Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99172 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tono Suhartono
"Globalisasi membawa dampak positif dan negatif yang salah satu dampak negatifnya adalah meningkatkan tindak kejahatan narkoba khususnya perdagangan gelap dan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika khususnya ekstasi. Hal itu juga akibat meningkatnya faktor supplay dan juga faktor demand yang dipengaruhi dengan perubahan sosial pada masyarakat khususnya di tempat hiburan malam.
Secara umum tempat hiburan malam tidak terlepas dari minuman beralkohol, perempuan penghibur serta obat-obat terlarang. Penelitian ini dilakukan di tempat hiburan "XYZ" Jakarta Barat sebagai salah satu tempat hiburan malam yang cukup terkenal di Jakarta yang dianggap para pengunjungnya sebagai tempat yang aman untuk mengkonsumsi ekstasi. Masalah-masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana peredaran ekstasi di tempat tersebut, interaksi-interaksi sosial masing-masing kelompok yang terkait dalam peredaran dan penggunaan ekstasi serta faktor-faktor yang mendukung kuatnya jaringan peredaran ekstasi di tempat itu.
Penelitian ini menggunakan metodologi etnografi dengan pendekatan deskriptif, menggambarkan keadaan obyek penelitian secara sistematis faktual dan akurat dimana peneliti kerja langsung sebagai tamu di tempat hiburan "XYZ". Tempat hiburan "XYZ" menyediakan jenis hiburan karaoke, diskotik serta bar, restoran dan mesin ketangkasan mickey mouse dikelola oleh PT. Graha Hayam Wuruk Rekreasi dengan 335 orang karyawan, beroperasi mulai jam 19.00 WIB kecuali untuk diskotik jam 21.00 WIB sampai jaam 03.00 WIB walau sering sampai jam 6-7 pagi hari, ini berlangsung peredaran gelap dan pemakaian ekstasi yang dikoordinir oleh Ujang dengan nama sandi "BARANG".
Hasil penelitian yang dilakukan penulis dengan dibantu informan kunci yang terdiri dari tukang parkir, karyawan, tamu, pemakai, Kapolsek Tamansari, kanit narkoba Polres Metro Jakarta Barat dan kanit narkoba Polda Metro Jaya menunjukkan bahwa pengedar ekstasi yang diperbolehkan pemilik hanya kelompok Ujang yang keseluruhannya WNI keturunan Cina. Di samping itu para tamu dan konsumen juga mayoritas warga etnis Cina. Jenis ekstasi yang beredar sangat tergantung pada supplay yang datang dari Alex dengan jumlah peredaran mencapai 200-300 butir untuk malam biasa dan 600-750 butir untuk malam sabtu dan malam minggu.
Berlangsungnya peredaran dan penggunaan ekstasi di tempat hiburan "XYZ", ini tidak terlepas dari campur tangan pemilik tempat Rusan yang sangat disegani dan ditakuti karyawan, dimana sangat dekat kepada oknum aparat baik pemerintah maunpun kepolisian dengan selalu dan terus memberikan dukungan dana termasuk kepada wartawan, tokoh masyarakat setempat. Hal ini melemahkan petugas untuk mengambil tindakan disamping rapinya peredaran serta lokasi yang kondusif turut mendukung amannya tempat hiburan "XYZ" sebagai peredaran ekstasi.
Peredaran ekstasi ini membentuk jaringan hubungan simbiosis mutualisme (saling menguntungkan) antara pemakai, pengedar, pemilik tempat dan aparat. Pada sisi lain peredaran ekstasi ini membentuk patron klien dimana pemilik menjadi pelindung bagi pengedar dan pemakai. Hal ini terlihat saat penangkapan Atung anggota pengedar di depan restoran, perkaranya tidak diteruskan dan tersangka Atung dilepaskan karena pemilik telah melakukan kontak dengan pejabat kepolisian tingkat atas. Dengan adanya peredaran dan penyalahgunaan ekstasi, maka tempat hiburan "XYZ" menjadi ramai pengunjungnya yang dengan sendirinya memberikan keuntungan yang besar bagi pemilik. Hal tersebut juga membuat jaringan peredaran ekstasi ini mengarah kepada kejahatan terorganisir (Organized Crime)."
2001
T8333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semiarto Aji Purwanto
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Deviyana
"Sejak tahun 2006 terjadi penurunan angka kunjungan di RSKD Duren Sawit khususnya pasien narkoba, yang jika dilihat dari rata-rata kunjungan pasien per hari hanya 1-2 pasien napza. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi mendalam mengenai perilaku pengguna jasa dan penyelenggara jasa pelayanan dalam memanfaatkan pelayanan di poliklinik napza. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap lima orang pasien, dua orang mantan pasien, dan petugas rumah sakit yang terdiri atas wakil direktur pelayanan medis, kepala instalasi rawat jalan, kepala rehabilitasi dan dokter poliklnik napza serta melakukan diskusi kelompok terarah kepada lima orang perawat dan dua orang konselor.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa rendahnya pemanfaatan pelayanan di poliklinik napza disebabkan oleh faktor eksternal, yaitu keberadaan BNN (Badan Narkotika Nasional) yang memberikan pelayanan gratis kepada pasien napza dan faktor internal yaitu sarana dan prasarana yang kurang memadai bagi pasien dan faktor perilaku petugas yang kurang baik dalam memberikan pelayanan Penelitian ini menunjukkan bahwa sarana prasarana yang menunjang dan adanya perilaku petugas yang ramah dan terampil akan dapat meningkatkan kembali pemanfaatan pelayanan poliklinik napza di RSKD Duren Sawit.

Since 2006 there is a significant decline of patient visitations at Duren Sawit Mental and Drug Regional Special Hospital, especially the drug abuse patients, it is based on the average number of visitations that is only 1-2 patients per day. This research was done to find out information about the recipients and the care givers behaviour in using the services at the drug abuse policlinic. This qualitative research was done by deep interviews to five patients, two expatients, and hospital care givers that consist of vice director of medical services, head of drug abuse rehabilitation department, doctor from drug abuse policlinic, five nurses and two counselors.
The result of this research showed that the low service usage level was caused by external and internal factors. The external factor is, BNN (Badan Narkotika Nasional) that gives free care to drug abuse patients and the internal factors are, infrastructures that are not suitable for the patients need, and the care givers behaviour that are not friendly while performing their services. This research shown that suitable infrastructures, friendly and skillful care givers behaviour, might improve service usage level of the drug abuse policlinic at Duren Sawit Mental and Drug Regional Special Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31357
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gusni Elvira
"Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (Napza) merupakan sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan (adiksi) dan ketergantungan (dependensi). Penyalahgunaan Napza tidak hanya beraldbat buruk terhadap fisik, tetapi juga mental, perilaku dan ekonomi masyarakat. Target utama penyalahgunaan Napza adalah remaja, hal ini disebabkan karena remagia merupakan fase yang sangat rawan dengan kondisi kepribadian yang masih Sangat labil dan mudah terpengaruh lingkungan dan dalam banyak hal mereka biasa memuaskan keingintahuannya dengan coba-coba, termasuk Napza.
Pcnelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencegahan siswa tcrhadap pcnyalahglmaan Napza serta hubunganya dengan faktor sosio-psiko demografi (jenis kelamin, tingkat pengetahuan, konsep diri dan dukungan teman sebaya), faktor persepsi (kerentanan, keseriusan, manfaat dan rintangan) serta faktor dukungan (dari keluarga, sekolah dan media massa). Metode pcnelitian yang digunakan adalah observasional melalui pendekatan kuantitatif dengan disain potong lintang (cross sectional). Data yang digunakan adalah data primer, yang dikumpulkan rnclalui angket. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas satu dan dua di enam SMU di Kota Depok dengan jumlah sampel sebanyak 411 orang dan dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2008.
Hasil penelitian menunjukkan lebih separuh dari responden sudah memiliki perilaku pencegahan yang baik (54,5%). Variabel yang ditemukan berhubungan secara bcrmakna dcngan perilaku pencegahan adalah variabel jenis kelamin, konsep diri, tingkat pengetahuan, dukungan teman sebaya, persepsi manfaat, persepsi rintangan dan dukungan keluarga. Faktor yang dominan berhubungan adalah dukungan keluarga,jenis kelamin, dan dukungan teman sebaya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, responden yang memiliki dukungan keluarga yang baik, akan berpeluang melakukan pencegahan 2,2 kali dibandingkan responden yang rnemiliki dukungan keluarga kurang baik, responden perempuan memiliki peluang 2,0 kali untuk berperilaku pencegahan baik dibandingkan rcspondcn laki-Iaki dan responden dengan dukungan tcman sebaya yang baik berpeluang 1,9 kali untuk melakukan perilaku pencegahan dibandingkan responden yang memiliki dukungan teman sebaya kurang baik.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Narkotika Depok dan pihak lainnya seperti LSM, komite sekolah dan keluarga bekerjasama dalam meningkatkan perilaku pencegahan terhadap penyalahgmmaan Napza antara lain dengan peningkatan pemberian informasi tentang Napza yang tepat dan benar, melalui mata pelajaran, penyuluhan, konseling, seminar, pelatihan/training of trainers siswa untuk menjadi konselor bagi teman-temannya, serta meningkatkan pengawasan terhadap pergaulan dan perilaku siswa baik disekolah maupun di rumah.

Narcotics, Psychotropics and Others Additive?s Substances (drugs), are the groups of essences that generally have may cause addicted and depended. Drugs abuse not only make physic disorder, but also mental, behavior, and public economic, Main target of drugs abuses is adolescent, it is caused adolescent is a gristle period with personality condition is still really unstable and easy effected by their social life or environmental and In so many occasions, they are so eager to try new things, including drugs abuse.
This research is performed on student first and second class in senor high school at Depok City with the purpose to know behavior preventive student to drug's abuse and its relations to socio-psycho demogtaphy factors (sex, intelligence, self concept and peer group support), perception factors (perceived of susceptibility, and seriousness, perceived of benefits and barriers) and support factors (of family, school and mass media). Data which is utilized is primary data as questionnaire through quantitative observation approach, with design cross sectional. The research perforrned on February to March 2008.
The result show that more than half of respondent has had good prevention behavior (54, 5%). Found variable concerning with variable preventive is sex variable, self concept, intelligence, peer group support, perceived of benefit, and barrier and family support (p<0,05). The dominant factor which is related was family support, sex and peer group support.
The conclusion of this research are respondent who has good family support, will get opportunity to perfomr prevention 2,l time tl1an respondent who have poor family support, female have opportunity 2,0 time to get good prevention behavior than male, and respondent with good peer group support will gets opportunity 1,9 times to do prevention than who have poor peer group support.
Suggested to Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Badan Narkotika Depok and another party as NGO, school committee and family collaborates to improves prevention behavior to drug?s abuse for example with increasing information distribution concerning about drugs clearly, through studies, counseling, seminar, training/training of trainers student to become counselor for its friend, and increases observation to their social life and behavior even at school and also at the house.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, 2008
T33627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2009
TA1364
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lisna Prihantini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh perilaku merokok terhadap penggunaan narkoba dan konsumsi minuman beralkohol pada remaja di Indonesia dengan menggunakan data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) 2007. Remaja pada penelitian ini adalah 18.396 remaja laki-laki dan perempuan yang belum menikah berusia 15-24 tahun saat survei. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner untuk model pertama yaitu penggunaan narkoba regresi logistik multinomial untuk model kedua, yaitu konsumsi minuman beralkohol. Variabel bebas yang digunakan untuk kedua model adalah perilaku merokok, perilaku seksual pranikah, kelompok umur, daerah tempat tinggal, tingkat pendidikan, status bekerja, tingkat kekayaan rumah tangga, pengetahuan tentang HIV/AIDS, dan pengetahuan tentang IMS. Jenis kelamin remaja disertakan hanya dalam model kedua.
Dari hasil model pertama ditemukan bahwa perilaku merokok, perilaku konsumsi minuman beralkohol dan perilaku seksual pranikah semua memiliki pengaruhsignifikan yang kuat dan positif terhadap penggunaan narkoba. Menurut karakteristik dari remaja, mereka yang memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk penyalahgunaan narkoba adalah yang saat ini merokok, pernah melakukan seksual pranikah, pernah mengkonsumsi alkohol, berusia 20-24 tahun, tinggal di perkotaan, tingkat pendidikan tinggi, bekerja, memiliki pengetahuan HIV/AIDS dan IMS, dan memiliki status ekonomi rendah. Untuk model konsumsi alkohol, ditemukan bahwa penyalahgunaan narkoba, perilaku merokok, dan perilaku seksual pranikah juga memiliki pengaruh yang signifikan positif pada yang tiga bulan terakhir mengkonsumsi minuman beralkohol dan yang pernah mengkonsumsi minuman beralkohol.

This study aims to examine the influence of smoking on drug use and alcohol consumption among adolescents in Indonesia using the 2007 Adolescent Reproductive Health Survey Indonesia (SKRRI) data of 18,396 youth in Indonesia is used. Adolescents in this study are unmarried males and females aged 15-24 years during the survey.The methods of analysis are binary logistic regression for the first model on drug use and multinomial logistic regression on the second model, which is the consumption of alcoholic beverages. Independent variables that are analyzed for both models are the smoking behavior, premarital sexual intercourse, age group, area of residence, education level, work status, household wealth index, knowledge about HIV/AIDS and knowledge about STIs. The sex of adolescents is included only in the second model.
The results of the first model show that smoking, alcoholic consumption and premarital sexual behavior all have strong positive significant effects on drug abuse. According to the characteristics of adolescents, those who have higher propensity for drug abuse are the ones who are currently smoking, ever had premarital sex, consumed alcoholic drinks, aged 20-24 years, living in urban areas, with high level of education, working, have knowledge of HIV/AIDS and STIs, and have low economic status. For drinking behavior, it is also found that drug abuse, smoking behavior, and premarital sexual behavior has a significant positive influence on consuming alcoholic beverages in the last three months and ever consumed alcoholic beverages.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29673
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Semiarto Aji Purwanto
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Garmiaty SP
"Tesis ini membahas kefektifan strategi pelatihan dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap di Kampung Bali, Jakarta Pusat. Penelitian ini mengungkap bahwa strategi memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat Kampung Bali mampu meningkatkan peran serta masyarakat untuk ikut serta mencegah penyalahgunaan narkoba. Penelitian ini juga berhasil mengungkap kendala-kendala yang dihadapi selama kegiatan pelatihan yaitu: komunikasi, peralatan, dan pengakuan masyarakat akan hasil pelatihan tersebut.
Dari hasil pelatihan-pelatihan tersebut terungkap bahwa ada sebagian warga yang mampu mengambil manfaat ekonomi dari keterampilan yang mereka peroleh dan mereka juga berkomitmen untuk terus ikut berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungannya. Program pelatihan yang berkelanjutan diperlukan agar tujuan akhir yaitu membebaskan Kampung Bali dari penyalahgunaan narkoba dapat terlaksana.

This study discussed the training strategy effectiveness in enhancing community participation towards drug abuse prevention campaign in Kampung Bali. Kamung was formerly known as an area in which drugs are commonly found and resulted in bad images of the area. The study reveals that such strategy is found to be useful in increasing the level of community participation in the prevention campaign. The study has also shown that there are three obstacles identified: communication, equioment and people’s acknowldgement towards the ouput of the training program.
The results of the training also serve as ways for the participants to take economic benefit by utilizing the skills gained from the training. They have also shown their commitment to keep being involved in similar programs in their neighborhood against drug abuse. A sustainable training program is needed to ensure a complete eradication of drug abuse in Kampung Bali.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Salsabila Hartono
"Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan mengenai partisipasi masyarakat melalui teori broken window dan problem solving policing yang dilakukan pada Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara dalam upaya mengendalikan peredaran narkoba ilegal di wilayah tersebut. Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya berupa phenomenology, hal ini dikarenakan penelitian akan mengkaji pengalaman yang dialami oleh partisipan melalui deskripsi dan informasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat. Hasil penelitian menunjukkan partisipasi masyarakat masih terbagi menjadi pro dan kontra, hal ini dijelaskan oleh broken window theory bahwa kejahatan serius justru dapat dimulai dengan terjadinya gangguan-gangguan kecil yang berjalan secara terus-menerus. Peredaran narkoba ilegal di Kampung Bahari masih ada hingga saat ini dan modus masuk narkoba tersebut dilakukan secara sistematis dan terencana. Sedangkan dalam implementasi problem solving policing yang dilakukan, tahap scanning dikategorikan masih lemah karena belum mempertimbangkan target kejahatan, lalu terkait response, tahapan ini dikategorikan masih lemah karena saat ini PT Astra sebagai pihak stakeholder di Kampung Bahari sudah tidak melakukan kolaborasi dalam program-program pemberdayaan masyarakat Bahari sebagaimana sebelumnya. Sehingga response yang diberikan saat ini terbatas hanya dari pihak kepolisian saja yang merupakan pengendalian sosial formal tanpa ada kerja sama dengan pihak informal.

This research aims to describe community participation through the Broken Window theory and Problem Solving Policing in Kampung Bahari, Tanjung Priok, North Jakarta, in an effort to control the circulation of illegal drugs in the area. The research method used is a qualitative approach with a phenomenological research design, namely research that examines participants' experiences through descriptions and information provided by the parties involved. The findings show that community participation is still divided into pro and con groups. The broken windows theory explains that serious crimes can stem from persistent minor disturbances. The circulation of illegal drugs in Kampung Bahari is still ongoing, drugs enter the area systematically and in a planned manner. In terms of implementing problem-solving policing, the scanning stage is considered weak because it does not take into account the target of the crime. Regarding the response stage, this is also categorized as weak because PT Astra, one of the stakeholders in Kampung Bahari, no longer collaborates in community empowerment programs as before. Thus, the current response is limited to formal social control carried out by the police, without cooperation with informal parties."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aco Rahmadi Jaya
"Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, tertib dan damai berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera tersebut perlu peningkatan secara terus menerus dalam berbagai bidang termasuk usaha di bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan antara lain dalam bentuk ketersediaannya narkotika dan psikotropika sebagai obat dan pengembangan ilmu pengetahuan. Meskipun narkotika dan psikotropika sangat bermanfaat dan diperlukan untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan, namun apabila disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai dengan standar pengobatan, terlebih kalau sudah sampai pada peredaran secara gelap, tentunya akan menimbulkan akibat yang sangat merugikan baik bagi perorangan maupun masyarakat, terutama bagi generasi muda karena mereka merupakan tumpuan harapan dimasa depan. Bahkan dampak peredaran gelap tersebut dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar bagi tata kehidupan masyarakat yang bersendikan pada nilai-nilai budaya bangsa yang akhirnya pada gilirannya akan dapat melemahkan ketahanan nasional bangsa Indonesia. Peningkatan pengendalian dan pengawasan sebagai upaya mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan psikotropika sangat diperlukan, karena kejahatan narkotika dan psikotropika pada umumnya. tidak dilakukan oleh perorangan, melainkan dilakukan secara bersama-sama bahkan dilakukan secara terorganisir. Mereka sangat sulit untuk ditembus, bahkan dalam penataan organisasinya telah membuat suatu cara yang sulit untuk diketahui atau dimonitor. Mereka inovatif, mereka tahu dan bisa nemanfaatkan hukum bahkan mereka juga bisa mempengaruhi aparat penegak hukum agar tidak mengusik kegiatannya. Dengan berbagai macam modus operandi mereka menjalankan bisnisnya agar narkotika dan psikotropika dapat sampai ke tangan pemakai dan disalahgunakan. Berkaitan dengan hal tersebut maka diperlukan upaya penanggulangan melalui penegakan hukum yang Salah saiunya dilakukan oleh aparat Kepolisian di bawah Satuan Narkoba. Dalam melaksanakan penegakan hukum tersebut, aparat Kepolisian tidak terlepas dari hambatan-hambatan atau kendala-kendala yang dihadapi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat Kepolisian sehingga penegakan hukum tidak dapat berjalan secara maksimal."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16449
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>