Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89442 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Wiwekowati
"Lebar jalan merupakan salah satu hal penting dalam manajemen transportasi, karena berkaitan dengan kapasitas jalan yang pada akhirnya akan menentukan tingkat pelayanan lalu-lintas. Pada ruas jalan yang mengalami penyempitan akan mengakibatkan antrian yang akan menurunkan nilai tingkat pelayanan dari nilai sebelumnya. Panjang antrian dipengaruhi oleh anus Ialu-lintas dan kapasitas jalan.
Penelitian dilakukan dengan studi literatur dari berbagai literatur yang berkaitan dengan teknik lalu-lintas untuk menentukan kinerja kontrol lalu-lintas dengan tundaan minimum dan menentukan panjang penyempitan ruas jalan maksimal. Sebagai model tundaan digunakan model Webster dengan memberikan batasan-batasan, sedangkan dalam penyelesaian persamaan digunakan Metoda Pengali Lagrange dengan bantuan program Mathcad Plus 6,0. Simulasi yang digunakan menggunakan panjang penyempitan 10 m sampai dengan 500 m, kecepatan kendaraan pada daerah penyempitan 30 km/jam dan 60 km/jam sedangkan arus jenuh yang digunakan 1900 kend/jam dan 3800 kend/jam.
Pada tesis ini telah dilakukan simulasi kinerja kontrol lalu-lintas pada penyempitan ruas jalan. Semakin tinggi kecepatan kendaraan pada daerah penyempitan maka waktu siklus semakin kecil, tundaan semakin kecil dan waktu hijau semakin besar. Semakin besar kapasitas jalan maka waktu siklus semakin kecil, tundaan semakin kecil dan waktu hijau semakin besar. Tundaan tidak dipengaruhi oleh besaran arus lalu-lintas apabila arus lalu-lintas total maksimum 2000 kendljam dan panjang penyempitan maksimum 100 m, tetapi pada saat panjang penyempitan 200 m terjadi peningkatan tundaan yang cukup besar.
Tundaan dipengaruhi waktu hijau pada saat arus lalu-lintas dan panjang penyempitan besar. Tundaan tidak dipengaruhi oleh panjang penyempitan apabila panjang penyempitan maksimum 100 m dan arus lalu-lintas maksimum 1000 kend/jam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Widjajanti
"ABSTRAK
Penutupan lajur jalan pada ruas jalan dengan tipe dua lajur dua arah tak terbagi (2/2 UD) memerlukan penanganan untuk mengoptimalkan kapasitas pada lokasi yang mengalami penyempitan. Permasalahan lalu lintas pada lokasi penyempitan ruas jalan (LPRJ) akan semakin kompleks apabila arus lalu lintas yang melintasi lokasi sudah mencapai kondisi lewat jenuh.
Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan strategi kontrol lalu lintas bersinyal di jalan dua lajur dua arah tak terbagi yang mengalami penyempitan karena adanya LPRJ pada kondisi arus lalu lintas lewat jenuh. Untuk menyelesaikan antrian kendaraan akibat arus lewat jenuh pada waktu yang sama di kedua pendekat, dikembangkan metode kontrol lalu lintas bersinyal dengan perubahan waktu hijau pada siklus tertentu, yaitu dengan menggunakan parameter titik perubahan rasio akumulasi kendaraan yang dilepas terhadap akumulasi kendaraan yang datang (R).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu hijau optimal terjadi apabila salah satu pendekat telah mencapai R>0,95. Dengan data arus kedatangan kendaraan yang sama, metode penelitian memberikan perbaikan kinerja bila dibandingkan dengan metode yang telah dikembangkan sebelumnya yaitu model Tundaan Diskrit Minimum (Chang & Lin, 2000) dan model Maximum Throughput (Talmor & Mahalel, 2007).
Simulasi kontrol lalu lintas bersinyal di LPRJ dengan tipe 2/2 UD dilakukan dengan asumsi arus kedatangan lewat jenuh terjadi pada 300 detik pertama. Hasil simulasi menunjukkan bahwa periode pengamatan kedatangan kendaraan optimum adalah sebesar 240 detik dan waktu siklus optimum sebesar 240 detik. Dari hasil simulasi juga dapat diketahui besaran peningkatan tundaan total akibat perubahan periode pengamatan kedatangan kendaraan dari 240 detik ke periode pengamatan kedatangan kendaraan yang lebih kecil serta penurunan throughput rata-rata dan peningkatan periode arus jenuh akibat perubahan waktu siklus dari 240 detik ke waktu siklus yang lebih pendek.
Penelitian juga memberikan hasil panjang LPRJ yang dapat diakomodasi oleh kontrol lalu lintas bersinyal pada kondisi arus lewat jenuh berdasarkan besaran derajat kejenuhan total (DS) dan kecepatan rata-rata pada LPRJ (Sw) serta nomogram yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan kinerja kontrol lalu lintas bersinyal di LPRJ tipe jalan 2/2 UD pada kondisi arus lewat jenuh. Untuk mempertajam keakurasian hasil agar sesuai dengan kondisi lapangan, diperlukan penelitian lanjut yang terkait dengan penetapan nilai ekivalensi mobil penumpang dan besaran arus jenuh yang sesuai dengan berbagai kondisi lalu lintas di Indonesia. Selain itu juga perlu dilakukan penelitian lanjut untuk arus kedatangan yang bervariasi dan kecepatan pada LPRJ < 20 km/jam.

ABSTRACT
Road activities usually require the closure of one of the two ways two lane roads (2/2 UD) constitute the restrictive bottleneck of the road system, which need a special effort to maximize the capacity of bottleneck areas, especially on over saturation traffic condition The objective of the study is to develop a signal-control strategy and its application for road closure area on two way two lanes roads which is treated as an isolated intersection during severe over saturation.
To disperse the queues of the two approaches in the same time, the study developed a new method by introducing a ratio between cumulative departure and cumulative arrival (R). The study showed that switch over of green time was effectively dispersed all the vehicles of the two approaches in the same cycle. The result of the study indicates that optimal green time happened if one of the approach has reached R>0.95. With the same arrival and saturation flow data, the method introducing in this study has a better performance results comparing amongst the previous methods, i.e. the Discrete Minimal Delay Model and the Maximum Throughput Model.
The study conducted a signalized control simulation on road closure areas on two way two lane roads with the assumption that the road severe over saturation on the first 300 seconds which indicates that various arrival detection has a different total delay but has the same average throughput and over saturation period. The simulation results show that the optimum arrival detection period is 240 seconds and the optimum cycle time is 240 seconds.
The study give indication of the percentage of increasing total delay if the there is a change of vehicle arrival detection period from 240 seconds to less than 240 seconds (i.e. 120 seconds and 180 seconds). The study also indicates the percentage of increasing total delay, decreasing of average throughput and decreasing of over saturation period if there is a change of cycle time from 240 seconds to less than 240 seconds (i.e. 120 seconds, 150 seconds,180 seconds and 210 seconds). The study also indicates the maximum work zone length that can be accommodated by signalized traffic control in over saturation traffic condition based on total Degree of Saturation (DS), average speed on lane closure area (Sw) and nomogram that can be used to predict signalized traffic control performance on oversaturated road closure areas (total delay and average throughput). In order to get more accurate results, it is necessary to study the value of passenger car equivalents and saturation flow that figure the actual traffic condition corresponds with various traffic conditions in Indonesia. It also needs to do the simulation with various arrival patterns and at average road closure area?s speed less than 20 kph."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
D987
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Widjajanti
"ABSTRAK
Penutupan lajur jalan pada ruas jalan dengan tipe dua Iajur dua arah tak terbagi (2/2 UD) memerlukan penanganan untuk mengoptimalkan kapasitas pada lokasi yang mengalami penyempitan. Permasalahan lalu lintas pada lokasi penyempitan mas jalan (LPRJ) akan semakin kompleks apabila arus lalu lintas yang rnelintasi lokasi sudah rnencapai kondisi lewat jenuh.
Tujuan penelitian adalah untuk merumuskan strategi kontrol lalu lintas bersinyal di jalan dua Iajur dua arah tak terbngi yang mengalami penyempitan karena adanya LPRJ pada kondisi arus lalu lintas lewat jenuh.
Untuk menyelesaikan antrian kendaraan akibat arus lewat jenuh pada waktu yang sama di kedua pendekat, dikembangkan metode kontrol lalu lintas bersinyal dengan perubahan waktu hijau pada siklus tertentu, yaitu dengan menggunakan parameter titik perubahan rasio akumulasi kendaraan yang dilepas terhadap kendaraan yang datang (R). Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu hijau optimal terjadi apabila salah satu pendekat telah mencapai R20,95. Dengan data arus kedatangan kendaraan yang sama, metode penelitian memberikan perbaikan kinerja bila dibandingkan dengan metode yang telah dikembangkan sebelumnya yaitu model Tundaan Diskrit Minimum (Chang & Lin, 2000) dan model Maximum Throughput (Talmor& Mahalel, 2007).
Simulasi kontrol lalu Iintas bersinyal di LPRJ dengan tipe 2/2 UD dilakukan dengan asumsi arus kedatangan lewat jenuh terjadi pada 300 detik pertama. Hasil simulasi menunjukkan bahwa periode pengamatan kedatangan kendaraan optimum adalah sebesar 240 detik dan waktu siklus optimum sebesar 240 detik. Dari hasil simulasi juga dapat diketahui besaran peningkatan tundaan total akibat perubahan periode pengamatan kedatangan kendaraan dari 240 detik ke periode pengamatan kedatangan keudaraan yang Iebih kecil serta penurunan throughput rata-rata dan peningkatan periode arus jenuh akibat perubahan waktu siklus dari 240 detik ke waktu siklus yang lebih pendek. Penelitian juga memberikan hasil panjang LPRJ yang dapat diakomodasi oleh kontrol lalu lintas bersinyal pada kondisi arus lewat jenuh berdasarkan besaran derajat kejenuhan total (DS) dan kecepatan rata-rata pada LPRJ (Sw) serta nomogram yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan kinerja kontrol lalu Iintas bersinyal di LPRJ tipe jalan 2/2 UD pada kondisi arus lewat jenuh.
Untuk mempertajam keakurasian hasil agar sesuai dengan kondisi lapangan, diperlukan penelitian lanjut yang terkait dengan penetapan nilai ekivalensi mobil penumpang dan besaran arus jenuh yang sesuai dengan berbagai kondisi lalu lintas di Indonesia. Selain itu juga perlu dilakukan penelitian lanjut untuk arus kedatangan yang bervariasi dan kecepatan pada LPRJ < 20 km/jam.

ABSTRACT
Road activities usually require the closure of one of the two ways two lane roads (2/2 UD) constitute the restrictive bottleneck ofthe road system, which need a special eH`ort to maximize the capacity of bottleneck areas, especially on over saturation traffic condition.
The objective of the study is to develop a signal-control strategy and its application for road closure area on two way two lanes roads which is treated as an isolated intersection during severe over saturation.
To disperse the queues ofthe two approaches in the same time, the study developed a new method by introducing a ratio between cumulative departure and cumulative arrival (R). The study showed, that switch over of green time was effectively dispersed all the vehicles ofthe two approaches in the same cycle. The result of the study indicates that optimal green time happened if one of the approach has reached R>0.95. With the same arrival and saturation flow data, the method introducing in this study has a better performance results comparing amongst the previous methods, i.e. the Discrete Minimal Delay Model and the Maximum Throughput Model.
The study conducted a signalized control simulation on road closure areas on two way two lane roads with the assumption that the road severe over sanitation on the first 300 seconds which indicates that various arrival detection has a different total delay but has average throughput and over satmation period. The simulation results show that the optimum arrival detection period is 240 seconds and the optimum cycle time is 240 seconds.
The study give indication of the percentage of increasing total delay if the there is a change of vehicle arrival detection period from 240 seconds to less than 240 seconds (i.e. 120 seconds and 180 seconds). The study also indicates the percentage of increasing total delay, decreasing of average throughput and decreasing of over saturation period if there is a change of cycle time from 240 seconds to less than 240 seconds (i.e. 120 seconds, 150 seconds,180 seconds and 210 seconds). The study also indicates the maximum work zone length that can be accommodated by signalized tratiic control in over saturation trafic condition based on total Degree of Saturation (DS), average speed on lane closure area (Sw) and nomogram that can be used to predict signalized traffic control performance on over saturated road closure areas (total delay and average throughput).
ln order to get more accurate results, it is necessary to study the value of passenger car equivalents and saturation flow that Egure the actual traffic condition corresponds with various traffic conditions in Indonesia. It also needs to do the simulation with various arrival patterns and at average road closure area?s speed less than 20 kph."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
D1166
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mardiyati
"ABSTRAK
Model arus lalu lintas pada kondisi padat menggunakan model kontinu sederhana yang memenuhi persamaan konservasi arus lalu lintas
Solusi analitik dari persamaan konservasi ini menggambarkan sebuah gelombang dari kepadatan k yang bergerak dengan arah bertambahnya x dengan kecepatan gelombang a = k . Untuk menghitung solusi numerik, dicari persamaan finite difference untuk persamaan konservasi.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azharan Luthfan
"Pengaturan lalu lintas di Bundaran Bintaro Jaya Sektor 7 pada kondisi tahun 2007-2010 menyebabkan panjang antrian yang panjang pada waktu jam sibuk. Lalu, upaya yang dilakukan tahun 2011 adalah merubah Bundaran Bintaro Jaya Sektor 7 tersebut menjadi simpang tidak sebidang berupa flyover.
Simpang Bintaro Jaya Sektor 7 pada kondisi saat ini dikendalikan dengan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) berupa traffic light yang masih baru, dengan pengaturan fase menjadi 4 tahap. Seiring dengan peningkatan volume lalu lintas saat ini, perlu dikaji apakah setting traffic light pada simpang Bintaro Jaya Sektor 7 yang masih baru tersebut sudah efektif atau memerlukan penyesuaian lagi. Oleh karenanya, sangat diperlukan ?Kajian Evaluasi Kinerja Pengendalian APILL di Simpang 4 Bintaro Sektor 7? dalam kaitannya dengan manajemen lalu lintas.
Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi kinerja dapat disimpulkan bahwa pada kondisi awal jalinan Bundaran Bintaro Jaya Sektor 7 terbukti mempunyai jarak weaving yang sudah tidak memadai pada kondisi tahun 2007 sampai tahun 2010. Oleh sebab itu perubahan simpang dari jalinan bundaran menjadi pengaturan simpang tak sebidang dengan pengendalian APILL dibawah flyover merupakan keputusan yang tepat. Pada hasil perhitungan simpang bersinyal kondisi eksisting analisa berdasarkan MKJI 1997 menggunakan bantuan program KAJI version 1.10 F. Secara idealisasi program setting traffic light kondisi lapangan terbukti sudah sesuai (layak), yaitu siklus optimum puncak Pagi Co = 80 detik, dan puncak Sore Co = 95 detik masih berada di range Co =80-130 detik untuk tipe kontrol 4 fase berdasarkan MKJI 1997. Nilai tundaan rata-rata simpang puncak Pagi = 38,27 detik/smp dengan LOS D. Puncak Sore tundaan rata-rata simpang 38,32 detik/smp dengan LOS D. Oleh karenanya perlu adanya penyesuaian waktu sinyal agar bisa mendapatkan tingkat pelayanan (LOS) yang lebih baik.

The traffic regulation at Bintaro Jaya Sector 7 Weaving Section on conditions from 2007 to 2010 lead to a long queues at peak hours. Then, an effort to do in solving that problems is by changing that Bintaro Jaya Sector 7 Weaving Section into flyover development in 2011.
Bintaro Jaya Sector 7 Intersection now controlled by traffic signal on the Bintaro Jaya Sector 7 intersection with phase management which is divided into four stages. Along with the rising of the traffic volume now, it is needed to be investigated whether that new traffic light setting on Bintaro Jaya Sector 7 intersection has effective or need more adjustment. Therefore Performance Evaluation Investigation of Controlling APILL at Bintaro Sector 7 Signalized Intersection needed here, related to the traffic management.
Based on the analysis and working evaluation, can be concluded that the first condition of weaving section Bintaro Jaya Sector 7 intersection has already weaving length inadequate conditions from 2007 to 2010. So, The Weaving changed from weaving section into signalized intersection with the control of APILL under flyover is the best decision. At the signalized intersection calculation result of existing condition according to MKJI 1997 with program KAJI version 1.10 F. The idealization of setting traffic light, the field condition are suitable (feasible); it gets shown to Optimum Cycle time of the morning peak hour Co = 80 seconds and Optimum Cycle time of the afternoon peak hour Co = 95 seconds is still in the range of Co = 80-130 second for the 4 Phase Control type based on MKJI 1997. The average time delay of the morning peak hour = 38, 27 sec/pcu with LOS D, and the average time delay of the Afternoon peak hour = 38, 32 sec/pcu with LOS D. Because of that, here is needed the Signal Time Adjustment so it can rise the better Level of Service (LOS).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42958
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Willgar STPA
"ABSTRAK
Volume, kecepatan dan kepadatan merupakan elemen-elemen dasar lalu-
lintas dalam perencanaan dan rekayasa transporfasi yang menggambarkan. Tingkat Pelayanan suatu ruas jalan dimana dipengaruhi banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi elemen-elemen tadi adalah bentuk geometrik.
Studi ini bertujuan melakukan pendekatan estimasi hubungan elemen-elemen lalu-
lintas di jalan yang mempunyai bentuk geometrik yang lurus dan bentuk geometrik yang menikung di lokasi perkotaan Meruya Udik.
Pengumpulan data dilakukan dengan survei volume dan kecepatan sccara langsung di lapangan. Setelah itu dapat dihitung kepadatannya. Dengan menggunakan metode regresi dalam penurunan model matematis, dapat dilihat hubungan antar elemen tadi dari berbagai bentuk geometrik jalan di daerah Studi. Dan secara umum semakin menikung bentuk jalan akan terjadi pengurangan kecepatan tetapi masih memenuhi standar kecepatan diperbolehkan.

"
1996
S34584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Barata
"Metode analitis perencanaan perkerasan jalan yaitu metoda yang dikembangkan berdasarkan teori permodelan matematis terhadap sifat tegangan dan regangan pada perkerasan akibat beban berulang lalu-lintas. Metoda analitis ditujukan untuk memprediksi ketebalan dari lapisan pengikat (bound) dan lapisan pondasi (unbound) untuk mengatasi kerusakan dari perkerasan selama masa pelayanan. ekivalen dengan sebuah angka yang diberikan dari gandar standar di atas permukaan perkerasan. Metoda analitis perencanaan perkerasan jalan lentur antara lain yaitu Nottingham Design Method, Shell Pavement Design Method, Asphall lnstitute Design Method, Standard UK Method dan ARRB (Australian Road Research Board ) Method.
Tujuan penyusunan tugas akhir ini adalah untuk membandingkan beberapa metode analitis perencanaan perkerasan jalan lentur untuk volume Ialu-lintas rendah. Ditinjau dari kesamaan parameter yang digunakan dan banyaknya literatur yang bisa digunakan untuk menunjang penelitian, penulis memilih tiga metode untuk dibandingkan yaitu Nottingham Design Method Shell Pavement Design Method dan Asphalt lnstitute Design Method.
Parameter perencanaan yang digunakan ketiga metode secara umum santa. Parameter perecanaan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu Ialu-lintas dan aplikasi pembebanan karakteristik bitumen, dan proporsi campuran. Terdapat sedikit perbedaan pada parameter-parameter yang digunakan oleh masing-masing metode.
Masing-masing metode mengeluarkan grafik yang digunakan untuk menentukan tebal perkerasan. Walaupun menggunakan parameter perencanaan yang sama, namun terdapat beberapa perbedaan untuk masing-masing metode baik dilihat dari hasil tebal perkerasan lentur untuk lalu-lintas volume reudah yang diperoleh maupun dilihat dari proses perencanaannya. Hal ini disebabkan karena masing-masing melode memiliki rumusan-rumusan dan grafik sendiri dalam perencanaan perkerasan jalan lentur secara analitis yang dihasilkan dari penelitian-penelitian masing-masing metode."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzand Hardhy V.
"ABSTRAK
Salah satu karakteristik pola hidup masyarakat di suatu daerah dapat dinyatakan dengan perkembangan transportasinya. Volume kendaraan bermotor dan tingkat kecepatannya dapat dijadikan salah satu parameter perkembangan di daerah tersebut. Namun, fenomena ini ditanggapi oleh masyarakat dengan membuat suatu alat yang dapat menahan laju kecepatan kendaraan di lingkungannya masing-masing dengan sesukanya tanpa memperhatikan lokasi penempatan dan ukuran dimensinya. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan ditentukan desain penahan laju yang diinginkan sesuai kondisi lalulintas dan lingkungan jalan.
Analisis dilakukan dengan menggunakan model regresi linear berganda. Regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi kecepatan kendaraan dengan dimensi penahan laju. Persamaan yang diambil adalah persamaan terbaik yang telah melalui uji-uji standar statistik dengan menggunakan metode backward elimination.
Hasil dari penelitian tersebut adalah kecepatan kendaraan di antara penahan laju di tentukan oleh varibel kecepatan sebelum melintasi penahan laju pertama dan jarak antar penahan laju. Sedangkan tinggi penahan laju tidak mempengaruhi kecepatan kendaraan saat diantara kedua penahan laju. Model matematis regresi linier berganda yang dihasilkan menunjukkan hubungan yang linier antara jarak antar penahan laju dengan kecepatan awal kendaraan. Model yang digunakan dalam desain akhir penahan laju yang ditawarkan adalah model pada sampel motor.

ABSTRAK
One of the characteristic of the society pattern in one place can be shown by its transportation development. Volume of vehicles and its speed rate can be made as a parameter for the development in that area. So thus when people make road humps in their area as they like without give attentions to the placement location and dimension size. Since that, in this research will be defined the design of road humps wanted that agree with traffic and road environment conditions.
This analysis use double linear regression model. This method used for detect what variables that influence vehicles speed and road humps dimensions. The taken equation is the best equation that have passed statistical standard tests using elimination backward method.
Result of the research is the vehicles speed among road humps defined by speed variables before pass the first road humps and distance between acceleration resistance. Whereas, height of the road humps do not influence vehicles speed when the vehicle at the both road humps. Result of the mathematical model of double linear regression shows the linear connection between before pass the first road humps and distance between them. Model that used in the final design for road humps which offered is the model in motorcycle sample.
"
Depok: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia;, ], 2008
S35267
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan lampu lalu lintas dalam pengendalian pergerakan arus lalu lintas dapat memaksimumkan kapasitas jalan, mengurangi kecelakaan, mengatur pergerakan yang ada pada persimpangan dengan lebih baik.
Pertambahan jumlah kendaraan menyebabkan bertambah padatnya lalu lintas dikota jakarta yang menjelang jam-jam sibuk akan menimbulkan kemacetan. Akibat dari kepadatan ini, derajat kejenuhan menjadi tinggi, sehingga pengaturan lampu lalu lintas menjadi tidak efektif dan pengoperasian persimpangan tidak efisien.
Lampu lalu lintas sekunder mempunyai peranan penting dalam pengoperasian sistem lampu Ialu Iintas, terutama untuk menambah efisiensi dari operasi sistem lampu lalu lintas dalam mengurangi waktu hilang awal (start loss) dan meningkatkan kapasitas simpang. Untuk itu diperlukan analisis pengaruh lampu lalu Iintas sekunder terhadap pengurangan waktu hilang awal dan peningkatan kapasitas simpang.
Perhitungan waktu hilang awal dilakukan dua kali, yaitu dengan koefisien IHCM dan koefisien hasil analisis. Dari hasil analisis didapat perubahan waktu hilang awal sebesar 1.15 detik (untuk koefisien IHCM) dan 2.459 detik (untuk koefisien analisis)."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Jonathan
"Pertumbuhan ekonomi melibatkan pergerakan angkutan barang yang masif, dimana angkutan barang melalui jalur darat menjadi pilihan utama bagi para pelaku usaha. Salah satunya Tol Tangerang-Merak yang menjadi akses utama penghubung Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Peningkatan volume lalu lintas terjadi setiap tahun, diiringi dengan permasalahan yang juga mengalami peningkatan seperti kemacetan yang digambarkan oleh kinerja lalu lintas. Untuk itu, diperlukan evaluasi kinerja lalu lintas melalui penilaian parameter yang terdiri dari nilai derajat kejenuhan dan kecepatan tempuh. Penelitian ini dilakukan di ruas Tol Tangerang-Merak Km 32.300 sampai Km 35.500 arah Jakarta selama satu minggu melalui rekaman CCTV lalu lintas yang selanjutnya dipilih rekaman pada tanggal 17 April 2024. Hasil perhitungan didapatkan nilai rata-rata bobot untuk derajat kejenuhan (Dj) sebesar 0.36 dan kecepatan rata-rata ruang sebesar 33.08 km/jam. Berdasarkan analisa kinerja lalu lintas, parameter volume tidak menunjukkan adalanya kendala, dan masuk dalam kategori LOS A. Namun, parameter kecepatan tempuh menunjukkan adanya permasalahan karena masuk dalam kategori LOS F. Hal ini menjadi fokus permasalahan dalam lingkup penelitian. Selanjutnya, komposisi lalu lintas yang terdiri dari variasi jumlah kendaraan per waktu dan jenis kendaraan memiliki pengaruh terhadap kinerja lalu lintas. Dengan adanya variasi tersebut, diperlukan satuan yang dapat menyetarakan berbagai jenis golongan kendaraan, termasuk kendaraan yang melakukan pelanggaran over dimension. Dimana nilai emp kendaraan over dimension mengalami perubahan nilai, sehingga diperlukan perhitungan kalibrasi nilai emp. Peneliti menggunakan rumus Volume Delay Function untuk menghitung waktu tempuh, kemudian mencari kombinasi nilai emp menggunakan metode dynamic programming dengan membandingkan waktu tempuh survei dengan simulasi. Perbedaan antara nilai emp standar PKJI dengan emp kalibrasi membuktikan permasalahan kendaraan angkutan barang di ruas Tol Tangerang – Merak yang melakukan pelanggaran over dimension. Hasil penelitian mengenai kinerja lalu lintas dan kalibrasi nilai ekuivalensi mobil penumpang diharapkan dapat dijadikan dasar pembuatan kebijakan untuk memperbaiki kinerja tol Tangerang – Merak.

Economic growth involves massive movement of logistics, where goods transported by land become the main choice by supplier. One of them being the main access for connecting Java and Sumatera is the Tangerang – Merak toll road. An increase in traffic volume occurs every year, followed by additional problems such as congestion which obviously affects traffic performance. Given this reason, it is necessary to evaluate traffic performance through parameter assessments, which are the degree of saturation and travel speed. This research was carried out on the Tangerang-Merak toll road section Km 32,300 to Km 35,500 towards Jakarta for one week using traffic CCTV recordings, then selected on 17 April 2024. The calculation results obtained for each average weighted value for the degree of saturation (Ds) at 0.36 and average of the Space Mean Speed is at 33.08 kph. Based on traffic performance analysis, the volume parameter does not indicate a problem, and is included in the LOS A category. However, the travel speed parameter shows an issue and included in the LOS F category. This will be the focus problem within the scope of the research. On the other side, traffic composition which includes variations in the number of vehicles per time and type of vehicle. Given this kind of variation, a Passenger Car Unit value is needed that can equalize the existing different vehicle types into a uniform standard, including who commit over dimensional violations. Where the value of passenger car equivalent of an over-dimensional vehicle is changing, it is necessary to re-calibrate the EMP value. Researchers used the Volume Delay Function formula to calculate travel time, then explore a combination of emp values ​​using the dynamic programming method by comparing survey travel time with the simulation one. The difference between the PKJI standard value and the calibrated pce value proves the problem of these vehicles commit over dimension violations on the Tangerang – Merak toll road. For this reason, it is hoped that this research which evaluate traffic performance, travel time and passenger car equivalent values, ​​can be used as a basis for further policy making to improve the performance of the Tangerang-Merak toll road."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>