Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178475 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Peddyawati
"ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara penelitian : Telah dilakukan penelitian eksperimental terhadap 30 orang karyawati RSPP dengan IMT 25,2 -- 31,0. Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian Psyllium Hydrophillic Mucilloid ( PHM ) terhadap penurunan berat badan . Subyek dibagi menjadi dua kelompok secara acak sederhana . Kelompok I diberi diet rendah kalori seimbang, latihan fisis dan PHM. Kelompok lainnya diberi diet dan latihan fisis saja. Lama penelitian selama 8 minggu.Diet yang diberikan 500 - 1000 kalori di bawah kebutuhan kalori, dengan komposisi 12-15 % protein,20 - 30 % lemak, 55 - 68 % karbohidrat. PHM diberikan 2 x 3,5 g / hari, dilarutkan dalam 200 ml air, diminum 30 menit sebelum makan. Latihan fisis diberikan 4 x / minggu berupa jalan kaki selama 1,5 jam.
Hasil dan kesimpulan : Terdapat penurunan berat badan + 3,44 kg pada kelompok serat dan + 2,93 kg pada kelompok non serat. Pengukuran lapisan lemak menunjukkan adanya penurunan sebesar + 0,97 % pada kelompok serat dan + 1,01 % pada kelompok non serat. Juga terjadi penurunan kolesterol total + 14,00 mg/dl dan + 12,33 mg/dl, trigliserida + 10,93 mg/dl dan + 8mg/dl, kolesterol LDL + 19,00 mg/dl dan 18,47 mg/di dan kenaikan kolesterol HDL + 6,2 mg/dl dan + 7,3 mg/dl pada kelompok serat dan non serat. Uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan antara keduanya. Tidak terdapat perubahan kadar Hb. Terdapat perbedaan dalam rasa lapar dan asupan makanan, tetapi secara statistik tidak bermakna.
Kesimpulan : pemberian PHM belum dapat mengurangi rasa lapar dan belum dapat menurunkan asupan kalori, belum dapat menurunkan berat badan dan lemak tubuh secara bermakna, belum dapat memberikan perubahan pada profit lipid secara bermakna.

ABSTRACT
Effect Of Psyllium Hydrophillic Mucilloid On Weight Loss In Overweight Female Workers In Pertamina Central HospitalScope and Method of Study : An experimental study was carried out in 30 healthy female workers from Pertamina Central Hospital Jakarta, during 8 weeks. The study was carried out, therefore, to investigate the effectiveness of a hydrophillic mucilage preparation in the treatment of obesity. Subject aged between 34 and 46 years and their BMI between 25.20 and 31.02 . The subjects were randomly divided into two groups. Group I received diet plus Psyllium Hydrophillic Mucilloid ( PHM ) and exercise. Group II received only diet and exercise. PHM was administered 3.5 g , twice daily, 30 minutes before meals, diluted in 200 ml water. The diet should furnish 500 -1000 kcal/ day less than maintenance requirement comprising ofprotein 0.8 to 1.2 g / kg body weight c.q.12 to 15 % of total kcal, fat 20 to 30% , 55 - 68 %carbohydrate respectively and 15 to 25 fiber/1000 kcal. Exercise was carried out 4 times / week, with1.5 hours duration of brisk walking. Weight and heart rate was recorded. Program was evaluated with anthropometry measurement,determination of hemoglobin & lipid profile.
Findings and Conclusions : Group I showed a mean body weight decrease of + 3.4 kg while group II yielded a mean body weight decrease of only + 2.9 kg. The difference in body weight variations was not statistically significant. The body fat decrease of + 0.97 on group I and + 1.01 % on group II. No significant difference in total body fat reduction between the two groups studied. The mean plasma cholesterol values in group I was de - creased to + 14 mg / dl, while in group II + 12 mg/ dl . There was no significant difference between the two groups.Treatment with diet plus PHM caused a decrease mean plasma triglyceride of + 11 mg/dl and in the second group, there was a decrease of 8 mg / dl. The difference between the 'two groups were not statistically signifi cant . No change in appetite was reported by 66.7 % subjects group I and 33.3 % from group II . Moderate hungry was reported by 33.3% subjects group I and 53.3 % subjects group II. Severe hungry was reported by 13.3 % subjects group II. There was no significant difference in caloric intake.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kostermans, Deskian
"[ABSTRAK
Latar Belakang: Diare akut adalah masalah umum di negara berkembang seperti
Indonesia; penyakit ini banyak ditemukan dalam praktek sehari-hari dengan angka
morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Pada beberapa Rumah Sakit di
Jakarta ditemukan bahwa pasien diare akut dewasa mengalami defisiensi kadar
seng sebesar 69.3%.
Pemberian seng sudah terbukti bermanfaat untuk pengobatan diare akut pada
anak.
Tujuan: Mengetahui dampak suplementasi seng sebagai terapi alternatif /
adjuvant untuk pengobatan diare akut pada pasien dewasa, dengan
membandingkan lama berlangsung dan berat-ringan gejala pada kelompok pasien
yang diberikan dan yang tidak diberikan suplementasi seng.
Metode: Double blind randomized controlled trial dilakukan pada penelitian ini
untuk mengetahui efek suplementasi seng terhadap durasi dan gejala
gastrointestinal pada pasien diare akut rawat inap di RS Pusat Pertamina di Jakarta
selama periode Januari-Desember 2013. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan uji chi-square (x2) untuk perbandingan durasi diare dan uji general
linear model (GLM) untuk menilai tren perubahan gejala penyerta diare.
Hasil: Analisis data dari 84 pasien yang dikelola: 30 pasien pria [seng 19,
plasebo 11] dan 54 pasien wanita [seng 23, plasebo 31] ~ (p 0.111)
memperlihatkan pemberian suplementasi seng bermakna mengurangi durasi diare
akut (p 0.027) dan bermakna mengurangi gejala mual (p 0.032). Selain itu ada
tren perbaikan pada sebagian gejala penyerta diare akut, seperti sakit perut,
frekuensi b.a.b., konsistensi feses, gejala muntah, kembung, dan gangguan
aktivitas sehari-hari.
Simpulan: Pemberian suplementasi seng bermakna membuat durasi diare akut
lebih singkat dan bermakna mengurangi gejala mual, serta perbaikan pada
sebagian gejala gastrointestinal.

ABSTRACT
Background: Acute diarrhea is a common problem in developing countries such
as Indonesia; which is found in everyday practice with quite high morbidity and
mortality rate. It was revealed in adult acute diarrhea patients in several hospitals
in Jakarta the levels of zinc deficiency was 69.3%. Zinc has been proven to be
beneficial in the treatment of acute diarrhea in pediatric patients.
Objective: To discover the effectiveness of zinc supplementation as an adjuvant
therapy in acute diarrhea for adult patients by comparing the duration and the
severity of signs and symptoms of acute diarrhea between the zinc and placebo
group.
Methods: A double blind randomized controlled trial is done to find out about
the effect of zinc supplementation to the duration, signs and symptoms on acute
diarrheal in hospitalized adults patients in Pertamina Central Hospital in Jakarta
from January-December 2013. The data is analyzed using chi-square test (x2) for
comparing the duration of diarrhea and general linear model (GLM) to assess
trend changes accompanying symptoms of diarrhea.
Results: Analysis of the data from 84 patients: 30 males [19 zinc, 11 placebo]
and 54 females [23 zinc, 31 placebo] ~ (p 0.111) obtained zinc supplementation
significantly reduced the duration of acute diarrhea (p 0.027) and significantly
reduce the symptoms of nausea (p 0.032). In addition there is trend of
improvement in some acute diarrhea associated symptoms, such as abdominal
pain, frequency of diarrhea, stool consistency, vomiting, bloating, and disruption
of daily activities.
Conclusion: Zinc supplementation significantly reduce the duration of diarrhea,
significantly reduce the symptoms of nausea; besides, improving some symptoms
accompanying acute diarrhea.;Background: Acute diarrhea is a common problem in developing countries such
as Indonesia; which is found in everyday practice with quite high morbidity and
mortality rate. It was revealed in adult acute diarrhea patients in several hospitals
in Jakarta the levels of zinc deficiency was 69.3%. Zinc has been proven to be
beneficial in the treatment of acute diarrhea in pediatric patients.
Objective: To discover the effectiveness of zinc supplementation as an adjuvant
therapy in acute diarrhea for adult patients by comparing the duration and the
severity of signs and symptoms of acute diarrhea between the zinc and placebo
group.
Methods: A double blind randomized controlled trial is done to find out about
the effect of zinc supplementation to the duration, signs and symptoms on acute
diarrheal in hospitalized adults patients in Pertamina Central Hospital in Jakarta
from January-December 2013. The data is analyzed using chi-square test (x2) for
comparing the duration of diarrhea and general linear model (GLM) to assess
trend changes accompanying symptoms of diarrhea.
Results: Analysis of the data from 84 patients: 30 males [19 zinc, 11 placebo]
and 54 females [23 zinc, 31 placebo] ~ (p 0.111) obtained zinc supplementation
significantly reduced the duration of acute diarrhea (p 0.027) and significantly
reduce the symptoms of nausea (p 0.032). In addition there is trend of
improvement in some acute diarrhea associated symptoms, such as abdominal
pain, frequency of diarrhea, stool consistency, vomiting, bloating, and disruption
of daily activities.
Conclusion: Zinc supplementation significantly reduce the duration of diarrhea,
significantly reduce the symptoms of nausea; besides, improving some symptoms
accompanying acute diarrhea., Background: Acute diarrhea is a common problem in developing countries such
as Indonesia; which is found in everyday practice with quite high morbidity and
mortality rate. It was revealed in adult acute diarrhea patients in several hospitals
in Jakarta the levels of zinc deficiency was 69.3%. Zinc has been proven to be
beneficial in the treatment of acute diarrhea in pediatric patients.
Objective: To discover the effectiveness of zinc supplementation as an adjuvant
therapy in acute diarrhea for adult patients by comparing the duration and the
severity of signs and symptoms of acute diarrhea between the zinc and placebo
group.
Methods: A double blind randomized controlled trial is done to find out about
the effect of zinc supplementation to the duration, signs and symptoms on acute
diarrheal in hospitalized adults patients in Pertamina Central Hospital in Jakarta
from January-December 2013. The data is analyzed using chi-square test (x2) for
comparing the duration of diarrhea and general linear model (GLM) to assess
trend changes accompanying symptoms of diarrhea.
Results: Analysis of the data from 84 patients: 30 males [19 zinc, 11 placebo]
and 54 females [23 zinc, 31 placebo] ~ (p 0.111) obtained zinc supplementation
significantly reduced the duration of acute diarrhea (p 0.027) and significantly
reduce the symptoms of nausea (p 0.032). In addition there is trend of
improvement in some acute diarrhea associated symptoms, such as abdominal
pain, frequency of diarrhea, stool consistency, vomiting, bloating, and disruption
of daily activities.
Conclusion: Zinc supplementation significantly reduce the duration of diarrhea,
significantly reduce the symptoms of nausea; besides, improving some symptoms
accompanying acute diarrhea.]"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triovva Elsy Armita
"Terjadi peningkatan kasus abortus pada perawat hamil dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, yaitu kurang lebih 30 % dari seluruh perawat hamil yang bertugas pada unit-unit kerja, yang meliputi : unit rawat jalan, unit rawat inap dan kamar operasi. Jenis abortus yang terbanyak dan tersering adalah abortus spontan.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui faktor eksternal apakah yang paling berperan dalam hubungannya dengan kejadian abortus, faktor-faktor adalah : faktor lingkungan kerja, faktor aktivitas kerja dan faktor kebiasaan hidup.
Proses analisa data dilakukan dengan disain metode Case-Control Study, dengan membandingkan kelompok perawat hamil yang melakukan aktivitas kerja keperawatan dan mengalami abortus, dengan kelompok yang tidak mengalami abortus dengan aktivitas yang sama. Dengan tujuan didapatkannya suatu angka perbandingan odd ratio (OR) diantara kedua kelompok tadi.
Dari pengolahan data didapatkan 231 orang perawat hamil yang tidak mengalami kelainan internal, seperti : kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan plasenta, dan penyakit ibu, terdiri dari : 169 orang tidak mengalami abortus, dan 62 orang yang mengalami abortus.
Hasil akhir dengan multivariat analisis diperoleh bahwa faktor yang berperan secara bermakna terhadap kejadian abortus pada perawat dalam penelitian ini adalah faktor aktivitas kerja yang ditunjukkan dengan odd ratio (OR) 2.6 (95.0 % CI = 1.145 - 5.904).
Sebagai kesimpulan akhir, didapatkan bahwa faktor eksternal utama yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian abortus pada perawat hamil di Rumah Sakit Pusat Pertamina adalah faktor aktivitas kerja, dengan odd ratio 2.6. Penelitian ini membutuhkankan kajian lebih lanjut untuk mencari pemecahan yang lebih baik.

The Factors Which Have Correlation with Incident of Abortion of the Nurse in the Workplace in Pertamina Central HospitalThe increasing of abortion of the nurse in the last five years term, more less 30 % of the all of pregnant nurse who came to Obstetrics department which worked at : inpatient unit, outpatient unit and the operation room. The most type of abortion that Spontaneous Abortion.
The aim of this study to find out what is the main external factor that has correlation with this abortion. In this study, the external factors include: workplace environment factors, nursing activity factors, and behavior of life.
Analysis processing of data use Case-Control Study design method, with compare the pregnant nurse group which have miscarriage and the other group are the pregnant nurse which not miscarriage in the same of activity in the workplace. The result of the analysis to achieve the odd ratio between the two groups. The data found that 231 nurses has pregnant and have not internal complication, such as: intra uterine growth defect, placental defect, and mother's disease, which consist of: 169 nurses have not abortion, and 62 nurses with abortion. The final result from multivariat analysis found that nursing activity factors a statistically significant have correlation with spontaneous abortion with an odd ratio (OR) of 2.6 (95.0 % C.I = 1.145 - 5.904)
For the conclusion, the main external factor have a role is abortion of the nurse a statistically significant found the nursing activity factors with odd ratio (OR) of 2.6 (95.0% C.I. = 1.145 - 5.904). This condition need further study to find out the way of a good solution.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Oktaviani
"Perawat mempunyai resiko mengalami status gizi berlebih yang dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan kesehatan serius, seperti penyakit jantung, hipertensi dan diabetes melitus. Intervensi konseling gizi dan diet diduga dapat menurunkan berat badan pada orang dengan status gizi berlebih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas Konseling Gizi dan penerapan Diet Rendah Energi Seimbang Teratur (REST) terhadap penurunan berat badan pada perawat dengan status gizi berlebih di rumah sakit. Penelitian dilakukan di RSUD Kesehatan Prov. Jabar dengan subjek penelitian 22 orang perawat yang mempunyai status gizi berlebih, melakukan intervensi Konseling Gizi dan penerapan Diet REST TM serta menggunakan kuesioner Bouchard, kuesioner OSI-RTM dan lembar food record. Rata-rata penurunan berat setelah mendapatkan Konseling Gizi dan melaksanakan Diet RESTM paling besar terjadi pada minggu ke-12 akhir pengamatan sebesar 2,6 kg dengan 95% IK=1,3-3,9 kg. Berdasarkan analisa bivariat didapatkan jenis kelamin memberikan pengaruh yang bermakna terhadap rata-rata penurunan berat badan. Perawat laki-laki memiliki rata-rata penurunan yang lebih besar dibandingkan perempuan (p=0,038). Rata-rata penurunan berat badan perawat laki-laki 3,1 ± 1,7kg dan perawat perempuan 1,6 ± 1,3kg. Sedangkan pengaruh faktor pekerjaan terhadap penurunan berat badan setelah mendapatkan Konseling Gizi dan menjalankan Diet RESTTM tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna, yaitu jabatan pekerjaan (p=0,948), jumlah jam kerja (p=0,220), pembagian shift kerja (p=0,692) dan stres kerja (p=0,813).
Kesimpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh Konseling Gizi dan Diet RESTTM selama 12 minggu terhadap penurunan berat badan pada perawat dengan status gizi berlebih di rumah sakit.

Nurse has a risk to get an excessive weight nutritional status that can increase the risk of serious health problems, such as heart disease, hypertension and diabetes mellitus. The intervention of nutrition counseling and diet are expected to lose weight in people with excessive nutritional status. Purpose of this study is to determine the effectiveness of nutrition counseling and the implementation of Rendah Energi, Seimbang dan Teratur (REST) diet on weight loss among hospital nurses with excessive weight nutritional status in the hospital. The study was conducted at Occupational Health Hospital of West Java with 22 nurses as study subjects with excessive weight nutritional status, implemented nutrition counseling intervention, a RESTTM Diet and also used the Bouchard questionnaire, OSI-RTM questionnaire and food record sheets. The greatest average weight loss after receiving nutrition counseling and implementing a RESTTM Diet occurred in the 12th week of the last observation. It was 2.6 kg with 95% CI=1.3-3.9 kg. Based on the bivariate test showed gender had a significant effect on the average weight loss. The male nurses had greater average weight loss than female nurses (p=0.038). The average weight loss of male nurses was 3.1 ± 1.7kg and female nurses 1.6 ± 1.3kg. Meanwhile, the effect of occupational factors on weight loss after receiving nutrition counseling and implementing the RESTTM Diet did not show a significant effect, such as job position (p=0.948), the number of working hours (p=0.220), work shift schedule (p=0.692) and work stress (p=0.813). The conclusion of this study is there was an effect of nutrition counseling and a RESTTM Diet in 12 weeks on weight loss among nurses with excessive weight nutritional status in the hospital."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karlina
"ICU Rumah Sakit Pusat Pertamina merupakan salah satu ICU dengan kapasitas besar yang terdapat di Indonesia. Fasilitas yang dimilikinya cukup lengkap, standar operasional prosedur maupun jumlah serta kompetensi tenaga kerja yang bekerja didalamnya membuat instalasi ini dapat disetarakan dengan ICU tersier yaitu ICU pada level tertinggi yang biasanya terdapat pada rumah sakit rujukan atau pendidikan yang mampu mengatasi berbagai macam kondisi kritis pasien karena lengkapnya fasilitas yang dimiliki.
Akan tetapi ICU RSPP ini masih perlu mendapatkan perhatian lebih demi tujuan pelayanan yang optimal kepada pasien sesuai dengan visi dan misi RSPP kedepan. Melihat sumber daya dan kesempatan yang ada, maka pilihan model open pada sistem tata laksana pasien di ICU yang diterapkan selama ini dinilai sudah kurang sesuai hal ini disebabkan karena masih tingginya angka mortalitas, dokter intensivis maupun anestesi yang masih membagi waktunya dengan pembiusan di ruang operasi, panjangnya rantai pengambilan keputusan terapi dan masih bercampurnya antara pasien yang sungguh-sungguh membutuhkan ICU dengan pasien yang belum sepenuhnya memerlukan tindakan intensive.
Oleh karena itu peneliti mencoba menemukan model manajemen pasien yang dianggap lebih sesuai, efisien dan efektif bagi pasien maupun untuk rumah sakit. Metoda yang dipilih adalah Focus Group Discussion (FGD), indepth interview dan observasi karena topik yang diangkat merupakan topik yang sangat khusus dan belum banyak penelitian tentang ICU di Indonesia, juga karena sedikitnya waktu responden untuk dapat berkumpul serta metoda ini dapat memberikan jawaban yang lebih kaya karena adanya interaksi responden. Peneliti juga melakukan studi banding di 2 (dua) rumah sakit top referral di Jakarta dan Surabaya.
ICU RSPP memiliki sumber daya yang cukup besar yaitu 1 orang tenaga intensivis dan 3 orang tenaga anestesi yang siap mengikuti pelatihan intensivis, tenaga paramedis yang telah mendapat sertifikat intensive care sebanyak 75% dan terdapat 19 macam keahlian spesialis serta kapasitas jumlah tempat tidur sebanyak 22 buah membuat ICU RSPP pantas disetarakan dengan ICU tersier. Bukan hanya itu, standar prosedur tata laksana pasien telah disusun sesuai dengan semi-close model, hanya pelaksanaannya yang belum sesuai.
Dari hasil FGD dan indepth interview didapatkan bahwa sebagian besar peserta FGD menyatakan komposisi tempat tidur ICU saat ini masih kurang dan perlu adanya pemisahan fungsi ICU seperti ICCU dan ICU anak. Sedangkan dari hasil indepth interview menyatakan sebagian besar jumlah tempat tidur ICU sudah cukup dan sebagian kecil menyatakan kurang, dengan terbanyak menyatakan perlu adanya pemisahan.
Tentang jumlah dan kompetensi tenaga kerja sebagian besar peserta FGD menyatakan jumlah tenaga kerja dan kompetensinya dinyatakan cukup, sedangkan sebagian kecil menyatakan kurang. Untuk pertanyaan ini sengaja hanya ditanyakan pada kelompok FGD dikarenakan kelompok FGD adalah personil yang bekerja di unit ICU RSPP. Sedangkan kelompok indepth interview adalah kelompok dokter spesialis yang mengirimkan pasien ke ICU, sehingga penilaian atas kebutuhan jumlah tenaga kerja di kelompok ini kurang relevansinya.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang siapakah yang berwenang menentukan penilaian kritis pasien yang masuk ke ICU, pada kelompok FGD seluruhnya menyatakan dokter intensivis yang berwenang sekaligus mengukuhkan perlunya kehadiran dokter intensivis tersebut di ICU. Sedangkan kelompok indepth interview sebagian besar menyatakan dokter intensivis yang berwenang, dan sebagian kecil menyatakan dokter ruangan-lah yang berwenang.
Untuk menemukan jawaban pada pertanyaan apa yang lebih baik antara open model atau close-model pada kelompok FGD peneliti menggunakan teknik bertanya melalui bagaimana penentuan pasien masuk dan siapa yang bertanggung jawab, seluruh informan FGD menyatakan dokter intensivis dalam semi-close model ICU-lah yang terbaik. Sedangkan kelompok indepth interview sebagian besar menyatakan close model atau paling tidak semi-close adalah yang lebih baik dan sebagian kecil menyatakan open model-lah yang lebih cocok. Pada jawaban responden yang sebagian kecil tersebut ketika digali tentang kompetensi dokter yang merawat pasien kritis, keseluruhannnya menjawab dokter intensivis-lah yang lebih berkompeten akan tetapi pemilihan manajemen di ICU tetap diinginkan open model dengan asumsi dokter yang merawat sejak awal lebih memahami penyakitnya.
Selanjutnya harapan dan saran untuk perbaikan ICU mendatang seluruh dari informan FGD maupun responden pada indepth interview menyatakan perlu adanya perbaikan yang didukung oleh adanya kebijakan dari manajemen rumah sakit.
Sedangkan hasil studi banding yang telah peneliti lakukan di 2 (dua) rumah sakit top referral didapatkan hasil indikator yang lebih rendah dari hasil di Rumah Sakit Pusat Pertamina dikarenakan sebagai rumah sakit rujukan terakhir, kondisi pasien yang dirujuk seringkali berada dalam keadaan terminal atau sangat buruk. Tentu saja kondisi ini membuat angka harapan hidup pasien menjadi lebih kecil.
Bila melihat kondisi kegawatan pasien yang dirawat di ICU kiranya perlu suatu nilai standar yang disepakati bersama oleh persatuan dokter intensive care sebagai tolok ukur hasil kinerja medis yang dapat dievaluasi setiap bulan atau setiap tahun. Nilai standar ini dapat pula dijadikan sebagai target pencapaian keberhasilan suatu upaya pertolongan kritis pasien. Nilai standar dapat diambil dari nilai skor kritis pasien yang digunakan untuk menilai keadaan awal pasien sebelum pasien masuk ICU.
Dari keseluruhan hasil kegiatan penelitian ini di dapatkan kesimpulan bahwa pilihan semi-close model ICU menjadi pilihan yang paling sesuai yaitu dengan menempatkan dokter spesialis intensivis sebagai captain di ICU yang bekerja sama berkolaborasi dengan dokter spesialis yang merawat pasien tersebut sebelumnya."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41273
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nirmala Chandra
"Penelitian mengenai analisis pelaksanaan sistim billing pasien dengan jaminan di instalasi rawat Jalan Rumah Saldt Pusat Pertamina berlatar belakang Bari lamanya proses yang mengakibatkan terlambatnya penyelesaian berkas tagihan, sehingga sering tidak dapat ditagihkan karena melewati masa penagihan yang telah disepakati oleh perusahaan dan RSPP. Pada akhirnya akan menyebabkan kerugian bagi pihak RSPP karena piutangyang tidak terbayar, padahal RSPP harus membayar pajak dan piutang tsb dan membayar biaya pelayanan yang telah diterima pasien.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab sistim billing pasien dengan jaminan di instalasi rawat jalan RSPP belum dapat berjalan lancar dan tepat waktu. Untuk itu dilihat proses billing di setiap bagian yang terkait dan diidentifikasi faktor-faktor penyebabnya.
Penehtian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. PeneIitian dilakukan dengan pengamatan terhadap proses dan wawancara mendalam. Proses yang diamati adalah pelaksanaan sistim bi1lling pasien dengan jaminan di instalasi rawat jalan RSPP mulai dari bagian pendaflaran dan rekam medis, bagian poliklinik dan penunjang medis, bagian verifiaksi administrasi medis, bagian akuntansi keuangan, bagian teknologi dan informasi dan bagian penagihan. Sedangkan wawancara ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan sistem billing pasien dengan jaminan pihak ketiga di instalasi rawat jalan.
Hasil penelitian yang didapatkan melalui pendekatan sistem, dimana sumber daya manusia, keuangan, perlengkapan dan prosedur sebagai input, pendaftaran, rekam medik, administrasi poliklinik, verifikasi administrasi medis, teknologi informasi, akuntansi keuangan dan penagihan sebagai variabel proses, dan dokumen penagihan piutang yang lengkap dan tepat waktu sebagai output.
Untuk memperbaiki sistim billing pasien jaminan di instalasi rawat jalan RSPP perlu diperhatikan lagi kebutuhan jumlah petugas yang hares disesuaikan dengan beban kerja, pemberian uang lembur bagi pegawai yang bekerja melebihi jam kerja, perbaikan sarana yang menunjang tugas-tugas proses billing dan prosedur kerja yang lebih baik dan disosialisasikan ke petugas agar lebih dipahami.

Research on the analysis of the billing system execution for guaranteed patients in the out patient ward of Rumah Sakit Pusat Pertamina is based on the length of time required for processing which results in the delay of issuing medical invoices, such that at times, an invoice will not be paid as it has exceeded the payment period agreed by the company and RSPP. This would result as a loss on the part of RSPP as invoices cannot be paid, whereas RSPP would have to pay taxes imposed on said invoices and also pay for services which have been rendered to patient.
Aim of this research is to study the different factors causing the billing system for guaranteed patients in the outpatient ward to not proceed smoothly and on time. For this purpose, billing procedure in every department involved is examined to identify the factors causing delay.
The research conducted is an analytical descriptive research with qualitative approach. This research is conducted with a study toward the process and intensive interviews. Process observed is the billing system for guaranteed patients in the outpatient ward of RSPP starting from the registration desk and medical records, clinic and medical infrastructure, medical administration verification section, accounting section, information and technology information section, and invoicing section. Whereas interviews was conducted to all parties involved in the billing system execution for patients with third party guarantee in the outpatient ward of RSPP. Results obtained by approach system, where manpower, finance, logistics and procedure are input, registration, medical records, clinic administration, medical administration verification, guaranteed patients information technology, accounting and invoicing as variable process, and complete and timely invoicing documents as output.
To improve the billing system for guaranteed patients in the outpatient ward of RSPP, it is necessary to consider the manpower requirements which has to be balanced with the volume of work, overtime for employees working outside the normal working hours, improve infrastructure to support the billing process and upgrade/improve the work procedure, and to socialize this information to the workers so that is it understood.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Welas Riyanto
"Penambahan berat badan diantara dua waktu hemodialisis (interdialysis weight gain = IDWG) melebihi standart 1,5 kg dapat berdampak terhadap kualitas hidup pasien CKD. Efek negatif terhadap keadaan pasien, diantaranya hipotensi, kram otot, hipertensi, sesak nafas, mual, muntah, edema perifer, ascites.
Tujuan dari penelitian ini mengetahui hubungan antara penambahan berat badan di antara dua waktu hemodialisis (interdialysis weight gain = IDWG) dan kualitas hidup pasien , baik domain kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan.
Metode penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 76 pasien.
Hasil analisis menggunakan one way analysis of variance menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara penambahan berat badan diantara dua waktu hemodialisa dengan kualitas hidup pada semua domain (p = 0,000, ά 0,05). Domain kesehatan fisik 21,62 (SD 5,18) domain psikologis 18,45 (SD 18,45) domain hubungan sosial 9,24 (SD 9,24) dan domain lingkungan 25,67 (SD 25,67). Variabel confounding tidak mempunyai kontribusi terhadap kualitas hidup (p>0,05).
Rekomendasi hasil penelitian lebih lanjut adalah meneliti hubungannya karakteristik adat istiadat, budaya, stress dan kecemasan terhadap kualitas hidup.

Weight gain between the two time of hemodialysis (Interdialysis Weight Gain = IDWG) in excess of 1.5 kg standard can implicate on quality of life to Chronic Kidney Disease (CKD) patient. The negative effect of IDWG on patient conditions, are hypotension, muscle cramps, hypertension, shortness of breath, nausea, vomiting, peripheral edema, ascites.
The objectives of this study is to ascertain the relationship between IDWG and patients quality of life (QoL) in term of physical health domain, psychological, social relationships and environment.
This research method used descriptive correlation with cross sectional approach. Sample of 76 patients.
Analysis outcome used one way analysis of variance indicated that there were any significant relationship between weight gain in between two time hemodialysis with quality of life (QoL) on all domains (p = 0.000, ά 0.05). Physical health domain 21.62 (SD 5.18), Psychological domain 18.45 (SD 18.45) Social relations domain 9.24 (SD 9.24) and Environment domain 25.67 (SD 25.67). The confounding variables did not contribute to the quality of life (p> 0.05).
The Recommendation of the following of this study outcome are to investigate the relationship of patient life in many characteristics of custom, cultural, stress and anxiety with quality of life."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firza Savira Fauzi
"Tenaga Kefarmasian terdiri dari apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Dalam menjalankan praktik kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian, hanya apoteker yang memiliki surat tanda registrasi yang bisa menjalankan dan menerapkan standar pelayanan kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan. Hal inilah yang menjadi dasar Program Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama dengan Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) dan Apotek Safa Bukit Duri untuk menyelenggarakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) bagi mahasiswa sebagai calon Apoteker pada tahun 2020. Selama PKPA, mahasiswa diharapkan mampu memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di rumah sakit dan apotek sesuai dengan ketentuan dan etika pelayanan kesehatan dan pelayanan kefarmasian.


Pharmacy staff consists of pharmacists and pharmaceutical technical staff. In carrying out pharmaceutical practices in pharmaceutical service facilities, only pharmacists who have registration letters can carry out and apply pharmaceutical service standards in health service facilities. This is the basis of the University of Indonesias Pharmacy Faculty Pharmacist Professional Program collaboration with Pertamina Central Hospital and Apotek Safa Bukit Duri to organize internship during the February-May 2020 period for students as prospective pharmacists. During the internship, students are expected to able to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacists in hospitals and pharmacies in accordance with the provisions and ethics of health services and pharmaceutical services."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Veranika Darmidy
"Latar belakang : Periode kritis peningkatan berat badan terjadi pada masa transisi dari SMU ke perguruan tinggi. Aktivitas fisik diduga berkurang dan waktu sedentary bertambah.
Tujuan: Mengetahui perbandingan tingkat dan pola aktivitas fisik antara siswa SMU dengan mahasiswa FK sebagai upaya awal mengidentifikasi berat badan lebih pada populasi mahasiswa FK.
Metode: Dari tiap kelompok dipilih 62 subyek. Dilakukan penelitian pendahuluan untuk menyusun pedoman aktivitas fisik modifikasi Bouchard. Dikumpulkan data berat badan, tinggi badan, IMT, data aktivitas fisik, dan data asupan energi.
Hasil: Seluruh subyek memiliki tingkat aktivitas fisik ringan, dengan pola aktivitas fisik yang sama (p>0,05). Proporsi berat badan lebih kedua kelompok tidak berbeda (p>0,05), jumlah waktu sedentary sama (p>0,05) dengan waktu screen time sedentary yang lebih lama pada kelompok siswa SMU (p<0,05).
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan tingkat aktivitas fisik, pola aktivitas fisik, dan jumlah waktu sedentary antara kelompok siswa SMU dengan mahasiswa FK.

Background: The critical period of weight gain occurred during the transition from high school to college. Presumably physical activity reduced and sedentary time increased.
Objective: To determine the comparison of the level and pattern of physical activity between high school students and medical students as an initial study to identify overweight in medical students population.
Methods: From each group 62 subjects were selected. Preliminary research was conducted to develop guidelines for modified Bouchard physical activity record. Data were collected: weight, height, BMI, physical activity, and energy intake.
Results: All subjects had a low level of physical activity, with the same pattern of physical activity (p> 0.05). The proportion of body weight over the two groups did not differ (p> 0.05), the sedentary time was the same (p> 0.05) with screen time sedentary was longer in high school students group (p <0.05).
Conclusion: There were no difference in physical activity level, physical activity patterns, and the amount of sedentary time between the two groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Soeyoed Harianto
"Penelitian ini berangkat dari tingginya angka keluhan nyeri punggung bawah (low back pain/ LBP) para tenaga perawat di 4 bagian: ICU, IGD, Kamar Operasi dan Anesthesi Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, serta dukungan data penelitian tentang LBP dari luar negeri. Disinyalir sebagai penyebab adalah pola kerja keperawatan, beberapa pertimbangan selanjutnya penelitian diarahkan pada bagian ICU-A dengan alasan mendasar pada bagian ini terdapat kasus LBP yang signifkan.
LBP disebabkan adanya kerusakan organ tubuh, telah terjadi kecelakaan samar atau cedera traumatik yang berulang dan akumulatif. Keluhan LBP sangat bersifat universal dan subyektif, nilai subyektifitas dapat ditingkatkan menjadi nilai obyektif. Agar keluhan tersebut dapat menjadi nilai obyektif maka perlu bukti pengukuran.
Jastifikasi pengukuran didasari pada prinsip ergonomi dengan metode pendekatan psikofisik RPE (Rating of Perceived Exertion) akan menghasilkan persepsi beban kerja, dilengkapi pengukuran sampling pekerjaan yang akan menghasilkan performen kerja. Hasil ukur keduanya akan dibandingkan untuk meyakinkan kebenaran hasil ukurnya.
Performen kerja menjadikan dasar ukur tingkat risiko LBP dengan metode perhitungan risiko kualitatif FLAME Model dan rekomendasi angkat NIOSH. Acuan dasar penelitian ini adalah tugas tenaga perawat pada bagian ICU-A yang terbagi elemen kerja sebagai input dalam kerangka pikir penelitian.
Hasil pengukuran performen kerja perawat pada bagian ICU-A menunjukkan tingkat kerja produktif cukup tinggi (87,9%), persepsi beban kerja memperlihatkan tingkat sangat tinggi dengan konsekuensi tingkat risiko LBP yang tinggi, terutama elemen kerja mengangkat cara manual dengan beban diatas 15 Kg. Situasi pola kerja demikian sangatlah bertentangan dengan prinsip ergonomi "Fitting the task for the human", selain pertimbangan yang lebih mendasar bahwa perawat adalah aset perusahan yang perlu perlindungan terhadap segala risiko akibat kerja. Elemen kerja postur janggal dengan tangan diatas lutut dan mendorong atau menarik obyek perlu mendapat perhatian khusus karena kemungkinan besar mengandung risiko LBP.
Solusi jawaban masalah ini terdapat pada teori siklus perbaikan kerja ergonomi, pelaksanaannya perlu inovasi perbaikan terhadap sistem kerja dengan pola pelaksanaan yang tidak boleh berhenti perlu kontinyunitas, sampai ditemukan pola kerja yang aman terhadap LBP. Muatan manajemen risiko menjadi prioritas dalam perlindungan tenaga perawat terhadap LBP.

This research is inspired by high symptom of low back pain (LBP) suffered by nurses at four departments: ICU, IGD, Surgery Rooms and Anesthesia at Pertamina Central Hospital Jakarta and supported by observation data on LBP from abroad. It is hypothesized that the reason of the pain is the working pattern of nurses. Further consideration on this research is focused on the ICU-A Department with the reason that it is found significant LBP cases at this department.
Body's organ disorder and obscure accident or continuous and cumulative traumatic injury causes LBP. Complaint on the LBP is universal and subjective in nature; its subjectivity value can be increased to objectivity value. It is required a measurement to make the complaint objective.
Measurement justification based on the ergonomic principle under Rating of Perceived Exertion (RPE) the psychophysical approach will result in working burden perception and measurement of job sampling produces working performance. Result of both measurements will be compared one another to assure of its accuracy.
Working performance becomes the measurement basis of the LBP risk rate under FLAME Model qualitative risk calculation method and NIOSH recommendation. The basic reference of this research is the duties of nurses at ICU-A Department consisting of input working element in the research framework.
The result of the working performance of nurses at ICU-A Department reveals that a sufficiently high productivity (87.9%), high working load perception resulting in high risk of LBP, particularly working element of manual lifting work of 15 kg load. The working situation is greatly in the contrary to the ergonomic principle "Fitting the task for the human", in addition to a more basic consideration that nurses is the company's asset which needs to be protected against all risks of work. Working element of improper body position with arm put on the knees and pushing or pulling object requires further special attentions because they attribute to the risk of LBP.
The solution to this problem is contained in the theory on the improvement of the working ergonomics, the implementation of which requires innovative improvement of the working system on a continuous basis until the formulation of a safe working pattern toward LBP. Risk management shall become a high priority in the protection of nurses against LBP."
Universitas Indonesia, 2001
T2708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>