Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164510 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dody Setyadi
"Seiring dengan laju pembangunan maka pandidikan masyarakat juga semakin meningkat. Hal ini berakibat pada peningkatan mutu dan aspirasi individu yang menjadi bagian dari angkatan kerja. Mereka yang lebih terdidik lebih suka memilih-milih pekeriaan sehingga akan lebih lama mencari kerja.
Penelitian ini bertu.juan selain untuk melihat karakteristik tenaga kerja di propinsi Jawa Tengah juga ingin mengetahui bagaimana variabel sosial demorafi dan ekonomi dapat mempengaruhi perilaku tenaga kerja dan lamanya mencari kerja.
Data yang digunakan adalah Sakernas 1992 propinsi Jawa Tengah. Untuk menganalisis perilaku tanaga kerja reapondennya adalah seluruh tenaga kerja sedangkan untuk menganalisis lama mencari kerja respondennya adalah pencari kerja.
Kerangka model yang dibangun adalah dengan menggunakan pendekatan Search Theory, yang kemudian diformulasikan kedalam model statistik yaitu model multinomial logistik berganda, model logistik berganda Berta model regresi linear berganda.
Dari hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kerja di Jawa Tengah adalah berpendidikan rendah yaitu 78.92% berpendidikan maksimal tamat SD. Mereka yang pendidikannya lebih tinggi, usianya lebih tinggi namun belum menginjak 40 tahun, berstatus bukan sebagai kepala rumah tangga 'dan berjenis kelamin laki-laki akan mempunyai kecenderungan untuk mencari kerja lebih lama.
Dari hasil analisis inferensial model probabilitas mencari kerja dihasilkan temuan bahwa semakin tinggi pendidikkan, probabilitas mereka yang hanya mencari kerja. akan semakin kecil. Namun bila kita perhatikan dengan mereka yang bekerja sambil mencari kerja akan menjadi lain hasilnya yaitu mereka yang berpendidikan lebih tinggi mula-mula probabilitas mencari kerjanya semakin rendah namun untuk yang berpendidikan SLTA + probabilitas mencari.kerjanya adalah tertinggi. Untuk mereka yang berusia lebih tinggi, berjenis kelamin perempuan dan yang berstatus sebagai kepala rumah tangga probabilitas mencari kerjanya juga lebih rendah artinya mereka lebih singkat berada dalam masa mencari kerjanya. Bila yang diperhatikan adalah nilai probabilitas dari kereka yang hanya mencari kerja maka akan nampak bahwa laki-laki lebih singkat berada dalam masa mencari kerja.
Dari hasil analisis inferensial model lama mencari kerja ditemukan bahwa mula-mula variabel status dalam rumah tangga, pendidikkan dan umur untuk kategori tertentu tidak berpengaruh signifikan namun setelah dimasukkannya variabel mills, ketiga variabel tersebut meniadi signifikan. Dari parameter estimasi persamaan regresi model lama mencari kerja tersebut nampak bahwa mereka yang berpendidikkan lebih rendah yang berusia diatas 40 Tahun dan yang berstatus sebagai kepala rumah tangga ternyata akan mencari kerja lebih cepat.
Disimpulkan bahwa Pendidikkan, umur (kelompok 24-39 tahun), berpengaruh terhadap probabilitas mencari kerja dan lama mencari kerja. Untuk variabel Janis kelamin hanya berpengaruh pada probabilitas mencari kerja. Sedangkan untuk variabel Status dalam rumah tangga hanya berpengaruh terhadap lama mencari kerja. Semua variabel kontekstual tidak berpengaruh pada probabilitas mencari kerja dan lama mencari kerja.
Semakin tinggi pendidikkan atau Semakin rendah usia probabilitas mencari kerjanya juga Semakin tinggi dan semakin lama berada dalam masa mencari kerja. Responden Laki-laki atau yang berstatus bukan sebagai kepala rumah tangga mempunyai probabilitas mencari kerja yang lebih besar dan lebih lama berada dalam masa mencari kerja. Pada model multinomial legit ternyata menunjukan bahwa perempuan mempunyai nilai probabilitas bekerja sambil mencari kerja dan mencari kerja raja yang lebih besar sehingga kemungkinannya menganggur lebih lama.
Terjadi bias selektif yang rendah karena setelah dimasukkan variabel mills, maka educ3, Age2 dan KRT menjadi signifikan. Selain itu juga Terdapat ketidak konsistenan hasil inferensial dengan deskriptifnya yaitu dengan tabel 5.1.6.2, 5.1.6.3, 5.1.6.4, 5.1.7.1, 5.1.7.2 dan 5.1.7.4.
Disarankan kepada para pengambil kebijakan agar mengantisipasi keadaan tersebut dengan jalan meningkatkan pemberian informasi (mengenai lowongan pekerjaan) dan ketrampilan yang diperlukan di dunia kerja. Diaamping itu perlu lebih meningkatkan lagi peranan lembaga non pemerintah untuk ikut menciptakan peserta didik yang tidak hanya mampu bekerja namun jugs dapat kreatif menciptakan pekerjaan."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsuddin HM
"Pulau Sumatera yang terdiri dari delapan propinsi. Pada tahun 1992 dihuni oleh 57,94 persen angkatan kerja dari jumlah tenaga kerja di wilayah ini, dan 2,47 persen diantaranya adalah penganggur. Angka pengangguran yang merupakan refleksi dari rasio jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja cenderung meningkat, dengan proporsi 58,18 persen adalah penganggur yang berpendidikan SLTA.
Dengan mengaplikasikan Search Theory dalam data SAKERNAS tahun 1992, maka tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan lama mencari kerja berdasarkan karakteristik dan sosio demografis dari pengangguran tenaga kerja terdidik di Sumatera, baik terhadap mereka yang bekerja sambil mencari kerja (on job search) maupun terhadap mereka yang mengaggur sambil mencari kerja (unemployment job search).
Teisi ini juga bertujuan untuk mempelajari bagaimana perilaku angkatan kerja di pasar kerja. Artinya pada karakteristik angkatan kerja dan bekerja di Sumatera mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lama mencari kerja. Konsistensi hipotesis berdasarkan hasil uji statistik memberi arti bahwa:
Pencari kerja yang berpendidikan lebih tinggi cenderung masa mencari kerjanya lebih lama dibanding mereka yang berpendidikan rendah. Dengan kata lain terdapat hubungan positif antara lama mencari kerja dengan pendidikan. Sementara pencari kerja yang berusia tua ada kecenderungan semakin cepat memperoleh pekerjaan dibanding yang lebih muda. Denga kata lain terdapat hubungan negatif antara lama mencari kerja dengan umur.
Pencari kerja laki-laki di Sumatera rata-rata masa mencari kerjanya lebih singkat dibanding perempuan. Temuan ini diperkuat hasil analisis deskriptif. Pencari kerja yang berstatus kepala rumah tangga rata-rata masa mencari kerjanya lebih singkat dibanding dengan mereka yang bukan kepala rumah tangga.
Mereka yang berpengalaman masa mencari kerja lebih singkat dibanding yang tidak berpengalaman. Permintaan tenaga kerja pada pasar kerja lebih yakin dan percaya kepada mereka yang mempunyai pengalaman kerja. Strategi bekerja sambil mencari kerja, masa mencari kerjanya lebih singkat dibanding menganggur sambil mencari kerja. Berarti strategi ini di Sumatera dan diduga berlaku untuk Indonesia sangat tepat untuk memperoleh pekerjaan yang lebih cocok mengingat pasar kerja di Indonesia sarat dengan ketidakpastian.
Ketika variabel bebas Mills Ratio dimasukkan dalam model untuk mengatasi selectivity bias, ternyata penaksiran OLS menunjukkan perbedaan yang mendasar denga ntemuan sebelumnya. Walaupun tandan dan nilai absolut parameter estimasinya memperlihatkan perubahan, namun tetap konsisten dengan hipotesis. Variable Mills Ratio pada persamaan Tabel 6.1b menunjukkan hubungan yang signifikan pada α = 0.01 memberi arti bahwa terdapat persoalan selectivity bias dalam model ini. Dengan kata lain bahwa mereka yang tidak mencari kerja mempunyai pengaruh terhadap kecenderungan untuk mencari kerja.
Penaksiran dengan Multinominal Logit menyatakan bahwa angkatan kerja yang lebih terdidik mempunyai probabilitas yang lebih besar untuk menganggur, angkatan kerja berusia muda probabilitas menganggurnya lebih besar, angkatan kerja bukan kepala rumah tangga probabilitas menganggurnya lebih besar. Temuan yang berbeda bahwa laki-laki probabilitas menganggurnya lebih tinggi dibanding perempuan."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Goro Binardjo
"Pembangunan berarti menciptakan kondisi-kondisi untuk merealisasikan human person utility. Menurut Seers (1972), evaluasi pembangunan difokuskan pada tiga kreteria yang saling berhubungan, yaitu reduksi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan. Ditegaskan juga bahwa target pendapatan nasional dianggap tidak relevan sebagai indikator yang baik tentang pembangunan. Alasannya kenaikan pendapatan nasional tidak otomatis mengurangi ketimpangan karena pembangunan dapat disinominkan dengan konsep perbaikan.
Variabel penduduk baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi laju pembangiman. Jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan yang tinggi, apabila tidak diimbangi dengan sumber daya manusia (human. resources) yang memadai justru akan menjadi bumerang bagi laju pembangunan. Oleh karena itu pengupayaan pengembangan dan pendayagunaan sumber daya manusia harus mempunyai penakanan yang lebih serius. Pengembangan sumber daya manusia mempunyai dimensi yang luas, sepertinya; mutu modal manusia, sosial ekonomi, sampai pada budaya manusia. Dengan demikian pengembangan sumber daya manusia tidak hanya sekedar meningkatkan kemampuan semata, akan tetapi adanya kebebasan dalam menentukan pilihan yang akan diambil, sepertinya kebebasan dalam soal memilih jenis pekerjaan yang akan dipilih.
Menurut Wirosuhardjo (1988), kecenderungan makin tingginya persentase penganggur yang berpendidikan strata satu (Sarjana) ini salah satu penyebabnya adalah makin tinggi pendidikan, aspirasi untuk mendapatkan kedudukan atau kesempatan kerja yang sesuai juga lebih tinggi. Menurut Ananta dan Sugiharso (1993) meningkatnya persedian tenaga kerja yang berpendidikan tinggi juga akan menurunkan penghargaaan terhadap ijasah dan segala tanda tamat mengikuti suatu pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa gelar seorang pencari kerja buka satu-satunya jaminan untuk memperoleh pekerjaan di masa yang akan datang."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
N. Haidy Ahmad Pasay
"Angka pengangguran tenaga kerja terdidik terus meningkat setiap tahunnya. Dari 8,59 juta penganggur ditahun 2010, 4,8 juta di antaranya adalah penganggur terdidik. Sementara itu, lama mencari kerja mencapai11 bulan. Metode Heckman Dua Tahap digunakan untuk menduga upah minimum yang diinginkan danMetode OLS untuk menduga lama mencari kerja serta berdasarkan karakteristik sosial, demogra, danregional. Lama mencari kerja bagi yang berpendidikan tinggi lebih lama daripada yang berpendidikanrendah. Upah minimum yang diinginkan dengan karakteristik sosial, demogra, dan regional angkatan kerjaberpendidikan tinggi lebih besar daripada yang lainnya."
2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Matsui, Kazuhisa
"Dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang menjadi salah satu masalah pokok yang sering dibahas dewasa ini adalah masalah Sumber Daya Manusia (SDM). Semua orang mengetahui akan pentingnya SDM yang bermutu tinggi, mengingat SDM yang bermutu tinggi. dapat memacu akselerasi pertumbuhan ekonomi. Masih kurangnya SDM yang bermutu tinggi di Indonesia maka Sumber Daya Manusia yang bermutu tinggi sangat diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).
Tenaga kerja terdidik tingkat tinggi merupakan faktor utama untuk mempercepat pembangunan ekonomi suatu negara. Yang perlu diperhatikan dengan -meningkataya jumlah tenaga kerja tersebut adalah Cara penggunaan atau pemanfaatan dalam pasar tenaga kerja. Secara umum dalam ilmu ekonomi dinyatakan bahwa permintaan dan penawaran tenaga kerja akan disesuaikan secara otomatis dengan mekanisme pasar.
Tenaga kerja itu sendiri tidak selalu homogen, faktor pendidikanlah yang banyak memberikan variasi sehingga tercipta tenaga kerja terdidik, sehingga terjadi `perubahan kualitatif dalam pasar tenaga kerja. Penyesuaian antara permintaan dan penawaran tenaga kerja terdidik tingkat tinggi akan menjadi sulit karena adanya interaksi antara peningkatan pendidikan dan perubahan struktural pasar tenaga kerja. Kecenderungan ini akan semakin terlihat jelas dengan adanya kemajuan teknologi dimasa akan datang sehingga penyesuaian atas pennintaan dan penawaran tenaga kerja semakin sulit. Dalam hal ini sering muncul keadaan dimana tingkat penggunaan tenaga."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T4374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hedwigis Esti Riwayati
"Tesis ini menggambarkan penyerapan tenaga kerja menurut lapangan usaha (sektoral), dengan memilih Propinsi Jawa Tengah sebagai daerah observasi. Model yang digunakan dalam tesis ini didasarkan pada model J. Ledent yang berjudul Regional Multiplier Analysis: a Demometric Approach dengan daerah observasi di Tucson Arizona, USA.
Variabel yang digunakan selain variabel ekonomi juga digunakan variabel demografi. Persamaan yang dipakai dalam tesis ini terdiri dari 14 (empat belas) persamaan regresi dan 5 (lima) persamaan identitas. Semua persamaan tersebut merupakan persamaan yang simuttan dan over identrfikasi. Data yang dipakai adalah data time series dengan periode tahun 1978-1999 yang sebagian besar diambil dari data yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).
Untuk mengolah data dan melakukan simulasi ex-post dan ex-ante digunakan program komputer eviews. Dalam membuat simulasi ke depan yaitu tahun 2000 - 2005, dilakukan dengan 3 (tiga) skenario, dengan menggunakan variabel tingkat pengangguran nasional (.NUNR) dan variabel PDRB Propinsi Jawa Tengah menurut lapangan usaha (dalam juta rupiah atas dasar harga konstan 1993), sebagai variabel simulasi. Dari ketiga skenario tersebut memberikan hasil yang pada dasarnya sama, yaitu untuk penyerapan tenaga kerja menurut lapangan usaha (sektoral) di Propinsi Jawa Tengah (dalam jiwa/orang) dari tahun 2000-2005 mengalami peningkatan. Untuk pegawai negeri Sipil serta jumlah kelahiran dan jumlah kematian di Propinsi Propinsi Jawa Tengah (dalam jiwa/orang) mengalami penurunan. Sedangkan untuk tingkat pengangguran lokal Jawa Tengah (dalam %) dan pendapatan rill perkapita Jawa Tengah (dalam rupiah atas dasar harga konstan 1993) dari tahun 2000 - 2005 mengalami peningkatan.
Model dalam tesis ini baik untuk membuat simulasi ke depan dan dapat digunakan atau diaplikasikan di propinsi lainnya.
Daftar Acuan : 37 acuan (1976 - 2000)"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T1638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninik Wara Lestari
"PENDAHULUAN
Pada suatu sore kira-kira pada penghujung tahun 1992, terjadi perbincangan antara saya dengan teman-teman satu wisma/pondokan. Kami berjumlah delapan orang, terdiri dari tiga orang perempuan dan lima orang laki-laki yang dikirim oleh pimpinan Universitas kami di Semarang untuk menempuh studi S2 di Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Ada dua orang (laki-laki) yang berpendidikan Sarjana Sastra Inggris ditawari mengajar bahasa Indonesia untuk orang asing di Jakarta. Kemudian lima orang ( tiga laki-laki dan dua perempuan termasuk saya ) yang berpendidikan Sarjana Ekonomi ditawari untuk ikut mengelola perusahaan teman atau mengajar di berbagai Universitas swasta di Jakarta. Pada umumnya mereka sudah hampir menyelesaikan teori dan tinggal menyusun tesis.
Ada hal yang menarik dalam perbincangan ini, yaitu bagaimana mereka menanggapi masalah tersebut. Melihat tarif mengajar orang asing per jam dinilai tinggi oleh teman saya yang berpendidikan Sarjana Sastra Inggris, maka mereka mau menerima tawaran mengajar. Demikian juga teman saya yang berpendidikan Sarjana Ekonomi, mereka bersedia mengarbankan waktunya untuk menunda pulang ke Semarang demi menerima tawaran 'mengajar di berbagai Universitas swasta di Jakarta dengan imbalan jasa mengajar yang memadai untuk menambah penghasilan. Sebaliknya bagi teman saya perempuan dan saya sendiri masih berpikir panjang untuk menerima tawaran mengajar tersebut. Walaupun honor yang kami terima lama dengan teman laki-laki, tetapi karena kami menilai bahwa pulang (minimal dua minggu sekali) ke Semarang lebih panting daripada mendapat tambahan uang, maka kami belum bersedia menerima tawaran mengajar di Jakarta.
Di penghujung tahun 1945, teman-teman saya sudah menyelesaikan pendidikan 52-nya. Mereka masih juga mengajar. Dengan pendidikan S2-nya, tawaran semakin banyan. Karena ada kewajiban untuk mengajar di Semarang, mereka semakin selektif untuk menerima tawaran pekerjaan. Tambahan uang sudah tidak begitu menarik bagi mereka, karena waktu untuk leisure yang dipunyai semakin terbatas. Mereka harus mengalokasikan waktu sebaik-baiknya untuk memenuhi kewajiban di Semarang (termasuk mengurus keluarga) dan kewajiban di Jakarta.
Secara tidak sadar bahwa perbincangan tersebut sebetulnya membicarakan tentang penawaran tenaga kerja. Mereka yang memilih mengajar dan berapa jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh mereka dipengaruhi oleh tingkat upah di pasar. Inilah yang disebut studi tentang penawaran tenaga kerja."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T3934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Suratman
"Tesis ini bertujuan untuk mengindentifikasi faktor-faktor yang menentukan lamanya seorang tenaga kerja dalam mencari kerja di Kalimantan. Data yang digunakan dalam menganalisis bersumber pada Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun 1992.
Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis adalah search theory,, yang menghipotesakan bahwa semakin tinggi pendidikan tenaga kerja akan semakin tinggi reservation wage-nya, sehingga akan semakin kecil kemungkinannya untuk menemukan tawaran pekerjaan, akibatnya akan semakin lama ia mengalami masa mencari kerja.
Tesis ini juga bertujuan untuk mempelajari bagaimana perilaku tenaga kerja di pasar kerja. Artinya pada karakteristik tenaga kerja tertentu akan dilihat berapa besar probabilitasnya untuk : Bekerja sambil mencari kerja, mencari kerja saja, bekerja saja dan bukan angkatan kerja.
Kesimpulan dari tesis ini adalah : Hipotesis dalam search theory ditemukan ketika lama mencari kerja diduga dengan sampel hanya mereka yang sedang mencari kerja. Pada saat ini, umur, jenis kelamin, status dalam rumah tangga, variabel kontekstual pendapatan perkapita dan angka pengangguran di tiap kabupaten tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lama mencari kerja.
Sebaliknya hipotesa dalam search theory tidak ditemukan ketika lama mencari kerja diduga dengan memperhatikan semua tenaga kerja, tidak pandang apakah ia sedang mencari kerja atau tidak. Pada saat ini, semua variabel yang diperhatikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lama mencari kerja.
Seperti diduga tenaga kerja yang lebih terdidik mempunyai probabilitas mencari kerja yang lebih besar; tenaga kerja berusia muda mempunyai probabilitas mencari kerja yang lebih besar; tenaga kerja yang bukan kepala rumah tangga mempunyai probabilitas mencari kerja yang lebih besar; dan tenaga kerja yang tinggal di daerah dimana angka pengangguran di atas 3 % mempunyai
Akhirnya dengan mengalikan lama mencari kerja dan probabilitas mencari kerja ditemukan bahwa tenaga kerja yang lebih terdidik mempunyai expected value lama mencari kerja yang lebih tinggi dibanding tenaga kerja yang kurang terdidik."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Subekti
"Peningkatan pertumbuhan ekonomi dl Indonesia justru diikuti oleh kenaikan tingkat pengangguran yang cukup tinggi di setiap daerah. Implementasi pelaksanaan otonomi daerah desentralisasi fiskal yang dimulai tahun 2001 diharapkan dapat meningkatan kemampuan daerah dalam peningkatan pembangunan ekonominya masing-masing.
Penelitian ini dllakukan untuk melihat gambaran ketenagakerjaan daerah terutama mengenai penganggulan, kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran dengan menggunakan data panel tahun 1998-2004 untuk 26 provinsi dl Indonesia.
Menggunakan model fungsi produksi dan produktivitas dengan memperlakukan modal manusia sebagal Input produksi. Hasilnya menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja dan peningkatan modal manusia secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi yang positif. Namun, nilai investasi tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kualitas tenaga kerja yang ditunjukkan dengan modal manusia per tenaga kerja mempengaruhi secara signifikan pada produktivitas di Indonesia.
Dari beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat pengangguran dipengaruhi oleh faktor-faktor permintaan dan penawaran tenaga kerja. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa darl sisi indlkator tenaga kerja hanya partisipasi wanita yang signfiikan mempengaruhi tingkat pengangguran dengan hubungan negatif, sedangkan modal manusia tidak signifikan mempengaruhi tingkat pengangguran. Selanjutnya, dari struktur industri, daya tarik daerah yang ditunjukkan dengan kepadatan penduduk dan performa ekonomi tidak signifikan mempengaruhi tingkat pengangguran.
Untuk menganalisis perkembangan tingkat pengangguran menggunakan statistik non-parametrik. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat pengangguran cenderung mengalami kenaikan setelah pelaksanaan otonomi daerah dengan penyebaran yang sama di setiap daerah di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhania Prabaningrum
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S8248
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>