Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156412 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sotya Hutomo
"Saat ini PERTAMINA sedang melaksanakan Restrukturisasi Perusahaan dalam rangka mengantisipasi perusahan lingkungan yang mengarah pada pasar bebas agar tetap berdaya tahan dan berdaya kembang (survive & growth). Untuk mendukung hal tersebut, telah ditetapkan Visi baru yang merupakan cita﷓cita perusahaan, yaitu menjadi Perusahaan Migas yang efisien, unggul, maju dan mandiri. Selanjutnya dari Visi tersebut, disusun strategi Korporat, yaitu manjaga portofolio bisnis mengacu pada kerangka Visi-Nilai, antara lain kembali kepada bisnis inti Migas.
Aset non Operasi sebagai bisnis non inti, dengan nilai cukup besar namun pendayagunaannya belum optimal dan cenderung menjadi beban perusahaan dan unit bisnis. Oleh karena itu perlu disusun strategi fungsi manajemen aset dan kebijakan pendayagunaan aset agar dapat diperoleh manfaat yang optimal.
Untuk menyusun kebijakan pendayagunaan aset digunakan metoda Proses Hirarki Analitis (PHA). PHA merupakan tehnik pengambilan keputusan yang mampu mempertimbangkan kriteria kualitatif. Langkah-langkah Penyusunan Kebijakan dengan PHA meliputi : membuat hirarki kebijakan mengenai kriteria dan subkriteria yang akan digunakan berdasarkan pendapat ahli. Selain itu ditentukan kategori penilaian tiap subkriteria berdasarkan perbandingan berpasangan antar subkriteria. Sedangkan untuk menguji konsistensi penilaian perlu dilakukan uji konsistensi dengan menghitung ratio konsistensi. Hasil pengolahan di atas akan menghasilkan Kebijakan Pendayagunaan Aset Non Operasi, sebagai pedoman bagi pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif pendayagunaan aset."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik
"Pengembangan Sumber Daya Manusia yang berbasis kompetensi merupakan hal yang harus dilakukan untuk menghadapi era globalisasi sekarang ini. Agar karyawan mempunyai kemampuan secara penuh dalam melaksanakan pekerjaan mereka, maka suatu instansi atau perusahaan wajib menerapkan suatu sistem pelatihan yang berbasis kompetensi.
Penerapan program pelatihan yang berbasis kompetensi berfungsi sebagai proses transformasi. Untuk menilai keberhasilan program-program tersebut, manajemen harus mengevaluasi kegiatan-kegiatan pelatihan dan pengembangan secara sistematis.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi Cepu adalah pelaksana tugas Badan Pendidikan dan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral di Bidang Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi. Pusdiklat Migas selalu berusaha untuk mengevaluasi setiap program pelatihannya. Penulis mengusulkan penggunaan metode evaluasi dengan Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk menentukan prioritas kriteria dalam evaluasi program pelatihan. PHA merupakan teknik pengambilan keputusan yang mampu mempertimbangkan aspek atau kriteria-kriteria kualitatif dan kuantitatif suatu permasalahan.

Human resource development based on competency must be done to anticipate, now a days globalization. In order that employees have skills to do their jobs, an institution or company is obliged to apply is on competence based training system.
Applying competence based training program function as process of transformation. To get successful/programs, management have to evaluate training activities and development systematically.
The Center of Training and Education of Oil and Natural Gas, Cepu is the executor of The Agency of Training and Education of Energy and Mineral Resources, Ministry of Energy and Mineral Resources of The Republic of Indonesia for the education and training in oil and natural gas. The Center of Training and Education of Oil and Natural Gas is always evaluating its training programs. The author of this thesis proposes use of Analytic Hierarchy Process (AHP) to determine training program evaluation criteria priorities. AHP is a decision making technique capable to consider qualitative and quantitative criteria of problems."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T10813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Syamsuddin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T41026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Syamsuddin
"Pengukuran kinerja merupakan faktor yang amat penting bagi perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan. Model pengukuran kinerja tradisional tidak lagi memadai untuk lingkungan bisnis yang sangat kompetitif. Pengukuran kinerja tradisional hanya menitik-beratkan pada kinerja keuangannya saja tanpa memperhatikan aspek-aspek lain yang sebenarnya sangat mempengaruhi keberhasilan kinerja keuangan tersebut.
Agar mampu bersaing dalam dalam lingkungan bisnis persemenan yang semakin kompetitif, PT. Semen Tonasa membutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya ditinjau dari aspek keuangan saja.
Balanced Scorecard sebagai sistem pengukuran kinerja yang menyeimbangkan antara ukuran kinerja keuangan dengan tiga aspek lainnya yaitu pelanggan, proses bisnis internal dan proses pertumbuhan dan pembelajaran. Balanced scorecard menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan kedalam sasaran-sasaran strategik yang bersifat komprehensif, koheren dan seimbang, yang dikelompokkan dalam empat prespektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal bisnis, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Setiap sasaran strategik tersebut ditentukan indikator-indikator kinerjanya. Pengukuran terhadap indikator-indikator kinerja tersebut dilakukan untuk mengetahui kondisi perusahaan, sehingga perusahaan dapat merumuskan langkah-langkah strategik (inisiatif-inisiatif strategik) untuk mencapai sasaran-sasaran strategik tersebut.
Proses Hirarki Analitik dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menentukan inisiatif-inisiatif strategik yang sangat mempengaruhi keberhasilan kinerja perusahaan, yaitu dengan menentukan besar bobot masing-masing inisiatif strategik. Pembobotan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pengaruh masing-masing inisiatif strategik terhadap peningkatan kinerja perusahaan.

Performance assessment plays important rule for a company. It can be used to evaluate whatever a company has already achieved so far. The old-fashioned performance assessment is no longer practicable for a highly competitive modern business of today simply because it focused on the company's financial aspect only without regarding the other aspects which are off course affecting the financial statement.
In order to survive in a strong competitive environment of cement industries,PT. SEMEN TONASA needs performance assessment system that not focused only on the financial aspect of the company.
Balanced Scorecard as a performance assessment system that combines the financial aspect as well as the three other aspects: the customer, the internal business process, and the learning and growth process. Balanced Scorecard describes the company's mission, vision, and the strategies into comprehensive, coherent, and balanced strategic objectives which are grouped into four perspectives: financial perspective, costumer perspective, internal business process perspective, and learning and growth perspective. Every strategic objective mentioned above is determined by its performance indicator. The evaluation of the performance indicator is to recognize the real condition of a company, so that it can make a strategic steps (strategic initiatives) to access those strategic objectives.
The Analytical Hierarchy Process, can be used as a tool determine the strategic initiatives that affect the company's performances which by determining the proportional rate every strategic initiative. This act of proportioning is intended to recognize the influence level of every strategic initiative vis-à-vis the-company's performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T 8784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Yuwandono
"Lahan yang digunakan sebagai Iokasi industri merupakan faktor yang harus dipertimbangkan oleh penanam modal apabila ingin membangun ataupun mengembangkan suatu industri. Permasalahan dalam penentuan lokasi ini merupakan masalah yang kompleks, mempunyai dampak yang besar bagi eksistensi perusahaan di masa datang. Industri dalam menentukan lokasinya akan dipengaruhi oieh potensi dari lokasi tersebut, karena setiap lokasi mempunyai perbedaan dalam kualitas mang sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan produksi. Pemilihan lokasi industri ditentukan oleh bekerjanya faktor-faktor lokasi industri yaitu kriteria-kriteria pemilihan lokasi.
Keberadaan kawasan-kawasan industri yang merupakan pemusatan dari beberapa industri pada lokasi tertentu, merupakan alternatif terbaik sebagai lokasi industri. Dengan berlokasi di kawasan industri diharapkan agar industri tersebut dapat beroperasi secara komplementer dan memudahkan dalam usaha memperkecil dampak yang kurang menguntungkan yang ditimbulkan oleh kegiatan industri.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis mengusulkan penggunaan metode proses hirarki analitik untuk membantu penentuan Iokasi industri di kawasan industri secara hirarkis. Metode ini mempakan teknik pengambilan keputusan yang mampu mempertimbangkan kriteria-kriteria kuantitatif dan kualitatif.
Sebagai contoh penerapan metode ini dalam studi kasus PT Metal Diameter, akan dinilai beberapa kawasan industri di DKI Jakarta dan Jawa Barat sebagai lokasi industri yang harus dipertimbangkan. Hasil penilaian terhadap beberapa altematif kawasan industti menlanjutkan bahwa Jakarta Industrial Estate Pulogadung merupakan kawasan industri terbaik berdasarkan atas penilaian dari skala banding berpasangan dengan metode Proses Hirarki Analitik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virgitha Wulandari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36849
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carlo Jose G. Polii
"ABSTRAK
PT XYZ, yang bergerak di bidang farmasi, membutuhkan suatu metode yang memberikan evaluasi secara menyeluruh terhadap tingkat kemampuan pemasoknya dalam menyediakan material. Pada penelitian ini, metode evaluasi pemasok dibuai dengan menerapkan prinsip Proses Hirarki Analitik (PHA).
Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan kriteria dan subkriteria dengan cara menyebarkan kuesioner kepada beberapa responden yang berasal dan dalam maupun luar perusahaan. Kemudian dengan krileria dan subkriteria tersebut sebagai elemen hirarki, disusunlah suatu hirarki metocle evaluasi pemasok. Karena terdapat perbedaan kebutuhan antara material bahan baku obat dengan kemasan, maka dibuat dua metode evaluasi yang berbeda Perbedaan terietak pada subkntena ?Sertifikat analisis" yang terdapat pada metode evaluasi pemasok bahan baku.
Ketiga, dengan melakukan perbandingan berpasangan antar elemen hirarki tersebut, dapat ditentukan bobot masing-masing kliteria dan subkriteria meiode evaluasi pemasok. Berdasarkan perhitungan bobot, dapat diketahui bahwa kualitas merupakan pertimbangan utama PT XYZ dalam mengevaluasi pemasok, dilkuti dengan pertimbangan biaya, pengiriman, pelayanan dan terakhir (dengan bobot terkecil) adalah manajemen perusahaan pemasok. Setelah dianggap konsisten, dimana indikatomya adalah rasio konsistensi yang harus lebih kecil atau sama dengan 10%, maka hirarki beserta seluruh elemennya dapat ditentukan sebagai dasar metode evaluasi pemasok.
Hasil uji coba metode evaluasi pemasok menunjukkan metode evaluasi pemasok ini dapat memberikan dasar yang kuat bagi pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pemasok. Dalam penggunaan metode evaluasi pemasok, terdapat beberapa subkriteria evaluasi yang akan lebih mudah dinilai jika terdapat indikator yang ditentukan berdasarkan data kuantitatif pemasok.

"
2001
S50408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Dachyar
"Lokasi dari sebuah industri industri mempakan faktor yang harus dipertimbangkan oleh penanam modal apabila ingin membangun ataupun mengembangkan suatu industri. Permasalahan dalam penentuan lokasi ini merupakan masalah yang kompleks, mempunyai dampak yang besar bagi keberhasilan perusahaan di masa datang. Industri dalam menentukan lokasinya akan dipengamhi oleh potensi dari lokasi tersebut, karena setiap lokasi mempunyai perbedaan dalam kualitas ruang sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan produksi_ Pemilihan lokasi industri ditentukan oleh bekerjanya faktor-faktor lokasi industri yaitu kriteria-kriteria pemilihan lokasi. Keberadaan kawasan-kawasan industri yang mempakan pemusatan dari beberapa industri pada lokasi tertentu, merupakan alternatif terbaik sebagai lokasi industri. Dengan berlokasi di kawasan industri diharapkan agar industri tersebut dapat bemperasi secara komplementer dan rnemudahkan dalam usaha memperkecil dampak yang kurang menguntungkan yang ditimbulkan oleh kegiatan industri. Berdasarkan hal tersebut maka diusulkan pcnggunaan metode proses hirarki analitjk untuk membantu penentuan lokasi industri di kawasan industd secara hirarkis. Metode ini merupakan teknik pengambilan kcputusan yang mampu mempertimbangkan kriteria~krileria kuantitatlf dan kualitatif. Sebagai contoh penerapan metode ini dalam Studi kasus PT Metal Diameter, akan dinilai beberapa kawasan industri di DKI Iakana dan Jawa Barat sebagai lokasi industri yang harus dipertimbangkan. Hasil penilaian terhadap beberapa altematif kawasan industri menunjukkan bahwa Jakarta lndustrial Estate Pulogadung merupakan kawasan industri terbaik berdasarkan atas penilaian dan skala banding berpasangan dengan metode Proses Hirarki Analitik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Syaifudin
"ABSTRAK
Dalam penentuan proyek irigasi, Departemen Pekerjaan Umum dihadapkan suatu masalah yaitu kesulitan menentukan proyek yang diusulkan oleh berbagai daerah maupun instansi lain yang disebabkan banyaknya kriteria.
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan metode analisa pengambilan keputusan yang multi-kriteria, selanjutnya dipergunakan untuk menyaring program pembangunan irigasi agar diperoleh hasil yang optimum.
Metode yang dipergunakan adalah dengan pendekatan Proses Hirarkhi Analitik (PHA). Langkah-langkahnya yaitu: pertama membuat hirarkhi untuk pengambilan keputusan. Kedua adalah menentukan faktor dan sub faktor, selanjutnya dicari bobot untuk penilaian dengan menggunakan nilai eigen dan vektor eigen. Ketiga adalah menentukan klasifikasi penilaian untuk setiap sub faktor atau kriteria. Keempat adalah melaksanakan penilaian terhadap proyek-proyek yang diusulkan yaitu nilai yang telah dinormalisasi dikalikan bobot, selanjutnya dijumlahkan. Terakhir menentukan urutan prioritas proyek yaitu sesuai urutan jumlah nilai.

ABSTRACT
In selecting the irrigation project, the Department of Public Work faces the solve the difficulty to select the project proposed by province government or by other institutions because of many criteria.
The purpose of the research is to develop the method to analyze the multi-criteria decision making, the method is then utilized to screen the program of irrigation to yield the optimum result.
The method is approach by the analytical hierarchy process. The steps of the process are : the firs, to make hierarchy to make the decision; the second, to determine the factor and sub factor, then searched to weigh the evaluation using eigen value and eigen vector, the third to determine the classification of evaluation for the proposed project, e.g., the normalized value multiplied by the weight, the summed; the last step, to determine sequence of the project priority based on the order of the value sum.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyu Raharjo
"Introducing new products are the center of attention in most company because of their contribution to the survival and prosperity of the enterprise. New products, when matched to customer needs, offer opportunities for a firm to strengthen its position in existing product-markets and move into new ones.
PT Toyota-Astra Motor (TAM) have launched Toyota Avanz to enter 4x2 Low segment. As a new entrant in a big and growing market in the future, Toyota Avanza has to face a reaction from existing competitors such as Mitsubishi, Daihatsu and Suzuki. To counter the competitive move from competitors, TAM has a competitive strategy for Toyota Avanza. The main problem is (I) what is the strong and weakness point of Toyota Avanza as a product and (2) how effective is the launching strategy of Toyota Avanza.
This thesis uses the concept of strategy at broadest level (cost-leadership, differentiation and focus) which can be used singly or in combination. These three strategic approaches will cope the five competitive forces. Toyota Avanza's launching strategy will be evaluated by Analytical Hierarchy Process (AHP) approach.
There are some inventions in this study. First, as a product, Toyota Avanza have a competitive advantages compare with its competitors in exterior and interior design, engine performance and handling. Second, cost-leadership strategy in the main priority in evaluation of Toyota Avanza's launching strategy. This is not the only strategy, TAM combine with differentiation strategy."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>