Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98408 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Warindra
"Simpang adalah bagian yang komplek dari sistim jalan raya, pada umumnya simpang dikendalikan dengan menggunakan sinyal lampu lalulintas. Dengan adanya simpang akan terjadi antrian yang mengakibatkan terjadinya tundaan, pada perencanaan sistim jalan raya. Tundaan yang terjadi akan menjadi perhatian yang utama, karena tundaan akan mengakibatkan bertambahnya waktu perjalanan, bertambahnya biaya perjalanan dan terjadinya ketidak nyamanan perjalanan.
Untuk merencanakan dan menghitung lamanya tundaan telah ditetapkan beberapa formulasi yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh Webster dan Akcelik, seperti pada Highway Capacity Manual (HCM), TRB Nasional Research Council Washington, D. C. 1994, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI-1997).
Pada karya tulis ini dilakukan penelitian terhadap tundaan yang terjadi pada simpang berdasarkan pengamatan langsung dari arus lalulintas dilapangan, lokasi pengamatan berada pada simpang jalan M.T. Haryono, jalan Gatot Subroto dengan jalan Pasar Minggu raya (simpang Pancoran) Jakarta Selatan.
Dengan menggunakan prinsip-prinsip matematik statistik dirumuskan suatu persamaan sederhana untuk menghitung lamanya tundaan yang terjadi pada suatu simpang.
Kondisi arus laulintas pada simpang yang diteliti dibagi menjadi dua, yaitu kondisi volume lalulintas tidak melebihi kapasitas simpang (arus tidak mencapai arus jenuh) dan kondisi volume lalulintas melebihi kapasitas simpang (Kondisi melebihi arus jenuh), maka didapatkan dua formulasi untuk menentukan lamanya tundaan sebagaimana dua kondisi diatas. Dari formulasi model yang didapat dari penelitian, tundaan merupakan fungsi dari volume lalulintas (fungsi derajat kejenuhan).
Dilakukan perhitungan dan perbandingan lamanya tundaan yang terjadi dengan menggunakan model formulasi hasil penelitian dengan :
1. Untuk kondisi arus tidak mencapai arus jenuh dengan rumusan tundaan MKJI-1997, didapatkan hasil yang lebih besar.
2. Untuk kondisi arus melebihi arus jenuh dengan rumusan tundaan Bin Han, Transpn Res-A. vol. 30, No. 2 hal. 155-171, dan didapatkan hasil yang lebih besar. "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T9947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuditha
"Kota Jakarta sebagai Ibukota Negara mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Dengan lahan kota Jakarta yang semakin terbatas, beberapa daerah yang berada di sekitar Jakarta mulai mengalami perkembangan. Beberapa pilihan moda transportasi dapat digunakan untuk melakukan perjalanan Ke Jakarta. Antara lain dengan menggunakan sepeda motor dan angkutan umum.
Tujuan dari studi ini adalah mengetahui fungsi utilitas pemilihan moda antara sepeda motor dan angkutan umum masyarakat Bekasi Barat serta mencari probabilitas pemilihan moda yang digunakan berdasarkan fungsi utilitasnya. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah survey rumah tangga. Survey tersebut dilakukan di lima kelurahan yang tersebar di wilayah Bekasi Barat. Sedangkan untuk pengolahan data digunakan metode regresi linear berganda dan binomial logit selisih.
Fungsi utilitas yang dihasilkan adalah fungsi utilitas pemilihan moda angkutan umum, fungsi utilitas pemilihan moda sepeda motor bagi yang tidak memiliki mobil pribadi dan yang memiliki mobil pribadi. Dengan nilai R square 0.808, fungsi utilitas pemilihan moda angkutan umum memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan kedua fungsi yang lain. Sedangkan untuk kedua fungsi tersebut menghasilkan nilai R square sebesar 0.55.
Hasil dari studi ini menyatakan bahwa pemilihan moda angkutan umum dipengaruhi oleh jenis kelamin, ketersediaan sepeda motor, kemampuan mengemudi, alasan lain, lokasi tujuan jauh, kepemilikan SIM C, biaya perjalanan, dan sumber biaya perjalanan. Pemilihan moda sepeda motor bagi yang tidak memiliki mobil pribadi dipengaruhi oleh jenis kelamin, pendapatan, jumlah anggota keluarga, rasio jumlah sepeda motor dengan jumlah anggota keluarga, biaya perjalanan, sumber biaya perjalanan, alasan waktu, alasan biaya dan alasan lainnya. Sedangkan pemilihan moda sepeda motor bagi yang memiliki mobil pribadi dipengaruhi oleh bebas jenis kelamin, rasio jumlah sepeda motor dengan jumlah anggota keluarga, tujuan perjalanan, biaya perjalanan, sumber biaya perjalanan, alasan waktu, alasan biaya dan alasan lainnya. Hasil studi ini menyatakan bahwa masyarakat Bekasi Barat lebih memilih moda sepeda motor dengan kemungkinan terpilihnya moda tersebut sebesar 0,55.

Jakarta as the capital city of Indonesia has a rapid growth population increasing. Because of the limited area of Jakarta, people move to the surrounding city, in this case is Bekasi. Several choices of transportation can be use for trips to Jakarta and vice versa. They are private vehicle, especially motorcycle, and public transportation.
The purpose of the research is to know utility function of mode choice between motorcycle and public transportation of West Bekasi residents, and also to find the probability of mode choice which use based on utility function. The method used in collecting data is home interview. The survey done in five different sub districts in west Bekasi. Mean while, multi regression linear and binomial logit difference are used for data processing.
Utility function resulted are utility function of public transportation mode choice, utility function of motor cycle mode choice for those who don't have private car, utility function of motor cycle mode choice for those who have private car.
The results of the research shows that the mode choice of public transportation is influenced by gender, motorcycle availability, driving skills, other factors, the distance, motorcycle driving license ownership, travel cost and travel cost sources. The mode choice of motorcycle for those who don't have private car is influenced by gender, income, family members number, the ration between motorcycle and family members number, travel cost and travel cost sources, time factor, cost factor, other factor. The mode choice of motorcycle for those who have private car is influenced by gender, place to go, the ratio between motorcycle and family members number, travel cost, travel cost sources, time factor, cost factor, other factor. The result of the studi shows that the resident of West Bekasi prefer using motorcycle with the probability choice of 0.55."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nadjam
"Dalam mengoperasikan bus atau kendaraan dikeluarkan sejumlah biaya meliputi : biaya bahan bakar, oli, ban, awak bus, depresiasi, perawatan, asuransi dan overhead. Panjang rute angkutan umum mempengaruhi waktu tempuh bus, pada kondisi jalan macet waktu tempuh akan bertambah sehingga menimbulkan biaya operasi kendaraan meningkat.
Isi pokok pada tesis ini adalah menganalis hubungan antara biaya operasi kendaraan dengan panjang rute angkutan umum dan waktu tempuh kendaraan dari terminal asal ke terminal tujuan. Analisis dilakukan untuk mendapatkan model yang berkaitan dengan variabel bebas dan tidak bebas.
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode regresi liner dan regresi nonlinier yang variabel tidak bebasnya adalah biaya operasi kendaraan dan variabel bebasnya adalah panjang cute angkutan umum, waktu tempuh kendaraan, dan jurnlah penumpang yang diangkut.
Pada analisis regresi linier dan non linier dilakukan tahapan untuk mendapatkan koefisien determinasi R2, tabel analisis varians dan koefisien regresi untuk menyusun persamaan regresi, kemudian dilakukan pemilihan persamaan terbaik dengan metode semua kombinasi yang mungkin. Proses analisis data dibantu dengan paket program statistik SPSS 6.0 for windows.Hasil yang diperoleh pada setiap jenis pelayanan berupa model matematis hubungan antara biaya operasi kendaraan dengan panjang rute angkutan umum atau waktu tempuh kendaraan dengan tingkat kepercayaan 95 % yaitu :
Untuk jenis pelayanan Bus Patas AC
Biaya operasi kendaraan = 17698,35 - 78129 ( panjang rute ) + 1,757 x (panjang rute)2 Biaya operasi kendaraan = 26947,287 - 16432,259 (waktu tempuh) + 6599,093 x (waktu tempuh) 2.
Hasil pembahasan akhir dari model matematis diatas berupa biaya operasi kendaraan minimum 16.830,00 (Rpljam) pada panjang rute optimum 22,23 km dan waktu tempuh optimum 1,28 jam. Untuk jenis pelayanan yang lain yaitu: Bus Patas dan Regular, Bus'Sedang dan Bus Kecil dibahas pada Analisis Hasil dan Pembahasan bab V. Pada peninjauan seluruh jenis pelayanan bus kota, antara biaya operasi kendaraan dengan panjang rute angkutan umum dan waktu tempuh kendaraan tidak ada keeratan hubungan linier, dengan prosentase hubungan kurang dari 43%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Martha Leni
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Martha Leni
"Berangkat dari asumsi bahwa minimnya informasi visual sangat berpengaruh terhadap tingginya resiko terjadinya kecelakaan, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperaleh gambaran mengenai perilaku pengendara ketika berkendaraan di jalan dalam kandisi berbeda. Secara khusus peneiitian dilakukan dalam kondisi pada saat kendaraan memasuki persimpangan. Sejumlah subjek diminta untuk mengemudikan sebuah kendaraan studi sepanjang jalan yang ditentukan dengan menggunakan alat perekam gerakan mata (Eye Mark Recorder) yang dipasangkan di kepala. Alat yang digunakan adalah Eye Mark Recorder NHC V yang dapat mencatat secara terpisah gerakan masing-masing bola mata dan menerjemahkannya kedalam notasi berbeda untuk mata kiri dan mata kanan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa untuk gerakan mata tiap mili second berdasarkan variasi objek yang di Iihat, waktu tatap maupun frequensinya. Hasil analisa kemudian dihubungkan dengan aspek keselamatan dan resiko kecelakaan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Pratama
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan efisiensi (tarif, waktu dan investasi) pendistribusian peti kemas Jakarta-Surabaya antara jalur darat danjalur laut. Populasi penelitian ini adalah PT ASDP Indonesia Ferry, PT Bangrangkayana Utama Transport, PT Rezeki Kurnia Jaya, depo penyewaan truk dan beberapa perusahaan ekspedisi muatan barang. Dalam hal ini peneliti mengambil beberapa orang supir sebagai sampel. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survey yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan interview sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Biaya pendistribusian peti kemas Jakarta - Surabaya melalui jalur darat dan jalur laut, biaya overheadnya diambil dari pendapatan kotor sebesar 30%. Distribusi Peti kemas dengan jalur darat sekitar 800km selama 2 hari 1 malam dengan kecepatan rata-rata truk kontainer 40-60 km/ jam dan jalur laut sekitar 1 setengah hari dengan kecepatan kapal roro 15 knot.
Dari penelitian tersebut didapatkan kesimpulan yaitu yang menentukan tarif pendistribusian peti kemas adalah banyak atau sedikitnya ketersediaan peti kemas yang akan didistribusikan dan terdapat perbedaan pada keuntungan bersih per jalan antara jalur darat dengan jalur laut, pendistribusian peti kemas Jakarta-Surabaya lebih efisien dengan menggunakan jalur laut karena dapat memangkas waktu hingga 18 jam, faktor yang sangat mempengaruhi dalam perhitungan BEP semakin banyak perjalanan maka akan semakin banyak keuntungan yang diterima. Saran-saran yang diberikan sebaiknya perusahaan ekpedisi mengikuti tarif yang telah ditentukan bersama, pemerintah merawat jalan utama sehingga pendistribusian peti kemas dapat berjalan dengan baik, segera mungkin dibuat jalur pelayaran yang permanen antara Jakarta-Surabaya dengan kapal roro.

This research is purpose to analyze efficiency comparison (fee, time, investment) distribution container Jakarta-Surabaya among stripe land and stripe sea. Population of this research are PT ASDP Indonesia Ferry, PT Bangrangkayana Utama Transport, PT Rezeki Kumia Jaya, refreshment stand truck rent and some company goods expedition. In this time researcher take some of driver as a sample. Kind of this research was used a survey method which take sample from population with interview as tools gather prime data. Overhead cost was taken from gross profit 30%. Distribution of container with stripe land about 800km and the speech of truck container is 40-60km/hours for 2 day 1 night. And tripe sea about half one day with speech roro boat 15 knot.
From the research can be summarize, the distribution of container fee is determined by a lot or a few stock of the container that will distribute and can be found differences on net profit per one way between tripe land and tripe sea, distribution of container Jakarta-Surabaya more efficient use stripe sea because can cut the time until 18 hours, the most factor which influence in BEP calculation more many trip so more many profit can be accepted. For suggestion, the company expedition must follow the assessment fee, government must take care the railway so the container can be distribute with well, and as soon as possible build permanent voyage between Jakarta-Surabaya with roro boat.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Soeparyati
"Tingkat laju urbanisasi yang tinggi sebagai akibat laju perkembangan ekonomi yang pesat, kota Jakarta mengalami ledakan populasi penduduk sehingga mengakibatkan meningkatnya jumlah perjalanan akibat mobilitas penduduk yang akhimya memerlukan peningkatan sistem transportasi kota.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan raya di kota baik kendaraan pribadi maupun angkutan umum merupakan gambaran adanya interaksi antara peningkatan taraf hidup dankebutuhan mobilitas penduduk. Prediksi perkembangan penduduk Jakarta tahun 2015 akan mencapai 32,3 juta jiwa dengan laju perkembangannya rata-rata 2,19% per tahun dan diperkirakan kebutuhan perjalanan akan meningkat menjadi 23,7 juta perjalanan per hari, sehingga terjadi peningkatan rata-rata 3,6% per tahun. Pada tahun 2015 jumlah kendaraan pribadi akan mencapai 4,5 juta kendaraan, hal ini di dapat dari hasil survei yang menyatakan bahwa penduduk yang berpenghasilan tinggi lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi sedang yang berpenghasilan rendah banyak menggunakan transportasi umum.
Permasalahannya dengan meningkatnya jumlah kendaraan yang beroperasi di jalan yang disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan perjalanan, akan berakibat cukup serius terhadap menurunnya kualitas udara. Upaya peningkatan ruas Bekasi-Tangerang adalah untuk memperlancar lalulintas sehingga waktu tempuh dari dan ke tempat tujuan dapat dipersingkat, pelayanan cepat, memperlancar roda perekonomian dan pencemaran udara dapat ditekan sehingga darnpak sosialnya positip namun di sisi lain kebisingan meningkat. Sebagai akibatnya, bagaimana pengaruhnya terhadap kualitas hidup masyarakat kota di sekitar ruas jalan ini.
Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterkaitan antara sistem transportasi, kualitas udara dan dampaknya terhadap kesehatan (persepsi masyarakat) serta memberi masukan kepada perencana transportasi perkotaan. Hipotesis yang dipakai yaitu adakah hubungan antara arus lalulintas dan kualitas udara; dan persepsi dampak kesehatan masyarakat.
Metode penelitian yang dipakai adalah untuk lokasi penelitian dipilih berdasarkan metode two stage cluster, sedang data sosial-ekonomi diperoleh dari hasil wawancara terstruktur dan mendalam dari 570 sampel yang ditentukan (Purposive stratified random sampling) di 15 kelurahan terpilih yang diwakili oleh pengguna jalan (penumpang/pengemudi kendaraan pribadi, penumpang kendaraan umum dan pengemudi kendaraan umum) yang tinggal/beraktivitas pada kawasan penelitian. Kualitas udara dan data lalulintas diperoleh dari hasil penelitian terdahulu dari instansi terkait.
Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa secara umum sistem transportasi mempunyai pengaruh terhadap kualitas udara serta persepsi dampak kesehatan masyarakat pengguna. Hal ini ditunjukkan oleh adanya keterkaitan erat antara sistem transportasi dengan kualitas udara dan variabel sosek, sehingga unsur sosek ini dapat dipergunakan sebagai pengendali kemacetan lalu-lintas di antaranya dengan cara:
- Membatasi urbanisasi penduduk karena laju fertilitas relatif Iebih kecil dibanding dengan laju urbanisasi penduduk.
- Pembatasan tingkat urbanisasi ini dapat diantisipasi dengan menciptakan suatu lapangan kerja yang memadai dengan tingkat laju penduduk di suatu wilayah, misalnya dengan menciptakan suatu kawasan mandiri, sehingga mengurangimobilitas penduduk antar wilayah dan biaya transportasi dapat ditekan.
- Diperlukannya sarana angkutan umum yang memadai, mudah, murah, aman dan nyaman serta ramah lingkungan,
- Perlunya penataan tata ruang yang tepat dan enforcement dilaksanakan dengan benar, sehingga perencanaan jaringan jalan dapat dilaksanakan sesuai sasaran (perencanaan terpadu).
- Sebagai perimbangan akibat keterbatasan lahan di perkotaan, maka perencanaan superblok/ kawasan mandiri sebagai altematif upaya mengatasi kemacetan lalulintas perkotaan serta menyediakan fasilitas-fasilitas umum yang lain yang sesuai dan cukup dengan kebutuhan masyarakat dengan tingkat pelayanan yang cukup baik kapasitas, keamanan maupun kenyamanannya dan murah. Dengan demikian masyarakat akrab dengan lingkungannya, sehingga mengurangi niat untuk berpindah/bergerak ke lingkungan yang lain. (mengurangi intensitas mobilitas).
- Dari seluruh altematif penanganan yang direncanakan, maka penanganan pelayanan transportasi massal urnum (Mass Rapid Transportation) adalah solusi yang perlu dipertimbangkan penggunaannya di masa mendatang.

The high growing urbanization in Jakarta Metropolitan City was due to developing of economic rapidly, caused of the booming population so the citizen's intensity traveling increased.
The increasing numbers of the vehicles passing on the highway road city, either the private vehicles or public vehicles were the reflection of the interaction between the increasing living cost and the needs of citizen mobility.
In 201 5 the citizen of Jakarta will be predicted up to 32.3 million with increasing growth in average of 2.19% per year and. the needs of mobilization estimated to increased up to 23.7% per day, therefore this average progress raised up to 3.6% per year. In 2015, the total number of private vehicle will be 4.5 million, based on field - survey, which stated that the people which have high income more frequently use private vehicles while those who has lower income use public transportation.
Due to increasing the needs of trips, the numbers of vehicles pass the highways increased so this condition caused the seriously air pollution. Effort to upgrade the Bekasi - Tangerang Corridor is to smoothing the traffic so that the traveling time can be shorter, a good public services, then the economic cycling raised and finally the air pollution can be reduced, so the social impact positively, however on the other-side the noisy increased.
Based on that all conditions above how is the influences of the life quality of the urban society on this corridor. The aim of this research is to know of the correlation between transportation system, air pollution and the effect of the society life quality and give the input to the urban transportation planner. The hypothesis used in this research is to know how deep is correlation between the trips and the air pollution, and its impact to the society health perception.
The method used to select the location based on method two stage cluster, while social-economic data get from a structure deep interview from 570 samples (purposive stratified random samples) in 15 selected sub-district was represented by road user (passengers/private car drivers, passengers and drivers of public transport) living and their activities in research area. The air quality and the trips data obtained from previous involved institution.
The conclusion from this analysis in generally the transportation system has impact to the society life quality. It is can be shown by the closed correlation between transportation system and the air quality, and also with the social economic variables, so the social economic parameter can be used as controlling the traffic jam, that is :
- To limiting the booming of urban population is by pressing the urbanization cause the urbanization index is higher than the birth people index.
- The limitation of the urbanization can be anticipated by creating a business job in that region, for instance, to create the super-block system area. So, the people necessities could be fully support locally, finally reduced the inter region mobilization and the transportation cost.
- It needs the sufficient and good services of public transportation easy, cheap, sound, comfortable and environment guarantee (familiar to the environment) need.
- It needs a good master planning and enforcement implementation correctly in this area, so the network road planning can be use in a good function.
- To balance of limited urban area, the super-block planning is an alternative to solve the urban traffic jam, provided a sufficient public facilities, either capacity, safety, comfortable and cheap. So that the society will have environment guarantee and decreasing the mobility intensities.
- From all the system proposed, the Mass Rapid Transportation System is the solution for considering used in the future.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggit Cahyo Utomo
"Kehadiran layanan ridesplitting memberikan manfaat lebih baik dibandingkan layanan ridesourcing karena menggunakan konsep ridesharing. Untuk meningkatkan potensi layanan ridesplitting perlu dilakukan identifikasi terhadap faktor pengaruh pemilihan moda antara layanan ridesourcing dengan ridesplitting. Identifikasi faktor pengaruh dilakukan dengan kajian literatur dan diseleksi dengan metode skala Likert dan metode Analytichal Hierchy Process. Hasil identifikasi menunjukkan faktor yang mempengaruhi pemilihan moda layanan ridesplitting terhadap ridesourcing adalah penghematan biaya perjalanan, selisih waktu perjalanan dan faktor keamanan yang direpresentasikan oleh parameter gender. Ketiga faktor tersebut digunakan dalam penyusunan survei stated preference untuk memperoleh preferensi dalam pemilihan layanan ridesplitting terhadap ridesourcing dan pengembangan model logit biner. Hasil analisis menunjukkan model penumpang pria lebih sensitif terhadap biaya dibandingkan model penumpang wanita. Penumpang wanita cenderung lebih ingin berbagi perjalanan dengan penumpang wanita lain. Peningkatan potensi layanan ridesplitting dilakukan dengan meningkatkan penghematan biaya perjalanan hingga 30%.

The presence of ridesplitting services provides better benefits than existing ridesourcing services. To increase the potential of ridesplitting services, identification the influence factor of the mode choice between ridesourcing services and ridesplitting must be performed. Identification of influence factors is based on reviewing the literature and selected by the Likert scale method and the Analytical Hierarchy Process method. The results of determining the factors that influence the choice of ridesplitting service modes from ridesourcing are savings in travel costs, difference in travel time and security factors presented by gender parameter. The influence factor is used in survey states the preference for obtaining preference in choosing a ridesplitting service and developing a binary logit model. The analysis shows that man passenger models are more sensitive to costs than the woman passenger models. Woman passengers are prefer to share trips with other woman passengers. Increasing the potential for ridesplitting services is performed by increasing travel cost savings by up to 30%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Tjahjono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Riane Indrawati
"Biaya transportasi dalam suatu perusahaan mencapai 1/3 hingga 2/3 dari total biaya logistik, Dengan demikian perlu perbaikan efisiensi pada sistem transportasi untuk mengurangi beban tersebut. Perbaikan ini menyangkut pengiriman barang dari gudang ke para konsumen besena jumlah unit barang yang diangkut. Permasalahan ini disebut sebagai Vehicle Routing Problem (VRP). Penyelesaian VRP dengan metode eksak membutuhkan waktu yang Iama. Dengan metode heuristik diperoleh penyelesaian yang baik dengan waktu yang lebih cepat. Namun metode melaheuristik yang menjadi sorotan karena dapat memperbaiki metode heuristik dengan mengeksplorasi daerah yang lebih menjanjikan kualitas penyelesaian. Salah satu metode dalam kelas ini yang kompetitif dalam menyelesaikan VRP adalah SavingsAnts. Dengan penerapan metode SavingsAnts, diharapkan ini akan memperbaiki sistem transportasi, khususnya penentuan rute yang dapat menurunkan waktu pengiriman sehingga pada akhirnya dapat menurunkan biaya transportasi.
Penerapan SavingsAnts ini dilakukan pada PT X yang menjemput komponen dari para pemasoknya yang berada di daerah Jabotabek dengan harapan dapat memperbaiki rute milkrun. Dibutuhkan program komputer untuk membantu mendapatkan rute terbaik dari sekian banyak kombinasi. Selanjutnya data diolah melalui progam komputer ini dan menghasilkan perbaikan yaitu pengurangan waktu dari 89,61 jam menjadi 87,24 jam; pengurangan jumlah trip dari 17 trip menjadi 14 trip; dan pengurangan jam lembur dari 3 jam menjadi 2 jam.

The transportation cost in a company, on distribution system range between one-third and two-thirds of total logistics costs. Therefore, improvement in efficiency of company's transportation system is needed to decrease the cost. These problems talk about product distribution from warehouse to the customers and the number of units. The problems in practice is called Vehicle Routing Problem (VRF). If exact method used, it will need long time to get the solution. By using heuristic method, good solution will be found faster. But metaheuristic method could improve the solution by exploring certain area which could give solution quality. One competitive method in this classification is SavingsAnts. By implementing SavingsAnts method, the transportation system will be improved, especially on route determination which could decrease distribution and finally could decrease transportation cost.
The implementation of SavingsAnts use PT X case that pick up the part fiom suppliers at Jabotabelc To get the solution, need computer programming. Then data processed by this program and resulting improvement: time reduction, before 89.61 hours after 87.24 hours; trip number reduction, before 17 trip after 14; overtime reduction, before 3 hours after 2 hours.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16951
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>