Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112059 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simorangkir, Rosalinda R.
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah asam berpengaruh terhadap ketahanan email yang telah diremineralisasi oleh teh. Lempeng email didapat dari mahkota gigi Premolar atas yang teiah di.pisahkan dari akarnya, kemudian dibelah menjadi dua bagian dalam arah Mesio-distal. Bagian dentin dilapisi dengan cat kuku. Kedua bagian dari masing-masing gigi tersebut di kelompokan menjadi Kelampok T dan kelompok A. Masing-masing lempeng email dari kedua kelompok ditimbang. Setelah lempeng email didemineralisasi di dalam tabung reaksi selama 6 jam. Dipakai larutan asam asetat 75 mM mengandung 2,0 mmol KH2PO4 dan 2,0 mmol Ca(NO3)2 dengan PH 4,3. Selanjutnya kedua kelompok masing-masing diremineralisasi dalam air teh dan air biasa selama 4 minggu. Kemudian kedua kelompok tersebut masing-masing dicelupkan kembali ke dalam larutan demineralisasi yang sama, dan hasilnya dilihat setelah 1 jam, 3 jam, serta 6 jam. Selama penelitian, bila tidak dilakukan percobaan, masing-masing email direndam akuadest dalam pot plastik pada temperatur kamar. Ternyata sesudah 1 jam, 3 jam dan 6 jam, terjadi susut berat lempeng email pada keduakelompok. Susut berat email pada kelompok T terlihat lebih sedikit dibandingkan susut berat email pada kelompok A. Kemudian terlihat pula pada kedua kelompok bahwa susut berat email bertambah besar bila waktu demineralisasi diperpanjang. "
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Noerdin
"Bahan cetak gigi alginat berfungsi dalam membuat reproduksi dari gigi dan jaringan sekitarnya pada proses pembuatan gigi tiruan. Bahan cetak gigi alginat sampai saat ini sangat popular penggunaannya di kalangan kedokteran gigi Indonesia karena harganya terjangkau dan banyak tersedia di pasaran. Bahan cetak ini masih harus diimpor dari luar negeri. Sebagai akibat krisis ekonomi pada tahun 1998, di beberapa daerah bahan cetak alginat ini menjadi lebih mahal harganya sampai empat kaii lipat dan langka di pasaran. Untuk mengatasi situasi tersebut diperoleh informasi dari sejawat dokter gigi yang bertugas di Sumatera Selatan menambahkan bubuk pati ubi kayu (Manihot Utilisima) ke dalam bubuk bahan cetak gigi alginat pada proses pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan, dengan perbandingan 1:1 sebagai langkah penghematan menghasilkan permukaan cukup halus dan kualitas detail cetakan yang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proporsi penambahan pati ubi kayu (Manihot utilisima) pada bubuk bahan cetak kemasan terhadap hasil reproduksi detail cetakan gips tipe III sesuai dengan ketentuan ANSI/ADA no. 18 atau ISO 1563 tahun 1978. Mengingat bubuk alginat murni yang berasal dari algae coklat banyak dibudi dayakan di berbagai daerah di Indonesia, dalam penelitian ini dicoba juga kemungkinannya untuk di kembangkan sebagai bahan cetak gigi alginat.
Sebanyak 120 spesimen dibagi dalam 6 kelompok, masing-masing terdiri dari 20 spesimen. Kelompok A1 sampai dengan A5 adalah kelompok bahan cetak alginat yang dicampur dengan pati ubi kayu, dengan perbandingan secara berurutan dari 55%:45% ; 52,5%:47,5% ; 50%:50% ; 47,5%:52,5% ; 45%: 55%, sedangkan A0 merupakan kontrol tanpa penambahan pati ubi kayu. Setiap kelompok dibuat adonan alginat dengan cara dicampurkan bahan cetak alginat dengan air dan dilakukan pengadukan selama 10 detik; kemudian alat uji reproduksi detail (ISO 1563/1978) dicetak dengan bahan cetak. Dan hasilnya kemudian dicor dengan adonan gips tipe III yang dibuat sesuai petunjuk pabrik. Setelah mengeras, gips hasil pengecoran reproduksi detail garis dengan kedalaman garis 0,050 dan 0,075 dianalisa dibawah mikroskop stereo.
Terlihat penurunan hasil reproduksi detail dengan bertambahnya konsentrasi pati ubi kayu. Semakin sedikit konsentrasi pati ubi kayu yang ditambahkan ke dalam bahan cetak alginat sampai perbandingan 47,5%:52,5% akan menghasilkan reproduksi detail yang masih berada pada ketentuan pada kedalaman garis 0,050 mm. Setelah dilakukan uji t statistik (a =0) diperoleh p a 0,05. Hal tersebut menunjukkan terjadinya penurunan hasil reproduksi detail dari bahan cetak alginat yang dicampur dengan pati ubi kayu tidak bermakna bila dibandingkan dengan hasil reproduksi detail dari bahan cetak kemasan tanpa dicampur ubi kayu.
Penelitian yang menggunakan bubuk algin murni dari algae coklat dicampur pati ubi kayu, dengan penambahan bahan kimia K2S04 1,5% belum dapat menghasilkan cetakan reproduksi detail yang baik, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan bahan kimia tertentu untuk menyempurnakan proses gelatinisasi dari campuran."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kamilia Puspita Ayu
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh hidrogen peroksida 40 terhadap perubahan warna resin komposit nanohibrida oleh larutan teh. Dua puluh spesimen berdiameter 6 mm dan tebal 2 mm dibagi menjadi dua kelompok. Setiap kelompok direndam pada larutan teh hijau atau teh hitam selama 7 hari, kemudian di bleaching dan direndam kembali selama 7 hari. Perubahan warna diukur menggunakan colorimeter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna p0,05 antara perubahan warna teh hijau dan teh hitam setelah bleaching. Dapat disimpulkan bahwa hidrogen peroksida 40 mempengaruhi perubahan warna resin komposit nanohibrida.

This study aims to analyze the influence of 40 hydrogen peroxide on color change of nanohybrid composite resins by tea solution. Twenty specimens, 6 mm in diameter and 2 mm thick were divided into two groups. Each group was immersed in green tea or black tea for 7 days, then bleached and re immersed for 7 days. The color change is measured using a colorimeter. The results showed that there were statistically significant differences p 0.05 between green tea and black tea after bleaching. It can be concluded that 40 Hidrogen Peroxide affects colous change of nanohybrid composite resin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Hartini Sundoro
"Karies gigi masih merupakan masalah di Indonesia. Karena itu pencegahan yang efektif, mudah, dan murah masih perlu diperhatikan. Flour sudah umum digunakan dalam mencegah karies. Teh mengandung flour dan beberapa penelitian mengenai pencegahan karies dengan the sudah dilakukan. Antara lain Departemen Kesehatan (1987) pada murid sekolah dasar di Cilandak yang menyimpulkan bahwa teh mempunyai pengaruh positif dalam program pencegahan karies gigi. Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan bahwa teh dapat menyebabkan remineralisasi email yang sudah didemineralisasi. Sample adalah lempeng email gigi insisif manusia yang diukur kekerasannya dengan ukuran KHN sebelum dan sesudah demineralisasi, dan sesudah direndam dalam teh 1,2, dan 3 kali setiap hari selama 4-8 minggu. Sebagai pembanding digunakan air biasa yang digunakan untuk menyeduh teh. Selama penelitian lempeng email disimpan dalam aquades. Sebagai kesimpulan dinyatakan bahwa teh dapat meyebabkan remineralisasi pada email yang sudah di demineralisasi. Dan hasil remineralisasinya lebih tinggi secara bermakna (p<0,05) daripada jika direndam dengan air. Tidak ada perbedaan antara angka kekerasan kelompok yang direndam dalam teh atau air yang dilakuakan 1,2,3 kali setiap harinya. Juga tidak ada perbedaan bermakna angka kekerasan email yang direndam teh atau air dan dilakukan 4,6 dan 8 minggu."
1988
LP-01-88
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Eikla Luwlu Yasmina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman dalam berbagai pH saliva buatan terhadap kekerasan permukaan material restoratif glass hybrid (EQUIA® FORTE Glass Hybrid Restorative System, GC Corporation, Japan). Jumlah spesimen 90 buah terbagi dalam sembilan kelompok perlakuan yaitu perendaman dalam saliva buatan dengan pH 4,5; 5,5; dan 7 dengan waktu perendaman masing-masing 1 jam, 24 jam, dan 72 jam pada suhu 37oC. Uji kekerasan permukaan menggunakan Knoop Microhardness Tester (Shimadzu HMV-G Micro Hardness Tester, Japan) dengan beban 50 gram selama 15 detik sebanyak 5 indentasi pada tiap spesimen. Hasil data dianalisis statistik dengan One-way ANOVA (p<0,05).
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada setiap kelompok perlakuan yaitu nilai kekerasan pada perendaman dengan larutan saliva buatan pH 4,5 dan lama perendaman 1 jam, 24 jam, dan 72 jam berturut-turut adalah sebesar 69,48 0,57 KHN, 54,76 0,23 KHN, dan 42,90 0,41 KHN. Sementara itu, nilai kekerasan dengan saliva buatan pH 5,5 dan lama perendaman 1 jam, 24 jam, dan 72 jam berturut-turut adalah sebesar 75,34 0,32 KHN, 57,45 0,47 KHN, dan 45,84 0,27 KHN. Dengan larutan saliva buatan pH 7 dan lama perendaman 1 jam, 24 jam, dan 72 jam didapatkan nilai kekerasan berturut-turut adalah 82,89 0,68 KHN, 62,49 0,37 KHN, dan 49,84 0,14 KHN. Disimpulkan bahwa dengan menurunnya pH saliva buatan dan semakin lamanya perendaman dapat menurunkan nilai kekerasan permukaan material restoratif glass hybrid.

This study aims to determine the effect of immersion time in various pH of artificial saliva on the surface hardness of glass hybrid restorative materials (EQUIA® FORTE Glass Hybrid Restorative System, GC Corporation, Japan). There were 90 specimens (diameter 6mm, thickness 3mm), and the specimens were divided into nine groups immersed in artificial saliva with pH 4,5; 5,5; and 7 for 1 hour, 24 hours, and 72 hours at 37oC respectively. The surface hardness of each specimens were tested using Knoop Microhardness Tester (Shimadzu HMV-G Micro Hardness Tester, Japan) with 50 grams load for 15 seconds, with 5 indentations on each specimens. The statistical analysis using One-way ANOVA (p<0,05) showed that there were significant differences between each groups.
The result showed that the hardness number of the groups immersed in artificial saliva pH 4,5 for 1 hour, 24 hours, and 72 hours respectively are 69,48 0,57 KHN, 54,76 0,23 KHN, and 42,90 0,41 KHN. Meanwhile, the hardness number of the groups immersed in artificial saliva pH 5,5 for 1 hour, 24 hours, and 72 hours respectively are 75,34 0,32 KHN, 57,45 0,47 KHN, and 45,84 0,27 KHN. With artificial saliva of pH 7 for 1 hour, 24 hours, and 72 hours, the hardness number are 82,89 0,68 KHN, 62,49 0,37 KHN, and 49,84 0,14 KHN. It can be concluded that the lower pH value of artificial saliva and prolonged immersion time can reduce the surface hardness value of glass hybrid restorative materials.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjen Dravinne Winata
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah teh berpengaruh terhadap daya kelarutan email. Besar sampel bubuk email yang akan diteliti adalah 18, dan masing-masing sampel dibuat dari 5 lempeng email gigi premolar yang dicabut untuk keperluan perawatan meratakan gigi. Sebelum dihaluskan lempeng email dipisahkan secara acak menjadi 3 kelompok percobaan T1, T2, T3 dan 3 kelompok kontrol K1, K2, K3. Setiap kelompok ini dibagi lagi menjadi 3 kelompok kecil sebagai sampel yang masing-masing terdiri dari 5 lempeng email. Masing-masing sampel direndam 3x/hari 3 menit untuk kelompok T1 dan Kl direndam selama l minggu, kelompok T2 dan K2 direndam selama 2minggu, dan kelompok T3 dan K3 direndam selama 3 minggu.
Sampel kelompok percobaan direndam teh, dan sampel kelompok kontrol direndam aquabidestilata Setelah proses perendaman selesai masing-masing sampel dihaluskan, dan diayak dengan kehalusan - 250 mesh, diambil seberat 500 mg, dan dititrasi dengan 100 ml asam asetat 0,01 mol/L pH 4. Bubuk email dari masing-masing sampel yang tidak larut setelah dititrasi disaring dengan kertas saring, dikeringkan dengan oven, dan ditimbang kembali. Data bubuk email yang larut dianalisis secara statistik untuk melihat kelarutan email.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna ( p"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalya Putri
"Latar Belakang: Pengembangan teknologi digital pada pembuatan restorasi indirek memungkinkan utilisasi alur kerja digital penuh dengan akurasi tinggi. Pembuatan model kerja melalui pemindaian intraoral disebut sebagai alternatif prosedur perawatan restorasi indirek, selain metode konvensional menggunakan material cetak polyvinyl siloxane. Metode: Dilakukan pembuatan model kerja preparasi onlay MOD gigi 46 menggunakan material cetak PVS, IOS Primescan, dan IOS Medit i700 Wireless. Model kerja yang dibuat menggunakan PVS didigitisasi menggunakan pemindai ekstraoral inEos X5. Model referensi dipindai dengan InEos X5 sebagai acuan. Selanjutnya model virtual yang dihasilkan disuperimposisi menggunakan Geomagic Control X untuk pengukuran trueness dan precision melalui perhitungan nilai RMS. Hasil nilai RMS kemudian dihitung secara statistik menggunakan SPSS 26. Hasil: Nilai trueness dan precision paling baik didapat dari model virtual yang dihasilkan dengan Primescan, diikuti Medit i700 Wireless, kemudian PVS. Kesimpulan: Pemindaian intraoral dapat menghasilkan akurasi model kerja yang tinggi. Meskipun terdapat perbedaan bermakna di antaraya, ketiga modalitas pembuatan model kerja menghasilkan akurasi yang dapat diterima secara klinis, yaitu di bawah 100 mm.

Background: The development of digital technology in dentistry allow the manufacture of indirect restoration through the full digital workflow with high accuracy. The use of intraoral scanner is said to be an an alternative method in indirect restoration treatment aside the conventional protocol using polyvinyl siloxane impression material. Method: The MOD onlay preparation in tooth 46 is fabricated using 3D printed resin material. Stone model is acquired using polyvinyl siloxane material, then digitized using InEos X5 extraoral scanner. 3D virtual model is made using Primescan AC and Medit i700 Wireless. The reference model is scanned by InEox X5. The virtual model is superimposed in Geomagic Control X software for trueness and precision assessment using RMS method. RMS score are statistically compared using SPSS 26. Result: The best trueness and precision score is achieved by Primescan AC, followed by Medit i700 Wireless, then PVS group. Conclusion: Intraoral scanning promised a good accuracy compared to the conventional method. Even if there are statistical significance between the numbers, all modalities show clinically accepted accuracy below 100 mm ."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Innawaty
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh durasi penyinaran menggunakan LED dan pemanasan awal menggunakan Micerium ENA Heat terhadap depth of cure resin komposit bulk-fill. Alat dan bahan: Enam puluh spesimen Filtek Bulk-Fill Posterior Restoratives ketebalan 4 mm dan diameter 3 mm; tanpa dan dengan pemanasan awal pada temperatur 39 C dibagi ke dalam 3 kelompok sesuai dengan durasi penyinaran 5 detik, 10 detik, dan 15 detik. Spesimen dipolimerisasi menggunakan LED Curing Unit 3MTM Elipar, 1.200 mW/cm2 dan diuji kekerasan mikro menggunakan Vickers Microhardness Tester Shimadzu, Japan untuk menghitung nilai depth of cure. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik Kruskall-Wallis dan Post-Hoc Mann Whitney-U.
Hasil: Adanya perbedaan yang tidak bermakna p ge;0,05 untuk nilai depth of cure pada keenam kelompok tanpa dan dengan pemanasan awal. Walaupun nilai depth of cure tersebut tidak bermakna namun telah mencapai nilai minimum yaitu ge; 80. Selain itu terdapat perbedaan yang bermakna p.

Aim Evaluate the influence of different exposure time and pre heating on its depth of cure of bulk fill composite. Methods Sixty cylinder shaped specimens of Filtek Bulk Fill Posterior Restoratives 4 mm of thickness x 3 mm of diameter with and without pre heating at 39 C were divided into 3 subgroups according to exposure times 5, 10, and 15. All specimens were polymerized using LED Curing Unit 3MTM Elipar, 1.200 mW cm2 and tested using Vickers Microhardness Tester Shimadzu, Japan to determine its microhardness for calculating its depth of cure. Data were statistically analyzed using Kruskall Wallis and Post Hoc Mann Whitney U test.
Results A no significant differences p ge 0,05 in depth of cure amongst the six groups of non preheated and preheated bulk fill composite. However, all of the groups have reached a minimum value of ge 80 depth of cure. Moreover, there is a significant differences in microhardness in all of the six groups of non preheated and preheated bulk fill composite and between 5 and 15 of exposure times in both groups. Conclusion Exposure times and pre heating at 39 C had an influence on microhardness of bulk fill composite.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarworini Bagio Budiardjo
"ABSTRAK
Semen glass ionomer merupakan salah satu bahan yang inakan untuk penutupan pit dan fisur guna pencegahan karies i gigi tetap muda. Penggunaan semen glass ionomer, relatif jrhana karena tanpa teknik etsa email. Sebelum pemakaian semen ;s ionomer, permukaan email cukup dibersihkan untuk [hilangkan plak. Dikenal 2 macam cara pembersihan email yakni ira mekanik menggunakan 'rubber cup' dengan pasta abrasif dan ira kimia, dengan pengolesan larutan asam. Penelitian ini ikukan secara laboratorik, guna menilai keefektifan suatu m pembersih email dengan cara membandingkan kekuatan ikatan .1-semen glass ionomer yang diperoleh. Sampel yang digunakan gigi premolar satu atas yang telah dicabut untuk keperluan lodontik. Sebagai bahan pembersih email digunakan pasta :ate dan larutan asam sitrat 50%. Test uji tarik dilakukan ;an alat 'Comten' dan hasilnya dihitung secara statistik :an 'Student t-test'. Dari hasil penelitian, ternyata ipatkan kekuatan ikatan email-semen glass ionomer yang :uat adalah setelah email dibersihkan dengan larutan asam at 50%. Sedangkan kekuatan ikatan terlemah setelah iersihan email tanpa bahan pembersih. Pembersihan email dengan ?a sircate hasilnya tidak berbeda bermakna dengan pembersihan."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Triputra
"Pendahuluan: Ikan teri jengki (Stolephorus insularis) mengandung fluor dalam bentuk senyawa CaF2 yang berperan dalam fluoridasi.
Tujuan: Menganalisis perubahan ketahanan terhadap asam permukaan email setelah pemberian ikan teri jengki.
Metode: Perlakuan dilakukan pada 9 gigi tikus Sprague dawley yang terbagi menjadi kelompok baseline, perlakuan pakan teri, perlakuan oles larutan teri, kontrol negatif pakan, dan kontrol negatif akuades.
Hasil: Nilai ketahanan terhadap asam meningkat dilihat melalui kerusakan permukaan email dan perubahan kekerasan mikro permukaan email setelah pemaparan asam fosfat 50% selama 60 detik.
Kesimpulan: ikan teri jengki dapat digunakan sebagai alternatif bahan fluoridasi.

Introductions: Anchovies (Stolephorus insularis) contain high enough fluor in the form of CaF2 and functioning as fluoridation material.
Aim: To analyze the alteration of enamel solubility towards acid after anchovy substrate application.
Method: Treatment was done on 9 incisors of Sprague dawley rats, comprised from groups which were baseline, feeding application, topical application, negative control of feeding, and negative control of topical.
Results: From the enamel surface destruction and email surface microscopic hardness shifting there is a decrease in enamel solubility towards acid after anchovy substrate application.
Conclusion: Stolephorus insularis can be used as an alternative material of fluoridation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>