Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159052 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vengky Tanuwijono
"Latar belakang dan cara penelitian : Kontrasepsi implan merupakan salah satu metoda dalam pemakaian kontrasepsi, walaupun relative masih baru namun akseptabilitasnya cukup tinggi. MPA sebagai bahan kontrasepsi telah lama digunakan dan terbukti aman, efektif, jangka panjang dan reversibel serta dapat digunakan oleh wanita setelah melahirkan dan menyusui. Namun, MPA baik dalam bentuk oral maupun injeksi, masa kerjanya masih relatif singkat. Dengan mengubah metoda pemberiannya, sebagai contoh: dalam bentuk implan subdermal, masa kerjanya dapat diperpanjang. Untuk itu dilakukan penelitian implan MPA subdermal. Penelitian ini merupakan studi awal untuk meneliti efek implan MPA pada hewan Macaca fascicularis dengan mengamati beberapa parameter klinik yaitu: pola perdarahan haid, berat badan dan gambaran sitologik usap vaginanya. Empat ekor dari Macaca tersebut ditanamkan implan MPA subdermal di bagian tengkuk dengan berbagai kadar: 15,5 - 28,8 - 47,4 dan 50,7 mg MPA, dan satu ekor sisanya diperlakukan sebagai kontrol. Data yang diperoleh akan diuji dengan uji-T data berpasangan.
Hasil dan kesnnpulan : Hasil penelitian memperlihatkan. bahwa selama perlakuan (penanaman implan MPA) tidak terjadi perdarahan haid, yang menandakan kemungkinan terjadi atrofi endometrium. Tidak ditemukan kenaikan berat badan pada Macaca fascicularis yang ditanamkan implan MPA, justru terjadi penurunan berat badan, yang mungkin disebabkan oleh pendeknya masa pemantauan dan pengaruh stress perlakuan pada binatang percobaan (p < 0,05). Gambaran sitologik usap vagina menunjukkan penurunan jumlah sel piknotik selama perlakuan karena pengaruh estrogen yang menurun, yang menandakan bahwa mungkin akibat perkembangan folikel yang terganggu (p<0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T9348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atjang Sukarja
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontrasepsi DMPA terhadap penurunan hCG pada penderita pasca evakuasi mola hidatidosa. Selain itu juga untuk mencari kontrasepsi yang ideal bagi penderita pasca mola hidatidosa. Penelitian dilakukan di bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM sejak tanggal 1 Desember 1985 sampai dengan tanggal 31 Oktober 1986, dan didapat 42 penderita mola hidatidosa, di mana 2 penderita dikeluarkan dari penelitian. Dari 40 pender ita yang masuk dalam penelitian, kemudian dibagi menjadi dua kelompok secara random masing-masing 20 penderita mendapat DMPA dan 20 penderita lainnya mendapat kondom.

This study aims to determine the contraception of DMPA against the reduction of hCG in post-evacuation patients of mola hidatidosa. In addition, it is also to find the ideal contraception for post-mola hidatidosa sufferers. The research was conducted in the Obstetrics and Gynecology section FKUI/RSCM from December 1, 1985 to October 31, 1986, and 42 patients with mola hidatidosa were obtained, of which 2 patients were excluded from the study. Of the 40 patients who were included in the study, they were then randomly divided into two groups, each 20 patients received DMPA and 20 other patients received condoms."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1987
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susbantarsih
"Ruang lingkup dan Cara penelitian : Hormon steroid telah lama digunakan sebagai alat kontrasepsi pada wanita. Didasarkan pada keberhasilan penggunaan hormon ini pada wanita, maka sekarang sedang dikembangkan untuk digunakan pada pria. Akan tetapi, dari hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan hormon steroid khususnya progestogen pada wanita dapat meningkatkan produksi radikal bebas di dalam tubuh. Diduga penggunaan hormon steroid pada pria, juga akan meningkatkan radikal bebas. Bila terjadi peningkatan radikal bebas, diharapkan pemberian vitamin E sebagai antioksidan dapat mencegah peningkatan radikal bebas tersebut. Untuk itu, dilakukan penelitian dengan menggunakan model hewan coba yaitu tikus jantan. Untuk penentuan radikal bebas, parameter yang diukur adalah kadar peroksida lipid secara spektrofotometris pada panjang gelombang 531 rim, dan kadar glutation pada panjang gelombang 412 am. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji sidik ragam anova dua faktorial, sebelumnya data diuji normalitasnya dan homogenitasnya.
Hasil dan kesimpulan : Penyuntikan kombinasi hormon TE & DMPA pada tikus jantan tidak meningkatkan kadar peroksida lipid plasma darah (P>0,05). Pemberian vitamin E pada tikus jantan yang disuntik kombinasi hormon TE & DMPA, tidak menurunkan kadar peroksida lipid plasma darah (P>0,05). Pemberian vitamin E pada tikus jantan yang disuntik kombinasi hormon TE & DMPA, dapat mempertahankan kadar GSH plasma darah (P>0,05). Dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin E pada tikus jantan yang disuntik dengan kombinasi hormon TE & DMPA, tidak berpengaruh terhadap kadar peroksida lipid tetapi dapat mempertahankan kadar glutation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Appriana Bathara Musu`
"Implan adalah salah satu metode kontrasepsi efektif, dan merupakan salah satu sarana yang penting dalam upaya pengendalian kelahiran baik untuk tujuan menunda dan menjarangkan kehamilan maupun untuk mengakhiri kesuburan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi implan pada akseptor KB di Puskesmas Ciomas Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor tahun 2012.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan desain studi cross sectional dengan cara penyebaran kuesioner. Sampel dalam penelitian ini adalah 120 responden yaitu akseptor KBdi wilayah Puskesmas Ciomas dengan metode acak sederhana (simple random sampling).
Hasil penelitian menunjukkan 24% responden memakai kontrasepsi implan. Analisis Bivariat yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi implan adalah umur dengan p valeu = 0,019, pengetahuan dengan p valeu = 0,000, sikap dengan p valeu =0,000, ketersediaan alat kontrasepsi dengan p valeu = 0,039, Biaya pelayanan kontrasepsi dengan p valeu = 0,002 dan dukungan suami dengan p valeu = 0,000.

Implants are one effective method of contraception, and is one important tool in the effort to birth control either for the purpose of delaying and spacing pregnancies and to terminate fertility. This study aims to determine the factors associated with contraceptive implants in acceptors of family planning health center Ciomas Ciomas Bogor District in 2012.
The study was a quantitative study, using cross-sectional study design by questionnaires. The sample in this study were 120 respondents who had a health center in the region of acceptor family planning Ciomas by simple random method (simple random sampling).
The results showed 24% of respondents use contraceptive implants. Bivariate analyzes relating to the use of contraceptive implants is valeu age with p = 0.019, with the knowledge valeu p = 0.000, the attitude with valeu p = 0.000, availability of contraceptives with valeu p = 0.039, cost of contraceptive services with valeu p = 0.002 and support her husband with valeu p = 0.000.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Florencia Luthfi Agustina
"Selama ini kita hanya mengenal Postinor sebagai kontrasepsi darurat yang hanya mengandung levonorgestrel. Postinor terdiri dari 0,75 mg levonorgestrel dua dosis yang diminum dengan jarak 12 jam. Seringkali jadwal minum dosis kedua jatuh pada larut malam. Hal ini tentunya mempengaruhi kepatuhan pasien. Dipikirkan untuk menambah keragaman kontrasepsi darurat dengan hadirnya Valenor. Valenor terdiri dari 2 sediaan yaitu levonorgestrel 1,5 mg dosis tunggal dan levonorgestrel 0,75 mg dua dosis. Diharapkan dengan adanya dosis tunggal akan memperbaiki kepatuhan pasien sehingga akseptor tidak lupa dan tidak perlu minum dosis kedua yang mungkin jatuh pada larut malam.
Sampai scat ini, di Indonesia belum ada penelitian yang menilai sediaan levonorgestrel 1,5 mg dibandingkan levonorgestrel 0,75 mg. Oleh karenanya dilakukan penelitian multisenter untuk melakukan evaluasi terhadap piI Valenor 1,5 mg dosis tunggal (levonorgestrel 1,5 mg dosis tunggal), pil Valenor 0,75 mg dua dosis (levonorgestrel @0,75 mg) dan Postinor. Penelitian ini merupakan bagian penelitian multisenter yang berlangsung di 10 kota di Indonesia. Penelitian yang kami lakukan ini merupakan senter Jakarta.
Levonorgestrel sebagai kontrasepsi darurat mempunyai kemampuan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Di lain pihak penggunaannya masih mempunyai angka kegagalan dan efek samping. Kedua hal tersebut berhubungan dengan penerimaan selanjutnya oleh akseptor.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan efektifitas, efek samping dan penerimaan Valenor 1,5 mg dosis tunggal dan Valenor 0,75 mg dua dosis.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui perbedaan kejadian kehamilan Pit Valenor 1,5 mg dosis tunggal , pil VaIenor 0,75 mg dua dosis dibandingkan dengan Postinor
2. Mengetahui perbedaan efek samping berupa mual, muntah, sakit kepala, perdarahan bercak,gangguan haid, nyeri perut bawah, diare, payudara tegang Pit Valenor 1,5 mg dosis tunggal, pi1 VaIenor dua dosis 0,75 mg dibandingkan dengan Postinor
3. Mengetahui perbedaan persepsi pemakaian selanjutnya Pil Valenor 1,5 mg dosis tunggal, pil VaIenor dua dosis 0,75 mg dibandingkan dengan Postinor."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Meningkatnya jumlah aseptor KB berdampak pada penurunan tingkat pertumbuhan penduduk. Akan tetapi keberhasilan tersebut tidak luput dari permasalahan pemilihan alat kontrasepsi tidak efektif yang akan berkontribusi pada angka kegagalan dalam penggunaan kontrasepsi. Hal tersebut disebabkan kurangnya informasi bagi PUS dalam keputusannya saat memilih alat kontrasepsi yang paling efektif yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Tujuan dari penelitian ini mendapatkan gambaran informasi yang didapatkan oleh PUS sebelum menggunakan alat kontrasepsi dan informasi apa yang mungkin didapatkan oleh PUS. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 - 8 Desember 2004 di wilayah RW 09 Kelurahan Pondok Cina, pada penelitian ini ditetapkan sebanyak 45 responden. Desain penelitian menggunakan diskriptif sederhanan bertujuan untuk mendapatkan gambaran informasi yang didapatkan dan informasi apa yang ingin didapatkan oleh PUS. Proses analisis data dilakukan dengan cara persentasi dari masing-masing informasi, kemudian dilakukan analisa. Pada akhirnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi fiekuensi dan porposi dengan membuat suatu
kesimpulan secara umum. Hasil penelitian yang didapatkan sebagian besar sudah mendapatkan informasi sebelum menggunakan alat kontrasepsi dan sebagian besar menginginkan informasi tersebut tetap disampaikan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5387
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Izzatun Nidaa
"Salah satu isu terkait kontrasepsi adalah ketidaklangsungan penggunaan kontrasepsi karena merupakan determinan yang mempengaruhi Contraception Prevalence Rate. Ketidaklangsungan penggunaan kontrasepsi dapat menyebabkan dampak masalah kesehatan masyarakat yaitu kehamilan tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran faktor-faktor ketidaklangsungan penggunaan kontrasepsi suntik, implan dan IUD di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur dan Sumbawa. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan data sekunder dari Survei Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Kontrasepsi di Jawa Timur dan NTB. Sampel penelitian adalah ibu yang berstatus menikah dan berusia 15-49 tahun. Jumlah sampel yang dianalisis sebanyak 5023 responden. Hasil penelitian proporsi ketidaklangsungan penggunaan kontrasepsi suntik, implan dan IUD di total tiga kabupaten sebesar 29,2%. Faktor predisposisi yang berhubungan adalah umur dan jumlah anak hidup. Faktor pemungkin, jenis alat kontrasepsi tidak berhubungan di tiga kabupaten. Faktor penguat, KIE KB dan diskusi KB dengan suami berhubungan secara total di tiga Kabupaten. Sehingga disarankan untuk Pemerintah Provinsi dan NTB untuk melakukan penyuluhan intensif tentang perlunya melanjutkan penggunaan alat kontrasepsi terutama pada ibu-ibu berusia diatas 35 tahun atau yang memiliki anak lebih dari 3, menggencarkan pemberian informasi KB oleh kunjungan petugas kesehatan atau tokoh masyarakat dan meningkatkan peran suami.

One of the issues related to the use of contraception is contraceptive discontinuation as a determinant affecting Contraception Prevalence Rate. Contraceptive discontinuation can cause public health problem such as unwanted pregnancy. This study aims to describe of the factors associated with injection contraceptive, implant and IUD discontinuation in West Lombok Barat, East Lombok and Sumbawa. This study used a cross-sectional design and secondary data from the Monitoring and Evaluation Survey Use of Contraception in East Java and West Nusa Tenggara Province. The samples were mothers who are married and aged 15-49 years. The number of samples analyzed is 5023 respondents. The results of the study the proportion of injection contraceptive, implant and IUD discontinuation in a total of three districts is 29.2 %. Predisposing factors that statistically correlated are age and number of living children. Enabling factors, types of contraceptives is not statistically correlated in three districts. Reinforcing factors, IEC KB and discussion about KB with husband is statistically correlated in total of three districts. So it is recommended to the Provincial Government of NTB to conduct intensive counseling about the need to continue the use of contraceptives, especially in women older than 35 years or who have children over 3, to intensify the provision of family planning information by visiting health workers or community leaders and enhance the role of the husband."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S53527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Sari Dewi
"Pelayanan kontrasepsi dan kesehatan reproduksi yang berkualitas telah menjadi tuntutan berbagai lapisan masyarakat. Kebijakan pelayanan kontrasepsi tidak lagi berorientasi kepada pencapaian kuantitas tetapi juga harus berorientasi pula pada pemenuhan permintaan kualitas. Jumlah kasus komplikasi dan kegagalan kontrasepsi dapat dipandang sebagai indikasi derajat kualitas pelayanan KB, mulai dari pelayanan KIE, konseling, pelayanan kontrasepsi, sampai pelayanan pasca pemasangan /pemberian alat kontrasepsi yang meliputi kunjungan ulang dan rujukan. 13 kasus komplikasi berat akibat penggunaan alat kontrasepsi ditemukan di Kecamatan Pasar Minggu Tahun 2007. Penilaian mutu tindakan non medis pelayanan kontrasepsi perlu diketahui karena dengan jumlah kasus yang masih tinggi dapat menimbulkan rumors di masyarakat sehingga menurunkan minat untuk mengatur kelahiran. Pelayanan kontrasepsi membutuhkan suatu pengkomunikasian yang baik antara bidan dan klien. Klien membutuhkan informasi yang adekuat untuk dapat memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan dirinya dan Bidan harus mengikuti standarisasi pelayanan sesuai dengan petunjuk profesi untuk menentukan apakah penggunaan alat kontrasepsi sudah sesuai dengan kondisi kesehatan klien dan memonitoring penggunaan alat kontrasepsi sehingga tindakan pencegahan dan penanggulangan efek samping dapat segera dilakukan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif yang akan memberikan gambaran mutu tindakan non medis pelayanan kontrasepsi oleh Bidan melalui pendekatan sistem. Penelitian dilaksanakan di 10 puskesmas di wilayah Kecamatan Pasar Minggu mulai dari Bulan Mei ? Juni 2008. Sampel penelitian adalah 11 Bidan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelayanan KB di puskesmas. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara bidan menggunakan alat bantu kuisioner dan hasil observasi dengan menggunakan alat bantu checklist. Data sekunder diperoleh dari telaah dokumen laporan bulanan klinik KB, register klinik, kartu status, dan informed consent. Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan program SPSS. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan menghitung distribusi frekuensi dari masing-masing variabel. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata bidan yang bertanggung jawab dalam pelayanan KB sudah cukup senior dengan masa kerja lebih dari 10 tahun. Sebagian besar bidan tidak hanya bertanggung jawab terhadap pelayanan KB. Tingkat pengetahuan mengenai pelayanan kontrasepsi cukup baik sebesar 72,7%. Bidan sebagian besar telah mengikuti pelatihan konseling dan pelatihan pencatatan pelaporan pelayanan kontrasepsi sebesar 72,7%. Ketersediaan sarana penunjang tindakan non medis pelayanan kontrasepsi sudah cukup tersedia. Keterampilan bidan dalam memberikan konseling dengan baik sebesar 72,7%.
Penapisan pada klien baru dengan baik sebesar 63,6%. Bidan yang pernah merujuk klien sebesar 72,7% Pelaksanaan pencatatan pelayanan kontrasepsi dengan benar sebesar 18,2% dan pelaporan dilaksanakan dengan tepat waktu. Kelengkapan kartu status dan informed consent sebagian besar tidak lengkap. Dari penilaian mutu tindakan non medis pelayanan kontrasepsi oleh Bidan di Puskesmas Wilayah Kecamatan Pasar Minggu dengan melihat gambaran masukan, proses, dan keluaran, mutu tindakan non medis pelayanan kontrasepsi yang telah berjalan masih kurang baik dan perlu untuk dilaksanakan peningkatan pelayanan kontrasepsi terutama pada pelayanan konseling, penapisan klien baru, dan pencatatan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Flourisa Julian Sudrajad
"Penelitian merupakan suatu analisa data sekunder dengan menggunakan data "Studi tentang pencabutan kontrasepsi Norplant di Indonesia" yang dilaksanakan pada tahun 1992-1993 dengan menggunakan disain studi kohort. Penelitian ini dilaksanakan di 6 propinsi yaitu Sumsel, Sumbar, Jabar, Jateng, Jatim dan DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui terjadinya komplikasi pada pencabutan kontrasepsi Norplant yang dilakukan oleh dokter dan bidan serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antara petugas pencabut dengan terjadinya komplikasi tersebut. Diperoleh sebanyak 1908 akseptor yang dicabut oleh dokter dan 1324 akseptor yang dicabut oleh bidan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan risiko terjadinya hematoma pada saat pencabutan antara akseptor yang dicabut oleh bidan dan dokter. Dimana akseptor yang dicabut oleh bidan yang terlatih dan tidak ada kesulitan saat pencabutan risiko nya 5,4 kali lebih besar dari pada akseptor yang dicabut oleh dokter yang terlatih dan tidak ada kesulitan saat pencabutan untuk mengalami hematoma saat pencabutan (95% CI : 5,30-5,58). Pada risiko terjadinya hematoma setelah satu minggu pencabutan menunjukkan terdapat perbedaan risiko antara akseptor yang dicabut oleh bidan dan dokter. Dimana risiko akseptor yang dicabut oleh bidan yang dapat latihan adalah 1,6 kali lebih besar daripada akseptor yang dicabut oleh dokter yang terlatih (95% CI : 1,61-1,70). Tidak terdapat perbedaan risiko terjadinya infeksi pada satu minggu setelah penca butan antara akseptor yang dicabut Norplantnya oleh dokter dan bidan.
Pelatihan yang pernah diterima oleh petugas, adanya kesulitan saat pencabutan dan tempat pelayanan pemasangan Norplant mempengaruhi hubungan antara petugas pencabut dengan terjadinya hematoma saat pencabutan dan hematoma pada satu minggu setelah pencabutan. Sedangkan pendidikan akseptor, pekerjaan akseptor dan pemberian Antibiotik tidak mempengaruhi hubungan antara petugas pencabut dan terjadinya infeksi pada satu minggu setelah pencabutan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan Norplant maka petugas yang melakukan pencabutan Norplant perlu mendapatkan latihan yang memenuhi standard dan disesuaikan dengan tingkatan keilmuannya, pelayanan Norplant dilakukan di tempat yang memenuhi standard pelayanan yang telah ditetapkan dan nasehat pasca pencabutan hendaknya lebih diperhatikan tehnik penyampaiannya agar disesuaikan dengan pendidikan akseptor."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Rahman
"ABSTRAK
Peranan wanita dalam era pembangunan diarahkan dan diutamakan dalam pengembangan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia, dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya dan masyarakat seluuhnya.
Wanita menurut ajaran Islam, adalah manusia yang utuh, dalam segala aspek kehidupan, sebagaimana halnya dengan laki-laki, baik dari kejadiannya, amal perbuatannya, nilai dan ganjarannya serta sangsi hukum, bertanggung jawab menuju kepada suatu realitas kehidupan yang ideal yang serba serasi dan seimbang, berdasarkan moral kehidupan yang dibimbing oleh agama seperti moral kemandirian, berpikir logis, bertanggung jawab kepada Penciptanya atas segala amanat yang diberikan kepadanya.
Melalui berbagai peranannya ketika memasuki kehidupan berumah tangga dengan moral kemandirian dalam kemitraannya bersama suaminya, wanita bertanggung jawab untuk membawa keluarganya kepada kehidupan Keluarga yang Sakinah, suatu keluarga yang mempunyai ciri bahagia, sejahtera, tenteram, damai hidup penuh kasih dan sayang yang menjalankan ajaran Islam, yang dapat melahirkan generasi penerusnya yang berkualitas balk secara fisik material maupun mental spritual.
Untuk menunjang tanggung jawab diantara kemampuan dan keterbatasannya dalam menyiapkan anak yang berkualitas, wanita memerlukan sarana untuk membatasi jumlah anak, yang pelaksanaannya tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Kontrasepsi mantap sebagai alternatip diantara kontrasepsi lainnya yang ditawarkan oleh program Keluarga Berencana untuk menuju keluarga bahagia sejahtera, belum mendapat pengakuan sepenuhnya dari para ulama Islam, karena kontrasepi mantap dianggap tindakan pemandulan abadi. Sebagian mengatakan boleh, sebagian lagi mengharamkan. Penggunaannya diserahkan kepada manusia yang bersangkutan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Hal demikian akan menggiring wanita kepada ketidakpastian hukum atas kontap, sehingga menimbulkan beban psikologis disatu pihak, sedangkan kebutuhan yang mendesak di pihak lain. Bagi wanita yang dapat berfikir logis, tidak menimbulkan masalah karena dia berani memutuskan sesuatu melalui proses berfikir yang logis, dan mempunyai suatu tujuan untuk menunjang tanggung jawabnya terhadap kesejahteraan rumah tangganya dan penyiapan anak yang berkualitas di satu pihak, dan usaha pencegahan beban diluar kemampuannya di pihak lain.
BKKBN, melalui PKMI, suatu lembaga yang mengelola pelaksanaan kontap, mencanangkan sistem konseling untuk melengkapi proses pengambilan keputusan bagi calon akseptor nya, untuk mendapatkan persyaratan sukarela,bahagia dan medis.
Dengan analisa tersebut penulis melihat ada permasalahan dalam pelaksanaan kontrasepsi mantap, tidak demikian halnya pada alat kontrasepsi lainnya. Dalam hal ini penulis meneliti 25 orang responden yang sudah menjalani kontap di Klinik KB Raden Saleh, untuk melihat proses pengambilan keputusan, serta faktor lain yang berkaitan dengan pengambilan keputusan serta dukungannya terhadap pembinaan Keluarga Sakinah. Sebagai pembanding, penulis mengambil juga 5 orang responden suami-isteri yang suami sudah menjalani vasektomi.
Dari hasil penelitian yang bersifat kualitatif dengan menggunakan metode observasi dan wawancara, diperoleh hasil bahwa, proses pengambilan keputusan tidak melalui proses dalam teori pengambilan keputusan, karena responden harus segera memutuskan steril karena sudah terdesak dengan kehamilan tanpa dikehendaki, dimana pelaksanaannya dilakukan sekaligus. Banyak faktor yang mempengaruhi responden untuk memilih kontap, diantaranya kegagalan memanfaatkan alat kontrasepsi non permanen, ekonomi, kedudukan wanita dalam rumah tangga, kebanyakan anak, moralitas yang selalu menenggang, pendidikan, anjuran dokter/paramedis.
Konseling dan hukum agama tidak berpengaruh, karena konseling tidak dilakukan, dan faktor agama ketika itu tidak dipertimbangkan karena kehamilan yang mendesak. Aspek dosa dirasakan sesudah menjalani kontap.
Makna Keluarga Sakinah secara hakiki tidak dipahami, walaupun hampir seluruh responden mengatakan hidupnya sakinah. Sakinah baginya hanyalah kebahagiaan karena hidup rukun damai bersama suami dan anak walau dalam kekurangan, tanpa memikirkan kualitas kehidupan yang harus dicapai dalam keluarga sakinah. Akan tetapi akibat dari kontap, hampir semua mengatakan bermanfaat, karena dengan tidak hamil lagi, responden merasa sehat, dapat mengurus rumah tangga lebih baik lagi, dapat dikatakan menunjang kepada jenis keluarga sakinah menurut ukuran dirinya.
Bagi isteri yang suaminya dikontap, moralitas dan pengetahuannya sama seperti 25 orang responden diatas, kelebihannya cuma mereka tidak hamil, yang menjadi dasar suami untuk kontap. Proses pengambilan keputusan pada akseptor vasektomi adalah mantap karena terencana dengan matang melalui proses penyuluhan, pemantapan dan konseling, sehingga memenuhi teori proses pengambilan keputusan."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>