Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71948 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendra Setiawan
"ABSTRAK
Lama rawat berhubungan erat dengan mutu dan efisiensi rumah sakit, dan jumlah pengeluaran biaya oleh keluarga pasien, agar dapat mewujudkan kepuasan pasien dan keluarga pasien. dengan mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan lama rawat , maka hal tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja rumah sakit.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional , dengan mempergunakan data sekunder yang diambil dari data rekam medis di Rumah Sakit Jiwa Pusat (RSJP) Semarang. Variabel bebas penelitian terdiri dari : (1) identitas meliputi jenis kelamin, dan umur ; (2) kondisi medis yang terdiri dari perawatan sebelumnya, diagnosa, dan alasan pemulangan pasien. Variabel terikat adalah lama rawat di rawat inap RSJP Semarang. Analisis data secara statistik menggunakan analisa univarian dan chi -square.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut . variabel yang berhubungan dengan lama rawat yaitu umur, perawatan sebelumnya, dan alasan pemulangan pasien. Hipotesis penelitian setelah melalui uji statistik adalah benar, bahwa lama rawat berhubungan dengan umur,perawatan sebelumnya, dan alasan pemulangan (X2 > harga kritik chi-square). Sedangkan lama rawat tidak berhubungan dengan jenis kelamin, dan diagnosa ( X2 < harga kritik chi square )
Agar dapat meningkatkan kinerja RSJP Semarang disarankan untuk intensifikasi dan perluasan integrasi kesehatan jiwa, konseling keluarga pasien, dan meningkatkan usaha pemasaran.
Daftar pustaka 33 ( 1973 - 1997 )

ABSTRACT
The Factors that Correlate with Length of Stay at Rumah Sakit Jiwa Pusat SemarangLength of stay correlate with hospital quality and efficiency, beside that length of stay influence the price that must be paid by patient to get satisfaction. By knowing factors that correlates with length of stay, could use to get better work hospitality.
This examination is cross sectional design and used secondary data from medical record of Rumah Sakit Jiwa Pusat (RSJP) Semarang. Dependent variabel examination are :
1. Identity are : gender, and age.
2. Medical situation are: last inpatient care ,diagnostic, and discharge reason.
Length of stay is inpatient variable independent RSJP Semarang. Secondary data analysis statistic use univarian analysis and chi-square.
Outcome of this examination : factors that correlate with length of stay are, age, and last inpatient care. Hypothesis examination are true by statistical trial, that length of stay correlated with age, last inpatient care, and discharge reason ( x2 > critic chi-square value). While length of stay not correlated with gender, and diagnostic x2 < critic chi-square value ).
Length of stay not correlated with gender, and diagnostic ( X2 < critic chi-square value ) .
To get better work hospitality , hospital advice to ascending psychiatric health intensification and integration extension psychiatric health, patient family counseling, and intensive marketing.
Bibliography : 33 ( 1973 - 1997 )
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hadi Kartiko
"Pendahuluan :
Dengan meningkatnya bidang perumahsakitan pada saat sekarang ini yang juga diikuti dengan peningkatan dari "demand" masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka diperlukan pengelolaan suatu rumah sakit yang efisien dan bermutu.
Namun dalam hal pengelolaan tersebut banyak faktor yang berperan, disamping sumber daya yang ada pada rumah sakit juga ada beberapa indikator sebagai tolok ukur keberhasilan / efisiensi dari suatu rumah sakit diantaranya adalah lama hari rawat dari pasien rawat inap.
Pada penelitian ini akan dianalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan lama hari rawat pasien operasi di bagian kebidanan dan penyakit kandungan rumah sakit PMI Bogor, oleh karena sebagian bestir ( 72.28 %) dari 267 pasien yang mengalarni salah satu dari operasi seksio sesaren salpingooforektomi atau hietoroldomi mongalami perpanjangan lama hari rawat.
Tujuan peneltian :
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini, adalah untuk melakukan analisa deskriptif faktor-faktor yang berhubungan dengan lama hari rawat pasien yang mengalami salah satu dan operasi seksio sesarea, salpingooforektomi atau histerektomi di bagian kebidanan dan penyakit kandungan nunah sakit PMI Bogor.
Metodologi penelitian:
Rancangan / disain penelitian ini, adalah merupakan studi "cross sectional"
Populasi penelitian adalah, pasien rawat inap di bagian kebidanan dan penyakit kandungan yang mengalami salah satu dari operasi seksio sesarea, salpingooforektomi atau histerektomi periode Januari sanipai dengan Desember 1994, sedangkan sampel penelitian adalah total populasi yaitu sebanyak 267 kasus yang mengalami salah satu dari ketiga nrncam operasi tersebut. Dan data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari catatan medik pasien di bagian rekam medik. Analisa yang dipergunakan adalah analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan analisa bivariat yang dalam hal ini dipergunakan penghitungan Odd Ratio dan uji Chi square.
Hasil penelitian:
Dari tujuh variabel yang diajukan ternyata lima variabel yang menunjukkan hubungun yang benuakna secara statistik dengan lama hari rawat pada operasi seksio sesarea, empat variabel pada operasi salpingooforektomi dan tiga variabel pada operasi histerektomi,dalam hal mana, tiga variabel ( sifat operasi, kelas perawatan dan penaggung jawab biaya ) menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik dengan lama hari rawat pada ketiga macaru operasi tersebut.
Kesimpulan :
Dari hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa dari ketiga variabel yang menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik terhadap lama hari rawat, ternyata variabel sifat operasi dan kelas perawatan merupakan variabel yang selalu konsisten, artinya bahwa kedua variabel tersebut selalu muncul dan tetap pada setiap tindakan operasi. Dari variabel alasan pulang, disini peran dokter dalam menentukan kepulangan pasien dari rumah sakit mempunyai kontribusi yang cukup besar, hal ini dapat dimengerti oleh karena pasien yang pulang dari rumah sakit akan merasa puas apabila dipulangkan oleh dokter yang merawatnya. Sebaliknya variabel infeksi luka operasi menunjukkan hubungan yang tidak bermakna secara statistik dengan lama hari rawat pada ketiga macam operasi tersebut, hal ini antara lain oleh karena keterbatasan pada penelitian ini.
Saran :
Oleh karena variabel sifat operasi dan kelas perawatan mempunyai hubungan yang cukup erat dengan lama hari rawat, maka disurankan pada pihak rumah sakit bila menangani kasus-kasus yang termasuk dalam kategori ini hendaknya lebih intensif sehingga diharapkan terjadinya perpanjangan lama hari rawat dapat diperkecil.
Kiranya pihak rumah sakit memotivasi tenaga medis khususnya dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan untuk mempertimbangkan kepulangan pasien, sehingga diharapkan dapat membantu dalam upaya menekan terjadinya perpanjangan lama hari rawat.

The Factors those to be Connected With The Length of Stay of The Surgical Patient in The Section of Obstetrics and Gynecology at The Hospital PMI BogorIntroduction :
Along with the increasing of the present day field of hospitalization that to be followed by the increasing of the public's "demand" to obtain a healthy service with a good quality, in this case that the hospital itself should be handled in an efficient manner and in a good quality of service. However, in the handling itself there are so many factors with their own roles, not only due to the resource that is present in the hospital itself but also due to some indicators those exist as a measure of success 1 efficiency of the hospital, such as the length of stay of the inpatient. In this research, all factors those to be connected with the length of stay of the surgical patient in the section of obstetrics and gynecology at the hospital of PMI Bogor, because a large part of 267 patients has one of the surgical inpatients of the sectio caesarea, salpingooforectomy or histerectomy those have a lengthening of the length of stay.
The goal of the research :
The goal of this research is an analytical description of the factors those to be connected with the length of stay of the in patient that has one of the surgical treatments of the sectio caesarea, salpingooforectomy or histerectomy in the section of obstetrics and gynecology at the hospital of PMI Bogor.
Methodology of the research :
The design of this research is a "cross sectional" study.
The population of the research is the inpatient in the section of obstetrics and gynecology that has one of the surgical treatments of the sectio caesarea, salpingooforectomy or histerectomy during a period from January to December 1994, while the sampling of the research is a total population of the 267 cases those to be involved in one of the three kinds of the surgical treatments. The data that to be used is a secondary data that to be obtained from the medical record of the patient in the section of the medical copy. The analysis those to be used are, univariant analysis to see the distribution of the frequency, and the bivariant analysis use Odd Ratio and Chi square test for calculating.
The result of the research :
Of the seven variables those to be proposed in fact, only five of them show a meaningful connection statistically with the length of stay for the surgery of sectio caesarea, four variables for the surgery of salpingooforectomy and three variables for the surgery of histerectomy, however the three variables such as ( the nature of the surgery, the clue of the treatment and the underwriter of the cost) show a meaningful connection statistically with the length of stay for three kinds of the surgeries.
Conclusion :
The result of this research provides a conclusion that from the three variables those show a meaningful connection statistically toward the length of stay, in fact the variable of the nature of the surgery and the class of the treatment are the variables those always have been consistent, in another words both variables always present and exist in the measure of the surgery. By the variable of the reason of the homed patient, in this case the role of a physician to decide a homed patient out of the hospital has sufficiently large contribution, however it is understood that a homed patient that out of the hospital is no doubt owing a satisfaction because the patient is allowed to go home by a permission from the doctor who has treated him. In contrast that the variable of the infection wound of surgery shows an unmeaning connection statistically towards the length of stay against the three kinds of the surgeries, it is due to the limitation owned by this research.
Suggestion :
It is clear enough, both variables such as the nature of the surgery and the class of the treatment have a very close connection toward the length of stay, and therefore to be suggested, that the hospital as a medical center would handle all the cases in this category in more intensive way, to be hoped that it could decrease the lengthening of the length of stay. To be that the hospital as a medical center could motivate the medical persons especially the horned patient, in this case to be hoped that it could help the effort in decreasing the lengthening of the length of stay.
References : 38 ( 1969 - 1994 ).
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T3619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Fitrianti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26494
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Fatmasari
"RSUBY sebagai institusi pemberi Iayanan kesehatan dituntut untuk mengupayakan pemanfaatan setiap fasilitas layanan yang dimiliki secara optimal agar dapat tetap survive dalam situasi yang cukup kompetitif seperti sekarang ini. Salah satu fasilitas layanan yang penting adalah apotek, selain karena keberadaannya dibutuhkan untuk dapat memenuhi seluruh kebutuhan obat pasien, bila dikelola dengan baik, apotek akan menjadi salah satu sumber penghasilan bagi rumah sakit yang bersangkutan. Adanya kesenjangan yang cukup menyolok antara jumlah lembar resep penderita rawat jalan di RSUBY dengan jumlah lembar resep yang dilayani depertemen farmasi akan berpengaruh terhadap kelancaran layanan dan sekaligus mengurangi kesempatan menambah penghasilan bagi RSUBY. Untuk dapat mengoptimalkan peran apotek dalam rangka meningkatkan pendapatan rumah sakit perlu dilakukan penelitien survei dengan analisis kuantitatif dibantu dengan perhitungan statistik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan pasien dalam pembelian obat di apotek. Pengumpulan data dilakukan secara survei dengan bantuan kuesioner, besar sampel 105, terhadap pasien poli anak dipilih sebagai responden, dihitung dengan p = 0,5; Cl = 95%. Analisis data yang digunakan analisis univariat dan bivariat.
Dan hasil penelitian didapatkan responden yang berobat ke RSUBY adalah bukan pegawai negeri sipil, bertempat tinggal dekat, berpendidikan rendah, berpenghasilan rendah, membayar sendiri, berpersepsi biaya obat murah, berpersepsi obat lengkap, berpersepsi lama terhadap kecepatan pelayanan, berpersepsi tidak nyaman terhadap ruang tunggu, dan mengetahui adanya layanan apotek lain disekitar RSUBY. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari 10 variabel babas yang diteliti, terdapat 3 variabel (persepsi tentang ketersediaan obat, persepsi kecepatan pelayanan petugas, dan pengetahuan tentang adanya layanan apotek lain) yang terbukti mempunyai hubungan bermakna secara statistik dengan keputusan pembelian obat di departemen farmasi di SUBY.

Related Factors to the Decision Of Outpatients Associated with Purchasing of Medicines in Pharmaceutical Departement at Bhakti Yudha Public Hospital, 2001The Bhakti Yudha Public Hospital as a service provider is demanded to cany out optimally the use of it's every service facility In order to survive in the current competitive situation. One of the prospective service facilities Is pharmacy departement. Beside to fulfil the whole medicine needed by the patient, if it is well managed, the pharmacy departement could become one of the profit centers of the hospital. The sharp gap between the number of the out-patients prescriptions of the Bhakti Yudha Public Hospital and the number of prescriptions served by the pharmaceutical departement will affect the level of services as well as reducing the opportunity to Increase the Income. In order to optimize the role of pharmaceutical departement to increase revenue of the hospital, a research needs to be done with quantitative analysis by using statistics program analysis.
The objective of this research Is to obtain a description on the related factors to the decision of outpatients associated with purchasing of medicines in pharmaceutical departement . The reseach is using survei approach, data collection process is using queslonnaire which were directly asked to respodents, sampel size of 105 and p = 0,5; CI = 95%, Data analysis used are univariate and bivariate.
The research has shown that respondents who are come to hospital are having non goverment employes, having residences close by hospital, having low education, having low income, self payment of medicine, having perception that medicine is cheap, having perception that the medicine is available, having perception that quality of service is bed, having perception that waiting room is uncomfortable, and understand that there are pharmacies located surrounding the Bhakti Yudha Public Hospital. The results of this research show that 7 out of 10 variables have no significant statistical relationship with the utilization of pharmaceutical departement."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan
"Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan prosedur kerja dari setiap jenis kegiatan pelayanan yang diberikan. Bila dilihat dari pendekatan sistem yang terdiri dari komponen masukan, proses, keluaran, maka SOP dapat dikatakan sebagai komponen proses.
Dari data laporan tahunan RSUD Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman, untuk tiga tahun terakhir nilai indikator-indikator kesehatan menggambarkan rendahnya mutu pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan proses pelaksanaan SOP pelayanan rawat inap oleh perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan di RSUD Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman tahun 2000.
Penelitian dilakukan secara observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian merupakan observasi kegiatan oleh perawat di ruang rawat inap. Sedangkan jumlah sampel adalah 64 kali observasi yang dilakukan oleh 32 orang perawat di ruang rawat inap RSUD Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman. Pengumpulan data menggunakan tiga buah instrumen. Instrumen untuk perawat dan pasien berupa data sekunder. Instrumen untuk pelaksanaan SOP berupa data primer. Pengolahan data menggunakan program Epi Info dan SPSS, sedangkan analisis data dengan melakukan analisis univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan hahwa faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan pada cc=0,05 terhadap pelaksanaan SOP adalah pendidikan, status pernikahan, beban kerja, diagnosa penyakit, dan kemandirian pasien. Faktor yang paling dominan adalah beban kerja dimana perawat yang tidak diberi tugas rangkap akan cenderung bekerja sesuai dengan SOP 6,564 kali dibanding dengan perawat yang punya tugas rangkap. Untuk itu perlu kiranya pertimbangan sejauh mungkin agar tidak memberikan tugas rangkap kepada perawat yang bertugas di ruang rawat inap RSUD Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman.

Factors Related to Implementation of SOP of in-Patient Service by Nurses in Increasing the Quality of Service in Regional General Hospital Regency of Pasaman Year 2000.Standard Operating Procedure (SOP) is the work procedure of each type of service activities provided. In terms of system approach that consists of input, process, output process components, the SOP is a part of the process component.
From the annual report of Lubuk Sikaping Regional General Hospital, in regency of Pasaman, for the past three years it turned out that the health indicators that describe the health service quality is not in accordance with to the expected level_
The purpose of this research is to identify the factors related to the implementation process of the SOP of in-patient service by nurses in improving the service quality in the regional general hospital of Lubuk Sikaping in 2000.
This research is done through observation with cross sectional method. The population of the research is observation activities from nurses that in charge in an in-patient room. While the sample of the research is 64 observation activities from 32 nurses that in charge in an in-patient room of the Regional General Hospital of Lubuk Sikaping. The data collection is done by using 3 instruments. The instrument for nurses and patients are obtained from secondary data. While instrument for SOP is primary data.
The data processing is done by using Epi Info and SPSS, while the data analysis is done by using univariate, bivariate, and multivariate analysis.
The result of this research indicates the factors that related significantly within a=0.05 toward the implementation of SOP is education, marital status, workload,
diseases diagnosis, and self-sufficiency of patients. The most dominant factors is the workload in which the nurses that have no multiple tasks will tend work according the SOP 6.564 times compared to the nurses that have multiple tasks.
Therefore, the management of the Regional General Hospital of Lubuk Sikaping needs to consider not to give multiple task to nurses that are in charge in the in-patients ward.
Bibliography 30 (1980 - 2000)"
2001
T1831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tinon Resphati
"Indonesia termasuk negara yang menunjukkan kecenderungan meningkatnya penyakit penyakit karies gigi dan penyakit periodontal. Dari laporan data kesakitan di Indonesia, pasien yang datang berkunjung ke Puskesmas, penyakit gigi dan mulut menduduki ranking 2atau 3 terbanyak selama Pelita. Jumlah Puskesmas di Indonesia yang telah melaksanakan kesehatan gigi dan mulut adalah 4.636 Puskesmas, dengan angka cakupan 5,64 % (Target Nasional adalah 4%), namun, belum dapat menggambarkan pencapaian nasional yang sebenarnya, karena pencapaian per propinsi belum merata per tahunnya. DKI Jakarta mengalami peningkatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dan saat ini memiliki 242 BPG Puskesmas. Sementara apabila dibandingkan dengan angka cakupan, menurun sejak tahun 1995/1996 hingga tahun 1997/1998, 3,50%. Melihat menurunnya angka cakupan di DKI Jakarta apakah ini disebabkan karena menurunnya kualitas pelayanan yang tidak memuaskan bagi pemakai jasa pelayanan sedangkan kepuasan pasien adalah salah satu indikator mutu pelayanan.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut di BPG Puskesmas DKI Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan di BPG Puskesmas Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik yang dilakakukan dengan pendekatan cross sectional secara kuantitatif. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan lembar pertanyaan kepada pasien dan lembar pengamatan terhadap pelayanan BPG Puskesmas. Variabel-variabel yang diteliti adalah faktor lingkungan, peralatan medis, sumber daya manusia sebagai tenaga pelayanan (umur dan masa kerja dokter gigi), cara pemeriksaan dan cara pengobatan, karakteristik pasien (jenis kelamin, umur dan tingkat pendidikan), tingkat kepuasan pasien terhadap cara pemeriksaan dan cara pengobatan serta hubungan dokter gigi-pasien. Analisis data terdiri dari analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 69,5 % pasien puas terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut di BPG Puskesmas dan 30,5 % menyatakan tidak puas. Hubungan antara dua variabel, diperoleh bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kepuasan pasien. Tidak ada hubungan antara faktor lingkungan, peralatan medik, umur dan masa kerja dokter gigi, cara pemeriksaan dan cara pengobatan serta karakteristik pasien (jenis kelamin dan umur).
Saran yang diusulkan, agar memasyarakatkan standar pelayanan dan diadakan penyempurnaan pedoman penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas, dengan menyusun standar pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang baku. Hal ini berkaitan dengan keberhasilan pembangunan kesehatan selama lima Repelita, telah meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan masyarakat sehingga orientasi nilai masyarakat telah berubah. Masyarakat semakin menginginkan pelayanan kesehatan yang lebih balk. Dengan adanya standar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas maka perlu diteliti lebih lanjut mutu pelayanan yang memuaskan pasien.

Indonesia is among the countries which indicate an increasing trend of carries and mouth diseases. From the morbidity data in Indonesia patients that visit the Puskesmas carries and mouth diseases rank second and third during the Fifth Year Plan. Number of Puskesmas in Indonesia that have provided carries and mouth diseases services is 4.636 units, with coverage 5.64% (National target is 4%). However, it does not represents the real national achievement, because it represent national target with unevenly distributed provincial target. The Special Region of the Capital City of Jakarta which has 242 units of BPG (Dental Health Clinic) experienced an increase in dental and mouth health services. Meanwhile, compared to the coverage figure, it decreased from 1995/1996 to 1997/1998 to 3.5%. The decreasing coverage in the Special Region of the Capital City of Jakarta probably due to the decreasing services quality which do not satisfy the users of the services, which the satisfaction of patients is one indicator of services quality.
Based on the above matters, .1 conducted a research to obtain information regarding the satisfaction of patients on the dental and mouth health in BPG of Puskesmas. This research was performed in BPG of Puskesmas in Central Jakarta and South Jakarta. This research is a descriptive and analytical one which was performed by using quantitative cross-sectional approach. Data collection was done by using questionnaire sheets filled in by patients and observation sheets of services of BPG Puskesmas. The variables observed are environmental factors, medical equipments, human resource as provider of services (age and tenure of dentists), examination and treatment method, characteristics of patients (sex, age and level of education), satisfaction level of patients on examination and treatment method and relationship of dentists and patients, The data analysis consists of univariate, bivariate and multivariate analysis.
Results of the research indicate that 69.5% of the patients are satisfied with the dental and mouth health services in BPG of Puskesmas and 30.5% stipulate that they are unsatisfied. Regarding the correlation between two variables, I obtained that there is a correlation between level of education and the satisfaction level of patients. There is no correlation between environmental factors, medical equipments, age and tenure of the dentists, method of examination and treatment and characteristics of patients (sex and age).
My suggestion is that improvement of guidance of services of dental and mouth health in Puskesmas by revising a standard of dental and mouth services. This is related to performance of health development during the Fifth Five Year Plan which has increased the welfare and education of people that their orientation have changed. The people want a better health services. With the standard of dental and mouth health services in Puskesmas, a further research on satisfaction level of patients is required."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.H. Alfikri
"Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang telah berkarya melayani masyarakat sejak 30 tahun yang lalu. Secara umum ada dua macam pelayanan perawatan yang diberikan rumah sakit yaitu rawat jalan (out patient) dan rawat inap (in patient). Dalam memberikan pelayanannya rumah sakit berusaha untuk mengacu kepada standar mutu pelayanan yang telah ditetapkan oleh Depkes, sehingga diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Salah satu indikator yang dapat dilihat untuk melihat kepuasan pasien di rumah sakit adalah jumlah kunjungan pasien secara umum ke rumah sakit.
Berdasarkan data tiga tahun terakhir (1998-2000), diketahui terjadi kecenderungan adanya penurunan pertumbuhan rata-rata jumlah kunjungan rawat jalan secara keseluruhan. Penurunan yang mencolok terjadi di poll mats yang mencapai pertumbuhan sebesar -53%, diikuti jumlah kunjungan di poli umum yaitu sebesar -13%. Apabila data jumlah kunjungan dibandingkan satu tahun sebelumnya, maka proporsi terbesar penurunan terjadi pada poli umum yaitu mencapai 46%.
Unit rawat jalan dari rumah sakit merupakan bagian terpenting dari rumah sakit, jadi (1998). Karena unit rawat jalan berfungsi sebgai profit center dan pintu gerbang masuk pasien, maka secara tidak langsung unit rawat jalan akan menampakkan citra dari rumah sakit tersebut. Mengingat pentingnya peran unit rawat jalan, mengharuskan pengelolaannya dilakukan secara serius.
Adanya penurunan jumlah kunjungan di unit rawat jalan khususynya poli umum di RSI Ibnu Sina, mengindikasikan adanya permasalahan dalam pengelolaan pelayanan di bagian tersebut. Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji faktor-faktor yang kemungkinan terkait dengan terjadinya penurunan jumlah kunjungan pasien di poli umum unit rawat jalan RSI Ibnu Sina.
Sebagai variabel penelitian diambil tiga aspek yaitu : Sumber Daya Manusia, Standar Operating Procedure (SOP) dan pendapatan karyawan. Penelitian ini bersifat eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Informan pada penelitian adalah petugas yang bekerja di bagian poli umum terdiri dari dokter (3 orang), perawat (1 orang), dan pembantu perawat sebanyak 4 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi jumlah ternyata Sumber Daya Manusia sudah cukup memadai, namun tidak terlatih dan kurang mempunyai motivasi yang cukup dalam bekerja. SOP dan Protap rawat jalan pada RSI Ibnu Sina Padang tidak ada sehingga menimbulkan kesulitan bagi informan untuk menerjemahkan perintah pimpinan. Jumlah pendapatan yang diterima informan dirasakan relatif tidak mencukupi bahkan kurang sesuai dengan beban kerja tambahan.
Untuk peningkatan kinerja dimasa yang akan datang, penulis menyarankan hendaknya SDM yang ada perlu diberikan pelatihan-pelatihan teknis guna peningkatan pengetahuan dan kemampuan karyawan. Dalam melaksanakan pekerjaan perlu tersedia SOP dan Protap yang jelas sehingga target dan aktivitas yang dilakukan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Pihak Yayasan atau rumah sakit perlu melakukan peninjauan atas sistem pendapatan/penggajian karyawan, serta perlu menyediakan imbalan terhadap prestasi untuk meningkatkan motivasi karyawan.
Daftar bacaan : 21 (1984 -- 2000)

Analysis Internal Factors of Decreasing Ambulatory Care Performance in Ibnu Sina Islamic Hospital Padang in 2000.Ibnu Sina Islamic Hospital Padang had operated for 30 years. 2000's data described a decline in ambulatory care patient till 46%. This is not a good performance for the hospital.
Variables seek from three aspects: Human Resources, Standard Operating Procedure and staff's income. This study is an exploratory study with qualitative approach. Informant consist of three physicians, two nurses and four nurse's assistants.
Results of this study shows that the staffs are not enough, not trained well, and have no motivation. There is no SOP that makes difficulty to translate the manager's order. Income is not compatible with duty.
For better future need intensive courses and technical trainings to increased staff's skill. They should provide with SOP (Operational Standard Procedure) or protap to do better service for peoples. And the foundation should have much attention about their staff's income (take home pay).
Bibliography: 21 (19842000)."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T408
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Fauzia
"Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas merupakan salah satu profil puskesmas yang berisi informasi tentang keadaan umum dan gambaran upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan puskesmas. Informasi ini sangat besar perannya sebagai dasar pengambilan keputusan dan kebijakan di tingkat puskesmas maupun di tingkat kota/kabupaten. Salah satu komponen input yang sangat vital dalam sistem pencatatan adalah petugas. Dari hasil penelitian terdahulu diketahui bahwa kinerja petugas pengelola LBI puskesmas di Kota Jambi masih rendah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kinerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas pengelola LBI puskesmas di Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah petugas pengelola LBI semua puskesmas yang ada di Kota Jambi. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dengan kuesioner. Cheklist digunakan untuk mendata kinerja petugas.
Penelitian ini memperlihatkan hubungan yang bermakna antara variabel kepemimpinan dengan kinerja petugas pengelola LBI, sedangkan variabel independen lainnya tidak bermakna.
Penelitian ini merekomendasikan agar kompetensi kepemimpinan kepala puskesmas selalu ditingkatkan. Berbagai cara dapat dilakukan untuk itu, termasuk memperbaiki sistem reward & punishment yang berkaitan dengan kepemimpinan mereka, mengembangkan sistem umpan balik kepemimpinan baik dari atas maupun bawahan mereka. Dinas Kesehatan Kota diharapkan membuat rencana pelatihan periodik bekerja sama dengan Bapelkes. Petugas pengelola LBI diharapkan bekerja dengan cara kerja tim. Pendekatan kerja tim ini selanjutnya perlahan-lahan menjadi budaya kerja yang kokoh yang menuju kepemimpinan bersama untuk setiap kegiatan di puskesmas.
Terhadap penelitian selanjutnya, direkomendasikan bahwa validitas dan reliabilitas instrumen pengetahuan, motivasi dan yang lainnya harus lebih tajam.
Daftar bacaan : 54 ( 1955 - 2001 ).

Related Factors to the Achievement of the Community Heath Center's Employees in the City of Jambi, year 2002.Health Center Integrated Reporting & Recording System (SP2TP) is one important source for profile, which describe health programs and activities have been done. This information are use in decision making and policy formation at health center's it self and district as well. One crucial input factor in the reporting system is human resource. The reporting staff performances on LBI reported before were still below expectation.
This study had objectives to described the LBI performance and factors related to it, at all puskesmas of the City of Jambi. The study used quantitative approach using crossectional design. The sample are all LBI staff of puskesmas at the City of Jambi. Data were collected using interview method guided by sructured questionnaire. To check list was used to record staff performance.
This study shows that leadership variable is significantly related to staff Performance, while other variables show non significant relationship.
This study reccommends that leadership competency of the puskesmas head should always be improved. Many approaches can be done, including improving reward & punishment system in relation to leadership, feed-back mechanism of their leadership from their supervisor as well as from subordinates. The District of Health Office should plan continuous training on leadership in collaboration with local Bapelkes institution. For the LBI staff, they should always maintain team work approaches in reporting-recording the LBI. This team work approach in the LBI reporting system can then be expanded on to other health center activities, as time will show, a collective leadership develops into a strong culture within puskesmas.
Regarded to continuing study for researchers, it is recommended that validity & reliability of insruments of knowledge, motivation and others should be focused.
Literature: 54 (1965 - 2001).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deharnita
"Dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta untuk memenuhi tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih cepat, profesional dan bermutu diperlukan kesiapan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan secara profesional serta dukungan sarana dan prasarana yang mencukupi, Berdasarkan hal diatas, Departeman Kesehatan bekerja sama dengan JICA (Japan International Cooperation Agency) memperkenalkan "Buku KIA". Penggunanan "Buku KIA" merupakan upaya terobosan untuk menciptakan komunikasi dua arah antara petugas kesehatan dan kader dengan ibu hamil atau ibu balita dalam untuk menvampaikan pesan-pesan kesehatan dengan jalan melaksanakan pengisian yang baik dan lengkap.
Tujuan Penelitian ini diperolehnya gambaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengisian "Buku KIA" oleh kader kesehatan di Kota Solok.
Penelitian dilakukan melalui pendekatan kwantitatif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data melalui wawancara dan observasi, sebagai respondennya adalah 102 kader yang sudah mendapat pelatihan mengenai "Buku KIA", Pengolahan data dan analisis univariat, bivariat, multivariat mengunakan komputer. Analisis bivariat dilakukan dengan uji T dan uji korelasi, sedangkan analisis multivariat mengunakan analisa regresi linear berganda dengan metode backward.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata pengisian "Buku KIA" 23,07%, dari analisis bivariat variabel independen yang mempunyai hubungan bermakna dengan pengisian "Buku KIA" adalah pendidikan, pengetahuan, pelatihan, pemanfaatan buku pedoman, pembinaan. Analisis multivariat menunjukan tiga variabel independen yang menjadi prediktor pengisian "Buku K1A" yaitu pendidikan, pengetahuan, pembinaan, dari ketiganya yang paling dominan adalah pembinaan.
Dalam meningkatkan pengisian "Buku KIA" oleh kader perlu dilakukan beberapa upaya yaitu menambah jumlah kader yang mempunyai buku pedoman atau buku pegangan, melaksanakan pelatihan dan pembinaan secara berkala oleh tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader.
Daftar bacaan : 30 (1977-2001)

Factors Related to the Filling Rate of "Maternal and Child Health Handbook" by Health Cadres in Kota Solok, 2001In the efforts to improve the health status of mothers and children, also to fulfill public demand on a fast, good. and professional health service, readiness of the medical personnel, supported by adequate infrastructure, is needed, In accordance with the above matter, Minis try of Health Republic of Indonesia, in cooperation with JICA (Japan International Cooperation Agency), introduce the use of "Maternal and Child Health Handbook [NCH Handbook)" It is a breakthrough to create a two-way communication between health personnel and cadres with pregnant women or mothers of underfives, to deliver health messages this can be achiered, by filling the book completely.
The purpose of this research is to obtain the description of the filling pattern of "Maternal and Child Health Handbook" by health cadres in Kota Solok and factors asociated with it.
The research was done quantitatively in a cross-sectional manner. Data collection was done by through interview and observation.The respondents werw 102 cadres that have been trained regarding the use of "Maternal and Children Health Handbook". Data processing and analysis was done by univariate, bivariate, and multivariate analysis by using computer. The bivariate analysis was done by T-test and correlation test white multivariate analysis was done by using multiple linear regression with backward elimination method.
The results of research indicated that the averag filling rate in of the "Maternal and Child Health Handbook" is 23.07%.Variables that had significant correlation with the filling rate in of "Maternal and Child Health Handbook" were education, knowledge, training, use of guidance handbook, and supervision. The multivariate analysis indicated three significant predictor of the filling rate of the "Maternal and Child Health handbook". i.e education, knowledge. and supervision, among there variables was the most dominant factor_
Some efforts to increase the filling rate in of the "Maternal and Child Health Handbook". by cadres are by increasing the number of cadres that have guidance handbook and performing periodic training and supervision by health personnel to increase the knowledge and skill of the cadres
Bibliography : 30 ( 1977-2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T2141
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rusmin
"Globalization era gives changing on 5c which is country, costs, customer. competitor and company Changing it charge hospital to increase service quality to patient and its family. Changing that also give impact on emulation that progressively tight deep grab potential market compartment The other impact is felt is increasing total bed so utilisasi is hospital that menurun can and can also increase. This condition of gets to be seen on case study at two swasta's hospitals that is at Makassafs city which is hospital Stella Maris and (`mestelina?s hospital hits utilisasi service nurses to lodge VIP'S class on year 2009. On year 2007 2008 RSG?S houses note GIMLET number services to nurse VIP?S class lodge just 53 % and 54 %, meanwhile RSSM is even greater which is 76 % and 74 %.
This research constitute research with quantitative approaching and kualitatitl Its aim wants to know determinant that is engaged utilisasi and quality picture services swasta's hospital. Observational data as data of primary which is acquired quantitative data with method surveys to utilize kuesioner where sample in observational it as much 200 respondents, one that its amount established by sampling tech slratzfied random is sampling with allocation method proportional. For kualitatifs data by methodics visceral interview on to amount to informan. There is data even its secondary is gotten by undertaking studies document.
Result observationaling to point out that no relationship among predisposing'S factor, enabling's factor and need's factor with utilisasi services to nurse VIP'S class lodge on RSG and RSSM 2009. Quality picture services hospital on RSSM better compared with by RSG. Picture services doctor on the two hospital with better. Appreciative picture services and RSSM'S rate less expensive and better than RSG. Therefore Stella Maris's hospital party and Grestelina's hospital needs to shortly notice utilisasi's determinant and increases hospital service quality, quality services doctor, point services hospital and mengkaji is rate that at establishes.

Era globalisasi memberikan perubahan pada 5C yaitu country, costs. customer, competitor dan company. Perubahan ini menuntut rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien dan keluarganya. Perubahan tersebut juga memberikan dampak pada persaingan yang semakin ketat dalam merebut pangsa pasar potensial. Dampak yang lain dirasakan adalah peningkatan jumlah tempat tidur sehingga utilisasi rumah sakit dapat menurun dan juga dapat rneningkat. Kondisi ini dapat dilihat pada studi kasus di dua rumah sakit swasta yang ada di kota Makassar yaitu rumah sakit Stella Maris dan rumah sakit Grestelina mengenai utilisasi layanan rawat inap kelas VIP pada tahun 2009. Pada tahun 2007-2008 rumah RSG mencatat angka BOR layanan rawat inap kelas VIP hanya 53 % dan 54 %, sedangkan RSSM lcbih besar yaitu 76 % dan 74 %.
Penelitian ini merupakan pcnclitian dengan pendekatan kuantitatif dan kualitati Tujuannya ingin mengetahui determinan yang berhubungan dengan utilisasi serta gambaran kualitas layanan rumah Sakit Swasta. Data penelitian berupa data primer yaitu data kuantitatif yang diperoleh dengan metode survei menggunalcan kuesioner dimana sampel dalam penelitian ini sebanyak 200 responders, yang jumlahnya ditetapkan dengan teknik sampling stratified random sampling dcngan metode alokasi proporsional. Untuk data kualitatif dengan metode wawancara mendalam pada sejumlah informan. Adapun data sekundemya diperoleh dengan mclakukan telaah dokumen.
Hasil penelitian mcnunjukka.n bahwa tidak ada hubungan antara faktor predisposing, faktor enabling dan faktor need dengan utilisasi Iayanan rawat inap kelas VIP pada RSG dan RSSM tahun. Gambaran kualitas layanan rumah sakit pada RSSM Iebih baik dibandingkan dengan RSG. Gambaran layanan dokter pada kedua rumah sakit sama baiknya. Gambaran nilai layanan dan tarif RSSM lebih murah dan lebih baik dibandingkan RSG. Oleh karenanya pihak rumah sakit Stella Maris dan rumah Sakit Grestelina perlu untuk segera memperhatikan determinan utiilisasi dan meningkatkan kualitas layanan rumah sakit, kualitas layanan dokter, nilai layanan rumah sakit dan mengkaji tarif yang di tetapkan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32069
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>