Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51973 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setiorini
"Pada saat ini penggunaan kadmium di industri-industri di Indonesia semakin meningkat, dan sebagai akibatnya pencemaran logam tersebut di lingkungan cukup tinggi. Kadmium dapat menyebabkan keracunan akut maupun keracunan kronis pada manusia. Keracunan akut dapat menimbulkan antara lain kejang perut, sakit kepala, syok, kerusakan paru-paru dan sistem reproduksi. Untuk mengetahui pengaruh penyuntikan kadmium klorida (CdClz) dosis tunggal terhadap motilitas spermatozoa telah dilakukan penelitian eksperimental pada 25 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Swiss.
Hewan uji dibagi dalam lima kelompok eksperimen yaitu kelompok eksperimen I, 1I, III, IV (KE1 sampai dengan KE4) yang disuntik berturut-turut dengan dosis 0,045; 0,090; 0,180 dan 0,360 mg Cd+/lkg b.b., dan kelompok kontrol yang disuntik dengan akuabidestilata.
Hasil uji ANAVA menunjukkan bahwa penyuntikan kadmium klorida secara intraperitoneal dosis 0,045; 0,090; 0,180; dan 0,360 mg Cd s+/kg b.b. berpengaruh terhadap persentase motilitas spermatozoa. Hasil uji Tukey (a = 0,05) menunjukkan bahwa penyuntikan kadmium klorida dosis 0,180 dan 0,360 mg Cd+/kg b.b. menyebabkan penurunan motilitas spermatozoa, sedangkan dosis 0,045 dan 0,090 mg Cd+/kg b.b. tidak menyebabkan penurunan motilitas spermatozoa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Agretha Imelda Royani
"Telah dilakukan studi pendahuluan efek filtrat tanaman seledri
{A. graveolens L.) terhadap jumlah total, persentase motilitas, viabiiitas, dan abnormalitas spermatozoa mencit (M. musculus L.) gaiur Swiss. Tujuan penelitian
untuk mengetahui pengaruh pencekokan filtrat tanaman seledri tertiadap kualitas spermatozoa dengan hipotesis penelitian pencekokan filtrat tanaman seledri akan meningkatkan kualitas spermatozoa mencit. Pencekokan dilakukan selama 36 hari, terhadap mencit yang diberi perlakuan dengan filtrat seledri tanpa pengenceran (mumi) 1:0 (10 ml/Kg BB/hari); pengenceran 1:1 (5 ml/Kg BB/hari);
1:2 (3,33 ml/Kg BB/hari); dan 1:3 (2,5 ml/Kg BB/hari). Kelompok kontrol terdiri atas kelompok mencit yang diberi perlakuan dengan akuabides (10 ml/Kg BB/hari) dan kelompok tanpa perlakuan. Uji nonparametrik Kruskal Wallis menunjukkan bahwa filtrat tanaman A. graveolens L. pada pengenceran 1:1 (6,17 + 3,53 juta/ml)
dan 1:2 (7,97 ±4,17 juta/ml); meningkatkan jumlah total spermatozoa secara sangat nyata (a = 0,01); dan pada pengenceran 1:1 (11,5 + 2,09 %);
1:2 (28,25 + 6,63 %); dan 1:3 (26,42 + 2,48 %) meningkatkan persentase viabiiitas spermatozoa secara sangat nyata (a = 0,01). Tetapi, pada pengenceran'1:0, 1:1,
1:2, dan 1:3 tidak memberikan pengaruh yang sangat nyata (a = 0,01)'terhadap persentase motilitas dan abnormalitas spermatozoa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellyanufara
"ABSTRAK
Panas testis yang melebihi suhu skrotum akan menyebabkan perubahan pada testis. Sebagaimana diketahui banwa apapun bentuk panas, apabila dikenai pada testis akan bersifat merusak jaringan testis dan perkembangan sel-sel spermatogenik yang ada di dalam tubulus testis.
Pada penelitian ini akan diteliti pengaruh pemanasan testis secara berulang terhadap viabilitas dan morfologi spermatozoa mencit (Mus musculus L.) strain CBR.
Dari 50 ekor mencit yang berumur 3-4 bulan dan mempunyai berat badan sekitar 20-25 gram, dibagi menjadi lima kelompok. Kelima kelompok mencit tersebut adalah, kelompok kontrol tanpa periakuan (K1), kelompok kontrol yang dibius selama 10 menit (K2), kelompok pemanasan testis 390C (P1), kelompok pemanasan testis 40°C (P2) dan kelompok pemanasan testis 410C (P3). Lamanya pemanasan untuk setiap kelompok diberikan selama 10 menit. Perlakuan diulang sebanyak empat kali dengan selang waktu sembilan hari atau satu siklus epitel seminiferus. Kemudian mencit dimatikan dengan eter dan dibedah untuk diambil sperma yang tersimpan di dalam vas deferens. Selanjutnya spermatozoa yang dikeluarkan dari vas deferens dihitung jumlah prosentase viabilitas dan morfologi spermatozoa yang abnormal.
Dari uji statistik diperoleh hasil bahwa pemanasan testis pada suhu 39 C, 40 C, dan 41°C berpengaruh terhadap viabilitas dan morfologi spermatozoa. Sedangkan berat testis terpengaruh pada pemanasan 41°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Labiqa Hilda Ismara
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun kluwih (Artocarpus camansi Blanco) terhadap penurunan kuantitas dan kualitas spermatozoa mencit (Mus musculus) jantan galur DDY. Sebanyak 24 ekor mencit dibagi kedalam 4 kelompok, yaitu: kelompok kontrol (KK), kelompok perlakuan yang diberikan infusa daun kluwih dengan dosis berturut-turut, yaitu 2,5; 5; dan 10 g/kg BB (KP1, KP2, dan KP3). Infusa daun kluwih diberikan selama 36 hari. Kemudian dilakukan analisis kuantitas dan kualitas spermatozoa. Data rerata jumlah spermatozoa per militer (x106) pada KK, KP1, KP2, dan KP3 berturutturut ialah (42,92± 3,28), (39,57± 2,08), (36,49± 2,73), dan (33,37± 1,26) spermatozoa per mililiter. Data rerata persentase motilitas spermatozoa pada KK, KP1, KP2, dan KP3 berturut-turut ialah (82,92 % ± 1,74) , (68,54 % ± 6,32), (61,23 % ± 7,13), dan (46,12 % ± 3,90). Data rerata persentase abnormalitas spermatozoa pada KK, KP1, KP2, dan KP3 berturut-turut ialah (37,63% ± 1,32), (52,24 % ± 0,95), (61,93 % ± 1,26), dan (68,83% ± 0,66). Hasil uji LSD (P < 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol KK. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian infusa daun kluwih (Artocarpus camansi Blanco) berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas spermatozoa mencit jantan pada dosis 2,5; 5; dan 10 g/kg BB.

The present study was done to determine the effect of Kluwih's leaf's infusion on the quantity and quality of spermatozoa of male mice DDY strain. 24 male mice have divided into 4 experimental group; control group and treament group which were given infusion with doses 2,5;5;10 g/kg bw. Test material administated for 36 consecutive days. Mean of sperm total per militer: KK (42,92± 3,28), KP1 (39,57± 2,08), KP2 (36,49± 2,73), and KP3 (33,37± 1,26) sperm/ml. Mean of percentage of sperm motility: KK (82,92 % ± 1,74) , KP1(68,54 % ± 6,32), KP2(61,23 % ± 7,13), and KP3(46,12 % ± 3,90). Mean of percentage of sperm abnormality: KK (37,63% ± 1,32), KP1(52,24 % ± 0,95), KP2(61,93 % ± 1,26), and KP3 (68,83% ± 0,66).Based on LSD test (P<0.05) the result showed that the data has differences between treatment and control group. The result indicated that the treatment group have impact on quantity and quality of spermatozoa of male mice with doses 2,5;5;10 g/kg bw."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edesmetiana Sri Hernawati
"ABSTRAK
Motilitas spermatozoa merupakan salah satu faktor penentu untuk keberhasllan terJadinya pembuahan. Telah diketahul bahwa, glikosida Jantung dapat meningkatkan motilitas spermatozoa pada hewan, melalui penghambatannya pada aktlvltas enzim Na+,K+ -ATP-ase yang terdapat pada membran plasma ekor spermatozoa. Dalam penelitian ini, Ianatoslde-C sebagal salah satu senyawa glikosida Jantung diberikan pada spermatozoa manusia. Sampel semen yang digunakan berasal dari 30 pria pasangan infertil yang mempunyal persentase motilitas spermatozoa lebih dari 40% dan Jumlah spermatozoa lebih dari 20 Juta per ml.
Sampel semen diencerkan dalam larutan Hanks sampai didapatkan Jumlah spermatozoa sepuluh Juta per ml. Kemudlan semen tersebut dibagl menjadi empat bagian, dan ke dalam maslng-masing bagian ditambahkan dua mI larutan Hanks tanpa lanatoside-C (sebagal kontrol), dua mI konsentrasi lanatoside-C 1O-9 M, 10-7 M, dan 10-5 M. LaIu masing-masing diinkubasi pada suhu 37oC selama 20, 40, 60, dan 8O menit. Penghitungan persentase motilitas spermatozoa dilakukan dengan menggunakan metoda WHO, yaitu dengan menghitung jumlah spermatozoa baik yang motil maupun imotil pada sepuluh lapangan pandangan yang terplsah dan diIakukan secara acak.
Hasll uji statistik nonparametrik Friedman pada α = 0,01 menunjukkan bahwa, pemberlan larutan lanatoside-c ke dalan semen manusia dapat neningkatkan motilitas spermatozoa pada konsentrasi 10-7 M, sedangkan dengan konsentrasi 10-9 M juga meningkat tetapl tidak berbeda nyata dari kontrol. selain itu dapat menurunkan motilitas spermatozoa pada konsentrasi 10-5M. Motilitas spermatozoa pada konsentrasi 10-7 M dan 10-9 M tersebut dapat dipertahankan sampai 60 menit waktu inkubasi (α =0,05). Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah: Diantara ketiga konsentrasi yang digunakan, motilitas spermatozoa tertinggi terdapat pada semen dengan perlakuan larutan lanatoside-c 10-7 M, yang dapat dipertahankan sampai 60 menit waktu inkubasi. Disarankan: Melakukan penelitian yang sama pada pria pasangan fertil atau pada pria pasangan infertil yang mempunyai spernatozoa yang honogen dalam keutuhan membran."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinari Kirana Satyani
"ABSTRAK
Motilitas spermatozoa dipengaruhi oleh beberapa faktor,
di antaranya keadaan lingkungan tempat hidupnya. Bakteri
adalah salah satu jenis mikroorganisme pencemar lingkungan
hidup spermatozoa, sehingga menurunkan motilitas spermatozoa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
dua jenis bakteri terhadap motilitas spermatozoa, yaitu
Eschericbia coli dan Proteus mirabilis. Terdapat tiga
perlakuan, yaitu: semen diinokulasi dengan nutrien broth
sebagai kontrol; semen diinokulasi dengan E. coli, dan
semen diinokulasi dengaa P. mirabilis kemudian masing-masing
diinkubasi selajna 30 menit pada suhu kamar.
Uji statistik menunjukkan adanya pengaruh bakteri yang
diberikan terhadap motilitas spermatozoa setelah diinkubasi
selama 30 menit. Terdapat perbedaan rata-rata motilitas
spermatozoa: antara kontrol dengan yang diinokulasi E. coli',
antara kontrol dengan yang diinokulasi P. mirabilis', dan
antara yang diinokulasi E. coli dengan yang diinokulasi
P. mirabilis. Inokulasi E. coli pada semen mengakibatkan
penurunan motilitas serta timbulnya aglutinasi spermatozoa,
sedangkan inokulasi P. mirabilis hanya mengakibatkan
penurunan motilitas spermatozoa.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonina
"Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk mengetahui pengaruh
pemberian 13-Metildigoksin secara in vitro terhadap motilitas spermatozoa
manusia golongan astenozoospermia. Sampel semen yang digunakan
berasal dari 30 pria lbasangan ingin anak (PIA) dengan syarat: volume semen
lebih dari 2 ml, jumlah spermatozoa lebih dari 10 juta per ml semen,
persentase spermatozoa yang bergerak maju dan lurus (kategori (a)) clan
spermatozoa bergerak lambat atau sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus
(kategoni (b)) antara 40% sampai 50%. Sampel semen tenlebih dahulu dicuöi
dengan menggunakan larutan Hank, kemudian dibagi menjadi empat
.kelompok perlakuan yaltu satu kelompok kontrol yang dibeni 2 ml larutan
Hank tanpa 13-Metildigoksjn clan tiga kelompok perlakuan yang diberi masingmasing
2 ml larutan 13-Metildigoksjn dengan konsentrasi 10-4 , I0, dan
10 10 M, lalu diinkubasj pada suhu 370C selama 20, 40, dan 60 menit.
Perhitungan persentase motilitas spermatozoa menggunakan metode WHO,
dengan menghitung jumlah spermatozoa motil dan immotil pada beberapa
lapangari pandang yang berbeda secara acak dan dilakukän di bawah
rnikroskop medan terang. Hasil uji Tukey (a = 0,05) menunjukkan bahwa
pemberian in vitro f3-Metildigoksin pada konsentrasi 10 clan 10 10 M
meningkatkan motilitas spermatozoa yang dipertahankan sampai waktu
inkubasi 40 menit, sedangkan pada konsentrasi 10 M semakin lama waktu
inkubasi semakin menurunkan motilitas spermatozoa. Motilitas spermatozoa tertinggi diperoleh pada pemberian 3-MetiIdigoksin pada konsentrasi 10' M
pada waktu inkubasi 40 menit."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesty Widayanti
"ABSTRAK
"Spermicide film" adaiah alat kontrasepsi vagina yang menggunakan zat aktif s permisida. Spermisida yang digunakan umumnya 'nonoxynol-9 11 . Spermisida Lainnya yang baru diperkenaikan dan banyak dipakai di PRO iaiah "aikyiphenoxy poiyethoxyethanol-10". Keduanya merupakan spermisida zat aktif permukaan nonionik, dan diperkirakan mempunyai efektivitas yang sama. Hasil uji efektivitas "spermicide film" yang mengandung
"aikyiphenoxy poly ethoxyethanol-iO", yang mengandung "nonoxynol-9' (15/43), dan yang mengandung nonoxynol-9" Q15/43 b) ternyata menunjukkan 1ahwa keti ga macam "spermicide film" tersebut mempunyai efektivitas yang sarna. Hasil tes pengaruh kece patan melarut terhadap efektivitas kerja spermisida terhadap spermatozoa memberikan hasil bahwa kecepata.n melarut yang berbeda-beda dan ketiga macam "spercide film" tidak mempengaruhi efektivitas kerja spermisidanya dalam mengimobilisasi spermatozoa atau
membunuh spermatozoa. Metoda yang dipakai dalam penelitian mi adalah metoda Sander-Crarner,dan uji viabilitas spermatozoa. Konsentrasi larutan "spermicide film' yang digunaken, yaitu 0,05 mg/ml, IV 0,1 mg/ml, dan 0,15 mg/ml dengan waktu pengamatan 20 detik dan 2 menit setelah semen diberi perlakuan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Ekatiwi
"[ ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh infusa daun keluwih
(Artocarpus camansi Blanco) terhadap pematangan spermatozoa mencit (Mus
musculus L.) jantan di epididimis. Sebanyak 24 ekor mencit jantan dibagi menjadi
4 kelompok, yaitu kelompok kontrol (KK) yang diberikan perlakuan berupa
akuades, kelompok perlakuan 1 (KP1), kelompok perlakuan 2 (KP2), dan
kelompok perlakuan 3 (KP3) yang diberikan infusa daun keluwih dengan dosis
berturt-turut yaitu 2,5; 5; dan 10 g/kg bb selama 8 hari. Hasil penelitian
menunjukkan adanya penurunan persentase motilitas spermatozoa pada kelompok
perlakuan dosis 2,5 g/kg bb dan peningkatan persentase motilitas serta
abnormalitas pada dosis 5 g/kg bb dan 10 g/kg bb. Hasil penelitian menunjukkan
adanya penurunan persentase viabilitas spermatozoa pada kelompok perlakuan
dosis 2,5 g/kg bb; 5 g/kg bb; dan 10 g/kg bb. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pemberian infusa daun keluwih (Artocarpus camansi Blanco) memiliki pengaruh
terhadap kualitas dan kuantitas spermatozoa mencit jantan
ABSTRACT The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf?s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf?s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa.;The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf?s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf?s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa.;The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf?s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf?s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa.;The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf?s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf?s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa., The research has been done to determine the effect of Keluwih Leaf’s infusion
intake on maturation of spermatozoa of male mice in epididymis. Twenty-four
male mice were divided into 4 groups; consisting of control group which were
given akuades intake and treatment group which were given infusion with doses
2,5; 5; and 10 g/kg bw for 8 consecutive days. The results showed that an
decrease in percentage of sperm motility at doses 2,5 g/kg bw and also an increase
of motility and abnormality at doses 5 g/kg bw and 10 g/kg bw. The percentage of
spermatozoa viability showed a decrease result at doses 2,5 g/kg bw; 5 g/kg bw;
and 10 g/kg bw. The result indicated that keluwih leaf’s infusion intake gave an
impact on quality and quantity of male mice spermatozoa.]"
Universitas Indonesia, 2016
S62726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsaniya Dievta Aulia
"Penurunan kualitas spermatozoa dapat terjadi akibat terbentuknya radikal bebas hasil induksi etanol. Sementara itu, daun salam dilaporkan memiliki senyawa antioksidan. Namun demikian, belum diketahui potensi aktivitas antioksidan tersebut untuk mengatasi penurunan kualitas spermatozoa. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam Syzygium polyanthum Wight. Walp. terhadap kualitas spermatozoa mencit Mus musculus L. yang diinduksi etanol. Hewan uji mencit dibagi ke dalam 5 kelompok. Kelompok kontrol normal KK1 tidak diberikan perlakuan dan kelompok kontrol perlakuan KK2 diberikan CMC 0,5 dan etanol 2,8 g/kg bb 40 v/v. Kelompok perlakuan KP1, KP2, dan KP3 diberikan ekstrak etanol daun salam secara oral dengan dosis berturut-turut 43,75 mg/kg bb, 87,5 mg/kg bb, dan 175 mg/kg bb dan etanol secara oral pada dosis 2,8 g/kg bb 40 v/v . Penelitian dilakukan selama 20 hari berturut-turut. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa ketiga kelompok perlakuan memiliki persentase motilitas dan viabilitas yang lebih tinggi, serta persentase abnormalitas yang lebih rendah secara signifikan.

Decreased quality of spermatozoa can occur due to the formation of free radicals resulted by ethanol induction. Meanwhile, salam Syzygium polyanthum Wight. Walp. leaves has been reported to have antioxidant activity. However, it is not known whether this antioxidant activiy can overcome the decline in the quality of spermatozoa. Therefore, a study was conducted to investigate the effect of ethanol extract of salam leaves Syzygium polyanthum Wight. Walp. on the spermatozoa quality of ethanol induced mice Mus musculus L. . The animals were divided into 5 groups. The normal control group KK1 was not treated and the treatment control group KK2 was given CMC 0.5 and ethanol 2.8 g kg bw 40 v v . The ethanolic extract of salam leaves at dose of 43,75 mg kg bw, 87,5 mg kg bw, and 175 mg kg bw were given orally into the mice of KP1, KP2, KP3 groups, respectively. All treated mice were daily induced by ethanol p.o at dose of 2.8 g kg bw 40 vv. The treatment was given for 20 consecutive days. The LSD test significantly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>