Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183208 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Yahya Hamid
"Pelayanan keperawatan yang berkualitas adalah jaminan kepuasan bagi klien yang menerima jasa pelayanan. Untuk meningkatkan pelayanan keperawatan di rumah sakit tidak terlepas dari upaya peningkatan kinerja rumah sakit, semua hal tersebut berada dalam pengaturan manajemen rumah sakit. Agar hal tersebut dapat dicapai diperlukan kinerja petugas sebagai sumber daya manusia yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan produktivitas rumah sakit.
Sebagaimana diketahui bahwa pelayanan keperawatan di rumah sakit menduduki porsi yang sangat besar, dimana perawat berada selama 24 jam disisi pasien (Bed side nursing) dengan memberikan pelayanan keperawatan secara terus menerus, oleh sebab itu perawat perlu meningkatkan kemampuan dan keterampilan secara professional dalam memberikan asuhan keperawatan, baik secara individu maupun secara tine.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang kinerja perawat khususnya di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Instalasi Non Bedah Dewasa Rurnah Sakit Umum Mohammad Hoesin Palembang, dan hal-hai apa saja yang menyebabkan masih belum baik kinerja tenaga perawat tersebut.. Ruang lingkup pembahasan adalah dari karakteristik individu yang melipuli umur, tingkat penddikan, masa kerja dan jumlah anak, serta karakteristik organisasi vaitu sarana. supervise dan imbalan.
Rancangan penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara mendalam dengan mempergunakan kerangka konsep Gibson yang dimodifikasi sebagai acuannya.
Hasil penelitian ini diperoleh garnbaran kinerja perawat yang masih belum balk khususnya di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam Instalasi Non Bedah Dewasa RSMH. Hal ini disebabkan oleh karma perawat senior dan junior kurang memahami secara konseptual tentang standar asuhan keperawatan dan kaitannya dengan profesionlisme dalam memberikan pelayanan keperawatan, Disamping itu masih kurangnya peralalatan medis dan non medis serta tenaga keperawatan bila dibandingkan dengan tempat tidur yang tersedia atau jumlah pasien yang dirawat.
Saran yang diajukan adalah agar pihak rumah sakit selalu melakukan evaluasi secararutin tentang pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) dan menindak lanjuti pelaksanaan kegiatan tersebut dan memberikan sanksi bagi perawat yang lalai dalam penerapan SAK serta memberikan reward bagi perawat yang disiplin dalam penerapan SAK. Selain itu selalu ber-upaya untuk meningkatkan kinerja perawat dengan jalan mengadakan pelatihan atau bimbingan teknis dan pengawasan terliadap sistim pelaporan, sehingga dari tahap awal (pengkajian keperawatan) perawat sudah memperhatikan pentingnya data dasar dari setiap penderita yang dirawat di RSMH Palembang.

Analysis On Nurse Performance In Internist Ward Of Adult Non-Surgical Instalation Of Mohammad Hoesin Hospital Palembang Year 2003 Quality nursing care is assurance to client satisfaction received the service improving nursing care in hospital is closely related to the improvement of hospital performance, all under the hospital management arrangement. To achieve that, quality personnel performance as human resources plays important role as to improve hospital productivity.
It is known that nursing care in hospital places huge portion of the overall care in hospital, where nurse is available for 24 hours (bed side nursing), providing nursing care continuously, thus nurses should improve their ability and skill professionally in providing nursing care both as an individual or as a team.
The aim of this study is to obtain information on nurse performance particularly that work in internist ward non-surgical installation of Mohammad Hoesin Palembang, as well as factors related to nurse performance. The scope of this study is individual characteristics including age, education level, length of work, and number of child and organizational characteristics including facilities, supervision, and reward. Design of this study is qualitative study using observation technique and in-depth interview framed by modified Gibson conceptual framework.
Result of this study showed that nurse performance was not good. This was caused by poor understanding among nurses about nursing care standard concept and its relation to professionalism in providing nursing care. Besides, lack of medical and non-medical facilities and lack of nurse personnel compare to number of bed or number of patient was obvious.
It is suggested to the hospital to routinely conduct evaluation on implementation of nursing care standard (SAK) and to follow up that implementation by giving sanction to nurses who are unable to implement SAK and providing reward to those nurses who are discipline to implement SAK. Other effort to improve nurse performance such as training, technical assistance, and monitoring the reporting system should be embarked as to being considerate about the importance of basic data of each patient entering the RSMH Palembang since the earliest stage (nursing review).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusbi Azhar
"Belum adanya gambaran kepuasan klien merupakan masalah di Poliklinik Penyakit Dalam lnstalasi Rawat Jalan RSMH Palembang. Kepuasan klien yang rendah akan berdampak kunjungan pasien pada rumah sakit, sehingga pada akhirnya akan menurunkan pendapatan rumah sakit.
Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan klien dan Faktor yang diduga herhubungan dengan kepuasan klien yaitu interaksi perawat-klien dan karakteristik klien. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat Jalan RSMH Palembang dari tanggal 12 Maret sampai 17 Maret 2001 dengan pendekatan kuantitatif, crossc sectional pada 114 klien rawat jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan klien sebesar 55,3 % yang merupakan gambaran komposit dari respon perawat, kecepatan pelayanan, keramahan dan kejelasan informasi yang dilakukan oleh perawat. interaksi perawat-klien dicerminkan dengan 4 komponen yaitu perilaku, tampilan emosional, waktu dan tahapan interaksi. Keempat komponen ini seluruhnya berhubungan dengan kepuasan klien dan salah satu diantaranya yaitu perilaku merupakan faktor yang paling dominan.
Dengan hasil penelitian ini disarankan kepada Kepala lnstalasi Rawat Jalan untuk lebih meningkatkan layanan kepada masyarakat melalui petugas kesehatan untuk dapat memperhatikan klien yang mempunyai harapan yang tinggi terhadap perilaku perawat dan cenderung tidak puas terhadap layanan perawat. Perlu penelitian lebih lanjut tentang kepuasan ini terutama menyangkut tentang kepuasan klien diruang-ruang rawat inap dan kualitas pelayanan keperawatan di Instalasi Rawat Jalan."
Universitas Indonesia, 2001
T568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Potomac: Health Leadership Associates, 1999
610.730 692 ADU (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Febrini Meutia
"Berdasarkan data Centre for Internasional Trade Thailand (2012), kualitas tenaga profesi praktisi medis Indonesia ditempatkan pada kualitas menengah. Liberalisasi jasa kesehatan akan menimbulkan daya saing luar terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia, karena bukan tidak mungkin penyelesaian masalah kesehatan di Indonesia membutuhkan tenaga kesehatan asing untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi secara mendalam, menguraikan dan menganalisis kompetensi praktisi medis dalam era masyarakat ekonomi ASEAN. Informan penelitian merupakan dari beberapa organisasi yang terkait dengan peningkatan kompetensi praktisi medis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan dilaksanakan pada bulan Februari- Mei 2016 oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan data primer melalui wawancara mendalam dengan menggunakan panduan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Wawancara akan dilakukan oleh peneliti.
Hasil penelitian menyimpulkan personal skill, keterampilan dan eksplisit knowledge dokter Indonesia dalam hal kompetensi medik tidak kalah saing dengan dokter negara anggota ASEAN lainya, tetapi dalam hal kompetensi pelayanan masih harus diperbaiki kembali agar pasien Indonesia tidak keluar ke pasar asing

Based on data from the International Centre for Trade of Thailand ( 2012) , the quality of professional medical practitioners Indonesia placed on medium quality. Health services liberalization will lead to competitiveness outside of the health services in Indonesia , because it is not possible settlement of health problems in Indonesia requires foreign health workers to address health problems in Indonesia.
This research was conducted to obtain in-depth information , describes and analyzes the competence of medical practitioners in the era of the ASEAN economic community. The informants are from several organizations associated with increased competence of medical practitioners . This research is qualitative and implemented from February through May 2016 by researchers . This study uses primary data through in-depth interviews using guidelines depth interviews and review documents. Interviews will be conducted by researchers.
The study concluded personal skills, the skills and knowledge of Indonesian doctors explicit in terms of the competence of medical doctors do not lose competitiveness with other ASEAN member countries , but in terms of the competence of the service remains to be repaired so that the patient Indonesia did not come out to foreign markets
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Susanto
"Rumah Sakit Karya Medika Bekasi merupakan rumah sakit swasta yang terletak di wilayah Kabupaten Bekasi. Dalam dunia perumahsakitan dituntut untuk melakukan perubahan, agar mampu mempersiapkan produk maupun sumber daya manusia yang berdaya saing dalam menghadapi persaingan bebas di pasar ASEAN maupun di pasar global. Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit kedudukannya sangat strategis, oleh karena proses pelayanan dilaksanakan secara terus menerus selama 24 jam, sehingga baik buruknya pelayanan di Rumah Sakit sangat tergantung dari penampilan kinerja tenaga keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarga.
Aktivitas pelayanan keperawatan merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan yang sifatnya memberikan bantuan kepada pasien untuk memelihara kesehatan atau untuk kesembuhan. Kebutuhan pasien akan ketergantungan dari tenaga keperawatan yaitu berfluktasi yang sesuai dengan kondisi pasien. Hal ini berpengaruh kepada jumlah sumber Daya Manusia (tenaga perawat)yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan baik dan benar. Penelitian yang dilakukan yaitu Analisis Terhadap Aktivitas Keperawatan Kaitannya dengan beban Kerja Perawat di Ruang Rawat inap Kelas III; penelitian ini menggunakan metode work sampling serta perawat pelaksana sebagai sampelnya.
Dari hasil penelitian diperoleh, bahwa di ruang perawatan Asoka, aktivitas keperawatan langsung mengambil porsi terbanyak (44,39%),dibandingkan dengan aktivitas lain/non keperawatan (29,91%) serta aktivitas keperawatan tidak langsung (25,30%), serta total waktu produktif yang dibutuhkan untuk pelayanan keperawatan yaitu 76,65%. Jumlah waktu pelayanan keperawatan/ asuhan keperawatan yang diberikan dari scoarang perawat kepada pasien selama 24 jam yaitu 6,38 jam/pasien/24 jam; Sedangkan di ruang perawatan Tulip, aktivitas keperawatan langsung mengambil porsi waktu terbaniyak (41,30%), dibandingkan dengan aktivitas non keperawatan t lainnya (29,72%) maupun aktivitas keperawatan tidak langsung (28,98%), serta total waktu produktif yang dibutuhkan untuk pelayanan keperawatan yaitu 75,82%. Jumlah waktu pelayanan keperawatan/asuhan keperawatan yang diberikan dari seorang perawat kepada pasien selama 24 jam yaitu 4,16 jam/pasien/24 jam.
Hasil penelitian ini memperlihatkan, bahwa aktivitas keperawatan langsung lebih tinggi, jika dibandingkan dengan aktivitas keperawatan tidak langsung maupun aktivitas lainnya/non keperawatan, Oleh karena penelitian ini hanya mengukur pemanfaatan waktu kerja dilakukan oleh tenaga keperawatan dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien atau keluarganya.
Disarankan untuk aktivitas adminisirasi, transportasi serta kurir pasien seyogyanya dilaksanakan oleh tenaga non keperawatan, agar tenaga keperawatan yang ada dapat memberikan pelayanan keperawatan lebih banyak kepada pasien dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

Analysis Of The Nursery Activity Relating to the Working Burden of Nurses in the Stay - Care Room Third Class Of Karya Medika Bekasi HospitalKarya Medika Bekasi hospital is a private hospital which is located in the area of Bekasi Regency. In the world of hospitalization it is forced to always make changes, in doing so able to prepare both competitive product and human resource to face the competition both in ASEAN and global market. The nursery service in the hospital has a very strategic position, because the process of service is performed continually for 24 hours, so the bad and good effect of the service in the hospital mainly relics on the performance of the nursery force that gives care to patients or families.
The activity of nursery service is a subsystem of the health service that gives help to patients to maintain their health or recovery. The patients' needs will be relied on the nursery service to fluctuate based on the patients' condition. This effects to the number of human resource (nurses) that are needed to give nursery service well and correctly to the patients. The research performed is The Analysis On The Nursery Activity Relating To The Working Burden Of Nurse In The Stay - Care Room Third Class, the method used is Work Sampling and the sample is the nurses/nursery forces.
From the result of the research, it is gained that in the Asoka care room, the nursery service directly gets the most portion (44,39%), compared with other activity/ non - nursery (29,91%) and indirect nursery activity (25,30%), and the productive time total needed is 76,65%. The nursery service time given by a nurse for 24 hours is 6,38 hours/patient/24 hours ; whereas in the Tulip stay- care room, the direct nursery service gets the most portion (41,30%), compared with the non - nursery activity/ others (29,72%) as well as the indirect nursery activity (28,98%), and the productive time total needed is 75,82%. The amount of time of the nursery service given by a nurse to the patient for 24 hours is 4,16 hours / patient / 24 hours.
This research result shows that the direct nursery service is higher compared with the indirect nursery service or other activities/non - nursery. Because this research only examines the usage of working hours performed by nursery force 1 nurses to give nursery service to patients or families.
It's suggested that an administration activity, transportation as well as patients courier be performed by non- nursery force, so that the existing nursery force can be consistent to give the nursery service to patients in order to improve the quality of the nursery service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T11456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Izzah
"Supervisi merupakan bagian yang penting dalam manajemen keperawatan. Pengelolaan asuhan keperawatan membutuhkan kemampuan manajer keperawatan dalam melakukan supervisi. Kepala ruangan merupakan manajer garda depan dan penanggung jawab ruangan harus mampu menjadi supervisor yang baik terhadap perawat pelaksana, sehingga dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana.
Penelitian ini menganalisa teknik dan frekuensi kegiatan supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana. Hal ini dilatar belakangi masalah pelaksanaan supervisi di Rumah Sakit Umum Daerah Batang belum terpogram dan pelaksanaan supervisi oleh kepala ruangan belum tampak jelas karena belum ada perencanaan dari kepala ruangan tentang pelaksanaan kegiatan supervisi untuk perawat pelaksana.
Desain yang digunakan dalam penelitian menggunakan metoda deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Hipotesis ditetapkan untuk melihat hubungan teknik dan frekuensi kegiatan supervisi dengan kinerja perawat pelaksana. Teori yang melatar belakangi penelitian ini adalah teori Kron (1987), Bittel (1987), Azwar (1996) dan untuk variabel teknik dan frekuensi supervisi dan Gibson(1994), Ilyas (1999) dan (Depkes,1994) untuk variabel kinerja.
Hasil uji statistik Chi Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara variabel frekuensi supervisi dengan kinerja perawat pelaksana dengan nilai p = 0,036. Sedangkan variabel teknik supervisi tidak ada hubungan yang bermakna dengan kinerja perawat pelaksana. Hasil uji regresi logistik menunjukkan frekuensi supervisi satu kali sehari merupakan variabel yang paling dominan memiliki hubungan dengan kinerja perawat pelaksana. Proporsi perawat pelaksana yang mendapatkan supervisi satu kali dalam satu harinya akan memiliki peluang kinerja lebih baik dibandingkan perawat pelaksana yang mendapatkan supervisi dua kali atau lebih dalam satu hari.
Rekomendasi untuk pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Batang Jawa Tengah agar memperhatikan dan meningkatkan kinerja perawat pelaksana dengan meningkatkan frekuensi supervisi, mensosialisasikan kembali standar asuhan keperawatan dan standar operasional prosedur keperawatan, memberikan dukungan terhadap prestasi kerja, meningkatkan kemampuan manajemen keperawatan dan memberikan penghargaan finansial maupun kesempatan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, serta membuat suatu pola pengembangan jenjang karir yang baku.

Supervision is an important part in nursing management. The nursing care management requires capability of a nursing manager in supervision. A head nurse as a front line manager and responsible person in the ward should be able to be a good supervisor for her/his staff, it could yield to an improvement in the quality of nursing care provided to the patients and then, could improve the performance of staff.
The purpose of the study was to analyze the relationship between technique and frequency of supervision from head nurses, and the clinical performance of the nurses. The background of this problem was that the implementation of supervision at Batang general hospital had not conducted sufficiently and appropriately due to in availability of a supervision program from head nurse to his/her staff.
The design of the study was descriptive analytical with cross sectional approach. The hypotheses were determined to identify the relationship between the technique and the frequency of supervision and the clinical performance of staff. The theories underlying the study were adopted from Kron (1987), Bittle (1987), Anwar (1996) for the variables of technique and frequency of supervision and Gibson (1994), Ryas (1999) and Ministry of Health (1994) were used for the variable of clinical performance.
The result of a Chi Square statistical test showed that there is a significant relationship between the variable of frequency and the clinical performance (p=0.036). There is no significant relationship between the variable of supervision techniques and the clinical performance of staff. The result of a logistic regression test demonstrated that the frequency of one supervision a day is the most dominant variable to the relationship with the staff clinical performance.The staff who are given one supervisions a day would have opportunities greater than compared to those who are given two or more supervisions.
Based on the findings, recommendation were addressed to the management of the Batang general hospital, Central Java should pay sufficient attention and to improve the clinical performance of the staff by: improving the frequency of supervision; re-disseminating the standard of nursing and nursing procedures; supporting the excellent performance; improving the capability of nursing management; providing financial rewards or opportunities to pursue further education; and developing pertinent program of career ladder.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 3169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwir
"Perawat sebagai tenaga keschatan mayoritas di tempat pelayanan kesehatan, tcrmasuk rumah sakit, mempunyai posisi kunci dalam pelayanan kesehatan karena hakikat dari asuhan keperawatan yang bersifat kontinyu, konstan, koordinatii dan advokatitl sehingga pcxsiapan, pendayagumaaxm, distribusidan retensi tenaga perawat memplmyai implikasi penting untuk kesinambungan dan tercapainya tujuan pelayanan kesehatan.
Penelitian dilaksanakan di RSUD Tarakan karena pengembangan karir tenaga keperawatan yang dilaksanakan di RSUD Tamkan belum sesuai dengan fungsi dan peran perawat. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap jajaran direksi, Jajaran kepala bidang, kcpala scksi, dan kepala subbag serta Foccus Group Discussion (FGD) untuk kepala ruang dan perawat ldinik Juga dilakukan telaah dokumen yang berhubungan dengan pengernbangan pola karir perawat klinik untuk memperlcuat metode tersebut.
RSUD Tarakan memiliki tenaga kepemawatan sebanyak 245 orang dengan karakteristik (1) mayoritas tenaga kepcrawatan bemda pada kelornpok umur 25-44 tahun (77,96%), (2) memiliki mass kelja terbesar pada kelompok >3 tahun (61,22 %), (3) dcngan latar belakang pendidikan D III Keperawatan sebanyak 72,24 %, Mekanisme pengembangan tenaga kcpezawatan yang saat ini diterapkan di RSUD Tarakan dimulai dengan kegiaian rekruitmen pegawai bam, dilanjulkan dengan seleksi, kemudian dilaksanakan orientasi selama 30-70 hari. Selain itu juga meliputi kegiatan mutasi, promosi dan pendidikan dan pelatihan.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dan FGD diperoleh gambaran pola jalur karir tenaga kepcrawatan di RSUD Tarakan yang sesuai dengan pemn dan iimgsinya yang dapat diterapkan di RSUD Tarakan yaitu sebagai perawai klinik (enam level) dan perawat menejer (empat level).
Pada akhir penelitian ini direkomendasikan bagi RSUD Tarakan untuk dilaksanakan advokasi kepada pihak direksi rumah sakit untuk menetapkan peraturan nunah sakit tcntang sistem remunerasi terhadap jenjang karir keperawatan dan mengopllmalisasi iimgsi dad komite keperawatan untuk menyusun insuumen uji kompetensi yang bqrhubungan dengan pengembangan karir tenaga keperawatan.

The nurse as a majority health worker in the health care place including hospital has a significant position in health care. The value of nursing care that is continuous, constant, coordinative, and advocative so the preparation, usage, distribution, and retention of nurse, has an important implication to the continuity and to obtain the objectives of health care.
The study was conducted in the Tarakan General Hospital (RSUD Tarakan) because its nursing career development was not appropriate yet with the function and role of the nurse. This study was conducted using qualitative research method by doing the in depth interview toward the directors, head of divisions, head of units, and head of sub units, and doing focus group discussion (FGD) toward the head of rooms and clinical nurses. Document review related to career pattem development of clinical nurse was also conducted in the study to enhance the method.
RSUD Tarakan had 245 nurses with characteristics as follow: 77.96% of nurses has the age range of 25 - 44 years old, 61.22% of nurses had working period > 3 years, 72.24% of nurses had nursing diploma educational background, and 4ll2% of nurses was governmental officer. At present, the mechanism of career development of nurse that implemented in RSUD Tarakan is started from recruitment of new nurses followed by selection, orientation for 30-70 days. Beside that, mutation, promotion, and training and education were also conducted.
According to the in depth interview and FGD was resulted the description of nursing career path pattem in RSUD Tarakan that suitable to the function and role and could be implemented in the hospital, were the clinical nurse (six levels) and manager nurse (four levels) career path.
The study recommended RSUD Tarakan to conduct advocacy toward the hospital director board to determine the regulation of remuneration system of nursing career path in the hospital and to make the function of nursing committee optimally in formulating the instrument of competency test related to the nursing career development.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34436
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Harleni
"Perawat merupakan salah satu profesi yang paling penting di dalam suatu organisasi Rurnah sakit. Perawat adalah mayoritas karyawan Rumah Sakit yang berperan secara langsung melayani pasien. Selama memiliki kontak terlama dengan pasien, 24 jam sehari. Dalam melaksanakan tugasnya perawat memiliki standar asuhan keperawatan yang merupakan acuan pekerjaanya. Salah satu bagian dari stan""dar asuhan keperawatan ada1ah implementasi keperawatan. Menurut Drucker dalam Gillies (1996) potensi terbesar hagi kontrol berada pada titik Cli mana tindakan dilaksanakan, jadi untuk maksud 'tru:alitas kontrol supervisi Personil ke erawatan sebaiknya dilakukan di dalam lingkungan perawatan. Datan sen iri dan melihatnya adalah satu-satunya masukan yang dapat diperca a. Atas dasar itu penulis memilih I plementasi Keperawatan yang dijadikan bahan observasi sebagai dasar penilaian.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetabui detenninan kineija perawat dalam implementasi asuhan keperawatan di instalasi rawat inap RSUD Cideres kabupaten Majalengka. Desain pene1itian menggunakan...metode kuantitatif dan kualitatif dengan p-value = 0,001 , OR = 6,048 setelah dikontrol oleh variabel sumber daya/sarana dengan nilai p-value = 0,047.OR= 0,343. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada manajemen rumah sakit untuk mengupayakan pemenuhan dan pemeliharaan alat-alat kesehatan baik medis maupun non medis sesuai dengan standar. Selain itu diperlukan upaya-upaya dari manajemen rumah sakit untuk meningkatkan motivasi perawat. Kegiatan yang paling mendesak yang mendorong motivasi kerja perawat menjadi lebih baik adalah membuktikan apakah beban keija mereka sudah sesuai standar? Untuk menjawabnya secara tepat diperlukan evaluasi beban keija perawat di tiap-tiap ruangan erawatan. Upaya yang lain adalah pembinaan berupa diskiisi refleksi kasus, monitoring dan evaluasi secara kontinyu, mendukung dan atau menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan keperawatan memberlakukan pemberian imbalan baik imbalan ekstrinsik (extrinsic rewards) maupun imbalan Intrinsik (Intrinsic rewards).

Nurse is one of. the most important professions and a hospital organization. Nurse is majority of hospital employee that stlirectly serves patients. While patient taken care in hospital, nurses have the longest contact with patients, which is 24 hours a day. In performing their duty, nurses have nursing upbrinmng standar that is nursing implementation. According to Drucker in Gillies (1996), the largest potential for control placed in pointrwhere an act eonducted, so that supervision co trol quality of nursing personnel had better do in a nursmg environment. Come by yourself and see it become the onl:y: input that could be trustee. f3ased on it writer choose Nursing Implementation that made an observation material as basic assessment.
This researc objective is to identify the determinant of urse performance in implementation of nursing uporingin a RSUD inpatient installation Cideres Majalengka regency. Research design is using quantitative and qualitative method with 77 (seventy-seven) samples of nurse administrator. Performance dependent variable measured with observation method toward implementation o nursing upbringing. A for independent variable that checked irresponsibility appropriate with standard ? To answer it correctly need nurse work responsibility evaluation in each nursing hall. Other effort is comprehension such as case reflection discussion, monitoring and continually evaluation, encouraging and or conducting nurse education and training, giving reward whether extrinsically (Extrinsic reward) or Intrinsically (Intrinsic reward).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T20958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setio Budi Raharjo
"Rumah Sakit Hqii Jakarta telah melaksanakan program pengembangan tenaga. Perawat pelaksana sebagai usaha unluk memberikan pelayanan kepemwalan yang berkualitas. Program ini telah dilaksanakan sejak 6 tahun yang laiu. Berdasarkan survei RSI-U (2000) diketahui bahwa masih rendahnya pendokumentasian proses keperawatzn disebabkan kurangnya pemahaman tentang proses kepemwatan Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 92 responden. Analisis nmivariat digunakan untuk mengetahui karakteristik perawat Analisis bivariat, menggunakan Kai Kuadrat, untuk mengetahui hubungan antara karak'teristik perawat dengau penerapan proses keperawatan. Analisis regresi logistik ganda dilalcukan untuk mengetahui vmiabel yang paling dominan berhubungan dengan penerapan proses keperawatan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari scmua variabel bebas baik pada uji bivariat(Kai Imadrat) maupun uji mult.ivaria1(Regresi logistik ganda), ternyata hanya variabel umur yang bcrhubungan dengan penerapan proses keperawatan. Dari 91 responden,ada 85,7% melakukan penerapan proses keperawatan dengan baik dan sekitar 14,3% melakukan penerapan proses keperawatan dengan tidak baik Mempertimbanglcan hasil penelitian ini, penulis menyarankan RSHJ untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada tenaga perawat pelaksana, khususnya. yang memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun dan berumur Iebih dari 30 tahun dalam rangka meningkatkan produktifitas mereka.

Jakarta Haji Hospital has performed development program of nursing staffs in order to provide good quality services of nursing, This program has been conducted since six years ago. Based on survey conducted by Jakarta Haji Hospital in 2000, it was known that inadequacy of documentation of nursing process was caused by the low understanding of nursing process. Ninety two samples were used in cross sectional study. Univariatc analysis is used to know the characteristics of nurses. Bivariate analysis, chi sqnane test was used to investigate relationship between characteristic of the nurse and application of nursing process. Multiple logistic regression analysis is used to know the most dominant variable ofthe application of nursing process.
The result of this study showed that those independent variables, either based on bivariale ana|yisis(Chi Square) or multivariate analyisis(Mulliple Logistic Regression), age was the only variable which has relation with application of nursing process. Eighty five point seven percent ofthe respondent is good in the application of nursing process and 14,3 percent is poor in the application of nursing process. Considering the result of this research, I suggest the RSHJ to provide trainings to nursing sta& especially those who have length of work more than tive years and those who more than 30 years of age in order to increase their productivity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T6393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Muttaqin
"ABSTRAK
Supervisi kepala ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur tidak terjadwal dan selama ini belum pernah ada pelatihan tentang supervisi. Perilaku caring perawat pelaksana masih rendah, hal ini terlihat dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang masih belum optimal. Penelitian dengan judul pengaruh pelatihan supervisi pada kepala ruangan terhadap perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Cianjur ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan supervisi terhadap perilaku caring perawat pelaksana dengan memakai metode quasi experiment pre dan post test design. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap dengan jumlah sampel 45 perawat. Analisa hubungan variabel dilakukan dengan uji koefisien korelasi pearson dan t-test. Hasil penelitian ini menunjukan ada perbedaan yang bermakna perilaku caring perawat pelaksana sebelum dan sesudah mendapatkan supervisi dari kepala ruangan yang telah dilatih; ada peningkatan perilaku caring yang bermakna pada masing-masing kelompok perawat pelaksana sesudah mendapat supervisi 2 kali, 4 kali dan 6 kali dari kepala ruangan. Supervisi 2 kali dari kepala ruangan sudah cukup untuk dapat meningkatkan perilaku caring perawat pelaksana. Diusulkan pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur sehubungan adanya pengaruh antara pelatihan supervisi kepala ruangan dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana maka sebaiknya senantiasa berupaya terus mengadakan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kinerja karyawannya di unit pelayanan keperawatan. Perawat pelaksana sebaiknya mendapatkan pelatihan tentang caring untuk lebih meningkatkan pemahaman dalam penerapan perilaku caring selama menjalankan tugas layanan keperawatan pada klien. Sehubungan hasil penelitian yang dilakukan selama 6 minggu membuktikan bahwa supervise yang dilakukan sebanyak 2 kali ebih efektif dapat meningkatkan perilaku caring, maka supervise pada seluruh perawat dapat dilakukan cukup 2 kali selama rentang waktu yang sama.

ABSTRACT
Nurse manager supervision in Cianjur District Hospital is unscheduled and currently supervision training has not been conducted yet. Caring behavior of the nurse is still low, as seen in unoptimal nursing care. This research was aimed to examine the effect of supervision training on caring behavior of associate nurse quasi experiment methode with pre and post test design. These research populations are all associate nurses at inpatient room. Sample number in this research which fulfills inclusion criterion is 45 nurses. Analysis of variable relation has been done by correlation coefficient test Pearson and t-test. This research result indicated the difference of caring behavior of associate nurse before and after getting supervision from room head; Increasing of caring behavior on each group of associate nurse after getting supervision 2 times, 4 times and 6 times from room head. 2 times supervision from nurse manager is enough for increasing caring behavior of associate nurse. It is recommended to Cianjur district hospital to conduct, training intended to enhance associated nurse performances in nursing care unit. It is suggested that associated nurse have to abtain training concerning caring in order to increase understanding in application of caring behavior in implementing nursing care. This research conduct in 6 weeks revealed that twice supervisions in 6 weeks at Cianjur district hospital were more effective in improving caring behavior, thus supervision for all nurses can be carried out 2 times for the same span of time."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>