Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168329 dokumen yang sesuai dengan query
cover
H. Djauhari Thalib
"Pembangunan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, sehingga terwujud visi Indonesia Sehat tahun 2010. Guna mencapai visi tersebut dibutuhkan strategi yang tepat, diantaranya Paradigma Sehat, Profesionalisme, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) dan Desentralisasi.
Kebijakan Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Lampung Utara dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, merata dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat serta dilaksanakan secara berkesinambungan dan diperioritaskan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan daerah tertinggal yang berisiko tinggi terhadap kesehatan melalui program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). JPKM merupakan upaya penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan secara paripurna. terstruktur, terjamin kesinambungan dan mutunya serta pembiayaannya dilaksanakan secara pra-upaya.
Program JPKM bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sampai ketaraf optimal, meningkatkan kemampuan hidup sehat dan produktivitas keria yang tinggi melalui penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan perorangan dan keluarga secara paripurna sesuai kebutuhan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan kesinambungan kepesertaan anggota JPKM di Kecamatan Bukit Kemuning Lampung Utara. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan desain cross sectional, dimana data-data dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota JPKM yang terdaftar secara resmi di Kecamatan Bukit Kemuning Lampung Utara periode tahun 1998 dan jumlah sampel penelitian adalah 200 orang dihitung dengan menggunakan proportional / stratified random sampling.
Pada hasil penelitian ditemukan bahwa anggota JPKM yang masih melanjutkan keanggotaannya pada tahun 1998/1999 hanya 60% dari 200 orang peserta, sedangkan yang 40% tidak bersedia lagi untuk memperpanjang kontrak kepesertaannya. Sebanyak 43,5% responden mengatakan bahwa prosedur berobat ke Puskesmas sulit karena harus membawa surat pengantar dari Kepala Desa, Lurah atau Pengurus LKMD dan pada analisis bivariat terlihat variabel ini berhubungan dengan kesinambungan kepesertaan JPKM. Demikian juga halnya dengan tarif premi yang harus dibayar anggota, dimana 75,5% mengatakan premi yang harus dibayar terasa mahal. Padahal dibandingkan dengan besarnya penghasilan responden pertahun jumlah premi ini terlihat kecil sekali, tetapi jika dibandingkan dengan tarif Puskesmas terlihat premi JPKM lebih mahal.
Pada analisis bivariat variabel lain yang terlihat bermakna adalah pengetahuan anggota mengenai JPKM, sikap petugas Puskesmas dalam memberikan layanan kepada anggota JPKM dan sosialisasi peraturan mengenai program JPKM. Guna mempertahankan dan meningkatkan jumlah anggota JPKM, maka perlu lebih disempurnakan dan disesuaikan program yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Analysis on Variables Related with Sustainability of Public Health Maintenance Guarantee Participates at Bukit Kemuning Sub district, North Lampung, Year 1998National Development's goal is to increase public health through all field of development. Health development is one of national development effort, which directed to create awareness, willingness, and abilities of healthy lives for everyone so that Indonesia Health Vision 2010 can be realized. In order to achieve that, good strategy, namely Health Paradigm, Professionalism, Public Health Maintenance Guarantee, and Decentralization are must.
The policy of health development in North Lampung District performed in integrated ways, spread all over the places, evenly distributed and reachable by entire public and also sustainability performed. The priority of the goal is the poor, isolated people, which have high risk of health. The Public Health Maintenance Guarantee is a way to maintain health in structured, guaranteed sustainability, qualitative ways, and prepaid.
Public Health Maintenance Guarantee program's goals are to improve the health of the public to an optimal level, to increase the ability to live healthy, and to increase the work productivity through proper health maintenance whether it is personally or family done.
The goals of this research to obtain any variables that related to sustainability of Public Health Maintenance Guarantee participates in Bukit Kemuning Sub District, North Lampung. It is a descriptive research with cross sectional design where the data were gathered in same time.
The population is all of the members of the Public Health Maintenance Guarantee Program in the Bukit Kemuning Sub District, North Lampung, year 1998. Samples are 200 people and counted with proportional / stratified random sampling.
In results, members of the Public Health Maintenance Program whom continued their membership were 60% of those 200; the other 40% were not. 43.5% said that the procedures to the Puskesmas were complicated, because they had to bring a letter from the Head Village. In bivariat analysis, it was clear that this variables was related to the sustainability of Public Health Maintenance Guarantee participates. So was the insurance, which had to be paid by the members, 75.5% of them said it was too expensive. Although this insurance was very cheap comparing to the income of the members, but it was more expensive comparing to the Puskesmas' tariff.
In another bivariat analysis, the knowledge on Public Health Maintenance Guarantee Program, the attitudes of the Puskesmas' attendants of giving services, and the socialization of the rules on public health maintenance are very meaningful. To maintain and increase the members of the Public Health Maintenance Guarantee program, the program should be improved and matched with the people's needs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuningsih
"Kepesertaan JPKM masih rendah atau hanya 0,3% dari jumlah penduduk Indonesia (SUSENAS 2004 dalam Depkes RI 2006). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor dari dalam dan faktor-faktor dari luar keluarga terhadap kepesertaan masyarakat dalam JPKM sukarela di Kota Metro Tahun 2008. Populasi penelitian ini adalah seluruh Kepala KeIuarga (KK) di Kota Metro Lampung. Penelitian ini merupakan survei (non experiment) dirnana data ini dikumpuIkan seeara cross sectional. Jumlah sampel 131 IC.K yang diambil secara klaster yaitu di tiap kecamatan diambil satu kelurahan tiap kelurahan secara random ditentukan sampel menurut jumlah proporsi KK yang ada (sconpel random sampling).
Penelitian ini kemudian menemukan bahwa ada hubungan antara faktor-faktor dari dalam keluarga (Umur KK, Jenis kelamin KK, Pendidikan KK, Pengetahuan KK, Pekerjaan KK, Penghasilan KK, Juralah anggota keluarga dan Arti sakit bagi keluarga) dan faktor-faktor dari luar keluarga (Promosi JPKM, Dukungan Pernerintah, Keberadaan asuransi lain/Askin, Pola Perilaku Masyarakat dalarn Menghadapi Sakit, Lokasi pelayanan Kesehatan dengan JPKM) terhadap kepesertaan dalam JPKM. Dan i penelitian ini ditemukan hanya 14,5% yang menjadi peserta JPKM. Ini diperkuat dengan fakta pertanyaan terbuka yang menyatakan rnasyarakat mempersepsikan bahwa JPKM adalah jaminan pemeliharan kesehatan untuk orang miskin.
Analisis variabel dalam penelitian ini menernukan adanya hubungan yang signifikan antara variabel pengetahuan KK (faktor dari dalam keluarga) serta variabel dukungan pemerintah dan pola perilaku masyarakat dalam menghadapi sakit (faktor dari luar keluarga) dengan kepesertaan JPKM. Dan Analisis selanjutnya (multivariat) ditemukan bahwa faktor pengetahuan KK berpengaruh terhadap kepesertaan .TPKM sukarela (p-,043) Odd Ratio (OR) 3,42 yang berarti mereka (KK) yang rnengetahui JPKM sukareta mempunyai pe1uang 3-4 kali menjadi peserta.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan sangat mempengamhi kepesertaan JPKM sukarela melalui pembentukan persepsi yang benar tentang .JPKM Sebagai saran maka JPKM sukarela ini yang sebenamya merupakan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan sebagai mana yang dicita-citakan dalam pembangunan kesehatan perlu didorong melalui extensifikasi sosialisasi JPKM sukarela yaitu melalui berbagai peluang, jalur dan cam yang memungkinkan. Ini sesuai dengan amanat UU no 23 Th 1992 tentang kesehatan pasal 66 ayat 1: Pemerintah mengembangkan, membina dart mendorong jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (.111134) sebagai cam yang dijadikan landasan setiap penyelenggaraan perneliharaan kesehatan, yang pembiayaannya dilaksanakan secara pra-upaya , berazaskan usaha bersama dan kekeluargaan
The study has a purpose on explore the internal and external factors on the family for the voluntarily membership of the RICA at Kota Metro, Lampung at the year of 2008. The study is a survey (non-experiment) and data is gathered by a cross sectional design. The population of the study is the Head of the Household (NH) of Kota Metro, Lampung. The sample size is 131 of HH that withdrawn by a cluster sampling method, i.e. in every sub-district there will be one neighborhood is chosen, and from every neighborhood, a random sampling method is used to get the sample proportionately with the number oh the HH in the neighborhood.
The study found that there is a relationship between the family internal and the external factors with the membership for JPKM. The internal factors are consists of the age, sex, education, knowledge, occupation, and the income of the HA member of the family, and the mean of the illness for the family. While the external factors are the .113KIvl campaign, government support, availability of Poor Family Insurance or other insurance, community behavior pattern to deal with the illness, the location of health services with WKM. The study reveal that there is only 14.5% is a member of JPKM, because mostly perception on the community say that JPKM is a health security for the poor.
Analysis found that there is a significant relationship between variables of HH's knowledge (family's internal factor), government support variable and community behavior pattern in dealing with the illness (family's external factor), and the membership of JPKM Further analysis (multivariate) found that the factor of HI-I's knowledge have the influence to the involuntary membership on JPICIVI (p value: 0.043) has the OR on 3.42, and it means that I-11-1 with a good knowledge have opportunity to become a JPKM membership 34 times in compare with HH with low knowledge.
To conclude, knowledge has a great extent in influencing the voluntary membership for JPIKM through a proper understanding of perception on JPKM It is suggested, as it hopes in the health development goals, that voluntary JPKM membership, as a form of community participation on health area, should be supported by a broadening socialization of the JPKM voluntary membership through any opportunity, channel and possibilities way. This also consistent with the statement of the U1.1 NO. 23, 1992 in relation to health, at the Chapter 66 verse 1 "The government should support and encourage the JPKM as a foundation of any application for health care that financed by a pre-finance scheme, base on a kinship mutually affair".
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asnah
"Dana Sehat merupakan salah satu bentuk operasional JPKM, dimana pesertanya relatif kecil dan berasal dari kemampuan ekonomi masyarakat lemah. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa program ini tidak dapat berjalan dengan baik seperti yang diharapkan Kabupaten Lampung Barat memliki 6 kecamatan. Diantara kecamatan tersebut hanya satu kecamatan yaitu Kecamatan Sumber Jaya yang menjalankan program ini dengan cakupan peserta 6010 jiwa pada tahun 1998 yang cenderung berkurang pada periode berikutnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kesinambungan kepesertaan Dana Sehat JPKM di Kabupaten Lampung Barat Propinsi Lampung. Penelitian dilakukan di 10 desa wilayah kerja Puskesmas Surnber Jaya. Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan jumlah sampel 181 responden Variabel Independen terbagi dalam 3 kelompok faktor. Variabel tersebut adalah perdisposing (pendidikan, pengetahuan, persepsi, kebiasaan berobat ke sarana kesehatan), enabling (pendapatan pengeluaran kelengkapan sarana yankes,jarak tempuh ke sarana pelayanan kesehatan, sosialisasi), reinforcing (perilaku pejabat dan komitmen pejabat).
Hasil penelitian menunjukkan hanya 35,4% peserta yang melanjutkan kepesertaannya sementara 64,6 tidak melanjutkan,Diantara 10 variabel yang diuji,hanya 5 variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kesinambungan kepesertaan Dana Sehat JPKM. Variabel tersebut adalah pendidikan (p~,006),pengetahuan (p = 0,000),persepsi (p=0,000),sosialisasi (p =0,014) dan perilaku petugas (p =0,017).Diantara variabel yang bermakna tersebut,yang paling berpengaruh adalah variabel persepsi dengan odd ratio 6,925.
Dengan melihat rendahnya proporsi peserta yang melanjutkan kepesertaanya, maka dapat disimpulkan bahwa keadaan ini merupakan hal yang serius yang harus ditangani secara proporsional.
Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, disarankan untuk melanjutkan program ini karena bermanfaat bagi masyarakat, dengan membuat model yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Disamping itu juga disarankan kepada peneliti lain untuk menambah variabel besarnya iuran dan kemampuan ekonomi masyarakat.

Factors Related to Membership Continuation of Health Fund in West Lampung Regency, Lampung Province.Health fund is a form of community financing with relatively small participants of low economic people. Previous research showed that this program could not running well as have been expected. West Lampung Regency have 6 sub districts. Among them, only one sub district has health fund program with coverage of 6010 participants in 1998 which tcnd' to decrease in 1999.
The purpose of this research is to know factors related to the continuation of membership of health fund in West Lampung Regency, Lampung Province. The research was conducted in 10 villages of Public Health Center Area of Sumber Jaya. This was a survey research with samples of 181 respondents. Independent variables were divided into three categories. They were predisposing (education, knowledge, perception, the use of health care), enabling (family income, sufficiency of health care facilities, the distance to health care, socialization), and rein forcing (health provider's behavior, commitment ofpolicy maker). Dependent variable was the membership continuation between 1998 and 1999 of health fund.
The result of this research showed that only 35,4 % participants continuation membership while 65,6 % did not. Among independent variables tested, only 5 variables have significant correlation with continuation of membership of health fund. Those variables were education (p~,006), knowledge (p=0,000), perception (p=0,000), socialization (p=0,014) and health provider's behavior (0,017). The most dominant variable were perception with Odd Ratio=6,925. Based on the low proportion of continuation it could be concluded that this is a serious problem in the future development of community financing.
Considering the result of this research it was suggested to sustain this program because it is beneficial to the community as well as made a model according to the condition of the community. It was also recommended to the next researcher to add independent variables such as contribution (premi) and the ability to pay of the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunardi
"Kotamadya Padang adalah merupakan salah satu Daerah Tingkat II yang terdapat di Propinsi Sumatera Barat, dimana fungsi kepemimpinan kesehatan tokoh masyarakat masih perlu mendapat perhatian, dalam rangka pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan fungsi kepemimpinan tokoh masyarakat dalam menghadapi kemandirian daerah tingkat II Kotamadya Padang sesuai dengan tuntutan Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah, hal ini disebabkan saran dan prasarana kesehatan masyarakat yang ada belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan dan cenderung menurun. Unit analisis adalah tokoh masyarakat yang selama ini telah ikut berpartisipasi dan berperan serta dalam meningkaikan pencapaian program kesehatan yang bertempat tinggal di daerah tingkat II Kotamadya Padang.
Metode pendekatan yang digunakan adalah study kuantitatif dengan jenis penelitian cross sectional, untuk melihat gambaran fungsi kepemimpinan kesehatan tokoh masyarakat di Kotamadya Padang, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan fungsi kepemimpinan kesehatan.
Hasil penelitian menunjukan gambaran fungsi kepemimpinan kesehatan tokoh masyarakat masih kurang berfungsi dengan baik sebanyak 57,1%. Kemudian dari 8 (delapan) faktor yang penulis rancang mempunyai hubungan dengan fungsi kepemimpinan kesehatan yaitu: Persepsi tokoh masyarakat terhadap pembinaan puskesmas melalui pelatihan, persepsi tokoh masyarakat terhadap pembinaan puskesmas melalui forum informal, umur responden, jenis kelamin responden, tingkat pendidikan, status perkawinan, jenis pekerjaan dan jabatan responden dengan fungsi kepemimpinan kesehatan. Empat diantaranya terbukti ada hubungan dengan fungsi kepemimpinan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Terbukti ada hubungan antara persepsi tokoh masyarakat terhadap pembinaan puskesmas melalui forum informal dengan fungsi kepemimpinan kesehatan (Nilai P 0,001).
2. Terbukti ada hubungan antara jenis kelamin tokoh masyarakat dengan fungsi kepemimpinan kesehatan (Nilai P 0,002).
3. Terbukti ada hubungan antara tingkat pendidikan tokoh masyarakat dengan fungsi kepemimpinan kesehatan (Nilai P 0,026).
4. Terbukti ada hubungan antara jabatan tokoh masyarakat dengan fungsi kepemimpinan kesehatan (Nilai P 0,0005).
Informasi ini masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, untuk mengoptimalkan pencapaian program di daerah tingkat II Kotamadya Padang, sehingga dapat memberi dampak yang terbaik. Oleh sebab itu pertemuan yang bersifat informal masih perlu ditingkatkan mengingat tokoh masyarakat akan lebih berpartisispasi bila diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dibidang kesehatan.

Factors having relation with health leadership function of public figures at Second Level Region of Padang Municipality, West Sumatra Province, Years 2000Municipality of Padang lied on one of Second Level Regions at West Sumatra Province in which health leadership function of public figures still having attention, within framework of empowering large public by increasing of leadership functions of public figures in facing the autonomous of Second Level Region of Padang Municipality by virtue of Laws Number 22 Year 1999 on autonomous of region, it is caused the structure and infra structure of public health had not been functioned yet as wished and trend to down. The analysis unit is public figures, currently, they had played role and participated to increase health program target residing at Second Level Region of Padang Municipality.
Approach method to be used is quantitative study by cross sectional research in order to know the indication of health leadership function of public figures at Padang Municipality and other factors having relation with health leadership function.
Research result had indicated that health leadership function of public figures had not functioned in good is 57.1%. Then, from eight (8) factors the author design it has relation with building of center for public health (Puskesmas) through training, perception of public figures against Puskesmas building through informal forum, respondents gender, educational strata, marital status, occupational variety, and respondents title with health leadership function. Four of them had been proven having relation with health leadership function as follows :
1. Having relation among public figures and Puskesmas building through informal forum by health leadership function (P value is 0.001).
2. Having relation among gender of public figures and health leadership function (P value is 0.002).
3. Having relation among educational strata of public figures and health leadership function (P value is 0.026).
4. Having relation among title of public figures and health leadership &action (P value is 0.0005).
Necessarily, this information should be implemented by further research of maximizing program target at Second Level Region of Padang Municipality, hence, it may give the best impact, However, the meeting in informal character should remain be increased in taking account of public figures will more participate if they are involved to make decision of health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Jonni Syah R.
"ABSTRAK
Program gizi di Indonesia dilaksanakan oleh Departemen Keschatan Republik
Indonesia bemxjuan menurunkan angka penyakit kurang gizi yang terdiri dari Gangguan
Akibat Kekurangan lodium (GAKI), Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi
(AGB) dan Kekgrangan Vitamin A (KVA). Upaya ini diharapkan dapat mcndukung
akselerasi penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
Petugas Gizi Puskcsmas sebagai salah sam tenaga terdepan dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya di bidang gizi harus mernpunyai
upaya yang baik agar program gizi bisa berhasil, tetapi temyata di Kota Pontianak dan
Kabupalen Pontianak pcncapaiannya masih rendah akibat proses pelaksanaan kcgiatan
oleh Petugas Gizi Puskesmas masih mcnunjukkan kinerja rendah. Bcrkenaan dengan hal
tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dan mengetahui falctor-faktor
yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan kinexja Petugas Gizi Puskcsmae di
Kota Pontianak dan Kabupaten Pontianak.
Penelitian ini diiakukan d§ Puskesmas Kota Ponnanak dan Kabupaten
Pontianak pada bulan Oktober sampai Nopember 2000. Sampel penelilian adalah seluruh petugas gizi utama yang benugas di`Puskesmas Kota Pontia|1ak dan Kabupaten
Pontianak sebanyak 62 orang. J enis penelitian yang digunakan adalah cross sectional.
Analisis yang digunakan adaiah analisis univadat, bivariat dan multi variat :
distribusi fre!-ruensi, chi-square dan rcgresi logistik. I-Iasil pcnclitian ini menunjukkan
bahwa kinerja petugas gizi masih rendah. Dari analisa bivariat didapat faktor yang
berhubungan dengan kinelja petugas gizi (p < 0,05) adalah motivasi, pcngetahuan,
pendidikan, kcterpencilan, p¢mbinaan, rekan kezja dan kondisi kesja, sedangkan faktor
yang tidak herhubungan dengan kinenja adalah umur, pengalaman, sosial budaya,
keterjangkauan, pelatihan. Dari analisa multivariat, didapat bahwa variabel yang paling
dominan berhubungan dengan kinerja petugas gizi adalah pendidikan dan sosial budaya.
Dari hasil ini disarankan lerutama kepada Dinas Kesehatan Kota dan
Kabupaten Pontianak serta Kanwil DepkcsfDinas Kesehatan Propinsi Kalimanlan Barat
agar melakukan pcnempatan dan pengadaan tcnaga gizi sesuai dengan Iatar belakang
pendidikan dan mcmbuat pcdoman yang jelas tentang tugas pdkok dan tugas khusus
sesuai dengan permasalahan gizi di wilayah kenja puskesmas.
Daliar Bacaan 43 (I974 _ 2000) PERPUST U 5 2 l
AKA/EN PU
IINKVERSEMS ,szfsomggg
Egmbdiin/i'5§c§ah dar!

Abstract
ABSTRACT
Nutrition Program in Indonesia carried out by Indonesian Health
Departement has the objective to decrease the morbidity rate of malnutrition which
include Disturbances of lodium Deiiciency, Protein Deficiency, Anemia of Fen-um
Deficiency, and Vitamin A deficiency. 'I`his effort is expected to support thc
acceleration of The Infant Mortality Rate and The Mother Mortality Rate.
The Nutritional oflicial of Public Health Clinic as the frontline staff
practitioner/official in providing health services to public especially in the Held of
nutrition must have good effort in sueceding the Nutrition Program. However, the
achievement of the program in Pontianak City and Pontianak Distric has been low as
the result ofthe poor perfomtance ofthe Nutrition Oflicial. Dealing with this matter,
this research has thc objective to obtain and know the factors considered to have
relation with the performance of Nutrition Ofiicial of Public Health Center in
Pontianak City and Pontianak District
This study was conducted at Health Cenue in Pontianak City and Pontianak
Distric in October until November 2000. The sudy sample were 62 nutrition main
staffs who worked at Health Centre in Pontianak City and Pontianak Distric. T`his
study employed a cross sectional method. ~
The analysis techniques used were univariat, bivariat, multivariat analysis :
iiequency distribution, ch-square, and logistic regression. This study reveals that the
perfonnance ofthe nutrition staff is low. The bivariat analysis shows that factors that
correlate with low performance of the nutrition staff (p < 0,05) were motivation, knowledge, education, remoteness, couclting, workmates end worltatmosphere, while
factors that do not cotrelate with the performance are age, experience, social and
cultural background, accessibility, and training. The multivariat analysis indicates
that variables mostly correlating with thc perfonnance of the nutrition staffs are
education background and social and cultural background.
Based on the study, it is recommended that health departemcnt ofthe city and
district as well as the provincial oflice ofthe health dcpartcment of West Kalimanlan
province should recntit and assign nutrition stat? according to their education
background and should estabilish explicit guidelines concerning the staB`s'major and
minor duties based on the nutrition issues within the puskesmas service area.
References 43 (1974-2000)"
Universitas Indonesia, 2001
T 5877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Maharsi
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kepuasan kerja (job satisfiction) merupakan suatu keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (pekerjaan, supervisi, rekan kerja, promosi, gaji, kondisi lingkungan kerja) dengan variabel terikat (kepuasan kerja) pada pegawai Puskesmas Sidamulih, kabupaten Ciamis. Penelitian ini termasuk penelitian dengan metode survei analitik melalui pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 29 dari populasi 29 melalui pengambilan sampel secara sampling jenuh. Uji statistik yang digunakan adalah Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kesesuaian pekerjaan, supervisi, hubungan antara rekan kerja, promosi, antara kondisi lingkungan dengan kepuasan kerja. Untuk variabel pengganggu adalah komunikasi adanya hubungan dengan kepuasan kerja. Saran yang bisa disampaikan adanya kesesuaian pekerjaan, supervisi dilakukan secara teratur, meningkatkan kerjasama dan hubungan dengan rekan kerja, meninjau dan mempertimbangkan kebijakan promosi, dapat melakukan sistem perubahan pembayaran (gaji) dan memperbaiki kondisi lingkungan kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja yang mendukung pada kepuasan kerja."
JUKEKOI 7 : 2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1997
368.382 BUN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaela Sari
"Sistem Jaminan Sosial Nasional pada dasarnya merupakan program negara yang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan dari SJSN terbentuklah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). BPJS Kesehatan merupakan transformasi dari perusahaan persero Askes (Asuransi Kesehatan) yang merupakan badan hukum penyelenggara program jaminan kesehatan. Adanya kesenjangan jumlah kunjungan antara pasien bukan peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional dengan peserta program Jaminan Kesehatan Nasional terutama peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional mandiri.
Metode penelitian yang di gunakan menggunakan metode kualitatif dan pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam serta telaah dokumen untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesenjangan tersebut. Penelitian dilaksanakan dengan observasi awal di Puskesmas kedaung Barat pada bulan Maret-April 2014 di lanjutkan dengan pengambilan data primer di bulan Juni 2014.
Hasil penelitian menunjukan masih belum sampainya sosialisasi kepada masyarakat sehingga masyarakat kurang memahami tentang program Jaminan Kesehatan Nasional, terlihat dari cakupan kepesertaan program Jaminan Kesehatan Nasional masih sedikit. Agar sosialisasi dapat berjalan secara optimal diperlukan keseriusan dalam proses pelaksanaan sosialisasi dengan melibatkan seluruh stakeholder yaitu BPJS Kesehatan Cab. Tangerang, Dinkes Kab.Tangerang, terutama puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama serta melibatkan semua elemen masyarakat di wilayah Puskesmas Kedaung Barat.

Social security systemis basically astate program that aims to provide certainty of protection and social welf are for all Indonesian people. To realize the goal of forming Social Security Social Security Agency (BPJS). BPJS Health is a transformation of tate-owned companies Askes (health insurance) which is a legal entity organizing the health insurance program. The gap between the number of visits the patient not national health insurance program with program participants, especially participants national health insurance program independently.
The research method used qualitative method of data collection and use in-depth interviews and document review to determine the factors causing the gap. The research carried with preliminary observations on the West Kedaung health center in March-April 2014 continue with primary data collection in the month June 2014.
The results still indicate the arrival of socialization to the community so that people do not understand about national health insurance program, seen from the coverage is still a bit national health insurance program. That socialization may be optimize in need of seriousness in the implementation of the socialization process, involving all stakeholders, namely BPJS Health Kab. Tangerang, Kab.Tangerang health office, health center primarily as afirst-level health facilities and involves all elements of the community health centers in the region Kedaung West.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Indra Hanafiah
"ABSTRAK
Pendahuluan. Kebijakan RS menjadi Unit Swadana mendorong peningkatan kepedulian manajemen rumah sakit terhadap efisiensi pengelolaan dan mutu pelayanan rumah sakit. Lama Hari Rawat merupakan salah satu indikator efisiensi pengelolaan dan mutu pelayanan rumah sakit. Kebijakan program kesehatan untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Maternal (safe motherhood) menjadikan makin pentingnya peran dan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan kesehatan, khususnya RSU Dati II yang berada di setiap ibu kota-Kabupaten sebagai ujung tombak (front line) pelayanan rujukan tingkat pertama yang langsung mengayomi pelayanan kesehatan dasar. Kasus obstetri patologik tetap terjadi pada sekitar 10% - 15% kehamilan walaupun telah dilakukan perawatan ante natal yang adekuat sekalipun. Kasus obstetri patologik yang memerlukan pembedahan Seksio Sesarea akan dirawat di rumah sakit umum Kelas C di ibu kota Kabupaten melalui alur dari sistem rujukan medik Ditemukan variasi yang terlalu lebar LHR pasien obstetri pulang menjalani pembedahan Seksio Sesarea di RSU Baturaja Dati II OKU, yaitu 4 sampai 20 hari. Gambaran ini menunjukkan belum efisiennya pengelolaan dan masih rendahnya mutu pelayanan rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis deskriptif faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan Lama Hari Rawat pasien obstetri pulang hidup yang menjalani pembedahan Seksio Sesarea dan menganalisis hubungan korelasionalnya.
Penelitian ini merupakan studi 'Cross Sectional' terhadap 335 kasus pembedahan Seksio Sesarea selama periode 5 tahun yang menjadi sampel penelitian. Seluruh kasus dijadikan sampel penelitian (over sampling) karena diperkirakan ada beberapa variabel yang memang variatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari status Catatan Medik. Analisis statistik yang digunakan adalah tabel frekuensi, distribusi dan statistik deskriptif untuk analisis univariat serta uji ANOVA dan analisis korelasi untuk analisis bivariat.
Tenaga Bidan masih merupakan tenaga yang amat besar dan strategis perannya dalam melakukan perawatan ante natal serta mendeteksi dini kehamilan risiko tinggi dan melakukan rujukan medik yang benar dan tepat. Penanganan kasus pra rumah sakit sebelum dirujuk ke rumah sakit masih memprihatinkan yang ditunjukkan dengan gambaran operasi yang hampir seluruhnya bersifat akut. Satu variabel bebas (mar) menunjukkan adanya kesalahan dalam pengukuran (measurement bias) sehingga tidak valid untuk dianalisa secara statistik. Dari 4 faktor yang terdiri dari 15 variabel bebas yang diduga berhubungan dengan Lama Hari Rawat, 3 variabel bebas yang secara statistik menunjukkan perbedaan rata-rata LHR yang bermakna sedangkan 12 variabel bebas lainnya menunjukkan perbedaan rata-rata LHR yang secara statistik tidak bermakna. Dua variabel bebas yang bermakna (tempat tinggal dan jumlah pemeriksaan kehamilan), ternyata menimbulkan perbedaan rata-rata LHR yang relatif kecil shingga tidak mempunyai implikasi bagi kebijakan rumah sakit, sedangkan 1 variabel bebas (alasan kepulangan) yang bermakna temyata tidak bisa diinterpretasikan karena tidak cocok untuk dilakukan pengujian statistik berhubung datanya tidak variatif. Pengelolaan RSU cukup efisien dan pelayanannya cukup bermutu walaupun ditemukan rata-rata LHR selama 9 hari yang berarti lebih lama dari standar yang ditetapkan DEPKES dan IDL. Hal ini didasarkan karena angka tersebut masih merupakan suatu hal yang wajar untuk RSU Kelas C di Kabupaten Dati II sesuai dengan unsur masukan, proses dan lingkungan yang ada.
Konsep penelitian yang disusun ternyata tidak mampu membuktikan sebagian besar faktor-faktor yang berhubungan dengan Lama Hari Rawat pasien obstetri pulang hidup yang menjalani pembedahan Seksio Seaarea. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan konsep yang berbeda untuk mengetahui faktor-faktor !ainnya yang berhubungan dengan Lama Hari Rawat pasien obstetri pulang hidup yang menjalani pembedahan Seksio Sesaera, serta penelitian lain yang mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan mutu pelayanan perinatal (ibu dan bayi) yang indikatornya lebih spesifik daripada LHR Hasil penelitian terhadap rata rata Lama Hari Rawat menunjukkan bahwa pengelolaan rumah sakit cukup efisien dan mutu pelayanan rumah sakit cukup bermutu. Status Catatan Medik yang ada perlu disempurnakan agar mampu merekam informal tentang upaya penanganan kasus pra rumah sakit yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan di tingkat pelayanan dasar, sekaligus juga perlu disempurnakan cara pengukurannya. Rumah sakit juga perlu mengembangkan standarisasi pelayanan rumah sakit yang spesifik berlaku sebagai standar di rumahsakit tersebut dan penyusunannya disesuaikan dengan unsur masukan, proses dan lingkungan yang ada. Dinas Kesehatan Dati II OKU bersama-lama RSII Baturaja (sebagai pusat rujukan kesehatan wilayah) dan IBI (sebagai Ikatan Profesi Bidan) perlu menyusun strategi, kebijakan dan program untuk meningkatkan efektivitas tenaga Bidan Desa yang sudah dan akan ditempatkan. Rumah sakit berperan secara tidak langsung sebagai tempat petatihan dalam upaya memperbaiki kualitas profesionalisme tenaga kesehatan di tingkat pelayanan dasar yang melakukan perawatan ante natal dan merujuk kasus obstetri patologik ke rurnah sakit.

ABSTRACT
Government owner?s hospital policy is to become `Unit Swadana' supports hospital management concern improvement to management efficiency and hospital service quality. Length of Stay is one of hospital management efficiency indicator as well as hospital quality of care. National health program policy to accelerate reduction Maternal Mortality Rate (safe motherhood), make the role and function of the hospital more important as the health referral center, especially the government owner?s general hospital in Dati II where each capital of regency has and as the front line of first level of referral system which is directly aegis, support and encounter the basic health service. Pathological obstetrics case is still happened around 10% - 15% of pregnancy although it has been done strong adequate antenatal care. Pathological obstetrics case, which needed Cesarean Section surgery, will be admitted at Class C general hospital at the capital of regency through mechanism and flow of medical referral system. It is found so large variation of Length of Stay of Alive discharged obstetrics patients who undergo Cesarean Section surgery at Baturaja General Hospital that is 4 to 20 days. The illustration shows that hospital management has not been efficient and hospital quality of care still low.
The research objective is to describe and to analyze factors which is be estimated relating to Length of Stay of alive discharged obstetrics patient who undergo Cesarean Section surgery and to analyze its correlation.
The research is a 'Cross Sectional' study to 335 Cesarean Section surgery cases for 5 years period as research samples. All cases are become as research samples (over sampling) because there are several variables estimated less variation. Used data is secondary data, which got from medical record status. Statistical analyses use table of frequency, distribution and descriptive statistic for univariate analyses and ANOVA test and correlation analysis test for bivariate analyses.
Midwife is still a health personnel with big and strategic role in doing antenatal cares and early detection high-risk pregnancy and in doing the right and correct medical referral. Pre-hospital case management before be referred to the hospital is still weakened and shown by operation illustration that nearly all of them are acute. One independent variable (age) shows mistaken in measurement (measurement bias) so it is not valid to analyze by statistic. At 4 factors consist of 15 independent variables are estimated relating to Length of Stay, 3 variables by statistic show significant difference Average Length of Stay (ALOS) but others 2 variables show no significant. Two significant independent variables (residency and sum of pregnancy check) show a quite small difference of ALOS so it does not have implication of hospital policy, meanwhile 1 significant independent variable (discharged reason) actually cannot be interpreted because it is not suitable to do the statistical test because there is no variation of the data. Management of hospital is quite efficient and the quality of service is enough although it is found ALOS for 9 days it means longer than stated standard of Ministry of Health (Departemen Kesehatan) and Indonesian Medical Association (IDI). It is based on that the numbers are still appropriate condition for Class C of general hospital on regency according to input, process and environment elements available.
The research concept actually cannot prove most factors relating to Length of Stay of Alive discharged obstetrics patient who undergo Cesarean Section surgery. It is necessary to follow through this research by difference concept to know others variables relating to Length of Stay alive discharged obstetrics patient who undergo Cesarean Section surgery, and to develop another research to explore factors relating to perinatal (mother and child) quality of care where the indicators is more specific than Length of Stay. Available Medical Record status need perfections so it can record the information about pre hospital case management efforts which has been done by health personnel at basic health service level, and directly also need to be perfections its measurement way. The hospital also needs to develop the specific standardization as a standard and `hospital by laws' in the hospital and arrangement is suited with input, process and environment elements available. Health Board of Dati II OKU Regency (Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II OKU) together with Baturaja General Hospital as `the area health referral center' and Indonesian Midwife Association (Ikatan Bidan Indonesia) as the profession unity need to arrange strategy, policy and program to improve the effectiveness of `village midwife' (Bidan Desa) who have been allocated. Hospital indirectly role as the training center of health man power in the way to improve the professional quality of health personnel at basic health service level and who does the antenatal care and refers the pathological obstetrics case to hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>