Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110964 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Rohyani
"Penelitian tentang candi Borobudur telah banyak dilakukan para ahli terdahulu, baik mengenai bangunannya maupun reliefnya. Demikian pula penelitian tentang relief Karmawibhanga yang terdapat di kaki candi Borobudur, banyak dijadikan referensi untuk penelitian baik dari segi ekonomi, sosial ekonomi, ekologi maupun keagamaan. karena relief Karmawibhanga menggambarkan tentang keadaan sehari-hari dalam kehidupan masyrakat kebanyakan.
Penelitian ini mencoba untuk mengetahui teknik skenario yang dipakai untuk pemahatan relief Karmawibhanga di candi Borobudur. Hal tersebut didasarkan karena ditemukannya naskah Mahakarmawibhanga yang berisi ajaran agama Buddha. Apakah naskah tersebut yang dijadikan patokan dalam pembuatan relief dan bagaimana para pemahat memvisualkan ajaran yang terdapat dalam naskah tersebut.
Deretan panil relief candi seperti deretan film yang ditayangkan, bila film merupakan media komunikasi yang bergerak maka relief juga sebagai media komunikasi walaupun secara visual tidak bergerak namun bila diamati bersifat dinamis pula. Dalam pembuatan film diawali dengan adanya naskah scenario. Skenario film merupakan acuan yang berisi rangkaian sekuen dan adegan walaupun bukan dalam bentuk yang persis. Untuk membuat film seorang sutradara memerlukan suatu script, yaitu naskah skenario yang berisi catatan perubahan untuk acuan kerja para pekerja film.
Dalam pembuatan relief nakah Mahakarmawibhanga dapat dikatakan sebagai suatu skenario, dan para silphin menggunakan inskripsi pendek yang terdapat pada panil untuk acuan silphinan. Karena keterbatasan media maka petunjuk yang digunakan cukup singkat dan untuk menggambarkan figur yang dikehendaki mereka menggunakan contoh dari lingkungan sehari-hari. Para silphin menggunakan contoh yang ditemukan dalam lingkungan mereka supaya masyarakat mudah memahami ajaran agama yang dituangkan dalam relief tersebut. Dalam penggambarannya silphin bangyak menggunakan unsur pohon untuk batas adegan. Hal ini karena pohon merupakan salah satu unsur alam yang sangat dekat dengan masyarakat agraris yaitu memberi kemakmuran, kebahagiaan dan harapan. Penggunaan unsur pohon dalam pemahatan juga karena pohon merupakan unsur alam yang hidup sehingga secara keseluruhan adegan pada panil mengalir secara luwes dan tidak kaku."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11808
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan
"Penelitian yang membahas masalah pengangkutan dengan relief candi Borobudur sebagai sumber utama, belum pernah dibahas secara mendalam oleh pers ahli arkeologi. Pengamat_an secara khusus atas relief yang menggambarkan alat angkutan di candi Borobudur, mungkin dapat dijadikan petunjuk yang berguna bagi pendalaman pengetahuan mengenai masalah transportasi masyarakat Jawa Kuno pada masa lalu.Dalam pembahasan, selain mempergunakan relief candi Borobudur yang menggambarkan alat angkutan darat sebagai sumber utama, juga dipergunakan prasasti, sumber naskah, dan sumber arkeologis sebagai data pembanding dan penunjang. Penanganan data selanjutnya, dirangkaikan dengan pengelom_pokan taksonomi untuk membentuk sejumlah tipe alat angkut_an dari data utama, dan tipe golongan pemakai serta tipe kegiatan berdasarkan data banding. Kemudian masing-masing satuan analisis tersebut dipadukan dan ditafsirkan lebih lanjut melalui analisis konteks.Berdasarkan pengamatan, dapat ditafsirkan bahwa alat angkutan telah mempunyai peranan dalam masyarakat Jawa Kuno pada masa candi Borobudur berfungsi. Meskipun pengamatan atas penggambaran alat angkutan pada relief yang ada tidak seluruhnya dapat menggambarkan hal-hal yang berkenaan dengan penggunaan alat angkutan, tetapi umumnya penggambaran alat angkutan pada relief dapat dianggap menunjukkan adanya pola yang teratur antara bentuk alat angkutan dengan golongan pemakai dan, jenis kegiatan yang menggunakannya."
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S12132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsanaa Khenresta
"Penelitian ini berfokus kepada penggambaran adegan berderma yang ada pada kaki Candi Borobudur, relief Karmawibhangga. Derma merupakan dasar tingkatan dalam tahapan tindakan bermanfaat, punnakiriyavatthu. Derma merupakan arti kata dana yang berasal dari bahasa Pali. Derma merupakan kegiatan mendasar positif yang bisa dilakukan oleh siapa dan dimana saja. Derma merupakan salah satu adegan yang digambarkan pada relief candi. Penggambaran adegan derma paling banyak ditemui pada relief Karmawibhangga, sebanyak 40 adegan derma dipahatkan. Sebaran relief derma pada relief Karmawibhangga paling banyak dijumpai pada sisi barat-utara.

This research focus in depiction the act of charity that appear on Candi Borobudurs feets, called as relief of one of the step of useful actions, punnakiriyavatthu. Charity originated from Palis language, dana. Charity is one of basic positive activity that can be done by everyone, everywhere. This charity acts drawn at candis relief. The depiction of this charity acts shown major at the Karmawibhanggas relief, at least 40 acts of this charity been carved. The distribution of this relief rely on relief of Karmawibhangga, most widely shown at west-north side."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metta Widjaja
"Rangkaian relief Karmawibhangga di kaki candi Borobudur yang tertutup oleh batur lambahan terdiri dari 160 panil. Rangkaian relief ini berisi ajaran tentang hukum karma dari kitab suci Mahu-Karmavibhanga. Relief Karmawibhangga ini banyak mengungkapkan tentang keadaan sosial masa lampau sekitar abad ke-9 sampai ke-10 M di Jawa, baik lingkungan alamnya maupun lingkungan masyarakatnya. Pada relief inilah tersimpan berbagai keterangan dari segi kehidupan masa lalu, antara lain perilaku keagamaan, pelapisan sosial, mata pencaharian, tata busana, peralatan hidup, flora dan fauna. Kaum agamawan yang merupakan salah satu golongan pada masyarakat saat itu terlihat pula penggambarannya pada panil-panil relief Karmawibhangga. Terdapat 48 panil yang menggambarkan kaum agamawan. Kaum agamawan yang digambarkan adalah brahmana, bhiksu, pertapa. Perilaku keagamaan yang terdapat pada masa itu sedikit-banyak dapat terlihat pula dari panil-panil relief yang menggambarkan kaum agamawan dengan beragam aktivitasnya"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Surio Ananto
"Alasan Penelitlan di antara mahluk--mahluk ciptaan Tuhan manusia menduduki tempat yang tertinggi, karena ia dikaruniai dengan kecerdasan dan akal yang melebihi mahluk--mahluk lainnya. Sesungguhnya tidak ada yang melebihi kebesaran-nya di antara mahluk kecuali manuaia. Dan dalam diri manusia tidak ada yang lebih besar kecuali kemampuannya dalam berfikir.
Lingkungan geografis yang memberikan tantangan kepada manusia dan telah ditanggapi selama berabad-abad lamanya dengan cara yang efektif, cenderung untuk menumbuhkan kebudayaan yang bercorak khusus dan bersifat regional. Manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang erat sekali dan tidak mungkin dipisahkan. Untuk melangsungkan kebudayaan, pendukungnya harus lebih dari satu orang dan keturunan guna meneruskaaa kepandaian, pengalaman dan lain-lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S11935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roosenani Kusumastuti
"Pada relief candi Borobudur, yaitu pada relief Karmawibhangga, Lalitavistara, wadariaJtaka, dan Gandawyuha, terlihat lukisan alat-alat musik, antara lain suling, simbal, Lute, ghanta, cangka (terompet yang terbuat dari siput), saran dan gendang. Pemilahan lukisan alat musik pada relief candi Borobudur sebagai titik tolak penelitian dan pembicaraan dalam tulisan ini, dan bukan dari naskah atau sumber lain, didasarkan atas pertimbangan belum adanya penelitian yang mendalam mengenai alat-alat musik yang khusus terlihat pa_da relief candi Borobudur. Dengan mengadakan pengamatan terhadap relief candi, benda temuan seperti area perunggu dan terakota, gong, gents, dan alat musik lainnya, isi tulisan pada prasasti perunggu dan batu, karya sastra Jawa Kuno, dan berita Cina Kuno yang ada hubungannya dengan kerajaan Jawa Tengah dan perkembangan politik dan sejarah budaya Nusantara, terlihat adanya hubungan antara alat musik Indonesia (terutama Jawa dan Bali) dan alat musik negara lain seperti India, Indo_cina, dan Cina (Kunst 1968:2)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11611
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Ayu Ratnadi
"Relief Candi Borobudur, yaitu pada relief Jataka-avadhana, Lalitavastara dan karmavibhangga ada dilukiskan alat-alat upacara yang di antaranya dapat dikenali sebagai: ghanta, vajra, dhupa, dipa, pamandyangan, sangku, puspa, wanci (talam berkaki satu) lengkap dengan tutupnya dan semacam bentuk shanti. Diantara alat-alat upacara yang dilukiskan itu ada yang menyerupai alat-alat upacara perunggu hasil penemuan kepurbakalaan yang sekarang disimpa di Meseum Pusat Jakarta. Jenis alat-alat upacara perunggu itu antara lain terdiri atas: ghanta, vajra, dhupa, dipa, sivambha, berkaki tiga (tripada) yang di Bali biasanya dipergunakan oleh pedanda Siwa, svambha berkaki satu (ekapada) yang di Bali biasanya dipakai oleh pedanda Buddha dan disebut pamandyangan, tempat vija/aksata, tempat cendana/gandha, talam berkaki satu yang biasanya dipergunakan sebagai tempat alat-alat upacara atau sesajen sebagaimana masih dilakukan di Bali. Alat-alat perunggu itu diduga berasal dari abad ke-7-15 Masehi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1975
S 11859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddi Sarwono
"Di antara ribuan kepurbakalaan zaman Indonesia kuna yang dapat disaksikan sekarang, candi I3 Borobudur mempunyai bentuk yang sangat lain dari candi-candi yang ada di Indonesia. Karena candi Borobudur tidak mempunyai ruangan di dalamnya, tempat orang melakukan ibadah (Soekmono 1978: 14). Bangunan candinya membentuk sebuah piramida tangga yang berhiaskan tiga teras bundar di atasnya, dan diakhiri dengan stupa besar sebagai kepuncaknya (Magetsari 1981: 9). Di samping itu terdapat juga banyak pahatan-pahatan relief yang mengisi seluruh permulcaan dinding dan pagan langkannya. Relief-relief tersebut ada yang menggambarkan cerita suci, dan ada pula yang berupa bidang bias belaka. Relief yang menggambarkan cerita suci itu masing-masing dibingkai menjadi 1460 pigura, sedangkan relief-relief yang berupa hiasan dipahatkan berkotak-kotak masing-masing berdiri sendiri, seluruhnya berjum_lah 1212 pigura."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S11822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kresno Yulianto Soekardi
"ABSTRAK
Dari sekian banyaknya karangan tentang bangunan-bangunan candi di Indonesia, candi Borobudur merupakan salah sahu candi yang sudah sering dibicarakan. Penelitian terhadap candi itu meliputi berbagai aspek, seperti arsitektur. geologis, kimiawi, historis, maupun arkeologis. Aneka ragam penelitian itu sudah barang tentu melibatkan berbagai ahli dari berbagai disiplin ilmu.
Candi Borobudur mulai muncul dari kegelapan masa lalu ketika Raffles, Gubernur Jendral Inggris yang bertugas di Indonesia, mendapat keterangan tentang adanya sebuab candi besar yang disebut Candi Borobudur, terletak di desa Bumisegoro, dekat Magelang, propinsi Jawa Tengah (Soekmono 1981:21). Selanjutnya, Raffles menguraikan tentang candi itu meskipun secara singkat di dalam bukunya yang terkenal, History of Java {1965).
Semenjak itu, makin barnyak karya tulis di terbitkan oleh peneliti aging tentang candi. Borobudur. Krom (1920) dan Erp (1931 misalnya, telah menerbitkan karya besar mereka berupa monografi sebanyak 2 jilid dan 3 album. Belum lagi karang_an-karangan baik dalam bentuk buku maupun artikel yang tak terhitung jumlahnya...

"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S11770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaidir Ashari
"Penelitian ini membahas tentang inskripsi-inskripsi yang ada dalam kaki candi tertutup, Karmawibhangga di Candi Borobudur, dengan menghubungkan bagaimana kesesuaian gramatika bahasa dalam inskripsi serta hubungan keagamaan dengan relief Karmawibhangga dihubungkan secara keseluruhan. Pertandaan arkeologi dalam relief Karmawibhangga dilakukan dengan melibatkan banyak aspek dalam relief itu sendiri.

This study is about inscriptions in the hidden foot, Karmawibhangga in Borobudur temple, its interrelating to how langguage gramatical be suitable in inscriptions with religion in Karmawibhangga as awhole. Archaeology signs in Karmawibhangga relief by involving all the aspects of the relief.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11877
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>