Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190234 dokumen yang sesuai dengan query
cover
John Taruna
"Gizi buruk merupakan kekurangan gizi tingkat berat terutama pada anak-anak dibawah umur lima tahun (balita) dan merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang perlu ditanggulangi karena berdampak terhadap kesehatan dan Human Devolopment Index manusia Indonesia 15-20 tahun yang akan datang.
Masalah gizi memiliki dimensi yang luas, tidak hanya merupakan masalah kesehatan tetapi juga meliputi masalah sosia}, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan dan lingkungan. Faktor pencetus munculnya masalah gizi dapat berbeda antara wilayah ataupun antara kelompok masyarakat, bahkan akar masalah ini dapat berbeda antara kelompok usia balita.
Kondisi krisis ekonomi sejak tahun 1997 dan terus berkelanjutan sampai saat ini, menyebabkan daya beli pada masyarakat secara umum menjadi menurun, karena disatu pihak relatif banyak yang kehilangan sumber mata pencaharian sementara dipihak lain adanya peningkatan harga barang dan jasa. Hal ini dapat mengakibatkan dampak buruk terhadap kesehatan dan gizi masyarakat, terutama balita. Masalah gizi pada anak balita di provinsi Riau dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor status ekonomi keluarga dengan terjadinya kasus gizi buruk pada anak balita umur 6 bulan sampai < 5 tahun di Kabupaten Kampar Riau tahun 2002, dengan variabel kovariatnya yaitu riwayat diare, pendidikan ayah, pendidikan ibu, umur balita, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, dan pemberian ASI ekslusif.
Penelitian ini merupakan penelitian bservasional dengan metoda kasus kontrol. Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai anak balita umur 6-59 bulan dengan status gizi buruk saat penelitian, dan sebagai kontrolnya adalah ibu dengan balita gizi baik (148 kasus dan 148 kontrolnya). Penelitian dilakukan di Kabupaten Kampar Riau. Analisis data dilakukan dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil uji analisis logistik diketahui ada hubungan yang signifikan antara status ekonomi keluarga dengan terjadinya kasus gizi buruk pada anak balita di Kabupaten Kampar Riau (p=0,0001) dengan OR 2,8599 (95% CI: 1,7176 - 4,7619 ). Dari hasil perhitungan dampak potensial diketahui bahwa status eknomi keluarga (keluarga miskin) mempunyai kontribusi sebesar 47% sebagai faktor risiko terjadinya gizi buruk balita, artinya jika faktor ini dihilangkan maka akan dapat dicegah terjadinya gizi buruk pada balita sebesar 47%.
Disimpulkan bahwa status ekonomi keluarga mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya gizi buruk pada anak balita, untuk itu dalam upaya penanggulangan dan pencegahan masalah gizi agar memberikan perhatian dan penekanan kepada variabel status ekonomi keluarga (kemiskinan), dengan melakukan upaya terpadu. Dalam pemilihan dan perencanaan upaya yang berkaitan dengan masalah gizi buruk ini agar mempertimbangkan ukuran dampak potensial yang berkontribusi terhadap terjadinya kasus gizi buruk pada anak balita.

The Relationship Between Family Economical Status and The Incidence of Severe Malnutrition Cases Among Children of Under five Years in Kabupaten Kampar Riau Province 2002Severe Malnutrition is the chronic nutrient deficiency, which usually occurs at under five years old children. It also the main nutrient problems in Indonesia that should have to decline and reducing its effects to health and Indonesians Human Development Index for the next 15 - 20 years.
The nutrition problem has a very wide dimension, not just public health problems but also social, economic, culture, care, education, and environment. The ignitions of nutrition problems in one region or society to another could be different, in fact the occurrence among under five years old children could be different.
Indonesia's economic crisis conditions in 1997 and still continuing today caused public's purchasing power decreasing generally, as effect of un-employments and the raise of goods and services prices. Those conditions could make worst for public's health and nutrients, especially toddlers. Nutrient problems in Riau Province inclination increase years after years.
The goals of this research is to determines the connection between economical status factors and severe malnutrition incidences, age between 6 months - 5 years old, at Kabupaten Kampar Riau in 2002; with diarrheic, parents educational, toddlers age, gender, numbers of family members, parents works, mother's maternity knowledge, and breast feeding, as the covariate variables.
This research is an observational research with case control method. The respondents of this research are the mothers that have children of under five years, which have severe malnutrition, and as the controls are the mothers that have good nutrition (148 cases and 148 controls). The research took place at Kabupaten Kampar Riau (p = 0,0001) with OR 2, 8599 (95% CI: 1,7176 - 4,7619).
According to potential effect formula, had known that the family's economical status (poor family) have 47% contributions as risk factor of severe malnutrition cases , that mean if we can eliminate this factor, we can reduce the toddlers bad nutrient cases to 47%.
The conclusion of the research, that family's economical status has a significant connection to incidence severe malnutrition cases, therefore any dealing and prevention acts with public's nutrients and health problems should pay attention to family's economical status variable by doing full planning works. In determining and planning acts to prevent the nutrient problems, we have to considering the potential effect values that make contributions to severe malnutrition cases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyat Miko
"Gizi buruk merupakan kekurangan gizi tingkat berat terutama pada anak-anak umur dibawah lima tahun (balita) dan merupakan salah satu masalah gizi utaman di Indonesia yang perlu ditanggulangi karena berdampak terhadap kesehatan dan Human Devolopment Index manusia Indonesia 15-20 tahun yang akan datang.
Masalah gizi memiliki dimensi yang luas, tidak hanya merupakan masalah kesehatan tetapi juga meliputi masalah social, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan dan lingkungan. Faktor pencetus munculnya masalah gizi dapat berbeda antara wilayah ataupun antara kelompok masyarakat, bahkan akar masalah ini dapat berbeda antara kelompok usia balita. Kondisi krisis ekonomi sejak tahun 1997 dan tentu berkelanjutan sampai saat ini, menyebabkan daya beli pada masyarakat secara umum menjadi menurun, karena disatu pihak relatif banyak yang kehilangan sumber mata pencaharian sementara di pihak lain adanya peningkatan harga barang dan jasa. Hal ini dapat mengakibatkan dampak buruk terhadap kesehatan dan gizi masyarakat, terutama balita. Masalah gizi pada anak balita di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat dari tahun ketahun cenderung meningkat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi khususnya gizi kurang dan gizi buruk pada anak balita umur 6 bulan sampai < 5 tahun di Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat tahun 2002.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metoda potong lintang (cross sectional)1. Responden dalam penelitian ini adalah ibu dan anak balita umur 6-60 bulan dengan jumlah sampel sampel sebanyak 758, 5 desa di Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Analisis data dilakukan dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Di masa yang akan datang dalam pemilihan dan perencanaan upaya yang berkaitan dengan masalah gizi buruk ini agar mempertimbangkan ukuran dampak potensial yang berkontribusi terhadap terjadinya kasus gizi buruk pada anak balita.
Dalam melakukan intervensi untuk memperbaiki status gizi anak umur 6 bulan sampai dengan 5 tahun di Kecamatan Bojongasih agar memperhatikan kedelapan variabel diatas yang berpengaruh munculnya kejadian KEP dan perlu penelitian lebih lanjut dengan melihat pola asuh anak dengan desain yang sama scara skala besar.

Severe Malnutrition is the chronic nutrient deficiency, which usually occurs at under five years old children. It also the main nutrient problems in Indonesia that should have to decline and reducing it's effects to health and Indonesians Human Development Index for the next 15 - 20 years.
The nutrition problem has a very wide dimension, not just public health problems but also social, economic, culture, care, education, and environment. The ignitions of nutrition problems in one region or society to another could be different, in fact the occurrence among under five years old children could be different.
Indonesia's economic crisis conditions in 1997 and still continuing today caused public's purchasing power decreasing generally, as effect of un-employments and the raise of goods and services prices. Those conditions could make worst for public's health and nutrients, especially toddlers. Nutrient problems in West Java Province inclination increase years after years.
The goals of this research is to search the connection factors of severe malnutrition incidences, age between 6 months - 60 months at Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya, in 2002.
This research is an observational research with cross sectional method. The respondents of this research are the mothers that have children of under five years, with the numbers of sample is 758.
The conclusion of the research, that eight variables status has a significant connection to incidence severe malnutrition cases, therefore any dealing and prevention acts with public's nutrients and health problems should pay attention to that variables by doing full planning works. In determining and planning acts to prevent the nutrient problems, we have to considering the potential effect values that make contributions to severe malnutrition cases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T12643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari
"Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas PERGIZI dilihat dari komponen input, proses, output dan outcome. Penelitian kualitatif dengan rancangan RAP (Rapid Assesment Procedure), dilakukan minggu keempat bulan Mei 2013 dengan informan kepala seksi gizi, petugas gizi, kader, bidan di desa, ibu balita dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan PERGIZI efektif untuk menanggulangi gizi buruk di Puskesmas Sepatan. dengan indikator meningkatnya status gizi sebesar 69,1%, hanya komponen input yakni dana yang disebagian besar pos gizi masih kurang, sedangkan dari komponen proses dan output telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Agar mengoptimalkan penanggulangan gizi buruk di wilayah Puskesmas Kabupaten Tangerang dengan PERGIZI.

The aims of this study was to determine the effectiveness of the PERGIZI program viewed by its component such as inputs, process, outputs and outcomes. A qualitative research with RAP (Rapid Assessment Procedure) design was conducted at fourth week of May 2013. The data collection methods used an indepth interview and focused group discussion. With the informants 42 persons consisting of section head of nutrition, nutrition workers, cadres, village midwives, mothers of under five children and community leaders. This could be seen from change of nutritional status from the under five children as much as 69,1%. From the input component the mean barrier was funding both component process and output was considered successfull and achieving the predetermined goal. It is recomended to solve existing under five nutritional problem in the district of Tangerang using the PERGIZI approach."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38253
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyatni Nizar
"Status gizi kurang di Indonesia masih merupakan masalah gizi utama yang belum tertanggulangi secara tuntas. Data Susenas 1999 menemukan 24,2% wanita usia subur menderita kurang energi kronis yang memberikan indikasi bahwa pada remaja putri masih terdapat gizi kurang khususnya kurang energi protein. Masalah kekurangan energi protein pada remaja khususnya remaja putri belum banyak mendapat perhatian. Dilain pihak remaja putri diharapkan dapat melahirkan generasi penerus yang sehat dan berkualitas.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang status gizi remaja putri dan faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian dilakukan pada Sekolah Menengah Umum Negeri dan Madrasah Aliyah Negeri di Kota Padang Propinsi Sumatera Barat. Disain penelitian ini adalah potong lintang (cross sectional), yang dilakukan pada bulan Februari - Maret 2002. Pengambilan sampel dilakukan secara systematic random sampling terhadap siswi dengan jumlah sampel 293 orang, yang sekaligus dijadikan sebagai responden.
Pengumpulan data status gizi dengan cara pengukuran berat dan tinggi badan dan pengukuran variabel bebas seperti persepsi terhadap ukuran tubuh, aktifitas fisik, kebiasaan makan, pengetahuan gizi, riwayat penyakit dan penghasilan keluarga dengan wawancara terstruktur sedangkan konsumsi zat gizi (energi, protein, lemak dan karbohidrat) dengan "recall 24 jam". Status gizi ditentukan dengan Indeks Massa Tubuh dari hasil pengukuran berat dan tinggi badan. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Kai-Kuadrat dan analisis multivariat dengan Regresi Logistik Ganda.
Hasil penelitian ini mendapatkan proporsi responden yang mempunyai status gizi kurang sebesar 30.7% dengan penyebaran 23.9% dengan status kekurangan gizi tingkat ringan (IMT 17.0 -18.5) dan 6.8% kekurangan gizi tingkat berat (IMT 17.0). Sebagian besar responden mempunyai tingkat konsumsi zat gizi kurang (74.7% tingkat konsumsi energi kurang, 56.0% tingkat konsumsi protein kurang, 68.6% tingkat konsumsi lemak kurang dan 58.4% tingkat konsumsi karbohidrat kurang), sebanyak 49.5% responden mempunyai persepsi terhadap ukuran tubuh kurang, 51.2% mempunyai aktifitas fisik tinggi, 47.1% mempunyai kebiasan makan kurang, 41.3% mempunyai pengetahuan gizi kurang, 30.0% mempunyai riwayat penyakit dan 66.3% mempunyai penghasilan tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna tingkat konsumsi energi, persepsi terhadap ukuran tubuh dan aktifitas fisik dengan status gizi responden (p<0.05). Persepsi terhadap ukuran tubuh dan tingkat konsumsi energi merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan status gizi responden.
Dari hasil penelitian tersebut disarankan agar lebih dipererat kerjasama antara Dinas Pendidikan Nasional dan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat, dalam hal penyebarluasan informasi gizi dan kesehatan kepada anak didik melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah serta melakukan monitoring status gizi anak didik secara berkala. Disamping itu juga disarankan untuk memasukkan mata ajaran tentang gizi dan kesehatan dasar secara khusus sebagai muatan lokal. Penelitian tentang masalah gizi remaja perlu diperbanyak agar didapatkan informasi yang lebih banyak pula tentang masalah gizi remaja yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan program gizi pada remaja.

Factors that Related to the Girl Adolescences Nutritional Status at a State Senior High School and State Islamic High School in Padang-West Sumatra Province in 2002Malnutrition in Indonesia still become a main problem in nutrient that haven't covered yet The National Social Economic Survey (1999) found that 24.2 % woman in a fertile age suffer from chronically energy malnutrition. This condition gives indication that adolescences have an undernourished especially protein energy malnutrition. Energy protein malnutrition problem in adolescences especially woman haven't get a lot of attention. In other side, they are expected to birth a quality and healthy generation.
The objective of this research was to obtain illustration about adolescences nutritional status and factors that related to it. This research was conducted in state senior high school and state Islamic senior high school in Padang-West Sumatra Province. The research design was cross sectional that done in February-March 2002. The sample taking done by using a systematic random sampling to girl students and the entire sample were 293 persons that then become a respondent.
Dependent variables of data collecting such as body size perception, physical activity, eating habit, nutrient knowledge, disease background, and family income collected by using a structural questionnaire while nutritional consumption (energy, protein, fat and carbohydrate) using a 24 hours recall. And the nutritional status determined by using calculation Body Mass Index (BMI) was taken from height and weight of each respondent. Bivariat analysis used a Chi-Square Test, and the multivariat analysis use a Multiple Logistic Regression.
The Result of the research showed that 30.7 % respondent were malnutrition with spread of 23.9% respondent were mild malnutrition (BMI 17.0-18.5) and 6.8% were severe malnutrition (BMI < 17.0) almost all respondent get an low nutritional level consumption (74.7% low energy consumption, 56.0% low protein consumption, 68.6% low fat consumption and 58.4% low carbohydrate consumption), 9.5% respondent have a low body size perception, 51.2% had high physical activity, 47.1% had low eating habit, 41.3% had low nutritional knowledge, 30.0% had a disease background and 66.3% have a high income.
The result showed that there is a significant relation between energy consumption, body size perception, and physical activity with a respondent nutrient status (p<0.05). Body size perception and energy consumption is the dominant factor that related to the respondent nutritional status.
According to the result, it suggested that the National Education Department and Health Department of West Sumatra Province should make a strong partnership in the way to spread out nutrient and health information to students through School Health Attempt and make a monitoring of students nutrient status periodically. Beside that, it also suggests to put a basic nutrient and health as a subject matter in school. We need a lot of research concern in adolescences problems in order to get more information about adolescences nutrient problems that can be considered in making a nutrient program for adolescences.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T 10736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Widita Maharyani
"Balita merupakan kelompok resiko terhadap masalah sulit makan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan praktik pemberian makan dalam keluarga dengan kejadian sulit makan pada populasi balita. Desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dilakukan pada keluarga yang memiliki balita. Hasil menunjukkan ada hubungan bermakna kontrol makanan, model peran, keterlibatan anak, edukasi makanan, penyediaan makanan dan pengenalan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan p value < 0,05 terhadap sulit makan balita. Program prevensi primer, sekunder dan tersier untuk menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat terkait praktik pemberian makan pada anggota keluarga dan penelitian selanjutnya tentang faktor predisposisi lain dan pemungkin sulit makan direkomendasikan.

Under-five children is a risk group for eating rejection habit. This study aims to determine the influence of feeding practice in family to eating rejection habit in Under-five children. A cross sectional design with descriptive correlation approach applied to 190 family with under-five children. It showed meaningful relationship of food control, role models, the involvement of children, food education, food provision and the introduction of food after breast feeding (p value < 0,05) with a difficult eating toddlers. Primary to tertiary prevention program through Community Health Nursing Program as well as further study on another predisposing and enabling factors are recommended."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30428
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiyawati
"Kasus gizi buruk balita masih menjadi permasalahan serius di Indonesia. Tujuan penelitian ini menjelaskan pengaruh pemberian diet formula 75 dan 100 terhadap berat badan balita gizi buruk rawat jalan. Desain penelitian menggunakan quasi experimental pre-post test with control group dengan teknik total sampling, terdiri dari 15 responden sebagai kelompok intervensi dan 15 responden sebagai kelompok kontrol. Analisis yang digunakan adalah uji chi squere, paired t-test, independent t-test serta uji ancova.
Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna berat badan balita gizi buruk rawat jalan sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p-value < α). Peningkatan berat badan kelompok intervensi lebih besar daripada kelompok kontrol. Puskesmas diharapkan menindaklanjuti hasil penelitian ini sehingga dapat mencapai target berat badan balita gizi buruk rawat jalan sesuai dengan standar.

Malnutrition is still a serious problem in Indonesia which often occur in groups of children aged under five years old. The research objective is to describe the influence of diet formulas 75 and 100 to the body weight of under five years old malnutrition outpatient. Research design using quasi experimental pre-post test with control group with total sampling technique, consists of 15 respondents as intervention group and 15 respondents as control group. The analysis using chi square, paired t-test, independent t-test and ancova test.
Statistical test results shows that there were significant differences the body weight of under five years malnutrition outpatients before and after treatment in the intervention group and control group (p-value <α). The improvement of body weight on intervention group is greater than the control group. The public health center are expected to follow up the results of this study as to reach the target of body weight of children under five years malnutrition outpatients according to the standard.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syaiful Bahri
"Tuntutan dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu terutama dalam penanggulangan gizi buruk merupakan tantangan yang harus dipersiapkan secara benar dan ditangani secara mendasar, terarah dan sungguh-sungguh mengingal banyaknya kasus gizi buruk dari tahun ke tahun. Hasil pernantauan status gizi diwilayah kerja dinas kesehatan Kabupaten Padang Pariaman tahun 2005 ditemukan kasus gizi buruk sebanyak 4,3%. Kasus gizi buruk memerlukan perawatan yang intensif balk dirumah tangga, puskesmas dan rumah sakit. Untuk memenuhi tuntutan pelayanan kesehatan maka yang harus dilakukan adalah melaksanakan penanggulangan gizi buruk dengan mengikuti pedoman yang dibuat dcpkes. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran kinerja tenaga pelaksana gizi (TPG) puskesmas dalam penanggulangan gizi buruk dan faktor-faktor apa yang berhubungan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan yang digunakan adalah cross sectional, dengan sampel 23 orang yang merupakan total populasi yang dilaksanakan di kabupaten Padang Pariaman pada bulan Maret sampai April 200G. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian sendiri kuesioner oleh TPG, meliputi variabel independent yaitu umur, pendidikan, pengetahuan, lama kerja, pelatihan, motivasi, sarana, beban kerja, kepemimpinan dan supervisi. Variabel dependent yaitu kinerja TPG dalam penanggulangan gizi buruk yang diperoleh dari check list dan penelusuran dokumen. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat (chi-square). Untuk pengayaan informasi dilakukan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalarn terhadap beberapa orang informan.
Hasil penelitian ini menunjukan proporsi kinerja TPG puskesmas yang baik 52,2% dan kinerja kurang 47,8%. Hasil uji bivariat menunjukan ada 7 variabel yang berhubungan secara statistik (p-value < 0,05) yaitu pendidikan, pengetahuan, pelatihan, motivasi, sarana, beban kerja dan kepemimpinan. Faktor -faktor Iainya yaitu umur, lama kerja dan supervisi tidak berhubungan dengan kinerja TPG puskesmas dalam penanggulangan gizi buruk.
Berdasarkan basil penelitian ini disarankan bagi penentu kebijakan agar menempatkan TPG dari pendidikan profesi gizi dan untuk meningkatkan pengetahuan perlu diadakan pelatihan secara berkala. Untuk pimpinan puskesmas disarankan untuk dapat memotivasi TPG agar kinerjanya lebih baik, selain itu juga diperhatikan beban kerja yang diberikan sesuai dengan kemampuan petugas.

Demand and requirement of quality health service especially in handling a severe malnutrition is a challenge which must be prepared correctly and handled primarily, directional an seriously considering cases number of severe malnutrition each year. Monitoring result of nutrition status at working area of health service in district of Padang Pariaman in 2005 found 4,3% cases of severe malnutrition. Severe malnutrition cases need a good intensive care in household, public health center and hospital. To fulfill demand of health service so it is important to implement on handling severe malnutrition by following a guidance which arc made by health department of RI. Therefore goal of this research is to know describing of nutrition workers performance of public health centre handling severe malnutrition and related factors.
Research used a cross sectional design with a quantitative approach. The number of samples is 23 respondent where they are a population total which are conducted in district of Padang Pariaman from March-April 2006. Data collected has been done with answering a questioner by nutrition workers, incIiuded independent variables, such as age education, knowledge, working duration, training, motivation, equipment, work loading, supervision and leadership. Dependent variables is nutrition workers performance of public health center in handling severe malnutrition which is obtained from check list and document research. Data analysis consist of univariate analysis and bivariate analysis (chi-square). For information enrichment, they had been done a qualitative approach by a deep interview to some informants.
The result of this research showed nutrition workers at public health center with good performance is 52,2% and with less performance is 47,8%. Bivariate analysis showed there are 7 related variables significant statistically to nutrition workers performance at public health center in handling severe malnutrition (p-value < 0,05), that is education, knowledge, training, motivation, equipment, work loading, and leadership. The other factor such age, working duration and supervision are not related to nutrition workers performance.
To suggested for policies makers in order to exercise non nutrition workers by periodical training to improve knowledge. For the leader of public health centre suggested to be able to motivate nutrition workers so their performance becomes better, besides it is important to give attention of work loading which is given according to officers ability.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatul Khasanah
"Balita sebagai populasi at risk yaitu sekelompok individu yang memiliki peluang untuk mengalami masalah kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi balita sebagai kelompok berisiko gizi kurang karena faktor ketergantungan seorang anak terhadap orangtua dalam pemenuhan nutrisi. Program Makanan, Keluarga, dan Anak yang dimodifikasi dalam bentuk kartu Pro MaKAn merupakan strategi intervensi keperawatan komunitas untuk meningkatkan berat badan anak balita, yang dapat dilanjutkan keluarga dan masyarakat melalui pemberdayaan kelompok swa bantu dan kelompok pendukung Pro MAKAn.
Tujuan karya Ilmiah ini memberikan gambaran pelaksanaan Pro MaKAn melalui penerapan integrasi teori Community As Partner, Family Center Nursing, Health Belief Model, dan manajemen pelayanan kesehatan pada balita dengan gizi kurang di Kelurahan Cisalak Pasar. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, penyebaran angket pada 56 responden dengan purposive sampling. Strategi intervensi yang dilakukan melalui kegiatan terapi komplementer, terapi modalitas, coaching, guidance, konseling dan pendidikan kesehatan pada kelompok swa bantu yang berjumlah 30 orang balita gizi kurang dan resiko gizi kurang maupun kelompok pendukung yang berjumlah 10 kader dan selama 8 bulan.
Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan nilai-rata-rata pengetahuan sebelum dilakukan intervensi 61, peningkatan rata-rata keterampilan perawatan gizi kurang sebelum dilakukan intervensi 64 menjadi 71 setelah dilakukan intervensi, dan peningkatan nilai rata-rata sikap sebelum diberikan intervensi sebesar 67, tetapi setelah dilakukan intervensi menjadi 84.; dari 10 keluarga 70% tingkat kemandirian IV dan 30% III; 80% peningkatan berat badan sebesar 100-200 gram per bulan.

Toddlers as the population at risk is a group of individuals who have the opportunity to experience health problems. Factors that affect infants as a group at risk of malnutrition because of the dependence of a child to the parent of nutrition. Program Makan, Keluarga, dan Anak (Pro MaKAn) as strategy of intervention community nursing care to to increase weight of toddler, who can continue the family and community empowerment through self- help groups and support groups Pro MaKAn.
This final scientific papers describing of the implementation of the Pro MaKAn through the application of the theory of integration of Community As Partner, Family Center Nursing, Health Belief Model, and management of health services in infants with malnutrition in Sub Cisalak Market. Data were collected by interview, observation, questionnaires to 56 respondents with purposive sampling. Intervention strategies through a complementary therapy, therapeutic modalities, coaching, guidance, counseling and health education on self- help group numbering 30 people toddler malnutrition and risk of malnutrition as well as support groups totaling 10 cadres and for 8 months.
The results showed increased activity - the average value of knowledge prior to the intervention 61, an average increase of less nutritional care skills prior to intervention 64 to 71 after the intervention, and an increase in the average value of the attitude before granted intervention by 67, but after the intervention to 84. ; than 10 families 70 % self-sufficiency rate of 30% IV and III ; 80 % increase in body weight of 100-200 grams per month.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Tri Susilowati
"Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 dan dampak kekeringan yang berkepanjangan telah membawa masalah baru berupa penurunan daya beli dan penurunan konsumsi pangan terutama pada keluarga miskin sehingga mempengaruhi kesehatan dan status gizi masyarakat.
Anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah golongan usia yang rentan terhadap masalah kesehatan dan gizi, terutama masalah Kurang Energi Protein (KEP) dan hal ini merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang perlu ditanggulangi karena dapat mempengaruhi kecerdasan melalui kerusakan otak yang akan bersifat permanen.
Ibu kota propinsi Riau adalah kota Pekanbaru, memiliki 8 kecamatan dan merupakan pusat aktivitas perekonomian, pemerintahan maupun sosial kemasyarakatan. dimana berdasarkan hasil pemantauan status gizi (PSG) balita tahun 2001 didapatkan 5 (lima) kecamatan masih memiliki prevalensi gizi buruk lebih dari atau lama dengan 1% (>1%), sehingga untuk menghindari agar status gizi balita tidak jatuh kepada keadaan yang lebih buruk, dilakukan penelitian terhadap sistem tata laksana kurang energi protein (KEP) balita.
Penelitian dilakukan di kota Pekanbaru terhadap kecamatan yang memiliki balita dengan status gizi sedang dimana berdasarkan batasan kritis kesehatan masyarakat dengan berat badan menurut umur (BB/U)adalah lebih dari 15% (<-2SD). Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yang dilaksanakan pada bulan februari 2003. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (in depth Interview), observasi dan telaah dokumen terhadap variabel pengetahuan petugas, dana, sarana dan prasarana, metode, perencanaan, pengorganisasian. penggerakan, pengawasan, cakupan program dan tindak lanjut penanganan masalah. Informan dalam penelitian ini adalah pejabat pengambil keputusan, penanggung jawab operasional program gizi dan masyarakat pengguna dalam hal ini kader dan ibu balita dengan status gizi sedang.
Berdasarkan hasil penelilian terhadap penemuan Kurang Energi Protein menunjukkan bahwa kurang lengkapnya pengetahuan petugas lapangan, masih rendahnva kemampuan advokasi Dinas Kesehatan Kota kepada pihak pemerintah Kota dalam hal penyediaan dana bagi penemuan Kurang Energi Protein balita, lemahnya sistim pencatatan dan pelaporan dalam ketersediaan sarana, belum dilaksanakannya penggunaan metode penanggulangan Kurang Energi Protein balita secara optimal, masih lemahnya data dan informasi dalam penyusunan perencanaan dan evaluasi, tidak aktifnya koordinasi lintas sektoral, belum berjalannya fungsi penggerakan secara maksimal di tingkat puskesmas, belum dilaksanakannya fungsi pengawasan secara menyeluruh meliputi komponen input, proses, dan out put, dan belum terkoordinasinya sistim rujukan antara Rumah sakit dan puskesmas maka manajemen penemuan Kurang Energi Protein (KEP) di Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru perlu diperkuat.
Dalam upaya penemuan Kurang Energi Protein (KEP) di Dinas kesehatan kota Pekanbaru disarankan agar pihak Dinas kesehatan bekerja sama dengan Puskesmas lebih meningkatkan perhatiannva pada kegiatan peningkatan pengetahuan petugas lapangan, advokasi yang efektif kepada pemerintah kota dan DPRD, peningkatan hubungan kerja sama lintas sektoral, peningkatan sistem manajemen data dan informasi terutama pencatatan, pelaporan dan pengolahan data, serta meningkatkan fungsi pengawasan meliputi komponen input, proses dan out put.

An Analysis of Protein Energy Malnutrition (PEM) Management System for Children Under-Five in District Health Office of Pekanbaru in 2002Economic crisis, which has started since 1997, and the effect of long dry season in Indonesia have brought about some new problems, such as the decrease of public purchasing power and food consumption especially for the poverty family. This decrease may influence public health and nutritional status.
The group of children under five is susceptible to health and nutritional problems, especially to the problem of Protein Energy Malnutrition (PEM), and this is a main nutrient problem in Indonesia that is necessary to prevent due to its bad effect to one's intelligence through permanent brain decay.
The capital city of Riau Province is Pekanbaru. It is a center of economic activities, government administration and social activities and has 8 sub districts. Data of Nutritional Assessment (NA) of children under five in 2001 show that 5 (five) sub districts remained to have bad nutrient prevalence, which is more or equivalent to 1% (> 1%). To prevent the bad nutritional status of children under five is not becoming worse, it is necessary to carry out a research about Protein Energy Malnutrition (PEM) management system for children under five.
This research was conducted in Pekanbaru City in five sub districts that have medium nutritional status, vbere its public health critical limit to the body mass based on age is more than 15% (< -2SD). The research was conducted by using qualitative method, which is conducted in February 2003. The data were collected by using in-depth interview, observation and documents review for the variables of personnel's knowledge, fund, structure and super-structure, methods, planning, organization, movement, supervision, program coverage, and follow up of problem treatment. The informants of the research were policy makers, operational coordinator of nutritional program, and communities: mother candidates or mothers of children under five with medium nutritional status.
According to the result the study of finding management system of protein energy malnutrition, there are less completeness of field personnel?s' knowledge, lack ness of City of Health Office's advocacy ability to the City Government to provide sufficient fund for protein energy malnutrition for children under five, weaknesses in recording and reporting system due to facilities availability: not optimum of using protein malnutrition energy finding method, weaknesses of data and information in plan arrangement and evaluation, inactiveness of cross sectoral coordination, not maximum of moving function in the level of Public health center, not carrying out of overall supervision function, which consists input, process, and output component, and no coordination of reference system between Hospital and Public Health Center. Therefore, Protein Energy Malnutrition (PEM) management system for children under five in the Health Office of Pekanbaru is necessary to be strengthened.
In the effort of Protein Energy Malnutrition (PEM) management system in City Health Office of Pekanbaru, it is suggested to Health Office to work together with Public Health Centers to increase their attention to the programs of field personnel's' knowledge development, to make effective advocacy to the City Government and Local House Representative, to increase cross-sectoral coordination, to improve data and information systems especially in recording, reporting, and data processing, also to increase supervision function, which consists input, process, and output component.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Herlina
"ABSTRAK
Nama : Herlina PurbaNPM : 1306489205Falkultas : Ilmu Keperawatan Program Profesi NersJudul : Analisis Praktik Klinik Keperawatn Anak Kesehatan Masyarakat Perkotaan dengan Masalah Gangguan Kebutuhan Nutrisi pada Klien Gizi Kurang di RSPAD Gatot Subroto Perkotaan dengan penduduk yang memiliki pendapatan tinggi, menengah dan rendah tetap menunjukkan adanya masalah malnutrisi. Malnutrisi ini berakar pada kemiskinan dan ketidakmampuan. WHO 2010 menunjukkan 18 103 juta anak balita di Negara berkembang mengalami kurang gizi. WHO juga memperkirakan 54 kematian bayi dan anak dilatarbelakangi oleh keadaan gizi buruk, sedangkan di Indonesia masalah gizi mengakibatkan 80 kematian anak WHO, 2011 . Anak dengan gizi buruk akan mempengaruhi tumbuh kembangnya. Upaya penanganan balita dengan gizi kurang sudah dilakukan di puskesmas atau rumah sakit. Asuhan perawatan gizi anak memerlukan monitoring yang berkelanjutan mulai dari rumah sakit sampai klien pulang ke rumah. Hal inilah yang mengakibatkan perlunya edukasi pada keluarga klien agar tujuan pencapaian gizi anak dapat optimal. Edukasi adalah salah satu tugas perawat yang penting untuk meningkatkan kesehatan klien. Perawat memberikan informasi kepada klien yang membutuhkan perawatan untuk kelanjutan pelayanan kesehatan dari rumah sakit ke rumah Falvo, 2004 dalam Potter Perry, 2009 .Kata kunci : malnutrisi, anak, perkotaan

ABSTRACT
AbstractName Herlina PurbaStudy Program Ners ProgrammeTitle Analysis of clinical practice children with problem of urban community health disorder nutritional needs of the clients of malnutrition in the RSPAD Gatot SubrotoCities with a population whose income is high, medium and low fixed indicate a problem of malnutrition. Malnutrition is rooted in poverty and disability. WHO 2010 showed 18 103 million of children under five in developing countries are malnourished. WHO also estimates that 54 of deaths of infants and children is motivated by the poor nutritional status, while in Indonesia, nutritional problems resulted in 80 of childhood deaths WHO, 2011 . Children with poor nutrition will affect growth and development. The handling infants with malnutrition has been done in the clinic or hospital. Child nutrition care requires continuous monitoring ranging from hospitals to the clients home. This has resulted in the need to educate the client 39 s family for the purpose of achieving the optimal child nutrition. Education is one of the duties of nurses are critical to improve the health of the client. Nurses provide information to clients who require treatment for the continuation of health care from hospital to home Falvo, 2004 in Perry, 2009 Keywords malnutrition, child,city "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>