Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206451 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nannie Hudawati
"Penelitian tentang Faktor-Faktor yang Berperan dalam Proses Institutional Arrangements: Studi Kasus di Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi, yang selanjutnya disingkat BAKORNAS PBP, dilakukan terdorong oleh kenyataan bahwa kelembagaan BAKORNAS PBP dalam arti organisasi tersebut, tidak sesuai seperti yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang mengatur organisasi dan tata kerja BAKORNAS PBP. Mengikuti perkembangan kelembagaan penanggulangan bencana pada masa lalu, awalnya hanya berbentuk organisasi yang sederhana yaitu Panitia Ad Hoc dengan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah sebagai Ketua dengan tugas mengurus bencana alam yang pembentukannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden kemudian mengalami perubahan kelembagaan seiring dengan perubahan situasi dan kondisi peristiwa bencana dan sosial politik yang saat ini menjadi organisasi non struktural dengan sebutan BAKORNAS PBP diketual oleh Wakil Presiden dan dibantu oleh suatu Sekretariat berbentuk organisasi struktural yang besar terdiri dari 5 jabatan eselon I, 16 jabatan eselon II dan 36 jabatan eselon III serta 8 jabatan eselon IV dibantu Kelompok Pakar dan Kelompok Kerja sebanyak 36 orang dengan sejumlah staf. Pengaturan organisasi dan tata kerja BAKORNAS PBP beserta Sekretariatnya dituangkan dalam bentuk Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2001, Surat Keputusan Sekretaris BAKORNAS PBP Nomor 1 Tahun 2001 dan Keputusan Presiden Nomor 111 Tahun 2001.
Pokok permasalahan penelitian ini berkisar pada tingkat organisasional, yaitu : Bagaimana proses institutional arrangements atau penjabaran aspirasi pada tingkat kebijakan diimplementasikan melalui kelembagaan organisasi BAKORNAS PBP dan peraturan perundangan yang mengatur organisasi itu beroperasi, serta faktor-faktor yang berperan dalam proses institutional arrangements atau penjabaran tersebut. Bertolak dari pokok permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses institutional arrangements atau penjabaran aspirasi pada tingkat kebijakan diimplementasikan melalui kelembagaan organisasi BAKORNAS PBP dan peraturan perundangan yang mengatur organisasi itu beroperasi, serta faktor-faktor yang berperan dalam proses institutional arrangements atau penjabaran tersebut.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dimana peneliti terlibat langsung pada objek penelitian yaitu BAKORNAS PBP, dengan teknik studi dokumentasi, studi lapangan dan studi kepustakaan, serta wawancara tambahan dengan informan (Kepala Biro HukumlStaf Ahli Menko Kesra, Mantan Pejabat Direktorat Urusan Korban Bencana Departemen Sosial1Widya Iswara Luar Biasa pada Departemen Sosial, Mantan Tenaga Ahli Sekretariat BAKORNAS PB, Mantan Staf Direktorat Urusan Korban Bencana yang diperkerjakan pada Sekretariat BAKORNAS PB).
Kerangka pemikiran dan teori dalam proses "institutional arrangementsĀ° atau penjabaran kelembagaan BAKORNAS PBP menerapkan pada pemahaman Bromley (1989: 18,33-34), pemahaman tentang koordinasi berkaitan dengan kebijakan kebencanaan menurut Carter (1991 : 25-29). Dari temuan penting di lapangan dalam proses ?institutional arrangements? atau penjabaran kelembagaan BAKORNAS PBP para perumus kurang dapat menterjemahkan keinginan dan aspirasi ditingkat kebijakan dan tidak mengikutsertakan para stakeholders yang tertibat langsung dalam penanganan kebencanaan dan kepengungsian. Hal ini berakibat antara lain timbulnya kritik dan komentar tentang kelembagaan BAKORNAS PBP.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan kurangnya pemahaman tentang kelembagaan, koordinasi serta otonomi daerah dalam proses 'institutional arrangements' atau penjabaran kelembagaan BAKORNAS PBP terutama penjabaran aspirasi ditingkat kebijakan ke tingkat organisasional mengacu pada pemikiran Bromley (1989 : 18,33-34) tentang hirarki proses kebijakan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam proses ?institutional arrangements? penjabaran kelembagaan organisasi maupun peraturan perundangan yang mengatur organisasi itu saling terkait satu dengan lainnya dan akan berdampak pada operasional atau kinerja organisasi. Pemahaman kelembagaan, koordinasi serta otonomi daerah harus disertai dengan pemahaman tentang kebencanaan itu sendiri. Kondisi sosial politik sangat mewarnai proses penjabaran kelembagaan organisasi BAKORNAS PBP. Lembaga BAKORNAS PBP dan Sekretariat BAKORNAS PBP merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang merupakan lembaga strategis yang sarat dengan masalah-masalah dan tugas-tugas kemanusiaan. Tesis ini diharapkan dapat memberi masukan untuk penyempumaan kelembagaan BAKORNAS PBP sehingga tugas dan fungsi di bidang penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10683
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Tiurma Lumban Gaol
"Institutional repository is an essential part functioning as a storage for keeping the collection of publication digitally. Del Institute of Technology (ITD) has its own collection of institutional publication but it does not have institutional repository. Before developing the application, it is essential that a feasibility study be conducted in order to ensure the development of ITD's application will run well. Feasibility study is conducted through first phase of knowledge management system life cycle and the model is IPB institutional repository. Based on the analysis of the feasibility of the ITD infrastructure percentages obtained in building institutional repository is 51.96%. The percentage is derived from the percentage of the value of the following eligibility is infrastructure (21.44%), human resources (14.33%), Budget (0%), Rules / SOP / SK (3,40%) and Content (12.79%). Based on the results of the study referred to the several things that need to be addressed in the effort to develop the institutional repository ITD and refer to the model repository development in IPB is to provide the infrastructure that is software as a tool for transferring media content repository, making decree team, create a SOP for digital documents and the handover of the scientific work of the academic community ITD."
Bogor: Perpustakaan IPB, 2016
020 JPI 15:1-2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hanani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap risiko, manajemen risiko, dan kinerja perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah three-stage least square dengan unbalance panel data. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap risiko perusahaan pada panel return on assets dan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap risiko perusahaan pada panel Tobin?s Q. Kedua, kepemilikan institusional memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen risiko perusahaan pada panel return on assets dan memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap manajemen risiko perusahaan pada panel Tobin's Q. Dan ketiga, kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan pada proksi return on asset, tetapi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan pada proksi Tobin's Q.

This study aims to determine effect of institutional ownership on risk, risk management, and performance. The analytical method used is three-stage least square with unbalance data panel. This study found that institutional ownership have negative but not significant effect to risks on return on assets panel and have positive and significant effect to risk on Tobin's Q panel. Second, institutional ownership have negative and significant effect to risk management on return on assets panel and have negative but not significant effect to risk management on Tobin's Q panel. And third, institutional ownership have negative and significant effect to performance on return on assets proxy, but have positive and significant effect to performance on Tobin's Q proxy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S63930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Handoyo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan akses terbuka (open access) pada repositori institusi. Sampel yang diambil yaitu Perpustaakaan Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Analisis data menggunakan empat tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data, tahap verifikasi serta penarikan kesimpulan. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling purposive dengan
menetapkan dua kriteria sampel yaitu1). memiliki repositori perpustakaan, 2) memiliki kebijakan pengelolaan repositori perpustakaan. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa seluruh perpustaakaan PTN di Jawa Tegah telah menggunaan repositori. Adapaun software yang digunakan rata-rata menggunakan Eprints, selebihnya Slims dan membuat aplikasi sendiri. Konten yang terdapat di repositori adalah karya tulis ilmiah karya sivitas akademika baik dalam bentuk TA, Skripsi, disertasi, jurnal, dan majalah ilmiah. Kebijakan akses yang diterapkan informan menggunakan kebijakan open
access sebanyak 25%, partial access sebanyak 66,67% dan close access sebanyak 8,3%. Faktor yang memperngaruhi pelaksanaan open acces adalah 1). Hak cipta masih ada pada penulis 2). Belum ada kebijakan tertulis 3). Kepala perpustakaan tidak memiliki hak penuh untuk menentukan kebijakan 4). terdapat perbedaan pandangan antar pemangku jabatan terhadap repositori institusi akses terbuka berdampak pada kebijakan akses dan aksesibilitas ke repositori institusi, bahwa dalam rangka perlindungan karya akademik diterapkan pembatasan akses. Payung hukum yang digunakan untuk melaksanakan kebijakan akses repositori pada institusi yaitu dengan menerbitkan Surat Keputusan Rektor (SK), Standard Operating Procedure (SOP) dan kebijakan perguruan tinggi. Sedangkan peran kepala perpustakaan dalam penerapan repositori sebagai fasilitator dalam penyusunan payung hukum dan kebijakan akses konten repositori."
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2020
020 VIS 22:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moethia Anggraeni
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas proses pendirian dan penerapan repositori lembaga di UI
dan IPB dari segi manajemen repositori. Topik ini diteliti karena melihat
perkembangan repositori dalam menyimpan karya ilmiah yang diproduksi oleh
sivitas akademika di perguruan tinggi serta memudahkan masyarakat luas untuk
mengakses penelitian yang pernah dilakukan oleh perguruan tinggi tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis proses pendirian repositori di UI
dan IPB dengan menggunakan teori dua fungsi manajemen yaitu planning dan
staffing. Selain itu penelitian ini juga ingin menganalisis proses pengumpulan
karya ilmiah yang diproduksi oleh perguruan tinggi. Hasil yang diharapkan dari
penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran bagaimana proses planning,
staffing, dan pengumpulan konten ketika kedua perguruan tinggi ini mendirikan
sebuah repositori untuk menyimpan karya ilmiah mereka. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Cara
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan
wawancara ke beberapa narasumber dan observasi terhadap repositori yang
dimiliki oleh UI dan IPB.

ABSTRACT
This thesis discusses the development and implementation of repository
institutions in terms of UI and IPB management repository. This topic studied
since seen the development of a repository to store scientific papers produced by
academicians in universities and enable the public to access the studies that have
been conducted by the college. The purpose of this study was to analyze the
process of the establishment of a repository in the UI and IPB using the theory of
two functions in management, planning and staffing. In addition, this study also
wants to analyze the process of collecting scientific papers produced by the
college. The expected outcome of this study is to provide an overview of how the
process of planning, staffing, and collecting contents when both the college set up
a repository for storing their scientific work. This study used a qualitative
approach to the case study method."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wahyu Sasongko
"Pada hakikatnya manusia itu merupakan makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial. Ada kecenderungan setiap manusia itu selalu hidup dengan manusia lain, karena di dalam diri manusia ada naluri-naluri untuk selalu mengadakan interaksi dan hubungan sosial. Bahkan timbul keinginan atau hasrat untuk selalu hidup bersama-sama dengan manusia lain dalam suatu kelompok.
Adanya hasrat untuk selalu hidup dengan orang lain itu semakin dirasakan penting dan mendesak karena hal itu akan memudahkan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan hidup, khususnya dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar (basic needs) secara bersama-sama. Misalnya: pengadaan pangan, sandang, papan, keselamatan terhadap diri pribadi, dan harta benda. Interaksi sosial yang terjadi antar individu tersebut condong akan membentuk kelompok-kelompok sosial tertentu.
Sebagai makhluk pribadi, manusia cenderung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya yang bersifat mendasar. Sebagai makhluk sosial, setiap orang menyadari bahwasanya mereka adalah bagian dari kelompoknya. Maka timbul hubungan-hubungan yang bersifat sosial dan tolong menolong. Bentuk-bentuk dari kumpulan-kumpulan manusia itu ada yang berupa perkumpulan ekonomi atau asosiasi modal misalnya perseroan terbatas, namun ada pula yang bertujuan untuk mencapai kepentingan-kepentingan yang bersifat sosial, misalnya yayasan.
Secara, konseptual antara perseroan terbatas dengan yayasan dapat dibedakan dari aspek tujuannya, yaitu bahwa perseroan terbatas didirikan untuk mencapai keuntungan yang sebanyak-banyaknya sedangkan yayasan didirikan untuk mencapai tujuan sosial dan kemanusiaan. Dengan demikian dapat saja terjadi, apabila seseorang menganggap dirinya telah berhasil mencapai taraf kemakmuran tertentu melalui kegiatan komersial, kemudian ingin menolong sesama manusia melalui kegiatan sosial dan kemanusiaan, yaitu dengan Cara memisahkan sejumlah kekayaan tertentu untuk kepentingan sosial yang dikelola oleh yayasan. Dalam hubungan ini F. Emerson Andrews mengatakan bahwa: "A foundation is an instrument for the contribution of private wealth to public purposes".
Dasar-dasar pemikiran seperti itu mempengaruhi pertumbuhan yayasan, sehingga tidaklah heran jika kemudian bermunculan yayasan-yayasan yang bercirikan sosial dan kemanusiaan seperti yayasan yatim piatu, yayasan pendidikan, yayasan rumah sakit, dan lain sebagainya. Begitu pula dengan pertumbuhan yayasan di Indonesia, yang pada awalnya banyak diwarnai oleh gagasan-gagasan sosial dan kemanusiaan. Namun ternyata, sekarang ini banyak dijumpai di dalam masyarakat munculnya yayasan yang tidak hanya bergerak di bidang sosial atau kemasyarakatan dan kemanusiaan tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan yang komersial. Kendati pun secara formal, dalam status pendiriannya mencantumkan bertujuan sosial.
Ada kecenderungan populasi yayasan semakin meningkat dan beragam, bukan saja dalam arti kuantitas populasinya tetapi juga besaran dalam arti aset yayasan juga meningkat. Maka tidak heran apabila ada yayasan yang sedemikian besar organisasinya sehingga mampu mendirikan bentuk-bentuk usaha yang lain. Keadaan ini sudah berkembang sedemikian rupa dan secara empiris tumbuh-kembang yayasan sudah meliputi jaringan yang luas dan kompleks. Karena tidak hanya di bidang sosial tetapi juga bidang dan sektor lain, misalnya bidang ekonomi yaitu dengan membeli saham atau mendirikan perseroan terbatas. "
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irla Yulia
"ABSTRAK
Rebranding dapat terjadi pada berbagai perusahaan. Ketika suatu perusahaan mengalami proses rebranding tentu diperlukan penyebarluasan informasi kepada khalayak sasaran agar mereka mengetahui identitas perusahaannya yang baru. Salah satu cara untuk menyebarluaskan informasi tersebut adalah dengan menggunakan iklan korporasi yang ditayangkan di televisi sehingga dapat menjangkau khalayak sasaran yang luas. Iklan korporasi yang ditayangkan di televisi menjadi salah satu strategi postioning yang sangat penting dari perusahaan untuk memfokuskan diri dalam mengembangkan kampanye iklan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya kesenjangan antara identitas brand yang dibentuk perusahaan dan citra brand yang diterima khalayak sasaran dengan menggunakan Teori Elaboration Likelihood Models. Sesuai dengan teori tersebut, diketahui bahwa kelompok khalayak sasaran dengan keterlibatan brand tinggi akan memiliki brand atittude yang berbeda dengan khalayak sasaran yang memiliki keterlibatan brand rendah. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan paradigma post-positivis. Hasil penelitian menunjukan bahwa kampanye iklan televisi tidak efektif digunakan untuk meningkatkan brand awareness BPJS Ketenagakerjaan karena terdapat kesenjangan antara identitas brand yang ditampilkan oleh perusahaan melalui iklan dengan citra brand yang diterima oleh khalayak sasaran pada kelompok keterlibatan brand tinggi dan rendah yang pada akhirnya akan mempengaruhi ekuitas brand kesadaran brand, asosiasi brand, kesan kualitas, dan loyalitas brand BPJS Ketenagakerjaan.

ABSTRACT
Rebranding can occur in a various organizations. When a corporation experienced a rebranding process, the companies have to socialitation a new identity of the company to their stakeholders and audiences. One of the ways to spread the information is used a corporate advertisements on television. Television corportate advertising are one of the most important positioning strategies of the company to provide focus development of an advertising campaign. This research has an objectives to see whether there are any gaps in the brand identity that have been formed by the organization and the brand image that the audience received using Elaboration Likelihood Models. According to the theory, the audience that has a high involvement with the brand will have the different brand atittude from a low involvement. This research was approach in qualitatif study by using post positivist paradigm. The study showed that ineffective television advertising campaigns were used to increase brand awareness of BPJS Ketenagakerjaan because there is some gaps between the value of brand identity which organization wants and the brand image that the audience received. Furthermore, the other results also will show that there are differences between the image received by the high involvement audiences with the low involvement one. Therefore, it would be affect the brand equity brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty of brand BPJS Ketenagakerjaan."
2017
T48125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>