Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177913 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hari Santoso
"ABSTRAK
Penyakit demam berdarah sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat di Indonesia. Angka kesakitan dan luasnya wilayah terserang dari tahun ke tahun terus meningkat, dimana tahun 1992 angka kesakitan 9,45 % per 100.000 penduduk, meningkat menjadi 22,96 % per 100.000 penduduk tahun 1996. Daerah terserang berjumlah 187 kabupaten tahun 1987, meningkat menjadi 211 kabupaten tahun 1996. Penyakit demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Ae.Aegypti dimana vektor ini banyak di jumpai di Indonesia.
Penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit demam berdarah telah banyak dilakukan, tetapi faktor-faktor lainnya seperti kepadatan jentik, kepadatan vektor atau hal-hal lain yang sifatnya promotif dan preventif belum banyak dilakukan. Kepadatan jentik di suatu daerah akan berpengaruh langsung terhadap kepadatan vektor. Kepadatan vektor akan mempengaruhi tingkat resiko terjadinya penularan penyakit demam berdarah di suatu tempat.
Dalam penelitian ini membahas hubungan beberapa faktor yaitu frekuensi PSN, keteraturan PSN, jumlah kontainer yang dimiliki serta jumlah kontainer yang diabatisasi dengan indek kontainer. Penelitian dilakukan di Kelurahan Sawangan Lama, menggunakan desain kasus kontrol dengan jumlah sarnpel 367 kasus dan 367 kontrol.
Keterangan tabel, lihat pada PDF
Disarankan bahwa penyuluhan kepada masyarakat dalam hal pelaksanaan PSN harus memperhatikan frekuensi dan keteraturan pelaksanaan, dimana kegiatan PSN harus dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dalarn 1 minggu. Disamping itu diharapkan kepada program pemberantasan penyakit demam berdarah di Indonesia untuk mempertimbangkan penggunaan indikator CI dan BI selain indikator HI yang selama ini dipakai untuk monitoring kepadatan jentik di suatu tempat.

ABSTRACT
Household Factors Connected With Container Index In The District Of Sawangan Lama, Subdistrict Of Sawangan, Regency Of Bogor, In 1999Until now, the disease of dengue is problem of health for the people in Indonesia. The number of illness and the width of area, which is affected from the year-to-year, keep of rising. In 1992, number of illness as much as 9.45 % /100,000 populations, increased into 22.96 %/100,000 people in 1996. The affected area is amount as much as 187 regencies in 1987, increased into 211 regencies in 1996. The mosquito of Ae.Aegypti contaminates the disease of dengue where this vector is much found in Indonesia.
The research on the factors connected with the existence of the disease of dengue has been much performed, but the other factors such as the density of mosquito larva or other which is promotive and preventive are not much performed. The density of mosquito larva in the area will influence the risk level of contagious of dengue in the area.
In this research, it discusses the relation of several factors, namely PSN frequency, PSN orderliness, total owned container and total abated container with the container index. The research is performed in District of Sawangan Lama by using the Case Control design with the total samples as much as 367 cases and 367 controls.
Keterangan tabel, lihat pada PDF
It's suggested the information to the people in the case of PSN implementation should pay attention to the frequency and orderliness of implementation where PSN activity should be performed at least one time in a week. Besides, it's expected to the elimination program of dengue in Indonesia to consider the use of indicator CI and BI, besides the indicator HI, the old one has been used during this time to monitor the density of mosquito larva in the area.
PSN: Breeding places mosquito control.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmal Hadi
"Nyamuk adalah sejenis serangga yang dapat menularkan penyakit pada manusia melalui gigitannya. Di dalam nyamuk terdapat berbagai parasit yang dapat menyebabkan penyakit, seperti malaria, demam berdarah dan filariasis. Di Indonesia, malaria, demam berdarah dan filariasis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka kesakitan penyakit malaria, demam berdarah dan filariasis di luar Jawa-Bali masih cukup tinggi. Penyakit malaria dan filariasis kebanyakan terdapat di daerah pedesaan sedangkan demam berdarah kebanyakan di daerah perkotaan dan pedesaan. Memasuki Pelita V ini, pemerintah bertekad untuk mengurangi angka kesakitan penyakit malaria, demam berdarah dan filariasis. Untuk itu dilakukan upaya-upaya pengendalian vektor nyamuk yang terpadu. Salah satu upaya pengendalian vektor adalah mengenal karakteristik vektornya. Dengan mengenal karakteristik vektor akan diketahui sifat dan pola hidupnya sehingga akan memudahkan untuk mengendalikannya. Dengan demikian, upaya pengendalian vektor tersebut akan efisien dan efektif.
Atas dasar pertimbangan di atas, maka dilakukan studi Nyamuk Dewasa di Kampung Binong Desa Jatireja Kecamatan Lemah Abang Kabupaten Bekasi Jawa Barat. Survai ini bertujuan untuk mengetahui jenis nyamuk yang ada dan tingkat kepadatannya. Diuraikan jenis nyamuk, jumlah nyamuk, kebiasaan nyamuk menggigit dan beristirahat (resting place) serta tempat perindukannya (breeding place).
Diperoleh bahwa jenis nyamuk yang ditemukan adalah Culex, Anopheles, Aedes dan Mansonia. Nyamuk Anopheles adalah nyamuk yang paling banyak ditemukan, yaitu 196 ekor dan yang paling banyak di tangkap di sekitar kandang ternak, yaitu 93 ekor. Nyamuk Culex ditemukan terbanyak pada malam hari dengan sasaran gigit manusia. Jenis nyamuk yang paling sedikit ditemukan yaitu Mansonia, yaitu 10 ekor. Dengan mengetahui aktivitas menggigit dari beberapa nyamuk dan jenis nyamuk apa saja yang menyukai waktu menggigit tertentu diharapkan akan dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan pengendalian dan pemberantasan vektor penyakit (malaria, demam berdarah dan filariasis). pada waktu malam hari dan kebanyakan .lebih suka menggigit hewan dari pada manusia."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mayumi Nitami
"Cibinong merupakan kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang diketahui memiliki kasus DBD paling banyak setiap tahun. Peningkatan kasus dan KLB DBD dapat dipengaruhi banyak faktor salah satunya yaitu kurangnya peran serta masyarakat dalam pengendalian DBD, terutama pada kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dari kesadaran pribadi. Indikator keberhasilan dari PSN adalah ditemukannya Angka Bebas Jentik (ABJ) ≥ 95%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi PSN pada ibu rumah tangga di kecamatan Cibinong serta faktor ? faktor yang mempengaruhi meliputi pekerjaan, pengetahuan, sikap, perilaku ibu rumah tangga, penyuluhan, keaktifan jumantik, pemberian abate, dan jumlah konteiner.
Desain penelitian cross-sectional dan jenis penelitian observasional. Sampel penelitian yaitu ibu rumah tangga di Kecamatan Cibinong sebanyak 125 orang. Analisis pada penelitian ini menggunakan chi-square dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian lainnya menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap penerapan PSN adalah penyuluhan, kader jumantik. Sedangkan hubungan yang tidak signifikan terhadap penerapan PSN adalah pendidikan, pengetahuan, dan sikap. Faktor yang paling mempengaruhi penerapan PSN adalah penyuluhan dengan OR 93,615 (95% CI 12,174 ? 719,855).

Cibinong is a sub-district in Kabupaten Bogor, West Java which known to have the most dengue cases in every year. Increasing cases and outbreaks of DHF can be affected by many factors. One of them is lack of community participation of controlling DHF, especially on the activities of PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) of personal awareness. Success indicator of PSN is found ABJ (Angka Bebas Jentik) > 95%.
This study aims to determine the factors that affect of PSN on housewife in Kecamatan Cibinong and factors that influence were job, knowledge, attitude, behavior of housewife, counseling, active jumantik, giving abate and the number of container.
Study design which is applied was cross-sectional and type of study was observational. Sample of research which was housewife in Cibinong sub-district is 125 people. In this research, analysis used chi-square and multiple logistic regression.
Other study showed a significant correlation to implementation of PSN were conselling, jumantik framework. While correlation insignificant toward implementation of PSN were education, knowledge and attitude. Factors the most influence of PSN implementation was conselling with OR 93,615 (95% CI 12,174 - 719, 855).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Puspa Nur Hidayati
"Pencegahan penyakit tular vektor nyamuk kini dipersulit dengan munculnya resistensi vektor terhadap insektisida. Insektisida organofosfat (OP)-malation merupakan salah satu insektisida yang masih digunakan di Indonesia, oleh karena itu pengawasan status resistensi vektor terhadap insektisida tersebut perlu dilakukan. Dua mekanisme utama yang mendasari resistensi vektor terhadap malation adalah peningkatan enzim metabolik esterase dan insensitif enzim asetilkolinesterase (AChE). Penelitian sebelumnya di Indonesia telah melaporkan keterlibatan enzim esterase pada resistensi vektor terhadap malation, namun peran insensitif AChE belum diketahui jelas.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan nyamuk Aedes aegypti dari Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada bulan April-Oktober 2013 di Lembaga Eijkman. Aedes aegypti sensitif dan resistan malation hasil bioassay dianalisis secara molekuler untuk mengetahui aktivitas enzim AChE yang tersisa setelah dihambat oleh malation. Selain itu, tiga mutasi titik (G119S, F290V, dan F455W) pada gen Ace1 juga dideteksi untuk melihat pengaruh ada tidaknya ketiga mutasi tersebut terhadap aktivitas enzim AChE setelah dihambat oleh malation. Aktivitas enzim AChE ditentukan berdasarkan metode Ellman, sedangkan deteksi mutasi G119S dengan metode PCR-RFLP, dan mutasi F290V-F455W dengan metode PCR-Sequencing.
Tidak ada perbedaan "aktivitas sisa" enzim AChE yang bermakna dan tidak ditemukan mutasi G119S, F290V, dan F455W pada Ae. aegypti resistan. Hasil ini menandakan bahwa mekanisme insensitif AChE tidak mendasari resistensi Ae. aegypti terhadap malation di Jawa Tengah. Walaupun demikian, terdapat peningkatan "aktivitas sisa" AChE yang tidak bermakna pada Ae. aegypti resistan dibanding Ae. aegypti sensitif. Hasil ini menandakan bahwa kemungkinan terdapat peran enzim lain yang dapat memetabolisme malation lebih cepat atau terjadi peningkatan produksi AChE pada nyamuk resistan sehingga AChE tetap dapat menghidrolisis substratnya (asetilkolin). Mekanisme insensitif AChE belum terlibat penuh dalam mendasari resistensi Ae. aegypti terhadap malation di Jawa Tengah, namun kemungkinan mekanisme ini terlibat dapat diteliti lebih lanjut dengan menganalisis peningkatan produksi enzim AChE yang juga dapat memengaruhi aktivitas AChE selain mutasi gen Ace1.

The prevention of mosquito-borne diseases becomes difficult to overcome since the vectors have developed resistance to insecticides. The molecular basis of resistance to insecticides therefore need to be explored to determine the resistance status earlier. In Indonesia, organophosphate (OP)-malathion insecticide has been widely used to control vector population and therefore the resistance status to this insecticide should be under control. Two main mechanisms have known to be associated with resistance to malathion, previous studies in Indonesia reported that esterase responsible in resistance to malathion, however the insensitive AChE-based mechanism remain to be determined.
Descriptive study was conducted at Eijkman Institute during April to October 2013 using Aedes aegypti from Central Java. Malathion sensitive and resistant Ae. aegypti from bioassay were subjected to molecular analysis to compare the remaining activitiy of AChE between those mosquitoes after inhibited by malathion. The presence of three point mutations (G119S, F290V, and F455W) in the Ace1 gene associated with resistance to malathion were also detected to see the effect of the absence or presence of those mutations to AChE activity.
The results showed that AChE remaining activities in the resistant Ae. aegypti have no significantly different compare to those in the sensitive Ae. aegypti. No associated mutations found in the Ace1 gene (G119S, F290V, or F455W) as well. These results indicated that insensitive AChE-based mechanism is not involved in Ae. aegypti resistance to malathion in Central Java. However, we noticed that the remaining activities of AChE are increased insignificantly in resistant Ae. aegypti, suggesting the possibilities of metabolic enzyme which can degrade insecticide faster or could be due to overproduction of AChE enzyme which may increase the hydrolizing process of acetylcholine (ACh). Insensitive AChE-based mechanism is still not fully involved in Ae. aegypti resistance to malathion in Central Java, however the potency of its involvement should be further analyzed by considering the overproduction of AChE enzyme itself which could contribute in AChE activity enhancement other than Ace1 gene mutation."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T59116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghany Hendra Wijaya
"ABSTRAK
Salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan tempat yang tersering terkena penyakit ini, salah satunya adalah di daerah Kecamatan Bayah. Untuk menanggulangi serta memberantas penyakit DBD, diperlukan data dasar yaitu pengetahuan dasar warga. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga mengenai pemberantasan DBD menggunakan insektisida di kecamatan Bayah. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional; dengan menggunakan metode wawancara mengisi kuisioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan mengenai pemberantasan DBD menggunakan insektisida. Data diambil pada tanggal 12 - 14 Agustus 2009 dan diolah dengan uji chi square. Hasil dari penelitian ini menunjukkan warga yang mempunyai tingkat pengetahuan baik adalah 10 orang (9,4%), cukup 27 (25,5%) dan tingkat pengetahuan kurang 69 orang (65,1%%). Kelompok usia 18-34 tahun sebanyak 45 orang (42,5%), kelompok usia 35-50 tahun sebanyak 39 orang (36,8%), dan kelompok usia > 50 tahun sebanyak 22 orang (20,8%). Warga yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah yaitu sebanyak 68 orang (64,2%) dan tidak bekerja sebanyak 63 orang (59,4%). Kebanyakan dari warga berjenis kelamin perempuan 83 orang (72,3%) . Sebagian besar warga hanya mendapatkan informasi dari 1 sumber (43%) dan sumber informasi yang paling berkesan adalah media elektronik (48,1%). Dari uji chi square tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai pemberantasan menggunakan insektisida dengan usia dan tingkat pendidikan. Tingkat pengetahuan mengenai pemberantasan menggunakan insektisida dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi yang paling berkesan, dan status pekerjaan tidak terdapat perbedaan bermakna. Disimpulkan tingkat pengetahuan warga mengenai cara pencegahan dan pemberantasan DBD sangat kurang dengan adanya pengaruh yang signifikan dari faktor usia dan tingkat pendidikan.

ABSTRACT
One of the public health problem in Indonesia is Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). With one of the area is Bayah District. In order to combat and eradicate dengue, the basic data about basic knowledge of people are needed.Therefore this study aims to determine the level of people knowledge about dengue eradication using insecticides in district Bayah. This study uses cross sectional design. The data collected by interviewing people to fill the questionnaire contains questions related to knowledge about dengue eradication using insecticides. Data was taken on 12 to 14 August 2009 and processed by chi square test. Results from this study showed that subjects have a good knowledge level is 10 people (9.4%), fair 27 (25.5%) and poor knowledge level about 69 people (65.1%%). With the age group 18-34 year were 45 men (42.5%), age group 35-50 years were 39 men (36.8%), and the age group> 50 years were 22 men (20.8%). Residents who have a low education level is 68 people (64.2%) and not working is 63 people (59.4%). Most of the research subjects are female gender with 83 people (72.3%). Most of people only get the information from 1 source of information (43%) and the most memorable one was the electronic media (48.1%). From the chi square test there was no significant association between the level of knowledge about the eradication using insecticides with age and education level. And there was no significant difference between the level of knowledge about the eradication using insecticides with gender, number of sources of information, the most memorable source of information, and employment status. Inferred that people knowledge level about how to prevent and eradicate dengue is less with the existence of significant influence of age and education level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
RR Mega Utami
"Pemberantasan vektor DBD dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain menggunakan biolarvasida berupa bakteri. Tujuan penelitian ini ialah mengetahui efektivitas Bti dalam menurunkan jumlah container positif larva Aedes aegypti di luar rumah di daerah zona merah DBD yaitu Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan intervensi aplikasi Bti cair dengan konsentrasi 4 mL/m2. Survei entomologi dilakukan di 100 rumah di Paseban pada tanggal 14 Februari 2010 menggunakan single larval method. Pada survai entomologi pertama, Bti diaplikasikan di container di luar rumah lalu dievaluasi pada survei kedua pada tanggal 14 Maret 2010. Data yang diperoleh diolah dengan program SPSS versi 11.5 dan dianalisis dengan uji Fisher?s exact. Hasil menunjukkan bahwa semua container positif larva di daerah perlakuan menjadi negatif setelah diberikan Bti, namun penurunan juga terjadi di daerah kontrol, yang tidak diberikan Bti. Disimpulkan bahwa Bti cair dapat menurunkan jumlah container positif larva Ae. aegypti di luar rumah di kelurahan Paseban.

There are many alternatives to control DHF vectors, one of these is a biolarvicide using bacteria. The aim of this study was to observe the effectiveness of Bti in decreasing containers with larvae Aedes aegypti outside houses in Paseban villages as DHF red zones. This study used an experimental design with Bti application on 4 mL/m2 concentration as the intervention. Entomological survey was conducted in 200 houses in Paseban on February 14th 2010 using single larval method. On the first entomological survey, Bti was applied on permanent water containers and the results were evaluated on the second survey on and March 14th 2010. The data obtained were processed using SPSS for Windows version 17.0 and analysed using Fisher?s-exact test. The results showed a change concerning containers in intervention area, which turned larvae-negative after Bti application, but a change of containers also happened in control area, which also turned larvae-negative without Bti application. Thus Bti can be used in decreasing containers with larvae Ae. aegypti outside houses in Paseban. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Satria Yolanda
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit endemis di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Untuk memberatas DBD upaya utama adalah pengasapan insektisida diikuti pemberantasan sarang nyamuk. Agar pengasapan insektisida dapat diterima, maka masyarakat perlu diberikan pengetahuan dengan cara penyuluhan. Agar tepat sasaran, penyuluhan harus sesuai dengan tingkat pengetahuan dan karakteristik demogafi masyarakat, karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat dan faktor-faktor yang berhubungan. Survei dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MTs) pada tanggal 12 - 14 Agustus 2009 dengan mengajukan kuesioner kepada 107 murid yang dipilih secara acak. Data dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil penelitian ini menunjukkan murid MTs yang mempunyai tingkat pengetahuan baik 58 orang (54,2%), cukup 5 (4,7%) dan kurang 44 orang (41,1%%). Pada uji Kolmogorov Smirnov terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai pemberantasan vektor dengan insektisida dengan sumber informasi paling berkesan (p=0,015), namun tidak berbeda bermakna dengan jenis kelamin (p=0,121), usia (p=0,526), jumlah informasi (p=0,091) dan tingkat pendidikan (p=0,114). Disimpulkan tingkat pengetahuan murid MTs mengenai pemberantasan vektor DBD dengan insektisida yang tergolong baik 54,2%. Tingkat pengetahuan berhubungan dengan sumber informasi paling berkesan tetapi tidak berhubungan dengan jenis kelamin, usia dan jumlah informasi.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is endemic disease in Bayah Village, Banten Province. Main effort to To iradicate DHF is fogging followed with vector control (VC). We educate the community so they can accept the fogging system. To get good result, health promotion should be given based on the knowledge and related factor. Thus the survey to study community klowledge and characteristic should be conduvted. The survey was conducted in Madrasah Tsnawiyah Negri Bayah (MTs) on 12-14th August 2009 by giving questionnaires to 107 students randomly. The data was analized by Klomogorov Smirnov. The result showed MTs students were classifed as good, 58 people (54,2%), fair 5 people (4,7%) and bad were 44 people (41,1%). Kloogorov Smirnov test showed significant differences between VC klowledge with impressive source information (p=0,015), but not significant with sex (p=0,121), age (p=0,526), number of source information (p=0,091) and educational level (p=0,114). In conclution, MTs student's knowledge level about VC is good and assosiated with with impressive source information, but not assosiated with sex, age, number of source information and educational level

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Amalia
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan kematian dan kerugian secara ekonomi, sehingga menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia terutama di kota besar. Salah satu upaya pemberantasan vektor DBD adalah pemberantasan DBD menggunakan biolarvasida yaitu Bacilus thuringiensis israelensis (Bti).
Tujuan penelitian ini membahas perbandingan efektivitas Bti konsentrasi 2 ml/m2 dan 4 ml/m2 dalam membunuh larva Ae. aegypti di TPA dalam rumah. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan intervensi Bti konsentrasi 2 ml/m2 dan 4 ml/m2. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 13 Januari (pretest) dan 14 Februari 2010 (posttest). Survei entomologi dilakukan dengan single-larval method di TPA dalam rumah yang berada di 100 rumah di RT 11-18 (Bti konsentrasi 2 ml/m2) dan 100 rumah di RT 5-10 (Bti konsentrasi 4 ml/m2). Data diolah dengan program SPSS versi 11.5 dengan analisis menggunakan uji chi-square. Setelah pemberian Bti konsentrasi 2 ml/m2, jumlah TPA positif larva naik dari 28 menjadi 30 TPA, sedangkan pada Bti konsentrasi 4 ml/m2 jumlah TPA positif larva menurun dari 17 menjadi 7 TPA.
Disimpulkan Bti dengan konsentrasi 4 ml/m2 lebih efektif dalam menurunkan keberadaan larva Ae. aegypti di TPA dalam rumah dibandingkan konsentrasi 2 ml/m2, dan TPA positif larva terbanyak yang ditemukan sebelum dan sesudah pemberian Bti adalah bak mandi.
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease that can cause death and economic losses, which becomes a public health problem in Indonesia especially in big cities. One of the DHF vector control is using biolarvacide Bacilus thuringiensis israelensis (Bti) to kill DHF vector.
The aim of this study is to compare the effectiveness of Bti concentrations between 2 ml/m2 and 4 ml/m2 in killing larvae of Ae. aegypti in water container inside the house. This study used an experimental design with intervention of Bti concentrations between 2 ml/m2 and 4 ml/m2. Data were collected on 13th January (pretest) and 14th February 2010 (posttest). The entomology survey is conducted by single-larval method in water container in 100 houses at RT 11-18 (Bti concentration in 2 ml/m2) and in 100 at RT 5-10 (Bti concentration in 4 ml/m2). Data were analyzed with SPSS version 11.5 using chi-square test. After administration with 2 ml/m2, the number of positive larvae increases from 28 to 30 containers, while with 4 ml/m2 the number of positive larvae decreases from 17 to 7 containers.
To conclude, the 4 ml/m2 of Bti concentration is more effective in reducing the presence of Ae. aegypti in water container inside the house instead of 2 ml/m2, and bathtub is the water container that has the most larvae before and after the administration of Bti.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Kumayah
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang masih endemis di Indonesia, khususnya di Jakarta, termasuk Kelurahan Rawasari dan Cempaka Putih Barat. Salah satu faktor yang memengaruhi tingginya angka kejadian DBD adalah keberadaan container di dalam rumah. Container dalam rumah cenderung menjadi tempat perkembangbiakan vektor DBD yang ideal. Oleh karena itu, untuk mengurangi angka kejadiannya, perlu diupayakan pemutusan rantai vektor DBD yang didahului dengan survei entomologi terkait keberadaan larva di container dalam rumah. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain cross-sectional dengan jumlah sampel 200 rumah, 100 dari Kelurahan Cempaka Putih Barat dan 100 dari Kelurahan Rawasari. Penelitian dilakukan pada 28 Maret 2010. Cara yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah single larval method dan data dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil uji Chi-square menunjukkan p=0,950 yang berarti tidak ada perbedaan bermakna antara container di kedua wilayah. Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara asal container dengan keberadaan larva.

Dengue Haemorraghic Fever (DHF) is one of endemic diseases in Indonesia, especially in Jakarta including Rawasari and Cempaka Putih Barat villages. One of factors that affect the level of DHF is indoor container existence. Those containers are the ideal places to larval breeding. Entomological survey must be done to cut the chain of DHF vector breeding for decreasing numbers of DHF diseases. The research used analytic description with cross-sectional design and using the total of 200 houses which 100 houses in each village. This research was done at randomly on March 28th 2010. The researcher used single larval method to take the samples and analyzed by Chi-square test. The results showed that there are no signigficance between indoor container and larval existences (p=0,950). In conclusion, there is no relation between indoor container and larval existence."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Glory Lamria
"Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di provinsi DKI Jakarta terus mengalami peningkatan, terlepas dari upaya pengendalian penyebaran DBD yang telah dilakukan oleh pemerintah. Contoh dari upaya pengendalian yang telah dilakukan adalah penggunaan insektisida berbasis bahan kimia malathion. Selain dapat menimbulkan resistensi dan efek samping terhadap tubuh manusia, penggunaannya dalam fogging memerlukan penambahan bahan bakar diesel sebagai pembentuk asap. Penelitian ini bermaksud untuk memformulasikan cairan yang digunakan untuk fogging di kawasan perumahan. Formulasi ini bertujuan untuk menciptakan produk cairan insektisida untuk fogging yang bebas dari pyrethroid dan petroleum sehingga lebih aman bagi pengguna. Penelitian dilakukan dengan memformulasikan ekstrak daun tembakau sebagai zat aktif insektisida dengan pelarut berupa propilen glikol dan gliserin sebagai agen pembuat asap. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi zat aktif dan rasio pelarut (PG:VG). Pengujian yang akan dilakukan terhadap sampel yang telah dibuat adalah uji toksisitas LC50, dan uji stabilitas (Uji stabilitas fisik), uji organoleptik, uji karakteristik GCMS serta penghitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) produk. Hasil uji efektivitas cairan fogging Aedes aegypti menunjukan dengan konsentrasi ekstrak tembakau selama 10 menit antara 5%-20% belum mencapai LC50, konsentrasi 30% mencapai LC 50 pada menit ke-9, konsentrasi 40% mencapai LC 50 pada menit ke-6, dan konsentrasi 50% pada menit ke-5. Pada ekstrak tembakau dengan metode ekstraksi, konsentrasi 5%-20% belum mencapai LC 50, konsentrasi 30% mencapai LC 50 pada menit ke-9. Konsentrasi 40% mencapai LC 50 pada menit ke-4 dan konsentrasi ekstrak tembakau 50% pada menit ke-3.

The number of people with Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in the DKI Jakarta province continues to increase, eventhough there is number of efforts to control the spread of DHF from the government. An example of this control metthod is the use of malathion chemical-based fogging. Besides this insecticide able to cause resistance and side effects to the human body, its use in fogging requires the addition of diesel fuels as forming smoke. This study intends to formulate fluids used for fogging in residential areas. This formulation aims to create liquid fogging products for fogging that are free from pyrethroid and petroleum so that it is safer for users. The research was done by formulating tobacco leaf extract as an active insecticide substance with a solvent in the form of propylene glycol and glycerin as a smoke-making agent. The independent variables in this study were the concentration of the active substance and the ratio of solvent (PG: VG). Tests that will be conducted on the samples that have been made are LC50 toxicity test, and stability test (physical stability test), organoleptic test, GCMS test. The results of the Aedes aegypti fogging fluid efficiency test with pyrolysis showed that with a concentration of 10% -20% it has not reached LC50, the concentration of 30% reached LC 50 in the 9th minute. The concentration of 40% reached LC50 in the 6th minute and the concentration of 50% reached LC50 in the 5th minute. For tobacco extract with extraction method, the concentration of 5% -20% has not reached LC 50. The concentration of 30% reaches LC50 in the 9th minute. The concentration of 40% reached LC50 in the 4th minute and the concentration of 50% in the 3rd minute."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>