Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96521 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arbi Sanit
"Materi Front Nasional merupakan organisasi (politik) massa yang dibentuk Presiden Soekarno dalam melaksanakan Demokrasi Terpimpin. Tujuan organisasi Front Nasional adalah (1) menyelesaikan Revolusi Nasional Indonesia, (2) membangun semester untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, dan (3) mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan Negara Keaatuan Republik Indonesia. Adapun asas Front Nasional adalah USDEK (Undang-undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan kepribadian Indonesia), dengan sifat utama yang penting adalah melaksanakan perombakan dalam segala hal dengan fokus utama menggerakkan massa setelah terpenuhi syarat-syarat tertentu Pula.
Sepanjang keberadaan Front Nasional dalam kehidupan politik Indonesia, organisasi ini begitu menonjol dalam konteks keperluan akan adanya golongan fungsional. Penggolongan masyarakat yang terbagi dua yaitu golongan politik dan golongan fungsional menempatkan posisi dan kedudukan Front Nasional sebagai wadah dari golongan fungsional yang dimaksudkan sebagai pendukung dan pengumpulan kekuatan massa bagi mencapai maksud suatu revolusi nasional. Dalam konteks keperluan revolusi nasional itu, keberadaan Front Nasional menjadi begitu luas dan tetap turut serta walaupun salah satu tujuan (pengembalian Irian Barat) telah selesai dua tahun setelah lembaga ini dibentuk pada pertengahan 1960. Front Nasional terlihat memainkan peran dalam mengerahkan dan' menggerakkan massa bagi keperluan revolusi dalam melaksanakan politik pores-porosan dan mercu soar yang dilaksanakan Presiden Soekarno setelah dapat menyelesaikan masalah pengembalian Irian Barat itu.
Front Nasional menjadi ajang pertarungan antara militer (dalam hal ini TNI-AD) dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang ada dalam organisasi tersebut. Militer dapat dikatakan cukup berhasil dalam menggalang golongan-golongan fungsionil dengan membentuk Sekretariat Bersama Golongan Karya pada akhir Oktober 1964. Sementara Front Nasional telah menjadi pula tempat persemaian kekuatan-kekuatan massa pendukung PKI melalui koordinasi dengan memakai strategi tertentu(demokrasi rakyat)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
LP 1990 25a.pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfikar Ghazali
Jakarta: UI-Press, 2015
320.959 8 ZUL f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kholid Novianto
"Penulisan mengenai Kampus UI dalam Percaturan Politik Hasional (1950-1965) tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana keterlibatan historis kampus UI dalam permasalahan politik nasional antara tahun 1950 hingga tahun 1965. Dari penelitian skripsi ini terungkap bahwa kampus UI sejak awal didirikannya telah terlibat dalam kehidupan politik nasional. Keterlibatan ini secara internal karena sejak didirikannya UI pada tahun 1950 telah dimaksudkan guna menopang tujuan nasional negara Indonesia. Oleh karena UI mewarisi perguruan tinggi kolonial maka UI kemudian melakukan upaya nasionalisasi yang meliputi nasionalisasi misi dan orientasi perguruan tinggi, nasionalisasi staf pengajar, kurikulum, dan bahasa pengantar. Kebijakan ini mengalami kendala terutama pada aspek kurang siapnya struktur perguruan tinggi dan belum adanya Undang-Undang Perguruan Tinggi yang menjadi dasar nasionalisasi. Di samping itu, adanya wewenang yang kuat dari kementerian PP & K dalam menentukan kebijakan di kampus mendorong pemerintah sering kali melakukan tekanan politik terhadap kampus. Secara eksternal keterlibatan kampus UI dalam Percaturan politik nasional didorong oleh kecenderungan kekuatan politik nasional untuk membentuk organisasi massa pendukung. Organisasi-organisasi mahasiswa ekstra kampus yang telah ada sejak awal tahun 1950-an, dan beberapa ormas mahasiswa yang baru, kemudian mengorientasikan dirinya kepada salah satu kekuatan politik. ormas-ormas Mahasiswa ini kemudian terlibat dalam persaingan tajam terutama di kampus yang menjadi basis keanggotannya. Persaingan antar ormas mahasiswa itu kemudian makin tajam sehubungan dengan adanya persaingan antar kekuatan politik nasional, di mana ormas-ormas itu bergantung, pada masa paruh kedua demokrasi parlenenter dan masa demokrasi terpimpin. 5ementara itu, kanpus pun mengalami tekanan politik dari pemerintah dan harus menyesuaikan diri dengan situasi politik yang berkembang. Di sinilah kemudian terlihat beberapa kebijakan kanpus yang diluar tradisi perguruan tinggi. Dengan demikian dapat dilihat bahwa sejak awal pertumbuhan kampus UI pada tahun 1950 hingga 1955 selalu mengalami tekanan politik baik yang dilakukan pemerintah, partai politik, maupun militer. Maka, politisasi kanpus UI pun kemudian tidak terhindarkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S5699
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyadhie
Jakarta: Citra Mandala Pratama, 1995
378.19 HAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyadhie
Jakarta: Golden Terayon Press, 1994
378.19 HAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Agus Permadi
"Studi ini fokus terhadap miskonspesi HIV di Indonesia. Berdasarkan survey Demographic and Health Surveys (DHS) Program, terdapat tiga miskonspesi yang umum tentang HIV: (1) apakah HIV bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk, (2) apakah penularan HIV bisa terjadi melalui berbagi makanan dengan seseorang yang memiliki HIV, dan (3) apakah seseorang yang terlihat sehat bisa memiliki HIV. Menggunakan data the Indonesia DHS tahun 2017, studi ini menginvestigasi dampak dari dua faktor - sosio-demografi dan eksposur media – terhadap miskonsepsi HIV di Indonesia. Studi ini menemukan bahwa responden yang termasuk ke dalam kelompok umur yang lebih muda, tinggal di area perkotaan, memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan memiliki eksposur yang tinggi terhadap media memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk memiliki miskonsepsi terhadap HIV. Hasil ini mengindikasikan bahwa untuk menekan miskonsepsi HIV di Indonesai, pemerintah perlu membuat program intervensi yang targeted.

This study focuses on HIV misconceptions in Indonesia. Based on Demographic and Health Surveys (DHS) Program, there are three common misconceptions about HIV: (1) whether HIV can be transmitted through mosquito bites, (2) whether transmission occurs by sharing food with a person who has HIV/AIDS, and (3) whether a healthy-looking person could have HIV. Using 2017 the Indonesia DHS, this study examines the impact of two factors - socio-demographic and media exposure - on HIV misconceptions in Indonesia. I found that respondents who belong to the younger age group, living in urban areas, have a higher degree of education, and have higher exposure to media were less likely to have misconceptions about HIV. This result indicates that to reduce HIV misconceptions in Indonesia, the government should make a targeted intervention program.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Banny Rahayu
"Akibat kemunculan kebudayaan populer, wacana like sering disebut sebagai perangkat linguistik remaja Amerika, khususnya perempuan muda. Hal ini tergambar dalam film Juno (2007) karena like sering digunakan oleh karakter-karakter perempuan muda pada dialognya. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kerangka teori coding wacana like oleh Terraschke, penelitian ini bertujuan meninjau fungsi wacana like dan hubungannya dengan identitas remaja Amerika.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa like tidak hanya menguatkan stereotipe kelompok gender atau usia tertentu, tetapi juga merepresentasikan gaya bahasa individual sang karakter. Artikel ini berkontribusi dalam penelitian komparatif mengenai representasi linguistik antara wacana terencana dan tidak terencana dalam media Amerika.

Due to the emergence of popular culture, the discourse like is commonly labeled as the linguistic device of American adolescents, particularly young women. This is portrayed in the movie Juno (2007) since like is frequently used by the young female characters throughout their dialogs. Using both quantitative approach and Terraschke?s framework of coding like, the study aims to examine the functions of the discourse like and how they are correlated with American teenage identity.
The findings reveal that like does not only strengthen the stereotype of a certain age or gender group, but also represents the characters? individual speech style. This paper contributes to the comparative studies of linguistic representation between natural and planned discourse in American media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sisca Widyawati
"ABSTRAK
Sastra populer mulai dianggap sebagai genre dalam karya sastra dan dapat digunakan untuk meneliti suatu budaya. Sastra populer terdiri atas esai dan fiksi. Salah satunya adalah karya fiksi yang merupakan hasil rekaan dari kehidupan manusia. Karya fiksi yang dimaksud adalah novel dan film. Di dalam penulisan tugas akhir ini, penulis akan membahas satu jenis karya fiksi, yaitu novel populer karya Moammar Emka berjudul Cinta Daur Ulang. Penulis melihat adanya konflik di dalam tema percintaan novel ini. Adanya belenggu cinta pertama yang dirasakan oleh tokoh utama di dalam novel ini. Selain konflik percintaan, penulis juga melihat adanya suatu masalah pada latar dalam novel ini dan tentang kepengarangannya. Gaya bahasa yang digunakan oleh pengarang merupakan ciri khas dari pengarang tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Hasil dari penulisan ini adalah dapat dilihat kecenderungan pada karya Emka.

ABSTRACT
Popular literature began to be regarded as a genre in literary works and can be used to research a culture. Popular literature consists of essays and fiction. One of them is the work of fiction which is a fictional result of human life. The intended work of fiction is novels and films. In writing this final assignment, the author will discuss one type of fictional work, namely the popular novel by Moammar Emka titled Cinta Daur Ulang. The author sees a conflict in the theme of this novel romance. The existence of the first love shackles felt by the main character in this novel. In addition to conflict of love, the author also sees a problem in the background in this novel and about his authorship. The style of language used by the author is a characteristic of the author. The method used in this research is descriptive analytical method. The result of this paper is that we can see the tendency in Emka's work."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfira Ramadhyanti Putri
"This research paper aims to investigate the way fans of popular culture adopt the role of both consumers and producers, becoming prosumers of media by participating in meaning co-creation. The main objective of this qualitative study was to explore prosumer activity in the context of digital musical fandom. This paper examined two videos by two separate fan creators from EPIC: The Musical (2024) fandom and their participation in
meaning co-creation through the production of fan animatic videos. The researcher argued that by utilizing Kenneth Burke’s (1989) dramatistic pentad and identifying the different ratio of elements between the original text and fan-generated content, the creation and expansion of meanings by fans can be observed. The analysis revealed that through animatic videos, fans are able to emphasize elements of the dramatistic pentad that were previously de-emphasized or omitted from the source material, thus contributing to the context surrounding the original text. The findings suggest that the role of fans as prosumers in digital fandom contributes in enriching
the meanings of products in popular culture.

Makalah penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki cara penggemar budaya populer mengadopsi peran sebagai konsumen dan produsen, menjadi prosumer media dengan berpartisipasi dalam penciptaan makna bersama. Tujuan utama dari studi kualitatif ini adalah untuk mengeksplorasi aktivitas prosumer dalam konteks fandom musikal digital. Makalah ini menelaah dua video yang dibuat oleh dua kreator penggemar yang berbeda dari
fandom EPIC: The Musical (2024) serta partisipasi mereka dalam penciptaan makna melalui produksi video animatik penggemar. Peneliti berpendapat bahwa dengan memanfaatkan pentad dramatistme Kenneth Burke (1989) dan mengidentifikasi rasio elemen yang berbeda antara teks asli dan konten yang dihasilkan penggemar, penciptaan dan perluasan makna oleh penggemar dapat diamati. Analisis mengungkapkan bahwa melalui video animatik, penggemar dapat menekankan elemen-elemen dari pentad dramatistik yang sebelumnya tidak ditekankan atau diabaikan dalam materi sumber, sehingga berkontribusi pada konteks di sekitar teks asli. Temuan ini menunjukkan bahwa peran penggemar sebagai prosumer dalam fandom digital berkontribusi dalam
memperkaya makna produk dalam budaya populer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>