Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193944 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liestyodono B. Irianto
"Dalam era globalisasi sekarang ini dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang secara cepat, sejalan dengan hal tersebut maka baik organisasi bisnis maupun organisasi publik, khususnya Universitas Terbuka dituntut untuk meningkatkan kinerja pelayanan yang efektif, efisien, kompetitif dan berorientasi kepada mahasiswa sebagai subyek pelayanan.
Kajian utama dalam penelitian ini adalah menitik beratkan kepada analisis proses pelayanan kemahasiswaan dan kualitas pelayanan di Universitas Terbuka. Pada proses pelayanan kemahasiswaan dianalisis sejumlah faktor yang diperkirakan mempengaruhinya, meliputi; strategi, sistem, struktur, ketrampilan SDM, gaya kepemimpinan dan pemilikan nilai. Sedang pada kualitas pelayanan dianalisis dari masing-masing dimensi kualitas pelayanan, meliputi; tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif, melalui penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, proses pelayanan kemahasiswaan di UT belum menunjukkan kinerja pelayanan yang efektif;
Kedua, beberapa faktor yang mempengaruhi proses pelayanan adalah strategi yang diterapkan UT belum mengenai sasaran, sistem dan prosedur belum berfungsi secara optimal, struktur yang ada belum mengakomodasikan tugas pekerjaan secara maksimal; terjadinya penugasan yang overlap, kinerja pegawai belum optimal sebagai akibat kombinasi kemampuan dan kemauan yang masih rendah. Gaya kepemimpinan yang cenderung kepada pemberian tugas secara langsung tanpa melihat hirarkhi organisasi yang ada, pemilikan nilai-nilai yang masih berorientasi kepada kebutuhan ekonomi dan kebutuhan pokok yang paling mendasar.
Bertitik tolak dari kesimpulan penelitian diatas, dikemukakan rekomendasi sebagai berikut:
Pertama, perlu adanya upaya yang optimal berbagai fungsi dalam proses pelayanan kemahasiswaan, dengan memperbaiki dan meningkatkan kemampuan SDM, dengan didukung oleh perangkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai.
Kedua, perlu adanya restrukturisasi organisasi untuk menghasilkan struktur organisasi yang ramping, efektif dan efisien.
Ketiga, Perlu adanya penataan kembali dalam kualifikasi, proporsi dan promosi SDM.
Keempat, Perlu adanya upaya peningkatan dan pemerataan kesejahteraan bagi semua karyawan, baik tenaga fungsional akademik maupun tenaga administrasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aty Astriyani
"Skripsi ini membahas mengenai kualitas pelayanan pengajuan bantuan kegiatan mahasiswa di pusat pelayanan mahasiswa terpadu (PPMT) Universitas Indonesia, dalam hal ini pelayanan pengajuan bantuan kegiatan mahasiswa melayani pengajuan bantuan pada lembaga kemahasiswaan di tingkat universitas dan kegiatan level nasional atau internasional. Penelitian ini dilakukan terhadap pengurus lembaga kemahasiswaan di tingkat universitas untuk menganalisis bagaimana kualitas pelayanan menurut persepsi pengurus lembaga kemahasiswaan ditingkat universitas sebagai mahasiswa penerima layanan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini daalah teori Parasuraman et.al (SERVQUAL). Teori Parasuraman et.al (SERVQUAL) dalam penelitian ini terdiri dari lima dimensi yaitu reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibility. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melaui kuesioner dan wawancara mendalam.
Kesimpulan hasil penelitian ini didapatkan bahwa menurut persepsi pengurus lembaga kemahasiswaan ditingkat universitas kualitas pelayanan pengajuan bantuan kegiatan mahasiswa pada dimensi tangibility didapatkan skor terbanyak yaitu 136.8, sedangkan skor terendah ada pada dimensi responsiveness dengan skor 129. Dari dimensi tersebut, indikator yang mendapatkan penilaian paling rendah yaitu indikator bantuan dana yang diterima memuaskan, layanan yang diberikan tepat waktu, dan layanan yang diberikan sesuai kebutuhan. Ketiga indikator yang masih mendapat penilaian rendah tersebut menandakan masih adanya masalah dan ketidaksesuaian pelayanan yang seharusnya didapatkan oleh pengguna layanan di pusat pelayanan mahasiswa terpadu, dalam hal ini pengurus lembaga kemahasiswaan ditingkat universitas.

This thesis discusses the quality of service for the submission of student activity assistance at the University of Indonesia integrated student service center (PPMT), in this case the service for submitting student assistance serves the submission of assistance to student organizations at the university level and national or international level activities. This research was conducted on administrators of student organizations at the university level to analyze how the quality of service according to the perceptions of administrators of student organizations at the university level as students receiving services. The theory used in this study is the theory of Parasuraman et.al (SERVQUAL). Parasuraman et.al (SERVQUAL) theory in this study consisted of five dimensions, namely reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangibility. The research method used in this study is a quantitative approach with data collection techniques through questionnaires and in-depth interviews.
The conclusion of this study found that according to the perceptions of management of student organizations at the university level the service quality of submitting student assistance to the tangibility dimension obtained the highest score of 136.8, while the lowest score was in the responsiveness dimension with a score of 129. From that dimension, the indicator that received the lowest rating was indicators of funds received are satisfactory, services provided on time, and services provided as needed. The three indicators that still get low ratings indicate that there are still problems and service mismatches that should be obtained by service users at the integrated student service center, in this case the management of student organizations at the university level.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiana Bhakti Mekkah
"Guru SMA di Pangkalpinang masih memiliki kelemahan dalam mengelola proses pembelajaran. Kelemahan itu meliputi perencanaan,pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Permasalahan itu perlu diatasi dengan melaksanakan supervisi akademik oleh pengawas sekolah melalui pendekatan supervisi klinis. Supervisi klinis adalah bantuan profesional yang diberikan kepada guru agar yang bersangkutan dapat mengatasi masalahnya dengan menempuh langkah-langkah yang sistematis. Melalui metode kuantitatif(kuesioner kepada guru SMA) dan kualitatif (wawancara mendalam kepada informan kunci) diperoleh temuan bahwa pelaksanaan supervisi klinis oleh pengawas sekolah belum optimal baik dalam prinsip-prinsip, syarat-syarat maupun prosedurnya. Belum optimalnya pelaksanaan supervisi klinis oleh pengawas sekolah tersebut karena lemahnya kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi akademik, dan kompetensi sosial pengawas sekolah.

High School teachers in Pangkalpinang have several limitation in managing their learning process. The limitation include planning, implementation and learning assessment. That issues should be overcame by doing academic supervision , conducted by superintendent through clinical supervision approach. Clinical supervision is professional help given to teachers so that the teachers can handle their problem using systematic step. Using two methods, quantitative methods ( questionnaires to High School teacher) and qualitative methods (in-depth interview to key informant) show clinical supervision is not implemented by superintedent optimally both in principles, conditions and procedures. It is because the limitation in personality competence, academic supervision competence and superintendent's social competence."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T29750
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Helena Paulina
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24466
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of this article is to investigate the effect of perception's service quality and price on satisfaction and customer's loyalty at Shariah life insurance in Central Java Province. The popilation are Shariah life isurance staff the respondents are chosen by using accidental sampling techniques. The data collected from 140 respondents and analysed by statistical tool of structural equation modeling ( SEM). The result showed that : First, perception of service quality produced a positive significant impact on satisfaction. Second, satisfaction was positive and significantly associated with customer's loyalty. Third, the service quality was directly related customer's loyalty but the effect of service quality on customer's loyalty related service quality on customer's loyalty more than satisfaction as intervening variable with estimate value 0, 767 if compared the directly related service quality on loyalty , with value 0, 277 Theoretical found that the if compared the conventional serqual is a part from shariah insurance study , the Shariah insurance as an alternative for customer will be faithful to the religion norm in accordance with shariah principles. The empirical found that as shariah insurance customers, the customers have already executed the religion norm in accordance with Al.Quran at An-Nisa: 9 studies found that the society's interest to buy Shariah life insurance policy and the insurance commitment to the risk protecting are low, finaly the society commitment toward life insurance decreases."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Subaedah
"Museum Bahari merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemerintah Propinsi DKI Jakarta.
Bangunan gedung yang digunakannya merupakan bangunan bekas gudang rempah-rempah VOC yang dibangun pada abed 17. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Cagar Budaya dan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 475 tentang Penetapan Bangunan Bersejarah di DKI Jakarta, gedung bekas gudang VOC tersebut termasuk cagar budaya yang dilindungi. Untuk menjaga kelestarian dan mempertahankan nilai-nilai sejarah maka bagunan tersebut dimanfaatkan sebagai museum.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat, perhatian masyarakat terhadap museum semakin meningkat. Museum tidak hanya dipandang sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda bersejarah, tetapi lebih pada peran dan fungsinya sebagai lembaga kultural edukatif, dan sebagai obyek wisata sejarah dan budaya. Oleh karena itu museum harus dikelola secara professional agar menarik minat kunjung masyarakat dan dapat dijadikan sumber pendapatan daerah melalui pungutan retribusi.
Sampai saat ini Museum Bahari masih terkesan sepi pengunjung, rata-rata jumlah pengunjung setiap bulan kurang lebih 1000 orang. Sebagian besar pengunjung adalah rombongan pelajar dan mahasiswa yang dikoordinir oleh sekolah. Pengunjung perorangan dewasa sebagian besar adalah wisatawan mancanegara, sedangkan masyarakat domestik, khususnya warga ibukota masih sedikit jumlahnya.
Untuk mengetahui sejauhmana tingkat kepuasan pengunjung dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka dilakukan penelitian terhadap 100 orang pengunjung dengan instrumen kuesioner. Dasar teori yang digunakan adalah analisis kualitas pelayanan Service Quality (Servqual) dari Zeithaml, Berry dan Parasuraman, dimana kualitas pelayanan terdiri dari 5 dimensi yaitu: Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty. Masing-masing dimensi diturunkan menjadi 5 indikator variabel dalam kuesioner. Jawaban tipe Likert skala 5 tingkat berdasarkan kontinum sangat baik-tidak baik, dan kontinum sangat penting-tidak penting.
Pengolahan data menggunakan alat bantu SPSS Versi 12 for Windows, meliputi : uji reliabilitas dan validitas, menghitung tingkat kepuasan, tingkat kesesuaian, serta analisis faktor.
Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data maka terdapat 20 indikator variabel valid. Kualitas pelayanan (Q) merupakan selisih antara persepsi (P) dan harapan (E), yang berarti Q merupakan nilai kesenjangan (gap). Melalui analisis Q, diperoleh nilai rata-rata dan nilai tengah adalah negatif, berarti kualitas pelayanan masih rendah. Kepuasan pengunjung terjadi jika nilai Q = 0 atau Q >0. Berdasarkan analisis persentase tingkat kepuasan maupun analisis tingkat kesesuaian dengan Imporfance-Performane Analysis nilai tertinggi mencapai 83% yang berarti belum memuaskan. Tidak ada satupun indikator variabel mencapai 100% yang berarti kualitas pelayanan benar-benar belum dapat memuaskan pengunjung.
Setelah diketahui tingkat kesesuaian kepentingan dan kinerja, maka untuk mengetahui variabel prioritas dilakukan pemetaan ke dalam Diagram Kartesius. Variabel yang berada di kuadran A (prioritas utama) terdapat 7, kuadran B (yang sudah baik, perlu dipertahankan) 6 variabel, kuadran C (prioritas rendah) 5 variabel, dan kuadran D (dianggap berlebihan) 2 variabel. Variabel yang terdapat di kuadran A merupakan skala prioritas untuk ditingkatkan kualitasnya, sedangka kuadran B harus dipertahankan.
Disamping itu dilakukan pia analisis faktor, untuk menentukan faktor prioritas berdasarkan pengelompokan variabel. Setelah dilakukan analisis faktor maka dari 5 dimensi pelayanan dapat disederhanakan menjadi 3 faktor yaitu bukti fisik (physical evidence), orang/karyawan (people) dan proses (process). Dari analisis tersebut diketahui bahwa faktor proses merupakan faktor terpenting, kemudian faktor orang dan bukti fisik.
Dan Diagram Kartesius dan analisis faktor dapat dijadikan bahan acuan dalam meningkatkan kualitas pelayanannya. Berdasarkan analisis prioritas dan analisis faktor, ditemukan 13 variabel yang menjadi prioritas, secara berurutan dan yang terpenting yaitu : (1) Kelengkapan koleksi yang dipamerkan, (2) Ketepatan jam buka bagi pengunjung, (3) Kemampuan memberikan informasi, (4) Pelayanan yang cepat, tidak berbelit-belit, (5) Kebenaran informasi yang diberikan, (6) Rasa aman selama kunjungan di museum, (7) Kemampuan pemandu (guide), (8) Keterampilan karyawan dalam memberikan pelayanan, (9) Penyesuaian waktu kunjungan sesuai kebutuhan pengunjung, (10) Tata pamer (tata letak, tata cahaya, estetika), (11) Kebersihan dan kenyamanan ruangan, (12) Keramahan dan kesopanan karyawan, serta (13) Kemudahan perijinan khusus.
Dari hasil temuan penelitian tersebut, untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam upaya meningkatkan kepuasan pengunjung Museum Bahari, disarankan (1) perlu dilakukan pembenahan internal organisasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan melalui proses layanan dan kualitas sumberdaya manusia, (2) pengelolaan museum sebaiknya berorientasi pada kepentingan dan kepuasan pengunjung agar museum dapat menjadi lembaga pendidikan yang rekreatif dan obyek wisata yang diminati masyarakat, (3) Untuk pengembangan museum jangka panjang, perlu dijalin kerjasama kemitraan dengan pihak lain baik pemerintah maupun swasta.

Analysis Of Service Quality With Maritime Museum Jakarta Maritime Museum Jakarta is one of Technical Operation Units (UPT) of Museum and Culture Service, Jakarta Capital City Administration. The museum has located a former VOC's spice warehouse old building established in 17th century. Based on Regulation No. 5 11992 on Cultural Heritage and the Decree of Governor of Jakarta Capital City Administration No. 475/1993 on Determining Historical Building in Jakarta, the former VOC's building has stated as one of protected cultural heritage buildings. In order to immortalize and to maintain historical value, the building has been applied as a Maritime Museum.
As development of society, people attention to museum has been increasing recently. Museum has not only seen as a place to keep historical inheritances, but also it has more importance role and function as a cultural educative institution, and historical and cultural tourism object. Thus, museum must be managed professionally in order to attract visitors as well as a source of local government income through ticket sales.
Until recently, visitors to Maritime Museum are about 1000 people every month, majority of them are school and university students who come on groups. Single visitors mostly dominated by foreign tourists, while domestic tourists around Jakarta are in small number.
The study attempted to describe level of visitors satisfaction and factors influenced on 100 respondents with close ended questionnaires, applied Service Quality (Servqual) as adopted from Zeithaml, Berry and Parasuraman. The Service Quality attributes were used to measure the quality of services consist of five dimensions as follows: Tangible, Reliability, Responsiveness,'Assurance, and Empathy.
The five dimensions, then, were generated into 5 variable indicator in questionnaires, and 5 scales Likert type were asked to cross a value ranging from continuum very good- not good, and very important - not important.
Data analysis applied software SPSS Version 12 for Windows to analysis : reliability and validity test, measure level of satisfaction, conformity level, and factor analysis. From data analysis was obtained 20 valid variable indicators.
Quality of service (Q) measurement was calculated using the difference between perception (P) and Expectation (E), in which Q was discrepancy (gap) score. Q analysis obtained a negative mean score, this means that the Quality Of Service is still low. Satisfaction was met if Q score= 0 or QUO. Based on the analysis, percentage level of satisfaction and conformity level analysis with Importance - Performance Analysis indicated that the highest was 83 %, this means the quality of service was less satisfied.
Factors influenced members satisfaction showed by Kartesius Diagram indicate that variables in quadrant A (main priority) contains 7 variables, in quadrant B (performance to maintain) with 6 variables, quadrant C (low priority) contains 5 variable, and quadrant D (excessive) contains 2 variables. Variable in quadrant A (main priority) were priority scale to improve quality, while variables in quadrant B indicate priority to maintain.
Factor analysis resulted from principal component factor analysis and subsequent varimax rotations indicated 3 factors extracted from five dimensions of service quality. The three factor rank order and labels are physical evidence, people and process. According to these factor, process was the most importance factor, followed by people factor and physical evidence.
Findings of the study provide reference to improve service quality. Based upon priority analysis and factor analysis has found 13 priority, rank order from the most important variables, as follows: (1) completeness of collection exhibited, (2) on time service hours, (3) ability to give information, (4). Simple, prompt service. (5) truth information provided. (6) feel of secure (7) guide competence, (8) personnel skills, (9) service hours flexibility based on visitors need, (10) layout, lighting, aesthetic (11) cleanliness and enjoyable rooms, (12) hospitality and politeness of personnel, (13) easy in special permit.
Based on the study suggestion are made to incorporate lessons learned into future Maritime Museum service quality, in which (1) Management should fix internal organization to improve service quality through service process and empower human resources, (2) orientation of museum management should be optimally based on visitors important and satisfaction in order that museum will be able to be an institution of educational recreation and attractive tourism destination. (3) in long term museum development in the future, museum management endorse involvement of government and private in concept of public private partnership.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Astari
"Penelitian ini menjelaskan tentang gambaran sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, dan intensi dalam menggunakan layanan pesan antar makanan daring pada mahasiswa Universitas Indonesia selama COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang diikuti sebanyak 213 responden dengan mengisi kuesioner daring berbasis google form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 49,8% mahasiswa UI sering menggunakan layanan pesan antar makanan saat jam makan malam, dimana makanan cepat saji dan boba drinks adalah makanan yang paling sering dipesan. Selain itu, 59,6% mahasiswa UI memiliki sikap yang positif, 57,3% mahasiswa UI memiliki pengaruh motivasi yang tinggi dari orang lain, 55,9% mahasiswa UI memiliki faktor pendukung yang besar, dan 61,5% mahasiswa UI memiliki intensi yang tinggi dalam menggunakan layanan pesan antar makanan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat mahasiswa UI sadar akan pentingnya menerapkan perilaku makan sehat.

This research explained about the description of attitude, subjective norms, perceived behavioral control, and intentions on using online food delivery service to college students at Indonesia University during COVID-19. This research used the quantitative method with cross sectional study design. This research used purposive sampling technique that were joined by 213 respondents with fill the online questionnaire based on google form. The result of the research showed that 49,8% of UI students often used online food delivery services at dinner time, where fast food and boba drinks are foods that are often ordered. Moreover, 59,6% of UI students have a positive attitude, 57,3% of UI students have a high motivational effect from the others, 55,9% of UI students have a great supporting factors, and 61,5% of UI students have a high intention on using online food delivery service. The result of the research is expected to make UI students to be aware of the importance of implementing healthy eating behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanik S. Pudjiastuti
"NAM Centre (Non Alignment Movement Centre for South South Technical Cooperation) adalah bukti nyata bahwa Indonesia tak terlepas kaitannya dengan Gerakan Non Blok (GNB). Organisasi NAM Centre bisa dikatakan unik karena fungsi utamanya adalah sebagai tempat pendidikan bagi negara-negara yang tergabung dalam GNB yang non profit oriented, namun untuk membiayai operasinya (self sustainable) dikomersilkan untuk memperoleh penerimaan.
NAM Centre merupakan salah satu badan usaha yang bergerak di bidang MICE (Meeting, Intensive, Conference, Exhibition) dengan pelayanan seperti hotel bintang tiga. Usaha di bidang pelayanan tersebut memerlukan penanganan yang cukup serius agar survive sehingga pada akhirnya memenangkan persaingan yang makin berat seiring dengan keadaan perekonomian yang terpuruk dewasa ini.
Penelitian ini berfokus pada kualitas pelayanan yang ada di NAM Centre menurut persepsi karyawan dan harapan pelanggan dalam penyajian pelayanan pada NAM Centre.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian kualitas pelayanan NAM Centre, sejauh mana tingkat harapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang disajikan NAM Centre.
Alat analisis statisitik yang digunakan untuk mengetahui kondisi setiap variabel adalah Analisis Rentang Kriteria yaitu untuk mengetahui pada rentang manakah keputusan itu ada. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat serta mengevaluasi dimensi kualitas pelayanan NAM Centre. Penelitian dilakukan dengan menggunakan lima dimensi kualitas jasa yaitu tangible, reliability, assurance, responsiveness dan emphaty. Dengan model kesenjangan 1 yaitu antara persepsi karyawan dan harapan pelanggan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi nyata (persepsi) menurut karyawan terhadap kelima dimensi tersebut dengan keputusan tinggi, sedangkan menurut harapan pelanggan sangat tinggi. Disini dijumpai gap diantara keduanya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Prianto
Malang: In-Trans, 2006
350 Pri m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Fadjar Harijanto
"Untuk dapat mencapai visi Indonesia sehat 2010, telah ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Strategi yang ditetapkan adalah melalui upaya-upaya promotif dan preventif sebagai kegiatan umum, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Pada dasa warsa terakhir ini Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun l995, masih relatif tinggi yaitu sebesar 373/100.000 kelahiran hidup (KH), dan berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997 AKI di Indonesia sebesar 334/100.000 KH. AKI ini termasuk angka tertinggi sekitar 3-6 kali bila dibanding negara ASEAN lainnya. Upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu salah satunya adalah dengan meningkatkan pengelolaan pelayanan antenatal sebagai bagian dari upaya promotif dan preventif sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal di Tingkat Dasar (Depkes RI, 1998).
Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang proses pengelolaan program pelayanan antenatal di Puskesmas Gladag dan Genteng Kulon meliputi proses pengkajian, perencanaan, penggerakan dan pelaksanaan, serta pemantauan dan penilaiannya. Di samping itu ingin diketahui juga tentang komitmen pimpinan pada kedua Puskesmas terhadap pengelolaan pelayanan antenatal.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gladag dan Genteng Kulon Kabupaten Banyuwangi mulai 19 April sampai dengan 22 Mei 2002. Informan penelitian adalah 2 orang Kepala Puskesmas dan peserta diskusi kelompok terarah (DKT) sebanyak 13 orang bidan dan bidan di desa yang bertugas di Puskesmas tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.
Dari basil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses pengelolaan program pelayanan antenatal di kedua Puskesmas sudah dilakukan dengan baik, tetapi belum dilakukan dengan optimal karena pengelolaannya tidak dilakukan secara menyeluruh dan hanya bersifat insidental yaitu hanya dilakukan pada tahun-tahun tertentu kalau mereka sedang ada kesempatan atau apabila ada instruksi khusus dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi.
Pengelolaan pelayanan antenatal yang dilakukan secara teratur pada kedua Puskesmas tersebut baru pada tahap pengkajian dan pelaksanaan peIayanan antenatal yang bersifat rutinitas. Dalam pelaksanaannya pelayanan antenatal sudah mencakup pelayanan utama "5T" tetapi untuk pelayanan yang bersifat komprehensif belum dilaksanakan secara optimal, terutama dalam melakukan anamnesa, pemeriksaan umum (fisik dan psikologis), dan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar pengelolaan pelayanan antenatal dilaksanakan menyeluruh dan terpadu yang dilakukan secara teratur setiap tahun. Pelaksanaan pelayanan antenatal sedapat mungkin dilakukan secara komprehensif sehingga deteksi dini ibu hamil resiko tinggi dapat dicapai.

Qualitative Study on Management Process of Antenatal Service Program at Gladag and Genteng Kulon Health Centers of Banyuwangi District, 2002To achieve the vision of healthy Indonesia in 2010 it has been decided four missions in health building. One of those missions is to maintain and improve the quality of health service and the coverage to commumcy at all levels. The strategy that decided was through promotive and preventive efforts as general activity, without put aside the curative and rehabilitative efforts.
On the recent years the Maternal Mortality Rate (MMR) based on the Household Health Survey, 1995 it was still high as 3731100.000 live births, and based on Indonesia Health Demographic Survey, I997 the MMR in Indonesia was 334/100.000 live births. It is the highest rate if compared with the ASEAN countries. One of the efforts in reducing the MNIR is by increasing the antenatal service management at he primary health care (MOH RI, 1998).
The objective of this study is to obtain the information on the process of management program on antenatal service at Gladag and Genteng KuIon Health Centers, it coverings the review process, planning, motivating and implementation, and also controlling and its assessment. Besides that, it also to know the commitments of those leaders of the Health Centers.
This study was conducted at Gladad and Genteng Kulon Health Centers of Banyuwangi District since April 19 - May 22, 2002. The informants of this study are two heads of those Health Centers and 13 midwives as the participant of the Focus Group Discussion, and the Village Midwives whose are giving service at those Health Centers. The type of study used qualitative.
Based on the result of this study, it can be concluded that the process of management program on antenatal service at two Health Centers has been conducted in good order, however it has not conducted in optimal yet, since their management are not conducted in entirely. It only conducted on the certain years, if there were opportunities or if there was special instruction from the Local Health Service, Banyuwangi District.
The management program on antenatal service that conducted regularly at those Health Centers, it only on the reviewing phases and implementation of antenatal service. On their implementation of antenatal service it covering the main service in "5T", however on service that comprehensively it has not conducted yet in optimal, especially in doing anarnnesa and general check-up (physic and psychology), and also education to the pregnant mothers.
Based on the result of this study, It is recommended that the management of antenatal service should be conducted in entirely and integrated in regularly and in each year. The implementation of antenatal service as could as possibly comprehensively, so early detection for pregnant mothers with high risk can be achieved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T2527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>