Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149928 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riksa Wibawa Resna
"Perubahan tekanan ekonomi, situasi politik, arus informasi yang berkembang pesat, peningkatan kesadaran pengguna jasa pelayanan akan kebutuhan kesehatan dan berdirinya rumah sakit swasta dengan kepemilikan baik lokal maupun asing menuntut perubahan yang besar dalam layanan kesehatan.
Rumah sakit sebagai sarana rujukan dan pusat pelayanan kesehatan yang cukup lengkap diharapkan mampu bersaing dalam rneningkatkan mutu layanan yang diberikan kepada pengguna jasa rumah sakit. Secara umum diakui bahwa mutu berkaitan dengan kepuasan pasien/masyarakat profesional, manajemen dan pemilik rumah sakit itu sendiri. Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memadai, handal dan berkompeten. Sumber daya manusia dirumah sakit terdiri dari berbagai macam unsur yang terkait didalamnya yang berperan dalam pemberian layanan yang komprehensif.
Unit rawat inap merupakan salah satu pelayanan yang bersifat revenue center yang disediakan rumah sakit sehingga tingkat kepuasan pasien yang dirawat di unit tersebut bisa digunakan sebagai salah satu indikator mutu pelayanan. Evaluasi pasien rawat inap yang dilakukan di RS Honoris memperlihatkan bahwa daya tanggap dan keahlian perawat sering menjadi sumber keluhan pasien yang disampaikan oleh pasien terhadap pelayanan di ruang rawat inap, baik lisan maupun tulisan.
Konsep penelitian ini didasarkan atas modifikasi konsep dari Krowinski W.J. dan Steiber S.R., 1996. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap 200 orang pasien yang dirawat untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara persepsi pasien atas layanan keperawatan terhadap minat beli ulang layanan keperawatan di instalasi rawat inap rumah sakit Honoris.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari jumlah responden 200 orang 63.5 % diantaranya menyatakan puas terhadap layanan keperawatan rawat inap RS Honoris walaupun masih ada beberapa hal seperti kemampuan perawat menyiapkan lingkungan kerja sebelum bekerja seperti menutup kain gorden sebelum memandikan pasien, menyebut nama pasien sebelum melakukan tindakan, menjaga kebersihan WC dan kemampuan perawat untuk sering datang mengontrol keadaan pasien yang masih dipersepsikan kurang oleh pasien dan perlu mendapatkan perhatian oleh pihak manajemen.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 91.5 % responden menyatakan akan kembali membeli layanan keperawatan di RS Honoris. Terdapat 2 dimensi mutu layanan keperawatan yang mempengaruhi minat beli ulang layanan keperawatan di rumah sakit yaitu: komunikasi dan respon perawat terhadap panggilan. Rata-rata minat beli ulang jasa pelayanan rawat inap di RS Honoris paling tinggi setelah melihat kemampuan komunikasi perawat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh rumah sakit sebagai salah satu alat untuk menyusun strategi perbaikan mutu pelayanan keperawatan khususnya pada instalasi rawat inap RS Honoris Tangerang.

Relation between Patient Perceptions for Treatment Service to Enthusiasm Buy To Repeat Treatment Service in Installation at Hospital Honoris Tangerang Year 2003Changes in the economic pressure, political situation, information current which rapidly grow, improvement awareness service user of health requirement service will and hospital of private sector with the ownership of foreign and also local goodness claim big change in health service.
Hospital as reference and center health service which complete enough expected able to compete in upgrading service which is passed to a service user hospital. Is in general confessed that quality go together professional or patient satisfaction, ill pawnbroker and management itself. Certifiable Health service requires to be supported by adequate human resource, rely on and have the competence. Ill human resource at home consisted of assorted related or relevant element in it which the playing a part in comprehensive service gift.
Ward as one of service having the character of revenue center provided by a hospital so that mount patient satisfaction which is taken care of the unit can be used as one of indicator on quality service. Evaluate patient in ward conducted in Honoris Hospital show that energy listen carefully and the nurse membership often become patient sigh source submitted or sent by patient to service in ward, oral goodness and also the article.
Concept of this research based by modification conception from Krowinski W.J. and Steiber S.R, 1996. This research represent research having the character of analytic quantitative with approach of cross sectional to 200 people of patient which is taken care of to get picture [of] about relation between perception of patient for service of treatment to enthusiasm buy to repeat service of treatment in ward installation at Honoris hospital.
Result of research show that from amount of responder 200 people 63.5 % among other things express to satisfy to service of treatment take care of to lodge Honoris Hospital although the several things there still like ability of nurse prepare environment work before working like closing cloth of Borden before bathing patient, mentioning name of patient before conducting action, keep cleaning of WC and ability of nurse to often come to control circumstance of patient which the perception still less by patient and require to get attention by management party.
Result of research show that 91.5 % responder express will return to buy treatment service in Honoris hospital. There are 2 dimension of quality of treatment service influencing enthusiasm buy to repeat ill treatment service at home that is: and response nurse communications to call. Enthusiasm mean buy to repeat service take care of to lodge [in] highest RS Honoris after seeing the nurse communications ability.
Result of this research expected can be used by hospital as one of appliance to compile repair strategy of quality of treatment service especially at ward installation Honoris Hospital Tangerang.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggono Johanes Baptista
"Peningkatan keadaan sosial ekonomi masyarakat serta makin ketatnya kompetisi yang juga melanda dunia perumah-sakitan menuntut peningkatan mulu layanan dari rumah sakit Salah salu ukuran mutu pelayanan rumah sakit adalah kepuasan penderita, dan kepuasan penderita atas layanan keperawatan meski bukan satu-satunya pertimbangan, merupakan hal yang sangat penting mengingat kedudukan perawat yang sangat erat dalam berhubungan dengan penderita; yang oleh beberapa penulis dikalakan sebagai the major caring profesion.
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tingkat kepuasan penderita atas layanan keperawatan yang menyangkut :
- Profesionalisme perawat : menyangkut ketrampilan media-teknis keperawatan.
- Kepribadian perawat : yang tercermin dalam perilaku perawat.
- Amenities : kenyamanan, keamanan layanan dari fasilitas/lingkungan keperawatan yang menyenangkan; serta akan dicari faktor mana yang menentukan/berhubungan paling erat dengan kepuasan umum penderita.
Teknik analisa yang dipakai adalah ANOVA dan Analisa Korelasi dari PEARSON untuk melihat perbedaan rata rata tingkat kepuasan alas faktor-faktor layanan keperawatan dari penderita- penderita yang berbeda kelas dan bagaimana hubungaanya dengan kepuasan umum.
Hasil penolitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan maupun pada tiap-tiap kelas perawatan didapatkan tingkat kepuasan pada umumnya baik serta tidak ada perbedaan tingkat kepuasan pada kelas-kelas yang barbeda Perilaku perawat mempunyai hubungan paling erat dengan kepuasan umum, disusul dengan fasilitas/linglamgan keperawatan; keduanya pada tingkat sangat erat, sehingga dapat dianggap sebagai faktor penentu tingkat kepuasan umum atas layanan keperawatan. Sedangkan kepuasan atas ketrampilan perawat yang lebih rendah pada kelas yang lebih tinggi, sangat mungkin berhubungan dengan perbedaan tingkat sosial ekonomi/pendidikan pada kelas yang lebih tinggi sehingga mempunyai tuntutan yang lebih tinggi pula. Ditemukan pula bahwa hubungan dengan kepuasan umum ternyata kurang begitu erat dibandingkan dengan perilaku umum maupun fasilitas/lingkungan keperawatan.
Kepada Rumah Sakit St. Elisabeth disarankan untuk meningkatkan ketrampilan perawat-perawatnya, sedangkan kepada rumah sakit-rumah sakit lain, Departemen Kesehatan Republik Indonesia; adalah masalah perilaku perawat yang sangat erat / menentukan tingkat kepuasan penderita terutama dalam memenuhi kaidah-kaidah pelayanan keperawatan yang berdimensi : bio-psiko-sosio-kultural-spiritual.

Determinant Factors Affecting The Degree Of Satisfaction On Nursing Care At St. Elisabeth Hospital, Semarang.Improvements in the socio-economic condition of the population and tough competition exist in health care business, stimulate marry hospitals to increase quality of its health care services. One indicator to measure the quality of health care in hospital is patient's satisfaction related to nursing care; which is also term as "major caring profession" by several authors.
In this study, nursing care is categorized into 3 aspects :
1. The skill /"professionalism" of nurses
2. The personality /behavior of nurses
3. The amenities from health care facilities / environment
The objectives of the study are : 1). to identify the degree of patient's satisfaction on nursing care ; 2). to determine factors affecting level of patient's overall satisfaction. This study was conducted in St Elisabeth Hospital, Semarang in 1996, interviewing adult conscious patients which were already hospitalized for 3 - 29 days. A questioner was developed to guide the interview based on "STANDARDS OF NURSING CARE? HEALTH DEPARTMENT of Republic of Indonesia (1994). Analysis was done using ANOVA and PEARSON'S Correlation; grouping patients into I/VIP; II, III/IV Classes.
The result shows that in general, regardless of the class, the degree of patient's satisfaction is stated good. The factor that has the greatest effect on patient's satisfaction is the nursing behavior which is also represent personality of nurses (r = 0.88); followed by nursing facilities/environment (r = 0.84) and the least affecting factor is the skill of nurses (r = 0.73). It is also found that the lower degree of patient's satisfaction on the skill of nurses in higher hospital class of nursing (VIP, class I and II); is possibly due to socio-economics deference of the patients.
Based on these findings, the study suggests St. Elisabeth Hospital to increase the skill of nurses. For Ministry of Health, and other hospitals, are advised to maintain and improve the nurse behavior that closely related with the degree of satisfaction , mainly in fulfilling the norms of nursing care that has the dimension of : bio - psycho - socio - cultural - spiritual.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-1013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Zuhry
"Era globalisasi yang menuntut persaingan tinggi disertai program otonomi daerah menuntut kesiapan rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur kualitas layanan dikaitkan dengan peluang pasar pengembangan industri perumah sakitan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasan pasien, melihat hubungan antara karakteristik pasien dengan.kepuasan pasien terhadap layanan keperawatan, menganalisa penyebab ketidak puasan serta melihat gambaran kualitas layanan keperawatan, Penelitian ini dilaksanakan di bagian instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Solok.
Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner kepuasan pasien yang didukung dengan observasi, wawancara maupun diskusi kelompok terarah terhadap perawat di bagian rawat inap maupun dokternya. Dengan demikian kualitas layanan keperawatan yang diamati dapat menjelaskan penyebab ketidak puasan pasien yang harus diantisipasi demi perbaikan pelayanan kesehatan di RSUD Solok.
Analisis statistik yang dipergunakan adalah analisis univariat untuk melihat gambaran deskriptif, dilanjutkan dengan analisis bivariat dan multivariat untuk melihat hubungan karakteristik umum pasien dengan kepuasan pasien. Data penelitian kualitatif diolah dengan menggunakan matriks analisis. Dari analisis bivariat dan multivariat nampak bahwa pekerjaan merupakan variabel yang paling eksist menunjukkan hubungannya dengan gambaran kepuasan pasien. Kelompok tani merupakan kelompok paling puas dibandingkan jenis pekerjaan lain, sebaliknya wiraswasta dan pegawai negeri lebih cenderung tidak puas. Variabel lain yang cenderung memiliki hubungan dengan kepuasan pasien adalah jenis kelamin dan pendidikan. Dari sejumlah keluhan yang terekam bisa menjadi bukti hasil penelitian kuantitatif sebelumnya.
Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa masih kurang baiknya kualitas iayanan keperawatan yang memunculkan berbagai bentuk keluhan atau ketidak puasan pasien, sehingga perlu dikoreksi dengan langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kualitas layanan secara umum di RSUD Solok.

The globalization era make a high competition and desentralisation era make every hospital must be improved quality of health services. Patient satisfactions are each significantly indicator to measure quality of health services integrated with market opportunity for develop hospital industrial.
The goal of the research is to describe the degree of patient satisfaction and provide information on the correlation between patient characteristics with patient satisfaction. And to analyze how patient dissatisfaction correlation with quality of the nurse care. The location of this research is in Solok Municipality General Hospital.
The data was collected through self assased questionaire by patient assesment and was followed by observation, interview and focus group discussion for The nurses and the doctors in patient room care. In this cases a quality of a nurse care that observed can make a clear information how the patient dissatisfaction to be anticipated with a quality of care improvement.
Statistical analysis are used univariate analysis to show descriptive data, followed by bivariate and multivariate analysis for show correlation between patient characteristics with patient satisfaction. The quality data was processed by matrix (content analysis). For the bivariate and multivariate analysis shown that occupation still excisting variables who had a correlation with customer satisfactions. A Farmer group is the mostly satisfied comparable with others occupational, and the other hand a private employee and civil gouvernment have dissatisfied trend reactions. The other variables that have a trend for correlation with customer satisfactions are sex and educational status. For many patient complain that was recorded give an obtaine or information for quantitative study before that moment has occured.
The other results of this research shows in general a poor quality of a nurse care can make some patient complain or dissatisfaction, there are must be corrected by improvement for quality of health services in Solok Municipality General Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T10494
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurina Sari
"Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan layanan rumah sakit yang berguna memberikan feedback bagi pihak manajemen, karena dengan mutu pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan. Kepuasan pasien sendiri akan memberikan dampak minat beli ulang pasien dan promosi bagi rumah sakit.
Latar belakang penelitian ini adalah kinerja rawat inap RS Haji yang rendah dan menurun dibawah angka ideal dan belum adanya informasi mengenai kepuasan pasien serta hubungannya dengan minat beli ulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat inap dan minat beli ulang serta hubungan keduanya.
Metoda yang digunakan adalah deskriptif analitik, dengan desain cross sectional dengan melakukan wawancara kepada 100 orang pasien rawat inap RS Haji. Analisa data secara kuantitatif menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji Fisher dan korelasi Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi terhadap kualitas pelayanan ditinjau dari 5 dimensi ServQual dimana nilai persepsi kenyataan sama atau melebihi harapan mereka. Hal ini dapat dilihat dari diagram kartesis dimana 86% atribut dimensi kualitas pelayanan berada pada kuadran dua, tiga dan empat dan rata-rata tingkat kepuasan pasien yaitu sebesar 100%. Jumlah pasien yang puas sebesar 89 % dan yang kurang puas sebesar 11%. Selain itu kepuasan diketahui secara bermakna mempunyai hubungan yang lemah dengan minat beli ulang (r = 0,378 dan p = 0,00).
Untuk meningkatkan kepuasan pasien dan minat beli ulang rawat inap maka disarankan untuk melakukan perbaikan dengan melengkapi fasilitas rumah sakit dengan peralatan yang modem, membuat ruang rawat inap yang bersih dan nyaman, memberikan pelatihan kepada seluruh petugas, perawat dan dokter untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah pasien dan menanamkan pentingnya kepuasan pasien sehingga para dokter dapat dengan mudah dihubungi untuk selalu membantu masalah pasien. Survei kepuasan pasien dilakukan secara rutin sebagai salah satu alat untuk memantau kualitas pelayanan.

Patient satisfaction is one of the indicators for measuring hospital service and giving feedback for management, because of a good service quality will give satisfaction, in the other hand patient satisfaction will give effect for reutilization interest and hospital promotion.
Background: hospital effort achievement still low, especially inpatient with low BOR and BTO. Surely it is a challenge for hospital in its effort facing competitions. And there is no information about pasien satisfaction related to reutiliziation interest. Objective of this research is to describe patient satisfaction and inpatient reutilization interest and the relationship between both.
Method: descriptive analysis with cross sectional design and interviewing to 100 patients. Research methodology is quantitative analysis with univariate analysis, bivariate (Fisher test and Spearman Correlation).
Result: Patient satisfaction is high through five dimension of ServQual. The score for the reality is same or even more than their expectation. In scatter diagram, 86% of service attributes are in second, third and fourth quadrant. The average of customer satisfaction score is 100% with 89% patients were satisfied and 11% were not satisfied. Satisfaction is known significantly related to inpatient reutilization interest with weak correlation.
Improving patient satisfaction and reutilization is to increase its quality service. The important is improving inward quality service with adding more modem equipment, make a clean and comfortable inpatient room, giving a training for employees, nurses, and doctors to raise their ability to solve patient problem and the important of patient satisfaction, so that the doctors can be easy to contact for helping the patient problem. Beside that, routine patient satisfaction survey as a tool for observing hospital service quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuswara
"Dalam era globalisasi persaingan bisnis menjadi sangat tajam, termasuk bisnis dalam bidang perumahsakitan. Dalam kondisi persaingan yang ketat, rumah sakit dituntut untuk bisa memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan memuaskan pasien sebagai pelanggan rumah sakit Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan rumah sakit mempunyai peranan yang panting dalam menentukan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Untuk itu agar citra pelayanan keperawatan di suatu rumah sakit itu baik maka kualitas pelayanan keperawatan harus memberikan kepuasan terhadap pasien, keluarga, dan masyarakat sebagai pelanggan rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penelitian bertujuan ingin mengetahui mengenai gambaran kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan keperawatan pada Badan Rumah Sakit Umum "45 " Kuningan meliputi karakteristik pasien dan kelas perawatan serta faktor pelayanan keperawatan. Sebagai landasan teoritis mengenai faktor pelayanan keperawatan adalah menurut Krowinski dan Steiber S, 1996 yang meliputi : keterampilan perawat, komunikasi perawat, kepedulian perawat, ketanggapan perawat terhadap masalah pasien dan respon perawat terhadap panggilan pasien. Pengukuran kepuasan dilakukan terhadap 225 responden di ruang rawat inap dengan pengisian kuesioner. Data yang di gunakan adalah data primer dengan analisa univariat dan bivariat.
Hasil penelitian didapatkan proporsi responden yang puas terhadap pelayanan keperawatan sebesar 85,3% sedangkan yang tidak puas sebesar 14,7%. Analisa bivariat dengan menggunakan analisa Chi- square ternyata menunjukan bahwa karakteristik pasien seperti umur, pendidikan, dan kelas perawatan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan umum atas pelayanan keperawatan. Janis kelamin dan pekerjaan tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan umum atas pelayanan keperawatan.
Faktor pelayanan keperawatan seluruhanya mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan umum atas pelayanan keperawatan. Tetapi yang harus menjadi perhatian bagi manajer keperawatan adalah faktor pelayanan keperawatan seperti keterampilan, komunikasi perawat dan kepedulian perawat ternyata persepsi pasien masih lebih banyak yang menyatakan tidak baik dari pada yang menyatakan baik.
Disarankan kepada pihak Badan Rumah Sakit Umum Daerah "45" Kuningan untuk melaksanakan penyegaran dan pelatihan mengenai teknis dasar keperawatan bekerja sama dengan Komite Keperawatan, menyelenggarakan pelatihan dengan materi teknik berkomunikasi dan strategi dalam kepuasan pasien. Untuk menjaga kamar mandi dan WC diperlukan koordinasi antara Instalasi Rawat Inap dengan Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah sakit, dalam menjaga kerapihan tempat tidur selimut serta sprei diperlukan rutinitas membersihkan tempat tidur minimal 2 kali sehari.

In globalization era, business competition is getting tight including in hospitalization business. In such circumstance, hospital must give a quality heath service and satisfy the patient as hospital customer. Nursing care as an integral part of hospital service has an important role in determining the service in hospital. For that reason, in order to have a good image of nursing care in hospital, quality of nursing care has to satisfy the patient, family, and community.
According to the mentioned above, the study was conducted to assess the description of patient satisfaction toward nursing care in In-patient Ward at Badan Rumah Sakit Umum "45" Kuningan. Some variables that studied were consisted of the characteristics of respondent, class of nursing room, and nursing care factors as well. Nursing care factors in this study was adopted from Krowinski and Steiber (1996) that consisted of nursing skill, communication, caring, and responsiveness to the patient's need. The study used 225 respondents in the in-patient ward as sample and measured their satisfaction by using questionnaire. This study used primary and secondary data and then was analyzed as univariate and bivariate.
The study resulted that proportion of respondent who satisfied on nursing care was 85.3% and the rest (14.7%) did not satisfy. Bivariate analysis using chi square test showed that characteristics of respondents such as age, education, and class of nursing room had significant relationship with general satisfaction of nursing care. Nevertheless, sex and occupation had no significant relationship with the satisfaction of nursing care.
All of nursing care factors showed significant relationship with general satisfaction of nursing care. However, nursing care factors that have to be noticed for the nursing manager in that hospital are nurse's skill, communication, and caring. It was caused the majority of respondents gave no good perception on those matters.
It is recommended to Badan Rumah Sakit Umum Daerah "45" Kuningan to conduct refreshment and training about basic technique of nursing cooperating with Nursing Committee and training of communication technique and strategy on increasing the patient satisfaction. In addition, coordination is needed between In-patient Unit and Hospital Health Environmental Unit to keep the patient's bathrooms clean. Also it is needed a routine cleaning at least twice a day to keep bed, blanket, and sheet tidy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ebagustian Tamzil
"Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan. Kepuasan pasien yang rendah menggambarkan kualitas pelayanan yang berada di bawah yang berpengaruh terhadap nama baik rumah sakit tersebut. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan perawat terhadap SOP pelayanan rawat inap dengan dikontrol oleh beberapa variabel karakteristik pasien yang meliputi : umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kepesertaan asuransi, dan kelas perawatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kepatuhan perawat terhadap SOP pelayanan rawat inap, kepuasan pasien, hubungan antara kepatuhan dengan kepuasan serta variabel yang mengontrol hubungan antara kepatuhan dan kepuasan. Penelitian dilaksanakan mulai 20 April sampai dengan 30 Mei 2004 di Rumah Sakit Kusta Sungai Kundur Palembang. Sampel yang diambil sebanyak 160 sampel dengan menggunakan metode random sampling. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif hanya digunakan untuk menggali penyebab ketidakpuasan pasien. Metode kuantitalif menggunakan desain crosssectional.
Dalam analisis bivariat dengan menggunakan chi- square , didapatkan hubungan yang bermakna antara kepatuhan perawat terhadap SOP pelayanan rawat inap dengan kepuasan pasien. Dan karakteristik pasien, jenis kelamin, pendidikan pekerjaan, dan kepesertaan asuransi mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepuasan. Dalam analisis mulvariat diketahui bahwa kepatuhan berhubungan dengan kepuasan pasien setelah dikontrol variabel jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan, kelas perawatan dan kepesertaan asuransi.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dianjurkan untuk menggunakan prisip Total Quality Manajemen dalam pelayanan keperawatan.

Relationship on the Compliance Rate of Nursing Standard Operating Procedures and the Satisfaction Rate of Patient at Sungai Kundur Hospital Palembang in 2004Patient satisfaction is one of indicators to measure quality of service. A low patient satisfactions reflect of under standard of level quality service, which is effect for image of the hospital. Patient satisfaction is influenced by compliance rate of nursing standard operating procedures compound by patients characteristic such as : gender, age, education, job, Class of clinical service, insurance allowed, salary.
The objective of this study is to have a description of nursing compliance and patient satisfaction in Sungai Kundur Hospital Palembang on 2004. the research was performed between April 20 to May 30 in Sungai Kundur Hospital Palembang. Using random sampling methods at 160 samples. This research use both quantitative methods of analysis, and qualitative analysis which used to find the source of patient dissatisfaction. The Quantitative methods used a cross- sectional methods and the result are written descriptively, narratively and analytically.
In bivariate analysis using chi- square , there is finding significant statistical relationship between the nursing compliance of standard operational procedure and patients satisfaction. From the patient Characteristics, gender, education, job, and managed care affects the satisfaction level. In multivariate analysis, using logistic regression analysis the real confounder variable is gender, education, job, class of care.
To Improve the quality of nursing service it suggested to employ total quality management in nursing services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
"Kepuasan pasien dalam suatu rumah sakit merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan. Apabila pelayanan yang di terima sesuai dengan harapan, maka mutu layanan yang diberikan dipersepsikan baik atau memuaskan, dan sebaliknya, jika pelayanan. yang di terima tidak sesuai harapan, maka pelayanan tersehut dipersepsikan buruk dan tidak memuaskan.
Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tingkat kepuasan pasien yang di rawat di Pal. Melati dan ruang MPKP, dengan metode Serqual terhadap pelayanan rawat inap. Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan terhadap 120 responden, 60 pasien yang di rawat di Pav. Melati dan 60 pasien yang di rawat MPKP. Penelitian ini adalah cross sectional, dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan variabel yang digunakan untuk mengukur mutu layanan, menggunakan lima dimensi mutu, yaitu : tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien di ruang MPKP ternyata lebih tinggi dari pada di Pav. Melati, untuk semua dimensi (tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy). Sedangkan karakteristik responder yang berhubungan dengan tingkat kepuasan ternyata hanya pekerjaan di Pav. Melati sedang umur dan pendidikan tidak ada hubungan, baik di Pav. Melati maupun ruang MPKP. Menyarankan kepada pihak manajemen Perjan, Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo untuk menerapkan secara optimal MPKP di seluruh ruang rawat, khususnya Paviliun Swadana (VIP), sehingga mutu pelayanan akan lebih berkualitas.

Patient satisfaction in the hospital is one of the indicators of the quality of hospital-health care that have been given to patients, as clients.
If the hospital-healthcare received is equal to that expected by the patients, the quality health insurance would be considered good-and satisfy the patients. On the contrary, if the hospital-healthcare received is not as expected by or satisfy the patients, the healthcare will be of bad perception and disappointment.
The aim of this study is to find the description of in-patient satisfaction level at "Melati" Pavilion and the "Professional Nursing Practice Model" (PNPM) ward or "Ruang Rawat Model Praktik Keperawatan Profesional"(MPKP), using the Serqual Method towards ward-healthcare. Data used in this study was a primary data using univariate and bivariate analysis.
It is a quantitative cross sectional study, conducted to 120 respondents consisted of 60 in-patients at "Melati" pavilion and 60 in-patients at PNPM ward. The variable used to measure the quality health insurance were by the five quality dimensions: tangibility, reliability, responsiveness, assurance, and empathy.
The results of this study showed that the respondent satisfaction levels in all of the quality dimensions (tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy) in the PNPM ward was higher than that of "Melati" pavilion. There were no associations between the characteristics of the respondents (age and educational background) and the level of satisfaction in both types of wards, but there was relationship between job and the level of satisfaction of the respondents at "Melati" pavilion.
It is recommended that in order to increase the in-patient satisfaction, to apply the Professional Nursing Practice Model (PNPM) at all of the wards in RSCM optimally, especially the VIP pavilions, as a result the health quality insurance will be qualified.
References : 45 (1988-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Komala Dewi
"Unit rawat jalan merupakan pintu gerbang dan revenue center Rumah Sakit. Sudah selayaknya layanan rawat jalan memiliki kinerja yang baik dan layanan yang prima, sehingga rumah sakit mempunyai citra yang baik di masyarakat dan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan tehnologi kesehatan yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Daerah Lubuk Linggau, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan yang menyebabkan penurunan kunjungan dalam 4 tahun terakhir. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional pada 110 pasien rawat jalan. Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat, dan multivariat
Hasil analisis didapatkan tingkat kepuasan pasien 50.0%. Dan analisis bivariat, kepuasan pasien berhubungan dengan karakteristik pasien yang bermakna adalah pendidikan dan penghasilan, untuk dimensi mutu layanan kepuasan pasien berhubungan dengan kebersihan toilet dan ruang tunggu, pada dimensi tangible, dan dimensi reliability meliputi ketepatan waktu layanan dan waktu tunggu yang lama dan dimensi empathy seperti kurang mendengarkan keluhan pasien dengan sabar/sungguh-sungguh dan kurang memberikan tanggapan atas keluhan pasien.
Dari uji regresi logistik untuk mendapatkan Faktor dominan yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah vanabel penghasilan. Dari Penelitian ini disarankan agar manajemen rumah sakit memperbaiki kinerjanya dan memperhatikan layanan pada pasien, terutama pada kebersihan toilet dan ruang tunggu, ketepatan waktu dan waktu tunggu yang lama, serta dapat mendengarkan dan memberikan tanggapan yang baik pada keluhan pasien.

Ambulatory (Out-Patient) unit is a "front gate" and revenue center for the hospital. It is important that this unit has a good performance and serves the customer excellently in order to get a better image to the customers and anticipate the improvement of the health technology.
The objective of this research is to get more information about patient satisfaction and factors that associates in ambulatory unit at Lubuk Linggau General Hospital Musi Rawas. There was a decreasing coverage in this last 4 years. This study was a quantitative with a cross sectional approach that performed in 110 out-patients Data analysis were univariate, bivariate, and multivariate. The patient satisfaction was 50 % . Bivariate analysis shows that the satisfied patient significantly related to the patient's education and income. In tangible and reliability aspects. the satisfaction was correlated to the toilet, time waiting and time schedule and in empathy aspect the satisfaction was related to unrenponded of medical-nursing officers and staffs to the patient and lack of human relationship.
The result of logistic regression also stated that the dominant factor or variable correlated to the patient satisfaction was income.
Based on this study, it is recommended to the manager, staffs and medical-nursing officers to enhance the quality of services as what this study founded.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Surka
"Persaingan dalam perumahsakitan dewasa ini, menuntut rumah sakit untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan. Salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan keperawatan adalah kepuasan pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan dan fasilitas keperawatan, melihat bagaimana hubungan antara kepuasan pasien dengan karakteristik pasien, variabel yang paling berpengaruh pada kepuasan pasien terhadap pelayanan dan fasilitas keperawatan serta mengetahui area pelayanan dan fasilitas keperawatan yang perlu ditingkatkan kualitasnya.
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Kabupaten Belitung. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh pasien. Penilaian kepuasan pasien merupakan salah satu cara untuk mengetahui kelemahan atau kekurangan pelayanan yang diberikan rumah sakit dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan / keperawatan di rumah sakit.
Anallsis statistik yang digunakan adalah analisis univariat untuk melihat gambaran deskriptif analisis bivariat untuk melihat bagaimana hubungan antara karakteristik pasien dan kepuasan pasien serta analisis multivariat untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh pada kepuasan pasien terhadap pelayanan dan fasilitas keperawatan.
Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan, bahwa sebagian besar responden pasien tidak puas dengan pelayanan dan fasilitas keperawatan yang diberikan rumah sakit, sehingga perlu adanya upaya perbaikan. Dengan upaya ini diharapkan mutu pelayanan dan fasilitas keperawatan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Belitung akan meningkat dan memuaskan pasien (pelanggan) rumah sakit.

Patient Satisfaction of the Nursing Care and Facility in the Inpatient Ward at the District Hospital of Belitung Year 2001Nowadays, the competition among hospitals made them to increase the service quality. One of indicators to measure the quality of nursing care is the patient satisfaction.
This study intends to find the description of patient satisfaction level of nursing care and facility to know the association between patient satisfaction and characteristic of patient, the variables that most related to the patient satisfaction on nursing care and facility, and the aspects of nursing care and facility in which needs to be increased its quality.
This study was conducted in the inpatient ward at the District Hospital of Belitung. Primary data was gained from filling in questionnaire done by the patient. The assessment of patient satisfaction is one of the methods to know the weakness or lack of hospital service in term of improving the quality in health/nursing care in the hospital.
Statistical analysis that used was univariate analysis to find the general description of variables; meanwhile bivariate analysis was to find the association between patient characteristics and patient satisfaction, and multivariate analysis was used to find which variables that most associated with the patient satisfaction of nursing care and facility.
In general, this study revealed that most of respondents were not satisfied with the nursing care and facility in the hospital, so that quality improvement is required with such attempts. And hopefully the patient satisfaction will increase as well as will satisfy the hospital's patient (customer).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 10780
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Krisnanda
"Pada era globalisasi dan persaingan bebas dalam bidang pelayanan kesehatan saat ini pihak pengelola pelayanan kesehatan dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Salah satu indikator untuk mengukur kualitas pelayanan adalah kepuasan pasien. Kepuasan pasien yang rendah menggambarkan kualitas pelayanan berada dibawah standar. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah karakteristik pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasan pasien dan melihat bagaimana hubungan antara kepuasan dengan karakteristik pasien, serta faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kepuasan pasien. Kepuasan pasien diperoleh dari tingkat kesesuaian/nilai puas yang merupakan rasio persepsi dengan harapan pasien terhadap pelayanan di Instalasi Rawat Darurat RSUD Palembang BARI. Jenis penelitian yang digunakan adalah cross sectional pada 100 pasien yang dilakukan di Instalasi Rawat Darurat RSUD Palembang BARI dari tanggal 8 Maret 2001 sampai dengan 16 April 2001. Dimensi pelayanan yang digunakan untuk mengukur kepuasan pasien adalah sarana fisik, keandalan, ketanggapan, jaminan / keyakinan dan kepedulian.
Faktor karakteristik pasien yang ingin diketahui hubungannya dengan tingkat kepuasan pasien adalah variable jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, kiasifikasi pasien dan pendapatan. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Analisis terhadap faktor-faktor dimensi pelayanan dengan self scale survey menggunakan Diagram Kartesius.
Hasil didapat menunjukkan bahwa proporsi pasien yang puas sebesar 46,2% dan pasien yang tidak puas sebesar 53,8% dengan tingkat kesesuaian/ nilai puas 80,71%. Uji bivariat dengan Chi-square didapat variable yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah variabel pendidikan, klasifikasi pasien, dan pendapatan. Disarankan kepada pihak Instalasi Rawat Darurat RSUD Palembang BARI untuk memperhatikan karakteristik pasien khususnya pendidikan, klasifikasi pasien dan pendapatan pasien dalam upaya meningkatkan kepuasan pasien dengan memberikan pelayanan prima. Uji multivariat dengan regresi logistik didapat variabel yang dominan adalah variabel pendapatan, dimana pasien rawat jalan Instalasi Rawat Darurat dengan pendapatan rendah beresiko untuk puas 3 kali dibandingkan dengan pasien pendapatan tinggi.
Analisis setiap faktor terhadap dimensi pelayanan yang digunakan diketahui bahwa faktor-faktor: ruang tunggu yang luas dan nyaman, peralatan medis Instalasi Rawat Darurat terlihat modern, pelayanan sesuai jam buka 24 jam, tidak membedakan satu pasien dengan pasien yang lainnya dan sebagian faktor-faktor: prosedur pelayanan mudah dan tidak berbelit-belit, pelayanan yang sopan dan ramah, merupakan faktor-faktor yang penting dan prioritas bagi pasien dan RSUD Palembang BARI harus segera memperbaiki serta mengoreksi faktor-faktor dimensi pelayanan ini. Faktor-faktor gedung tampak baik dan bersih, perawat berpenampilan rapi dan bersih, pasien tidak menunggu lama untuk diperiksa dokter, proses pendaftaran dilaksanakan dengan cepat, semua keluhan pasien cepat ditanggapi, perawat berperilaku baik selama pelayanan, dokter berperilaku baik selama memeriksa pasien, penampilan dokter menimbulkan rasa percaya dan aman pasien, dokter memiliki kemampuan untuk mengatasi penyakit pasien, dokter memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah senyum dan sopan dan sebagian factor-faktor: prosedur pelayanan mudah dan tidak berbelit-belit, pelayanan yang sopan dan ramah merupakan faktor-faktor dimensi pelayanan yang harus dipertahankan karena pasien merasa puas.

In this global era and free competition in health services, any institution that provides health services is required to improve its services quality. One of the indicators used to measure the quality of the services is patient satisfaction. Low patient satisfaction may indicate that the services quality is still below the set standards. Patient satisfaction may be influenced by many factors. One of them is patient characteristic.
The purpose of this study is to describe patient satisfaction and to observe how the satisfaction correlates with the patient characteristic as well as to observe the most dominant factor that correlate with patient satisfaction. Patient satisfaction was measured by compliance scale that included perception ratio with the patient expectation toward the service provided by the emergency policlinic installation of District Hospital Palembang BART. This was a cross sectional study on 100 patient at the emergency policlinic installation of District Hospital Palembang BARI from March 8, 2001 until April 16, 2001. Dimensions of the service used to measure the patients' level of satisfaction included tangibles items, reliability, responsiveness, assurance and empathy.
The characteristics of the patient that this study investigated to reveal their correlation with the patients' level of satisfaction covered the following variables: Gender, age, education, occupation, case patient classification, and income. Data analysis was conducted by using univariat, bivariat, and multivariat techniques. Analysis of the service obtained from the self-scale survey was conducted by referring to Kartesius diagram.
The study result show that the proportions of satisfied patients reach to 46.2% and unsatisfied patients reach to 53.8% with level compliance of 80.71%. The bivariat test by using Chi-square reveals the variables that correlate with patients? satisfaction were education, case patient classification, and income. To recommend the emergency policlinic installation of district Hospital Palembang BARI to put emphasis on patients characteristics particularly on their education, case patient classification, and income in order to increase their level of satisfaction with the best services. The multivariat test by using logistic regression shows that the most dominant variable was income where the emergency policlinic installation patients who income lower were likely to be satisfied 3 times compared to patient who income higher.
Analysis of each factors dimensions of the service indicates that the factors : a comfortable and roomy waiting room, the emergency policlinic installation has got modern medical equipments, the services that opens for 24 hours, do not discriminate in treating the patients and treat them fair, and a half factors: the procedure of serving the patient is easy and not too bureau cratic, the services patients politely and patiently, are the significant factors and a priority for the patients and District Hospital Palembang BARI should be immediately improve and review its factors. Factors: the building of District Hospital Palembang BARI looks good and clean, the paramedics work in their clean and neat uniforms, the patients do not have to wait long in order to meet the doctor to be examined, the process registration can be done fast, they respond the patients' problem quickly and well, the paramedics behave and do their duties well, the doctors behave well and examine the patients well, the performance of doctors arise the patients' trust and make them fell save, the doctors are able to handle the patients diseases, the doctors are treat the patients politely and patiently with smile on their face and a half factors: the procedure of serving the patient is easy and not too bureaucratic, the services patients politely and patiently, that should be District Hospital Palembang BARI maintained for it proved to satisfy the patients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T3627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>