Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141259 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sahawiah Abdullah
"Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Berbahaya) sudah sangat memprihatinkan perkembangannya di Indonesia di kalangan generasi muda terutama remaja. Usia remaja yang di duduk di bangku Sekolah Menengah Umum yang tinggal di Jakarta merupakan usia yang rawan yang dapat dengan mudah terpengaruh oleh tekanan kelompok pergaulan dengan mentalitas yang belum stabil. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha/kegiatan untuk memberikan informasi melalui suatu kampanye sosial yang terpadu untuk memberikan pengetahuan serta kesadaran kepada para remaja akan bahaya narkoba dan diharapkan para remaja mampu mengatakan tidak pada narkoba dan memilih hidup jauh/bebas dari narkoba.
Kegiatan komunikasi merupakan upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh beberapa instansi yang terkait, diantaranya Departemen Sosial RI, Badan Narkotika Nasional, Badan Pengawasan Obat dan Makanan serta LSM diantaranya Yayasan Cinta Anak Bangsa. Untuk itu penulis melakukan penelitian dan berdasarkan data yang diperoleh berupaya memformulasikan strategi komunikasi melalui kampanye sosial penanggulangan narkoba di kalangan remaja/pelajar SMU di DKI Jakarta.
Penulis mencoba menjawab permasalahan tesis ini dengan menggunakan pendekatan teori pemasaran sosial dan komunikasi kesehatan publik serta komunikasi pemasaran terpadu. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif - studi kasus dan bersifat kualitatif diantaranya dengan melakukan wawancara mendalam.
Temuan penelitian memberikan gambaran bahwa khalayak sasaran terhadap narkoba telah cukup memadai, perlu pula dilakukan upaya untuk memberikan kesadaran kepada remaja akan bahaya narkoba, melalui berbagai kegiatan komunikasi baik melalui media massa, komunikasi personal maupun kegiatan pilihan lainnya. Dengan penyampaian komunikasi yang intensif melalui kegiatan kampanye anti narkoba (say no to drug) diharapkan mampu menjangkau khalayak sasaran yang lebih banyak namun harus tetap didukung oleh pendekatan-pendekatan interpersonal, termasuk untuk korban narkoba. Disamping itu kampanye penanggulangan narkoba tidaklah hanya dapat dilakukan oleh satu atau beberapa instansi akan tetapi harus seluruh komponen masyarakat, tidak hanya pemerintah yang terdiri dari Departemen Sosial RI, Departemen Agama RI, Departemen Pendidikan Nasional RI, Badan Narkotika Nasional RI, Kepolisian Negara RI, Yayasan-Yayasan Sosial yang berkecimpung pada penanggulangan narkoba, Pemerintah Daerah di Seluruh Indonesia, masyarakat pada umumnya dan individu yang harus memiliki kesadaran akan pentingnya menjalani hidup sehat jauh dari narkoba. Kampanye sosial penanggulangan narkoba merupakan hanya salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk ikut serta memelihara remaja sebagai anak bangsa, sebagai generasi penerus masa depan bangsa, dan disarankan untuk memilih tema dan jenis kegiatan yang sesuai dengan karakteristik khalayak sasaran yaitu remaja dan pelajar SMU di DKl Jakarta.
Agar isi pesan/informasi sampai ke khalayak hendaknya pemilihan tema bagi kegiatan kampanye haruslah sesuai dengan trend remaja yaitu harus singkat, mudah diingat dan sesuai dengan karakteristik khalayak sasaran, pesan yang sederhana, dan dikemas menarik. Perlunya koordinasi yang terpadu dalam penanggulangan narkotika dimana setiap instansi/lembaga baik lembaga pemerintah, swasta, LSM mengambil perannya sendiri-sendiri untuk itu dengan adanya Badan Narkotika Nasional, mampu melakukan tugas dan peran tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frida Zuliaty
"Maraknya indikasi penyalahgunaan narkoba di lingkungan Universitas Trisakti yang menunjukkan peningkatan sejak tahun 1997 mendorong pihak pimpinan Universitas berfikir keras untuk mengatasi dan menanggulangi masalah yang dapat merobohkan sistem pendidikan di kampus tersebut.
Undang-undang no 22 tahun 1997 tentang kejahatan narkoba menjadikan payung hukum bagi pimpinan Universitas untuk rnenangani berbagai masalah yang terjadi dilingkungan kampus yang menjadi wilayah kewenangannya salah satunya dengan diterbitkannya Surat Keputusan Rektor No. 342/USAKTI/ SKR/XII/1999 tentang Pemberian sanksi terhadap pengedaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya lainnya.
Sebagai bentuk kebijakan dari pimpinan Universitas Trisakti, maka keberhasilannya akan sangat tergantung pada implementasi kebijakan itu sendiri. Keberhasilan implementasi kebijakan pencegahan dan penanggulangan narkoba di Universitas Trisakti Salah satunya tergantung pada persepsi civitas akademikanya. Beraneka ragam latar belakang pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman empirik yang dimiliki oleh mahasiswa, dosen dan karyawan memungkinkan timbulnya persepsi yang berbeda-beda terhadap implementasi kebijakan tersebut.
Untuk mengukur dapat tidaknya kebijakan mencapai sasaran atau tujuan yang dikehendaki oleh pembuat kebijakan, Edward III berpendapat ada empat variabel yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi yaitu komunikasi, sumberdaya, sikap, dan struktur birokrasi. Persepsi rmemainkan peranan penting dalam proses kebijakan karena hal ini akan mempengaruhi definisi suatu masalah (Jones). Kebijakan yang baik dan terarah akan berhasil jika dipahami dan didukung oleh seluruh civitas akademika Universitas Trisakti.
Bertolak dari latar belakang masalah di atas, pertanyaan peneliltian ini adalah apakah ada hubungan antara komunikasi, sumberdaya, sikap dan struktur birokrasi dengan implementasi kebijakan penanganan penyalahgunaan narkoba menurut persepsi civitas akademika Universitas Trisakti dan apakah terdapat perbedaan signifikan persepsi antara mahasiswa, dosen dan karyawan terhadap komunikasi, sumberdaya, sikap dan struktur birokrasi.
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan instrumen kuesioner dan pengujian hipotesisnya menggunakan path analisis dan uji F dengan analisis SPSS for windows.
Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa komunikasi, sumberdaya, dan struktur birokrasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan implmentasi kebijakan penanggulangan dan penyalahgunaan narkoba dengan nilai p- value masing masing faktor < 0,05 sedangkan sikap tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan nilai p- value > 0 ,OS serta terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara mahasiswa, dosen dan karyawan terhadap faktor-faktor implementasi kebijakan dengan nilai masing p-value <0,05.
Merujuk hal tersebut di atas maka, perlu upaya yang Iebih jelas dan terarah dari TPPN agar persepsi civitas akademika sama terhadap kebijakan penanggulangan dan penyalahgunaan narkoba. Dari keempat faktor tersebut, hanya faktor sikap yang cenderung dipersepsikan sama, oleh karena itu diperlukan model baru dan perbaikan terhadap ketiga faktor lainnya terutama faktor komunikasi yang cenderug dipersepsikan kurang efektif oleh civitas akademika maka TPPN perlu mengubah pola komunikasi yang disesuaikan dengan masing-masing civitas akademika."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Haryati
"Education of drugs abuse prevention better be given in an environment enabling the happening of process learn which the structure. Approach to overcome problem of drugs through educational very precise applied. Minister of education plan will include items of drugs and HIV/AIDS into curriculum of education start from SD until SMU (Padmanagara, Makbul of January 2005). Utilizing to give strong energy to all student to refuse drugs, all Teacher very big its role. In the effort improvement of quality of human resource in educational about drugs, Prevention center (Pusat Dukungan Pencegahan : Pusduk Cegah) National Narcotic Board have carried out some Training Instructor of Extension agent of drugs for example to Teacher of SLTP DKI. To know how big the impact yielded from Training Instructor of Extension mentioned in drugs abuse prevention effort in school environment hence the writer interested to conduct furthermore research. This thesis research is inspired by opinion lester and Stewart (In Winarno, 2002: 166), that distinguishable policy evaluation into two different duty. First duty is to determine consequence-consequence of what generated by a policy by depicting its impact. This matter refer at effort to see what policy program reach target or affect the desired or not. 1f not, factors of what becoming its cause. While second duty is to assess failure or efficacy from a policy of pursuant to specified criterion or standard. Knowledge of concerning failure causes of a policy i n reaching for the desired impact, can be made by a guidance to alter o r improve repair policy of a period to coming. As for problem formula to be studied is whether Teachers SLTP in DKI followed Training Instructor of Extension agent of drugs sharing have in drugs abuse prevention area at school ?, and what affect training to drugs abuse prevention effectiveness at school ?. Intention of this research is to reply problem formula as raised above.
Evaluate to construction role of all other, dissimilar teacher in the effort prevention drugs conducted by descriptive analysis pursuant to data obtained from questioner which is passed by three responder group. Research instrument consisted of questioner training which is passed to 8 peoples from different school which have followed Training Instructor of Extension agent of drugs amount to 21 items, questioner motivate passed by 179 Headmasters or Teachers from Teacher place school following the training teach to amount to 22 items, questioner prevention passed by 346 students from Teacher place school following the training teach to amount to 25 items. Result of statistical test to data of questioner of training indicate that in general, all Teacher of competitor of Training Instructor of Extension agent of drugs BNN give respond which positive to benefit from training which following of. This matter (is) visible pursuant to percentages answer of responder at high category equal to 37,5 % and categorize very high equal to 37,5 %. This matter is also supported by median value mostly 4 and 4,5 and also assess modus mostly is 4 and 5, indicating that responder agree if training given by the BNN told to give benefit and knowledge in prevention of abuse drugs. Result of statistical test to data of questioner to indicate that in general all Teacher give respond positive to environmental condition, policy of shoal in supporting duty and execution duty of Teacher go together effort of prevention of abuse drugs. This matter is visible pursuant to percentage answer of responder which the majority be at high category equal to 64,80 %, and supported by level of median value and the modus which the majority is 4. Result of statistical test to data of questioner of prevention of abuse of drugs at school indicate that in general student assess positive strive entire/all party of school go together in drugs abuse prevention. This matter is seen by pursuant to percentage of answer of responder which the majority be at high category 162 responder (46,82 %) and categorize very high as much 145 responder (41,91 %). Pursuant to median value 4 and assess modus 5, can be interpreted by a responder assess that party of school have done effort which enough proactive in preventing abuse drugs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmat Mahmudin
"Penyalahgunaan dan peradaran gelap narkoba menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia. Pemerintah Republik Indonesia telah menunjukkan perhatian yang besar terhadap upaya pemberantasan dan peredaran gelap narkoba.
Keberhasilan suatu kebijakan tidak hanya ditentukan oleh kualitas kebijakan semata, tetapi bagaimana kebijakan itu dilaksanakan. Sedangkan kegagalan kebijakan bisa disebabkan tidak diimplementasikan, bisa pula karena implementasi yang tidak berhasil atau eksekusi yang salah serta kebijakan yang salah ( Hogwood dan Gunn : 1986 ). Penelitian terhadap implementasi kebijakan pencegahan penyalahgunaan narkoba di Universitas Nasional Jakarta bertujuan untuk menjelaskan persepsi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan pencegahan penyalahgunaan narkoba di Universitas Nasional Jakarta dan untuk mengetahui sejauhmana tingkat keberhasilan implementasi kebijakan tersebut.
Untuk mengetahui tujuan tersebut, penelitian dilakukan dengan mengunakan metode kuantitatif. Secara keseluruhan operasional variabel-variabel yang diteliti adalah persepsi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan pencegahan penyalahgunaan narkoba di Universitas Nasional Jakarta Dari variabel-variabel tersebut diturunkan menjadi beberapa indikator, kemudian dijabarkan Iebih jauh menjadi pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kuesioner tertutup. Sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui teknik survai/penyebaran kuesioner kepada Pimpinan Universitas, Fakultas, Biro/Lembaga yang terpilih mewakili lembaga, setelah itu analisis data dilakukan dengan membuat tabulasi. Karena tingkat pengukuran skala dari Likert?s Summated Rating adalah ordinal, maka agar dapat diolah lebih lanjul harus diubah dahulu menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI).
Berdasarkan hasil penelitian temyata menurut persepsi responden keberhasilan implemenlasi kebijakan pencegahan penyalahgunaan narkoba di Universitas Nasional Jakarta 60,30 % dipengaruhi oleh variabel komunikasi, sumber daya, sikap dan struktur birokrasi, sedangkan 30,70% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Dari keempat variabel tersebut, variabel struktur birokrasi tidak berbengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan implementasi kebijakan pencegahan penyalahgunaan narkoba di Universitas Nasional Jakarta.
Untuk lebih meningkatkan keberhasilan implementasi kebijakan pencegahan penyalahgunaan narkoba di Universitas Nasional Jakarta dalam rangka mewujudkan kampus yang bebas dari pengaruh narkoba perlu adanya peraturan khusus dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba. Disamping itu, perlu adanya Iembaga khusus yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab dalam bidang pencegahan penyalahgunaan narkoba. Selanjutnya, pimpinan universitas hendaknya terbuka terhadap penyalahgunan narkoba yang terjadi di Iingkungan kampus dan bagi mereka yang terbukti terlibat kasus narkoba diberikan sanksi.

Drugs abuse and their illegal distribution have become a serious to the continuity of nation life and state of Indonesia. The government of Indonesia has shown much attention to the efforts of prevention and eradication of drugs abuse and their distribution.
Succeeding of a certain policy is not merely determined by quality of the policy, but also the implementation of it. Meanwhile, failure of the policy has not been completely implemented, un proper implementation an execution and the policy it?s self is significantly bad ( Hogwood and Gunn : 1986 ).
Research on the implementation of prevention and drugs abuse policy was carried out at Jakarta National University. The purpose of the research was to explain perception on some factors that influence to succeeding the implementation of prevention and drugs abuse policy at Jakarta National University and to know the degree of succeed of the implementation of that policy.
The research was carried out by using quantitative method. All of operational variables were studied, those consist of the perception on some factors that influence to succeeding of the implementation of prevention and drugs abuse policy at Jakarta National University. Those variables were broken down in to a number of indicators that further developed in to some question in closed questioner. Collecting data was done by technical survey through distributing the questioner to the head of university, Department/Faculty, Bureau/Chosen Institution. Then, collected data were analysis by making tabulation. Because of measurement scale of Liken?s Summated Rating is ordinal, therefore collected data should be changed in to interval scale by using Method of Successive Interval ( MSI ).
The research result shown, according to the respondent perception, the succeeding of the policy 60,30 % were influenced by communication, resources, dispositions, bureaucratic structure and 30, 70% were influenced by other factors . From four variables mentioned above, bureaucratic structure was not significantly effect to the succeeding of the implementation of the policy.
To improve the succeeding of the implementation of prevention and drugs abuse policy at Jakarta National University, in order to clear off campus from drugs affect, need special regulation designed to the prevention of drugs abuse, in selecting and accepting new students, In addition, it is also needed a special institution has responsibility in preventing drugs abuse. Furthermore, all ofthe head of university should aware and transparent to the issues of drugs abuse take place in campus, and those who are proven involve in narcotic cases have to be given relevant sanction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Rafika Sabrina
"ABSTRAK<>br>
Tulisan ini bertujuan untuk memperluas kajian mengenai moral crusade yang dilakukan kelompok musik sebagai wujud dari reaksi sosial informal terhadap penyalahgunaan narkoba. Penulis melihat bahwa upaya dalam pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba tidak hanya dapat dilakukan oleh pemerintah tetapi juga kelompok musik sebagai tokoh berpengaruh. Kelompok musik menjadi agen perubahan terhadap perubahan pada kondisi sosial yang terjadi. Ikatan sosial dan kekaguman antara Idola dengan penggemar dimanfaatkan dalam upaya pencegahan praktik penyalahgunaan narkoba. Musik dan aksi panggung dijadikan sebagai media yang digunakan dalam menyampaikan pesan antinarkoba. Sumber data sekunder seperti berita, artikel ilmiah, laporan survey resmi serta dokumen lembaga-lembaga yang terkait menjadi dasar dalam melakukan analisis. Hasilnya, penulis menemukan adanya keterkaitan antara moral crusade sebagai bentuk dari reaksi sosial terhadap kejahatan yang bertujuan untuk mewujudkan perubahan sosial dengan lahirnya gerakan sosial di masyarakat.

ABSTRACT<>br>
This thesis is written with the purpose of widening the study of moral crusade done by musical groups as a form of informal social reaction on the issue of drugs and its abuse. The author sees that the effort of preventing drugs abuse can also be done not only by the government but also musical groups as public figures. In this case, musical groups act as the agents of change on the dynamic social condition. The social bond and admiration shared by both the musical groups and their fans are utilized to prevent the practice of drugs abuse. The music itself and the theatrical acts on the stage act as the media to spread the message of anti drugs abuse. Secondary sources such as news, scientific journals and articles, official survey reports along with documents published by related institutions become the basis of the analysis used in this thesis. Based on those sources, the author found that there is a correlation between moral crusade, that acts as a form of social reaction on criminal acts with the purpose of realizing a social change and the birth of social movement within the society. "
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dyah Tri Kumolosari
"Permasalahan Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) telah berkembang menjadi permasalahan yang krusial dan mengkhawatirkan baik. secara kualitas, kuantitas maupun persebarannya. Upaya penangannya antara lain dilakukan melalui pencegahan. Selama ini pemerintah dan LSM dalam hal ini instansi terkait maupun organisasi pelayanan masyarakat banyak melakukan penyuluhan sebagai kegiatan pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Padahal, pencegahan penyalahgunaan NAPZA tidak cukup hanya dengan penyuluhan. Diperlukan upaya lain yang relatif komprehensif yang memfokuskan pada perubahan perilaku target adapter. Upaya itu adalah melalui pendekatan pemasaran sosial. Salah satu yang mempraktekkan pemasaran sosial tersebut adalah Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB).
Rumusan masalah penelitian diajukan dalam bentuk pertanyaan yaitu "Bagaimanakah pendekatan pemasaran sosial yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA ?" Pertanyaan ini kemudian diuraikan lagi menjadi 1) Bagaimanakah penerapan pemasaran sosial dalam pencegahan NAPZA yang dilaksanakan oleh YCAB ? dan 2) Apakah hambatan yang dihadapi dalam penerapan pemasaran sosial pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang dilaksanakan oleh YCAB? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara lebih rinci dan mendalam tentang pendekatan pemasaran sosial pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik penjabaran laporan penelitian secara deskriptif. Dalam kaitan itulah data dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data studi dokumentasi, wawancara mendalam dan pengamatan (observasi) tidak berstruktur. Lokasi penelitian ini di Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Jakarta, SMUK Santa Ursula BSD Tangerang, SMU Negeri 39 Jakarta Timur dan SMU Bhakti Mulya 400 Jakarta Selatan. Informan dalam penelitian ini sebanyak 11 orang terdiri dari 4 orang informan berasal dari Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dan 7 orang informan berasal dari sekolah yaitu 3 orang guru dan 4 orang siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pemasaran sosial yang dilaksanakan oleh Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) terdiri dari dua tahap yaitu tahap pra pelaksanaan dan tahap pelaksanaan. Tahap pra pelaksanaan merupakan tahap perumusan atau perencanaan pemasaran sosial yang terdiri dari penentuan tujuan dan strategi pemasaran, penentuan produk sosial, penentuan target adopter dan tenaga pemasaran. Sementara pada tahap pelaksanaan maka pemasaran sosial tersebut dilaksanakan melalui YADA Interschool Campaign (YISC) dan YADA Workshop. Dalam penelitian ini jugs ditemukan bahwa antara YADA Interschool Campaign (YISC) dan YADA Workshop belum merupakan kegiatan pemasaran yang berkesinambungan. Hal. ini lebih disebabkan karena belum adanya segmentasi dalam perekrutan target adopter. Hambatan yang ada dalam pelaksanaan pemasaran sosial tersebut selain berkaitan dengan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang dalam hal ini adalah sebagai tenaga penyuluhltenaga lapanganjuga hambatan Bari luar yaitu karena adanya mekanisme penolakan (denial) terhadap permasalahan penyalahgunaan NAPZA dan birokrasi.
Pada akhirnya penelitian ini menyimpulkan bahwa Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) merupakan organisasi pelayanan masyarakat yang bergerak dalam pencegahan primer penyalahgunaan NAPZA,yaitu merupakan agen perubah, yang telah menerapkan praktekpraktek pemasaran sosial. Hal ini setidaknya tercermin dari adanya produk sosial yang ditawarkan, target adopter dan adanya tahap-tahap (proses) dalam penerapan pemasaran sosial tersebut. Oleh karena itu saran atau rekomendasi yang diberikan adalah memposisikan kembali Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) sebagai lembaga pelayanan masyarakat yang melaksanakan pencegahan penyalahgunaan NAPZA secara primer melalui pemasaran sosial yang lebih memperhatikan keragaman target adopter dengan cara memperjelas segmentasinya. Sementara itu, berkaitan kurangnya jumlah dan perangkapan tugas atau deskripsi kerja tenaga penyuluh maka saran yang diberikan adalah penambahan tenaga penyuluh dan pembagian tugas dan fungsi yang lebih jelas dan tidak saling merangkap, sehingga spesialisasi dan profesionalisasi tenaga penyuluh dapat terwujud."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atik Mardiani Kholilah
"Penyalahgunaan narkoba memiliki imbas yang sangat besar terhadap kondisi fisik, psikis dan sosial pemakainya. Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 pasal 54 menyebutkan penyalahguna narkoba wajib menjalani rehabilitasi medis dan sosial sebagai upaya pemulihan namun tempat rehabilitasi yang disediakan pemerintah tidak sebanding dengan prevalensi penyalahguna narkoba di Indonesia. Pondok Inabah adalah salah satu tempat rehabilitasi narkoba milik swasta yang menggunakan pendekatan spiritual seperti mandi taubat, sholat dan dzikir untuk menyembuhkan penyalahguna narkoba tanpa adanya upaya medis. Studi ini merupakan studi fenomenologi deskriptif yang bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman penyalahguna narkoba menjalani terapi Inabah dengan menggunakan wawancara mendalam. Partisipan berjumlah 12 orang penyalahguna yang menjalani terapi Inabah di Pondok Inabah XV, XX dan alumni Inabah XVII yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data dianalisis menggunakan teknik Collaizi. Penelitian ini menghasilkan 6 tema, yaitu faktor pendorong mengikuti terapi Inabah, respon awal mengikuti terapi Inabah, upaya adaptasi penyalahguna narkoba, cara menyelesaikan konflik di Inabah, makna yang dirasakan setelah mengikuti terapi inabah dan perubahan aspek spiritual. Penyalahguna narkoba yang mengikuti terapi Inabah dapat terlepas dari kecanduan narkobanya dengan menggunakan terapi berbasis spiritual tanpa rehabilitasi medis.

Drug abuse has a huge impact on the physical, psychological and social conditions. The Law No 35. No 2009 paragraph 54 states that drug abusers are required to undergo medical and social rehabilitation as an effort to recover but the rehabilitation facilities provided by the government are not comparable to the prevalence of drug abusers in Indonesia. Pondok Inabah is one of the private drug rehabilitation places that uses spiritual approaches such as bathing repentance, prayer and dhikr to cure drug abusers without any medical effort. This study is a descriptive phenomenological study that aims to explore the experience of drug abuse undergoing Inabah therapy using in-depth interviews. Participants presented 12 abusers who underwent Inabah therapy at Pondok Inabah XV, XX and alumni of Inabah XVII who were determined using the purposive sampling method. Data analysis using Collaizi technique. This study resulted in 6 themes, namely the driving factors for Inabah therapy, initial responses to Inabah therapy, adaptation efforts of drug abusers, ways to resolve conflicts in Inabah, the meaning felt after following Inabah therapy and changes in spiritual aspects. Drug abusers who follow Inabah therapy can get rid of their drug addiction by using spiritual-based therapies without medical rehabilitation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Handayani
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja. Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan sangat rentan. Remaja dalam rentan usia transisi banyak mengalami berbagai macam persoalan dalam hidup, banyak muncul persoalan negatif yang salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba. Berbagai alasan remaja menyalahgunaan narkoba antara lain baik dari faktor internal maupun eksternal. Jika faktor internal yaitu faktor individu dan faktor permasalahan dalam keluarga, sedangkan faktor eksternal yaitu pengaruh lingkungan dimana lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat remaja tinggal dan adanya ketersediaan narkoba. Melihat kenyataan yang terjadi dan dampak negatif yang sangat besar dimasa yang akan datang maka semua elemen bangsa seperti pemerintah, aparat penegak hukum, institusi pendidikan, masyarakat, keluarga dan lembaga lainnya seperti LSM dan lembaga swadaya lainnya untuk mulai dari sekarang melakukan gerakan pencegahan guna penanggulangan bahaya narkoba pada remaja.
Pokok permasalahan yang peneliti angkat dalam tesis ini adalah adakah pengaruh keluarga, masyarakat dan pendidikan terhadap pencegahan bahaya narkoba dikalangan remaja dengan tujuan untuk mengetahui penyebab utama timbulnya masalah penyalahgunaan narkoba menurut persepsi remaja dan metode pencegahan yang bagaimana yang dapat diterapkan pada remaja agar tidak menggunakan narkoba serta dapat mewujudkan ASEAN bebas narkoba tahun 2015 mendatang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif/ kuantitatif dimana peneliti mengadakan penelaahan dokumen dan wawancara terhadap informan (pengguna narkoba) untuk mengetahui alasan remaja menggunakan narkoba dan menggunakan metode kuantitatif yaitu penyebaran kuesioner terhadap remaja yang masih bersekolah pada SLTA dengan batasan usia antara 15 s/d 20 tahun, keluarga, masyarakat dan pendidik pada wilayah Jakarta Pusat.
Hasil Analisis yang didapat pada penelitian ini adalah untuk dua variabel bebas yaitu variabel keluarga dan masyarakat secara simultan berkorelasi lemah dan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pencegahan bahaya narkoba dikalangan remaja sedangkan variabel pendidikan secara simultan menghasilkan korelasi yang lemah dan berpengaruh Signifikan terhadap pencegahan bahaya narkoba.
Ini disebabkan karena peran keluarga khususnya orang tua di Jakarta Pusat terlalu sibuk bekerja sehingga kurang memiliki waktu yang cukup untuk memberikan perhatian dan membimbing anak-anak khususnya remaja sehingga remaja merasa kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang akhirnya terjerumus pada penyalahgunaan narkoba. Sedangkan pada variabel masyarakat diperkotaan terlebih Jakarta Pusat kurang memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar serta pola hidup masyarakat yang individualistis amat rentan bagi remaja untuk terjerumus kepada pergaulan yang tidak sehat yaitu penyalahgunaan narkoba.

The influences of family, public society and education to the prevention of the dangerous of drug and narcotic in adolscents The background of this research is the increasing of drug abuse in adolscents. Adolscence are the golden moment, critical moment and vulnerable moment. Adolscents in the transition age have been facing many problems in life, there are many negative problems, One of that is drug abuse. Adolscents have many reasons why they do that, it can be from internal and external factors. The internal factors are Individual and family problems meanwhile the external problem is the influence of education and environment whereas the adoscents stay and also the accesible of the drug.
Base on the reality and the big negative impact in the future that happening in social life, all the national elements such as the government, the law offical, education institution, society , family and others such as Non-Government Official (NGO) and self-helped Institution nowadays are doing the prevention through the protection of the dangerous of drug in adolscents.
The main problem on this thesis is ?Do the family, society and education have a big influence to the drug abuse in adolscents?? The aim is to figure out the main cause of the drug abuse in the adolscent?s point of view and the prevention methode that can be implemented to adolscent so they won?t use drug and also to fulfill ASEAN Program ?Free of narcotic year of 2015. This research were using the qualitatif method which the steps are ; the researcher did document?s examination and interview to the drug abuser to develop the reasons and the quantitatif method by distributing questioner forms to the high school students with the average age between 15-20, family, environment and education on territorial Central Jakarta.
The result of this research are two free variables; Family and society variables that had a weak correlation significantly give influence to the prevention of drug. This happened since family role in particular parents in central jakarta dont have enough time to give attention and guidance their children, especially their adolscent, so that the adolscents get less affection and attention that finally make them sink as a drugs abuser. Meanwhile on social variable at urban people, especially in Central jakarta have less concerned to the environment surrounded and individual social ?life pattern is very vulnerable to the adolscents to get in the unhealthy life which is drug abuse.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29667
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Isnaini
"ABSTRAK
Pengetahuan mengenai kerentanan sosial ekonomi suatu wilayah terhadap penyalahgunaan narkoba dapat digunakan sebagai bahan penyusunan kebijakan pengelolaan risiko penyalahgunaan narkoba yang lebih tepat sasaran, efektif dan efisien.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kerentanan sosial ekonomi (tingkat pendidikan, tingkat pengangguran, tingkat penghasilan, rasio jenis kelamin, tingkat kemiskinan, dan akses ke pelayanan kesehatan) terhadap prevalensi penyalah guna narkoba ; serta untuk mengetahui indeks kerentanan sosial ekonomi terhadap penyalahgunaan narkoba di setiap provinsi yang kemudian digunakan untuk menganalisis risiko penyalahgunaan narkoba.
Metode yang digunanakan uji statistik regresi linier berganda dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan Uji F ke 6 indikator kerentanan sosial ekonomi signifikan terhadap prevalensi dan pada uji t tingkat penghasilan signifikan terhadap prevalensi; Indeks kerentanan sosial ekonomi di Indonesia terdiri dari kelas tinggi dan sedang; risiko penyalahgunaan narkoba di Indonesia terdiri dari kelas tinggi, sedang, dan rendah. Kesimpulannya kerentanan sosial ekonomi di setiap Provinsi di Indonesia mempengaruhi prevalesi dengan tingkat penghasilan yang paling berpengaruh; Indeks kerentanan sosial ekonomi kelas tinggi terdapat di 9 Provinsi dan kelas sedang di 25 Provinsi; risiko penyalahgunaan narkoba kelas tinggi terdapat di 5 Provinsi, kelas sedang di 9 Provinsi dan kelas rendah di 20 provinsi.

ABSTRACT
The Knowledge about socio-economic vulnerability that related to drug abuse in a region can be used for the preparation of risk management policy so it can be more targeted, effective and efficient. The purpose of this study is to determine the effect of socio-economic vulnerability (education level, unemployment rate, income level, sex ratio, poverty level, and access to health) to the prevalence of drug abuse; also to find out the socio-economic vulnerability index that related to drug abuse in each province, then it is used to analyze the drug abuse risk.
Using multiple linear regression test statistic and spatial analysis as the method. The results showed that F test of the 6 socio-economic indicators significant effect the prevalence and the t test show that income level effect the prevalence; The socio-economic vulnerability index in Indonesia consists of high and medium class; The drug abuse risks in Indonesia consist of high, medium, and low class. The conclusions are that socio-economic vulnerability in Indonesia province effect the prevalence of drug abuse with the income level effect the most; High class socioeconomic vulnerability index in 9 Provinces and moderate classes in 25 Provinces; High class of the drug abuse risk is in 5 provinces, middle class in 9 provinces and low grade in 20 provinces."
2017
T47749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>