Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20889 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supardjo
"Penelitian operasional adalah suatu proses dalam dua bentuk yang berbeda:
1. Merupakan suatu urutan peristiwa dan kegiatan dalam tiap ulangan mengumpulkan data, umpan balik dan memproses data serta mengambil tindakan berdasarkan data yang diperoleh;
2. Merupakan siklus ulangan kegiatan-kegiatan di atas, kadangkala mengerjakan masalah yang sama lewat beberapa siklus dan kadangkala pindah ke masalah-masalah yang berbeda di tiap siklus.
Keduanya menunjukkan sifat keberlangsungan (ongoing nature) suatu penelitian operasional. Penelitian operasional dapat juga didiskripsikan sebagai suatu pendekatan pemecahan masalah, jadi menyarankan kegunaannya sebagai model, panduan atau paradigma. Dengan digunakannya sebagai mode/acuan atau paradigma pemecahan masalah, penelitian operasional dapat didefinisikan sebagai aplikasi dari cara pencarian fakta secara ilmiah dan percobaan pada masalah-masalah praktis yang membutuhkan pemecahan operasional, serta melibatkan kerjasama para ilmuwan, praktisi, dan orang-orang awam.
Hasil yang diinginkan dari pendekatan penelitian operasional ini adalah pemecahan terhadap masalah-masalah langsung dan kontribusi kepada pengetahuan dan teori ilmiah. Melihat penelitian dari segi ini menunjukkan dua hal (gambaran) tambahan panting bagi mereka yang bekerja di bidang pengajaran maupun program lapangan.
Pertama, dituntut kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada penelitian diagnostik, atau dengan kata lain mendiagnosis masalah dan mendasarkan rencana kegiatan atas diagnosis tersebut. Kedua, dituntut kegiatan-kegiatan dalam dunia nyata yang disertai atau didampingi dengan penelitian sehingga dapat dibangun suatu kumpulan pengetahuan dan teori dari efek-efek berbagai kegiatan yang diarahkan untuk memecahkan permasalahan dunia nyata.
Jadi, kegiatan-kegiatan untuk memecahkan permasalahan dunia nyata memberikan kesempatan unik bagi keduanya: seorang ilmuwan peneliti dan seorang awam administrator, jika masalah didekati dari sudut pandang model penelitian operasional. Masalah administrator akan dapat dipecahkan dan?"
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Aslam Sumhudi
"Penyelesaian pekerjaan untuk menangani proyek-proyek penelitian, sesungguhnya tidak saja terbatas pada kemampuan menyusun metodologi dan menyusun laporan, melainkan harus mampu memenej proyek dan menyiapkan bahan pemaparan . Kedua aspek ini sama pentingnya dengan kemampuan menyusun metodologi dan menyusun laporan.
Bagi peneliti muda pemahaman mengenai menejemen proyek dan penyiapan bahan pemaparan seringkali dianggap perlu, karena dapat ditangani oleh tenaga administratif. Pandangan semacam ini sangat keliru, karena untuk memperoleh sesuatu proyek penelitian, seluruh tenaga administrasi dan tenaga peneliti harus bahu-membahu agar penyelesaian proyek penelitian yang ditangani dapat menghasilkan mutu yang baik dan tepat waktu.
Ukuran untuk meyatakan keberhasilan sesuatu proyek penelitian sesungguhnya tidak terbatas pada "bagaimana memperoleh proyek penelitian dari Pimpro" akan tetapi seharusnya diukur juga dengan "usulan-usulan yang menyampaikan kepada Pimpro dan kemudian menjadi mata anggaran pembangunan dan berhasil proyek penelitain itu sendiri ". Ini berarti bahwa tenaga peneliti tidak saja harus menunggu "bola proyek" melainkan harus "menciptakan dan menjemput bola proyek".
Atas dasar pemikiran itulah, pelatihan ini bermaksud memberi perluasan pemahaman mengenai proses penciptaan proyek penelitian, memenejnya dan menyelesaikannya. Keseluruhan wawasan tersebut merupakan proses berkelanjutan yang menjadi satu rangkaian kegiatan dalam rangka "menciptakan, meraih, dan menyelesaikan proyek penelitian."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Musa
"Penelitian tentang konflik dan kegiatan Kepolisian dengan pemecahan masalah di terminal Kalideres ini menempatkan gejala tersebut dalam konteks tingkah laku kekerasan kolektif yang dapat mengarah pada corak etno religion localism apabila penanganannya tidak dapat dikelola dengan baik sebab masyarakat di sekitar terminal bus Kalideres terdiri dani masyarakat majemuk. Dengan demikian, unsur yang menjadi unit analisis adalah kolektifitas dan pemecahan masalah yang beriorientasi pada situasi menang-menang atau win-win solution, sehingga potensi konflik atau konflik yang terjadi tidak menjadi besar dan tidak menimbulkan dampak negatif yang dapat meresahkan masyarakat.
Metodologi penelitian yang dipergunakan adalah metodologi kualitatif dengan cara pengamatan terlibat dan wawancara dengan pedoman serta kajian dokumen. Peneliti mengamati faktor-faktor penyebab terjadinya konflik dan kekerasan antar-kelompok yang terjadi selama tahun 2004-2005. Disain penelitian adalah studi kasus. Pengumpulan data mempergunakan teknik pengamatan dan wawancara. Penanggulangan kelemahan penelitian dilakukan dengan memperbanyak sumber data metalui berbagai media dan keterlibatan langsung peneliti dalam pencaharian data.
Hasil penelitian menunjukkan adanya faktor mendasar yang menyebabkan terjadinya konflik dan kejahatan kekerasan antarkelompok. Faktor tersebut berupa pendorong struktural, yaitu terdapatnya persaingan, ketidakadilan, perbedaan budaya antarkelompok yang menimbulkan ketegangan. Hal ini disebarluaskan kepada anggota kelompok hingga terjadi upaya mobilisasi kolektif, yang dipicu oleh suatu peristiwa dan intervensi aparat pengendali sosial format yang tidak maksimal sehingga terjadi kejahatan kekerasan kolektif.
Penyelesaian permasalahan konflik dan kejahatan kekerasan antarkelompok dilakukan melalui pertama, faktor persaingan dilakukan upaya menciptakan goal bersama yang menyangkut kepentingan bersama (superordinate goal) dan mencairkan polarisasi antara dua kutub yang berkonflik. Kedua, faktor ketidak-adilan dilakukan melalui upaya pendekatan negosiasi, membangkitkan kepercayaan (trust) dan arbitrasi. Ketiga, faktor perbedaan budaya melalui pendekatan mediasi dan dialog blending atau mengurangi perbedaan yang ada, mencari persamaan, dan berangkat dari persamaan untuk mengurangi perbedaan dengan bersama-sama berangkat menuju titik tengah. Penyelesaian konflik dengan cara-cara di atas, untuk 'sementara waktu' dapat mencairkan situasi yang sempat memanas dan meredakan konflik dan kekerasan antar-kelompok.
Kesimpulan peneliti adalah proses terjadinya konflik dan kejahatan kekerasan antar-kelompok di terminal bus Kalideres, pada dasarnya sesuai dengan teori tingkah laku kolektif dari Smelser dan budaya kelas bawah (lower class culture)."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
H.A.K. Moc. Anwar
Jakarta: Bina Aksara, 1988
345 MOC p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chang, Richard Y.
Jakarta: PPM, 2003
658.403 Cha l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Husein Umar
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013
001.4 HUS d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Husein Umar
Jakarta: Rajawali, 2008
001.4 HUS d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pengayoman, 1992
345.023 IND l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Tjandrasari
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas model problem based learning berbantuan mind map terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas X. Penelitian ini menggunakan metode survei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif yang belajar dengan model PBL berbantuan Mind Map lebih tinggi dibandingkan pembelajaran PBL; 2) Kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif siswa yang belajar dengan pembelajaran model PBL berbantuan mind map lebih tinggi dibandingkan pembelajaran PBL untuk siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi; 3) Kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif siswa yang belajar dengan pembelajaran model PBL berbantuan Mind Map lebih tinggi dibandingkan pembelajaran PBL untuk siswa yang memiliki kemampuan awal rendah; 4) Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif; 5) Kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif pebelajar dengan model PBL berbantuan mind map lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran PBL untuk
siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi; 6) Kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif pebelajar dengan model PBL berbantuan mind map lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran PBL untuk siswa yang memiliki kemampuan awal rendah; 7) Kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif pebelajar dengan model PBL berbantuan mind map lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran PBL. Penelitian ini menyimpulkan bahwa model PBL berbantuan mind map lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika secara kreatif ditinjau dari kemampuan awal siswa kelas x."
Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2015
370 JPK 21:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>