Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177347 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Poedji Hastoety Djaiman
"Angka kematian bayi di Indonesia walaupun mengalami penurunan dari tahun ke tahun namun masih menunjukkan angka ke empat terbesar di antara negara Asia Tenggara lainnya, sehingga upaya penurunan angka kematian bayi masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan kesehatan.
Angka kematian bayi terbagi menjadi dua garis besar, kematian postneonatus dan kematian neonatus, yang mempunyai faktor penyebab berbeda. kematian neonatus lebih disebabkan faktor endogen seperti pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan. Departeman Kesehatan membagi kematian neonatus ke dalam dua garis besar yaitu kematian neonatus dini dan kematian neonatus lanjut.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontak ibu pada saat kehamilan dan pada saat persalinan terhadap kematian neonatus dini atau neonatus lanjut.
Studi dengan analisis data sekunder ini, mendasarkan pada survei dengan jumlah sampel 3808 pada wanita berusia 15 hingga 49 tahun, pernah hamil, pernah melahirkan lima tahun sebelum wawancara dilakukan, mempunyai anak meninggal di bawah 28 hari atau mempunyai anak hidup di atas 28 hari dan di bawah I tahun dari saat wawancara dilakukan. Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi multinomial dengan memperhitungkan desain sampel melalui, strata, Master, maupun pembobotannya.
Analisis bivariat menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kematian bayi neonatus dini adalah faktor kontak ibu dengan petugas kesehatan pada masa kehamilan, kontak ibu dengan petugas kesehatan pada saat persalinan, jarak kelahiran, pekerjaan ibu, dan akses ibu terhadap informasi. Sedangkan faktor yang berhubungan secara bermakna terhadap kematian neonatus lanjut adalah faktor kontak ibu dengan petugas kesehatan pada saat kehamilan, kontak ibu dengan petugas kesehatan pada saat persalinan, jarak kelahiran, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan akses ibu terhadap informasi.
Pada analisis multivariat, faktor kontak ibu dengan petugas kesehatan pada saat kehamilan memberikan hubungan yang bermakna baik terhadap kematian neonatus dini maupun neonatus lanjut. Kontak ibu dengan petugas kesehatan pada saat persalinan, mempunyai hubungan bermakna dengan kematian neonatus lanjut, namun tidak bermakna dengan kematian neonatus dini.
Jarak kehamilan berhubungan secara bermakna terhadap kematian neonatus dini dan neonatus lanjut. Faktor ibu bekerja dan akses ibu terhadap informasi berhubungan secara bermakna pada kematian neonatus dini, namun tidak bermakna terhadap kematian neonatus lanjut.
Besarnya risiko kematian neonatus dini bila ibu tidak memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali, persalinan tidak ditolong oleh tenaga kesehatan, jarak kehamilan di bawah 2 tahun, ibu bekerja dan tidak ada akses informasi adalah sebesar 1.4 kali dibandingkan dengan yang memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, jarak kehamilan di atas 2 tahun, ibu tidak bekerja dan ada akses informasi.
Besarnya protektif pada ibu yang memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali, persalinan ditolong tenaga kesehatan, jarak kehamilan di atas 2 tahun, ibu tidak bekerja dan ada akses informasi adalah sebesar 0.23 kali di bandingkan dengan ibu yang tidak memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali, persalinan tidak ditolong tenaga kesehatan, jarak kehamilan di bawah 2 tahun, ibu bekerja dan tidak ada akses informasi
Besarnya risiko kematian bayi neonatus dini dan kematian neonatus lanjut pada analisis mempertimbangkan desain sampel dan tidak memperhatikan desain sampel berbeda untuk faktor yang berhubungan secara bermakna dan besamya hubungan.

The Infant Mortality Rate is divided into two parts that are Postneonatus Death and Neonatus Death which have different factors. Neonatus Death is caused by the endogen factors such as the pregnant examination and the birth help. The Health Department divides the Neonatus Death into two main parts that are the Early Neonatus Death and the Late Neonatus Death.
This analysis is done to examine the Connection between mothers on their pragnancy and birth and the Early neonatus Death or the Late Neonatus Death.
The study of this secondary data analysis, based on the survey that amounts to 3808 women as the samples from 15 to 49 years old, that have ever pregnant, have ever given birth in five years before the interview is done, have a dead child below 28 days of age or have a living child over 28 days of age and below one year when the interview is done. This analysis is done by using the Multinomial Regretion that counts up the samples design through the Strata, the Cluster, or the weighted.
The Bivariate Analysis shows the connection factors on the Early Neonatus Death are the factors between mothers and the health staff on the pregnancy, the factors between mothers and the health staff on the birth, the length of the birth, mothers activities, and mothers access to information. Whereas the connection factors on the Late Neonatus Death are the factors between mothers and the health staff on the pregnancy, the factors between mothers and the health staff on the birth, the length of the birth, mothers education, mothers activities, and mothers access to information.
On the Multivariate Analysis, the factors between mothers and the health staff on the pregnancy give an important connection to the Early Neonatus Death or the Late Neonatus Death. The factors between mothers and the health staff on the birth has an important connection to the Late Neonatus Death, instead of to the Early Neonatus Death.
The length of birth relates to the Early Neonatus Death and to the Late Neonatus Death very well. Mothers activities and mothers access to information factors relate to the Early Neonatus Death very well instead of to the Late Neonatus Death.
The amount of the Early Neonatus Death risk if the mothers do not check their pregnancies at least four times, the birth without health staff help, the length of the birth below two years, working mothers and no information access is 1.4 times bigger than those that who check their pregnancies at least four times, the birth with health staff help, the length of the birth below two years, mothers that do not work but have information access.
The amount of protection to mothers who check their pregnancies at least four times, the birth with health staff help, the length of the birth over two years, mothers that do not work but have information access is 0.23 times bigger than that who do not check their pregnancies at least four times, the birth without health staff help, the length of the birth below two years, working mothers and no information access.
The total of the Early Neonatus Death and the Late Neonatus Death in this analysis considers the sample design but do not notice the different sample design to the main connection factors and the amount of the connection.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T12632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Puspitasari
"Tesis ini membahas mengenai ibu hamil yang mengalami komplikasi selama kehamilannya dengan kejadian kematian neonatal. Angka kematian neonatal di suatu daerah dapat dijadikan sebagai salah satu indikator dalam keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan. Selain faktor penyebab langsung, juga terdapat berbagai faktor pemicu terjadinya kematian neonatal. Faktor tersebut meliputi faktor sosial ekonomi, faktor ibu, faktor pelayanan kesehatan, faktor neonatal, faktor persalinan dan pelayanan postnatal. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab kematian neonatal adalah kelengkapan kunjungan ANC, kunjungan neonatal, usia ibu, penolong persalinan, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan tempat persalinan. Responden yang mengalami komplikasi kehamilan mulas sebelum 9 bulan memiliki peluang sebesar 1,021 untuk mengalami kematian neonatal, responden yang mengalami komplikasi kehamilan perdarahan berlebihan memiliki peluang sebesar 1,170 kali untuk mengalami kematian neonatal, responden yang mengalami kommplikasi kehamilan demam memiliki peluang sebesar 1,153 kali untuk mengalami kematian neonatal, , responden yang mengalami komplikasi kehamilan kejang memiliki peluang sebesar 1,036 kali untuk mengalami kematian neonatal, responden yang mengalami komplikasi kehamilan dengan tanda bahaya lebih dari satu jenistanda bahaya seperti hipertensi, kepala pusing, posisi janin sungsang, dan oedema memiliki peluang sebesar 1,276 kali untuk mengalami kematian neonatal. Dan yang berkaitan dengan komplikasi kehamilan, diharapkan pemerintah melakukan upaya deteksi dini terhadapa komplikasi pada kehamilan dan perlu diikuti dengan pemantauan yang berkelanjutan pada kepatuhan ibu terhadap anjuran dari petugas kesehatan

This thesis discusses the pregnant women who experience complications during pregnancy with the incidence of neonatal mortality. Neonatal mortality rate in an area can be used as an indicator of the success of health care and health development programs. In addition to the direct causes, there are also many factors triggering the occurrence of neonatal mortality. These factors include socioeconomic factors, maternal factors, health service factors, neonatal factors, factors childbirth and postnatal care. This study used cross sectional design by using multiple logistic regression analysis. The results of this study indicate that the cause of neonatal mortality is completeness ANC, visit neonatal, maternal age, birth attendants, maternal education, maternal employment and the place of delivery. Respondents who experienced pregnancy complications heartburn before 9 months have a chance at 1,021 to experience neonatal death, respondents who experienced pregnancy complications excessive bleeding have a chance at 1,170 times to experience neonatal death, respondents who experienced kommplikasi pregnancy fever has the opportunity for 1,153 times to experience neonatal deaths , respondents who experienced pregnancy complications seizures have a chance at 1,036 times to experience neonatal death, respondents who experienced pregnancy complications with danger signs of more than one jenistanda hazards such as hypertension, headache, fetal position, breech presentation, and edema have a chance at 1,276 times to experience neonatal death. And associated with complications of pregnancy, it is expected the government to make efforts terhadapa early detection of complications in pregnancy and should be followed by continuous monitoring on compliance mother against the advice of health officials."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Catur Wijayanti
"ABSTRAK
Status kesehatan bayi merupakan salah satu indikator yang sensitif untuk menilai kesehatan masyarakat di suatu negara. Penilaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilakukan dengan melihat beberapa indikator yang tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas dan status gizi. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal, yaitu 0-28 hari pertama kehidupan. Data SDKI menunjukkan angka kematian neonatal dari tahun 1993-1997 sebesar 25 menjadi 20 per 1.000 kelahiran pada tahun 1998-2002, dan kemudian pada tahun 2003-2007 Angka Kematian Neonatal (AKN) menjadi 19 per 1.000 kelahiran (BKKBN dkk, 1997, 2003, 2007).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah anak yang dilahirkan dengan kejadian kematian neonatal berdasarkan data SDKI Tahun 2007. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional menggunakan data SDKI Tahun 2007 dengan sampel sebanyak 15.273. analisis multivariat menggunakan Logistic Regression.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan jumlah anak yang dilahirkan terhadap kejadian kematian neonatal dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, jarak lahir, kunjungan ANC, tempat persalinan, riwayat operasi saesar dan jenis kelamin. Diketahui nilai POR sebesar 2,314 (95% CI : 1,122-4,7722) artinya ibu dengan jumlah anak yang dilahirkan 1 dan ≥ 4 memiliki risiko 2,314 kali untuk terjadinya kematian neonatal dibandingkan ibu yang memiliki jumlah anak yang dilahirkan 2-3 setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan, jarak lahir, kunjungan ANC, tempat persalinan, operasi saesar dan jenis kelamin.

ABSTRACT
Health status of infant is one sensitive indicator to assess the public health in a country. Public health status assessment can be done by looking at some indicators that reflected in the condition of morbidity, mortality and nutritional status. Public health in Indonesia is illustrated by infant mortality Rate (IMR), Child Mortality Rate (CMR) and Maternal Mortality Rate (MMR). Several studies have shown that more than 50% of infant deaths occur in the neonatal period, that is the first 0-28 days of life. IDHS data shows that neonatal mortality rate from year 1993-1997 is 25 to 20 per 1.000 live births in 1998-2002 and Neonatal Mortality Rate (NMR) is 19 per 1.000 births in 2003-2007 (BKKBN et al, 1997, 2003, 2007).
This study aims to know the relationship of parity with neonatal mortality events based on IDHS data 2007. This study is done by using cross-sectional design using and taking the IDHS data 2007 with the samples of 15.273. in analysis of multivariate, it uses Logistic Regression.
The results show that the relationship of parity with neonatal mortality events are influenced by education level, birth spacing, ANC visiting, childbirth place, caesar operating history and gender. The value of POR known that is 2,314 (95% CI: 1,122 to 4,7722), it means that mother and parity 1 and ≥ 4 who have 2,314 times the risks for the occurrence of neonatal death than mother who has parity 2- 3 after controlled by education level, birth spacing, ANC visiting, childbirth place, Caesar operating and gender."
2013
T35917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dasep Budi Abadi
"ABSTRAK
Angka kematian bayi di Kabupaten Bekasi masih
tinggi, pada tahun 1980 Kabupaten Bekasi merupakan
Salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang paling tinggi
angka kematian bayinya, dengan tingkat kematian bayi
149 perseribu kelahiran hidup.
Agar target penurunan angka kematian bayi tercapai
diperlukan pengetahuan tentang karakteristik yang
memungkinkan timbulnya resiko kematian bayi.
Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik
apa pada ibu dan anak yang memberi resiko kematian bayi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kasus kelola dengan kasus adalah ibu yang mengalami
kematian bayi pada periode waktu satu tahun sebelum
Januari 1987, yang tercatat pada hasil sampel survey
BKBN Kabupaten Bekasi bulan Januari 1987, dan kontrolnya adalah ibu yang bayinya tidak meninggal pada periode waktu yang sama, disain kasus kelola yang
digunakan adalah kasus kelola dengan memakai 1 kasus
dan 1 kontrol, dalam penentuan kasus dan kontrol tempat
tinggal dan kelahiran aterm dipakai sebagai faktor yang disamakan .
Dari 4 karakteristik yang diteliti yaitu Jarak
kelahiran, umur ibu waktu melahirkan, paritas dan
status survival anak "x-1", ternyata hanya ditemukan
perbedaan yang bermakna terhadap resiko mengalami
kematian bayi pada karakteristik jarak kelahiran
sedangkan karakteristik yang lainnya hanya menunjukkan
perbedaan resiko pada perhitungan odds rationya saja
tetapi secara statistik perbedaan ini tidak bermakna.
Peneliti melakukan pula analisis dengan penentuan
faktor keterpaparan yang berbeda dengan yang
dihipotesakan, ternyata odds rationya secara statistik
bermakna pada karakteristik Umur ibu waktu melahirkan,
paritas ibu, dan status survival anak "x-1".
Peneliti menyarankan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan jumlah kasus yang lebih besar, agar analisis yang lebih mendalam dapat dilakukan. Peneliti
menyarankan juga agar karakteristik lain dipelajari selain karakteristik Ibu dan Anak.

"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istonia Hermolinda Waang
"Salah satu penyebab kematian ibu adalah persalinan yang masih ditolong dukun di rumah. Kabupaten Alor merupakan penyumbang kematian ibu di Provinsi NTT, yaitu 17/ 4005 KH dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah yaitu, 59,8% (Riskesdas,2010).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan Revolusi KIA di Kabupaten Alor tahun 2012. Revolusi KIA adalah upaya percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir melalui persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang memadai.
Penelitian ini menggunakan dua (2) metode penelitian yaitu kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional terhadap 116 ibu yang mempunyai bayi 0-12 bulan, yang dihitung sesuai dengan rumus uji hipotesis beda dua proporsi dan sampel yang dipilih secara acak sederhana, sedangkan metode kualitatif menggunakan teknik wawancara mendalam kepada kepala dinas kesehatan, kepala bidang kesehatan keluarga, kepala puskesmas, bidan coordinator dan dukun yang berasal dari Puskesmas Mebung dan Kabir. Kedua puskesmas dipilih secara purposive dari 21 puskesmas di Kabupaten Alor.
Hasil penelitian menunjukkan 56% ibu melahirkan ditolong tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, 44 % masih ditolong dukun di rumah. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa masih kurangnya jumlah bidan, kurangnya kemitraan bidan dengan dukun, pemanfaatan rumah tunggu dan menggunakan leaflet yang dibuat peneliti.

One cause of maternal death is the labor that helped by a traditional birth attendant still at home. Alor is a contributor to maternal mortality in NTT, which is 17/4005 KH with childbirth by skilled health coverage is low, 59.8% (Riskesdas, 2010).
This study goals to find an overview of the implementation of the MCH Revolution in Alor regency in 2012. MCH Revolution is accelerating efforts to decrease maternal and newborn health through the delivery by health personnel in health facilities are satisfy.
This study uses two (2)method, namely quantitative and qualitative research. Quantitative research with cross sectional design of the 116 mothers who had babies 0-12 months, which is calculated according to the formula test two different hypotheses and the proportion of randomly selected samples simple, while the qualitative method using in-depth interview techniques to the health department, the head of the health sector family, head clinic, midwife coordinator and traditional midwives from Mebung and Kabir health centers purposively selected from 21 health centers in the district of Alor.
The results showed 56% of mothers give birth assisted health workers in health facilities, 44% are still being helped by a traditional birth attendant in the house. The results of qualitative research indicates that there is still troble of midwives, lack of midwives and the traditional birth attendant partnership, the use of waiting home increases safe deliveries and use the leaflets are made of researchers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Anggraeny
"Tingkat kesejahteraan suatu negara dapat dilihat dari angka kematian bayi. Berdasarkan informasi dari WHO salah satu penyebab kematian bayi adalah asfiksia. Asfiksia merupakan kondisi kekurangan oksigen pada jaringan tubuh. Skripsi ini membahas tentang sistem identifikasi kondisi janin dengan menggunakan metode Hidden Markov Model (HMM). Data audio merupakan masukan pada sistem. Data audio ini merupakan hasil konversi gelombang spektrum yang berasal sensor Near Infrared Spectroscopy (NIRS). Sistem ini terbagi menjadi dua proses utama, yaitu pembentukan database dan pengenalan kondisi janin. Kedua proses ini dilakukan dengan cara yang hampir sama yaitu pelabelan, pembentukan codebook, dan pembentukan parameter HMM. Dari parameter ini, hasil keluaran dapat diketahui dengan menghitung nilai probabilitas maksimum. Pada penelitian ini, digunakan data training sebanyak 5 dan 7 data dengan ukuran codebook 32, 64, 128, 256, 512, dan 1024. Dari hasil pengukuran, ukuran codebook yang optimal adalah 512. Sementara persentase akurasi bernilai 68% sampai 77%.

The level of walfare of a country can be seen from its infant mortality rate. Based on WHO information, one of the causes of infant mortality is asphyxia. Asphyxia is the condition of lack of oxygen in body tissue. This final project discusses about identification system of fetal asphyxia condition by using Hidden Markov Model (HMM) method. Audio data is the input of the system. This audio data is the result of conversion of spectrum wave originated from Near Infrared Spectroscopy (NIRS) sensor. This system consists of two main prosesses: database construction and fetal condition recognition. These two processes are carried out with similar ways through labellling, codebook forming, and HMM parameter forming. From the parameter, the output can be detected by calculating the maximum value of Log of Probability. This research uses 5 and 7 training data with codebook size 32, 64, 128, 256, 512, dan 1024. From the calculation result, the optimum codebook size is 512. While the percentage of accuracy is 68% to 77%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43342
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Myrnawati
"Dalam upaya membantu mempercepat penurunan AKB dan AKAB di Propinsi Jawa Barat, khususnya Dati II Cianjur, telah dilakukan penelitian yang menguji coba penanganan penyakit pada bayi/anak balita secara terpadu, yaitu Manajemen Terpadu Penyakit Anak (MTPA). Pendekatan ini dianjurkan oleh WHO untuk diterapkan di negara-negara berkembang yang mempunyai AKB di atas 40 per 1000 kelahiran hidup. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Kualitas Tatalaksana Kasus dan Kepatuhan Follow Up di Puskesmas yang mendapat intervensi dibandingkan di Puskesmas yang tidak mendapat intervensi MTPA, serta untuk mengetahui besarnya risiko kematian Bayi/Anak Balita yang memanfaatkan Pelayanan Puskesmas yang mendapat intervensi MTPA, dibandingkan yang tidak memanfaatkannya. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor lain yang berhubungan dengan ketiga hal di atas. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang berguna bagi Departemen Kesehatan, untuk membantu menurunkan angka kematian Bayi/Anak Balita, sehingga tujuan Pembangunan Kesehatan, yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, dapat segera diwujudkan.
Karena data awal tentang Kualitas Tatalaksana Kasus dan Kepatuhan Follow Up tidak diketahui, serta tidak dilakukan randomisasi, maka disain yang dipergunakan untuk menilai kedua hal tersebut adalah Pra eksperimen dengan jenis The Static Group Comparison. Kematian merupakan kejadian yang relatif jarang terjadi, sehingga disain yang dipergunakan untuk menilai risiko kematian bayi/anak balita adalah Kasus Kontrol. Metoda yang disebutkan terakhir ini paling tepat digunakan untuk mengukur variabel hasil akhir yang kecil. Sebelum penelitian dimulai, telah dilakukan tiga studi yaitu (1) survei data dasar untuk mengetahui AKB dan AKAB, (2) Rapid Health Service Assessment untuk mengetahui Kualitas Tatalaksana Kasus yang dilakukan oleh Petugas Kesehatan, dan (3) Rapid Ethnography Assesment untuk melihat secara lebih mendalam interaksi sosial masyarakat, yaitu kepercayaan dan kebiasaan masyarakat yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan untuk pengobatan bayi/anak balita.
Untuk melihat hubungan antara seperangkat faktor risiko secara bersama-sama dengan variabel hasil akhir, digunakan analilisis regresi linier ganda, analisis regresi logistik ganda dan analisis regresi logistik politomi. Untuk mendeteksi adanya multikoliniaritas, dibuat matriks korelasi Pearson. Untuk mendapat kategori yang optimal dalam memprediksi hasil akhir dari variabel yang mempunyai skala kontinu, dibuat kurva ROC (Receiver Operating Characteristic). Model akhir diupayakan agar robust (tepat) dan parsimonious (sederhana). Untuk mengetahui apakah model yang telah tersusun itu fit, dilakukan pengujian Pearson Chi Square dan uji untuk melihat besarnya daerah di bawah kurva ROC.
Berdasarkan teori yang telah dirangkum, kerangka konsep yang telah disusun, hasil analisis yang telah dikerjakan, dan juga berdasarkan pembahasan yang telah diutarakan, ditegakkan tiga tesis utama dan sebelas subtesis. Kualitas Tatalaksana, Kasus ternyata dipengaruhi oleh Intervensi MTPA dan Pengetahuan Petugas. Kepatuhan Follow Up tidak dipengaruhi oleh Intervensi MTPA, melainkan oleh Tingkat Keparahan Penyakit, Pengambil Keputusan Berobat dan Kesibukan Ibu. Sedangkan Kematian Bayi/Anak Balita dipengaruhi oleh Pencarian Pengobatan ke Puskesmas yang mendapat intervensi MTPA, Tingkat Keparahan Penyakit dan Perolehan Imunisasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menarik kesimpulan bahwa untuk mempercepat penurunan AKB dan AKAB, Departemen Kesehatan perlu segera menerapkan pendekatan MTPA dalam tatalaksana penyakit bayi/anak balita di seluruh pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia. Pendekatan ini tepat dilaksanakan di era krisis moneter seperti saat ini, karena sarana dan obat-obatan yang perlu disediakan sederhana sehingga memungkinkan disediakan di tempat terpencil sekalipun.

Evaluation on the Quality of Case Management, Compliance With Follow Up, and Death Risk in Infants/Young Children, a study in areas with MTPA Intervention and Non Intervention in Cianjur Regency, 1997In effort to accelerate the decrease of AKB and AKAB in west Java Province, particularly in Cianjur Regency, study on the Integrated Management of Childhood Illness i.e. management Terpadu Penyakit Anak (MTPA) was conducted. This approach has been recommended by WHO to be implemented in developing countries with AKB more than 40 per 1000 living birth. The objectives of study were to determine the quality of case, management, and the compliance with follow up in puskesmas with MTPA, intervention compared with those puskesmas without MTPA intervention, and to determine the extent of risk of death in infants / young children who take advantage of the services of Puskesmas with MTPA intervention compared with those who are not. In addition, this study was also intended to determine other factors related to the above three considerations. It is hoped that result of this study may provide a valuable input to the Department of Health in help reducing infants/young children mortality rate, so that one of the objectives of the Department of Health, i.e. to achieve the ability of living healthy for all citizens, may soon be realized.
Since preliminary data on the Quality of Case Management and Compliance With Follow Up Is not available, and randomization could not be performed, the design used to evaluate the above two things was pre experiment with The Static Group Comparison type. Death is relatively rare, so that the design used-to evaluate death risk in infants/young children was case control. The last method is most suitably used to measure small end results. Before performing this study, three studies were already performed: (1) base line survey to determine AKB and AKAB, (2) Rapid Health Service Assessment to determine the quality of Case management performed by health providers, and (3) Rapid Ethnography Assessment to look in detail social interaction between community, i.e. community's beliefs and habits in relation with treatment of infants/young children in health facilities.
Multiple linear regression analysis, multiple logistic regression analysis and polytomy logistic regression analysis were used to discover the relationship between several risk factors and variables of end results. To detect muticolinearity, Pearson correlation matrix was made. Receiver Operating Characteristic (ROC) curve was made to establish optimal category of continuing scales variables. It was attempted to make end models robust (accurate) and parsimonious (simple), to determine the fitness of the models, Pearson Chi Square and the extent of area under ROC curve was used.
Based on summarized theories, organized framework concepts, results of analysis, and the above-mentioned discussion, three main thesis and eleven sub-thesis have been established. The Quality of Case Management is found to be affected by MTPA Interventions and Providers knowledge. Compliance with Follow Up is not affected by MTPA intervention but by the severity of disease, decision to seek treatment, and occupied mother. While infants/young children death is affected by seeking treatment to Puskesmas with MTPA intervention, severity of disease, and application of immunization.
Based on the results of this study, the investigator concluded that in order to accelerate the decrease of AKB and AKAB. The Department of Health should immediately apply MTPA approach in the management of infants / young children diseases in all Puskesmas in Indonesia. This approach is suitably conducted in this era of monetary crisis due to the simplicity of equipments and medications to be prepared, especially in remote area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
D228
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Uly Indrawaty
"Angka kematian bayi merupakan indikator sensitif untuk mengetahui derajat kesehatan suatu negara, bahkan untuk rnengukur suatu bangsa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pola tingkat kematian bayi berdasarkan wilayah urban dan non urban Kota Bekasi serta hubungan indeks pendidikan, penderita kekurangan gizi, jurnlah keluarga miskin, dan fasilitas kesehatan dengan tingkat kematian bayi pada tahun 2008. Metode yang digunakan yaitu metode analisis keruangan (spatial) dan metode korelasi Pearson.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kematian bayi tinggi sebagian besar terletak di wilayah urban, meliputi 7 kelurahan (12,50%), sedangkan pada Wilayah urban meliputi 4 kelurahan (7,14%). Berdasarkan perhitungan dengan rnenggunakan metode korelasi Pearson didapatkan hasil bahwa pada Wilayah urban di Kota Bekasi, tingkat kematian bayi memiliki hubungan negatif dengan jumlah keluarga miskin, artinya semakin tinggi jumlah keluarga miskin, maka tingkat kematian bayi akan semakin rendah. Sedangkan pada wilayah non urban, tingkat kematian bayi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak rnasuk dalam penelitian ini.

Infant mortality is a sensitive indicator for the degree of health of a country, even to measure a nation. Goal of this research is to know the pattern of infant mortality rate based on urban and non urban in Bekasi City, beside that this research is to know about the influence of relationship index of education, lack of nutrition, the number of poor families, and health facilities to the rate of infant mortality in the year 2008. This research use spatial analysis method, which is Pearson correlation method.
The results of research shows that high rate of infant mortality are mostly located in urban areas, covering 7 kelurahan (l2.50%), while in the non urban area covers 4 l"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S34121
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Pratiwi
"Skripsi ini membahas kematian bayi pada periode neonatal dengan kunjungan ANC dan perawatan postnatal di Indonesia. Adapun permasalahan dalam skripsi ini adalah angka kematian bayi belum mengalami penurunan yang sangat drastis yang lebih dikenal dengan fenomena 2/3 adalah pertama yaitu fenomena 2/3 kematian bayi ( 0 – 1 tahun ). terjadi pada masa neonatal. Kedua yaitu fenomena 2/3 terjadi pada masa neonatal dan terjadi pada minggu pertama yang berkaitan pada kematian bayi di Indonesia. Kematian bayi neonatal sebanyak 100.454 bayi berarti 273 neonatal meninggal setiap harinya yang berarti setiap 1 juta bayi neonatal meninggal secara dini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kematian bayi selama 28 hari ( survival neonatal ) dan mengetahui hubungan kematian bayi selama 28 hari berdasarkan kunjungan ANC dan perawatan postnatal. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.
Hasil analisis penelitian ini adalah probabilitas kematian bayi pada periode neonatal adalah sebesar 4 %, Kunjungan ANC dan perawatan postnatal yang kurang baik memberikan probabilitas kematian bayi pada periode neonatal sebesar 82,8 % dan hasil multivariate pengaruh kunjungan ANC terhadap kematian bayi pada periode neonatal menunjukkan hasil yang signifikan secara statistic. Hasil penelitian menyarankan bahwa kunjunagn ANC dan perawatan postnatal sangat diperlukan untuk ibu hamil karena dapat mendeteksi sedini mungkin komplikasi yang mungkin terjadi.

This skripsi studies infant mortality at neonatal period with visit ANC and treatment of postnatal in Indonesia. As for problem of this skripsi is baby mortality has not experienced a real more knowledgeable drastic degradation with phenomenon 2/3 is first that is phenomenon 2/3 infant mortalities ( 0 - 1 year ). happened during neonate. Second that is phenomenon 2/3 happened during neonate and happened at interconnected first week at infant mortality in Indonesia. Neonatal infant mortality 100454 babies means 273 neonates to die every day its(the meaning every 1 million neonatal babies died earlyly.
Purpose of this research is to know infant mortality during 28 days ( neonate survival ) and knows the relation of infant mortality during 28 days based on visit ANC and treatment postnatal. This research is quantitative research with design cross sectional.
Result of this research analysis is infant mortality probability at neonate period is equal to 4 %, Visit ANC and treatment of postnatal which is unfavourable gives infant mortality probability at neonatal period 82,8 % and result of multivariate visit influence ANC to infant mortality at neonatal period shows result signifikan in statistic. Result of research suggests that kunjunagn ANC and treatment of postnatal hardly is needed to pregnant mother because can detect early possible komplikasi which possibly happened.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Etti Suryani
"ABSTRAK
Salah satu indikator derajat kesehatan adalah angka kematian bayi (AKB). Saat ini AKB nasional adalah 34 kematian per 1.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Berbagai upaya dilakukan Pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Bayi diantaranya program Desa Siaga. Penelitian ini adalah penelitian analitik non eksperiment dengan rancangan Cross sectional. Penelitian ini menganalisis hubungan tingkatan Desa Siaga dengan Angka kematian bayi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada tahun 2010. Populasi penelitian ini adalah seluruh desa yang ada di kabupaten Blitar dengan total sampel berjumlah 248 desa dan dianalisis dengan uji T-Independent. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata kematian bayi antar Tingkatan Desa Siaga. Dengan demikian disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkatan Desa Siaga dengan Angka Kematian Bayi. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang menyebabkan tinggi atau rendahnya Angka Kematian bayi (AKB).

ABSTRACT
One indicator of healthy level is the Infant Mortality Ratio (IMR). Currently, the national IMR was 34 deaths per 1,000 live births (SDKI 2007). There are many government efforts to reduce infant mortality, one of them is ?Desa Siaga? program. To determine the correlation of ?Desa Siaga? and Infant Mortality Ratio, We conducted research by analyzing the level of ?Desa Siaga? and Infant Mortality Ratio In Blitar, East Java in 2010. The population of this study are all villages in Blitar district total sample are 248 villages and analyzed by the Independent T-Test. This research is an analytic non experiment with cross sectional design. The results showed that there was no significant difference in average infant mortality among level of ?Desa Siaga.? Thus concluded that there was no relationship between levels of ?desa siaga? with Infant Mortality. This is caused by many factors that cause high or low Infant Mortality Ratio (IMR).
"
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>