Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135332 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Oetama
"Penelitian ini dilatar belakangi oleh pembangunan Kamar Bedah Rumah Sakit Sumber Waras, yang didalam pelaksanaannya terjadi beberapa kesalahan pemilihan bahan baku dan sistem. Setelah Kamar bedah selesai dibangun dan dipergunakan, terlihat pula kekurangan dalam tata letak beberapa ruang, yang tidak sesuai dengan persyaratan alur kegiatan.
Tujuan penelitian ini adalah, untuk menganalisa sejauh mana kondisi fisik yang ada dari Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Sumber Waras memenuhi persyaratan standar Disain Fisik dan mengetahui Disain Fisik Instalasi Kamar Bedah yang benar dari persyaratan dan ketentuan guna dapat memberikan pelayanan pembedahan yang tepat.
Jenis penelitian merupakan studi komparatif dengan pendekatan kwalitatif. Data dan informasi didapat melalui kuesioner berikut wawancara, serta pengamatan di lapangan sejak tanggal 1 hingga 31 Maret 2001
Pada penelitian ini diamati faktor-faktor yang mempengaruhi Disain Fisik Kamar Bedah, yaitu :
1. Zoning
2. Bentuk, Karakteristik dan Komposisi
3. Persyaratan dan Hubungan Ruang
4. Alur Proses dan Tata Letak
5. Fungsi I Aktifitas
6. Prasarana
7. Peralatan
Akhir penelitian telah menghasilkan sebuah analisa mengenai kondisi dan usulan mengenai pemecahan masalah rancang bangun Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Sumber Waras, yang diharapkan dapat berguna bagi perencanaan dan pengembangan selanjutnya Rumah Sakit Sumber Waras.

This study have a background development of surgical department of Sumber Waras Hospital , which in implementation occurred any mistakes materials caws and system. After reconstruction and used, there are lots of inconsistencies in the space design concept.
This study attempts to analyze how far the Physical Condition from Surgical Department of Sumber Waras Hospital fulfils the standard requirement of Physic Design and to know the correct requirement and certainty of the operating room which give the correct operating service.
A qualitative approach of comparison study has been carried out based on field data and information collected through questionnaire and interview during ls` through 31st of March 2003.
The research monitored several factors influencing the surgery installation design. There were seven factors to be observed:
1. Zoning
2. Form, characteristic and composition
3. Regulation and room connection
4. Process and location arrangement
5. Function 1 Activity
6. Infrastructure
7. Equipment
This thesis proposes the evaluated building concept standard in order to developed Surgical Department in Sumber Waras Hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12656
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hud
"Penelitian ini dilatar belakangi tidak terdapatnya standarisasi rumah sakit khusus pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang juga memiliki fungsi lain sebagai sarana pendidikan dokter gigi. Selain itu perencanaan pembangunan RSGM FKG UI selama ini masih bersifat tambal sulam, hal ini dikarenakan bangunan dan sarana yang ada saat ini pada awalnya dibangun tidak spesifik sebagai sebuah rumah sakit gigi dan mulut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kondisi fisik bangunan dan sarana RSGM FKG UI memenuhi standar Departemen Kesehatan RI dan literatur yang benar dari persyaratan dan ketentuan guna dapat memberikan layanan kesehatan gigi dan mulut serta pendidikan dokter gigi yang tepat.
Jenis penelitian sdalah studi komparatif. Data dan informasi didapat melalui kuesioner, arsip mengenai kondisi fisik hangman dan sarana di RSGM FKG UI serta pengamatan lapangan sejak 15 Mei -- 17 Juni 2003.
Pada penelitian ini diamati faktor - faktor yang mempengaruhi disain kondisi fisik bangunan dan sarana RSGM FKG Ul yaitu :
1. Ruang Layanan Medik
2. Sistem Mekanikal
3. Sistem Elektrikal
4. Pencahayaan
Akhir penelitian telah menghasilkan sebuah analisa mengenai kondisi dan usulan mengenai pemecahan masalah fisik bangunan dan saran RSGM FKG UI, yang diharapkan dapat berguna bagi perencanaan dan pengembangan seianjutnya RSGM FKG UI.

The study of Physical Building and Infrastructure Condition for Dental and Mouth Hospital, Faculty of Dentistry, University of IndonesiaThis study have a background about there is no standardization for Dental and Mouth Hospital. This Hospital have function not for treatment only, but it has another function is for dentist education. In other side, the planning for RSGM FKG UI building well not organized, this situation because building and infrastructures have built not for Dental and Mouth Hospital.
This study make analyzing condition of physical building and infrastructures for RSGM FKG UT, to fulfill standard who decided from Health Ministry of RI and literatures.
This study is Comparative study. Information and data will be found with questioner, archives about physical building and infrastructures RSGM FKG UI condition. This study have observation since May 15 -. June 17 2003.
This study have observed the factors. who had influence to physical building and infrastructure design :
1. Medical Room Services
2. Mechanical System
3. Electrical System
4. Lightning
The result in this study is an analysis and proposition about physical building and infrastructure condition at RSGM FKG UI, which can useful for next planning and improving.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12706
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendryk Timur
"Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya rencana Rumah Sakit Sumber Waras untuk membuat IGD yang lebih baik dalam kurun waktu 5 tahun mendatang. Keberadaan IGD yang ada sekarang ini cukup baik dan sudah dapat memberikan pelayanannya dengan baik. Namun seiring dengan makin meningkatnya persaingan antar rumah sakit, Rumah Sakit Sumber Waras merasa pelu meningkatkan pelayanan kesehatannya terutarna di Instalasi Gawat Darurat.
Tujuan penelitian ini adalah, untuk menganalisa sejauh mana kondisi fisik yang ada dari Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Sumber Waras memenuhi persyaratan Standar Disain Fisik dan mengetahui disain fisik Instalasi Gawat Darurat yang sesuai untuk kebutuhan konsumen IGD Rumah Sakit Sumber Waras.
Jenis penelitian merupakan studi komparatif dengan pendekatan kualitatif. Data dan informasi didapat melalui kuesioner berikut wawancara, serta pengamatan di lapangan sejak 1 hingga 31 mei 2004.
Pada penelitian ini diamati faktor-faktor yang mempengaruhi Disain Fisik Instalasi Gawat Darurat, yaitu :
1. Zoning
2. Bentuk, Karakteristik dan Komposisi
3. Persyaratan dan Hubungan Ruang
4. Alur Proses dan Tata Letak
5. Fungsi/Aktifitas.
6. Prasarana
7. Peralatan
Penelitian ini telah menghasilkan sebuah analisa mengenai kondisi dan usulan mengenai pemecahan masalah rancang bangun Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Sumber Waras. Dari 7 faktor yang dianalisa didapatkan hasil : 1 faktor yang tidak memenuhi syarat yaitu faktor Zoning (33,3%), 1 faktor yang hampir memenuhi syarat yaitu faktor Bentuk, Karakter dan Komposisi (58,3%) dan 5 faktor yang telah memenuhi syarat yaitu faktor Persyaratan dan Hubungan Ruang (88,8%), faktor Fungsi/Aktifitas (84,6%), faktor Prasarana (75%), faktor Peralatan (86,6%) dan faktor Alur dan Tata Letak (100%).
Selain hasil perbadingan tersebut, penelitian ini juga menghasilkan sebuah disain IGD rumah sakit Sumber Waras yang sesuai dengan kebutuhan konsumen internal dan konsumen eksternal rumah sakit Sumber Waras yang berupa saran.

Physical Design Analysis of Sumber Waras Hospital's Emergency Room is Based on Indonesia Department of Health's Rule, Direction Literature and StandardThis research is motivated by Sumber Waras Hospital's plan to build a better emergency room in the next five years. The emergency room which the hospital has now is already good enough and able to serve well. Along with the raise of the hospital's competition, Sumber Waras Hospital thinks to increase its health service especially the emergency room.
The purpose of this research used a comparative study with the qualitative approach The data and information are from the questionnaire, interviews and also the field survey which was done from 1 until 31 May 2004.
Some factors which influence the physical design are observed in this research They are:
1. The arrangement in zones
2. The form, character and composition
3. The room's relation and requirement
4. The process and layout
5. The function/activity
6. The infra structure
7. The equipments.
This research has brought analysis about condition and proposal on construction solving emergency Instalation Sumber Waras hospital.
From 7 factor that analyzed getting a result one factor that. Is not qualified namely zoning factor (33,3%), one factor that is almost qualified that is, form, character and composition (58,3%) and 5 factor that have been qualified there are The room's relation (88,8%) and requirement, the Process and- Lay Out (100%), the Function/Activity (84,6%), the Infra Structure (75%) and the Equipment (86,6%).
Beside that comparation result, this research also produce a design of emergency Instalation Sumber Waras hospital base on the needs internal consumer and external consumer Sumber Waras hospital as suggestion.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoni Vanto
"Latar Belakang: Surgical Site Infection (SSI) adalah infeksi sekitar luka operasi dalam kurun waktu 30 hari pascabedah. SSI merupakan 23,6% dari total infeksi nosokomial pascabedah abdomen di RSCM tahun 2009 – 2011. Tingginya angka morbiditas dan mortalitas dikarenakan SSI menyebabkan biaya penangganan SSI, sehingga pencegahan SSI akan mengurangi biaya pengobatan. Aquadest diketahui cairan yang efektif untuk irigasi luka, mudah didapatkan, murah dan aman untuk irigasi luka.
Tujuan: Mengetahui pencucian luka dengan aquadest dibanding perawatan luka Standar.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental terandomisasi tersamar tunggal, yang dilakukan di departemen bedah, Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Mei – Juni 2018. Subyek berjumlah 80 orang setelah laparatomi mediana, dibagi menjadi grup kontrol (n=40) yang menerima perawatan standar dengan tulle setiap 2 hari dan grup eksperimental (n=40) yang menerima pencucian luka dengan aquadest setiap hari, dimulai hari kedua pascabedah. Pada hari ketujuh, dilakukan kultur mikrobiologi yang diambil dari benang jahitan. Parameter yang dievaluasi adalah pertumbuhan kuman, tanda infeksi, dan biaya per subyek antara 2 grup untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas keduanya.
Hasil: Positif kultur mikrobiologi 57,5% (n=23) pada grup kontrol dan 55% (n=22) pada grup eksperimental. Tidak ada perbedaan bermakna antara kolonisasi kuman di grup kontrol dan grup eksperimental (p=0,820) maupun insiden SSI (p=1,00). Selisih biaya Rp 27.500,00 (Rp 19.400,00 – Rp 40.990,00) lebih rendah pada grup eksperimental (Rp 385.500,00 (Rp 379.500,00 – Rp 385.960,00)) dibanding grup kontrol (Rp 413.000,00 (Rp 398.900,00–Rp 426.950,00))
Kesimpulan: Pencucian luka dengan aquadest lebih efisien dibandingkan perawatan luka dengan teknik standar.

Background: Surgical Site Infection (SSI) is infection at or around the incision site within 30 days postoperative. SSI accounts for 23.6% of total nosocomial infections after abdominal surgery in Cipto Mangunkusumo General Hospital during 2009 – 2011. The high morbidity and mortality due to SSI causes high cost burden for SSI management, hence prevention of SSI will reduced the cost of treatment. Aquadest has known as an effective substance for wound irrigation, easy to obtain, low-cost and safe for wound irrigation.
Aim: The study objective was to know the efficiency of aquadest wound irrigation compared to standard wound care.
Methods: This was a single-blinded randomized experimental study, conducted at the Department of Medical Surgery, Faculty of Medicine University of Indonesia, Cipto Mangunkusumo General Hospital during May-June 2018. Subjects were eighty patients after median laparotomy, randomized into control group (n=40) which received standard wound care with tulle every other day and experimental group (n=40) which received aquadest wound irrigation every day, started on the second post operation day. On the seventh day, microbiological culture taken from surgical suture materials. Parameters evaluated were the bacterial growth, signs of infection and cost per subject between two groups to know the efficiency and efficacy of both treatment.
Result: The positive microbiological culture were 57,5% (n=23) in control group and 55% (n=22) in experimental group. There was no significant difference of bacterial colonization in the control and experimental group (p = 0,820) neither in SSI incidence (p = 1,00). The cost difference was Rp 27.500,00 (Rp 19.400,00 – Rp 40.990,00) lower for subject in experimental group (Rp 385.500,00 (Rp 379.500,00 – Rp 385.960,00)) compared with control group (Rp 413.000,00 (Rp 398.900,00–Rp 426.950,00)).
Conclusion: Surgical wound irrigation with aquadest was more efficient compared with standar surgical wound care.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Ali
"Penelitian di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita dilakukan dengan tujuan untuk melihat gambaran umum tingkat kesehatan gigi dan mulut (kebersihan mulut, kesehatan gingiva, dan karies gigi) anak yang berkunjung di Klinik Khusus Tumbuh Kembang Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita dan untuk mengetahui status kesehatan gigi dan mulut (kebersihan mulut, kesehatan gingiva, dan karies gigi) antara anak sindroma Down dan anak non sindroma Down yang berkunjung ke Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita. Selain itu juga diharapkan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun program perawatan gigi dan mulut anak sindroma Down di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, Subyek penelitian dilakukan pada 34 anak sindroma Down dan 39 anak yang tidak mengalami kelainan genetika dengan usia 21-76 bulan. Penelitian merupakan kasus kelola berdasarkan data rekam medik, pengamatan serta wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks gingivitis untuk kelompok anak sindroma Down 0,60 dan anak non sindroma Down 0,51, ada perbedaan yang tidak bermakna. Anak sindroma Down mengalami karies dengan def-t rata-rata 4,65 dan anak non sindroma Down def-t rata-rata 4,28."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengetahuan tentang teknik steril sangat diperlukan oleh perawat kamar bedah karena teknik steril merupakan prinsip yang harus dilaksanakan untuk mencegah terjadinya infeksi Iuka operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan perawat tentang teknik steril di kamar bedah Rumah Sakit PT Pelni Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan jumlah responden 33 orang. Alat pengumpul data berupa kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan perawat di kamar bedah Rumah Sakit PT Pelni Jakarta adalah tinggi dengan persentase 75,76 %. Penelitian ini merekomendasikan Penelitian lanjutan yaitu hubungan tingkat pengetahuan dan kepatuhan perawat tentang teknik steril di kamar bedah, serta adanya pelatihan secara berkala untuk penyegaran kembali."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5446
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahayu Paramita Asiani
"ABSTRAK
Latar belakang dan Tujuan
Anti biotika ampisilin telah lama digunakan oleh para dokter gigi untuk terapi penyakit infeksi gigi khususnya abses dentoalveolar. Salah satu kelemahan ampisilin adalah mudah dirusak oleh enzim betalaktamase yang dikeluarkan oleh kuman sehingga kehilangan daya anti bakterinya. Upaya umtuk mempertahankan aktivitas ampisilin adalah dengan memberikan terapi kombinasi ampisilin + sulbaktam sebagai inlubitornya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana efektivitas preparat arltibio kombinasi sulbaktam+ampisilin terhadap kesembuhan abses dentoalveolar.
Metoda Penelitian
Jenis disain penelitian adalah Studi Experimental secara Randomised Clinical Trial dengan besar sampel 23 orang untuk kelompok intervensi (penderita yang mendapat Sulbaktaim-ampisilin) dan 23 orang untuk kelompok kontrol (penderita yang mendapat ampisdin). Analisa data dilakukan secara univariat, bivariat dengan menggunakan perangkat lunak Epi Info 6.02
Hasil
Hasil penelitian secara invitro memperlihatkan bahwa semua kuman yang ditemukan masih sensitif ( 97.8%) terhadap kombinasi sulbaktam-ampisdin kecuali A Farmacatus yang masih rash-ten (2.2%) terhadap obat tersebut. Hasil penektan secara invivo memperlihatkan bahwa efektivitas obat aulbaktam-ampislin terhadap kesembuhan abses sebanyak 19 orang (82.6%) dengan x = 19.6 ; p < 0.05 dan R = 6.11, berarti dengan pengobatan kombinasi sulbaktam+ampislin memberikan kesembuhan 6 kali lebih besar dari pada obat ampisilin.
Kesimpulan
Penggunaan obat sulbaktam-ampisilin merupakan kombinasi yang efektif untuk mengatasi abses dentoalveolar, dengan tingkat efektivitasnya secara umum adalah pengembalian ampisilin kekedudukan semula setelah selama ini terus menurun karena resistensi yang disebabkan oleh meningkatnya kemampuan kuman untuk menghasilkan enzim betalaktamase, selain hari kesembuhannya dapat diperpendek."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Zubaidah Cornain
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan secara klinis dan radiografis setelah perawatan saluran akar satu kali kunjungan dengan formokresol pada molar sulung dengan karies mencapai pulpa non. vital. Subjek penelitian adalah molar sulung bawah pada anak usia 6-7 tahun. Dilakukan perawatan saluran akar satu kali kunjungan dengan formokresol lima menit dan pengisian saluran akar dengan zink oksid engenol pasta, kemudian dilakukan evaluasi secara klinis setelah satu minggu, satu bulan, dan tiga bulan serta secara radiografis setelah tiga bulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perubahan bermakna secara klinis pada gingiva setelah satu bulan yang ditandai dengan hilangnya tanda-tanda keradangan (X2= 18.00; p < 0,01), dan secara radiografis setelah tiga bulan perawatan saluran akar satu kali kunjungan dengan formokresol pada molar sulung bawah dengan karies mencapai pulpa non vital (X2 = 21,65; p < 0,01). Sedangkan hasil pemeriksaan klinis lainnya tidak terdapat kegoyangan gigi dan saat palpasi, tekanan serta perkusi hasilnya adalah negatif baik setelah satu minggu, satu bulan dan tiga bulan perawatan."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T1235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyida Tri Nurdyana
"Penelitian ini bertujuan menganalisis pelaksanaan transformasi klinik menjadi Rumah Sakit oleh salah satu penyedia jasa layanan Kesehatan, Klinik YH di Kabupaten Madiun. Penelitian terbatas pada transformasi organisasi, sumber daya manusia, dan teknologi. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan metode studi kasus dan analisa kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi dokumentasi. Persebaran pelayanan Kesehatan yang belum merata, akses Kesehatan yang terbatas di beberapa daerah, serta meningkatnya jumlah pasien pada klinik menjadi salah satu pendorong klinik YH melakukan transformasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa transformasi klinik YH belum dilaksanakan secara jelas.Transformasi organisasi, Sumber Daya Manusia, dan teknologi masih direncanakan secara normatif dan belum ada pelaksanaan secara jelas. Hal tersebut dikarenakan kondisi klinik yang masih berfokus pada pengurusan perizinan dan pemenuhan sarana prasarana dan tenaga kerja sesuai persyaratan menjadi Rumah Sakit kelas D pada permenkes. 

This study aims to analyze the implementation of the transformation of a clinic into a hospital by one of the health service providers, the YH Clinic in Madiun Regency. Research is limited to organizational transformation, human resources, and technology. The research design is descriptive with a case study method and qualitative analysis. Data collection was carried out by interviews and documentation studies. The uneven distribution of health services, limited access to health in several areas, and the increasing number of patients at the clinic have been one of the driving forces for the transformation of the YH clinic. This research shows that the transformation of the YH clinic has not been clearly implemented. Organizational transformation, human resources and technology are still planned normatively and there is no clear implementation yet. This is due to the condition of the clinic which is still focused on obtaining permits and fulfilling infrastructure and manpower according to the requirements to become a Class D Hospital in the Minister of Health."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hastuti
"RSIA Budi Kemuliaan merupakan salah satu rumah sakit tertua dan tetap eksis di kota Jakarta.Tinggi rendahnya kunjungan/utilisasi poliklinik merupakan interaksi antara pemberi pelayanan dan pengguna pelayanan (pasien). Peningkatan jumlah kunjungan yang berbeda di setiap poliklinik dan belum tercapainya target peningkatan jumlah kunjungan 10% setiap tahunnya menjadi latar belakang penelitiaan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik responden RSIABK dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi poliklinik di RSIABK.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian sebanyak 270 responden yang mewakili poliklinik lantai II, lantai III pagi dan lantai III sore.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan menengah ke atas (SLTA - ≥ tamat S1) sebesar 83,7%, sebagian besar responden adalah bekerja (69,3%) dengan penghasilan keluarga kurang dari Rp.3 juta (51,5%), memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik (67,4%), sebanyak 76,3% biaya pengobatan ditanggung sendiri (out of pocket), memiliki rata-rata waktu tempuh dari tempat tinggal ke rumah sakit 37,01 menit. Terdapat perbedaan karakteristik responden yang memilih poliklinik lantai II,lantai III pagi dan lantai III sore. Faktor yang langsung mempengaruhi utilisasi poliklinik lantai II vs poliklinik lantai III sore adalah kualitas alur pelayanan, pengetahuan, jarak tempuh, tarif dan asal biaya pengobatan. Sedangkan faktor yang langsung mempengaruhi utilisasi poliklinik lantai II vs poliklinik lantai III pagi adalah kualitas fisik RS, keterampilan bidan/perawat,asal biaya pengobatan dan pendapatan. Citra poliklinik RSIABK umumnya cukup baik dengan skor rata-rata 7,7.

Budi Kemuliaan Maternal and Child Hospital is one of the oldest hospitals and still exists in Jakarta. The frequency of polyclinic utilization represents the interaction between service providers and service users (patients). The difference of visit amount development for each polyclinic and the 10% target of visit amount development that has not been achieved become the background of this research. The purpose of this study is to understand the picture of respondents characteristic and to understand of the factors associated with utilization polyclinic of Budi Kemuliaan Maternal and Child Hospital.
The type of this research is quantitative research. The writer applies analytical descriptive study by using cross-sectional approach. There are 270 respondents as the sample of the research representing polyclinic 2nd floor, 3rd floor in the morning and afternoon the 3rd floor.
The results showed that the majority of respondents upper middle level of education (≥ high school graduation-S1) of 83.7%, the majority of respondents were working (69.3%) with family income of less than Rp.3 million (51.5%), has a poor level of knowledge (67.4%), as much as 76.3% of medical costs are afforded privately (outof- pocket), and has an average travel time from residence to hospital 37.01 minutes. There are several differences in respondent characteristics between polyclinics 2nd floor, 3rd floor in the morning and the 3rd floor in the afternoon. Factors that directly affect of polyclinic's utilization 2nd floor vs polyclinic 3rd floor in the afternoon are the quality of service, knowledge, mileage, rates and home treatment costs. While the factors that directly affect of the polyclinic's utilization 2nd floor vs polyclinic 3rd floor in the morning are the physical quality of hospital, midwives or nurses' skills, and sources of medical expenses and revenues. Polyclinic RSIABK image is generally quite good with an average score of 7.7.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30048
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>