Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114872 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susanto Zuhdi
"Sejauh ini sejarah Indonesia mengenai kelautan masih sedikit dilakukan. Konsep bahwa negara Indonesia berbentuk kepulauan mengisyaratkan betapa pentingnya kajian mengenai aspek laut agar dapat mengimbangi kajian yang sudah lebih banyak mengenai daratan. Kajian sejarah Indonesia pun lebih banyak tertuju pada bagian barat saja. Atas dasar pertimbangan itulah maka penelitian sejarah dengan sumber lokal di Butun, yang merupakan bagian dari Indonesia timur yang potensial di bidang kelautan penting dilakukan.
Penelitian ini menganalisis sumber lokal sebagai alternatif atau sebagai bahan yang dapat melengkapi sumber yang dihasilkan oleh Barat (Eropa). Permasalahan yang diangkat adalah sejauh mana menulis sejarah masyarakat di Kepulauan Indonesia tanpa sepenuhnya bergantung pada sumber Barat. Apalagi diketahui bahwa dalam periode tertentu yakni sebelum kedatangan orang Barat, banyak ditemukan dari sumber lokal. Sumber lokal yang dikaji adalah sebuah syair yang dapat dinyanyikan kabanti (dalam bahasa Wolio) berjudul Kanturuna Mohelana (Lampunya Orang yang berlayar").
Sumber lokal ini mengungkap baik tema 1) tentang asal-usul negeri Wolio/Butun, 2) masuknya Islam, dan 3) hubungan kerajaan Butun dengan VOC/Belanda. Sumber ini mempunyai kekuatan dalam hal memberi gambaran berupa gagasan atau ide dan sistem kepercayaan masyarakat Butun. Jadi dari sumber lokal ini bukan data faktual yang diperoleh tetapi struktur pengalaman masyarakat. Kelemahannya adalah dalam hal anakronis, menempatkan sesuatu yang tidak pada zamannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tawalinuddin Haris
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Septiani
"Pada penelitian-penelitian mengenai aktivis keagamaan, terdapat lima unsur yang diteliti, yaitu emosi, sistem kepercayaan, sistem ritus dan upacara,peralatan upacara, dan umat. Maka, dalam penelitian ini membahas tentang aktivitas keagamaan masyarakat Sunda Kuna pada abad ke-14 hingga awal abad ke-16 Masihe yang menghubungkan pada tiga unsur saja, yaitu sistem kepercayaan, sistem ritus dan upacara, dan peralatan upacara.

In the study of religius activities, there eis five elements that has been researched. They are emotions, beliefs, ritus and ceremony, ceremony tools, and people of ceremony. Thus, this study is about Sudaness religy activities in the fourhteen century until the beginning of sixteen century, in corelating to three elements, thay are beliefs: ritus and ceremony, and ceremony tools."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11991
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lapian, Adrian Bernard
Depok: Komunitas Bambu, 2008
959.8 LAP p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Keuning, J.
Jakarta: Bhratara, 2016
959.852 KEU s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Daruroh Sadadi
"DARUROH SADADI, (UM 0786030046, Kanal-kanal di Batavia abad ke-17 dan 18 : Sebuah Pendahuluan. (Dibawah bimbingan Bapak Ronny Siswandi, SS, MA). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1992 (xiii + 198 hal, 7 tabel., 12 gambar, 30 peta, 2 foto udara, 49 foto). Kanal, merupakan jalur air yang dibuat oleh manusia dengan jalan memotong dan menggali daratan untuk berbagai keperluan. Berdasarkan fungsi, kanal terbagi atas (1) kanal irigasi dan (2) kanal navigasi. Berdasarkan keletakan, terbagi atas (1) kanal arterial dan (2) kanal lateral. Keberadaan kanal di masa lalu memegang peranan penting baiksecara ekonomi, sosial maupun politis. Di Batavia kanal-_kanal tersebut dibuat oleh VOC dengan mengi kuL i cara yang dilakukan di negara asalnya. Penelitian ini terbatas pada kanal-kanal yang dibuat di Batavia dan sekitarnya pada abad ke-17 dan 18 serta yang didukung oleh data-data otentik.Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui perkembangan bentuk kanal-kanal di Batavia dan sekitarnya pada abad ke-17 dan 18. (2) Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya perkembang_an tersebut (3) Merekonstruksi keberadaan kanal-kanal tersebut di masa kini. Metode yang digunakan adalah metode induktif dengan pendekatan sistemik, dan pendekatan sejarah kebudayaan. Pendekatan sistemik dilakukan untuk menjelaskan posisi kanal dalam suatu sistem perkotaan yang terbagi lagi dalam sub_sistem pertahanan dan transportasi. Pendekatan sejarah kebudayaan dipergunakan pada saat pendeskripsian kanal-kanal berdasarkan ruang dan waktu. Kedua pendekatan tersebut dilakukan dengan metode induktif yang sangat membantu pendeskripsian kanal-kanal berdasarkan dimensi ruang dan waktu, serta dimasukan ke dalam perkembangan kebudayaan. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa ada dua perkembangan bentuk (1) teratur, terkotak-kotak dan saling berpotongan tegak lurus antara satu dengan yang lain; bentuk ini terjadi pada kanal-kanal dalam kota. (2) Tidak teratur, tergantung dari kebutuhan secara ekonomi; bentuk ini terjadi pada kanal-kanal luar kota. Sedangkan faktor-_faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut adalah (1) faktor fungsi dan keletakan, (2) faktor sosio-ekonomi, dan (3) faktor alam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S11591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, , 1993.
959.8 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Umi Mudhongafah
"Maka adalah salah satu konjungsi yang banyak digunakan dalam naskah klasik dan masih dapat ditemukan dalam berbagai naskah berbahasa Indonesia pada masa kini. Penggunaan konjungsi maka tersebut tentunya mengalami perubahan dari masa ke masa. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menelusuri perkembangan fungsi konjungsi maka dari abad ke-17 sampai abad ke-21. Tujuan lainnya adalah memaparkan fungsi konjungsi maka yang bertahan, muncul, dan menghilang dari abad ke-17 sampai abad ke-21. Karena penelitian ini membahas perkembangan konjungsi maka, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan diakronis. Data yang digunakan terdiri atas naskah Hikayat Indraputra, Hikayat Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, Sitti Nurbaya, dan Laskar Pelangi.
Setelah diteliti, hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi konjungsi maka yang muncul pada abad ke-17 terdiri atas penunjuk kelanjutan, akibat, konsekuensi dalam kalimat bersyarat, dan permulaan cerita. Fungsi konjungsi maka yang muncul pada abad ke-19 terdiri atas penunjuk kelanjutan, akibat, konsekuensi dalam kalimat bersyarat, pengantar topik baru, dan permulaan cerita. Fungsi konjungsi maka yang muncul pada abad ke-20 terdiri atas penunjuk kelanjutan, akibat, dan pengantar topik baru. Sementara itu, fungsi konjungsi maka yang muncul pada abad ke-21 terdiri atas penunjuk kelanjutan, akibat, konsekuensi dalam kalimat bersyarat, dan pengantar topik baru.
Berdasarkan kemunculannya tersebut dapat diketahui bahwa fungsi yang bertahan digunakan dari abad ke-17 sampai abad ke-21 adalah penunjuk kelanjutan dan penunjuk akibat. Selanjutnya, fungsi yang muncul dan tetap bertahan digunakan adalah pengantar topik baru. Fungsi konjungsi maka yang menghilang adalah penunjuk permulaan cerita. Selain itu, terdapat pula fungsi konjungsi maka yang bertahan-menghilang-muncul kembali, yaitu penunjuk konsekuensi dalam kalimat bersyarat.

Maka is one of the most widely used conjunctions in classical texts and can still be found in various texts on the use of contemporary Indonesian. The use of maka conjunction is certainly changing from time to time. Therefore, this study aims to trace the development of maka conjunction function from the 17th century to the 21st century. Another aim is to expose the function of maka conjunctions that persist, appear, and dissappear from the 17th to the 21th century. Because this study discusses the development of maka conjunction, the research method used is qualitative method with diachronic approach. The data used consist of Hikayat Indraputra, Hikayat Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, Sitti Nurbaya, and Laskar Pelangi.
After investigation, the results show that the maka conjunction function that emerged in the 17th century consisted of pointer of continuation, pointer of effect, pointer of consequences in conditional sentences, and pointer of the beginning of story. The maka conjunction function that emerged in the 19th century consisted of pointer of continuation, pointer of effect, pointer of consequences in conditional sentences, introduction of a new topic, and pointer of the beginning of story. The maka conjunction function that emerged in the 20th century consisted of pointer of continuation, pointer of effect, and introduction of a new topic. Meanwhile, the maka conjunction function that emerged in the 21st century consisted of pointer of continuation, pointer of effect, pointer of consequences in conditional sentence, and introduction of a new topic.
Based on its emergence it can be seen that the function that persisted in use from 17th century until the 21st century is pointer of continuation and pointer of effect. Furthermore, the function that appears and persists is the introduction of a new topic. The missing function of maka conjunctions is pointer of the beginning of story. In addition, there is also a function of the conjunction maka persists disappear reappears, which is a pointer of consequences in conditional sentence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Asma Sabila
"Penelitian ini merupakan penelitian diakronis yang membahas perkembangan fungsi preposisi daripada dalam bahasa Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah menelusuri perkembangan fungsi preposisi daripada dari abad ke-17 sampai abad ke-21. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah naskah abad ke-17 Hikayat Indraputra, naskah abad ke-19 Hikayat Abdullah, novel abad ke-20 Sitti Nurbaja, dan novel abad ke-21 Laskar Pelangi. Penulis menggunakan situs Malay Concordance Project MCP dan aplikasi AntConc untuk mendapatkan data berupa klausa atau kalimat yang mengandung preposisi daripada.
Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa fungsi preposisi daripada yang bertahan dari abad ke-17 sampai abad ke-21 adalah fungsi penanda perbandingan dan penanda sumber; fungsi preposisi daripada yang pernah ada dan menghilang adalah fungsi penanda sebab, penanda milik, penanda perihal, dan penanda awal kejadian; dan fungsi yang sebelumnya tidak digunakan dan baru muncul pada abad ke-19 adalah fungsi penanda perihal.

This research is a diachronic research which deals with the development of preposition daripada. The purpose is to trace the development of the functions of preposition daripada in Indonesian from 17th century to 21st century. The data are taken from the 17th century manusricpt Hikayat Indraputra, the 19th century manuscript Hikayat Abdullah, the 20th century novel Sitti Nurbaja, and the 21st century novel Laskar Pelangi. To collect the data, the researcher made use of Malay Concordaces Project site and Antconc application.
From the data analysis, it is concluded that the functions of daripada which have been in use from the 17th century to the 21st century are as comparison marker and source marker the functions of daripada which were in use then disappeared are as cause marker, possession marker, initial event marker, and topic marker the functions of daripada which did not exist but appeared in the 19th century is as topic marker.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>