Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127188 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Efi Syafrida
"Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara pelayanan antenatal dengan kematian perinatal melalui perbandingan nilai rasio odds dari pelayanan antenatal yang tidak adekuat dengan pelayanan antenatal yang adekuat. Periode pengamatan dilakukan selama 1 tahun terhitung mulai Juli 1996 sampai dengan Juni 1997.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan kasus - kontrol dengan perbandingan 1 kasus dan 1 kontrol dan jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah 165 kasus dan 165 kontrol. Pengambilan kontrol dilakukan pada wilayah yang sama dengan kasus secara random sampling tanpa melakukan matching. Kasus adalah bayi yang mati pada periode perinatal sedangkan kontrol adalah bayi yang tidak mati pada periode perinatal yang lahir pada periode yang sama dengan kasus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai crude rasio odds bap yang dilahirkan dari ibu yang menerima pelayanan antenatal yang tidak adekuat adalah 3.54 kali untuk mengalami kematian perinatal dibanding dengan bayi yang dilahirkan dari ibu yang menerima pelayanan antenatal yang adekuat ( p < 0.001). Setelah di kontrol pengaruh dari kondisi dan umur terhadap kualitas pelayanan antenatal maka nilai adjusted rasio odds bayi yang dilahirkan dari ibu yang menerima pelayanan antenatal tidak adekuat adalah 3.42 kali di banding dengan bayi yang dilahirkan dari ibu yang menerima pelayanan antenatal adekuat ( p= 0.000 ).
Selain pelayanan antenatal faktor lain yang berperan terhadap kejadian kematian perinatal pada penelitian ini adalah kondisi persalinan dan umur ibu saat persalinan terakhirnya.
Berdasarkan model akhir yang didapat dari penelitian ini maka untuk penelitian yang akan datang disarankan menggunakan rancangan yang lebih baik dengan jumlah sampel yang lebih besar. Dalam upaya menekan angka kejadian tetanus neonatorum yang masih merupakan masalah di Dati II Bogor, dapat dilakukan melalui pendekatan penyuluhan immunisasi TT seperti yang dilakukan dalam upaya peningkatan cakupan immunisasi bayi misalnya melalui pemutaran kaset yang berisi pesan-pesan immunisasi bagi kelompok sasaran baik di puskesmas maupun pada saat kegiatan posyandu. Intervensi lain yang dapat dilakukan dalam upaya penurunan angka kematian perinatal yang disebabkan karena BBLR adalah dengan pengenalan metode kanguru pada kelompok ibu yang mempunyai bayi dengan berat lahir rendah.

This research is to investigate the relationship between antenatal care and perinatal mortality and their corresponding factors by comparing odds ratio between inadequate antenatal care and adequate antenatal care in Bogor District.
Design of the study is case control without matching. Respondents were 330 people which consist of 165 cases dan 165 controls. Cases are infant who died during perinatal periode and controls are infant who are free of death in perinatal periode, born between July 19% and June 1997 in the same location of the cases.
Result of this study indicated that there are positive relationship between inadequate antenatal care and perinatal mortality in Bogor. Pregnant women who never get antenatal care or get inadequate antenatal care was 3.54 times higher to loss their babies during perinatal periode than those who received adequate antenatal care ( p = 0.000 ). After controlling the effect of age and abnormal delivery, the odds rasio of inadequate antenatal care is 3.42 times higher to loss their babies during perinatal periode than those who received adequate antenatal care (p=0.000 ). Corresponding factors to antenatal care and perinatal mortality were mother's age and abnormal delivery. No interaction was found between antenatal care quality ,age and abnormal delivery.
Based on the result of the study we suggest to study the subject using more robust design covering a bigger sample size. In order to reduce death due to neonatal tetanus , we suggest to increase the coverage of tetanus toxoid immunization for pregnant mother. Which has problems in its application in Bogor District, social marketing for TT for pregnant women can be evaluate those for the immunization in babies, for example using messages taped in cassette which can be played during the posyandu session.
In addition, it is important to empower the mothers with low birth weigth baby with the use of the Kangaroo methode and motivate the community in the implementation of the methode.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Irma Junita
"Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator untuk menggambarkan status kesehatan suatu bangsa. Angka Kematian Perinatal merupakan bagian dari (AKB) dan dapat menjadi indikator kualitas pelayanan obstetrik dan neonatal di suatu wilayah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pelayanan antenatal dengan kematian perinatal di Kabupaten Indragiri Hulu tahun 2002. Besarnya hubungan dilihat dari hasil perhitungan Odds Ratio antara bayi yang dilahirkan dari ibu yang memperoleh pelayanan antenatal dengan kualitas buruk dibandingkan bayi yang lahir dari ibu yang memperoleh pelayanan antenatal dengan kualitas baik.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda Kasus Kontrol dengan jumlah sampel keseluruhan 180 responden yang terdiri dari 90 kasus dan 90 kontrol. Kasus adalah bayi yang dilahirkan pada periode Januari-Desember 2002 dan meninggal pads masa perinatal. Kontrol adalah bayi yang dilahirkan dalam periode Januari-Desember 2002, tidak meninggal pada masa perinatal dan tinggal dibatas wilayah yang sama dengan kasus. Kasus diambil dari laporan audit maternal perinatal sedangkan kontrol diambil dari batas wilayah yang sama dengan kasus tanpa dilakukan matching.
Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS versi 10. Analisa statistik yang digunakan adalah regresi logistik sederhana untuk bivariat dan regresi logistik ganda (model faktor risiko) untuk multivariat.
Secara statistik ditemukan keeratan hubungan antara pelayanan antenatal dengan kematian perinatal (p= 0001) di mana ibu yang memperoleh pelayanan antenatal buruk memiliki risiko 4.059 kali (95% CI : 1.263 - 6.241) terhadap kematian perinatal dibandingkan ibu yang memperoleh pelayanan antenatal yang baik, setelah dikontrol oleh variabel paritas dan jarak antara kelahiran.
Peningkatan kualitas pelayanan antenatal harus ten's dilakukan dengan memperhatikan kelengkapan jenis pemeriksaanlpelayanan yang diberikan dan keteraturan kunjungan berdasarkan kriteria minimal 1,1,2. Mu !until sebagai pihak yang berkepentingan harus memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur dan petugas kesehatan wajib memberikan pelayanan antenatal sesuai standar minimal yang telah ditetapkan oleh Depkes RI.
Daftar bacaan : 54 ( 1984 - 2002 )

The Relationship Between Antenatal Care With the Perinatal Mortality in Indragiri Hulu Regency year 2002 Infants mortality rate is the indicator to describes health degree of a country. Perinatal mortality rate, as the part of infants mortality rate, can be the indicator of the obstetrics and neonatal services in a territorial.
The objective of this study is to find out the relationship between antenatal care with the perinatal mortality in Indragiri Hulu year 2002. The size of the relationship is described from the result of Odds Ratio measurement among the babies, which were born from mothers who obtained bad quality antenatal care compared to babies who were born from mothers who obtained good quality antenatal care.
The research plan, which was used in this study, is the Case Control method with 180 respondents as the sample on the whole, which include 90 cases and 90 controls. Cases are babies who were born in the period of January-December 2002 and passed away on the perinatal stage. Controls are babies who were born on the period of January-December 2002, did not passed away on the perinatal stage, and lived in the same region as the cases. Cases were taken from perinatal maternal audit report without undertaken matching.
Data processing was carried out using SPSS program 10 version_ Statistical analysis which was employed is the simple logistic regression for bivariat and multiple logistic regression (risk factor model) for multivariate. Statistically that the meaningful relationship between antenatal care with perinatal mortality it is acquired (p = 0.001) where mothers who obtained bad quality antenatal care has the risk of 4.059 times higher (95% CI : 1.263 - 6.241) towards perinatal mortality compared to mothers who obtained good quality antenatal care, after being controlled both by parity variable and ranges between births variable.
The improvements of antenatal care quality must be continuously undertaken through consideration of the completeness of examination/service types, which is given, and the consultation regularity based on the minimal criteria of 1,1,2. Pregnant mothers as the concerning components must have mindful to check up their pregnancy regularly, and the health workers are obliged to provide antenatal services which are in accordance to the minimum standards which has been established by the Health Ministry.
Bibliography List: 54 (1984-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T11259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Kustijadi
"Telah dilakukan penelitian Hubungan Pelayanan Antenatal dengan kejadian Kematian Perinatal di Kabupaten Bandung tahun 200l, dengan tujuan untuk mengetahui besamya hubungan pelayanan antenatal dengan kematian perinatal menggunakan rasio oddv bagi bayi yang dilahirkan oleh ibu yang memperoleh pelayanan antenatal tidak adekuat dibanding dengan bayi dari ibu yang memperoleh pelayanan antenatal adekuat. Rancangan penelitian adalah kasus kontrol tanpa matching dengan jumlah sampel seluruhnya 288 responden yang terdlri 144 kasus dan I44 kontrol. Kasus adalah bayi yang meninggal pada periode perinatal yang diketahui melalui laporan audit matemal perinata. Sedangkan kontrol adalah bayi lahir hidup dan tidak mati pada periode perinatal tlnggal diwilayah yang sama dengan kasus. Data diolah dengan analisa statistik univariat, bivariat, dan analisa multivariat menggtulakan negresi logistik. Perangkat lunak yang digunakan adalah program Epi Info versi 6, SPSS versi 10.
Penelitian menunjukkan bahwa hasil pada model akhir diketahui ibu yang memperoleh pelayanan antenatal tidak adekuat mempunyai risiko 4,37 kali untuk terjadinya kematian perinatal dibandingkan dengan ibu yang memperoleh pelayanan antenatal yang adekuat setelah dikontrol oleh variabel kontrol serta uji interaksi variabel pelayanan antenatal dan variabel paritas dan secara statistik bermakna p=0,000 (95 % Cl ; 2,594 - 7,784}. Faktor risiko lain yang berhubungan dengan kejadian kematian perinatal pada penelitian ini adalah : paritas dan komplikasi kehamilan. Berdasarkan hal tersebut diatas pelayanan antenatal yang adekuat semakin perlu diupayakan sehingga berdampak terhadap penurunan kematian bayi pada umumnya dan kematian perinatal khususnya. Sedangkan operasional pelayanan kesehatan mengacu kepada Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan antenatal kesehatan dasar yang sudah ditetapkan oleh Departeman Kesehatan yaitu bahwa pemeriksaan antenatal untuk ibu hatnil setiap kali kunjungan harus lengkap dengan 5 T dan Rekuensi kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan lebih dari 4 kali selama kehamilannya.

Threre is research about the relationship between Antenatal Care and Perinatal Mortality in Bandung District in Year 2001, with purpose to investigate measurement the relationship between Antenatal Care and Perinatal Mortality using Odds Ratio for bom babies from pregnant women who get inadequate antenatal care compare to bom babies from pregnant wo men who get antenatal care adequately. Design of the study is case-control without matching with respondents were 288 people which consist of 144 cases and controls. Case were infant who died during perinatal period which have been known from the matemal perinatal audit report. And control were infant who were free of death in live perinatal period who in the same area where the cases happened. Statistical analysis used in this study was univariate, bivariate and multivariate using unconditional logistic regression.. Computer software which were used are Epi info version 6 and SPSS version 10.
This research indicated that result of final model has known that pregnant women who get inadequate antenatal care was 4,37 times higher to loss their babies than those who get adequate antenatal care after controlled with control variable and variable interaction test, in statistically it is significant (p = 0,000 (95 % Cl : 2,594 - 1784). Other relations risk factors to perinatal mortality in this research are : paritas, and pregnant complication. Based to the above mentioned facts, the adequate antenatal care is more needed. As the result this effort will decrease generally the death of new bom babies and especially the death during perinatal. Meanwhile the operational care must be referred to standard operating procedure (SOP) which decreed by the ministry of health that is : The antenatal care for the pregnant women must fulfill the ?5T? thoroughly in every visit and at least makes 4 or more visits during her pregnancy.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T3751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutanto Priyo Hastono
"Latar belakang. Angka kematian perinatal di Indonesia masih tinggi. Angka kematian perinatal pada tahun 1980 sebesar 46 per 1000 kelahiran dan pada tahun 1986 didapatkan angka kematian perinatal sebesar 40,5 per 1000 kelahiran. Salah satu faktor yang diduga mempunyai daya ungkit yang besar dalam menurunkan kematian perinatal adalah pelayanan antenatal. Pelayanan antenatal yang baik akan dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu selama hamil, sehingga dapat menyelesaikan kehamilannya dengan baik dan melahirkan bayi yang sehat.
Tujuan. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara pelayanan antenatal dengan kematian perinatal.
Metode. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Studi Prospektif Keluarga Berencana dan Kesehatan di Kecamatan Gabus Wetan dan Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu. Jumlah sampel penelitian adalah 1284 ibu hamil anggota rumah tangga sampel studi KB-Kesehatan yang melahirkan bayi dari periode I Juni 1991 sampai dengan 30 Desember 1992 dan diamati minimal selama 3 bulan dari seluruh masa kehamilannya. Pelayanan antenatal dilihat dari segi kualitasnya, yaitu melihat pelayanan antenatal selain dari jumlah kunjungannya, juga memperhitungkan jenis pemeriksaan yang diterima selama masa kehamilan.
Hasil. Setelah dikontrol variabel kovariat penolong persalinan dan kondisi persalinan, risiko kejadian kematian perinatal pada ibu hamil yang memperoleh kualitas pemeriksaan buruk 5 kali lebih tinggi dibandingkan ibu hamil yang memperoleh kualitas pemeriksaan baik (OR=4,7, 95% CI:1,59-12,86, p=0,0037). Nilai Atributable Risk sebesar 78,5 %, artinya bila semua ibu hamil memperoleh pemeriksaan kehamilan dengan kualitas baik, maka akan menurunkan kejadian kematian perinatal sebesar 78,5 %.
Kesimpulan. Angka kematian perinatal pada penelitian ini adalah 40,5 per 1000 kelahiran. Kualitas pemeriksaan kehamilan yang baik akan dapat mengurangi risiko kejadian kernatian perinatal. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanti Arimah
"Kematian perinatal di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2012 cenderung meningkat, dan kunjungan antenatal (K-4) belum mencapai target. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pemanfaatan antenatal care dengan kematian perinatal di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2011 - 2012. Menggunakan data sekunder otopsi verbal kematian perinatal. Desain penelitian kasus kontrol. Kasus adalah bayi lahir hidup dan meninggal pada periode 0-7 hari. Kontrol adalah bayi lahir hidup sampai usia 7 hari pada periode sama. Sample kasus 65 dan kontrol 130. Analisis regresi logistik menunjukkan pemanfaatan antenatal yang tidak sesuai mempunyai OR 15,6 (95% CI: 4,1 -60,2) terhadap kematian perinatal setelah di kontrol pendidikan ibu, paritas, jarak kelahiran, penolong persalinan, komplikasi kehamilan. Pemanfaatan antenatal perlu ditingkatkan untuk penurunan kematian perinatal.

Number of perinatal mortality in Tulang Bawang tend to have increased in 2012 compared to the previous year, utilization of antenatal care is still below the national target. This study aims to determine the relationship utilization of antenatal care with perinatal mortality in Tulang Bawang in 2011 - 2012. Research using secondary data perinatal death verbal autopsy and was designed a case control study. Case were infants born alive and died during the early neonatal periode (0-7 days), and Controls were infant born and stay alive during that period. Number of cases was 65 and control was subject was 130 calculated. Analysis method used was logystic regression analysis. Theresults showed that the utilization of antenatal care which does not have the appropriate program OR 15.6 (95% CI: 4.1- 60.2) for perinatal mortality after being adjusted by maternal education, parity, birth spacing, birth attendants, and complications of pregnancy. Utilization of antenatal care needs to be improved in order to decrease perinatal mortality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ning Sulistiyowati
"Salah satu indikator yang sensitive untuk mengetahui derajat kesehatan suatu negara bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa adalah angka kematian bayi pada umumnya dan angka kematian perinatal pada khususnya. Angka Kematian perinatal belum menunjukkan penurunan yang berarti. A.KP sebesar 46 per 1000 kelahiran dihasilkan oleh SKRT tahun 1980, sedangkan SKRT 1995 diperoleh AKP sebesar 48,6 per 1000 kelahiran hidup.
Progam Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu program kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan (ANC) disarankan fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik serta menjangkau semua kelompok sasaran yang setingi-tingginya. Tujuan sasaran dari program tersebut adalah untuk meningkatkan deteksi dini risiko tinggi ibu hamil dan melaksanakan rujukkannya serta meningkatkan pelayanan neonatal dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi-tingginya.
Kematian dan kesakitan perinatal dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain pelayanan kesehatan, penolong persalinan, tempat bersalin, pendidikan ibu, penyakit ibu, keadaan sosial ekonomi, lingkungan dan kebiasaan tradisional. Tinggi. rendahnya risiko yang timbul pada bayi sangat bergantung pada besar kecilnya faktor di atas. Sebagian besar kematian perinatal dapat dicegah dengan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir dan meningkatkan keamanan persalinan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor praktik kesehatan ibu selama kehamilan dengan kematian perinatal di Kotamadya Bekasi tahun 2001. Sebagai variable kovariat yaitu, umur ibu, pendidikkan, paritas, jarak kehamilan, riwayat merokok, keluhan kehamilan, jenis kelamin bayi.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metoda kasus kontrol Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai anak sudah meninggal dalam periode perinatal, dan sebagai kontrolnya adalah ibu dengan anak yang masih hidup mulai umur 7 hari (83 kasus dan 83 kontrol), Penelitian dilakukan di Kodya Bekasi, penelusuran langsung kemasyarakat dengan wawancara berstruktur dan wawancara tcrbuka. Analisa data dilakukan dengan uji regresi logistik sederhana untuk bivariat, dan regresi logistik ganda dengan model faktor risiko untuk multivariate.
Secara statistik hubungan antara praktik kesehatan ibu hamil dengan kematian perinatal tidak bermakna setelah dikontrol oleh variabel jarak kehamilan, keluhan kehamilan, dan umur ibu, dengan (p = 0,29), OR 2,33 (95 % CI: 0,89 - 3,99). Hal ini barangkali disebabkan karena jumlah sampel terlalu kecil, sehingga besar sampel tidak mencukupi ketika harus memprediksi hubungan praktik kesehatan ibu hamil secara besama-sama/setelah dikontrol oleh konfounder.
Disimpulkan bahwa ibu yang pada waktu kehamilan praktik kesehatannya tidak adekuat, mempunyai risiko sebesar 2,33 kali untuk terjadinya kematian perinatal dibandingkan dengan ibu yang praktik kesehatannya adekuat, setelah dikontrol oleh variabel umur ibu, jarak kehamilan dan keluhan kehamilan. Untuk itu perlu diupayakan lebih memberdayakan dan memberikan pendidikan kepada ibu agar melakukan kunjungan pemeriksaan minimal 1,1,2 dan kepada petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan minimal 5T, dan pemohaman tentang kehamilan berisiko.
Daftar bacaan : 46 (1975 - 2001)

The Relation between Maternal Health Practical during Pregnancy with Perinatal Mortalitiy, in Kota Bekasi, 2001One of sensitive indicators to find out health degree of a country, even to measure progression level of a country, is infants mortality rate generally and specially perinatal mortality rate. Perinatal mortality rate did not showed the decreasing to be valued. Household Survey 1980 resulted PMR within 46 per 1000 of mortality, while Household survey in 1995 resulted PAIR of 48,6 per 1000 of mortality.
Mother and Child Health is one of health programs to promote serviced (ANC) in while service with appropriate quality and cover the most of target. The purpose of the program is to decrease early detection of high risk of pregnancy and to increase neonatal service with appropriate quality.
Perinatal Mortality are influenced by several factors such as health service, birth aid, birth place, maternal education, maternal sickness, social-economy status, environmental and traditional behavior. The risk appears within infant period depends on factors mentioned above. Most of perinatal mortality could be prevented by promoting health service for new born infant and promoting birth safety.
The research is to find out the relation between Health maternal practical during pregnancy with perinatal mortality in Kota Bekasi 2001. As covariate variables are : Mother age, education, parity, pregnant range, smoking history, pregnancy complaining, and sex of infant. This is an observational research with case - control method. The respondents are Mother who experienced with children passed away during perinatal period, and as the control is mother with alive children status age of>7 days (83 case and 83 control). The research is conducted in Kota Bekasi by retrieving the community with structured interview. Data is analyzed by simply logistic regression test for bivariate, and multiple logistic regression with risk factor model for multivariate.
Statistic analysis test showed the not significant relationship between health practical for mother during pregnancy period with perinatal mortality have not connection each other, and after being controlled by pregnant range variable, pregnant complining and mother age with p 0,029 IR 2,33 CI 95% : 0,89 - 3,99. This result may be caused by number of sample is too small. This is concluded that maternal health practical during pregnancy period has significant relationship with perinatal mortality. Pregnant mother with health practical is inadequate, has risk of 2,33 times for perinatal mortality occurrence than mother with adequate health practical. It needs to endeavor and administer education to mother, and also to perform minimal care visiting 1, 1,2 and health officer should serve 5T, and to understand the risk of pregnancy.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 11665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatik Srisahani
"Bayi berat lahir rendah (BBLR) di Kabupaten Bogor merupakan masalah yang penting. Prevalensi BBLR selama 2 tahun terakhir di Kabupaten Bogor cenderung meningkat. Kecamatan Jasinga tercatat sebagai penyumbang kasus tertinggi selama 3 tahun terakhir.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan antenatal (berdasarkan frekuensi kunjungan dan pemeriksaan rutin) dengan kejadian BBLR di wilayah kerja Puskesmas Jasinga. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Populasi studi adalah ibu melahirkan pada periode 1 Januari sampai 31 Desember 2015 di wilayah kerja Puskesmas Jasinga. Jumlah sampel sebanyak 171 terdiri dari 57 kasus dan 114 kontrol. Frekuensi kunjungan kurang dari 4 kali meningkatkan risiko BBLR 1,99 (95% CI: 0,46–8,51) setelah dikontrol variabel tinggi badan ibu, jumlah kelahiran dan konsumsi tablet besi. Pemeriksaan rutin buruk meningkatkan risiko BBLR 1,35  (95% CI: 0,06–28,91) Setelah dikontrol variabel frekuensi kunjungan, umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah kelahiran, jarak persalinan, komplikasi kehamilan dan konsumsi tablet besi. Masyarakat khususnya ibu hamil diharapkan memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama kehamilan dan melakukan pemeriksaan rutin secara lengkap.

Low birth weight infants in Bogor Region is observed as a crucial health issue. Jasinga District has been contributing the highest number of such cases in this region for the last 3 years. This study was aimed to find out the relationship between antenatal care quality (based on the frequency of visit and routine check up) and Low Birth Weight Infant cases in the working territory of Jasinga Public Health Center, Jasinga District, Bogor Region. The design of this study was case-control. The population in this study were mothers with birth infants throughout the period of January 1 until December 31, 2015. The sample number was 171, consisting of 57 cases and 114 controls. Visit frequency less than 4 times increasing Low Birth Weight Infant cases 1,99 (95% CI: 0,46–8,51) after being controlled by height, parity dan intake of iron tablets. Uncomplete rountine check up increasing Low Birth Weight Infant cases 1,35 (95% CI: 0,06–28,91) After being controlled by visit frequency, age, level of education, occupation, parity, spacing of pregnancy, pregnancy complications and intake of iron tablets. The society especially pregnant mothers are advised to do a minimum of 4 times antenatal visits throughout their pregnancy periods and undergo routine check up completely."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Ingan Ukur
"Angka kematian perinatal di Indonesia masih merupakan masalah penting yang harus ditanggulangi. Hasil SDKI (2002 s/d 2012) menunjukkan angka kematian perinatal di Indonesia masih stagnan dan cenderung meningkat. Untuk menekan angka kematian perinatal, dibutuhkan ketersediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, tenaga kesehatan yang kompeten dan dekat dengan masyarakat.Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah deteksi dini komplikasi kehamilan. Alat teknologi yang sering digunakan untuk deteksi dini komplikasi kehamilan adalah USG. Adanya keterbatasan tenaga kesehatan khususnya dokter atau dokter spesialis kebidanan di daerah sulit dan terpencil, maka perlu di teliti tentang kemampuan bidan dalam deteksi dini komplikasi kehamilan dengan menggunakan alat USG, yang pada akhirnya diharapkan dapat menurunkan kematian perinatal.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan bidan yang menggunakan alat USG dalam deteksi dini komplikasi kehamilan (Plasenta Previa, Gemelli, dan Malpresentasi) dan kontribusinya dalam menurunkan kesakitan dan kematian perinatal yang cost efektif.
Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen, yang dilaksanakan di 20 puskesmas di kabupaten Bogor, dan dua rumah sakit rujukan, yaitu RS Cibinong dan Ciawi. Pada puskesmas intervensi disediakan alat USG sementara pada puskesmas kontrol tanpa alat USG. Masing‐masing puskesmas intervensi, dua bidan terpilih dilatih menggunakan alat USG, sementara pada puskesmas kontrol tidak dilatih menggunakan alat USG.
Pelatihan dilakukan selama dua minggu dan praktek selama dua bulan sebelum penelitian, mengacu kepada kurikulum yang ada.Tahap analisis yang dilakukan adalah uji diagnostik dengan dokter spesialis kebidanan sebagai gold standar, regresi logistik, menghitung probabilitas potensi kesakitan dan kematian perinatal dan analisis efektivitas biaya.
Hasil uji diagnostik membuktikan bahwa bidan mampu melakukan deteksi dini komplikasi kehamilan dengan baik, dengan nilai sensifitas sebesar 91.67% dan spesifitas 93.94%. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa bidan yang menggunakan alat USG mempunyai kemampuan deteksi dini komplikasi kehamilan dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan bidan tanpa alat USG. Bidan dengan masa kerja < 12 tahun dalam bidang kebidanan, mempunyai kemampuan 2.27 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bidan dengan masa kerja ≥ 12 tahun. Bidan yang menggunakan alat USG dengan masa kerja di bidang kebidanan < 12 tahun mempunyai kemampuan 6.38 kali lebih tinggi dalam deteksi dini komplikasi kehamilan dibandingkan dengan bidan tanpa alat USG dengan masa kerja < 12 tahun.
Apabila seluruh kasus komplikasi yang teridentifikasi melalui alat USG dirujuk secara efektif (tepat waktu dan tepat guna) maka kasus kematian perinatal yang dapat diselamatkan adalah 20,648 kasus, 2.5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bidan tanpa alat USG dimana kasus kematian perinatal yang dapat diselamatkan hanya 8,012 kasus. Hasil analisis efektivitas biaya membuktikan bahwa deteksi dini oleh bidan yang menggunakan alat USG merupakan upaya yang cost efektif.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah pelatihan penggunaan alat USG oleh bidan, yang meliputi teori dan praktek yang cukup, dan dalam pelaksanaannya di bawah tenaga ahli, akan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Replikasi dari penelitian ini dapat dilakukan di daerah sulit dan terpencil untuk mengetahui hasil yang lebih spesifik tentang deteksi dini komplikasi kehamilan, dan melalui pengembangan tele‐medicine yang menghubungkan bidan di daerah sulit dan terisolasi dengan dokter spesialis kebidanan di fasilitas rujukan (RS dengan PONEK 24/7), diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu dan perinatal.

Perinatal Mortality Rate in Indonesia is still an important issue that must be addressed. The 2002‐2012 IDHS results show that perinatal mortality rate in Indonesia is still stagnant and tends to increase. The availability of good quality health services, health workersbeing competent and close to communities are needed to decline the perinatal mortality rate. One of the required efforts is through early detection of pregnancy complications. The application of ultrasound device as one of advanced technologies is often used for detecting early pregnancy complications. Due to limitations on health workers such as doctors or obstetricians in difficult and remote areas, it is important to identify midwives ability for applying early detection of pregnancy complications by using ultrasound device.
This study aims to identify midwives ability of using ultrasound device for early detection of pregnancy complications (Placenta Praevia, Gemelli, and Malpresentation) and their contribution in reducing perinatal morbidity and mortality potential that are cost‐effective.
This study used a quasi‐experiment design and conducted in 20 community health centers in Bogor district, and two referral hospitals, namely Cibinong Hospital and Ciawi Hospital. Ultrasound device is provided for intervention community health centers while for control community health centers without ultrasound device.
The training on the use of ultrasound is completed for two weeks and two months for ultrasound practices before the study. The analysis phase was performed by using diagnostic test (gold standard obstetrician), logistic regression, probabilitas, and analysis of costeffectiveness.
The diagnostic test results show that midwives are able to perform well early detection of pregnancy complications, with values: sensitivity of 91.67% and a specificity of 93.94%. Results of logistic regression analysis displayed that midwives with ultrasound device for detection of pregnancy complications has the capability of early detection of pregnancy complications two times higher than midwives without ultrasound device. Midwives with a working period in obstetrics < 12 year have the capacity of early detection of pregnancy complication 2.27 times higher than midwives with a working period in obstetrics ≥ 12 year. Midwives using ultrasound device with a working period in obstetrics <12 year have the capacity of early detection of pregnancy complications 6.38 times higher than midwives without ultrasound device with a working period < 12 year. If all complications cases were identified through ultrasound device and referred effectively (timely and appropriate), perinatal death cases which can be saved was 20,648 cases, 2.5 times higher than those without ultrasound device in which perinatal death cases can only save 8,012 cases. The results of cost effectiveness analysis demonstrated that early detection made by midwife who used ultrasound device has cost effectiveness.
The recommendationof this study isthe need of training for midwives on using ultrasound device that consists of required theory and practices and during its application under expert supervision would show promising outcomes. Replication of this study can be done in remote areas for early detection pregnancy complications, and through the development of tele‐medicine that connects midwife in remote and isolated areas with obstetricians at the referral facility (district hospital with obstetric service and comprehensive neonatal emergency care 24/7), expected to reduce maternal and perinatal mortality."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
D2022
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurensius Guntur
"[Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pemberdayaan perempuan, utilisasi layanan kesehatan dengan kematian perinatal di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional menggunakan data sekunder SDKI 2012. Sampel penelitian ini adalah semua WUS yang (15 ? 49 tahun) yang pernah melahirkan dalam kurun waktu lima tahun terakhir sebelum survei pada data SDKI 2012. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pemberdayaan perempuan dengan kematian perinatal. Ada hubungan antara Utilisasi layanan kesehatan dengan kematian Perinatal. variabel lain yang signifikan mempengaruhi kejadian kematian perinatal adalah pendidikan, status ekonomi, jumlah kelahiran, komplikasi kehamilan dan komplikasi persalinan. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian perinatal adalah variabel utilisasi layanan kesehatan buruk pada kelompok status ekonomi rendah dengan Odds ratio

The purpose of this study was determine the correlation of womens Empowerment, health service utilization with perinatal mortality in Indonesia in 2012. The research was quantitative, with cross sectional design using secondary data SDKI 2012. The sample was all womens aged 15 ? 49 years old who were respondent in data SDKI 2012 and has breathing in past five years before survey SDKI 2012. The results showed that the women?s empowerment has not correlation with perinatal mortality, health service utilization has relationship with perinatal mortality. The other variables that has significantly correlation with perinatal mortality are educational level, economic status, parity, breathing complications and pregnancy complications. Breathing complication was the most correlation factor with perinatal mortality (OR: 4.5, 95%CI: 2.21-9.12). The purpose of this study was determine the correlation of women?s Empowerment, health service utilization with perinatal mortality in Indonesia in 2012. The research was quantitative, with cross sectional design using secondary data SDKI 2012. The sample was all womens aged 15 ? 49 years old who were respondent in data SDKI 2012 and has breathing in past five years before survey SDKI 2012. The results showed that the women?s empowerment has not correlation with perinatal mortality, health service utilization has relationship with perinatal mortality. The other variables that has significantly correlation with perinatal mortality are educational level, economic status, parity, breathing complications and pregnancy complications. Breathing complication was the most correlation factor with perinatal mortality (OR: 4.5, 95%CI: 2.21 ? 9.12).;The purpose of this study was determine the correlation of women?s Empowerment, health service utilization with perinatal mortality in Indonesia in 2012. The research was quantitative, with cross sectional design using secondary data SDKI 2012. The sample was all womens aged 15-49 years old who were respondent in data SDKI 2012 and has breathing in past five years before survey SDKI 2012. The results showed that the womens empowerment has not correlation with perinatal mortality, health service utilization has relationship with perinatal mortality. The other variables that has significantly correlation with perinatal mortality are educational level, economic status, parity, breathing complications and pregnancy complications. Breathing complication was the most correlation factor with perinatal mortality (OR: 4.5, 95%CI: 2.21 ? 9.12).;The purpose of this study was determine the correlation of women?s Empowerment , health service utilization with perinatal mortality in Indonesia in 2012. The research was quantitative, with cross sectional design using secondary data SDKI 2012. The sample was all womens aged 15 ? 49 years old who were respondent in data SDKI 2012 and has breathing in past five years before survey SDKI 2012. The results showed that the women?s empowerment has not correlation with perinatal mortality, health service utilization has relationship with perinatal mortality. The other variables that has significantly correlation with perinatal mortality are educational level , economic status, parity, breathing complications and pregnancy complications. Breathing complication was the most correlation factor with perinatal mortality (OR: 4.5, 95%CI: 2.21 ? 9.12).;The purpose of this study was determine the correlation of women?s Empowerment , health service utilization with perinatal mortality in Indonesia in 2012. The research was quantitative, with cross sectional design using secondary data SDKI 2012. The sample was all womens aged 15 ? 49 years old who were respondent in data SDKI 2012 and has breathing in past five years before survey SDKI 2012. The results showed that the women?s empowerment has not correlation with perinatal mortality, health service utilization has relationship with perinatal mortality. The other variables that has significantly correlation with perinatal mortality are educational level , economic status, parity, breathing complications and pregnancy complications. Breathing complication was the most correlation factor with perinatal mortality (OR: 4.5, 95%CI: 2.21 ? 9.12)., The purpose of this study was determine the correlation of women’s Empowerment , health service utilization with perinatal mortality in Indonesia in 2012. The research was quantitative, with cross sectional design using secondary data SDKI 2012. The sample was all womens aged 15 – 49 years old who were respondent in data SDKI 2012 and has breathing in past five years before survey SDKI 2012. The results showed that the women’s empowerment has not correlation with perinatal mortality, health service utilization has relationship with perinatal mortality. The other variables that has significantly correlation with perinatal mortality are educational level , economic status, parity, breathing complications and pregnancy complications. Breathing complication was the most correlation factor with perinatal mortality (OR: 4.5, 95%CI: 2.21 – 9.12).]"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Nora Lina
"ABSTRAK
WHO melaporkan bahwa setiap hari lebih dari 7.200 bayi lahir mati dan memperkirakan lebih dari 9 juta bayi meninggal sebelum lahir atau pada minggu pertama kehidupannya periode perinatal . Penurunan angka kematian perinatal ini sangat ditentukan oleh penatalaksanaan kesehatan ibu pada saat kehamilan, menjelang persalinan dan setelah persalinan. Salah satu upaya dalam menurunkan angka kematian perinatal adalah dengan upaya menurunkan angka komplikasi kehamilan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan komplikasi kehamilan dengan kematian perinatal di Indonesia tahun 2007-2014 dengan menggunakan data sekunder IFLS V 2014. Desain studi dalam penelitian ini menggunakan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah bayi yang lahir hidup dan bayi yang mengalami kematian selama periode perinatal yang merupakan anak terakhir pada persalinan tunggal dengan total 2.245 responden. Hasil analisis multivariat menunjukkan ibu dengan komplikasi kehamilan dan memiliki riwayat kematian perinatal dengan nilai OR 7,85. Ibu dengan tidak komplikasi kehamilan dan memiliki riwayat kematian perinatal berisiko untuk mengalami kematian perinatal dengan nilai OR 10,66. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa riwayat kematian perinatal mempunyai peranan yang sangat besar pada kematian perinatal. Diharapkan pemerintah dalam penguatan buku kesehatan ibu dan anak Buku KIA .Kata kunci:Komplikasi Kehamilan, Kematian Perinatal, IFLS 5 2014.

ABSTRACT
WHO reported that everyday more than 7,200 babies are stillbirth and estimated more than 9 million die before birth or in the first week of life perinatal period . Decrease in this perinatal mortality is largely determined by the management of maternal health at the time of pregnancy, before labor and after delivery. One effort to reduce perinatal mortality is by reducing the rate of pregnancy complications. This study aims to determine the relationship of pregnancy complications with perinatal mortality in Indonesia in 2007 1014 using IFLS V 2014 secondary data. The study design in this study used cross sectional. Population in this study was live birth infants infants who died during the perinatal period and who are also the last child from the single labor with total 2,245 respondents. The results using multivariate analysis with logistic regression and controlled by height variable, perinatal death history, history of ANC visit, smoking habit, birth age and interaction history of perinatal death with pregnancy complication showed that mother with pregnancy complication and history of perinatal death has OR 7.85. While mothers with no complication of pregnancy and had a history of perinatal death at risk of perinatal mortality has OR 10.66. This study showed that the history of perinatal death has an important role in perinatal death. The government is expected to strengthen the application of maternal and child health book KIA Book .Key words Pregnancy Complications, Perinatal Mortality, IFLS 5"
2017
T47636
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>