Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 222867 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Sabri
"Kemajuan Ilmu dan Teknologi berdampak pada peningkatan usia harapan hidup manusia diseluruh dunia, terutama negara berkembang termasuk Indonesia yang memiliki usia harapan hidup 66,7 tahun untuk perempuan dan 62 tahun untuk laki-laki tahun 1990. Pada tahun 2020 di Indonesia diperkirakan terjadi peningkatan usia harapan hidup mencapai 71,7 tahun (Dep. Kes. R.I. 2000). Akibatnya Indonesia diperkirakan menduduki urutan ke-4 di dunia sebagai negara yang memiliki struktur demografi berpenduduk tua (Dep. Kes. & Kes. Sos. R.I. 2001). Dampak yang akan timbul di Indoensia adalah tingginya ketergantungan usia lanjut pada orang lain sehingga usia lanjut menjadi beban negara. Peningkatan jumlah usia lanjut, akan bertambah juga angka kesakitan di Indonesia baik biopsiko-sosial dan spiritual. Salah satu peningkatan terjadi pada kesehatan mental usia lanjut (psikososial). Beberapa penelitian mengatakan bahwa gangguan kesehatan psikososial usia lanjut disebabkan oleh faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, status kesehatan fisik, pekerjaan (Sirait & Riyadina (1999). Kecamatan Cakung yang memiliki jumlah usia lanjut terbanyak di DKI Jakarta, berisiko terjadi peningkatan gangguan kesehatan psikososial usia lanjut. Perlu adanya upaya untuk mencegah terjadinya peningkatan gangguan mental (psikososial) usia lanjut, dengan keterlibatan perawat komunitas (perawat gerontik). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik usia lanjut, dukungan sosial dan keaktifan usia lanjut dalam kelompok dengan kesehatan psikososial.
Desain yang digunakan deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional, dengan jumlah sampel total populasi (152 responden), seluruh responden berusia diatas 60 tahun yang ikut dalam kelompok di RW. Penelitian dilaksanakan tanggal 24 Juli sampai dengan 1 September 2002. Hasil penelitian 62,5 % usia lanjut anggota kelompok di Kecamatan Cakung mempunyai psikososial sehat dengan rincian, berusia > 70 tahun (75%), 60-64 tahun (68,6 %), status perkawinan janda (72,5%), dan berlatar belakang pendidikan rendah (66%), serta tidak memiliki latar belakang pekerjaan (63,3%) tetapi mandiri dalam mobilisasi fisik (63,7%). Usia lanjut yang sehat psikososialnya mendapat dukungan optimal dari keluarga (73,%), teman (71,1%), dan dari masyarakat (65,6%). Usia lanjut yang mempunyai psikososial yang sehat adalah yang aktif dalam kegiatan keagamaan (67.5%) dan kegiatan olah raga (72.3%). Dari hasil uji chi square, dari 13 variabel hanya 6 variabel yang berhubungan dengan kesehatan psikososial (usia, status perkawinan, dukungan keluarga, dukungan teman, keaktifan dalam kegiatan keagamaan, keaktifan dalam kegiatan olah raga). Hasil analisa multivariat (regresi logistik), hanya ada 4 dari 13 variabel independen yang paling berkontribusi dengan kesehatan psikososial usia lanjut yaitu status perkawinan, dukungan keluarga, dukungan dari teman dan keaktifan usia lanjut dalam kegiatan olah raga. Dapat disimpulkan bahwa status perkawinan (janda), latar belakang pendidikan, dukungan keluarga, dukungan teman, keaktifan usia lanjut dalam kegiatan olah raga dan keagamaan berhubungan dengan status kesehatan psikososial usia lanjut yang perlu kita perhatikan dan optimaikan. Saran yang dapat disampaikan adalah karena kesehatan psikososial usia lanjut dalam kelompok sudah baik, maka perlu adanya peningkatan kesehatan psikososial yang lebih baik dengan penyusunan program kegiatan yang lebih terarah. Khususnya program untuk meningkatkan dukungan keluarga, dan teman karena keluarga dan teman adalah faktor yang sangat dekat dan mampu mempengaruhi usia lanjut dalam menjalani kehidupannya. Selain itu perlunya pengaktifan kegiatan rekreasi dan pemeriksaan kesehatan, dan promosi kesehatan untuk meningkatkan keaktifan usia lanjut dalam kegiatan olah raga dan keagamaan. Kegiatan promosi ini bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan usai lanjut dan memberdayakan usia lanjut untuk membawa usia lanjut yang lain aktif dalam kelompok.

Analysis of Relationship between the Elderly Characteristic, Social Support and its Activity in Group with Psychosocial Health in Cakung Sub District, East Jakarta, 2002The development of science and technology effects on increasing the people life expectancy all over the world, especially in the developing countries including Indonesia which has life expectancy of 66,7 year for woman and 62 year for man on 1990. On the year 2020, in Indonesia there is an expectation of raising the life expectancy toward 71,7 year (Health Department of Republic of Indonesia 2000). Hence, Indonesia is expected as the 14th country in the word as the country, which has old citizen demography structure. (Health Department and Social Welfare Department of Republic of Indonesia, 2001). The impacts, which will emerge in Indonesia, are the great dependency of elderly to other people so that the elderly became the country's burden. The elevation amount of the elderly, will also increasing the morbidity level in Indonesia both bio-psychosocially and spiritual. One of the elevations happens on the elderly mental health (psychosocial). Some studies said that psychosocial health disorder on elderly caused by many factor that is age, gender, education, physical health status and occupation (Sirait & Riyadina, 1999). Cakung sub district, which has the largest amount of the elderly in DKI Jakarta, having risk of elevation of mental disorder (psychosocial) of the elderly, with the involvement of community nurse (geriatric nurse). The aim of this study is to identify the relationship between the elderly characteristic, social support and the elderly activity in-group with psychosocial health.
The design which is used was analytic descriptive with Cross Sectional approach, with the amount of population total sample (152 respondent), all respondent have the age over 60 years which participate in group in RW. Study was done on 24 July until 1 September 2002. The result of study are 62,5 % elderly as group member in Cakung sub district have healthy psychosocial with details, age ? 70 years (75%), 60-64 years (68,6%), marital status: widow (72,5%), and low education background (66%), and no occupation background (63,3%) but autonomous on physical mobility (63,7%). The elderly who's psychosocially healthy got optimal support from their family (73%), their friends (71,1%), and from the people (65,6%) and sport activity (72,3%). Chi square test results that from 13 variable only 6 variables which has relationship with psychosocial health (age, marital status, family support, friend support, activity in ritual task, activity in sport). Multivariate analytic result (logistic regression), only 4 from 13 independent variable that has most contributing with the elderly psychosocial health that is marital status, family support, friend's support and the elderly activity on sport. It can be concluded that marital status (widow), education background family's support, friend's support, the elderly activity on sport and ritual have relationship whit the elderly psychosocial health, which has to be concerned and optimal by us. The suggestion that could be given are because the elderly psychosocial health in group has already good enough, so that it's important to elevate the better psychosocial health with arranging the more directed program. Especially the program which promote family's and friend's support because family and friend are the very close factor and able to effect the elderly in continuing their life. Beside that, it is needed to activate recreation activity and health examination, and health promotion to increase the elderly activity on sport and ritual activity. These promotion activities intend to increase the elderly health status and promoting the elderly to take the other elderly to be active in group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T7127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Marisa
"ABSTRAK
Berhasilnya pembangunan di Indonesia berdampak positif pada usia harapan hidup, sehingga jumlah warga lanjut usia semakin meningkat. Kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsional, pada kelompok usia tersebut telah mengalami kemunduran, oleh karena itu dengan bertambahnya warga lanjut usia akan menimbulkan berbagai masalah termasuk masalah kesehatan. Dari kepustakaan diketahui bahwa penyakit kardiovaskuler dan hipertensi merupakan penyakit yang frekuensinya meningkat dengan bertambahnya usia. Warga lanjut usia merupakan kelompok resiko tinggi untuk mengalami defisiensi magnesium, disebabkan oleh masukan makanan yang kurang, gangguan saluran pencemaan, penggunaan diuretika dan diabetes mellitus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status magnesium serum pada warga lanjut usia dan faktor-faktor yang berhubungan seperti faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, tingkat penghasilan, pengetahuan gizi, sumber informasi, perilaku gizi, masukan makanan dan keluhan serta penyakit seperti gangguan nafsu makan, keadaan gigi geligi, diare, diabetes mellitus dan penggunaan diuretik.
Penelitian cross sectional ini melibatkan 88 orang warga lanjut usia. Data didapatkan dari wawancara, pemeriksaan fisik termasuk antropometri dan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan kadar magnesium dalam serum dan bahan makanan.
Hasil penelitian menunjukkan 54.5% menderita defisiensi magnesium. Tidak ditemukan hubungan yang bermakna (p> 0.05) antara faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan formal, tingkat penghasilan, pengetahuan gizi, perilaku gizi, sumber informasi gizi, masukan energi, masukan protein baik hewani maupun nabati, keadaan gigi geligi, dan diare dengan status magnesium serum. Sedangkan subyek yang menderita penyakit diabetes mellitus dan menggunakan diuretik cenderung mempunyai status magnesium yang rendah. Di samping itu ditemukan hubungan yang kuat antara gangguan nafsu makan dan masukan magnesium dengan status magnesium serum.

The successful development in Indonesia has a positive impact on the life expectancy at birth, leading to the increasing number of elderly. The physical condition of this age group either anatomically as well as functionally is declining with age. With the increasing number of this elderly group several health problems will emerge including, the high frequency of cardiovascular disease and hypertension. Some authors described the aetheology of these diseases to magnesium deficiency. Elderly are at high risk of suffering magnesium deficiency caused by deficient food intake, altered gastrointestinal function, use of diuretics and diabetes mellitus.
Therefore it is considered necessary to study serum magnesium status in the elderly, to know the serum magnesium status and related factors such as age, gender, level of formal education, income, knowledge of nutrition, nutritional information source, nutritional behavior, nutrient intake, complains and problems regarding anorexia, teeth condition, diarrhea, diabetes mellitus and use of diuretics.
This cross sectional study involved 88 elderly. Data were collected through interviews, physical examination, including anthropometrical measurements and laboratory assessments were done to determine magnesium content in serum and food.
From the 88 examined elderly, 54.5% were magnesium deficient. There was no significant association (p>4.05) between age, gender, level of formal education and income, knowledge of nutrition, nutritional behavior, nutritional information source, energy intake, animal and plant protein intake, teeth condition, diarrhea, and serum magnesium status. The subjects with diabetes mellitus and those using diuretics tend to have low serum magnesium status. There was strong association between anorexia and magnesium intake with serum magnesium status.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fainurmah Rivai
"ABSTRAK
Salah satu dampak keberhasilan pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah menurunnya angka kematian, khususnya kematian bayi, anak balita, kematian umum dan meningkatnya umur harapan hidup. Pada tahun 2000 jumlah usia lanjut diperkirakan akan menjadi 15,3 juta orang dengan perkiraan angka harapan hidup berkisar antara 65-70 tahun. Di DKI Jakarta pada tahun 2000 meningkat menjadi 6,77 % dari total penduduk. Proporsi usia lanjut di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan tahun 1998 sebesar 6,84 % menduduki proporsi tertinggi di Wilayah/Kota Madya Jakarta Selatan. Agar penduduk usia lanjut tidak menjadi beban keluarga masyarakat dan negara, maka pelayanan untuk kelompok ini perlu semakin mendapat perhatian. Melalui Kartu Menuju Sehat diharapkan masalah-masalah kelompok usia lanjut ini dapat dideteksi secara dial sehingga masalah kesehatan segera diatasi yang selanjutnya akan mengurangi komplikasi yang lebih berat. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan di Wilayah/Kota Madya Jakarta Selatan. Rancangan penelitian ini menggunakan disain cross sectional dengan total sampel 141 orang.
Sampel adalah hasil yang diperoleh yaitu dari 141 responden terdapat 72,3 % responden yang telah memanfaatkan kartu menuju sehat usia lanjut, di mana 86,5 % berjenis kelamin perempuan. Pendidikan terbanyak responden adalah < 6 tahun (77,3 %) dengan status perkawinan adalah berstatus cerai (cerai mati /cerai hidup) sebesar 53,2 %, dan 68,8 % responden berstatus tidak bekerja. Pengetahuan responden tentang kartu menuju sehat ternyata pada umumnya sudah baik (59,6 %). Responden yang menyatakan jarak tempat pelayanan yang menyatakan dekat dari rumahnya sebesar 75,4 %. Responden yang memersepsikan kesehatannya berstatus sehat sebanyak 52,5 %, sedangkan kesehatan aspek fisik biologi yang berdasarkan hasil pemeriksaan petugas kesehatan dalam satu bulan terakhir sehat sebesar 67,4 %. Penelitian ini membuktikan bahwa jenis kelamin mempunyai hubungan yang bermakna (p<0,05) dengan ketidakpemanfaatan kartu menuju sehat usia lanjut (OR= 0,12 nilai p-0.002).
Selanjutnya yang dapat disarankan ialah perlu diupayakan mensosialisasikan kartu menuju sehat usia lanjut dengan cara kerja sama dengan Departemen lain di Tingkat Pusat seperti Departemen Sosial, Departemen Tenaga Kerja, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Forum Koordinasi Lembaga Kesejahteraan Lanjut Usia, Organisasi Sosial di Tingkat Pusat seperti : PKK, Kamar Dagang dan Industri dan memanfaatkan media elektronika seperti RRI, TVRI, media cetak seperti Gema Lansia agar pelaksanaan pembinaan tidak terjadi drop out diupayakan pembinaan kesehatan dan bagi responden saki-laki perlu diinformasikan secara terus menerus dan berkesinambungan bahwa ada pelayanan kesehatan bagi usia lanjut, apabila diperlukan diberikan brosur/leaflet baik waktu pendaftaran ataupun melalui pertemuan rutin dan pengembangan hobi bagi responden yang masih sehat dan produktif dan juga perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pemanfaatan kartu menuju sehat dengan alat ukur/instrumen yang akurat.

ABSTRACT
One of the impact of national development success in health sector is the decreasing of death number, especially infant mortality, under five mortality, general mortality and the increasing of life expectancy age. In 2000 the number of aging is about will be 15,3 million with the estimation of life expectancy age is 65 - 70 years. In Jakarta in the year of 2000, the number of aging will be 6,77 % of the total population. The proportion of aging in Primary Health Center Kecamatan Pesanggrahan in 1998 is 6,84 % the highest proportion in South Jakarta In order to aging will not be burden in family, community and country, so the attention should be given for this group. By using Karla Menuju Sehat (KMS) it is hoped that the problem of aging can be detected earlier so the health problem is overcame immediately and then it will decrease the heavier complication. The research is conducted in Primary Heath Center in Kecamatan Pesanggrahan in South Jakarta. Cross-sectional design is used by using 141 sample.
The result shows that 72,3 % respondents used Kartu Menuju Sehat (KMS). Among them, about 86,5 % are females. Their most education is 5 6 years (77,3 %) with widow/divorce as a marital status (53,2 %) and 68,8 % respondents have jobless status. Generally the respondent knowledge about Kartu Menuju Sehat (KMS) is good (59,6 %)_ Respondents who stated that the distance of service place is near from their houses is about 75,4 %. There is 52,5 % respondents who percept that their health are healthy, meanwhile there is 67,4 % respondents with healthy status based on health officer check on physical-biological aspect in the last month. The result proves that sex has significant relationship (p < 0,95) with the non-usage Kartu Menuju Sehat (KMS) among aging.
The next it can be suggested that it is necessary to socialize Kartu Menuju Sehat (KMS) among aging by joint with other departments in center level such as : Department of Social, Department of Man Power, National Family Planning Coordination Board (BKKBN), Forum Koordinasi Kesejahteraan Lanjut Usia, Social Organization in center level such as PKK, Industrial and Trade Chamber (KADIN) by using electronic media like RRI, TVRI, printing media : Gema Lansia, so that the implementation of health supervision can prevent drop out and it is necessary to inform continuosly and sustainably for male respondents that there is health service for aging. If necessary it is given brochure/leaflet when both registration and routine meeting and the development of hobbies for respondents still health and productive and also it is necessary to conduct the further research about the usage of Kartu Menuju Sehat (KMS) as an accurate measurement/instrument.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktariyani
"Karya Ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui gambaran analisis intervensi pada asuhan keperawatan yang diberikan pada Bapak B (78 tahun) dengan masalah konstipasi di wisma Bungur Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti Cibubur. STW adalah salah satu pelayanan kesehatan keperawatan bagi lansia yang terdapat diperkotaan. Bapak B (78 tahun) salah satu lansia di STW mengeluhkan sering mengalami sulit buang air besar atau konstipasi sejak tahun 2010. Konstipasi yang dialami oleh lansia biasanya disebabkan oleh penurunan motilitas, kurang aktivitas, penurunan kekuatan tonus otot panggul dan abdomen serta defisiensi asupan cairan dan serat. Latihan mengayuh sepeda adalah salah satu latihan yang dapat meningkatkan kekuatan otot panggul dan abdomen sehingga menyebabkan evakuasi secara tepat dan dapat mencegah konstpasi. Oleh karena itu latihan ini dapat diberikan sebagai salah satu intervensi dalam penerapan asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah konstipasi.

This paper had purposed to describe of analysis interventions in nursing care that given to Mr. B (78 years old) with constipation problem at Wisma Bungur Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti Cibubur. STW is one of the health care service for elderly in urban. Mr. B (78 years old) one of the elderly in STW had complained difficult bowel movement or constipation since 2010. Constipation in elderly usually caused by decreased motility, lack of activity, decreased strength of the pelvic and abdominal muscle tone and deficiency fluid and fiber. Bicycling stationary is one of the exercises that can improved the strength of pelvic and abdominal muscle tone so caused evacuation properly and can prevented constipation. Therefore, this exercise can be given as one of the interventions on nursing care for elderly who had constipation problem.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nindyah Panthoko Ratri
"Jumlah lanjut usia yang meningkat membuat tuntutan untuk tersedianya rumah perawatan lanjut usia di perkotaan semakin besar. Rumah perawatan lanjut usia yang tersedia salah satunya yang berada di Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Cibubur yang mengambil konsep dari rumah perawatan yang didalamnya terdapat standar pelayanan diantaranya dapat memenuhi kebutuhan lanjut usia yang mengalami hambatan komunikasi verbal. Karya ilmiah ini bertujuan menggambarkan asuhan keperawatan secara komprehensif untuk dapat berkomunikasi dengan lanjut usia yang mengalami hambatan komunikasi verbal dengan lip reading. Teknik lip reading dapat dilatih dan dikembangkan serta efektif untuk meningkatkan komunikasi lanjut usia yang mengalami hambatan komunikasi verbal, sehingga diharapkan pemberi pelayanan keperawatan dapat melatih dan menggunakan teknik lip reading ini kepada lanjut usia yang mengalami hambatan komunikasi verbal.

Increasing number of elderly people who make demands for aged care homes available in the larger urban areas. The one of elderly care homes are available is Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Cibubur which is taking the concept of home care service, and there is a standard which can meet the needs of the elderly who experience impaired to verbal communication. This paper aims to describe a comprehensive nursing care to be able to communicate with the elderly who are experiencing barriers to verbal communication with lip reading. Lip reading techniques can be trained and developed to enhance effective communication and the elderly who experience barriers to verbal communication. This techniques is expected to nursing care providers using lip reading for the elderly who experience impaired to verbal communication
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Proses penuaan merupakan suatu proses yang tidak mungkin dihindari oleh setiap orang. Proses pertambahan usia secara individu akan berdampak pada perubahan fungsi tubuh. Pada aspek kognitif proses penuaan berpengaruh terhadap kemunduran kemampuan otak. Namun proses ini bisa dihambat dengan stimulasi dan latihan/senam otak. Shalat merupakan aktivitas ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Dalam aktivitas shalat terdapat unsur-unsur yang dibutuhkan untuk stimulasi otak baik dari gerakan fisik shalat, konsentrasi, mengingat serangkaian dzikir dan doa, serta orientasi terhadap waktu dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara frekuensi shalat dengan tingkat kognitif lansia. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Pengambilan sample dilakukan pada tanggal 28 dan 30 Desember 2002 di PSTW Budi Darma Bekasi. Jumlah sample yang digunakan sebanyak 30 orang yang terdiri atas 70% wanita, usia terbanyak 60-64 tahun sebanyak 33,3%, pendidikan terbanyak SMP yaitu 33,3%, sedangkan golongan ekonomi terbanyak adalah golongan ekonomi menengah yaitu 70% sisanya golongan ekonomi bawah. Untuk melihat hubungan frekuensi shalat dengan tingkat kognitif lansia digunakan rumus “Pearson product moment correlation coeffisien” dengan hasil r = 0,788. Hal ini berarti terdapat hubungan positif yang kuat antara frekuensi shalat dengan tingkat kognitif lansia. Selanjutnya untuk melihat tingkat kemaknaan hubungan ini telah dilakukan uji T dengan α = 0,05 dan degree of freedom (df=n-2) 28 diperoleh hasil t hitung = 6,77 sedangkan nilai kritisnya 2,048. Dengan melihat hasil t hitung lebih besar dari nilai kritis maka H0 ditolak, berarti ada hubungan yang bermakna antara frekuensi shalat dengan tingkat kognitif lansia."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5112
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 1992
R 615.547 IND p II
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara peran keluarga
dengan motivasi dan kemandirian perawatan diri pada Iansia. Perawatan diri
dalam penelitian ini berfokus pada pada pemenuhan kebutuhan sehari-hari Iansia.
Desain penelitian yang diguuakan adalah deskriptif korelatif dengan teknik
pengambilan sampel yaitu random sampling. Penelitian ini melibatkan 70
responden lansia dan keluarganya di RW 005 Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta
Selatan. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa chi square
dengan alpha 0,05. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara peran keluarga dengan motivasi dan kemandirian perawatan diri
pada lansia di RW 005 Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5737
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dedeh Kurniasih
"Bertambahnya umur lanjut usia (Iansia) akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis dengan perubahan tersebut dapat mempengaruhi konsep diri (harga diri). Menurur Depkes RI (2002), perbedaan tempat tinggal antara lingkungan panti werda dan keluarga akan mempunyai pengaruh yang sama atau berbeda terhadap perkembangan harga diri lansia. Dari pernyataan di atas peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran harga diri lansia yang tinggal di panti werda dengan harga diri Iansia yang tinggal di tengah keluarga dengan tujuan untuk menggambarankan perbandingan harga diri Iansia yang tinggal di panti werda dan di tengah keluarga.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif perbandingan. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnjk simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuisioner dengan skala Gurrman terdiri dari 15 pernyataan yang sesuai dengan variabel penelitian. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 20 orang Iansia dari panti werda dan 20 orang Iansia yang tinggal di tengah keluarga. Hasil peneilian ini berdasarkan uji chi-square menyatakan tidak ada perbedaaan harga diri Iansia yang tinggal di panti werda dan di tengah keluarga. Kesimpulannya hasil pnelitian sesuai dengan hipotesis yang diajukan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5362
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Auliana Shani Ahsha
"Masalah defisit perawatan diri: makan merupakan salah satu masalah yang ditemukan pada lansia di area perkotaan. Masalah dipengaruhi oleh demensia yang dapat ditemukan di Panti Werdha sebagai salah satu fasilitas pelayanan lansia. Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah asuhan keperawatan dengan intervensi unggulan aktivitas Montesssori. Aktivitas terdiri dari lima langkah yaitu kordinasi mata-tangan, menyendok, menuang, meremas, dan mencocokan. Studi kasus dilakukan pada tiga lansia dengan melakukan aktivitas Montesssori yang dilakukan sebanyak 24 sesi selama 5 minggu. Hasil evaluasi menunjukkan adanya perubahan yang positif pada ketiga komponen evaluasi antara sebelum dan setelah intervensi dilakukan yaitu penurunan Edinburgh Feeding Evaluation in Dementia sekitar 5-10 poin serta perubahan tingkat kebutuhan nenek E pada kategori suportif-edukatif, peningkatan berat badan yang berkisar dari 2-4 kg, peningkatan jumlah makanan yang dikonsumsi sekitar 40-75 . Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas Montesssori terbukti efektif, aplikatif, dan efisien dalam mengatasi masalah defisit perawatan diri: makan pada lansia. Studi menyarankan agar panti werdha untuk menerapkan aktivitas Montessori melalui kebijakan maupun fasilitas pendukung berupa ruang makan bersama. Pendidikan keperawatan juga dapat mengembangkan aktivitas Montessori sebagai bahan pembelajaran dalam asuhan keperawatan gerontik.

The problem of feeding self-care deficit is one of the problems found in the urban elderly. The problem is related to dementia that can be found at panti werdha as one of the care facilities for the elderly. Methods that used in this study is nursing care with prior intervention Montesssori activity. Montesssori activity consists of five steps that are eye-hand coordination, scooping, pouring, squeezing, and matching. Case study was conducted in three elderly by doing Montesssori activity for 24 sessions in 5 weeks. The results presents positive change on three components evaluation which is conducted before and after intervention. There are Edinburgh Feeding Evaluation in Dementia score reduction of 5-10 points, weight gain obtained from 2-4 kg, the amount of food developed about 40-75. This study indicates that Montesssori activity proved to be effective, applicable, and efficient in dealing with feeding self-care deficit at the elderly. This study suggest panti werdha to apply Montessori activity through policy and supporting facilities such as dining room. Nursing education also can develop Montesssori activity as learning materials in gerontological nursing practice."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>