Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164639 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tutut Indra Wahyuni
"Sistem Informasi Pendapatan fungsional Rawat Jalan dan Rawat Inap adalah salah satu bagian Sistem Informasi Manajamen Rumah Sakit (SIMRS) yang sangat berkaitan erat dengan manajamen keuangan terutama pengawasan dan pengendalian penerimaan Rumah Sakit. Di RSUD Sekayu kegiatan penerimaan fungsional yang frekuensinya cukup banyak masih menggunakan manual. Untuk itu perlu penataan yang baik karena bila penanganannya kurang baik akan menimbulkan masalah yang cukup besar bukan saja menurunkan citra Rumah Sakit di masyarakat tetapi akhirnya akan menurunkan pendapatan Rumah Sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi pendapatan fungsional rawat jalan dan rawat inap di RSUD Sekayu dengan basis data dan analisis untuk mengetahui masalah, menganalisis kebutuhan dan peluang pengembangan sistim.
Pengembangan sistim dilakukan melalui perancangan berupa DFD, Flow Chart, ERD, Kamus Data, Rancangan Input dan Rancangan output. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara serta obsevasi terhadap komponen sistim informasi yaitu tenaga, prosedur, perangkat keras, perangkat lunak dan basis data.
Dari hasil analisis sistim diketahui adanya beberapa masalah sistim yaitu banyak ditemukan kesalahan penulisan bukti transaksi perincian pasien seperti salah perhitungan, duplikasi, tidak dipatuhinya prosedur penerimaan fungsional, dan output yang dihasilkan belum bisa untuk dianalisis sesuai kebutuhan dan ini sangat mempengaruhi proses perencanaan dalam pengambilan keputusan.
Untuk itu perlu dirancang suatu progran aplikasi basis data yang diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan Rumah Sakit yang lebih profesional, efektif dan efisien, serta dapat meningkatkan produktifitas dengan melalui peningkatan pendapatan Rumah Sakit secara lebih optimal. Dan output laporan pendapatan dapat dibaca dengan mudah dan cepat sesuai kebutuhan pihak manajamen.
Hasil akhir dari sistim yang dikembangkan mempunyai keunggulan yaitu data lebih akurat dan mempercepat proses pembuatan laporan, dan tidak menutup kemungkinan sistim ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan kebutuhan prioritas dari sistim.

Information System Development of Functional Income of Scheduled Treatment and Hospitalization in Sekayu General Hospital, Province of South of Sumatra Information system of functional income of scheduled treatment and hospitalization is part of Hospital Information System Management, which tightly related to financial management, particularly in monitoring and controlling hospital income. In Sekayu general hospital functional acceptance activity, which has lots of frequency still, using manual system. It should have good administration to avoid fatal problem that could decrease hospital image before public and also decrease hospital income.
This study conducted in order to develop information system of functional income of scheduled treatment and hospitalization of Sekayu general hospital, using database and analysis to find out problems, needs analysis, and chance of system development.
System development by designing DFD, Flow chart, ERD, Data Dictionary, input design, and output design. Data collected by interview and observation to information system components such as human resources, hardware, software, and database.
System analysis found that there are some system problems, which is error writing of transaction patient's detail, such as calculating, duplicating, functional acceptance not meet standard procedure, and the output could no to be analyzed as the need and this is truly influenced planning process and decision making.
Database application need to be designed to improve hospital administration professionally, effective, and efficient, also could increase productivity by increasing hospital income more optimal. And output of income report can be read fast and easy to management.
This system has more advantages than manual, such as data more accurate and reporting process is faster, and this system could be more developed to meet system priority needs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. Abu Rajabto
"Dengan persaingan antar rumah sakit baik pemerintah, swasta, dan asing yang semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas, rumah sakit dituntut dapat menyajikan data dan informasi yang akurat, tersaji secara tepat waktu bagi pihak-¬pihak yang memerlukan (Depkes, 2003).
Tujuan penelitian ini adalah mencari sistem informasi yang sesuai untuk dikembangkan dalam rangka memperbaiki efisiensi penyelesaian biaya rawat inap di RSUD Sekayu.
Metoda penelitian yang digunakan adalah melalui pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) dengan cara wawancara mendalam dengan informan, telaah dokumen dan observasi.
Hasil penelitian didapatkan masih lambatnya penyelesaian biaya rawat inap, tidak adanya protap yang mengatur pekerjaan administratif dan penyelesaian biaya rawat inap belum memanfaatkan sistem informasi yang terotomatisasi dengan menggunakan komputer.
Sistem informasi biaya rawat inap dikembangkan dengan rancangan prototipe input dan tampilan output yang berisi rincian jenis layanan dan besarnya biaya layanan.
Sistem yang sudah dirancang harus terus selalu dikembangkan sesuai kebutuhan pengelolaan sistem informasi di masa datang.

Competition between government hospital, private hospital, and international hospital are getting louder to grab market which progressively free opened, hospital claimed can present accurate information and data, presented on schedule for proper sides (Health Department, 2003).
The objective of this research is looking for appropriate information systems to be developed for repair the efficiency of solving inpatient fee in Sekayu Hospital.
The research method is through by approaching of Systems Development Life Cycle (SDLC) with deep interview to informant, document research and observation.
The results of study found that the solving of inpatient fee is still tardy, inexistence of fixed procedure which arranging administrative work and the solving of inpatient fee is not using computer automatically information systems yet.
Information Systems of inpatient fee to be developed with input prototype model and output appearance that contained of service type detail and level of service fee.
The systems had been performed should continuously improved depend on the needed of information systems in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hajar
"Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Kabupaten Musi Banyuasin adalah tulang punggung bagi pelaksanaan pengembangan daerah berwawasan kesehatan. Salah satu produk dari SIK Kabupaten Musi Banyuasin merupakan bentuk data dan informasi yang dapat menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan adalah Data Umum Puskesmas.
Pengelola data di Seksi Informasi dan Data pada Dinas Kesehatan Kab. Musi Banyuasin selama ini mengalami kesulitan dalam mengelola Data Umum Puskesmas menjadi informasi yang diinginkan disamping begitu banyak data yang harus dianalisis. Hal ini disebabkan karena belum dikembangkannya basis data dan Sistem Infonnasi Data Umum Puskesmas tersebut. Pengelolaan Data Umum Puskesmas yang diserahkan kepada Seksi Inforrasi dan Data, selama ini dilakukan hanya sekedar pengumpulan data yang kemudian diarsipkan. Jika terjadi permintaan kebutuhan informasi, proses analisanya selama ini hanya dalam bentuk penjumlahan yang dilakukan secara manual, demikian pula dengan bentuk penyajiannya berupa tabel dan grafik juga belum pernah dilakukan.
Ruang lingkup penelitian ini meliputi pengembangan Sistem Informasi Data Umum Puskesmas yang dirancang khusus untuk tingkat Kabupaten/Kota, dan sebagai model adalah Dinas Kesehatan Kab. Musi Banyuasin.
Pengembangan Sistem Informasi Data Umum Puskesmas ini merupakan pengembangan sistem berskala kecil yang tahapan pengembangannya terdiri dari tahap analisis sistem, desain sistem, klasifikasi indikator rasio, dan tersedianya aplikasi Sistem Informasi Data Umum Puskesmas.
Teknik analisa data pada pengembangan Sistem Informasi Data Umum Puskesmas menggunakan analisa rasio sesuai indikator kesehatan yang ditetapkan oleh Depkes RI dan profil UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat) di Dinas Kesehatan Kab. Musi Banyuasin, dengan rata-rata hitung (mean) sebagai standar indikator pengklasifikasian.
Dari analisis sistem yang dilakukan pada Pengembangan Sistem Informasi Data Umum Puskesmas, laporan Data Umum Puskesmas diharapkan analisanya rutin dilaporkan, dimana sebagian besar informasi digunakan untuk perencanaan. Sedangkan permasalahan yang ditemukan pada sistem informasi yang lama dapat dijadikan sebagai acuan suksesnya pe!aksanaan pengembangan sistem yang baru.
Tahap desain pada Pengembangan Sistem Informasi Data Umum Puskesmas ini, meliputi komponen desain model, desain masukan, desain keluaran, dan desain teknologi.
Dari pengklasifikasian berdasarkan rata-rata hitung (mean) diperoleh distribusi wilayah berdasarkan sarana, tenaga, dan peralatan kesehatan yang kurang atau baik pola distribusi wilayahnya.
Tersedianya aplikasi Sistem Informasi Data umum Puskesmas ini merupakan alat hantu yang akan meringankan tugas pengelola data yang memudahkan dalam proses pemasukan data, pemrosesan data, dan penyajian data.
Penggunaan standar indikator sesuai Kabupatenl Kota akan lebih baik dalam implementasi Pengembangan Sistem Informasi Data Umum Puskesmas di Dinas Kesehatan Kab, Musi Banyuasin.
Daftar Bacaan: 45 (1978-2002)

Developing Information System of General Data of Health Center in Health Office of District of Musi Banyuasin, Province of Sumatra Selatan Health information system (SIK) in district of Musi Banyuasin is a backbone for developing a healthy view area. One of product of S1K district Musi Banyuasin that could be basic of decision-making is general data of health center.
Data manager in Information and Data Section in Health Office of District of Musi Banyuasin has difficulties in processing general data of health center to produce information, besides there is a lot of data that should be analyzed. This is because no databases that have develop from information system of general data in this health center. General data of health center delivered to section of Information and data, until now the data only to be collected and stored to archive. When there is demand for information needs, the analysis only in adding form and manually, also for presenting on never using tables or graphics.
Scope of this study is developing information system of general data of health center, which specially designed for district level, and the model is Health Office of district of Musi Banyuasin.
This development is small-scale system development, stage of the development consist of system analysis, system design, indicator ration classification, and availability of information system of general data of health center.
Data analysis technique in this system information using ratio analysis as the health indicator that have determined by Depkes RI and UKBM (Health Efforts by Human Resources) profile in Health Office of district of Musi Banyuasin, with mean as classification indicator standard. From system analysis that has been done, general data report of health center hoped the analysis reported routinely, where most of information used for planning. While problems that have been found in old information system, could be made as a reference to successfulness of new system development.
Design steps in system information of general data of this health center, including model design, input design, output design, and technology design.
From classification based on mean, it is found that area based on facility, manpower, and health instruments which inadequate or well pattern of area distribution
Availability of system information application of general data of health center is instrumenting that help data manager to do their job easier in input, processing, and presenting data.
Indicator standard usage that suitable for district or city would be better to do in implementing information system of general data health center development in Health Office of Musi Banyuasin.
References: 45 (1978-2002)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhany Ramadhanto
"Tidak adanya sistem informasi yang memadai di RSUD akan berakibat pada terjadinya duplikasi data selama proses pencatatan, rekapitulasi, serta pelaporan data. RSUD Cengkareng yang sedang dalam tahap pembangunan sangat membutuhkan sistem informasi yang mampu mendukung pelayanan administrasi umum dan keuangan, termasuk di dalamnya proses penerimaan kas di instalasi rawat jalan dan rawat inap. Kedua instalasi ini menjadi fokus utama perancangan, karena besarnya jumlah transaksi keuangan yang terjadi di kedua instalasi tersebut.
Perancangan dilakukan melalui penelitian di RSUD Pasar Rebo karena RSUD tersebut memiliki kemiripan dengan RSUD Cengkareng, diantaranya adalah besarnya jumlah pasien serta pelayanan yang ditujukan untuk ekonomi menengah ke bawah. Perancangan proses penerimaan kas pelayanan rawat inap dan rawat jalan sebagai masukan pengembangan sistem informasi akuntasi di RSUD Cengkareng yang berbasis komputer ini dilakukan dengan cara pembuatan model proses (process modeling) dengan menggunakan alat diagram alir (flow chart), serta pembuatan model data (data modeling) dengan menggunakan alat diagram hubungan entitas (entity relationship diagram).
Melalui perancangan ini maka duplikasi data selama proses transaksi, rekapitulasi data, dan laporan berlangsung dapat diminimalisasi, serta penyediaan laporan yang berhubungan dengan penerimaan kas rawat jalan dan rawat inap untuk intern (RSUD Cengkareng) dan ekstern (Pemerintah DKI Jakarta) dapat dipercepat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiana Afwina
"Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan metode dekriptif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara, pengamatan dan studi kepustakaan. Wawancara dilakukan terhadap 10 informan yang sengaja dipilih secara purposive oleh peneliti berdasarkan kebutuhan informasi yang diperlukan dan sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian didapatkan pokok-pokok hasil kesimpulan bahwa keberhasilan kebijakan sekolah gratis di Kabupaten Musi Banyuasin dikarenakan dalam proses implementasi kebijakan itu dilakukan mulai dari aktifitas organisasi, interpretasi dan penerapan sesuai dengan prosedur dan maksud dari kebijakan serta didukung oleh faktor-faktor komunikasi, sumber daya, sikap pelaksana dan struktur birokrasi.

This research using quaiitativc approach with deseriptive method. Data collectcd by using interview, observation and literature study. Interview was done to 10 informan whose being chosen purposive by researcher bccause of the needs of the research.
According to analysis, some principal can be take as conclusion of the research is the successed of the free school policy at Musi Banyuasin District happened because of the process it self that begin since the organization activity, the interpretation and aplication that fit with procedur and the purpose of the policy and also being support by communication faetor, the resources, executor attitude and birocrat structure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T25921
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rismawati
"Penelitian dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu. Penelitian dilakukan dari tanggal 12 Juni s/d 12 Juli 2004. Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu adalah berstatus Tipe C, memiliki 60 tempat tidur, didukung dengan SDM sebanyak 277 orang, baik tenaga medis maupun non medis. Pencapaian BOR RSUD Sekayu mengalami peningkatan yaitu dari 47% pada tahun 2000 naik menjadi 51% di tahun 2001, dan naik lagi menjadi 58% pada tahun 2002 dan untuk tahun 2003 naik menjadi 79 %.
Unit produksi yang memiliki tren pendapatan stabil meliputi : poliklinik umum, instalasi radiologi, instalasi laboratorium, instalasi UGD, kamar operasi dan karcis. Unit produksi yang memiliki tren tidak stabil terdiri dari : rawat inap umum, rawat inap kebidanan, rawat inap neonatus, poliklinik bedah, polilinik anak, poliklinik penyakit dalam, poliklinik kebidanan, poliklinik mata, poliklinik gigi, poliklinik KB, fisioterapi, ambulance, poliklinik KIA, ICU, perawatan jenazah dan instalasi diklat. Unit produksi yang memiliki tren positif (naik) antara lain ; rawat inap umum, rawat inap kebidanan, rawat inap neonatus, poliklinik bedah, poliklinik penyakit dalam, poliklinik umum, UGD, kamar operasi, ICU, fisioterapi, instalasi radiologi, instalasi laboratorium, ambulance, jenazah, dan karcis.
Pendapatan unit produksi yang memiliki tren negatif (turun) antara lain : poliklinik anak, poliklinik kebidanan, poliklinik mata, poliklinik gigi, poliklinik KB, poliklinik KIA, instalasi diktat. Unit produksi yang memiliki koefisien determinasi (R2) diatas 50% adalah instalasi laboratorium sebesar 92%, rawat inap umum sebesar 89,7%, poliklinik umum 86%, instalasi radiologi 81%, kamar operasi 76% dan karcis 73%. Unit produksi yang memiliki koefisien determinasi (R2) dibawah 50% adalah rawat inap neonates 48,9%, poliklinik bedah 48%, instalasi UGD 45%, ambulance 34,7%, instaiasi fisioterapi 23%, ICU 19,8%, poliklinik penyakit dalam 15,7%, poliklinik KB 9,4%, poliklinik mata 6,2, poliklinik KIA 5,5%, rawat inap kebidanan 2,7%, instalasi diktat 2%, poliklinik anak 1,2%, poliklinik kebidanan 0,6%, perawatan jenazah 0,05% dan poliklinik gigi 0,04. Unit produksi yang berpotensi adalah rawat inap, yaitu tahun 2002 sebesar 40,36 % dan tahun 2003 sebesar 42,7 %. Rata-rata persentase kontribusi rawat inap adalah sebesar 41,22 %, kemudian disusul instalasi laboratorium yaitu tahun 2002 sebesar 17,03 % dan tahun 2003 sebesar 18,63 %. Rata-rata persentase kontribusi laboratorium sebesar 17,83 % dan yang menempati urutan ketiga adalah kamar operasi yaitu persentase pendapatannya tabula 2002 sebesar 16,33 % dan tahun 2003 sebesar 13,24 %. Rata-rata persentase kontribusi kamar operasi sebesar I4,78 %. Pendapatan RSUD Sekayu kalau dilihat dari jenis pasien, maka pasien umum memiliki nilai pendapatan terbesar, yaitu untuk tahun 2002 sebesar Rp. 736.680.282, tahun 2003 nilai pendapatan Rp. 1,104,096,271.
Pihak manajemen RSUD Sekayu harus melakukan perbaikan terhadap unit-unit produksi yang memiliki tren yang tidak stabil dan negatif, memiliki koefisien determinasi (R2) dibawah 50%, disamping itu mengembangkan unit produksi yang berpotensi, meningkatkan pasien umum dan pasien dari perusahaan (swasta) dan memberdayakan unit farmasi sebagai unit produksi.

The Evaluation Production Unit Role 0 The Income Level At Regional General Hospital In Sekayu Musi Banyuasin Regency, South Sumatra ProvinceThe research was held from 12th June 2004 till 12th July 2003 at Regional General Hospital in Sekayu, Musi Banysmin Regency, South Sumatra Province this hospital is Musa Regency Government Owned and the status is Type C, has go beds, supported by 227 human resources (paramedics and non paramedics) that BOR was increased from 47 % in 2000 to 51 % in 2001, 58 % in 2002, and 79 % in 2001
The stable production unit income tends consisted of ; general health care unit, radiology unit, laboratory unit, operation room, and ticketing. The unstable consisted of; general care unit, obstetric and gynaecology care unit, eye care unit, tooth care unit, family planning unit, physiotherapy, ambulance, mother and children care unit, ICU, Corpse care unit, and training unit. The production units which showed positive trend were ; general care unit, obstetric and gynaecology care unit, neonatal care unit, surgery unit, internal diseases care unit, general health care unit, emergency unit, operation room, physiotherapy, radiology unit, laboratory, ambulance, Corpse care unit and ticketing.
The production units which showed trend were, children care unit, obstetric and gynaecology care unit, eye care unit, tooth care unit, family planning unit, mother and children care unit, and training unit. The determination coefficients (R2) of production unit above 50 % were showed for laboratory unit (92%), general care unit (89,7%), general health care unit (86%), radiology unit (81%), operation room (76%), and ticketing (73%). The determination coefficients (R2) of production unit below 50 % were showed for neonatal care unit (48,7%), surgery unit (48%), emergency unit (45%), ambulance unit (34,7%), physiotherapy unit (23%), ICU (19,8%), internal diseases care unit (15,7%), family planning unit (9,4%), eye care unit (6,2%), mother and children health care unit (5,5%), obstetric and gynaecology care unit (2,7%), training unit (2%), children health care unit (1,2%), obstetric and gynaecology health care unit (0,6%), corpse care unit (0,05%), and tooth care unit (0,04). The potential production unit was the care unit (ruang rawat inap) were namely 40,36% in 2002 and 42,7% 2001 The average percentage of its contribution were 41,22 %, laboratory 17,03 % in 2002, and 18,63 % in 2003. The average contribution of laboratory was 17,83 %, and third contribution was find the operation room amounted to 16,33 % in 2002, 13,24 % in 2003, and the average was 14,78 %. The Private Company Contributed Of Sekayu Regency Government owned Hospital seeing from the of patient so most of the patients were from the society which contributed Rp. 736.680.282 in 2002 and Rp. 1.104.096.271 in 2003.
The management of Sekayu Regency Government Owned Hospital must be making renovation for production unit that have trend those are not balance and negative, having coefficient determination (R2) under 50 %, beside it making larger the production unit those are potential, increased the society patients and the patient from the company (private) and make better the pharmacy unit as production unit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Komala Dewi
"Unit rawat jalan merupakan pintu gerbang dan revenue center Rumah Sakit. Sudah selayaknya layanan rawat jalan memiliki kinerja yang baik dan layanan yang prima, sehingga rumah sakit mempunyai citra yang baik di masyarakat dan dapat berkembang sesuai dengan perkembangan tehnologi kesehatan yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan kepuasan pasien di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Daerah Lubuk Linggau, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan yang menyebabkan penurunan kunjungan dalam 4 tahun terakhir. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional pada 110 pasien rawat jalan. Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat, dan multivariat
Hasil analisis didapatkan tingkat kepuasan pasien 50.0%. Dan analisis bivariat, kepuasan pasien berhubungan dengan karakteristik pasien yang bermakna adalah pendidikan dan penghasilan, untuk dimensi mutu layanan kepuasan pasien berhubungan dengan kebersihan toilet dan ruang tunggu, pada dimensi tangible, dan dimensi reliability meliputi ketepatan waktu layanan dan waktu tunggu yang lama dan dimensi empathy seperti kurang mendengarkan keluhan pasien dengan sabar/sungguh-sungguh dan kurang memberikan tanggapan atas keluhan pasien.
Dari uji regresi logistik untuk mendapatkan Faktor dominan yang berhubungan dengan kepuasan pasien adalah vanabel penghasilan. Dari Penelitian ini disarankan agar manajemen rumah sakit memperbaiki kinerjanya dan memperhatikan layanan pada pasien, terutama pada kebersihan toilet dan ruang tunggu, ketepatan waktu dan waktu tunggu yang lama, serta dapat mendengarkan dan memberikan tanggapan yang baik pada keluhan pasien.

Ambulatory (Out-Patient) unit is a "front gate" and revenue center for the hospital. It is important that this unit has a good performance and serves the customer excellently in order to get a better image to the customers and anticipate the improvement of the health technology.
The objective of this research is to get more information about patient satisfaction and factors that associates in ambulatory unit at Lubuk Linggau General Hospital Musi Rawas. There was a decreasing coverage in this last 4 years. This study was a quantitative with a cross sectional approach that performed in 110 out-patients Data analysis were univariate, bivariate, and multivariate. The patient satisfaction was 50 % . Bivariate analysis shows that the satisfied patient significantly related to the patient's education and income. In tangible and reliability aspects. the satisfaction was correlated to the toilet, time waiting and time schedule and in empathy aspect the satisfaction was related to unrenponded of medical-nursing officers and staffs to the patient and lack of human relationship.
The result of logistic regression also stated that the dominant factor or variable correlated to the patient satisfaction was income.
Based on this study, it is recommended to the manager, staffs and medical-nursing officers to enhance the quality of services as what this study founded.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Suyanto
"Pimpinan rumah sakit dalam mengambil keputusan membutuhkan informasi yang memenuhi aspek kualitas memadai termasuk informasi akuntansi, agar keputusannya sesuai dengan kenyataan. Sistem pengendalian intern merupakan aspek yang penting untuk diteliti, karena merupakan faktor penentu keandalan kualitas informasi akuntansi. Tujuan penelitian adalah diperolehnya gambaran tentang keadaan dan hubungannya antara Sistem Pengendalian Intern dengan Kualin yang berlaku, sehingga dapat diketahui cara penanggulangannya.
Penelitian dilakukan secara sensus dengan populasi sebanyak 53 responden yang terdiri dari manajemen menengah dan manajemen bawah yang terlalui arus data dan informasi akuntansi pendapatan rawat jalan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengukur Kualitas informasi akuntansi dan Sistem Pengendalian Intern yang berlaku dicek silang dengan observasi langsung.
Analisa persentase digunakan untuk mendapatkan gambaran baik tidaknya Kualitas Informasi Akuntansi Pendapatan Rawat Jalan dan kuat lemahnya Sistem Pengendalian Intern , analisa statistik digunakan untuk mengetahui derajat korelasi dan besarnya slope garis regresi serta indeks koefisien korelasi determinasi (r2). Bagan alir sistem digunakan disamping untuk mendukung analisa persentase dan analisa statistik juga digunakan untuk memungkinkan dalam penilaian secara cepat efektif tidaknya Sistem Pengendalian Intern yang berlaku.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut
1. Berdasarkan pendapat responden mengenai kualitas informasi akuntansi pendapatan rawat jalan memberikan gambaran kurang memenuhi aspek kualitas yang memadai.
2. Baik pendapat responden, maupun hasil observasi langsung yang ditampilkan dalam diagram alir arus data dan informasi akuntansi, demikian pula bila dikaitkan dengan Perda No. 2 tahun 1968 menunjukkan Sistem Pengendalian Intern yang berlaku tergolong lemah.
3. Semua elemen Sistem Pengendalian Intern mempunyai korelasi positif dengan kualitas informasi akuntansi berkisar 0,26-0,41. Sedangkan urutan elemen Sistem Pengendalian Intern yang didasarkan pada koefisien korelasi determinasi (r2) adalah pertama Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan (17%), kedua Pegawai yang Ralevan dan Jujur (10%) , ketiga Struktur Orgainisasi (7%) dan yang terakhir Praktek yang sehat (6%). Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, disamping r2 yang terbesar juga mempunyai korelasi yang positif kuat dengan elemen Sistem Pengendalian Intern lainnya yaitu struktur organisasi sebesar 0,62 dan pegawai yang relevan dan jujur sebesar 0,80. Sedangkan besarnya slope garis regresi, maka pegawai yang relevan dan jujur yang terbesar yaitu sebesar 0,41, kemudia sistem otorisasi dan prosedur pencatatan sebesar 0,39, praktek yang sehat 0,31 dan struktur organisasi sebesar 0,30. Susunan prioritas intervensi yang didasarkan pada hasil analisa korelasi dan regresi sederhana tersebut diatas adalah pertama Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan kedua pegawai yang relavan dan jujur. Sedangkan dua elemen Sistem Pengendalian Intern lainnya pada urutan ketiga dan empat.
Bagan alir sistem mendukung juga hasil tersebut diatas yang menunjukkan adanya kelemahan sistem otorisasi dan prosedur pencatatan.
Disarankan untuk dilakukan pengembangan Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan dan dilakukan upaya untuk mendapatkan pegawai yang relevan dan jujur."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septa
"Makalah proyek akhir ini membahas proses preservasi pengetahuan Batik Gambo Muba di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Musi Banyuasin. Preservasi pengetahuan Batik Gambo muba di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Musi Banyuasin memiliki kendala dalam kurangnya sumber daya manusia, sehingga dengan adanya kendala tersebut menjadikan proses preservasi pengetahuan batik Gambo Muba perlu untuk diteliti. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan periode pengambilan data selama 3 bulan terhitung dari September-Desember 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses preservasi pengetahuan dilalui dengan 3 tahapan, yaitu identifikasi, penyimpanan dan transfer pengetahuan. Tahapan identifikasi dilalui dengan proses observasi dan validasi pengetahuan, tahapan penyimpanan dilalui dengan proses dokumentasi pengetahuan serta temu kembali, serta tahapan terakhir transfer pengetahuan melalui proses socialization, job shadowing dan penyebaran pengetahuan. Dari hasil penelitian bahwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Musi Banyuasin perlu meningkatkan tahap identifikasi dengan menemukan narasumber yang lebih banyak, kemudian tahapan penyimpanan dan temu kembali Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Musi Banyuasin juga perlu meningkatkan jumlah koleksi Batik Gambo Muba dengan menelusur sumber-sumber lain yang valid. Selanjutnya pada tahapan transfer pengetahuan diharapkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Musi Banyuasin juga mengoptimalkan dan membentuk sarana regenerasi agar pengetahuan mengenai Batik Gambo Muba tetap terjaga dan berlanjut sampai generasi selanjutnya.

This thesis discusses the process of preserving knowledge of Batik Gambo Muba at the Musi Banyuasin Library and Archives Service. Knowledge preservation of Gambo Muba Batik at the Musi Banyuasin Library and Archives Service has problems in the lack of human resources, so that with these obstacles the process of preserving Gambo Muba batik knowledge needs to be researched. This research is a qualitative research with a case study approach with a data collection period of 3 months starting from September-December 2021. The results show that the knowledge preservation process is carried out in 3 stages, namely identification, storage and transfer of knowledge. The identification stage is passed by the process of observation and validation of knowledge, the storage stage is passed by the knowledge documentation and retrieval process, and the last stage of knowledge transfer is through the process of socialization, job shadowing and knowledge dissemination. From the results of the study, the Musi Banyuasin Library and Archives Service needs to improve the identification stage by finding more sources, then the storage and retrieval stage. The Banyuasin Library and Archives Service also needs to increase the number of Gambo Muba Batik collections by searching other valid sources. Furthermore, at the knowledge transfer stage, it is hoped that the Musi Banyuasin Library and Archives Service will also optimize and form a regeneration facility so that knowledge about Batik Gambo Muba is maintained and continues to the next generation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeff Danipranata
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S33991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>