Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135986 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Sulistiyono
"Tesis ini tentang Pola Interaksi antara Pengelola dengan Masyarakat di Lokasi Perjudian Harco Mangga Dua Kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini membawa dampak yang sangat besar bagi semua aspek kehidupan bangsa Indonesia. Krisis ini juga mengakibatkan banyak karyawan yang terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) karena perusahaan tidak sanggup membayar upah mereka, di samping itu banyak para pelaku bisnis yang gulung tikar. Dengan kondisi yang demikian para pelaku bisnis sebagian ada yang mengalihkan usahanya ke tempat-tempat perjudian, maraknya pertumbuhan bisnis perjudian ini, tentunya tidak terlepas dari tingginya anima masyarakat yang ingin melakukannya dengan tujuan perbaikan nasib.
Di kota Jakarta terdapat puluhan lokasi perjudian yang masuk dalam kategori "besar", diantaranya; (1) Harco Mangga Dua; (2) Copa Cabana; (3) Kunir; (4) 1001; (5) Asemka; (6) Pancoran; (7) Kali Jodoh; (8) Lokasari; (9) Pelangi; (10) Omni Batavia; (11) Muara Karang. Bentuk perjudian dari masing-masing lokasi tersebut berbeda-beda, ada yang hanya perjudian melalui atau menggunakan mesin dan ada yang lengkap dengan berbagai bentuk perjudian atau "Judi Murni". Bentuk perjudian yang digunakan, meliputi; bakarat, rolet, koprok, black jack (kartu remi), mesin (mickey mouse), dan keno (menggunakan komputer). Dari kesebelas lokasi perjudian yang terbesar di Jakarta ini, lokasi perjudian "Harco Mangga Dua" merupakan lokasi yang paling besar dan lengkap fasilitasnya. Jumlah karyawan perusahaan perjudian tersebut sebanyak 1000 orang.
Bisnis perjudian dalam perjalanannya mengalami atau selalu menghadapi kendala berupa ditutupnya usaha tersebut. Pada prinsipnya di Indonesia ada ketentuan yang melarang keberadaan perjudian, yang diatur dalam Undang-undang No. 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana Pasal 303, sehingga ketentuan ini yang melarang segala macam bentuk dan keberadaan perjudian. Sebelum Undang-undang No. 7 Tahun 1974 dikeluarkan, ketentutan mengenai perjudian yang dipakai pada saat sebelum tahun 1974 adalah Undang-undang No. 11 Tahun 1957. Undang-undang ini bersumber dari aturan hukum jaman Belanda, sehingga perjudian pada saat itu boleh dibuka atas seijin residen atau hak pemberian ijin judi oleh residen. Pertengahan tahun 1967, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pernah melegalkan bisnis perjudian. la menghimpun perjudian dalam beberapa lokasi dan disahkan sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (Pemda), meliputi; Petak sembilan, Copacobana, Jakarta Theatre, dan Lotto Fair Hailai.
Lokasi perjudian yang dikenal dengan nama "Harco Mangga Dua" terletak di kawasan pertokoan elektronik terbesar di Indonesia Harco Mangga Dua lantai III (tiga), terletak di kelurahan Mangga Dua Kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat. Luas lokasi perjudian tersebut kurang lebih 500 m2, memiliki 9 ruangan dan keseluruhan ruangan telah dilengkapi dengan Air Conditioning (AC). Dari sembilan ruangan yang ada, secara khusus dibagi menjadi tiga bagian (golongan), yaitu; (1) satu ruangan besar merupakan tempat dari seluruh aktivitas pengunjung dan segala golongan (kelompok pemula sampai yang sudah rutin hadir ke tempat tersebut); (2) satu ruangan sedang merupakan tempat yang disediakan khusus bagi pengunjung yang ingin privacy-nya terjaga (kegiatannya tidak mau diketahui orang lain); bagian ketiga merupakan kumpulan ruangan (6 ruangan) yang dijadikan aktivitas Para pejabat (manajer) organisasi dan merupakan kantor dari organisasi tersebut.
Pola interaksi yang terjadi di antara orang-orang yang ada dalam organisasi perjudian Harco Mangga Dua (HMD) merupakan interaksi yang bersifat informal, yang berbentuk secara perorangan. Dengan demikian, interaksi tersebut merupakan interaksi sosial yang membentuk suatu jaringan sosial. Bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam organisasi perjudian HMD berupa hubungan patron-klien dan hubungan yang menguntungkan. Secara umum hubungan yang ada di perjudian dapat dibagi menjadi dua yaitu hubungan internal dan hubungan eksternal. Hubungan internal adalah hubungan yang terjadi di antara orang-orang yang berperan secara langsung dalam pengoperasian perjudian yaitu hubungan antara bandar, karyawan, koordinator, sedangkan hubungan eksternal adalah hubungan yang terjadi antara orang yang tergabung dalam kelompok internal dengan orang luar yang secara tidak langsung mendukung terhadap keberadaan perjudian yaitu, penjudi, aparat, preman dan wartawan.
Strategi pengelolaan operasional yang diterapkan oleh pihak pengelola perjudian Harco Mangga Dua dalam upayanya untuk melayani tamu yang berkunjung agar memperoleh kepuasaan tidak cukup hanya dengan menyediakan fasilitas yang mewah dan nyaman serta suasana yang aman. Akan tetapi juga menerapkan sistem manajemen yang profesional dengan dukungan komitmen dari pihak direksi (big bos), manajer, dan pekerja pelaksana untuk menciptakan suasana atau suatu team work yang solid."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T7092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maskuri
"An Analysis on the Quality Service of The Management of the Multiple-floored Low-Priced Housings (Case Study of the Multiple-floored Low-priced Housing at the Karang Anyar Village, Sawah Besar Sub District, of Central Jakarta District, in the Province of the Jakarta Capital City)The village Karang Anyar is one of many slum areas found in the Central Jakarta District. But not categorized as illegal housings, since the area has been inhabited for decades and passed on trough some generations, furthermore in the land with once was set in fire that devastate all the housings on it, many of the people living there are already granted with Certificate for the land they occupied.
The Development of the Multiple-floored Low-priced Housing provided by the Local Government of the Capital City of Jakarta is part of it's service to the public, in order to meet the need for homes for city inhabitants. It is expected that the management of the multiple-floored housings to provide good service quality for the satisfaction the occupants of the multiple-floored housings.
Service represents the implementation of the policy with has been formulated by the policy maker in this case, The Capital City of Jakarta Housing Agency. The service quality referred to including facility service implementation at the Multiple-floored Low-priced Housings at the Karang Anyar village, from unsatisfied up to extremely unsatisfied.
The above mentioned matter is due to the lack of personnel to undertake the task on the field as the Person In charge on the location, as will as the inadequate operational cost allocated for the maintenance of the Multiple-floored Low-priced housings, which is caused by the collected can not cover the operational cost need.
This research is finding out whether there is correlation or gap between the inhabitant's perception and expectation on the service quality of Multiple-floored housings management as well as the level of quality service implementation which is provided by the management of the Karang Anyar's Multiple-floored Low-priced housings.
This research is a descriptive analysis and a case study based, the analysis is performed quantitatively, which can describe clearly factors of the Multiple-floored housings services. The Quantitative analysis is used due to the inclusion of research variables which is aimed at resolving the existing current problem.
In this research the respondents are taken from some of the inhabitants of the Multiple-floored Housings involving 150 family heads out of totally 360 family heads occupied the housings.
The data collection method used in this research is the questionnaire method in the form of questions list addressed directly at the inhabitants of the Multiple-floored housing based o the accidental sampling technique for those taken as respondent in this research.
This kind of Data collection technique is applied to collect main data which '?ill be used to evaluate/answer questions in this research, besides by using study case . Since the case study method has variations can be either simple or even' complex . This case study can be implemented in one or more places at the same time.
The outcome of this research reveals description of gap between perceptions and expectations of the occupants against the level of service provided by the management of the Karang Anyar Multiple-floored Low-priced Housings. The highest gap level figure is earned at the reliability dimension measurement reading - 2.48 with satisfaction level scores 42 %. the inhabitants fail to be satisfied according to their expectations. While the occupants satisfaction level from all dimensions (tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy) stand at 47 °/o with gap level of -2.21. therefore there is a gap between perception and expectation of the inhabitants of the Multiple-floored Low-priced housings of 53%. Therefore an improvement is obviously needed on all dimension of quality service, in order to meet the expectations of the inhabitants as the user of the service provided.
Bibliography 60 books ( year 1973 - 2003 )"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1993
S33450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Puji Astuti
"ABSTRAK
Kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker yang dilaksanakan di Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat bertujuan agar calon apoteker mengetahui tentang pusat kesehatan masyarakat dan peran dan fungsinya dan terutama memahami peran apoteker dalam pelayanan farmasi klinik dan pengelolaan obat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang tertera pada standar pelayanan kefarmasian di Puskemas. Tugas khusus yang diberikan adalah penyuluhan mengenai cara penggunaan obat yang tepat yang dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2016. Tugas khusus ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan keterampilan masyarakat mengenai cara penggunaan obat yang tepat serta memahami pentingnya peran apoteker dalam menjamin penggunaan obat yang rasional bagi masyarakat.

ABSTRACT
Profession Internship that held at Puskesmas Sawah Besar District Jakarta
Pusat aims to know about community health center and their role and function, and especially understand the role of pharmacists in clinical pharmacy services and drug management in accordance with statutory provisions listed in the standard of pharmacy services at community health center. Special task that given, counseling about how to use appropriate medicine held on February 12th, 2016. This special task has objective to increase the society insight, knowledge and skill to utilize the proper medical and understanding the important of pharmacist role to ensure utilization of proper medication in the society."
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"DBD masih menjadi masalah kesehatan di kota besar. DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah penderita DBD terbanyak di Indonesia. Untuk menanggulangi DBD, diperlukan gambaran kasus DBD di Kecamatan Gambir dan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada tahun 2005- 2009 yang mencakup jumlah kasus, insidens, case fatality rate (CFR), dan puncak kejadian. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang untuk mengetahui jumlah kasus, insidens, CFR, dan puncak kejadian DBD di Kecamatan Gambir dan Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat tahun 2005-2009. Besar sampel dihitung dengan software EpiInfo, lalu diambil total sampling yang nilainya lebih besar dari perhitungan besar sampel. Variabel penelitian ini adalah status DBD yang didasarkan pada laporan oleh pelayanan kesehatan yang ada pada Sudinkes Jakarta Pusat. Didapatkan gambaran kasus DBD di Kecamatan Gambir dan Sawah Besar yang meliputi jumlah kasus, insidens, CFR, dan puncak kejadian tahun 2005-2009: terdapat kecenderungan adanya penurunan terutama pada jumlah kasus, insidens, dan CFR. Terdapat perbedaan proporsi kasus DBD berdasarkan kepadatan penduduk, namun tidak pada proporsi kasus DBD berdasarkan jenis kelamin. Terjadi pula pergeseran puncak kejadian kasus DBD.

Abstract
DHF is a health problem that still persists in major cities. DKI Jakarta is the province with the most DHF patients in Indonesia. In order to control DHF, a trend of DHF in Gambir and Sawah Besar District, Central Jakarta over the period of 2005-2009 needs to be obtained, consisting of the number of DHF cases, incidence, case fatality rate (CFR), and peak incidence of DHF. This research used cross-sectional method to acquire the number of cases, incidence, CFR, and peak incidence in both districts in 2005-2009. The number of samples was calculated using EpiInfo. Total sampling was used, the number of which was greater than the number of samples calculated earlier. The variable in this research was DHF status based on health care reports available in District Health Care of Central Jakarta. It was concluded that the trend of DHF is decreasing in Gambir and Sawah Besar District, particularly in number of cases, incidence, and CFR. There is a difference in case proportions based on population density, but none in case proportions based on sex. There is a shift of peak incidence in both districts."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Vernanda Rianti Putri
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi tugas, dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian; memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian; melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi apoteker; memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek dan pekerjaan kefarmasian; dan mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas. Sedangkan tugas khusus yang berjudul Penyuluhan tentang Dampak Resistensi Antibiotik di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan peran serta masyarakat dalam penggunaan antibiotika dengan tepat dan bijak serta dapat mencegah terjadinya resistensi antibiotik.

ABSTRACT
Apothecary profession internship at Puskesmas aims to understand the role, duties and responsibilities of pharmacists in pharmacy practice; have the knowledge, skills, attitudes and real experience to profession and pharmacys practice; know and learn the strategies and development of apothecary profession practice; have an actual experiences about the problems of pharmacy practice; and also able to communicating and interacting with other health professionals on duty at Puskesmas. Given special assignments titled Counseling about the Impact of Antibiotic Resistance at Puskesmas Sawah Besar Central Jakarta aims to improve the knowledge, awareness, willingness and participation of the people who use of antibiotics appropriately and wisely and can prevent of antibiotic resistance"
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairu Annisa Hariadi
"E-waste merupakan limbah dari perangkat elektronik dengan jumlah timbulan yang terus meningkat di dunia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun disebutkan bahwa e-waste termasuk golongan limbah bahan berbahaya dan beracun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan, komposisi, dan pengelolaan e-waste perangkat laptop yang dihasilkan oleh 16 toko jasa perbaikan laptop di Pusat Komputer dan Elektronik Harco Mangga Dua, Jakarta. Dari hasil penelitian, diperoleh berat timbulan e-waste yang dihasilkan dari 16 toko jasa perbaikan laptop, yaitu sebesar 51,022 kg dengan rata-rata berat timbulan sebesar 0,454 kg/toko/hari atau 0,023 kg/m2/hari dan pendugaan interval taksiran nilai rata-ratanya adalah 0,084 0,824 kg/toko/hari atau 0,010 0,154 kg/m2/hari. Komposisi e-waste yang dihasilkan terdiri dari bahan penyusun 23,88% logam, 60,34% plastik, 0,17% karet, 3,63% kaca, 7,81% logam dan plastik, dan 4,18% logam dan karet. Aliran material pengelolaan dari e-waste yang dihasilkan, yaitu 26,55% e-waste dibawa konsumen, 30,75% e-waste disimpan toko, 38,69% e-waste dijual ke pengepul, dan 4,01% e-waste dibuang. Pengelolaan e-waste secara khusus perlu dilakukan dengan melakukan pemilahan terhadap e-waste dari jenis sampah lain dengan mengatur waktu pengangkutan sampah dan menyediakan tempat pembuangan khusus.

E-waste describes electrical or electronic devices waste that amount of generation have increasing rapidly in the world. Based on Government Regulation of The Republic of Indonesia No. 101 Year 2014 concerning The Management of Hazardous and Toxic Waste stated that e-waste is included into the category of hazardous and toxic waste. This study aims to determine e-waste material laptop generation, composition, and management with case study 16 store of laptop repair services at Pusat Komputer dan Elektronik Harco Mangga Dua, Jakarta. From the research results, obtained the weight generation of e-waste from 16 store of laptop repair services, which amounted to 51.022 kg with an average generation weight is 0.454 kg/store/day or 0.0232 kg/m2/day and prediction interval of the estimated average value is 0.084≤μ≤0.824 kg/store/day or 0.0102≤μ≤0.1537 kg/m2/day. Composition of e-waste generated consists of its constituent materials are 23.88% of metal, 60.34% of plastic, 0.17% of rubber, 3.63% of glass, 7.81% of metal and plastic, and 4.18% of metal and rubber. Material flow management of e-waste generated, ie 26.55% of e-waste carried by consumers, 30.75% of e-waste is stored, 38.69% of e-waste is sold to collectors, and 4.01% of e-waste is disposed. E-waste management needs to be done by sorting of the e-waste from other waste category by managing waste transport time and providing a specific collection disposal sites."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59799
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inayatun Ilaahiyah
"[ABSTRAK
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja. Peran apoteker di Puskesmas adalah mengelola
perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Praktek Kerja Profesi Apoteker
di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar bertujuan agar calon apoteker dapat
memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan
kefarmasian, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan
dan pengalaman nyata untuk melakukan praktek profesi dan pekerjaan
kefarmasian di Puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan
praktek profesi Apoteker di Puskesmas, memiliki gambaran nyata tentang
permasalahan praktek dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, berkomunikasi
dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas.
Kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan pelayanan farmasi klinik, megikuti
Puskesmas Keliling, serta berdiskusi tentang pengelolaan perbekalan farmasi dan
tugas khusus. Puskesmas Kecamatan Sawah Besar perlu menambah sumber daya
manusia yakni apoteker sehingga pekerjaan kefarmasian dapat dilakukan secara
maksimal.ABSTRACT Puskesmas is unit of implementation public health office in regency which
has responsibility to organize health development in a working area. Pharmacist at
Puskesmas has role to manage pharmaceutical supply and clinical pharmacy
service. The purposes of Internship Program in Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar are for understanding about the roles, jobs, and responsibilities of
pharmacist candidate in pharmaceutical practice, having knowledge, skills,
attitudes, perception, and real experiences in Puskesmas pharmaceutical practices,
finding strategic ways to develop the role of Puskesmas pharmaceutical and
having a real illustration about problems in pharmaceutical practices,
communicating and interacting with another Puskesmas health workers. The
activities were doing clinical pharmacy services, Puskesmas Keliling, and
discussed about management of pharmacy and special task. Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar need to add human resources like pharmacist so that
pharmaceutical practice can be done well., Puskesmas is unit of implementation public health office in regency which
has responsibility to organize health development in a working area. Pharmacist at
Puskesmas has role to manage pharmaceutical supply and clinical pharmacy
service. The purposes of Internship Program in Puskesmas Kecamatan Sawah
Besar are for understanding about the roles, jobs, and responsibilities of
pharmacist candidate in pharmaceutical practice, having knowledge, skills,
attitudes, perception, and real experiences in Puskesmas pharmaceutical practices,
finding strategic ways to develop the role of Puskesmas pharmaceutical and
having a real illustration about problems in pharmaceutical practices,
communicating and interacting with another Puskesmas health workers. The
activities were doing clinical pharmacy services, Puskesmas Keliling, and
discussed about management of pharmacy and special task. Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar need to add human resources like pharmacist so that
pharmaceutical practice can be done well.]"
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Datunsolang, Natasya Linsie Corona
"ABSTRAK
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembangunan kesehatan di Indonesia. Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan perseorangan maka dibutuhkan tenaga kesehatan yang berkompetensi, salah satunya adalah tenaga kefarmasian. Praktek Kerja Profesi di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar bertujuan agar memberikan pemahaman, peranan, tugas dan tanggung jawab Apoteker di dalam praktik pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat, memberikan pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku, wawasan dan pengetahuan nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi apotek di Puskesmas, memberikan gambaran nyata tentang permasalahan praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas dan mampu berkomunikasi serta berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas.Tugas khusus yang diberikan berjudul Penyuluhan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Tugas khusus ini bertujuan untuk memberikan informasi obat kepada masyarkat yang sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian klinik di Puskesmas.

ABSTRACT
Primary health care (Puskesmas) is a health care facility that implement health development in Indonesia. To organize public health efforts and individual health efforts, Puskesmas necessary competent health professionals and one of which is pharmacist. Profession Internship at Puskesmas Kecamatan Sawah Besar aims to pharmacis students to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacist in the practice of pharmacy services in Puskesmas in accordance with the provisions of the laws and ethics, to provide the professionalisms, skills, attitudes, behavior, and reality to pharmaceutical practice in Puskesmas, to see and learn the strategies and development of professional practice of pharmacy in Puskesmas, to give a reality of issues and pharmaceutical practice in Puskesmas and to communicate and interact with health care providers in Puskesmas. Special assignment entitled Counseling of Acute Respiratory Infections (ARI). The special assigment aims to provide drug information to patients in accordance with the standard of clinical pharmacy services at Puskesmas."
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Steven
"Penelitian ini membahas mengenai upaya penanganan pra bencana kebakaran yang dilakukan pada wilayah RW 02, Kelurahan Karang Anyar. Upaya penanganan pra bencana yang dilihat dalam penelitian ini terdiri dari usaha mitigasi dan kesiapsiagaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif dan jenis studi kasus.
Hasil penelitian menunjukan bahwa upaya penanganan pra bencana kebakaran dilakukan secara terus menerus, yaitu berupa pelunakan resiko baik struktural maupun non struktural dan peningkatan rasa waspada dengan pengaruh dari faktor ekonomi, sosial, budaya, dan fisik.

This research discusses about a pre-fire disaster reinforcement effort which is held by the community of RW 02 at Kelurahan Karang Anyar. The Pre-Fire Disaster Reinforcement Effort which is discussed in this research are mitigation and preparedness. This research uses descriptive approach and qualitative method of a case study type.
The research result shows that an effort in pre-fire disaster reinforcement are continuously conducted, which is risk reduction either structural or non structural and improvement of the alert with the influences from economic factor, social, cultural, and physic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>