Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203161 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Poedjiningsih
"Latar belakang: Angka seksio sesarea (SC) hampir selalu meningkat pada beberapa tahun terakhir. Departemen Kesehatan RI mengindikasikan adanya indikasi tak jelas terhadap SC, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan SC yang belum banyak dilakukan di Indonesia.
Metode: Disain penelitian adalah kasus kontrol. Kasus adalah ibu yang melahirkan di RSF dengan tindakan SC, sedangkan kontrol adalah ibu yang melahirkan secara spontan. Kasus dan kontrol berasal dari RS Pendidikan Fatmawati pada bulan Juli 2000 sampai dengan Januari 2001. Kasus dipadankan secara acak dengan kontrol yang dipilih di antara calon kontrol pada bulan yang lama kasus didiagnosis.
Hasil: Dan 311 kasus dan 311 kontrol subyek penelitian didapatkan beberapa faktor yang mempertinggi dilakukannya tindakan SC yaitu: gawat janin (OR suaian 544,86 dengan 95% CI 71,85 - 4131,78); distosia (OR suaian 143,80 dengan 95% Cl 52,86 - 391,17); bekas SC (OR suaian 30,23 dengan 95% CI 12,09 - 75,57); preeklampsi berat/eklampsi (OR suaian 8,10 dengan 95 % CI 4,09 - 16,04); indikasi medis lain (OR suaian 7,71 dengan 95% CI 4,12 - 14,44). Sedangkan yang memperkecil risiko adalah cara pembayaran tunai (OR suaian 0,20 dengan 95 % CI 0,11 - 0,34). Jika dibandingkan dengan yang tidak membayar tunai, maka yang membayar tunai mempunyai risiko 80 % lebih rendah
Kesimpulan: Pada ibu yang melahirkan dan didapatkan faktor-faktor risiko tersebut, tindakan SC perlu dipersiapkan.

Some Medical and Non-Medical Factors and Risk of to Cesarea Delivery at Fatmawati Teaching Hospital Jakarta July 2000 - January 2001Background: For the last years sectio cesarea (SC) increased. Ministry of Health of Indonesia indicated some unclear indications. Therefore it is needed to conduct a study to evaluate several factors affecting and determining SC delivery in Indonesia.
Methods: This research is a case-control study at Fatmawati Teaching Hospital from July 2000 until January 2001. The case is SC delivery, and the control is spontaneous delivery which is selected using simple random sampling within the month a case was diagnosed. Result: From the research subject of 311 number of case and 311 number of control, we found a number of factors which increase risk SC: fetal distress [(adjusted odds ratio (OR) = 544,86; 95% confidence intervals (CI) = 71,85 - 4131,78)1; distosia (OR = 143,80; 95% CI = 52,86 - 391,17); previous cesarean delivery (OR = 30,23 with 95% CI = 12,09 - 75,57); severe pre eclampsia (OR = 8,10; 95 % CI = 4,09 - 16,04). In contrary cash payment was lowering the risk of SC relative to other schemes (OR = 0,20; 95 % CI = 0,20 - 0,34).
Conclusion: SC treatment should be prepared for would be delivery women who had Fetal distress, distocia, previous cesarean delivery, and severe pre eclampsia."
2001
T5787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roselinda
"Angka kejadian seksio sesarea dalam kurun waktu dua dekade terakhir ini dilaporkan meningkat. Karena kemudahannya ada kecenderungan untuk melakukan SC tanpa dasar yang cukup kuat. Peningkatan SC dengan dasar indikasi yang tidak jelas mendorong Depkes RI mengeluarkan surat edaran guna menekan tindakan SC di RS rujukan/RS pendidikan sampai dibawah 20 %. Berdasarkan pada kenyataan ini, perlu dilakukan penelitian tentang faktor risiko yang berhubungan dengan SC tidak standar yang merupakan analisis terhadap data rekam medis ibu melahirkan di RS MH Thamrin Cileungsi Kabupaten Bogor Januari 2001 s/d Mei 2002.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian SC tidak standar yaitu umur ibu, paritas, masa kerja ahli kebidanan, status rujukan, kelas perawatan, cara pembayaran, perawatan pasca operasi dan kedaruratan.
Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol dengan jumlah sampel yang digunakan sebesar 276 ibu bersalin dengan tindakan SC di RS MH Thamrin Cileungsi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2002, dengan menggunakan lembaran pengumpul data yang dikembangkan sesuai dengan variabel yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan SC tidak standar berhubungan bermakna secara statistik dengan variabel: masa kerja ahli kebidanan (OR = 0,39 p value = 0,014 95% Cl = 0,19 - 0,83), perawatan pasca operasi (OR = 5,79 p value = 0,000 95% Cl = 3,34 - 10,02).
Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perawatan pasca operasi dengan SC tidak standar, ibu dengan perawatan pasca operasi di luar RS berisiko 5,8 kali lebih besar untuk mengalami SC tidak standar. Tindakan promosi kualitas rekam medis perlu dilakukan, terutama bagi kasus dengan perawatan pasca operasi di luar RS.
Factors Related to Non Standard SC in MH. Thamrin Hospital Cileungsi January 2001 - May 2002Number of SC was reported increased in the last two decades. Because of this easiness, it was tendency to increase SC, which not base strong enough. The improvement SC that not base real indications to push. Dept. of Health RI for takes out document for push down SC in Reconciliation Hospital/Educational Hospital until less than 20 %. Based on these facts were need to do research on learn the risk factors related to non standard SC, which to analyzed mother giving birth medical record in MH.Thamrin Hospital Cileungsi in Bogor district January 2001,until May 2002.
The aim of this research to know factors related to non standard SC, there are age, parity, duration of obgyn working state of reconciliation, class of treatment, treatment of after operation, and state of emergency.
This research was made by using case control study with 276 sample size with SC status in MH. Thamrin Hospital Cileungsi. Data collection has done in June 2002, using by form of data collection, which developed appropriate with analyzed variables.
The result of this research showed that non-standard SC is was statistically significant with duration of obgyn working (OR = 0,39, 95% Cl 0,19 - 0,83), after operation treatment (OR = 5,79 95 % CI = 3.34 - 10,02).
The conclusion that there was correlation treatment of after operation with non standard SC, mother whom has treatment of after operation outside of Hospital has 5,8 greater risk for non standard SC. Promotion to quality of medical record in need of continuous by health provider, especially to patient whom get treatment after operation outside the hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11190
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Seorang primigravida akan mengalami stressor yang lebih besar daripada seorang
multigravida dalam menghadapi proses persalinan baik spontan maupun atas indikasi
operasi. Hal ini terjadi karena belum adanya pengalaman terhadap proses persalinan jika
dibandingkan dengan seorang primigravida. Melihat fenomena yang ada dan kurangnya
riset tentang aspek psikologis ibu-ibu primigravida yang akan dllakukan tindakan operasi
seksio sesaria, maka peneliti tertarik untuk meneliti tingkat kecemasan pada ibu
primigravida yang akan dilakukan tindakan operasi seksio sesaria. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian deskriptif sederhana dengan 19 orang responden.
Instrumen yang digunakan berupa kuisioner yang berisikan tanda atau gejala kecemasan
ringan sampai dengan panik. Data dianalisa dengan menggunakan rumus mean untuk
mendapatkan tingkat kecemasan pada ibu primigravida yang akan dilakukan tindakan
operasi seksio sesaria. Analisa data di lakukan dengan menggunakan deskriptif statistik
yang diuraikan dalam bentuk tabel frekuensi dan perhitungan nilai rata-rata. Penelitian ini
menunjukan bahwa tingkat kecemasan ibu-ibu primigravida yang akan dilakukan
tindakan operasi seksio sesaria adalah kecemasan sedang dengan tanda atau gejala
antara Iain: mulut kering, anoreksia, sering buang air kecil, badan gemetar, ekspresi
wajah ketakutan, gelisah, tidak mampu rileks dan sukar tidur, meremas-remas tangan,
posisi badan sering berubah-ubah, banyak bicara, dan volume suara keras."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5121
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rany Ayu Puspitasari
"Latar Belakang: Plasenta akreta merupakan suatu kondisi dimana seluruh atau sebagian dari plasenta menginvasi atau melekat pada dinding uterus. Seiring dengan meningkatnya jumlah tindakan seksio sesaria, kejadian plasenta akreta juga meningkat. Suatu studi yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2017, didapatkan bahwa kejadian plasenta akreta sebesar 1 per 9000 kelahiran. Persalinan seksio sesarea pada plasenta akreta memiliki berbagai komplikasi mulai dari perdarahan, cedera organ, perawatan ICU yang lebih lama, relaparatomi hingga kematian. Penting untuk mengetahui berbagai faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya komplikasi ini.
Tujuan: Untuk mengetahui berbagai faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya komplikasi pada persalinan seksio sesarea pada berbagai rumah sakit di Jakarta.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan desain case control yang dilaksanakan pada Mei-Agustus 2019. Data diambil dari rekam medis dari pasien yang melakukan persalinan seksio sesarea dengan indikasi plasenta akreta pada tahun 2014-2018 dari 3 rumah sakit umum pusat di Jakarta yaitu RSCM, RSP dan RSF.  Dilakukan pengambilan data berbagai komplikasi pada persalinan seksio sesarea dan faktor-faktor risiko yang mempengaruhinya.
Hasil: Didapatkan 133 subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari analisis bivariat didapatkan kadar Hb preoperatif kurang dari 10 g/dL serta jenis operasi seksio sesarea yang dilanjutkan dengan reseksi uterus dibandingkan dengan SC yang dilanjutkan dengan histerektomi total secara statistik mempengaruhi terjadinya komplikasi perdarahan (p=0,042; 95%CI=1,02-9,59, OR 3,01) dan (OR 0,20, p=0,005; CI 95%=0,07-0,55). Usia kehamilan saat persalinan kurang dari 36 minggu dan kedalaman plasenta sesuai dengan akreta saat intraoperatif dibandingkan dengan perkreta (p=0,03; 95%CI=0,14-0,94, OR 0,37) dan (p=0,001; 95%CI=1,49-191,5, OR 8,74) secara statistik mempengaruhi terjadinya komplikasi cedera organ. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya bahwa plasenta perkreta lebih berisiko terjadinya cedera organ dibandingkan akreta. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti letak plasenta dan luas invasi plasenta.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kadar Hb preoperatif, jenis operasi, usia kehamilan saat persalinan serta kedalaman plasenta terhadap terjadinya komplikasi pada persalinan seksio sesarea dengan plasenta akreta.

Background: Placenta accreta is a condition in which all or part of the placenta invades or attaches to the uterine wall. As the number of cesarean section increases, the incidence of placenta accreta also increases. A study conducted at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) in 2017 found that the incidence of placenta accreta was 1 per 9000 births. Delivery of cesarean section on placenta accreta has various complications such as bleeding, organ injury, prolonged ICU admission, relaparatomy, and death. It is important to know risk factors that can influence the occurrence of this complication.
Objective: To determine the risk factors that influence the occurrence of complications in cesarean delivery at several hospitals in Jakarta.
Method: This study is a descriptive study, using a case control design in May-August 2019. Data was taken from medical records of patients who delivered cesarean section with an indication of placenta accreta in 2014-2018 from 3 tertiary public hospitals in Jakarta, which are  RSCM, RSP and RSF. Data were collected on complications in cesarean section delivery and risk factors that influenced.
Results: There were 133 subjects who met the inclusion and exclusion criteria. From the bivariate analysis, preoperative Hb levels of less than 10 g/dL and type of cesarean section surgery followed by uterine resection compared with SC followed by total hysterectomy statistically influenced the occurrence of bleeding complications (p = 0.042; 95% CI = 1.02-9.59, OR 3.01) and (OR 0.20, p = 0.005; 95% CI = 0.07-0.55). The gestational age at delivery was less than 36 weeks and the depth of the placenta was in accordance with the intraoperative accreta compared to the percreta (p = 0.03; 95% CI = 0.14-0.94, OR 0.37) and (p = 0.001; 95 % CI = 1.49-191.5, OR 8.74) statistically affects the occurrence of organ injury. These results different from previous studies that the placenta percreta is more at risk of organ injury than accreta. This difference can be influenced by other factors such as the location of the placenta and the size of invasion.
Conclusion: There is a relationship between preoperative hemoglobin levels, type of surgery, gestational age at delivery and placental depth to the complications of cesarean delivery with  placenta accreta.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merlin Jovany
"ABSTRAK
Salah satu faktor peningkatan angka seksio sesarea adalah seksio sesarea sebelumnya. Ibu yang baru pertama dilakukan seksio sesarea dapat melahirkan dengan cara pervaginam. Peneliti ingin mengetahui proporsi faktor medis dan nonmedis yang mempengaruhi keputusan ibu dilakukan seksio sesarea kedua. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kategorik. Jenis pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah responden sejumlah 43. Pengambilan sampel
dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Pengukuran variabel dilakukan dengan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Dari 43 responden menunjukan 39 responden (90,7%) karena faktor medis dan 4 responden (9,3%) karena faktor nonmedis. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden dilakukan seksio sesarea kedua karena faktor medis. Perawat memiliki peran dalam
upaya penurunan angka seksio sesarea.

abstract
This research is mainly discuss about the proportion between medical and non medical factor influencing one?s decision to choose caesarean section for the second time. Researcher conduct this study using descriptive category approach. The sampling to support research is purposive sampling involve 43 respondents whom having second caesarean section. These sampling are taken from Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati, Jakarta, with interview and questionnaire. The data show that 39 out 43 respondents (90,7%) decided to have second caesarean section for medical factor. The rest of cases, 4 from 43 respondents (9,3%) have this delivery because of non medical factor. This research reveal that the majority of respondents decide to
have second caesarean section because of medical factor. Nurse has a big responsibility to decrease number of caesarean section by providing medical services in helping vaginal birth."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42790
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Enok Nurliawati
"Kegagalan ASI yang sering ditemukan antara lain karena ibu menjalani seksio sesarea, oleh karena itu maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan produksi ASI pada ibu pasca seksio sesarea. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan crosssectional. Tehnik pengambilan sampel non-probability sampling yaitu consecutive sampling dengan sampel sebanyak 112.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden yaitu umur, paritas, tingkat pendidikan dan pekerjaan tidak berhubungan dengan produksi ASI. Faktor yang berhubungan dengan produksi ASI adalah nyeri, asupan cairan, kecemasan, motivasi, dukungan suami dan atau keluarga dan informasi tentang ASI. Analisis lebih lanjut menunjukan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap produksi ASI adalah motivasi (OR= 21,737).

Failure which is often found in breast feeding, because the mother underwent cesarean section, therefore the objective of this research was to identify factors related to milk production of post cesarean section women. This research method was analytical descriptive with cross-sectional approach using consecutive sampling involving 112 samples.
The research result showed that there was no correlation between respondences? characteristics (age, parities, education level, and occupation) and milk production. Factors that related to milk production are pain, fluid intake, anxiety, motivation, husband or family support, and information about lactation. Further analysis showed that the most influential factor to milk production was motivation (OR= 21,737).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29402
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani Hartati
"Mobilisasi dini adalah salah satu tindakan keperawatan untuk meminimalkan terjadinya komplikasi. Berbagai faktor dapat mempengaruhi ibu pasca seksio sesarea untuk melakukan mobilisasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan ibu pasca seksio sesarea dalam melakukan mobilisasi dini. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan cross sectional.
Hasil penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara faktor pengetahuan, motivasi, dan pemberian informasi oleh petugas kesehatan terhadap tindakan mobilisasi dini dengan p value (p=0.005; α=0.05). Sedangkan faktor yang paling berpengaruh terhadap tindakan mobilisasi dini adalah faktor pemberian informasi oleh petugas kesehatan (Exp (B): 4,200).
Direkomendasikan perawat untuk memberikan informasi tentang tindakan mobilisasi dini pada ibu pasca seksio sesarea sesuai dengan standar operasional prosedur.

Early mobilization is one of the nursing interventions to minimize the occurrence of complications. Various factors can affect the post-Caesarean section mothers to accomplish early mobilization. The purpose of this study was to determine the factors related to post-cesarean mothers in performing early mobilization. This study used a quantitative method with cross-sectional approach.
The result showed that there were a significant correlation between the factors of knowledge, motivation, and information provision given by health professionals to the intervention of early mobilization with p value (p=:0.005;α=0.05). While the most affecting factor was the information provision performed by health professionals (Exp (B): 4,200).
It is recommended that nurses provide information about early mobilization to post Caesarean section mothers in accordance with standardoperatingprocedures.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T33739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemala Hatta
"ABSTRAK
Kualitas pelayanan medis hanya dapat diketahui melalui kelengkapan tindakan pelayanan yang tertuang dalam rekam medis. Kelengkapan isi rekam medis merupakan prasyarat agar dapat dilakukan penilaian pelayanan medis. Adanya peningkatan persentase bedah cesarea di RSAB Harapan Kita dalam 5 tahun terakhir mendorong kebutuhan penilaian pelayanan bedah cesarea yang ditelaah berdasarkan indikator kriteria bedah cesarea. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kualitas pelayanan bedah cesarea dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas pelayanan bedah cesarea berdasarkan hasil telaahan rekam medis.
Dua ratus sampel rekam medis yang diambil secara random sederhana berasal dari 3054 populasi rekam medis dari semua pasien bedah cesarea dari tahun 1987-1991. Sampel rekam medis ditelaah berdasarkan indikator model pelayanan bedah cesarea primer dan sekunder.
Analisis statistik yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dengan analisis persentase, uji Kai-Kuadrat. Selain itu digunakan koefisien kontigensi C untuk menyesuaikan (ajust) jumlah sampel.
Kualitas pelayanan bedah cesarea yang dinilai berdasarkan 6 indikator menunjukkan belum ada indikator yang diisi lengkap oleh praktisi. Secara keseluruhan kualitas kurang pelayanan bedah cesarea berdasarkan variabel senioritas, operasi dan kelas perawatan berkisar dari 1,7% hingga 89,7%. Dari sudut variabel senioritas ahli kebidanan terlihat bahwa ahli kebidanan senior (masa bakti di atas 9 tahun) lebih banyak menunjukkan kualitas layanan kurang dibandingkan dengan ahli kebidanan junior ( S 9 tahun)."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunia Tiara Sina
"Seksio sesarea merupakan operasi kebidanan terbanyak di RS dr.Suyoto pada tahun 2012 sampai 2014 dengan proporsi 48% dengan indikasi adalah bekas seksio sesarea yaitu sebesar 26,20% kasus. Hasil wawancara diketahui belum adanya clinical pathway seksio sesarea dengan indikasi bekas seksio sesarea di RS dr.Suyoto PUSREHAB KEMHAN. Clinical pathway merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk peningkatan mutu pelayanan, keamanan dan efisiensi pembiayaan. Penilitian ini dilakukan dengan riset operasional deskriptif analitik yang mengidentifikasi aktifitas perjalanan pasien mulai dari karakteristik, administrasi, pra operasi, operasi, pasca operasi, dan outcome pembedahan seksio sesarea.
Hasil penelitian didapatkan variasi gambaran karakeristik, aktifitas administrasi, pra operasi, operasi, paska operasi, dan outcome pembedahan seksio sesarea. Berdasarkan hasil penelitian disusun desain awal clinical pathway seksio sesarea dengan indikasi bekas seksio sesarea.

Caesarean section is the most surgery of obstetric in dr.Suyoto from 2012 to 2014 with the proportion of 48%. Indication majority of 48% of cases cesarean section is previous cesarean section that is 26,20% of cases. Result of interviews, it has not been any clinical pathway of cesarean section with the indication previous cesarean section in dr.Suyoto PUSREHAB KEMHAN hospital. Clinical pathway is one of the instruments that can be used for improvement of service quality, safety and efficiency of financing. This research is done with descriptive analytical operational research to identify activities from the characteristics of patient journey, administration, presurgery, surgery, post-surgery, and surgical outcomes caesarean section.
The results showed variations in the characteristics, administrative activities, pre-surgery, surgery, post-surgery, and surgical outcomes caesarean section with the indications for cesarean section.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian dengan judul keluhan sakit kepala klien post operasi seksio sesar
dengan anestesi spinal setelah 24 jam pertama dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan sakit kepala pada klien dengan anestesi
spinal. Penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif sederhana. Tempat
penelitian di ruang rawat kebidanan rumah sakit Muhammadiyah Taman Puring
Jakarta Selatan dengan responden 30 orang. Instrumen pengumpulan data berupa
kuisioner yang diolah dari vaniabel penelitian. Hasil penelitian didapatkan klien
dengan sakit kepala karena mobilisasi dini dan hidrasi yang kurang berjumlah 20
orang (66,67%), sakit kepala dengan hidrasi yang kurang dari 2500 ml berjumlah 10
orang (33,3%), dan sakit kepala karena mobilisasi dini berjumlah 5 orang (16,67%).
Rekomendasi yang peneliti berikan pada perawat untuk memotivasi ibu post operasi
seksio sesar untuk tidak melakukan mobilisasi sebelum 24 jam dan minum
+ 2500 ml-3000 ml per hari."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5113
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>