah dari captive market menjadi non captive market, dan deregulasi pemerintah yang kurang menguntungkan, sehingga ASEI merasa perlu berbenah untuk dapat melepaskan diri dari masalah dan kendala yang dihadapi.
Penelitian ini dilakukan secara studi literatur dan wawancara dilapangan dengan para eksekutif ASEI dan bertujuan untuk melihat bagaimana ASEI melakukan pembenahan dalam perusahaannya dengan cara transformasi organisasi, sehingga dapat menjadi sebuah perusahaan yang siap untuk memasuki era globalisasi tahun 2000 yang diwarnai ketatnya persaingan ditingkat global. Dari hasil penelitian ini, diperoleh gambaran bahwa apa yang dilakukan oleh ASEI pada saat ini ternyata telah sinkron dengan isi konsep Identifikasi Kompetensi Inti dari Prahalad dan Konsep Transformasi Organisasi (4 R's) dari Gouillart, sehingga dapat terlihat bagaimana kinerja bisnis dan pasar ASEI pada saat ini, dan bagaimana langkah selanjutnya yang dapat disarankan pada ASEI untuk membenahi dirinya sesuai isi konsep tersebut.
Dan manfaat penulisan ini bagi ASEI adalah sebagai bahan masukan positip dalam proses pembenahan perusahaannya dan bagi akademis konsep ilmiah ini akan menjadi suatu bahan studi ilmu terapan yang telah diaplikasikan, sehingga dapat dijadikan suatu model penelitian ilmiah bagi industri atau perusahaan lainnya yang memerlukan suatu pembenahan atau perubahan pada perusahaannya."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udin Saifuddin
"Pemerintah telah mengambil langkah strategis dalam bidang pos, yaitu merubah Perum Pos dan Giro menjadi PT. POS Indonesia pada tahun 1995. Perubahan tersebut untuk menyesuaikan dengan perkembangan lingkungan pos di tingkat nasional dan global, yang bergerak secara dinamis dan cepat. Penyesuaian awal yang telah dilakukan adalah menetapkan struktur organisasi Perum Pos dan Giro. Dalam perkembangan selanjutnya, harus diadakan perubahan baru yang lebih tepat sesuai dengan sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam tahun 2001-an.
Berbagai hal yang dapat diidentifikasi dan perlu mendapat perhatian, antara lain :
  • Bidang SDM, marketing, aplikasi, saran dan perlengkapan.
  • Koordinasi antara pusat dengan wilayah-wilayah dan UPT-UPT.
  • Pembinaan divisi-divisi dan pendelegasian wewenang.
Tujuan studi ini antara lain adalah memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan konsepsi teori organisasi yang menyangkut perubahan organisasi, struktur yang tepat untuk P.T. Pos Indonesia saat ini, dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif.
Dari hasil studi dapat ditemu kenali hal berikut :
  • Bidang SDM dan Perlengkapan/Sarana memerlukan pemisahan dengan pembentukan masing-masing Direktorat secara terpisah.
  • Direktorat pemasaran perlu dilengkapi fungsi penelitian pasar.
  • Pengembangan divisi menjadi unit mandiri dan pusat laba.
  • Fungsi pendidikan dan latihan di bawah koordinasi Direktorat SDM.
  • Penyederhanaan rentang kendali oleh Direktur Utama.
  • Reorganisasi koordinasi dan pembinaan divisidivisi.
  • Reorganisasi koordinasi kantor-kantor wilayah dan UPT.
Hasil studi dituangkan dalam bentuk saran struktur organisasi yang baru, yang diproyeksikan berlaku hingga tahun 2001, seperti dituangkan dalam BAB V. Struktur organisasi usulan tersebut merupakan sistem campuran antara multi-divisi dengan sistem fungsional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imanuddin
"PT Garuda Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa penerbangan komersial. Permasalahan internal terutama masalah manajemen dan keuangan serta persaingan global di bidang jasa penerbangan komersial internasional telah membuat keterpurukan BUMN tersebut menuju kearah kebangkrutan.
Pergantian manajemen pada tahun 1998 merupakan awal kebangkitan PT Garuda Indonesia dari keterpurukan dengan mulai melakukan restrukturisasi perusahaan, termasuk di dalamnya melakukan restrukturisasi di bidang organisasi.
Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja organisasi PT Garuda Indonesia para era restrukturisasi tahun 1998-2000, dengan menggunakan pendekatan pengukuran kinerja Balanced Scorecard, (Kaplan, Norton, 1996), yakni pengukuran kinerja yang komprehensif yang mengukur kinerja organisasi dari 4 perspektif, yaitu Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, Perspektif Proses Bisnis Internal, Perspektif Pelanggan, dan Perspektif Keuangan dengan menggunakan indikator-indikator yang mengacu pada masing-masing perspektif, dan disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Lokasi penelitian di Jakarta dengan sampel 80 (orang pegawai PT Garuda Indonesia dan 100 pelanggan PT Garuda Indonesia yang pernah 3 kali atau Iebih menggunakan pesawat PT Garuda Indonesia.
Dari hasil pengukuran ke-4 perspektif balanced scorecard, kinerja organisasi PT Garuda Indonesia pada era restrukturisasi 1998-2000, secara kumulatif memperoleh total skor 64. Berdasarkan perhitungan klas interval untuk pengukuran kinerja organisasi secara kumulatif yaitu batas bawah 18 (sangat tidak baik ) dan batas atas adalah 90 (baik sekali), maka angka 64 tersebut terletak pada klas antara 55,0 dan 67,0 - termasuk dalam katagori baik (sehat).
Dari ke-4 perspektif dalam balanced scorecard yang paling menonjol (dalam arti memberikan nilai positif tertinggi dalam peningkatan kinerja organisasi) ialah kinerja pertumbuhan dan pembelajaran yang erat kaitannya dengan dampak restrukturisasi organisasi yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia. Sedangkan kinerja yang paling jeman adalah kinerja keuangan, yang disebabkan antara lain oleh beban hutang-hutang PT Garuda Indonesia di masa lalu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3227
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Ningsih
"Struktur Organisasi adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan atau bahkan kegagalan organisasi untuk mencapai sasarannya. Perubahan terhadap Struktur Organisasi perlu dilakukan seperti yang terjadi pada Perusahaan-Perusahaan di Amerika Serikat pada tahun 1980-an karena kendala yang dihadapinya, seperti inefisiensi atau munculnya para pesaing organisasi. Perubahan Struktur Organisasi tidak dapat dilepaskan dari Faktor Situasionalnya, yaitu Usia Organisasi, Ukuran, Teknologi, lingkungan dan Power yang melingkupi Organisasi. Setiap Organisasi yang menghadapi Struktur dengan faktor Situasional yang berbeda perlu menggunakan Struktur Organisasi yang berbeda pula agar sasaran organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif. Oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian terus menerus antara Faktor Situasional Organisasi dengan Struktur Organisasi yang digunakan.
Tahun-tahun terakhir ini di Indonesia banyak diungkapkan pentingnya restrukturisasi, khususnya Badan Usaha Milik Negara sehingga dapat mencapai sasaran dengan efisien dan efektif. PT Telekomunikasi Indonesia adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang menjadi obyek penelitian penulis yang memberikan pelayanan umum di bidang telekomunikasi dalam negeri Indonesia. Pada Tahun 1995 PT Telekomunikasi Indonesia telah melakukan restrukturisasi organisasi menjadi Bentuk Struktur Organisasi Divisional.
Salah satu alasan perubahan struktur organisasi dari PT Telekomunikasi Indonesia adalah kesadaran akan pentingnya lingkungan yang semakin kompetitif dan semakin heterogennya jasa dan area yang harus dikelola. Pengaruh lingkungan yang secara eksplisit dinyatakan oleh praktek di PT Telekomunikasi Indonesia Organisasi menimbulkan pertanyaan dalam diri penulis. Apakah benar faktor situasional yang diwakili oleh faktor lingkungan dan jasa atau area yang heterogen yang berpengaruh terhadap Struktur Organisasi Divisional PT Telekomunikasi Indonesia.
Tujuan penelitian tesis ini adalah untuk mendeskripsikan Struktur Organisasi Divisional dan faktor Situasional yang melingkupi PT Telekomunikasi Indonesia dan mem buktikan Hipotesis bahwa Faktor Situasional berpengaruh terhadap Struktur Organisasi Divisional.
Penulis menggunakan Studi Deskriptif dengan analisa kualitatif melalui Wawancara dengan pejabat di Kantor Perusahaan, Divisi Regional III dan Kandatel Bandung dan Studi Dokumen untuk mendeskripsikan struktur Organisasi Divisional dan Faktor Situasional yang melingkupi PT Telekomunikasi Indonesia. Studi Eksplanasi dengan analisa kuantitatif dan kualitatif menggunakan Analisa Regresi Ganda untuk membuktikan bahwa faktor situasional berpengaruh terhadap Struktur Organisasi Divisional PT Telekomunikasi Indonesia melalui Hipotesis kerja. Sumber Studi Eksplanasi yang digunakan adalah Kuesioner yang disebarkan kepada 100 orang responden yang terdiri dari, 20 Responden dari Kantor Perusahaan, 30 responden dari Divisi Regional III dan 50 responden berasal dari Kandatel Bandung. Operasionalisasi Variabel menggunakan kerangka umum baik untuk faktor situasional maupun struktur organisasi, namun pembahasan dipusatkan kepada ciri khas dari Faktor Situasional dan Struktur Organisasi Divisional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Telekomunikasi Indonesia menggunakan Struktur Organisasi Divisional, terdapat beberapa Faktor Situasional yang melingkupi PT Telekomunikasi Indonesia dan Faktor Situasional berpengaruh terhadap Struktur Organisasi Divisional Perusahaan. Khusus Faktor Situasional dari Struktur Organisasi Divisional menunjukkan pengaruh yaitu Usia Organisasi yang dewasa, Lingkungan yang stabil dan beraneka ragam dan power berpengaruh terhadap ciri-ciri struktur organisasi divisional yaitu pengelompokkan unit kerja berdasarkan jasa/output, standardisasi output, penilaian kinerja, Desentralisasi Vertikal terbatas dan hanya sedikit penggunaan alat penghubung.
Hasil Penelitian yang tidak berkaitan dengan ciri khas Faktor Situasional dan Struktur Organisasi Divisional namun panting diperhatikan karena terbukti dalam banyak penelitian adalah Variabel Teknologi yang berpengaruh terhadap Disain Kedudukan para pegawai. Kompleksitas lingkungan yang dihadapi oleh PT Telekomunikasi Indonesia membutuhkan penetapan kembali strategi Perusahaan a.l. penetapan sasaran bentuk Struktur Organisasi Divisional agar disesuaikan dengan pendelegasian wewenang terhadap Divisi Inti dan Divisi Utama.
Usia organisasi merupakan variabel yang dapat dikendalikan perusahaan dengan mengendalikan proses pertumbuhan menuju titik optimal yaitu kedudukan Prime. Variabel Lingkungan dan Power merupakan variabel yang berada di luar kendali Perusahaan, oleh karena itu perlu adaptasi terhadap lingkungan dengan membentuk Unit kerja tambahan di unit pelaksana, membentuk boundary spanning roles dan buffers disekililing Inti setiap Unit Kerja Perusahaan dan memperkuat jajaran Teknostruktur di tingkat Perusahaan untuk mengantisipasi power ekstern Perusahaan.
Strategi lain yang pernah dan sudah dilakukan oleh PT Telekomunikasi Indonesia perlu dipertimbangkan untuk digunakan kembali walaupun pada unit kerja perusahaan dan bagian organisasi yang berbeda, seperti Strategi Inter-locking Directorates pada saat pemilihan Ir Cacuk menjadi Direktur PT Telekomunikasi Indonesia pertama dan Kerjasama Operasional di beberapa Divisi Regional. Metoda gaya berat secara cepat dapat digunakan dalam eksplorasi untuk mengetahui daerah jebakan baluan kontak yang terkaolinisasi ataupun cekungan tua yang diperkirakan mengandung mineral yang bernilai ekonomis. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
Tpdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dudi Agung RA
"Situasi dan perkembangan external suatu entitas bisnis seperti pasar dan pelanggan, serta kondisi internal - nya akan saling mempengaruhi. Hal ini sangat terkait dengan perkembangan ekonomi, sosial, bahkan politik dan keamanan. Perubahan situasi dan perkembangan pasar dan pelanggan menjadi suatu keniscayaan. Dampak dari hal tersebut, change (perubahan) pada entitas bisnis menjadi strategic objective (kebutuhan strategis). Agar pertumbuhan kinerja suatu entitas bisnis dapat berlangsung dalam kurun waktu jangka panjang, maka diperlukan perencanaan, persiapan dan pengelolaan sumber daya dan setiap faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Memanfaatkan historical data proses dan pelaksanaan perubahan entitas bisnis lain sebagai lessons learned untuk merencanakan, menyiapkan, dan mengelola sumber daya dan faktor - faktor tersebut menjadi salah satu altematif solusi. Penelitian berikut merupakan studi kasus atas pelaksanaan proses perubahan atau transformasi perusahaan yang bergerak di bidang EPC (Engineering, Procurement, and Construction). Tujuan perubahan perusahaan tersebut adalah perbaikan kinerja keuangan dan peruuasan pangsa pasar dalam kerangka perbaikan posisi bisnisnya dari survival menuju stability and growth. Dengan menggunakan data historis pelaksanaan perubahan organisasi bisnis di Amerika dan Eropa serta hasil penelitian faktor keberhasilan dan kegagalannya (Lee, 1995) dilakukan pemetaan organization's change character (karakter) dan organization's change condition (kondisi aktual) perubahan, dalam rangka identifikasi dan rencana penanggulangan resiko. Faktor leadership (kepemimpinan), resistance (penolakan), serta system management change (perubahan sistem pengelolaan) perusahaan merupakan prioritas untuk pencapaian kinerja perubahan.

Business entities internal condition significantly be effected by its external market and customer situation and changes. Economic, social, politics, and security are driven aspects of market and customer change. Changing then is a natural and continuous event. In this situation business entities have their own strategic objective and necessities to change. Considering long term company performance the change must be planned, prepared, and managed property on company's resources and every influence factors. Change process and implementation of some business organizations which documented as historical data could be utilized as lessons learned by other company in planning, preparing, and managing its resources and influence factors to change. This research is a case study of an EPC company change implementation and transformation. The objective of its change is to improve financial performance, market expanding and its business position from survival to stability and growth. Historical data of American and European business organization change process and implementation and research on change success and failure factors (Lee, 1995) is utilize in recognizing and determining organization's change character and condition to identify and manage risk factors. Leadership, resistance, and system management change are identified as prioritize aspects to manage in order to achieve company performance improvement in change."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandar Luwias
"PT X adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Information Technology khususnya di sektor pariwisata. Selain web programming, saat ini PT X telah mengembangkan usahanya dibidang media cetak dan travel agent. Dengan demikian di dalam organisasi di PT X terdapat tiga divisi sesuai bidang tersebut di atas namun bukan merupakan profit center yang terpisah, fungsi-fungsi penunjang seperti keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia masih ditangani oleh satu manajemen.
Keluhan dan gejala yang dialami oleh manajemen PT X adalah hambatan dalam kerja sama antar karyawan maupun antar bagian/ unit kerja, sehingga sulit mencapai hasil kerja yang optimal. Manajemen berusaha untuk meningkatkan hubungan kerja sama dengan cara mengaktifkan rapat-rapat koordinasi, namun yang terjadi malah sebaliknya, hambatan sering timbul karena masing-masing bagian/ unit kerja ingin agar pendapatnya yang diterima dan dipakai sebagai solusi dari persoalan yang ada. Hal lain yang menjadi hambatan organisasi PT X dalam mencapai hasil kerja yang
optimal adalah komunikasi antar departemen/ unit kerja belum efektif, sehingga informasi tidak tersebar sebagaimana mestinya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Watuliu, Winston Tommy
"Badan Reserse Kriminal Mabes Polri sebagai Salah satu badan yang berada di bawah Mabes POLRI bertugas melaksanalcan Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana dalam rangka memberikan pelayanan publik kepada masyarakat selaku penggnma layanan yang diberikan oleh Mabes Polri. Pasca Reformasi pada tahun 1998 masyarakat selaku pengguna layanan menginginkan agar seluruh organisasi publik termasuk Polri untuk memberikan pelayanan yang memuaskan.
Pada tahun 2002 dengan diundangkannya Undang-undang tentang Kepolisian yang mereposisi Polri dari organisasi militer menjadi dasar dan kepastian hukum untuk dilakukannya Transformasi Organisasi dalam rangka peningkatan kinerja organisasi. Polri telah melakukan beberapa hal untuk menyikapi Undang-undang No. 2 Tahun 2002, clengan melaksanakan pembahan clan pembaharuan seperti perubahan istilah kepangkatan, reorganisasi, dan lain-lain. Hal tersebut semata-mata dilakukan untuk pencapaian peningkatan kinerja organisasi Polri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat selaku pengguna layanan.
Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kinerja organisasi Badan Reserse Kriminal Polri sebagai salah satu badan di bawah Mabes Polri yang memberikan pelayanan kepada publik berupa jasa penyelidikan dan penyidikan tindak pidana setelah dilalmkalmya transformasi organisasi Polri tersebut. Berbeda dengan pengukuran kinerja yang selama ini dilakukan oleh Polri yang menggunakan pendekatan pengukuran kinerja organisasi militer, pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan pengukuran yang lebih komprehensif yaitu pendekatan balanced scorecard. Melalui pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard akan dilakukan pengukuran terhadap perspektif finansial, dan perspektif non finansial yaitu kepuasan pelanggan, bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Populasi dalam penelitian ini adalah para Penyidik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri selaku responden internal, serta para masyarakat selaku pengguna jasa pelayanan yang membuat Iaporan pengaduan dalam bentuk laporan polisi selaku responden eksternal.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara keseluruhan kinerja. organisasi Badan Reserse Kriminal Mabes Polri adalah dalam kondisi cukup baik. Berdasarkan kinerja financial yang diukur dengan menggunakan indikator penyerapan anggaran, memperoleh skore 75 % atau mendapat penilaian sedang, dengan beberapa catatarl tentang efisiensi dan efektifitas anggaran yang kurang baik diakibatkan oleh sistem pembiayaan yang cenderung kepada pendekatan budget oriented. Sehingga menimbulkan tidak efektif dan efisiennya pembiayaan terhadap organisasi. Perspektif kinerja pelanggan dengan menggunakan indikator tingkat kepuasan pelanggan memperoleh penilaian cukup. Disamping ilu bahwa nilai tersebut adalah nilai minimal. Catatan lainnya arltara harapan dan fakta yang dialami para pelanggan dari kelima unsur dari perspektif pelanggan selisihnya adalah minus atau tidak sesuai dengan harapan pelanggan.
Perspektif kinerja bisnis internal yang diukur dengan menggunakan indikator inovasi memperoleh nilai cukup atau nilai minimal. Demikian pula dengan perspektif kinerja pembelajaran dan pertumbuhan memperoleh juga mendapatkan nilai minimal atau cukup serta catatan bahwa sistim informasi mendapat nilai tidak baik.
Badan Reserse Kriminal Mabes Pclri perlu melakukan retransformasi secara konseptual dengan menggunakan referensi Balanced Scorecard. Karena berdasarkan hasil pengulcuran dengan menggunakan alat ukur Balanced Scorecard terlihat bahwa kinerja organisasi Badan Reserse Kriminal Polri masih belum sesuai dengan harapan lingkungan rnasyarakat. Demikian pula berdasarkan hasil wawancara, pengamatan, dan apa yang dilakukan oleh Bareskrim Polri hanya sebatas reposisi, reorganisasi, perubahan istilah kepangkatan dan lain-lain.

The Criminal Affairs Agency is one of the Agencies under the Police Headquarter of the Republic of Indonesia that functions to conduct investigation and surveillance of criminal acts in the framework of providing public services to the society as service users. After the reform period in 1998 the society as the service users wished that all public organizations including the police provided satisfactory services.
In year 2002 with the issue of Law conceming the reposition of the Police from military organization had become the basis and legal certainty to conduct organizational transformation in the framework of the improvement of organizational performance. The Police had made several efforts in response to Law Number 2 Year 2002 through conducting such changes and reforms as police ranks nomenclatures changes, organizational restructuring and others. Such measures were conducted ln response to achieving the organizational performance improvement in the Police organization in providing public services to the society as the service users.
The research was conducted in the framework of finding out the performance of the Criminal Affairs Agency as one of the Agencies under the Police Headquarter of the Republic of Indonesia that functions to provide public services to the society in a form of investigation and surveillance of criminal acts after the Police Organizational Transformation. Unlike the military performance indicators that the Police used to employ, In this research the writer employed more comprehensive indicators using the balance scorecard approach. With this approach the indicators towards financial perspectives and non-financial perspectives, that is, customer satifactions," internal business, and 'learning and development were conducted.
The research population was the investigators of the Criminal Affairs Agency of the Police Headquarter of the Republic of Indonesia as the internal respondents and the society as the external respondents that made complaint reports in a form of police report as service users.
Based on the results of the research it was found out that the whole organizational performance of the Criminal Affairs Agency of the Police Headquarter of the Republic of Indonesia was in the relatively satisfactory condition. Based on the financial performance indicated by the indicators of budget expenditure it obtained 75 score or received a modest score with several notes concerning the budget inefficiency and lneffectiveness as a result of the system of expenditure that had the tendency of budget-oriented approach.
The perspectives of the users performance using the customer satisfaction indicators obtained sufhclent score ,in other words, it received minimum score. Another point to be paid attention to was the fact that there was a gap between the expectations of the customers and the reality of the five elements, in other words, they were not in congruence with their expectations.
As for the perspectives of the internal business performance indicated using innovation indicators it obtained sufficient or minimum score. It also went the same for the perspectives of learning and development which received sufhcient or minimum score with a note that the information system also received unfavourable Score.
It is, therefore, necessary that the Criminal Affairs Agency of the Police Headquarter of the Republic of Indonesia conducts retransformation conceptually using balance scorecard reference. This is because based on the results of the indicators it showed that the performance of the agency was not yet in congruence with the expectations of the society. It went the same with the results of the interview, the observations, and what had been done by the agency which merely conducted such things as reposition, organizational restructuring, changes in rank nomenclatures and other trivial matters.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Fitri Astuty
"Di era globalisasi ini, tuntutan bagi sebuah perusahaan adalah dapat beradaptasi terhadap lingkungan bisnis yang terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman agar perusahaan dapat tetap exist di dalam bisnisnya. Peran SDM sangat besar dalam melakukan perubahan ini karena SDM adalah subyek utama yang melakukan perubahan tersebut. Sikap seseorang terhadap perubahan yang terdiri dari sikap afektif, kognitif, dan konatif dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa penelitian mengungkapkan. bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasi memiliki peran panting terhadap bagaimana karyawan bersikap terhadap perubahan (Iverson, 1996; Laudan Woodman, 1995; Cordery et a1.,1993; dalam Yousef, 20001). Oleh karena itu penulis ingin mengetahui sejauh mana kepuasan kerja dan komitmen organisasi mempengaruhi sikap karyawan terhadap perubahan organisasi.
Penelitian ini rnenggunakan instrumen kuesioner untuk memperoleh data. Sample adalah karyawan PT Bank X yang berada di 2 Kantor Wilayah, satu Kantor Cabang, dan Kantor Layanan di bawahnya yang ada di Jakarta. Kuesioner disebarkan dengan menggunakan nonprobability sampling berupa convenience sampling. Dari 300 kuesioner yang disebarkan hanya diperoleh pengembalian sebanyak 100 kuesioner.
Data diolah dengan menggunakan teknik Structural Equation Modeling (SEM) dengan program LISREL 8.54 (Joreskog dan Sorbom, 1993). Hasil uji model fit menunjukkan bahwa model yang digunakan belum memenuhi kriteria fit sehingga penulis melakukan modifikasi model yang disarankan oleh output SEM dalam modification indices, yang sesuai dengan teori yang ada. Hasil modifikasi menunjukkan nilai Goodness of Fit Indices (GFI) sebesar 0,93 sedangkan indikator-indikator yang lain sebagaian besar menunjukkan bahwa model telah ft.
Dari hasil Path Analysis diketahui bahwa gaji memiliki hubungan yang signifikan dengan komitmen normatif. Apabila seseorang puas dengan gaji yang diperoleh maka ia akan merasakan sebuah kewajiban untuk tetap tinggal di dalam organisasi karena ia merasa berhutang budi kepada perusahaan. Tetapi komitmen tersebut tidak mempengaruhi sikapnya terhadap perubahan organisasi. Kepuasan terhadap rekan kerja juga secara signifikan berpengaruh terhadap komitmen afektif dan kontinuan. Karyawan yang puas dengan rekan kerjanya akan merasakan keterikatan emosional dengan perusahaan karena ia merasa senang dengan rekan kerjanya. Kepuasan terhadap rekan kerja dan atasan (supervise) juga dapat mengikat karyawan untuk tetap berada di perusahaan karena ia takut jika meninggalkan perusahaan tidak akan mendapatkan rekan kerja dan atasan seperti saat ini.
Karyawan yang merasakan ikatan emosional terhadap perusahaan, merasa senang dengan keberadaanya di dalam perusahaan akan lebih mudah untuk menerima perubahan organisasi, di mana dukungannya tersebut diwujudkan dalam sikapnya yang menerima perubahan dengan rasa senang dan kemudian mendorongnya untuk berperilaku positif mendukung perubahan organisasi. Sedangkan karyawan yang tetap tinggal di perusahaan hanya semata-mata perhitungan untung rugi akan cenderung sulit untuk menerima perubahan karena ia takut kehilangan manfaat yang selama ini ia terima.
Gaji juga berpengaruh negatif terhadap bagaimana karyawan memandang atau berpersepsi terhadap perubahan organisasi hal ini dapat disebabkan ia sudah merasa mapan dengan kondisi yang sekarang dan takut jika perubahan organisasi akan mempengaruhi manfaat-manfaat yang ia terima selama ini. Tetapi, perilaku mereka tetap positif terhadap perubahan. Hal ini dapat disebabkan adanya cognitive dissonance di mana perilaku seseorang berbeda dengan kehendak pribadi seseorang. Seseorang yang puas dengan rekan kerjanya juga akan berpengaruh positif terhadap bagaimana ia memandang perubahan organisasi. Beberapa variabel kepuasan kerja mempengaruhi sikap terhadap perubahan melalui komitmen, misalnya hubungan yang signifikan antara rekan kerja dengan sikap afektif dan sikap konatif melalui komitmen afektif serta hubungan antara rekan kerja dengan sikap konatif melalui komitmen kontinuan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas hanya komitmen afektif dan kontinuan yang berpengaruh signifikan dengan sikap terhadap perubahan. Karena komitmen kontinuan memiliki hubungan yang negatif dengan sikap karyawan terhadap perubahan organisasi maka diharapkan karyawan memiliki komitmen afektif. Untuk meningkatkan komitmen afektif maka perusahaan perlu meningkatkan dimensi kepuasan kerja karyawan yang berhubungan dengan komitmen afektif terutama kepuasan terhadap rekan kerja, juga dimensi kepuasan terhadap gaji yang berpengaruh secara langsung dan positif dengan sikap terhadap perubahan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis hanya komitmen afektif dan kontinuan yang berpengaruh signifikan dengan sikap terhadap perubahan. Karena komitmen kontinuan memiliki hubungan yang negatif dengan sikap karyawan terhadap perubahan organisasi, maka diharapkan karyawan memiliki komitmen afektif. Untuk meningkatkan komitmen afektif, perusahaan perlu meningkatkan dimensi kepuasan kerja karyawan yang berhubungan dengan komitmen afektif terutama kepuasan terhadap rekan kerja, juga dimensi kepuasan terhadap gaji yang juga berpengaruh secara langsung dan positif atas sikap terhadap perubahan. Misalnya dengan membuat sistem kompensasi yang adil dan sesuai dengan beban kerja.
Adanya temuan bahwa kepuasan terhadap rekan kerja yang paling banyak memiliki pengaruh yang signifikan dengan berbagai dimensi sikap terhadap perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung menunjukkan bahwa perusahaan harus dapat terus menciptakan lingkungan kerja yang mendukung tumbuhnya hubungan kerja sama dan ikatan yang baik di antara para karyawannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Susanta Nugraha
"Krisis ekonomi yang terjadi telah merubah struktur industri perbukuan di Indonesia. Dari 605 penerbit hanya 14% yang mampu beroperasi. Kondisi demikian disebabkan karena beban krisis yang berat. Industri buku menghadapi kenaikan harga bahan baku, pergeseran prioritas kebutuhan, penetrasi penerbit LN, dan pasar yang menyempit.
PT Dunia Pustaka Jaya merupakan salah satu penerbit yang masih mampu bertahan. Meskipun perusahaan ini mengalami penurunan pemasaran, produksi, dan pendapatan, namun dengan melakukan perubahan-perubahan organisasi yang tepat, tetap mampu bertahan.
Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana PT Dunia Pustaka Jaya menyusun strategi perubahan dengan melakukan restrukturisasi organisasi dalam menghadapi tekanan lingkungan. Masalah ini meliputi analisis kondisi eksternal dan internal, proses restrukturisasi organisasi, dan dampak perubahan terhadap dimensi strategis, budaya organisasi dan kepemimpinan.
Guna menjawab permasalahan tersebut, metode penelitian yang dipergunakan adalah melalui wawancara mendalam dengan informan kunci yaitu direktur dan 3 kepala bagian. Selain itu juga dilengkapi dengan pengamatan dan studi literatur.
Hasil yang diperoleh adalah restrukturisasi organisasi dilakukan melalui downsizing dan delayering. Downsizing dilakukan dengan mengurangi pegawai dan mempertahankan pegawai yang berpengalaman. Sementara delayering dipergunakan dengan mengurangi bagian yang kurang diperlukan seperti bagian operator dan produksi yang digabung menjadi bagian redaksi. Bagian redaksi berfungsi sebagai inti operasi dan pusat kegiatan penerbitan di PT Dunia Pustaka Jaya.
Selain itu, dimensi strategis organisasi ada yang dirubah dan ada yang dipertahankan. Strategi merupakan dimensi pokok untuk dirubah dengan memperkuat pemasaran pada segmen ceruk dan produksi yang selektif. Kepemimpinan dan budaya organisasi belum dapat dikatakan berubah, sebab iklim kekeluargaan tetap dipertahankan sebagai pendukung suasana kerja yang nyaman.
Berdasarkan analisis direkomendasikan untuk; (1) memperkuat proses alignment dengan memanfaatkan suasana yang akrab, (2) peningkatan kemampuan tim redaksi dalam memproduksi naskah, (3) menggalakkan pemasaran langsung dan promosi melalui resensi agar mencapai ceruk pasar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amri Muis
"PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) adalah salah satu perusahaan negara yang telah dipersiapkan untuk menangani, mengelola dan mengembangkan kebutuhan pemakaian energi gas domestik, sebagai salah satu alternatif substitusi Bahan Bakar Minyak (BBM), sehingga ketergantungan kepada BBM dapat dikurangi dan selanjutnya Indonesia sebagai "Net Importer" minyak dapat menjadi mundur, sehingga devisa negara dari hasil ekspor minyak bumi dapat berkelanjutan.
Telah dicanangkan rencana pembangunan jaringan Pipa Transmisi Gas Terpadu Indonesia sepanjang 3.800 Km dengan kebutuhan dana sebanyak $US 3.800 Million, yang pelaksanaannya terbagi atas tiga tahap yaitu tahap rencana jangka pendek, menengah dan panjang. Dengan perencanaan tersebut, maka PGN perlu mencari mitra strategis yang selain dapat membantu penyediaan dana, juga kemampuan manajemen dan teknologi. Untuk melangkah kearah itu, timbul pertanyaan apakah organisasi dan manajemen PGN saat ini sudah siap dan cukup menarik bagi kemitraan ?.
Penelitian yang dilakukan bersifat analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode diagnosis organisasi untuk membaca kondisi organisasi dan merancang struktur berdasarkan pemahaman tentang kondisi tersebut.
Berdasarkan hasil diagnosis organisasi, diketahui bahwa PGN saat ini baru berkiprah dalam kegiatan distribusi gas dengan manajemen terpusat, dimana kegiatan bisnisnya meningkat selama lima tahun terakhir dengan kondisi keuangan yang baik. Akan tetapi dengan adanya rencana pengembangan usaha yang saat ini hanya bergerak dibidang distribusi gas, menjadi perusahaan yang akan bergerak dibidang transmisi dan distribusi gas, maka perlu dilakukan perubahan struktur organisasi dimana PGN sebagai holding company dengan bentuk struktur organisasi multidivisi dengan penerapan manajemen tidak terpusat.
Pada akhirnya, keberhasilan pelaksanaan dari proses perubahan struktur organisasi ini selain bermula dari perumusan strateginya, perlu perhatian terhadap momentum waktu dalam pelaksananaan dan keterbukaan dalam informasi bagi segala lapisan yang terkait."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>