Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116038 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wisnu Wardhana
"Penelitian pengaruh pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan Jambal Siam (Fanga ius sutchi; Pangasidae) telah dilakukan di 8 jaring apung selama 3 bulan. Ikan Jambal Siam sebagai ikan uji diberi 4 macam pakan dengan kandungan protein dan bahan baku yang berbeda sebagai perlakuan. Perbedaan pertumbuhan pada masing-masing perlakuan dapat dilihat dari pertambahan berat absolut dan persamaan eksponensial hubungan panjang-berat. Untuk mengetahui ada tidaknya, perbedaan pertambahan panjang dan berat ikan Jambal Siam yang diberi 4 macam pakan yang berbeda digunakan uji Kruskal-Wallis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan Jambal Siam yang diberi pakan komersial dengan kadar protein 30% (D) jauh lebih baik daripada pertumbuhan ikan yang diberi pakan buatan dengan kadar protein 30% (A) dan 40% (B) maupun pakan komersial dengan kadar protein 24% (C). Setelah 42 hari berat akhir rata-rata ikan Jambal Siam yang diberi pakan D dapat mencapai 139 gram dengan kenaikan sebesar 463,44%. Seluruh ikan Jambal Siam yang diberi pakan buatan maupun komersial menunjukkan pertumbuhan yang allometrik dengan tubuh yang cenderung tidak pipih. Perbedaan pertumbuhan akibat pemberian pakan yang berbeda diduga dipengaruhi oleh komposisi bahan bakunya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Lemna perpusilla adalah suatu makrofit yang hidup terapung di air, terdapat di seluruh dunia dan banyak ditemukan di air tawar yang kaya nutrien. Tumbuhan ini lebih dikenal sebagai gulma yang cenderung sulit untuk dikendalikan karena memiliki produktivitas yang sangat tinggi. Penelitian untuk menganalisis kemampuan ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam memanfaatkan L. perpusilla sebagai pakan kombinasi telah dilakukan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat taraf perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan konsentrasi pakan 100 persen L. perpusilla + 0 persen pelet, 25 persen L. perpusilla+ 75 persen pelet, 50 persen L. perpusilla+ 50 persen pelet, 0 persen L. perpusilla+ 100 persen pelet. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila (O. niloticus). Padat tebar ikan 20 individu per waring dengan bobot rata-rata 20�0,01 g per individu. Ikan diberi pakan sebanyak dua kali per hari selama 50 hari. Setiap tujuh hari sekali dilakukan penimbangan bobot tubuh ikan nila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa L. perpusilla dapat menggantikan pelet sebagai pakan sebesar 25 persen. Lemna tidak dapat menggantikan pakan secara keseluruhan karena terkait dengan tingginya serat yang terkandung di dalamnya yang dapat mempersingkat waktu tubuh untuk melakukan proses pencernaan dan penyerapan nutrisi."
570 LIMNO 21:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Nyoman Darma Adi
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penyuntikan ekstrak daun Catharanthus roseus G. Don. terhadap aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung tikus. Ekstraksi menggunakan etanol 70%, dan sebagai pelarut ekstrak digunakan larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%). Hewan yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih strain LMR Wistar derived. Dalam penelitian dibuat empat kelolmpok perlakuan yaitu: kelompok kontrol jaurni, kontrol pelarut, disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga putih, dan disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga merah. Ekstrak disuntikkan secara intravena. Dosis yang disuntikkan setara dengan 0,1067 g daun C. roseus kering/100 g berat hewan. Aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung dicatat dengan elektrokardiograf. Hasil yang diperoleh untuk kelompok kontrol murni dan kelompok kontrol pelarut, aktivitas ventrikel dan frekuensi denyut jantung tidak mengalami perubahan yang nyata sampai akhir pengukuran. Pada kelompok yang disuntik ekstrak daun C. roseus yang berbunga putih maupun yang berbunga merah terjadi perpanjangan waktu depolarisasi dan repolarisasi ventrikel serta penurunan frekuensi denyut jantung yang nyata.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Eka Pertiwi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26513
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Kartika Dewi
"Nanas merupakan buah dengan produktivitas yang tinggi di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan jumlah produksinya yang selalu meningkat dan pada tahun 2019 Indonesia menempati posisi kelima sebagai produsen nanas terbesar di dunia. Nanas mengandung senyawa tanin, saponin, flavonoid, fenol, dan enzim bromelain yang bersifat toksik terhadap hama sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai insektisida nabati. Saat ini, di Indonesia hanya daging buah nanas saja yang umum dimanfaatkan dan belum banyak penelitian yang mengkaji terkait manfaat dari bagian lain tanaman nanas seperti bagian mahkota nanas. Penelitian ini menguji efektivitas ekstrak limbah mahkota nanas terhadap mortalitas kutu putih (Dysmicoccus neobrevipes). D. Neobrevipes, merupakan hama yang menyebabkan penyakit layu PMWaV (Pineapple Mealybug Wilt-associated Virus) pada tanaman nanas. Pada penelitian ini, mahkota nanas diekstraksi secara bertingkat menggunakan metode Ultrasound-assisted extraction (UAE) dengan menggunakan variasi jenis pelarut yaitu etanol sebagai pelarut polar, kloroform sebagai pelarut semipolar, dan PE sebagai pelarut nonpolar. Hasil uji ANOVA ekstrak limbah mahkota nanas terhadap mortalitas D. Neobrevipes dengan dosis 25 mg/mL menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara ekstrak etanol dan ekstrak kloroform. Hasil uji variasi dosis ekstrak etanol menunjukkan bahwa peningkatan variasi dosis berbeda signifikan ketika ditingkatkan 3 kali lipat. Dari hasil analisis kandungan senyawa ekstrak limbah mahkota nanas, terdapat golongan senyawa yang berpotensi sebagai insektisida nabati dan terdapat kandungan senyawa aktif pada ekstrak yang sudah diaplikasikan sebagai insektisida.

Pineapple is a fruit with high productivity in Indonesia. Proven by the increasing amount of production where in 2019, Indonesia ranked fifth as the largest pineapple producer in the world. Pineapple contains tannins, saponins, flavonoids, phenols, and bromelain enzymes that are toxic to pests, making them potential to be extracted as insecticides. Currently, in Indonesia, only pineapple flesh is commonly used, and not much research has examined the benefits of other parts of the pineapple plant, such as the crown. This study aimed to test the effectiveness of pineapple crown waste extract on the mortality of mealybugs (Dysmicoccus neobrevipes). D. neobrevipes is a pest that causes PMWaV (Pineapple Mealybug Wilt-associated Virus) on pineapple plants. The pineapple crowns were extracted in multistages extraction using the Ultrasound-assisted extraction (UAE) method with various solvents, namely ethanol as a polar solvent, chloroform as a semi-polar solvent, and PE as a non-polar solvent. The ANOVA test results of the pineapple crown waste extract on the mortality of D. neobrevipes at a dose of 25 mg/mL showed a significant difference between the ethanol extract and the chloroform extract. The variation in dose of the ethanol extract showed a significant difference when increased three times. From the analysis of the compound content in the pineapple crown waste extract, there are groups of compounds that have the potential as bioinsecticides and there are active compounds in the pineapple crown waste extract which have been applied as insecticides."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Adi Kusumo
"Untuk menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia dibutuhkan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 35,000 MW di Indonesia dan di saat yang sama terdapat kebutuhan untuk meningkatkan proporsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Pengembangan investasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sebagai energi terbarukan sangat lambat di Indonesia dikarenakan tidak adanya kepastian investasi yang diberikan oleh pemerintah. Penelitian ini mensimulasikan penggunaan Feed-in Tariff (FiT) sebagai alat untuk memacu perkembangan PLTB di Indonesia dengan memberikan digression tariff berdasarkan penurunan harga turbin angin.
Hasil simulasi FiT menunjukan penggunaan digression tariff meningkatkan keuntungan finansial berupa profitability index dan payback period bagi investor yang dapat membangun PLTB sebelum 2020 dan menurunnya keuntungan tersebut seiring mundurnya Commercial Operation Date dari PLTB. Analisa sensitivitas menunjukan bahwa keuntungan investor PLTB dari FiT bergantung terhadap harga turbin angin. Subsidi harus diberikan pada PT. PLN (Persero) karena skema FiT yang disimulasikan lebih mahal dibandingkan biaya pokok produksi PLN.

To support the economic development, Indonesia need additional 35,000 MW power generation capacity and at the same time they have to increase the portion of renewable energy in the energy mix. Wind farm investment in Indonesia is facing a stalemate due to the lack of investment assurance in Indonesia. This research simulates the use of Feed-in Tariff (FiT) as a tool to stimulate the development of windfarm in Indonesia by implementing digression tariff based on the decrement in wind turbine price.
The result of simulation indicates that the use of digression tariff increase the financial leverage in terms of profitability index and payback period to investor to those who can put the wind farm operational before 2020. Sensitivity analysis were carried out in this research indicates that the profit received by investors from FiT is dependent on the real fluctuation of wind turbine prices. PT. PLN (Persero) as national grid operator receive the negative impact since the FiT price is higher than their average generation cost. The impact is also simulated in this research in form of subsidy that needs to be provided by the government to the PT. PLN (Persero).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Aisyah Malik
"Azolla sp. telah banyak digunakan sebagai pelengkap pupuk anorganik pada budidaya sayuran untuk meningkatkan ketersediaan nitrogen. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Azolla sp. segar terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kangkung air dan pengaruh Azolla sp. dalam mengurangi pemakaian pupuk anorganik. Parameter pertumbuhan vegetatif yang dianalisis meliputi berat basah, berat kering, panjang akar, dan kadar klorofil. Penelitian dilaksanakan pada Februari sampai dengan Juli 2022 di Gunung Putri, Bogor dan Laboratorium Kolaborasi Merck FMIPA UI, Depok. Penanaman menggunakan teknik hidroponik sistem sumbu selama 21 hari dengan tiga jenis larutan dengan 5 perlakuan, yaitu: larutan nutrien AB Mix 100% + 0 g Azolla sp. (P1), AB Mix 50% + 0 g Azolla sp. (P2), AB Mix 50% + 20 g Azolla sp. (P3), AB Mix 50% + 40 g Azolla sp. (P4), dan Air + 40 g Azolla sp. (P5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan AB Mix 50% + Azolla sp. 20 dan 40 g (P3 & P4) menunjukkan hasil yang mampu mengimbangi perlakuan kontrol (P1 & P2). Uji statistik Dunn juga menunjukkan tidak adanya perbedaan nyata pada pertumbuhan vegetatif kontrol (P1 & P2) dengan perlakuan yang diberikan penambahan Azolla sp. (P3 & P4). Sementara itu, penambahan Azolla sp. 40 g pada larutan nutrien berupa air sebagai pupuk hayati tunggal menghasilkan pertumbuhan kangkung air yang rendah. Penggunaan Azolla sp. berpengaruh dalam melengkapi nutrien sebagai pelengkap pupuk anorganik (AB Mix), namun tidak dapat menggantikan penggunaan pupuk anorganik.

 

 

 


Azolla sp. has been widely used as a complement to inorganic fertilizers in vegetable cultivation to increase nitrogen availability. The aim of the study was to determine the effect of adding Azolla sp. fresh water spinach on vegetative growth and the effect of Azolla sp. in reducing the use of inorganic fertilizers. The vegetative growth parameters analyzed included wet weight, dry weight, root length, and chlorophyll content. The research was carried out from February to July 2022 at Gunung Putri, Bogor and the Merck Collaboration Lab FMIPA UI, Depok. Planting using the hydroponic cultivation technique of the wick system for 21 days with three types of nutrient solutions with 5 treatments, namely: nutrien solutions AB Mix 100% + 0 g Azolla sp. (P1), AB Mix 50% + 0 g Azolla sp. (P2), AB Mix 50% + 20 g Azolla sp. (P3), AB Mix 50% + 40 g Azolla sp. (P4), and Water + 40 g of Azolla sp. (P5). The results showed that the treatment with AB Mix 50% + Azolla sp. 20 and 40 g (P3 & P4) showed results that were able to compensate for the control treatment (P1 & P2). Dunn's statistical test also showed no significant difference in the vegetative growth of the control (P1 & P2) with the treatment given the addition of Azolla sp. (P3 & P4). Meanwhile, the addition of Azolla sp. 40 g of nutrient solution in the form of water as the sole bio-fertilizer resulted in low water spinach growth. Azolla sp. can be used as a substitute for adding nutrients to inorganic fertilizers (AB Mix), but cannot replace the use of inorganic fertilizers.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darwis A. R
"ABSTRAK
Ketersediaan pakan ayam harus terpenuhi agar ayam tumbuh dan berkembang dengan baik. Pemberian makan ayam dilakukan berdasarkan umur ayam. Pada alat pemberi makan ayam ini, ayam yang digunakan adalah yang berumur 51-57 hari sebanyak lima ekor ayam dengan jumlah kebutuhan pakan perekor 160 gram sehinggan yang dibutuhkan 800 gram per hari. Alat ini juga menggunakan solar panel sebagai sumber tenaga dengan energi matahari yang diubah menjadi energi listrik. Energi listrik diteruskan ke Solar Charge Controller untuk mengatur pengecasan baterai. Ketika tombol ditekan, maka solenoid pertama mengaktifkan motor dc untuk menggerakkan tempat pakan bergerak dan membuka solenoid kedua pada tempat pakan bergerak dan menjatuhkan pakan ke wadah makan ayam. LCD dan pilot lamp digunakan sebagai indikator alat. Ketika pakan akan habis, lomit switch akan mendeteksi untuk kemudian meneruskan informasi ini ke transmitor modul RF. Informasi ini kemudian akan diterima di receiver modul RF lalu mengaktifkan buzzer sehingga pemilik ayam tahu bahwa pakan akan habis. Pada tegangan 25 V, motor berputar selama 107 detik untuk menggerakkan tempat pakan, dan 97 detik untuk menggerakkan tempat pakan kembali tempat semula. Solenoid pertama terbuka sembilan detik dan menjatuhkan pakan sebanyak 400 gram. Solenoid kedua terbuka empat kali, pertama selama tiga detik menjatuhkan pakan sebanyak 100 gram, kedua selama empat detik menjatuhkan pakan sebanyak 90 gram, ketiga selama lima detik menjatuhkan pakan sebanyak 90 gram, dan keempat selama enam detik menjatuhkan pakan sebanyak 120 gram."
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2019
338 PLMD 22:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Aspergillus amstelodami merupakan kapang patogenik dari kelompok Aspergillus glaucus, dan termasuk salah satu penyebab aspergillosis penting pada unggas di samping A.fumigatus, A.flavus, A.terreus, dan A.nidulans. A.amstelodami ini belum pernah berhasil diisolasi dari organ tubuh unggas yang didiagnosis positif aspergillosis adalah A.fumigatus, A.flavus dan A.niger. Kapang yang disebut terakhir ini sering juga dapat diisolasi pada pakan, komponennya dan alas kandang. Dalam suatu studi untuk mengisolasi kapang patogenik dari pakan dan komponennya yang dikoneksi dari perusahaan dan toko pakan ternak di daerah Bandung, Bogor, dan sekitarnya, A.amstelodami ini telah berhasil diidentifikasi dan diisolasi dari pakan broiler, jagung giling, tepung jagung, dan dedak. Penemuan ini merupakan petunjuk bahwa jagung, dedak, dan pakan berkadar jagung tinggi dapat dipandang sebagai substrat yang baik bagi pertumbuhan kapang ini, dan dalam keaadaan tertentu, populasi yang tinggi dari kapang ini memberi peluang cukup besar bagi terjadinya aspergillosis pada unggas, sehingga perlu diwaspadai. "
MPARIN 8 (1-2) 1995
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muchlishah
"Secara geografis Indonesia dilalui oleh 18 garis lintang yang berkolerasi kuat dengan potensi radiasi matahari untuk implementasi teknologi energi surya. Hal inilah yang menjadi dasar asumsi untuk membuat model Feed In Tariff (FIT) proporsional dimana nilai FIT tersebut akan bervariasi diberbagai lokasi di Indonesia. Variabel lain seperti garis bujur, jumlah radiasi matahari, Levelized Cost of Electricity (LCOE), dan faktor sosial ekonomi juga dipertimbangkan. Tiga puluh empat ibu kota provinsi di seluruh wilayah Indonesia dibagi menjadi tiga kelompok FIT asumsi berdasarkan potensi radiasi matahari dengan mengacu nilai FIT pada PERMEN ESDM No.17 tahun 2013 dengan kapasitas total 34 MW. FIT asumsi tersebut disimulasikan dengan metode principal component regression (PCR) dengan menambahkan enam variabel bebas C1-C6 yang menghasilkan tiga model FIT. Model FIT ke-2 kemudian dipilih karena memiliki nilai residual yang kecil dan memiliki nilai finansial lebih tinggi dari model yang lain. Dari penelitian ini diperoleh bahwa penetapan nilai FIT yang bervariasi terkait dengan potensi energi matahari pada masing-masing wilayah, dapat menurunkan total FIT yang harus dibayarkan oleh negara lebih dari 80 milyar rupiah dengan pengoperasian sistem photovoltaic selama 10 tahun.

Geographically, Indonesia is through by 18 latitudes that correlated strongly with the potential of solar radiation for the implementation of solar energy technologies. This is became the basis assumption to create a model in a proportional Feed In Tariff (FIT) that will vary FIT value in different locations in Indonesia. Other variables such as longitude, the amount of solar radiation, Levelized Cost of Electricity (LCOE), and socio-economic factors are also considered. Thirty-four provincial capitals throughout Indonesia are divided into three groups FIT assumption based on potential of solar radiation with reference to the value of FIT on PERMEN ESDM No.17 in 2013 with a total capacity of 34 MW. FIT assumptions are simulated with Principal Component Regression (PCR) method by adding six independent variables C1-C6 which produce three models of FIT. Model FIT-2 is chosen because it has a small residual value and has higher financial value than the other models. From this research, determining the value of variable FIT associated with solar energy potential in each region, can lower the total FIT to be paid by the state more than 80 billion rupiah with operation of photovoltaic systems for 10 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>