Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147573 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mursidah
"Musim merupakan fenomena alam yang menarik untuk dianalisis, karena musim berpengaruh besar dalam kehidupan manusia, terutama pada masyarakat yang mengalami empat musim. Setiap musim, dengan berbagai perubahan keadaan alam yang dibawanya (seperti cuaca), memberi makna pada kehidupan lahir dan batin manusia. Musim pun bisa menjadi sumber inspirasi bagi para penyair. Seperti halnya dalam sajak-sajak J.C. Bloem (1887-1966), musim muncul secara produktif. Tidak hanya sebagai gambaran alam, tapi jugs mengandung banyak makna, baik menyangkut kehidupan secara umum maupun kehidupan batin aku lirik secara khusus. ?Musim' dalam sajak-sajak J.C. Bloem, merupakan hal yang menarik untuk dianalisis.
Empat sajak J.C. Bloem: "Lentewind", "Verandering", "In memoriam", dan "Troost des donkers" dan bundel puisinya Het verlangen (1921) menjadi bahan penelitian tesis ini. Masing-masing sajak mewakili musim semi, panas, gugur dan dingin. Permasalahan yang diajukan adalah: bagaimana bentuk kebahasaan dan kesastraan keempat sajak tersebut?, aspek kehidupan apa terungkap dari setiap sajak sebagai persepsi umum tentang musim dan sebagai persepsi sang penyair sendiri?, dan apakah ada keterkaitan bentuk kebahasaan dan kesastraan setiap sajak dengan tema musim yang terkandung?
Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis adalah meneliti aspek-aspek kebahasaan dan kesastraan setiap sajak, kemudian meneliti aspek musim yang ada di setiap sajak dan makna musim secara umum dan spesifik bagi aku lirik, terakhir akan diteliti keterkaitan bentuk sajak dan tema musim yang dikandungnya.
Dari analisis dapat disimpulkan bahwa persepsi umum tentang musim tidak selalu berlaku sama bagi individu aku lirik. Setiap musim bagi aku lirik membawanya pada pemikiran tentang usia tua dan kematian. "Musim gugur" mewarnai kehidupan aku lirik pada musim-musim yang lain. Keterkaitan bentuk kebahasaan dan kesastraan sajak-sajak tersebut dengan tema musim terletak pada kemampuan aspek-aspek kebahasaan dan kesastraan sajak-sajak itu dalam mengungkapkan pergolakan batin aku lirik dalam berinteraksi dengan musim."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abdul Latiff
Brunei: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Kebudayaan Belia dan Sukan, 1985
899.310 9 MUH t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ottevaere, E.
Descle: De Brouwer , 1968
BLD 839.36 OTT j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Mangasa Sotarduga
Jakarta: Tulila , 1989
899.212 09 HUT s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sutan Takdir Alisjahbana
Jakarta: Dian Rakyat, 1987
899.212 SUT s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yusak Irianto
"Citraan atau pengimajian dapat dibatasi sebagai kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris. Citraan menjadi salah satu kiat penyair untuk menyodorkan dan menyugestikan bunyi, wujud, aroma, cita rasa, kondisi atau pengertian tertentu yang dapat diindera. Citraan-citraan tersebut adalah Citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, gerakan, dan pikiran.
Perangkat teknis lain yang banyak digunakan penyair adalah majas, yang merupakan alat bantu efektif bagi penyair untuk menyampaikan pengalaman puitik. Majas-majas tersebut adalah simile, metafor, personifikasi, alegori, simbolisme, ironi, hiperbol, litotes, metonimi, sinekdoke, eufemisme, dan kilatan. Citraan dan atau majas dapat membantu penyair dalam berkarya, dan membantu pembaca untuk memahami karya-karya seorang penyair.
Sapardi Djoko Damono adalah penyair yang banyak memanfaatkan potensi kedua perangkat tersebut. Sebagai salah seorang kritikus sastra terkemuka di Indonesia ia berpendapat bahwa kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi. Fungsi utama kata-kata, menurutnya, adalah sebagai pendukung citraan. Mata Pisau dan Perahu Kertas adalah buku kumpulan sajaknya yang memperlihatkan kekhasan gaya bersajak yang didasari gagasannya tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S11160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyiatul Islamiyah
"Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil analisis citraan terhadap saja-sajak Latif Mohidin yang termuat di dalam Kembara Malam (1974), Sungai Mekong (1981), dan Pesisi Waktu (1981). Umumnya sajak-sajak yang terdapat di dalam ketiga kumpulan ini, citraannya tergarap dengan cukup baik. Pemilihan katanya tepat, perinciannya cermat, dan hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain cukup jelas, sehingga memberikan gambaran yang lebih tajam dan konkret. Hal ini menyebabkan sajak-sajak tersebut lebih mudah dibaca dan dipahami, karena ide-ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya dapat ditangkap dengan mudah..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
1994
RB 01 I 369
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Agus Wibisono
"ABSTRAK
Skripsi yang berjudul Qu Qiubai dan Partai Komunis Cina (musim (gugur 1927-musim Panas 1928); serta Latar belakang yang mengawalinya, mendeskripsikan keadaan Partai Komunis Cina pada saat itu. Perjuangan yang berat disertai pemberontakan dan kerjasama dalam bentuk Front Parsatuan dengan Partai Nasionalis Cina Guomindang dimaksudkan untuk mencapai tujuan, menjadikan Cina negara Sosialis di bawah naungan Partai Komunis Cina. Perjuangan Qu Qiubai yang berat dalam periode yang begitu singkat untuk mewujudkan cita-cita Partai Komunis Cina; disertai bayang-bayang dan pengaruh Ko mintern pada saat itu menjadikan dia tokoh yang serba salah dalam mengambil keputusan murni dari dirinya sendiri.

"
1989
S12979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunu Wasono
"show that Indonesian and Malaysian literatures grew and developed out of the same old tradition, namely Malay tradition. Indonesian and Malaysian languages are also rooted in the same language, namely, the Malay language. It only makes sense that there a number of similarities This paper discusses the nationalist ideas found in the poems of M. Yamin published in Indonesia Tumpah Darahku and a number of poems produced by 10 Malaysian poets. These Malaysians? poems are found in a poetry anthology titled Puisi-puisi Kebangsaan 1913?1957 (nationalist poems 1913?1957) compiled by Abdul Latif Abu Bakar and published in 1987. Based on a comparison of these two sets of poems, some similarities can be discerned, such as admiration of natural beauty, admiration of past heroes and glories, and appeal by the poets for national unity. These similarities are made possible by similar political and cultural situations prevailing in both Indonesia and Malaysia in certain period of time. The relation between Indonesia and Malaysia that is tied by a common language (Malay) and a sense of being in the same situation (colonial oppression) are other factors that allow a number of Indonesian and Malaysian poets to write poems of similar themes in similar styles."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>