Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14073 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rustika
"Badan penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen kesehatan kekerjasama dengan Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 1995 telah melaksanakan Survei Kesehatan rumah Tangga (SKRT) yang terintegrasi dengan Susenas. Dari hasil analisis awal penduduk usia lanjut berumur 55 tahun ke atas sekitar 7,7% dibandingkan seluruh populasi, dengan usia harapan hidup 65-70 tahun. Diperkirakan jumlah ini akan menjadi 9,9% dan total populasi di tahun 2000. Walaupun perubahan proporsi ini tidak terlalu besar. Namun, secara absolut jumlah penduduk golongan usia ini akan paling besar dibandingkan negara lain kecuali Cina, AS, India (SP,1980).
Angka kesakitan pada penduduk usia lanjut adalah 25,7% (SKRT,1992). Dan pada tahun 1996 angka kesakitan 15,1%. Walaupun usia lanjut bukan suatu penyakit, namun bersamaan dengan proses penuaan, insiden penyakit kronik dan hendaya (distabilitas) akan semakin meningkat. Untuk menilai kemandirian usia lanjut digambarkan dengan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari (Activities of daily life=ADL) apakah mereka dapat tanpa bantuan misalnya; bangun, mandi, ke WC, kerja ringan, makan, minum dsb.
Untuk mengetahui dan mengungkapkan bagaimanakah penduduk usia lanjut dan faktor-faktor apakah yang mempengaruhi ADL penduduk usia lanjut berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan demografi serta kesehatan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)1995. Susenas merupakan salah satu survei rumah tangga yang diselenggarakan setiap tahun oleh Biro Pusat Statistik (BPS).
Dalam pengolahan dan dianalisis data ini, dipilih penduduk usia lanjut berumur 55 tahun ke atas, berjumlah 26.491 orang.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar penduduk usia lanjut adalah Sebagian besar penduduk usia lanjut pada penelitian ini adalah wanita, kelompok umur yang terbanyak adalah antara 60-69 tahun. Pendidikan sebagian besar responden berpendidikan rendah( tidak sekolah atau tidak tamat SD),sebagian besar berstatus kawin. Apabila dilihat dari status pekerjaannya sebagian besar tidak bekerja.
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pengeluaran rata-rata terbanyak berkisar antara 90.0001-350.000 rupiah (di bawah rata-rata) dan tinggal di Desa.
Berdasarkan keluhan/gangguan yang dirasakan (sesak nafas, asma, kejang, lumpuh, kecelakaan di Rumah, kecelakaan lainnya), pada umumnya tidak mempunyai keluhan kesehatan, gangguan kesehatan (perilaku/jiwa, pikun, sendi dan kelumpuhan) maupun gangguan kesehatan2 (penglihatan, pendengaran, bicara, rasa raba, kejanggalan dan terbelakang).
Dari yang mempunyai keluhan/gangguan; jenis keluhan yang terbanyak adalah sesak nafas, jenis gangguan kesehatan terbanyak adalah gangguan sendi dan jenis gangguan kesehatan2 terbanyak adalah gangguan penglihatan.
Karakteristik sosio-ekonomi, demografi dan kesehatan penduduk usia lanjut menunjukkan persentase yang tinggi pada ADL Dasar yang baik, semakin tua kelompok umur penduduk usia lanjut semakin tinggi persentase untuk mendapatkan ADL dasar yang buruk. sebaliknya semakin muda kelompok umur semakin tinggi ADL dasar baik.
Persentase terbesar ADL dasar baik adalah pada penduduk usia lanjut laki-laki, kelompok umur 55-59 tahun, pendidikan SMP Ke atas, berstatus kawin, bekerja, pengeluaran di bawah rata-rata, tinggal di Desa, tidak mempunyai keluhan, tidak mempunyai gangguan kesehatan, tidak mempunyai gangguan kesehatan2, tidak pernah di rawat, dan tidak cacat.
Melalui analisis inferensial dengan regresi logistik; kelompok umur, pendidikan, status bekerja, keluhan, status dirawat, gangguan kesehatan1, serta gangguan kesehatan2 berpengaruh terhadap ADL Dasar. Pengaruh yang terbesar adalah status dirawat.
Dari hasil penelitian tersebut implikasi kebijakan yang disarankan adalah mengingat ADL dasar baik pada penduduk usia lanjut memperlihatkan persentase yang tinggi dibandingkan dengan ADL dasar yang buruk, disarankan penduduk usia lanjut dapat "didayagunakan" sesuai dengan kemampuannya, karena secara umum kesehatan penduduk usia lanjut baik dan masih mampu untuk bekerja.
Namun harus di ciptakan lapangan kerja yang khusus baik formal maupun informal, yaitu jenis pekerjaan yang tidak banyak menggunakan kekuatan fisik, misalnya; menjadi konsultan, penulis, pengrajin, penjaga toko dsb. Dengan mengaryakan penduduk usia lanjut tersebut, ketergantungan mereka kepada orang lain atau pemerintah menjadi berkurang, dan mereka dapat memberi sumbangan positif pada perekonomian negara. Dengan demikian, mereka akan dapat mengisi sisa-sisa hidup mereka dengan hidup lebih bahagia, sejahtera dan produktif.
Mengingat umur, pendidikan, status bekerja, keluhan, status dirawat, gangguan kesehatan, dan gangguan kesehatan2 serta kecacatan berpengaruh terhadap ADL dasar, maka perlu peningkatan program kesehatan pra-usia lanjut melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan usia lanjut, membiasakan olah raga sesuai dengan kemampuannya, menjaga keseimbangan gizi melalui diet garam dan lemak, menurunkan berat badan untuk yang kegemukan, menghilangkan kebiasaan merokok, menghindari Cara hidup yang tidak teratur dan kurang sehat serta kebiasaan hidup lainnya yang kurang baik bagi kesehatan di masa lanjut usia."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T6305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Riasmini
"Peningkatan jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia membawa konsekuensi munculnya permasalahan yang cukup kompleks baik dari aspek fisik, psikologis dan sosio ekonomi. Hal ini dapat mempengaruhi kemandirian usia lanjut dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL). Aktivitas kehidupan sehari-hari merupakan tingkat ldnerja seseorang dalam melakukan fungsi kehidupan sehari-hari, mencakup aktivitas kehidupan sehari-hari yang bersifat dasar (ADL Dasar) maupun aktivitas yang lebih kompleks (ADL Instrumental). Kemampuan usia lanjut dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain karakteristik demograii, masalah kesehatan kronis, tingkat fimgsi kognitif dan dukungan keluarga.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang laktor apa saja yang berhubungan secara bemtakna dengan kemampuan usia lanjut dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari di Kelurahan Palmeriam Kecamatan Matraman Jakarta Timur.
Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi usia lanjut di Kelurahan Palmeriam Kecamatan Matraman Jakarta Timur (100 RW). Sampel diambil dengan metoda proportional random sampling sebesar 166 responden usia lanjut bemsia 60 tahun ke atas. Pengumpulan data dengan cara kunjungan rumah pada keluarga yang mempunyai usia lanjut yang dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2002. Data diolah dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan Regresi Logistik Ganda.
Hasil penelitian pada analisis unjvariat rnenggambarkan bahwa dari karakterisrik usia Ianjut sebagian besar berumur antara 60-69 tahun (47,0 %), betjenis kelamin perempuan (75,3 %), status janda/duda (60,2 %), berpendidikan rendah (82,5 %), tidak bekerja (77,7 %) dan mempunyai masalah kesehatan kronis ringan (64,5 %). Sebanyak 53,0 % tidak mengalami gangguan kognitif dan 57,2 % memperoleh dukungan memadai dari keluarga. Secara umum usia lanjut mempunyai kemampuan mandiri dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yaitu sebesar 53,6 % Berdasarkan uji Chi-Square didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara umur, pendidikan, pekerjaan, masalah kesehatan kronis, tingkat fungsi kognitif dan dukungan keluarga dengan kemampuan usia lanjut dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda didapa: adanya hubungan bemulma antara umur, tingkat timgsi kognitif dan dukungan keluarga dengan kemampuan usia lanjut dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Setelah dilakukan uji interaiksi, temyata ada interaksi antar variabel tingkat fumgsi kognitif dan dukungan keluarga terhadap kemampuan usia lanjut dalam melakukan aktivitas kehidupan.
Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan kepada pihak Suku Dinas Kesehatan Wilayah Jakarta Timur dan Puskesmas Kecamatan Matraman agar mengembangkan berbagai program kegiatan yang terkait dengan aktivitas kehidupan sehari-hari usia lanjut dengan penekanan pada upaya promotif dan preventiil Disamping itu perlu dlkembangkan program home vis!! dalam rangka memberdayakan dukungan keluarga terhadap usia lanjut, juga pemberdayaan masyarakat unluk menggerakkan penduduk usia lanjut dalam mengikuti berbagai aktivitas kelompok di masyarakat.

Increasing number of elderly in Indonesia has emerged complex problem : physically, psychologically and socio-economically. lt will affect their ability to do activities of daily living (ADL). Activities of daily living is a performance of doing daily function, includes basic activities of daily living (Basic ADL) and complex activities of daily living (Instrumental ADL). The performance of elderly in doing activities of daily living is influenced by several factors, those are demography characteristic, chronic health problem, cognitive iitnction level, and family support.
This research aims to identity information on what are the dominant factors that are influence the elderly abilities in doing activities of daily living in Palmeriam Village, Matraman District, East Jakarta.
The research design is analytical descriptive with cross sectional approach ofthe elderly population in Palmeriam Village, Matraman District, East Jakarta (10 RW). The sample of this study is 166, the subjects are older than 60. The sample was taken by proportional random sampling rncthod. Data was collected through home visit to family who have elderly &om July to August 2002. Collected data is analized with Chi-Square and Multiple Logistic Regression test.
Univariate analysis described that most of the elderly population characteristics are aged between 60-69 year (47,0%), women (75,3%), widow/widower (6O,2%), low educated (82,5%), unemployed (?77,7%), light cronic health problem (64,5%). Almost 53,0% of the sample do not have cognitive disturbance and S7,2% have proper support fiom family. Generally, S3,6% of the elderly have self ability in doing their activities of daily living. Chi-Square test showed that there is a relationship between age, education, job, chronic health problem, cognitive function level and family support, and the elderly ability in doing their activities of daily living. Multiple Logistic Regression Analysis demonstrated that there is a relationship between age, cognitive function level and lamily support, with the elderly ability in doing their activities of daily living.
Following interaction test, it showed that there is an interaction between the variable cognitive iitnction level and Family support to the elderly ability in doing their activities of daily livingb Based on this research, it is recommended to Health Authority at East Jakarta and Health Centre at Matraman District to develop programe that relates to the elderly activities of daily living with focus on promotive and preventive eH`ort. In addition, it is needed to develop a home visit programe in order to encourage support from the family to the elderly, also to empower society to motivate the elderly to follow several group activities in society."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T6401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vitalia Susanti
"Tesis ini bertujuan mengetahui tingkat disahilitas penduduk lanjut usia di Indonesia Serta menguji pengaruh status sosio-demograii, lingkungan fisik, perilaku kesehatan dan penyakit kronik/degeneratif terhadap tingkat disabilitas penduduk lanjut usia di Indonesia, berdasarkan data Susenas dan Riskesdas 2007. Sebanyak 79.445 penduduk berusia 60 tahun keatas menjadi sampel penelitian.
Hasil analisis deskriptif dan inferensial (regresi logistik multinomial) menyatakan bahwa status sosio-demogmfi, lingkungan fisik, perilaku kesehatan dan penyakit kronilddegeneratif berpengaruh terhadap tingkat disabilitas penduduk lanjut usia di Indonesia. Peningkatan pendidikan, pembangunan pedesaan, penerapfan perilaku hidup sehat serta pencegahan penyakit kronik/degeneratif adalah beberapa hal yang direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian.

The goals of this study are to find out the level of disability among older persons in Indonesia and also test the impact of socio-demographic status, physical environment, healthy behavior and several chronic/ degenerative diseases to the level of disability among older persons in Indonesia., based on Susenas and Riskesdas 2007 data. The sample of this study is 79.445 people aged 60 and over.
The results show that socio-demo graphic status, physical environment, behaviour and several clironicfdegenerative diseases determine the level of disability among older persons in Indonesia. Raising the education and rural development, practicing healthy behavior and prevent chronic/degenerative diseases are recommended based on the results of this study."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33224
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wilson, Paul
Jakarta: 1991
158.128 WIL t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Hanna
"Prevalensi subluksasi sendi bahu penderita hemiparesis akibat stroke, dilaporkan mencapai 80% dari CVA dan hubungannya dengan kemampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari merupakan salah satu masalah vang perlu diteliti agar penanganan di bidang rehabilitasi medik dapat lebih tepat dan terarah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hubungan antara derajat subluksasi sendi bahu dengan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) pada penderita hemiparesis dextra akibat strok. Disamping itu, juga untuk memperoleh prevalensi subluksast sendi bahu serta untuk memperoleh hubungan antara hasil pengukuran klinis dengan hasil pengukuran radiologis. Jenis penelitian studi potong lintang (cross sectional study) ini melibatkan 120 pasien hemiparesis dextra akibat stroke yang terdiri 42 (35%) perempuan dan 78 (65%) laki laki. Pengukuran subluksasi sendi bahu secara klinis dilakukan dengan cara palpasi subacromion space. Pengukuran radiologis melalui pemeriksaan rontgen biasa dengan posisi penderita duduk tegak dan sudut oblique (45°) serta lengan tergantung bebas. Skor AKS menggunakan indeks modifikasi Barthel. Hubungan antara derajat subluksasi sendi bahu dan AKS diuji dengan Chi Square Test. Berdasarkan derajat subluksasi sendi bahu, frekuensi pasien untuk derajat 0, 1, 2 dan 3 masing-masing adalah 24 (20 0%), 59 (49,2%), 27 (22,5%) dan 10 (8,3%). Sedangkan untuk derajat 4 (dislokasi) selama kurun waktu penelitian tidak diperoleh seorang pasienpun. Hasil pengukuran rerata skor AKS berdasarkan derajat subluksasi sendi bahu menunjukkan bahwa untuk derajat 0, 1, 2 dan 3 berturut turut adalah 4,58 (nilai D), 7,64 (nilai C), 18,15 (nilai B) dan 24 (nilai A) Hasil pengukuran klinis (subacromion space) berdasarkan derajat subluksasi sendi bahu reratanya adalah 0,32 jari (5,0 cm), 0,44 jari (6,29 cm), 0,99 jari (15,56 cm) dan 1,45 jari (21,2 cm) berturut-turut untuk derajat 0, 1, 2 dan 3. Pada penelitan ini, prevalensi subluksasi sendi bahu pada penderita hemiparesis dextra akibat strok adalah cukup tinggi (70,6%), dan subluksasi sendi bahu paling banyak terjadi pada stadium Brunnstrom 4, di mana spastisitas mulai menurun. Hasil analisis statistik membuktikan bahwa ada hubungan positip yang bermakna antara derajat subluksasi sendi bahu pada penderita hemiparesis dextra akibat strok dengan skor AKS (r 0,73). Disamping itu, ada hubungan positip yang bermakna antara hasil pengukuran klinis subluksasi sendi bahu dengan derajat subluksasi hasil pemeriksaan radiologis (r 0,88). Semakin besar subacromion space, semakin tinggi derajat subluksasi sendi bahu. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi derajat subluksasi sendi bahu penderita hemiparesis dekstra akibat strok, makin rendah tingkat kemandiriannya."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T57307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Malikal Balqis
"ABSTRAK
Penurunan fungsi kognitif dan gangguan kemandirian dalam melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (AKS) merupakan masalah kesehatan pada lansia yang mempengaruhi kualitas hidup dari lansia. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan fungsi kognitif dengan tingkat kemandirian lansia dalam melakukan AKS. Penelitian dilakukan melalui simple random sampling menggunakan metode cross secsional dengan cara wawancara dan observasi menggunakan kuesioner MMSE dan KATZ Index. Hasil penelitian pada 93 lansia di PSTW Budi Mulia 02 dan 04 DKI Jakarta menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi kognitif dengan tingkat kemandirian lansia dalam melakukan AKS, dengan pvalue 0,000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif 29 kali lebih besar mengalami masalah dalam kemandirian melakukan AKS dibandingkan lansia yang memiliki fungsi kognitif normal (OR 29,250;95%CI 6,363-135,303). Saran dari penelitian ini yaitu perlu dilakukan tindakan lebih lanjut untuk mengatasi masalah penurunan fungsi kognitif dan gangguan dalam melakukan AKS secara mandiri pada lansia.

ABSTRACT
Cognitive decline and impairment to performing Activity of Daily Living (ADL) independently is a common problem in elderly health that affects to their quality of life. The purpose of this research was to determining the relationship between cognitive function with the level of elderly independence of activity daily of living. This research was carried out by simple random sampling with cross sectional method by interviews and observations using MMSE and KATZ Index questionnaire. The results of 93 elderly people in PSTW Budi Mulia Jakarta 02 and 04 that be participants in this research shown that there was a significant relationship between cognitive function with a level of independence of the elderly in doing ADL, with p value of 0.000. Results showed that the elderly who experience cognitive decline 29 times more likely to have problems in doing AKS indepedently compared to elderly who had normal cognitive function (OR 29,250; 95% CI 6.363 to 135.303). The suggestions of this research is necessary to prevent cognitive decline and impairment to do activity of daily living independently in elderly."
2014
S56116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qori Fitria Nur A.
"Lingkungan tempat lansia tinggal dapat mempengaruhi kemandirian lansia karena memiliki beberapa perbedaan suasana, aktivitas, interaksi sosial, dan aturan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran perbedaan tingkat kemandirian pada lansia yang tinggal di panti dan lansia yang tinggal bersama keluarga.
Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan studi deskripsi. Sampel dalam penelitian ini adalah 218 lansia yang tinggal di panti dan tinggal bersama keluarga yang dipilih secara purposive sampling.
Hasil analisis menggambarkan proporsi lansia mandiri yang tinggal di panti lebih tinggi dibandingkan lansia yang tinggal bersama keluarga yaitu sebesar 86,2 . Disarankan bagi petugas kesehatan untuk menyediakan fasilitas yang mendukung lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

The environment in which the elderly live could affect the independence of the elderly because it has some differences in atmosphere, activity, social interaction, and regulation. This study aimed to identify the description of difference of independence level in elderly living in the retirement houses with elderly living with families.
This study used cross sectional design with description studies. The samples are 218 elderly living with family and elderly living in the retirement houses selected by purposive sampling.
The Result showed that the proportion of independent elderly living in the retirement houses is higher than the elderly living with families with the result of 86,2 . It is recommended for health workers to provide facilities that support the elderly in performing daily activities independently.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malika Sabrina Yunifananda
"ABSTRAK
Latar Belakang: Stroke merupakan penyebab utama disabilitas jangka panjang di dunia. Penyakit ini dikenal secara luas sebagai penyakit degeneratif pada kelompok usia geriatri, namun beberapa studi membuktikan bahwa insidensi stroke pada usia produktif juga meningkat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia dengan aktivitas sehari-hari pasien stroke fase kronik dengan menggunakan instrumen Modified Shah Barthel Index. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan metode observasional analitik. Variabel bebas terbagi menjadi kelompok usia produktif 17-60 tahun dan usia geriatri >60 tahun . Hasil: Analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna antara nilai MSBI dan usia pasien stroke fase kronis P=0.017 Diskusi: Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia dengan nilai MSBI pasien stroke fase kronis.Kata kunci : stroke, usia, Modified Shah Barthel Index

ABSTRACT<>br>
Background Stroke is the chief cause of long term disability in the world. Predominantly, the disease is known as a degenerative disease on geriatrics age group, yet several studies have proven that incidence on productive ages are also increasing. Objective The study is aimed to observe the relationship between age and activities of daily living on stroke patients in chronic phase by using the instrument Modified Shah Barthel Index. Method The study utilizes the cross sectional design and analytical observational method. The independent variables are divided as productive age group 17 60 years and the geriatric age group 60 years and Result Bivariate analysis proves that there is a significant relationship between MSBI score and age of stroke patients on chronic phase p 0.017 . Discussion In conclusion, there is a significant relationship between age and MSBI score on stroke patients in chronic phase.Keywords stroke, age, Modified Shah Barthel Index"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cipta A. Setiawan
"
ABSTRAK
'Malu? merupakan suatu konsep yang akrab dengan realita kehidupan
sosial dan pribadi sehari-hari, dan oleh sebagian orang dianggap sebagai suatu hal
yang penting untuk dipahami. Namun demikian makna 'Malu? sendiri nampaknya
baik dalam konteks kehidupan sehari-hari maupun secara konsepual-ilmiah belum
terumuskan secara jelas. Tujuan dari penelirian ini adalah untuk mencari makna
'Malu'. Dalam hal ini, makna yang dimaksud adalah makna sebagaimana penutur
Bahasa Indonesia memahaminya dalam konteks realitas kehidupan sehari-hari.
Adapun metode penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian Kualitatif
Sampelnya sebanyak 12 orang, dengan syarat individu tersebut fasih berbahasa
Indonesia. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara dengan pendekatan
teoritis Psikologi Pribumi (Indigenous Psychology). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 'Malu' adalah suatu perasaan yang muncul ketika individu menganggap
bahwa dirinya telah melanggar standar berperilaku dan/atau menganggap bahwa
dirinya tidak berada dalam kondisi yang sesuai dengan harapannya. Kemunculan
'Malu? dapat diketahui dari timbulnya sejumlah perilaku (pikiran, perasaan,
tindakan) dan gejala somatik yang khas, misalnya merah / memerahnya wajah dan
timbulnya rasa kuatir. Kemunculannya selalu berkaitan dengan konteks situasi
tertentu, dan hampir selalu dikaitkan dengan kehadiran orang lain, namun yang
menentukan muncul-tidaknya 'Malu' adalah diri sendiri. Dalam realitas kehidupan
bermasyarakat dan pribadi, fungsi 'Malu? adalah mendorong orang untuk
beradaptasi dengan lingkungannya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai alternatif pedoman untuk penelitian-penelitian selanjutnya
yang berkaitan dengan peranan praktis 'Malu? dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya untuk mendorong atau menghambat suatu' perilaku tertentu di
masyarakat, demi membawa kesejahteraan yang lebih baik bagi semua anggota
masyarakat. Manfaat lainnya adalah untuk memperoleh suatu pemahaman yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai 'Malu', dengan harapan
bahwa penggalian/pembicaraan ilmiah yang berkaitan dengannya lebih memiliki
dasar yang kuat, menjadi Iebih terarah, dan tentunya juga dapat lebih
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penelitian selanjutnya dapat diarahkan ke
arah upaya-upaya untuk mempertimbangkan atau menguji pengaruh dari faktor-
falctor jenis kelamin, usia, budaya, dan tempat tinggal, karena kemungkinan
berpengaruh terhadap pemahaman 'Malu'. Selain itu, juga disarankan untuk
melakukan upaya penelaahan ilmiah terhadap proses pembentukan standar-standar (norma, aturan, kepantasan) 'Malu?, uraian skenario-skenario kemunculan 'Malu',
dan perbedaan fokus penghayatan antara pria dan wanita. Dalam konteks
Psikologi Pribumi, disarankan agar penelitian serupa yang mengeksplorasi tema-
tema ?makna? lainnya lebih banyak dilakukan untuk lebih memahami perilaku
manusia Indonesia dalam realitas kehidupannya sehari-hari."
1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>