Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109564 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryadi
"Menyikapi tuntutan masyarakat pada era reformasi yang menghendaki pelayanan prima yang diberikan Ditjen Imigrasi serta dalam mengantisipasi AFTA yang hampir dapat dikatakan tiada batas negara dalam dunia perdagangan maupun mobilitas manusia, dimana keberadaan tempat pemeriksaan imigrasi sebagai pintu gerbang Negara Indonesia sangat penting guna menunjang serta menyukseskan pembangunan nasional. Untuk melihat dan mengetahui sejauhmana pemerintah cq Direktorat Jenderal Imigrasi melalui unit pelaksana teknis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia turut berperan aktif dalam hal pelayanan ijin masuk/mendatangkan orang asing sebanyak-banyaknya ke Indonesia sebagai kontribusinya bagi pembangunan nasional.
Penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan ijin masuk Bebas Visa Kunjungan Singkat pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta dengan menggunakan konsep Service Quality serta menganalisis tingkat kesesuaian antara tingkat harapan penerima layanan dengan kinerja yang telah dicapai oleh Ditjen Imigrasi. Di samping itu juga ingin mengetahui tingkat perbedaan harapan penerima layanan terhadap kelima dimensi kualitas pelayanan.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan terdiri dan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner, wawancara mendalam dengan informan dan pengamatan langsung (observasi). Sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelusuran berbagai kepustakaan dan dokumentasi. Analisis data yang terkumpul dan kuesioner dilakukan dengan menggunakan Importance Performance Analysis serta perhitungan statistik chi-kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 67,8 % penerima layanan menilai kinerja pejabat Imigrasi sudah baik dengan tingkat kesesuaian antara harapan penerima layanan dan pelaksanaan kinerja rata-rata sebesar 98,71 %. Hasil statistik menunjukkan tidak ada perbedaan penilaian penerima layanan terhadap kelima dimensi ServQual. Dalam menyiapkan diri menghadapi tuntutan stakeholder-nya, Hasil penelitian ini secara teoritis bermanfaat bagi berbagai pihak di kantor Ditjen Imigrasi khususnya unit Tempat Pemeriksaan Imigrasi Soekarno-Hatta untuk dijadikan sebagai bahan kajian/referensi dalam melakukan penelitian lanjutan, dalam rangka mengantisipasi perkembangan masyarakat dunia agar Visi dan Misi Ditjen Imigrasi dapat menunjang pembangunan nasional namun dalam cakupan unit analisis yang lebih luas dan komprehensif. Secara praktis diharapkan menjadi masukan bagi Ditjen Imigrasi dalam menyusun strategi pengambilan keputusan mengenai peningkatan kualitas pelayanan dan kinerjanya dengan memperhatikan dimensi dan aspek-aspek kualitas pelayanan yang dianggap penting dan oleh stake holder-nya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12164
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Mustofa
"Menyingkapi tuntutan masyarakat. pada era reformasi yang menghendaki pelayanan prima yang diberikan Direktorat Jenderal Imigrasi serta dalam mengantisipasi pengaruh perkembangan globalisasi dunia, dimana keberadaan Direktorat Jenderal Imigrasi memiliki peranan yang sangat vital sebagai penjaga pintu gerbang negara Republik Indonesia serta menyukseskan pembangunan nasional. Direktorat Jenderal Imigrasi dalam hal ini Sub Direktorat Visa berperan aktif didalam memberikan pelayanan persetujuan bagi pemohon yang mengajukan visa atau yang lebih dikenal dengan calling visa bagi orang asing yang akan datang ke Indonesia dengan menggunakan visa.
Penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan permohonan persetujuan visa pada Sub Direktorat Visa Direktorat Jenderal Imigrasi dengan menggunakan konsep Service Quality yang terdiri dari lima dimensi yaitu Tangible, Responsiveness, Reliability, Assurance dan Empathy, serta menganalisis tingkat kesesuaian antara tingkat harapan penerima layanan dengan kinerja yang telah dicapai oleh Sub Direktorat Visa Direktorat Jenderal Imigrasi, disamping itu juga ingin mengetahui tingkat perbedaan harapan penerima layanan terhadap kelima dimensi kualitas pelayanan.
Metode penelitian yang digunakan didalam penelttian ini adalah deskriptif yang bersifat kualitatif dengan didukung data yang bersifat kuantitatif. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung, sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelusuran berbagai kepustakaan, peraturan perundang - undangan dan dokumentasi.
Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan memenuhi kriteria validitas digunakan uji validitas dengan menggunakan metode Pearson Correlation, sedangkan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan memenuhi kriteria reabilitas digunakan uji reabilitas dengan menggunakan metode Alpha Conbranch. Untuk menganalisis data didalam penelitian ini menggunakan skala Likert dan merggunakan Importance Performance Analysis. Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen dilakukan uji statistik koefisien Rank Spearman.
Dan hasil perhitungan skor kualitas pelayanan dari kelima dimensi atau diperoleh skor rata - rata servqual sebesar - 0,04 (< 0). Hal ini mengindikasikan bahwa secara keseluruhan responden menyatakan puas terhadap kualitas pelayanan pada perrnohonan persetujuan pembenan visa pada bagian Sub Direktorat Visa Direktorat Jenderal Imigrasi.
Untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen pada bagian Sub Direktorat Visa Direktorat Jenderal imigrasi dilakukan uji korelasi Rank Sperman yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara kinerja dan harapan dari kualitas pelayanan diperoleh nilai rs = 0,534 dengan signifikansi (p) = 0,000, maka diketahui hubungan antara kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen termasuk korelasi yang sedang (moderate correlation).
Hasil penelitian ini secara teoritis bermanfaat bagi berbagai pihak di Direktorat Jenderal Imigrasi khususnya Sub Direktorat Visa untuk dijadikan sebagai bahan kajian / referensi dalam melakukan penelitian lanjutan, dalam rangka mengantisipasi perkembangan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan prima.

Pulling back demand socialize at era of reform wanting prima service given by Directorate General Immigration and also in anticipating influence of growth of world globalization, where existence Directorate General Immigration own very vital role as doorman of spandrel of state of Republic Of Indonesia and also the national development success. Directorate General Immigration in this case Sub of Directorate Visa of active sharing in giving service of approval for applicant raising visa or which more knowledgeable by calling visa for coming foreigner to Indonesia by using visa.
This research is to know quality of service of application approval of visa at Sub Directorate of Visa Directorate General Immigration by using concept of Service Quality consisted of by five dimension that is Tangible, Responsiveness, Reliability, Assurance And Empathy, and also analyze storey; level of according to among storey; level of expectation of receiver of service with performance which have been reached by Sub of Directorate of Visa Directorate General Immigration, despitefully also wish to know storey; level of difference of expectation of receiver of service to fifth dimension of service of quality.
Method of Research used in this research is descriptive having the character of qualitative pick a back by data having the character of quantitative. Data collected consisted of data of primary and data. Data of primary obtained by using direct questionnaire perception and, while data of secondary obtained by through of various bibliography, law and regulation and documentation.
To know whether instrument used fulfill criterion of validity used by test of validity by using method of Pearson Correlation, while to know whether instrument used fulfill criterion of reliability used by test of reliability by using method of Cronbach Alpha. To analyze data in this research use scale of Likert and use Importance Performance Analysis. While to know relation of between quality of service with satisfaction of consumer conducted by a statistical test of coefficient Rank Spearman.
From result of calculation of score of quality of service from fifth of dimension or obtained by a mean score service of quality of equal to - 0,04 (< - 0,05) by significant at -0,05 level. This matter is indication that as a whole the responder express to satisfy to quality of service at application of approval of gift of visa shares at Sub Directorate of Visa Directorate General Immigration.
To know relation of quality of service with satisfaction of consumer at shares of Sub Directorate of Visa Directorate General Immigration conducted by test of correlation of Rank Spearman used to measure slivering of relation between performance and expectation from quality of service obtained by value rs = 0,534 by significant ( p) = 0,000, is hence known by relation of between quality of service to satisfaction of consumer is inclusive of correlation which is moderate correlation.
Result of this research theoretically be of benefit to various party in Directorate General the Immigration specially Sub of Directorate of Visa to be made upon which the study / reference in continuation research, in order to anticipating growth and demand socialize to prima service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21642
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Nofiardi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S8722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Hadi
"Penulisan tesis ini dilatar belakangi fenomena organisasi pada saat ini yang harus mengutamakan pelayanan dari pada pengawasan yang ketat dan pelayanan yang berbelit-belit. Hal ini dimaksudkan agar supaya pelanggan merasakan kepuasan dalam memperoleh pelayanan sehingga pelanggan akan kembali untuk membeli produk pelayanan yang diberikan oleh provider. Organisasi yang menerapkan pelayanan untuk memuaskan hati pelanggan akan tetap survive. Oleh karena itu, organisasi pada saat ini harus berani berubah dari pola pengawasan yang ketat menjadi pelayanan yang memuaskan hati pelanggan, karena organisasi yang tetap mempertahankan status quo akan ditinggal pelanggannya, yang pada gilirannya nanti akan mati, sebagaimana pendapat pakar konsultan manajemen C.K. Prahalad, yang mengatakan : "lf you don 't change, you will die".
Sejalan dengan hal itu, dalam misi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Khusus Soekarno-Hatta (yang merupakan obyek penelitian) menyatakan : ?Pelayanan yang terbaik kepada industri, perdagangan dan masyarakat?. Dengan ketetapan misi tersebut menuntut segenap aparat pelayanan (provider) dalam melakukan pekerjaan/pelayanan harus berorientasi pada kepuasan pelanggan (pelanggan dalam hal ini adalah pengguna jasa kepabeanan di bidang ekspor).
Namun, kenyataan yang dihadapi masyarakat dalam mencari pelayanan yang baik dan berkualitas masih jauh dari harapannya. Sebagian besar masyarakat masih banyak yang berpendapat bahwa dalam berurusan dengan birokrasi akan selalu dihadapkan pada pelayanan yang berbelit-belit, lamban, dan menjengkelkan. Bahkan ada sebagian masyarakat yang menilai di tubuh birokrasi itu sendiri terdapat sindiran ?kalau ada yang bisa dipersulit kenapa harus dipermudah".
Berangkat dari pola fikir tentang fenomena organisasi pada saat ini yang harus mengutamakan pelayanan, visi organisasi pada obyek penelitian, dan sindiran dari masyarakat yang memperoleh pelayanan, maka penulis tertarik untuk mengetahui :
a. Bagaimana kualitas pelayanan kepabeanan di bidang ekspor pada Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Khusus Soekarno-Hatta ditinjau dari kesenjangan pelayanan yang diterima dan yang diharapkan oleh pelanggan/pengguna jasa ?
b. Apakah ada hubungan antara karakteristik pelanggan/pengguna jasa dengan tingkat kepuasan dalam memperoleh pelayanan ?
Untuk memperoleh jawaban dari permasalahan tersebut, penulis melakukan penelitian dengan jenis penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif, metode survei dengan pendekatan cross-sectional survey, pengumpulan data primer dan sekunder, serta pengambilan sampel sebanyak 125 responden dari 180 orang pelanggan/pengguna jasa kepabeanan di bidang ekspor melalui kuesioner berskala Likert. Pengolahan data melalui teknik Statistik yang hasilnya digunakan untuk mengukur servqual pada Gap ke-5.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dijabarkan dalam analisis dan interpretasi, maka hasil penelitian ini menyimpulkan :
a. Kualitas pelayanan kepabeanan di bidang ekspor pada Kantor Pelayanan Bea Cukai Tipe A Khusus Soekamo-Hatta pada tingkat pemenuhan harapan pelanggan/pengguna jasa sesuai pengalaman yang dirasakan pelanggan/pengguna jasa hanya mencapai nilai sebesar 61%. Hal ini mengindikasikan bahwa pelayanan kepabeanan di bidang ekspor pada Kantor Peiayanan Bea dan Cukai Tipe A Khusus Soekarno-Hatta belum memuaskan pelanggan/pengguna jasa.
b. Karakteristik pelanggan/pengguna jasa tentang jenis kelamin, dan pendidikan mempunyai korelasi dengan tingkat kepuasan pelanggan dalarn menerima pelayanan yang disediakan oleh provider.

The thesis was written on the grounds that the current organizational phenomenon had to prioritize services above stringent control and long-winding services. This was meant to make the customers satisfied when served so that they would return to purchase the products or services provided by the providers. An organization that applied customers satisfaction principles would survive. Therefore, at present the organization had to have the courage to change the stringet control to customers satisfaction services because those that preserved the status quo would lose the customers, which in turn, would evaporate as stated by the expert of the management consultants, C.K. Prahalad : ?If You don't change, you will die".
In line with that, the mission of Directorate General of Customs in the Customs Service Office and Soekarno-Hatta Type A Customs in particular (as the object of the research) stated that : ?the best services provided to the industries, trades and societies?. With the determination of such mission it demanded all elements of providers to have to orientate towards the customers satisfaction (those who received the customs services in export). However, the reality encountered by the society in searching for the good quality services remained far from their expectations. The majority of the society still perceived that when dealing with bureaucracy they would always be confronted with long-winding services, slow, and upsetting. Even worse, some said cynically that in bureaucracy ?if they could make it complicated, why simplified the matters?.
Based on such negative frame of mind on the organizational phenomenon at present therefore the writer was interested in identifying :
a. How where the customs quality services in exports in the Customs Service Office and Soekarno-Hatta Type A Customs in particular looking at the gap between the services provided and the customers expectations ?
b. Was there relationship between the customers? characteristics and their level of satisfactions ?
To obtain the answers from the above matters, the writer conducted a research with descriptive quantitative research, and used cross-sectional survey method, trough collecting primary and secondary data, as well as taking 125 respondents samples from 180 customers obtaining customs services in exports through questionnaires with Likert?s scales. The data processing employed statistical techniques and the Endings were used to scale servqual in the fifth gap.
Based on the results of the data collection elaborated in the analysis and interpretation, then the results of the research concluded the following :
a. the customs quality services in exports in the Customs Service Office and Soekamo-Hatta Type A Customs in particular in the fulfilment level of customers? satisfaction based on the customers experiences only reached 61%. This indicated that the customs services in exports in the Customs Service Office and Soekamo-Hatta Type A Customs in particular not yet satisfied the customers.
b. The characteristics of the customers regarding the sex, and education possessed correlation with the level of customers satisfaction in receiving services provided by U16 providers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rista Sari
"Program Raskin adalah Program Pemerintah untuk membantu masyarakat yang miskin dan rawan pangan agar mereka mendapat beras murah untuk kebutuhan rumah tangganya. Program Beras Miskin untuk Rumah Tangga Miskin hingga kini masih memunculkan beberapa permasalahan diantaranya adalah pendistribusian belum tepat sasaran belum tepat jumlah dan belum tepat waktu sehingga kurang bermanfaat bagi penerima. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi Program Raskin di Kelurahan Bantargebang Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi mempetakan kendala kendala yang dialami dalam pelaksanaan Program Raskin dan menyarankan upaya pengelolaan Program Raskin ke depan yang lebih baik.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Post Positivist. Penggunaan pendekatan ini dikarenakan dalam pendekatannya menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan dalam teknik pengumpulan datanya menggunakan metode kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pentargetan ditemui adanya kesalahan sasaran meskipun dalam tingkat yang relatif rendah. Hal ini terindikasi dari adanya rumah tangga tidak miskin yang menjadi penerima Raskin dan adanya rumah tangga miskin yang belum menjadi penerima. Untuk konsep pengelolaan ke depan mengadakan sensus rumah tangga untuk mengumpulkan data sosial ekonomi rumah tangga termasuk struktur demografi dan karakteristik rumah tangga yang selanjutnya dipergunakan sebagai informasi dasar untuk melakukan analisis diskriminan guna memisahkan penduduk miskin dengan penduduk bukan miskin

Raskin Program is a government program to help the poor and food insecurity so that they get cheap rice for their household needs The Rice for Poor Program up to now already have some problems amongother things are the distribution fell wide of the mark unprecisely and unschedule so that make less be of benefit to receiver. Intention of this research are to describe the distribution of Rice for Poor Program In Kelurahan Bantargebang Kecamatan Bantargebang at Bekasi City to mapping natural constraints in The Rice for Poor execution and suggest the management effort Rice for Poor Program to make it better forwards.
The approach used in this research using post positivist method. The use of this approach because the approach uses a quantitative approach while the data collection technique using qualitative methods.
Result of this research is to indicate that in goals meet the existence of misstargeting though in storey This matter indication from existence of domestic is leakage and undercoverage. For the concept of management forwards performing a census to collect the data of social economics inclusive structure of demography and domestic characteristic on utilized as information basis for the analysis to dissociate the impecunious resident with the non impecunious."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Bernadette
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas mengenai implementasi teknologi transformasi klien dalam sebuah organisasi pelayanan kemanusiaan berbasis anak, Yayasan Bandungwangi. Implementasi teknologi transformasi klien dapat dilihat dari tahapan intervensi yang dilakukan Bandungwangi terhadap anak korban ESKA. Selain itu penelitian ini juga membahas mengenai faktor-faktor yang mendorong pemilihan teknologi transformasi klien dalam menjawab kebutuhan anak korban ESKA di Yayasan Bandungwangi. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian ini berjenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara, studi dokumen dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Bandungwangi mengimplementasikan teknologi transformasi klien berupa people changing dan people-processing yang dapat dilihat melalui tahapan intervesi terhadap klien. Tahapan tersebut terdiri dari tahap penjangkauan, pendampingan, intervensi lanjutan, monitoring dan evaluasi, dan terminasi. Selain itu terdapat pula beberapa faktor yang mendorong pemilihan teknologi tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah faktor penyesuaian dengan work plan proyek Down to Zero, pengetahuan dan pengalaman sumber daya manusia, karakteristik klien, ketersediaan akses layanan dan keterbatasan sumber dana dan waktu. Penelitian ini menyarankan agar pihak Bandungwangi meningkatkan pelayanan sosial dan intervensi yang dilakukan kepada anak korban ESKA agar kebutuhan anak korban ESKA dapat terjawab atau terpenuhi.

ABSTRACT
This study discusses the implementation of client transformation technology in a child based humanitarian service organization, Yayasan Bandungwangi. Implementation of client transformation technology can be seen from the stage of the intervention conducted Bandungwangi against child victims of CSEC. In addition, this study also discusses the factors that encourage the selection of client transformation technology in answering the needs of child victims of CSEC in Bandungwangi. The research approach used is qualitative. This research is a descriptive type. Data collection is done by conducting interviews, document studies, and observation. Based on the result of research, it can be concluded that Bandungwangi implements client transformation technology in the form of people changing and people processing which can be seen in the intervention stages of the client. These stages consist of outreach, mentoring, advanced intervention, monitoring and evaluation, and termination. In addition, there are also several factors that encourage the selection of these technologies. These factors are adjusting factors with Down to Zero project work plans, human resource knowledge, and experience, client characteristics, availability of service access and limited funding and time resources. This research suggests that Bandungwangi improves social services and interventions conducted for CSEC victims so that the needs of CSEC victims can be answered or fulfilled."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuning Mega Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan Visa Kebijakan Pembebasan di Kantor Imigrasi Kelas I Soekarno Hatta. Semenjak penerapan Kebijakan Pembebasan Visa sebagai Hukum Presiden No. 21 tahun 2016, Indonesia dapat diakses oleh 169 negara yang ingin memasuki wilayah Indonesia tanpa a proses seleksi. Ini berarti ada perubahan dalam Kebijakan Imigrasi yang sebelumnya menggunakan kebijakan selektif untuk membuka kebijakan pintu sampai sekarang. Implementasi Visa Kebijakan Pembebasan telah menyebabkan peningkatan pesat dalam kedatangan pengunjung asing di Indonesia Indonesia. Bandara Soekarno Hatta saat ini tercatat sebagai Top 20 of Busiest Bandara Internasional di dunia; pembuat kebijakan harus menyadari fakta ini ketika itu datang ke implementasi Kebijakan Pembebasan Visa. Pintu masuk Soekarno Hatta Bandara berada di bawah wewenang Kantor Imigrasi Kelas I Soekarno Hatta itulah sebabnya mereka memiliki peran penting dalam implementasi kebijakan tersebut.
Ini Penelitian menggunakan pendekatan post-positivis dengan wawancara mendalam dan karya sastra digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Hasilnya menunjukkan bahwa diberlakukannya Visa Kebijakan Pembebasan belum diterapkan secara optimal. Seperti yang dikatakan Edward, ada tiga faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi peraturan baru ini (1) tidak memadai proses komunikasi; (2) kualitas sumber daya manusia yang rendah dan kebijaksanaan dari yang lebih tinggi posisi (3) proses fragmentasi rendah karena kurangnya standar operasional prosedur. Ada dua faktor lain juga yang meliputi (1) penurunan sumber keuangan untuk migrasi dan (2) tidak ada prinsip timbal balik dalam memperkuat hubungan dengan yang lain negara.

This study aims to determine what factors influence the implementation of the Exemption Policy Visa at the Soekarno Hatta Class I Immigration Office. Since the application of the Visa Exemption Policy as Presidential Law No. 21 of 2016, Indonesia can be accessed by 169 countries who wish to enter Indonesian territory without a selection process. This means there have been changes in the previous Immigration Policy use selective policies to open policy doors until now. Implementation of the Exemption Policy Visa has led to a rapid increase in the arrival of foreign visitors in Indonesia Indonesia. Soekarno Hatta Airport is currently listed as the Top 20 of the Busiest International Airports in the world; Policy makers must be aware of this fact when it comes to implementing the Visa Exemption Policy. The entrance of Soekarno Hatta Airport is under the authority of Soekarno Hatta's Class I Immigration Office, which is why they have an important role in implementing the policy.
This research uses a post-positivist approach with in-depth interviews and literary works used as a data collection technique. The results show that the Visa Exemption Policy has not been implemented optimally. As Edward said, there are three factors that influence the implementation of this new regulation (1) inadequate communication process (2) low quality human resources and wisdom from a higher position (3) the fragmentation process is low due to lack of standard operating procedures. There are also two other factors which include (1) decreasing financial resources for migration; and (2) there is no principle of reciprocity in strengthening relationships with others country.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Ancikasa Prapta
"Skripsi ini membahas tentang gambaran kualitas kehidupan kerja karyawan di Organisasi Pelayanan Kemanusiaan yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menggambarkan bagaimana kualitas kehidupan kerja karyawan di suatu Organisasi Pelayanan Kemanusiaan yang telah tersebar di tiga belas kota di Indonesia dan telah mendapatkan banyak penghargaan skala nasional maupun internasional yaitu di Human Initiative. Pembahasan didasarkan delapan komponen kualitas kehidupan kerja karyawan Human Initiative, serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menciptakan kehidupan kerja yang berkualitas bagi para karyawannya. Urgensi penelitian ini adalah mengungkapkan best practice tentang kualitas kehidupan kerja karyawan di Organisasi Pelayanan Kemanusiaan yaitu Human Initiative. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur dan wawancara yang dilakukan terhadap depalan orang karyawan. Adapun waktu penelitian adalah dari bulan Oktober sampai dengan November 2022. Pemilihan informan secara purposive sampling untuk memperoleh informasi berdasarkan karakteristik masing-masing informan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja karyawan di Human Initiative memenuhi delapan komponen kualitas kehidupan kerja yaitu manajemen partisipatif, lingkungan kerja yang baik, desain pekerjaan yang didasari oleh tujuan bersama, kesempatan dalam memperoleh potensi diri karyawan melalui program-program, penghargaan kerja karyawan berupa hadiah umroh, integrasi sosial karyawan berupa hubungan professional antar karyawan, konstitusionalisme karyawan dengan memberikan ruang karyawan untuk memberikan ide, dan ruang hidup karyawan dalam mengatasi masalah kejiawaan karyawan. Faktor pendukung dalam menciptakan kehidupan kerja yang berkualitas bagi para karyawannya yaitu bekerja sama dengan banyak pihak eksternal untuk melaksanakan kegiatan, fasilitas yang memadai, dukungan dari manajemen organisasi, dan kemauan dari diri karyawan untuk berkembang. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kesulitan dalam penyesuaian waktu pelaksanaan kegiatan, kendala teknis, dan penguasaan materi untuk pelatihan yang masih kurang dari perencana program. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa kualitas kehidupan kerja karyawan di Human Initiative sudah memenuhi delapan komponen quality of work life. Dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial, penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi mata kuliah Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan sebagai referensi serta contoh-contoh dalam teori quality of work life.

This research aims to explain he description of the quality of work life of employees in Human Service Organizations discussed from the Social Welfare Science discipline. The purpose of this research is to describe the quality of work life of employees in a Human Service Organization that has spread across thirteen cities in Indonesia and has received many awards on a national and international scale, namely in the Human Initiative. The discussion is based on the eight components of the quality of work life of Human Initiative employees, as well as the influencing factors in creating a quality work life for its employees. The urgency of this research is to reveal best practices regarding the quality of work life of employees in Human Service Organizations, namely the Human Initiative. This research is a qualitative descriptive study and data collection was carried out through literature studies and interviews conducted with eight employees. The time for the research was from October to November 2022. The selection of informants was by purposive sampling to obtain information based on the characteristics of each informant. The research results show that the quality of work life of employees at Human Initiative fulfills the eight components of quality of work life, namely participatory management, good work environment, work design based on common goals, opportunities to gain employee potential through programs, employee work rewards in the form of gifts umrah, employee social integration in the form of professional relations between employees, employee constitutionalism by providing employees space to provide ideas, and employee living space in overcoming employee psychological problems. Supporting factors in creating a quality work life for its employees are working with many external parties to carry out activities, adequate facilities, support from organizational management, and the willingness of employees to develop. While the inhibiting factors are difficulties in adjusting the time of implementation of activities, technical constraints, and mastery of material for training which is still lacking from program planners. Based on this, it is known that the quality of work life of employees at Human Initiative has fulfilled the eight components of quality of work life. In Social Welfare Science, this research can contribute to the Human Service Organization Management course as a reference and examples in the theory of quality of work life."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Febrianto
"Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi. Ada empat kondisi yang dibutuhkan organisasi kluster agar berhasil yaitu: misi, kompetensi, informasi dan budaya. Kinerja organisasi merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran melalui keberhasilan organisasi dalam mencapai sasarannya.
Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta merupakan perpanjangan tangan dan Direktorat Jenderal Imigrasi yang berada di dalam naungan Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan. HAM DKI Jakarta. Menurut Santoso (2004) kebutuhan teknologi informasi bagi jajaran imigrasi merupakan suatu kebutuhan mutlak. Saat ini imigrasi sangat membutuhkan Sistem Informasi dan Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) untuk efsiensi. Dikhawatirkan apabila proses tata laksana sistem keimigrasian berjalan lambat, informasinya tidak dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Di Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta tingkat penguasaan teknologi informasi sumber daya manusianya (SDM) relatif belum memadai. Pola kerja lebih banyak dilakukan manual yang tidak akan mampu mengantisipasi pertumbuhan volume data dan kompleksitas permasalahan yang dihadapinya. Hal itu akan berdampak pada penurunan kualitas pengawasan, pengendalian dan pelayanan keimigrasian.
Penelitian ini melihat dan menganalisa tentang pengaruh teknologi informasi dankompetensi SDM terhadap kinerja organisasi Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta Jakarta.
Metodologi penelitian: populasi penelitian yaitu seluruh pegawai kantor Imigrasi Soekamo-Hatta yang ada sebanyak 380 orang. Jumlah sampel penelitian ditentukan dengan tabel Krejcie didapatkan sebanyak 191 orang. Teknik pengumpulan data melalui metode survey dengan instrumen kuesioner tingkat Kepentingan dan Kesesuaian dengan skala 1-5. Setelah disebarkan dan dikumpulkan kembali kemudian diperiksa didapatkan 191 kuesioner yang siap diinput ke dalam komputer. Data yang sudah diinput kemudian diolah dan dianalisis untuk dilihat distribusi frekuensi, derajat hubungan dan tingkat kemaknaannya secara statistik. Metode perhitungan statistik yang akan digunakan adalah X` dan regresi ganda.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, diketahui bahwa aspek teknologi informasi dan aspek kompetensi sumber daya manusia ternyata mempunyai pengaruh positif dengan aspek kinerja organisasi di Kantor Imigrasi Klas I Khusus
Bandar Udara Soekarno Hatta di Jakarta. Responden yang menilai baik kinerja aspek teknologi informasi dan aspek kompetensi sumber daya manusia, akan menilai baik pula pada aspek kinerja organisasinya. Sehingga pada akhimya penulis memberikan beberapa saran kepada pimpinan organisasi berupa rencana pelatihan dan pengembangan SDM yang mengarah pada sasaran jangka pendek dan jangka panjang, khususnya dalam peningkatan penguasaan manajemen teknologi informasi dan pemenuhan unsur kompetensi SDM, perlunya pimpinan dan manajemen organisasi dalam mengambil langkah antisipasi terhadap perubahan terhadap sistem informasi manajemen di organisasi dalam rangka persiapan dalam menerima aplikasi SIMKIM, pentingnya pimpinan dan manajemen organisasi memperhatikan dan memfokuskan diri terhadap beberapa kekuranyan aspek manajerial dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi yang menurut pegawai keberadaannya kurang dirasakan di dalam organisasi.

There are many factors that can influence an organization's performance. There are four conditions that are required by a cluster organization in order to succeed: mission, competence, information, and culture. Performance of an organization is a very important concept because it gives pictures of an organization's efficacy in reaching its goals.
Soekarno Hatta Immigration Office is a part of Immigration Directorate General, which is under the wings of Jakarta Human Rights and Justice Department. According to M Imam Santoso (2004), the needs of information technology (IT) is a must For the immigration. At this moment, SIMKIM is highly needed by the immigration for efficiency, due to information that come from a slow immigration system menagerie could not be used in decision making process.
The human resource at Soekarno ? Halls Immigration Office do not have enough IT knowledge. The manual workflow would not be able to anticipate the growth of problems complexity and data volume. This will lessen the immigration's services, control, and surveillance. This research is going to see and analyze the influence of human resources' competence and IT to the Soekarno Hatta Jakarta Immigration Office organizational performance.
Research methodology: the population for this research is the whole 380-employee of Soekarno Hatta Immigration Office. Based on Krejcie table, the sample for this research is 191 participants. The research is using survey method with importance and adjustment scale 1-5 questionnaire level as its instrument in collecting data. 191 questionnaires are distributed, recollected, and ready to be input to the computer. In order to find out the relationship, degree, and frequency distribution, the input data is processed and analyzed. The statistic calculation method is double regression and X2.
According to the research, human resources competence and IT aspects have positive influence to Soekarno - Hatta Airport Special Class I Immigration Office in Jakarta. Respondents who assess the human resources and IT aspects are good, will also assess the organizational performance good. Finally, there are some suggestions from the writer to the organization leader as a recommendation to maintain and increase performance. The human resources competence and IT aspects require human resources development and training plans to reach the short and long term objectives. In order to fulfill human resources element and IT management knowledge improvements require organization management and leader's anticipation to the changes of management information system in the organization on the preparation of welcoming SIMKIM application. Organizational management and leader should be focus and aware of some minuses of managerial aspect in order to raise the insufficient organization performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teja Widia
"Dengan semakin meningkatnya kebuiuhan akan jasa relekomrmilcasi, maka tunlutan alcan peninglraran pelayanan jasa telekomunikasi semakin meningkat. Salah sam usaha rmtulc meningkatkan jasa pelayanan relekomunilcasi adalah melalui pembangunan sarcma-sarana pendulmng lregiaran telelromunikasi, anrara lain dengan membangzm menara telekomunikasi.
Perenamaan menara telekomunikasi ini berrujuan rmtuk menjawab rnasalah yang ada, yaitu sampai .saat ini PT Telkom belum memililti menara telekomunikasi yang layalc dan dapat mengantisipasi kegiatan telekomunilcasi pada jangka walmz 25 talmn ke depan.
Namun zmtulr dapat memanfaatkan bang-unan menara yang relanf tinggi dan aktralrnf ini dengmz seoprimal mungkin, maka dirasakan perlu penambahan kegiatan-kegiatan lain - selain kegiatan telekomunikasi - yang inrinya dapat meninglratlcan nilai ekonomi bangunan. kegiatan-lregiafan rersebut dapa! berupa kegiatan bisnis, kegiaran kamersial, kegiaran hiburan dan kegiaran relcreasi. Jadi dapat clisimpullcan secara umum, bahwa perencanaan menara ini diarahlcan menuju sualu perencanaan bangunan multi fungsi.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pertimbangcm pemilihan lokasi yang srralegis meryadi salah satu fakror penting dalam perencanaan, sehingga dalam pemilihan alternaty' lokasi, _perlu adanya suatu kriterfa-lrriteria sebagai parameler perbandingan.
Faktor lain yang merupakan bagian penring dalam perencanaan adalah pola lrubungan antar kegialan yang saling terkair dan terpadu namzm tetqv rnempwp/ai batas-batas yang jelas, dan alternalif sistim slrulrrur yang dapa! mengantisipasi beban-beban yang diterima bangzman, lerutama beban-beban lateral akibar dari dimensi menara yang relatif tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>