Ditemukan 116395 dokumen yang sesuai dengan query
Ramot Santoso
"Pada sistem tenaga listrik yang mengalami pembebanan berat, kestabilan tegangannya akan sulit untuk dipertahankan. Karena tegangan berkorelasi dengan frekuensi, pembebanan berat ini dapat menyebabkan kegagalan sistem. Untuk mempertahankan stabilitas tegangan, cara yang umum adalah dengan menginjeksikan daya reaktif pada bus-bus yang lemah.
Kombinasi program Tinier aliran daya dan analisis Eigen dapat digunakan untuk meneliti batas stabilitas tegangan sistem. Nilai Eigen yang kecil dari matrik Jacobian tereduksi menunjukkan bus-bus yang mengalami ketidakstabilan tegangan. Nilai faktor partisipasi yang besar dari bus yang mengalami ketidakstabilan tegangan menunjukan lokasi penempatan kompensator daya reaktif yang terbaik, yang akan memperbaiki stabilitas tegangan sistem."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8473
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Nur Aini
"Setiap sistem tenaga listrik memiliki range tegangan tertentu, sebagai contoh, sistem PLN 150 kV memiliki range lebih kurang 10%. Tegangan di luar range dapat menyebabkan kerugian pada peralatan-peralatan listrik sehingga tegangan harus diatur tetap pada range tersebut. Pengaturan tegangan erat kaitannya dengan pengaturan daya reaktif. Untuk itu pengaturan tegangan dilakukan dengan kompensator yang dapat mengendalikan pembangkitan, penyerapan, dan aliran daya reaktif pada sistem. Sub-sistem Kudus-Cepu 150 kV memiliki kualitas tegangan yang rendah. Lima dari enam bus di dalamnya memiliki tegangan di bawah 135 kV akibat jaringannya yang berbentuk radial. Oleh karena itu pada sub-sistem Kudus-Cepu akan dirancang kompensator untuk memperbaiki tegangan tersebut. Perancangan kompensator pertama dilakukan dengan perhitungan menggunakan metode aliran daya. Dari perhitungan ini didapat besar kompensator (dalam MVAR) yang harus dipasang. Kemudian hasil perhitungan tadi diterapkan dalam simulasi menggunakan perangkat lunak Power System Simulator for Engineering (PSS/E) dan dianalisis perubahan-perubahan yang terjadi setelah pengkompensasian ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40029
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rahadi Santoso
"Stabilitas tegangan menjadi salah satu perhatian sejak beberapa negara di dunia mengalami blackout. Blackout tersebut diakibatkan banyak hal diantaranya lambatnya respon relai tegangan rendah, sistem kontrol dan karakteristik dari kestabilan tegangan itu sendiri. Karakteristik stabilitas tegangan dapat digambarkan pada sebuah kurva yang telah banyak digunakan yaitu kurva PV yang menggambarkan karakteristik tegangan pada beban yang dipengaruhi oleh faktor impedansi saluran, tegangan pada sisi pengirim, dan karakteristik beban itu sendiri. Tegangan itu sendiri merupakan manivestasi dari ketersediaan daya reaktif yang ada pada sistem. Semakin besar daya reaktif yang dipasok ke sistem maka tegangan sistem akan semakin tinggi. Cara yang ditempuh adalah meningkatkan produksi daya reaktif pada pembangkit, kompensasi daya reaktif dan catu dari saluran transmisi itu sendiri.
Rekonfigurasi yang merupakan metoda untuk meningkatkan kapasitas saluran transmisi sehingga memungkinkan untuk mengalirkan daya dengan kapasitas yang lebih besar. DlgSILENT v.13 adalah simulator yang digunakan untuk pengambilan data simulasi untuk mensimulasikan sistem Jawa-Bali khususnya regional 1. Simulator ini digunakan untuk mensimulasikan aliran daya dan mensimulasikan kondisi khusus seperti lepasnya saluran dan gangguan hubung singkat, kemudian melihat pengaruhnya terhadap stabilitas tegangan sistem. Cara yang digunakan adalah membandingkan stabilitas tegangan pada kondisi sebelum dan setelah rekonfigurasi. Rekonfigurasi yang dilakukan adalah menghubungkan pembangkit Muara Tawar langsung ke GI Bekasi yang berbeban berat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40174
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Asrizal Tatang
"Stabilitas tegangan sistem tenaga listrik sangat ditentukan oleh kemampuan untuk menjaga agar tegangan selalu berada pada besaran nominalnya. Untuk memperoleh tingkat kestabilan tegangan yang optimal pada sistem tegangan tinggi, dimana jaringan transmisinya dapat membangkitkan daya reaktif kapasitif yang besar, maka jaringan tersebut perlu dilengkapi dengan reaktor induktif (Shunt Reactor) atau dengan Tap Staggering. Kompensasi daya dengan proses Tap Staggering pada transformator daya beroperasi paralel ternyata dapat membantu pemulihan sistem dengan memkompersir daya reaktif induktif rata-rata 3,5 MVA1 pada setiap perbedaan satu tap."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Lutfi Qodari
"Stabilitas tegangan merupakan permasalahan utama pada transmisi daya listrik terutama melalui saluran yang panjang dengan tingkat pembebanan yang tinggi. Ketidakstabilan tegangan terjadi karena kecenderungan beban menyerap daya lebih besar dari batas pembebanan sistem. Tingkat stabilitas tegangan perlu terus dipantau untuk mencegah sistem tenaga listrik mengalami ketidakstabilan atau runtuh tegangan. Pada skripsi ini digunakan indikator untuk memantau tingkat stabilitas tegangan sistem tenaga listrik. Indikator akan membandingkan tingkat pembebanan dengan batas stabilitas tegangan. Perhitungan nilai indikator stabilitas tegangan menggunakan daya kompleks dan tegangan sebagai parameter masukan. Tanggapan indikator stabilitas tegangan diuji menggunakan sistem 5 rel. Kemudian perhitungan indikator diterapkan pada sistem Jawa-Bali 500 kV. Nilai indikator akan menunjukan tingkat stabilitas tegangan sistem Jawa-Bali 500 kV. Nilai indikator semakin besar saat terjadi penambahan pembebanan dan saat keadaan sistem pengujian 5 rel menjadi lebih kritis. Pada pengujian ini, indikator mencapai nilai 1 pada batas stabilitas tegangan sistem. Karena tanggapan indikator yang kuradratis dan untuk menjaga pembebanan agar tidak melebihi kemampuan sistem, nilai indikator 0,4-0,5 diajukan sebagai batas kritis nilai indikator. Hasil perhitungan menunjukan nilai indikator stabilitas tegangan sistem Jawa-Bali 500 kV adalah 0,2319 hingga 0,2597 berdasarkan simulasi dan 0,2474 berdasarkan data realisasi. Perhitungan juga menunjukan rel Mandiracan memiliki tingkat stabilitas tegangan yang paling rendah. Berdasarkan nilai indikator, diketahui bahwa pembebanan sistem Jawa-Bali 500 kV relatif cukup jauh dari batas stabilitas tegangan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S39950
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Irfan
"
ABSTRAK
Kemajuan-kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sangat membantu dalam menganalisis kendala-kendala pada operasi Sistem Tenaga Listrik (STL). Pengetahuan dan teknologi STL yang berkembang ini sangat bervariasi sehingga menghasilkan berbagai model analisis pendekatan. Model-model ini berkembang mengikuti kecenderungan kemajuan-kemajuan di bidang tenaga Listrik.
Pada skripsi ini akan diterapkan dan dianalisis metode Extended Equal-Area Criterion (EEAC) yang digunakan untuk penanganan stabilitas peralihan (transient stability). Waktu pemutusan kritis yang teliti dapat ditentukan bersama-sama dengan Equal-Area Criterion (EAC), One Machine Infinite Bus (OMIB) dan Deret Taylor. Perhitungan-perhitungan menggunakan contoh STL yang terdiri dari 9 simpul dan 3 generator.
"
1997
S39424
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hasibuan, Faizal Harits
"Suatu sistem tenaga listrik tidak akan terlepas dari adanya gangguan baik yang bersifat internal ataupun eksternal. Gangguan tersebut tentu akan berpengaruh terhadap kualitas daya sistem. Permasalahan utama dalam kualitas daya listrik pada sistem distribusi, khususnya perindustrian ialah terjadinya lendutan tegangan. Lendutan Tegangan juga dapat disebabkan adanya pengasutan motor yang berkapasitas besar dalam suatu sistem menyebabkan terjadinya masalah-masalah tertentu pada sistem distribusi tersebut. Kegagalan atau kinerja peralatan yang tidak seharusnya hingga terhentinya kegiatan produksi merupakan beberapa akibat dari Lendutan Tegangan. Sehingga mengakibatkan kerugian yang sangat besar dari sisi ekomomi. Dengan menggunakan PWM-Switched Autotransformator hal tersebut dapat ditanggulangi dengan rentang kompensasi 1.02 -1.03 pu.
An electric power system can?t be separated from the disturbances both internal and external. The disturbances will certainly affect the quality of the power system. The main problem in the power quality in distribution systems , particularly industrial systems is the voltage sag . Voltage Sag also can caused by large motor starting on the distribution power system. Voltage Sag can cause certain problems in the distribution system. Failure or performance of equipment, up to the cessation of production activities are some of the consequences of the Voltage Sag that can resulting in huge losses. By using the PWM - Switched autotransformer, it can be overcome with range of compensation 1.02 ? 1.03 pu."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S59301
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Agam Y. Mufty
"Masalah kualitas tegangan akhir-akhir ini mendapat perhatian serius para ahli kelistrikan karena energi listrik yang berkualitas baik salah satunya ditentukan oleh kualitas tegangan. Kedip tegangan merupakan salah satu masalah yang menyebabkan tegangan memiliki kualitas yang kurang baik.
Gangguan hubung singkat, yang terjadi baik di tegangan tinggi, tegangan menengah, maupun tegangan rendah, tidak hanya menyebabkan timbulnya arus gangguan yang besar pada fasa-fasa yang mengalami gangguan. akan tetapi juga menyebabkan kedip tegangan di lokasi terjadinya gangguan secara langsung. Oleh karena itu, dengan mencegah terjadinya gangguan hubung singkat akan meminimalisasikan terjadinya kedip tegangan pada sistem tenaga listrik.
Karakteristik kedip tegangan yang timbul pada lokasi-lokasi gangguan menjadi sesuatu yang penting untuk diselidiki karena dengan mengetahui besar dan bentuk karakteristik kedip tegangan, akan bisa dilakukan pencegahan atau antisipasi melalui pemasangan alat-alat proteksi dan penstabil tegangan pada fasa-fasa yang mengalami kedip tegangan. Untuk itu, perlu diketahui dahulu pengaruh jenis gangguan hubungan singkat terhadap kedip tegangan yang ditimbulkannya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40156
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fawaz
"Perkiraan energi dan daya listrik merupakan awal dari proses perencanaan yang selalu menjadi informasi pertama untuk melakukan pengembangan kapasitas pembangkit dan jaringan tenaga listrik. Akibatnya diperlukan penyediaan modal menurut suatu jadwal tertentu sesuai dengan perkembangan yang diperkirakan terjadi pada masa mendatang. Perkiraan tenaga listrik yang optimal membutuhkan perkiraan jangka pendek, menengah dan panjang untuk menentukan kebutuhan energi primer, investasi dan sebagainya. Banyak metode perkiraan beban yang telah dilakukan oleh perusahaan listrik tetapi tidak ada yang dapat dinyatakan terbaik, semuanya tergantung kepada kebutuhan lingkungan pengembangan daerah tertentu. Umumnya perkiraan beban selalu dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, penduduk dan lain-lain. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi dan penduduk maka akan semakin besar pula kebutuhan listrik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40119
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Luthfie Effendy
"Sistem tenaga listrik di Indonesia di desain untuk bekerja pada frekuensi listrik 50 Hz, dimana salah satu peralatan penting yang selalu digunakan pada suatu sistem tenaga listrik adalah trafo daya. Namun, meski sistem dirancang untuk bekerja pada frekuensi 50 Hz, jenis beban tertentu yaitu jenis beban non-linear, dapat mengakibatkan sistem bekerja tidak hanya pada frekuensi dasar tersebut. Sebagian besar dari distorsi ini merupakan gejala pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat frekuensi dasarnya yang dikenal sebagai distorsi harmonik. Setiap komponen pada sistem distribusi tenaga listrik dapat dipengaruhi oleh harmonik walaupun dengan akibat yang berbeda. Meski demikian, pengaruh distorsi harmonik pada komponen secara umum adalah penurunan kinerja dan bahkan kerusakan. Oleh karena demikian, perlu dilakukan pengamatan atas pengaruh distorsi harmonik pada kinerja trafo daya sebagai salah satu komponen fundamental sistem tenaga listrik. Kinerja trafo daya dapat ditentukan melalui parameter rugi-rugi daya yang terjadi pada trafo pada saat trafo sedang bekerja melayani beban. Hasil pengujian menunjukkan bahwa saat bekerja melayani beban, distorsi harmonik mengakibatkan nilai rugi-rugi daya pada trafo bertambah proporsional terhadap besar arus komponen-komponen harmonik yang terdapat di dalam arus beban."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40152
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library