Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115906 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Maryunif
"Dalam menghadapi era globalisasi karakteristik yang paling menonjol adalah kompetisi internasional yang tajam. Untuk tetap bisa bertahan, setiap unit usaha harus mengembangkan keunggulan mutu dan pelayanannya.
Rumah Sakit merupakan suatu institusi yang padat modal, padat teknologi dan padat karya. Untuk dapat mencapai suatu standar kompetisi internasional, salah satu kuncinya adalah pengembangan kemampuan dan perilaku sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan yang ada. Sumber daya manusia harus dapat bekerja sama dalam sebuah sistem pelayanan rumah sakit.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia di rumah sakit antara lain dapat dicapai melalui pendidikan dan latihan (diklat). Ditinjau dari komposisi SDM di Rumah Sakit, tenaga perawat menempati persentase terbesar.
Berdasarkan hasil pengamatan sering terjadi bahwa kepuasan pasien terhadap kecanggihan teknologi rumah sakit, dengan bangunan dan fasilitas yang megah serta kepiawaian dokternya menjadi kurang sempurna tanpa dukungan tenaga perawat yang profesional. Hal ini disebabkan karena pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di Rumah Sakit , dimana fungsi perawat berlangsung selama 24 jam secara terus menerus setiap hari.
Dalam kurun waktu 5 tahun telah diselenggarakan sebanyak 178 kali program diklat perawat RSPP, yang terdiri atas 3 kelompok diktat, yaitu kelompok yang berdasarkan Manajemen Keperawatan, Asuhan Keperawatan dan kelompok yang dikaitkan dengan Penunjang Pelayanan.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi tentang kebutuhan program diklat bagi perawat yang dapat memenuhi kebutuhan peserta baik secara individu maupun organisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam secara tematik serta mendapat data sekunder tentang pengelolaan program.
Dari hasil penelitian antara lain diperoleh gambaran mengenai pelaksanaan diklat saat ini, kebutuhan diklat bagi perawat, kesesuaian materi diklat terhadap tugas-tugas keperawatan, bentuk evaluasi dan usulan bagi program pelatihan bagi diklat mendatang. Untuk pelaksanaan diklat saat ini sudah cukup baik namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain belum adanya struktur organisasi yang jelas bagi diklat sehingga menyebabkan kurang terprogramnya pelaksanaan diklat. Untuk kebutuhan diktat bagi perawat diharapkan program pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dapat menunjang tugas-tugas keperawatan, antara lain dengan cara mengadakan diklat yang efektif serta dapat memenuhi bidang pengetahuan dalam menjalankan profesinya.
Untuk kesesuaian materi terhadap tugas-tugas keperawatan, menurut hasil wawancara diperoleh informasi bahwa materi yang diberikan masih bersifat situasional belum terprogram dan dirasakan masih kurang khususnya yang menyangkut tugas-tugas keperawatan. Evaluasi untuk penyelenggaraan diklat sudah dilakukan, namun belum ada format yang baku. Bentuk evaluasi yang biasa dilakukan bersifat observasi secara langsung baik dari dokter, perawat, pasien ataupun keluarga pasien. Untuk pelaksanaan diklat mendatang ada beberapa subjek yang diusulkan oleh para informan, dan diharapkan usulan yang bersifat bottom up tersebut dapat digunakan untuk menyusun suatu program pendidikan dan pelatihan perawat Rumah Sakit Pusat Pertamina di tahun mendatang.
Daftar Kepustakaan : 32 ( 1978 -2001 )

1997 - 2001 Nurse Education and Training Program Evaluation OF Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP)
International competition becomes more crucial in the globalize world. To be survive and successful, every business unit has to improve their quality of their product and services.
Hospital is an institution which is strongly supported by capital, technology and human resource. One of the requirements for hospital to be competitive globally is to improve the technical skills and behaviour of its human resources. Human resources should be able to cooperate in the hospital service system.
Human resources quality improvement in hospital can be achieved through education and training. The highest percentage of human resources in hospital is composed by nurses.
Based on the observation, high technology medical equipments, excellent facilities I buildings, skilled and professional doctors are not enough to satisfy its customers without support from the professional nurses. Nurses play an important role in providing services to customer since they are the one who mostly interact with customer all the time, 24 hours a day, 7 days a week.
Within 5 years, the RSPP Nurse Education and Training program have been held for 178 times_ These programs are divided into 3 categories as followed: The Nurse Management, Nurse Care and Service Support.
The aim of this research is to identify the education and training program which is needed by the Nurse both individually and organizationally to improve their performance which at the end it would improve the quality of the service of the Hospital. The research method used here is the qualitative method by using in-depth interview which is supported by secondary data of the program management.
The research is intended to give an overview on how the current education and training program works, training needs of the nurse, the relevance of the training materials with the nurse activities, evaluation and suggestion for the education and training program. Although the current education and training program is already running well, still there are things to be encouraged such as establishing clear organization structure for people involved to make the training better programmed. The training and education program is expected to be supportive for nurses in doing their job. Therefore it should be an effective training that can increase the knowledge and skill in their profession as a nurse.
Based on the interview with nurses who attend the training and education program, it is informed that the current program is designed on case by case basis which come up on the daily activities. Hence it is not well programmed and inadequate specifically for nurses job. The hospital should design more integral and comprehensive training program for the nurse. Even though RSPP has program evaluation, but there is lack of standard evaluation. The form of current evaluation is direct observation conducted by doctors, nurses, patients or patient's families. On the interview done by the researcher 1 writer, several nurses suggested training subjects to be adopted in designing the education and training program for the coming years.
Reference : 32 ( 1978 -2001 )"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 4499
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Managemen Rumah Sakit Haji menggunakan metode preceptorship dalam memberikan bimbingan bagi perawat baru. Bimbingan ini diharapkan mempunyai pengaruh yang positif sehingga mutu pelayanan keperawatan dapat dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan metode bimbingan preceptorship terhadap kesiapan perawat baru di Rumah Sakit Haji Jakarta. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakii Haji Jakarta dengan jumlah responden 30 orang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif asosiatif dengan menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adaIah distribusi frekwensi untuk data demografi dan chi square untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan antara metode bimbingan preceptorship terhadap kesiapan perawat baru di Rumah Sakit Haji Jakarta dengan p Value 0,000 dan α 0,05. Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan metode preceptorship dalam proses bimbingan pada perawat baru."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5456
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Nurmaida
"Program preceptorship adalah pendekatan efektif dalam pengajaran klinik, merupakan bagian integral dari orientasi perawat baru. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan program preceptorship dan karakteristik perawat dengan proses adaptasi perawat baru di PKSC, RSB, dan RSPI. Desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian 100 perawat baru. Instrumen digunakan adalah kuesioner.
Hasil penelitian adalah variabel berhubungan dengan proses adaptasi dimana nilai p < 0,05 adalah self efficacy, lama kerja, dan konflik. Faktor dominan berhubungan dengan proses adaptasi adalah self efficacy dengan nilai OR 6,68. Program preceptorship dan karakteristik perawat berhubungan dengan proses adaptasi perawat baru. Manajer keperawatan perlu menyediakan sumber dukungan preceptor yang kompeten untuk meningkatkan self efficacy perawat baru sehingga membantu proses adaptasi.

Preceptorship program is the effective approach in clinical teaching and an integral part of the orientation of new nurses. The research aims to determine the relationship preceptorship programs and the characteristics of nurses with the adaptation process of new nurses in PKSC, RSB, and RSPI. The study design used a descriptive correlation with the cross-sectional approach. The samples 100 new nurses. The instrument used was a questionnaire.
The results are the variables associated with the process of adaptation in which the p-value <0.05 was self-efficacy, length of employment, and conflict. Dominant factor related to the adaptation process is selfefficacy with the OR 6.68. Preceptorship programs and the characteristics of nurses associated with the process of adaptation of new nurses. Nursing managers need to provide a competent source of support preceptor for new nurses improve the selfefficacy so that helps the adaptation process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Nesti S.R.
"ABSTRAK
Pendidikan D III Keperawatan merupakan salah satu jenjang pendidikan tinggi keperawatan yang bersifat akademik profesional, menghasilkan lulusan perawat profesional pemula yang mampu melaksanakan peran dan fungsinya dalam asuhan keperawatan kepada masyarakat. Salah satu strategi belajar yang dirancang agar peserta didik memiliki kemampuan profesional sesuai dengan tujuan pendidikan adalah pengalaman belajar klinik di lahan praktek yaitu suatu proses belajar mengajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan teori-teori dan keterampilan keperawatan yang telah dipelajari sebelumnya dan mengembangkannya pada situasi nyata di lahan praktek yang digunakan. Mengingat bahwa hasil yang dicapai peserta didik dalam pengalaman belajar klinik sebelumnya belum maksimal (pada M.A 219 rata-rata nilai 2,68, nilai minimum 2,38 dan nilai maksimum 3,03), maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan hasil pengalaman belajar klinik peserta didik di Akademi Keperawatan Rumah Sakit Husada Jakarta Tahun Ajaran (T.A) 1999/2000.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan studi cross sectional, dengan informan adalah 72 peserta didik tingkat III T.A 1999/2000 yang baru selesai mengikuti pengalaman belajar klinik M.A 320, M.A 321, dan M.A 322. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat, dengan perangkat lunak SPSS versi 6.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai teori khususnya M.A 320 dan M.A 321 mempunyai hubungan bermakna secara statistik dengan hasil pengalaman belajar klinik peserta didik.
Kesimpulan hasil penelitian, (1) secara umum hasil pengalaman belajar klinik peserta didik dalam M.A 320 masih kurang baik, M.A 321 cukup, sedangkan M.A 322 baik; (2) ternyata nilai teori mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan hash pengalaman belajar klinik peserta didik (p < 0,05); (3) tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara motivasi peserta didik, latar belakang pendidikan pembimbing klinik, pengalaman kerja, pelatihan, dan kompetensi pembimbing klinik dengan hasil pengalaman belajar klinik peserta didik (p > 0,05).
Saran bagi Pusdiknakes Depkes. RI, perencanaan kembali pelatihan pembimbing klinik, mengembangkan standar praktek keperawatan dan sistem penilaian pengalaman belajar klinik, serta meningkatkan kemitraan dengan rumah sakit pendidikan.
Saran bagi institusi, perhatian dan upaya lebih besar dalam menata dan menciptakan iklim pembelajaran di sekolah (teori), program bimbingan klinik yang lebih efektif, pertemuan berkala, supervisi yang lebih sexing, mempunyai standar kinerja pembimbing klinik, dan meningkatkan kolaborasilkemitraan.
Saran bagi pembimbing klinik, mengidentifkasi faktor-faktor yang berkontribusi, meningkatkan mutu bimbingan klinik dan menciptakan lingkungan yang sarat dengan "role model" dan "caring", meningkatkan hubungan interpersonal yang terapeutik, serta menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik.
Saran bagi peneliti lain, mengembangkan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang belum ditinjau dalam penelitian ini.

ABSTRACT
The Factors Related to the Result of Student's Clinical Study Experience in Nurses Academy of Husada Hospital Jakarta in 1999/2000 D III degree of nurses education is one of the professional academic of high level nurses education, produces the beginner professional nurses who able to do their role and function in public nursing upbringing. One of the learning strategic designed to provide students with professional abilities according to the education purposes is the clinical learning experience at clinic field, which is a teaching-learning process that give students opportunities to apply the nursing theories and skills which have been learned before, and develop them in a real situation at the clinic field they use. Consider the result of student clinical learning experience that has been achieved before is not maximal yet (the average value for subject 219 is 2,68; the minimum is 2,38 and the maximum is 3,03), a research which purpose is to achieve informations about learner factors related to the student clinical learning experience result in NursiaAcademy of Husada Hospital Jakarta in 1999/2000 made.
This research is a quantitative research using a cross sectional study design, with 72 informer of 6'h term students in 1999/2000 who just passed the clinical learning experience of subject 320, 321 and 322. The data is processed and analyzed using univariat and bivariat analyze with SPSS version 6.0.
The result shows that the theory values, especially subject 320 and 321, have a statistical meaningful relation with the student clinical learning experience.
The summary of the research, (l) generally, the result of student clinical learning experience is under average for subject 320, average for subject 321, and good for subject 322, (2) theory values have a meaningful relation with the result of student clinical learning experience (p < 0,05), (3) there is not any statistical meaningful relation among students motivation, clinical instructor's educational background, work experience, training, and clinical instructor's competencies with the result of student clinical learning experience (p > 0,05).
Suggestion for Pusdiknakes Depkes. RI, reschedule the clinical instructor training, develop the standard of nursing practice and clinical practice appraisal system, and increase the relation with educational hospital.
Suggestion for the institution, give more attention and effort for creating and organizing a learning climate at the school (theory), make clinical guidance program more effective, make regular meeting, give more supervision, create a standard of clinical instructor performance, and increase the collaboration or partnership.
Suggestion for clinical instructor, identify the contribution factors, increase the quality of guidance process and create a nursing environment that full of role model, increase the therapeutic interpersonal relation, and develop the students confidence.
Suggestion for other researchers, develop an advance research or another one which never be observed before.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Nengah Mustika
"Program Pendidikan Diploma III Keperawatan Kelas Khusus Rumah Sakit adalah suatu program pendidikan yang bertujuan menghasilkan tenaga perawat profesional pemula, bagi para perawat yang telah bekerja di rumah sakit, namun dasar pendidikan keperawatannya lulusan SPK dan SPR. Para lulusan D III Keperawatan diharapkan mampu menguasai pengetahuan, memperbaiki sikap dan terampil dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan pendekatan proses keperawatan. Dalam proses keperawatan menekankan pada pentingnya komunikasi untuk memahami keadaan pasien, untuk itu perlu menggunakan komunikasi interpersonal yang bersifat terapeutik. Komunikasi terapeutik ini merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari asuhan keperawatan, guna menjaga mutu pelayanan keperawatan secara komprehensif dan profesional. Namun pada kenyataannya, sampai saat ini masih dirasakan adanya ketidakadekuatan dalam praktek/pelaksanaan komunikasi terapeutik oleh perawat di Rumah Sakit Umum, walaupun mereka telah mendapatkan teori mengenai hal tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk diperolehnya informasi mengenai prraktek/pelaksanaan komunikasi terapeutik, dan melihat hubungan antara umur, Jenis kelamin, pengetahuan, sikap, fasilitas, peran pembimbing klinik dengan praktek / pelaksanaan komunikasi terapeutik daIam asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Kota Bogor.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Populasi dan sampelnya adalah mahasiswa tingkat III kelas khusus rumah sakit, Akper Depkes Bogor tahun 2002, sejumlah 100 orang (total sample). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan self assessment. Data kemudian diolah secara statistik dengan tehnik Chi-square dan Regresi Logistik. Analisis data terdiri dari analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan sebesar 62 % responden melakukan praktek komunikasi terapeutik dengan baik. Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel umur mempunyai p value = 0,0035, sedangkan pengetahuan , sikap, dan peran pembimbing klinik masing-masing mempunyai p value = 0,000 , yang berarti mempunyai hubungan bermakna dengan praktik komunikasi terapeutik. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik, menunjukkan ada tiga dari enam variabel yang berhubungan bermakna dengan praktek komunikasi terapeutik, yaitu umur dengan OR 43,966 (95% CI :3,538 - 546,278), pengetahuan dengan OR 9,057 (95% CI : 1,412 --58,094), dan peran pembimbing klinik dengan OR 49,193 (95% Cl : 5,631 - 429.690 ). Dari ketiga variabel tersebut yang paling berhubungan untuk melaksanakan komunikasi terapeutik dengan baik adalah peran pembimbing klinik.
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis sarankan bagi dosen pemberi materi komunikasi terapeutik agar penyajiannya lebih mudah dipahami mahasiswa, maka perlu dimodifikasi dengan alat bantu (pemutaran video, peragaan oleh dosen, mahasiswa mempraktekkan di laboratorium sekolah). Pada saat praktek di ruang rawat, pembimbing klinik menjadi model praktek komunikasi terapeutik, sehingga mahasiswa mendapat pengalaman nyata yang positif. Bagi manajer keperawatan rumah sakit agar memberikan penilaian berkala melalui atasan langsung kepada perawat yang mempraktekkan komunikasi terapeutik dengan baik.

Factors related with Student's Perception to Implementation of Therapeutic Communication in Nursing Care among Hospital Special Class at Academy of Nursing in Bogor in 2002The Program of Diploma III in Nursing Hospital Special Class is an educational program with the aim to produce junior professional nurses. It is followed by nurses who have been working at the hospital, but their nursing educational background from - SPK and SPR. Finally, the graduations of the program are required to master the nursing knowledge, be better in attitude/ behavior, and skillful in applying practice by nursing process approach. In the nursing care process is stressed in the importance of communication, in order to comprehend the patient's condition. That's the interpersonal therapeutic communication, which is inseparable activity in nursing care to keep up good quality in comprehensive and professional nursing. In fact; the implementation of therapeutic communication is still weakness, although the nurses had known the theories.
The objective of this research is to obtain information about therapeutic communication implementation, and to examine the relation between nurse's characteristic including: age, gender, knowledge, attitude, facilities, and clinical instructor role with the implementation of therapeutic communication in nursing practice at the general hospitals in Bogor.
This is an analytic research that using Cross Sectional Design. Population and samples were students of grade HI in hospital special class, Academy of Nursing Bogor in the year 2002, there were 100 persons (Total sample). Data collecting was carried out by questionnaire, interview and self assessment. The data then statistically processed applying Chi-square ang Logistic Regression Techniques. The data analysis consists of univariate, bivariate and multivariate.
The result of this research showed that more than half of respondents (62 %) are well in implementing therapeutic communication. From the bivariate analysis is known that variable of age has p- value = 0, 0035, while variable of knowledge, attitude and clinical instructor role each has p- value = 0,000. It means there are significant relationships with implementation of therapeutic communication. The outcome of multivariate analysis applying Logistic Regression Techniques, shown that 3 variables have significant relationship with therapeutic communication practice. They are age with OR 43,966 (95% Cl: 3,538 - 546,278), knowledge OR 9,057 (95% CI: 1,412 - 58,094), and clinical instructor role OR 49,193 (95% CI : 5,631 - 429,696).
Based on this research, it is recommended to the lecturer of communication to modify their method of teaching by audio visual aid (AVA), like watching video and practice in the laboratory. Clinical instructor is being role model of therapeutic communication in nursing practice area. So the students have positive real experience. For the management of hospital is recommended giving therapeutic communication evaluation periodically, with the supervision of the direct manager of the nurses. For the better/best nurses who implementing therapeutic communication, give her/him reward or incentive."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 4456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ermi Nuryanti
"Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang intinya adalah pelayanan medis. Pelayanan tersebut tidak rnungkin diberikan tanpa adanya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hal ini mempunyai pengaruh besar terhadap citra pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu rumah sakit tidak; akan mencapai optimal tanpa upaya peningkatan pelayanan keperawatan. Dalam hal ini upaya peningkatan mutu Sumber Daya Manusia Keperawatan merupakan unsur yang paling penting. Sehingga peningkatan pendidikan dan pelatihan perawat-perawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang merupakan program yang diutamakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan dari perawat terhadap peningkatan pendidikan dan untuk mengetahui motivasi perawat terhadap peningkatan pendidikan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif, cross sectional dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 300 perawat yang bertugas di ruang rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Dengan bantuan analisa statistik parametrik dengan uji Chi-Square, maka dari tiga variabel karakterisitik cliduga secara teoritis dan empiris ada hubungan dengan motivasi.
Dari basil penelitian ini disimpulkan bahwa faktor-faktor demografi, pekerjaan dan perilaku mempengaruhi motivasi perawat untuk meningkatkan pendidikannya.

Hospital is one of health care services with curative treatment as the main services. One of the important component of hospital services is nursing services, which strongly affecting hospital's image in community.
Quality of nursing services depends on the quality of its human resources. Therefore education and training of nurses is one of the important aspects increasing quality of nursing services.
The objective of study is to describe factors aff~ng nurse's motivation to enroll in education program at Dr. Kariadi Hoapital.
The study using cross sectional design utilizing survey research methodology. The sample is 300 nurses who is working at inpatient room in the hospital. Data analysis is done using Chi-Square statistical method.
The study found that nurse's motivation to joint education program is affected by their demographic characteristics, type of job, and their personal behavior. The studyconcluded that intervention to increase nurse's enrollment to continuing education program should consider the three factors found in this study."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Dunia keperawatan Indonesia dihadapkan pada perrnasalahan kurangnya tenaga
keperawatan profesional yang mampu memenuhi tuntutan masyarakat akan pelayanan
keperawatan yang bermutu. Seiring dengan itu pendidikan keperawatan juga
berkembang dengan pesamya, namun masih ada perawat yang belum menunjukkan
minat untuk melanjutkan pendidikan ke S1 Keperawatan walaupun dengan fasilitas -
fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat
gambaran tingkat motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan ke S1 Keperawatan.
Penelitian ini dilakukan di RSUD Karawang dengan menggunakan sampel 132 orang
perawat. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Instrumen yang
yang digunakan adalah kuesioner berupa skala likert untuk mengukur tingkat motivasi
instrinsik dan tingkat motivasi ekstrinsik yang telah disesuaikan dengan kebutuhan
penelitian. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat dengan metode
tendensi sentral. Hasil penelitian menggambarkan bahwa tingkat motivasi perawat untuk
melanjutkan pendidikan ke S1 Keperawatan berada pada tingkat sedang (69,7%).
Tingkat motivasi instrisik berada' pada tingkat tinggi (77,3%), sedangkan tingkat
motivasi ekstrinsik berada pada tingkat sedang (59,1%) dan ada 1,5% pelawat yang
memiliki tingkat motivasi ekstrinsik rendah. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti
menyarankan agar para manajer Rumah Sakit membuat rencana pengembangan SDM
yang jelas dan mengalokasikan dana untuk pendidikan berkelanjutan dalam rangka
rneningkatkan mutu pelayanan. Bagi Institusi pendidikan agar dapat memodifikasi
jadwal khusus bagi perawat bekerja yang ingin rnelanjutkan pendidikan. Selanjutnya
diharapkan penelitian ini dilanjutkan dengan area yang lebih luas dan mendalam seperti
melihat faktor apa saja yang dapat mempengaruhi motivasi agar lebih bermanfaat
didunia keperawatan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5729
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Helminaria
"Hal yang utama merupakan masalah adalah guru yang kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan. Hal ini merupakan prediktor kekurangan mampuan guru melaksanakan tugas sebagai tenaga pengajar. Jadi masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahui tingkat kesiapan mengajar mahasiswa Pendidikan Ahli Madya Keperawatan Program Keguruan. Ruang lingkup penelitian adalah untuk mengetahui faktor yang kemungkinan mempengaruhi kesiapan mengajar yaitu minat terhadap jabatan guru, motivasi belajar, persepsi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dan nilai tes masuk di PAM Keperawatan Program Keguruan. Rancangan penelitian ini adalah studi analitik survey dengan pendekatan cross sectional. Tehnik analisis yang dipergunakan adalah analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian ini adalah bahwa: 1. Ada hubungan yang bermakna antara minat terhadap jabatan guru dengan Tingkat Kesiapan Mengajar. 2. Ada hubungan yang bermakna antara motivasi belajar dengan Tingkat Kesiapan Mengajar. 3. Tidak ada hubungan antara Tingkat Kesiapan Mengajar. 4. Tidak ada hubungan antara nilai tes masuk dengan Tingkat Kesiapan Mengajar. 5. Peneltian ini menyimpulkan bahwa secara bersama-sama terdapat hubungan yang bermakna antara minat terhadap jabatan guru, motivasi belajar, persepsi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar dan nilai tes masuk dengan Tingkat Kesiapan Mengajar .
Saran dari penelitian ini adalah : (1) Himbauan pada pihak Institusi PAM Keperawatan Program Keguruan a) agar berupaya menumbuhkan dan meningkatkan minat mahasiswa yang semakin positif terhadap jabatan guru dan menjaga citra guru. Hal ini dapat diiaksanakan dengan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, b) Agar berupaya meningkatkan motivasi belajar mahasiswa, hal ini dapat ditempuh dengan, b.1) Meningkatkan keinginan berprestasi dengan cara menciptakan kompetisi antar mahasiwa, b.2) Mengadakan bimbingan terhadap mahasiswa yang mengalami kesulitan, b.3) Menyediakan literatur yang ada hubungannya dengan mata kuliah serta mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan literatur tersebut. (2). Himbauan pada pihak Pusdiknakes Dep Kea agar dalam penerimaan mahasiswa baru diadakan pengukuran (tes) minat. (3). Untuk Peneliti selanjutnya agar mengikutsertakan variabel lain yang berpengaruh terhadap kesiapan mengajar yaitu faktor lingkungan alami dan sosial beserta faktor instrumen diantaranya kurikulum, program, sarana dan guru."
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zuhanna Zen
"Pendidikan D III keperawatan merupakan jenjang pendidikan tinggi keperawatan yang menghasilkan lulusan perawat profesional pemula. Salah satu strategi belajar mengajarnya adalah dengan memberikan pengalaman belajar klinik yang dilaksanakan di lahan praktek. Tujuan belajar praktek klinik ini adalah untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa agar dapat menerapkan teori-teori yang sudah dipelajari sebelumnya dan mencoba mengembangkan keterampilannya dalam tatanan yang nyata.
Kualitas lulusan antara lain dipengaruhi oleh kualitas pengajarnya yang dalam hal ini instruktur klinik. Sebagai pembimbing merupakan salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam proses belajar praktek keperawatan, oleh karena itu perlu dituntut profesionalismenya. Profesionalisme dalam penelitian ini adalah kualitas tindakan instruktur klinik dalam melaksanakan peran-peran sebagai pembimbing dan dalam mengajar menggunakan metode-metode pengajaran klinik.
Sampai dengan tahun 2001, Akademi Keperawatan Depkes Jambi telah menghasilkan lulusan 14 angkatan namun nilai ujian praktek akhir program masih belum memuaskan karena dan setiap angkatan hanya sekitar 10%-20% yang mendapat nilai dengan kategori baik. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan tujuan memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan profesionalisme instruktur klinik di institusi tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan studi cross sectional dengan responden 80 orang instruktur klinik yang termasuk dalam tim pengajar mata kuliah praktek keperawatan tingkat I, II, III baik yang berasal dari institusi pendidikan maupun dari lahan praktek. Pengolahan data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa instruktur klinik di Akper Depkes Jambi yang mempunyai profesionalisme baik sebanyak 29 orang (36,3%). Dari hasil analisis bivariat ternyata variabel pengetahuan, kompetensi klinik, keterampilan mengajar, masa kerja, proses belajar mengajar (PBM) teori, PBM laboratorium dan pelatihan mempunyai hubungan yang signifikan dengan profesionalisme instruktur klinik, sedangkan dua variabel lain tidak berhubungan secara signifikan dengan profesionalisme instruktur klinik. Dari 7 variabel yang mempunyai nilai p<0,25 memenuhi persyaratan dilakukan analisis multivariat. Dari hasil akhir model multivariat ternyata hanya dua variabel yang tersisa yaitu variabel masa kerja dan PBM teori dengan nilai p
Penelitian ini menyarankan kepada institusi dalam penetapan instruktur klinik agar mempertimbangkan masa kerja sehingga kualitas bimbingan dapat ditingkatkan dan kepada koordinator mata kuliah keperawatan dalam mengelola proses belajar mengajar teori materi disesuaikan dengan praktek agar ada kesinambungan. Bagi peneliti lain disarankan untuk dapat lebih dalam menggali masalah pengajaran klinik maka kepada peneliti lain. Disarankan menggunakan metode penelitian kualitatif.
Daftar bacaan : 36 (1978 - 2001)

Study of Clinical Instructor Professionalism of Nursing Academic in Jambi Department of Health in 2002Diploma III of nurses? education is the high level education program which graduates beginner professional nurses. Clinical study experience is one of the teaching process strategy which held in the practical field. The aim of the teaching-learning process is to allow student to practice theory they have learned and to improve their skill.
The quality of the graduates can be influenced by the quality of the clinical teacher or the clinical instructor, Professionalism is essential for the clinical instructors due to their responsibility in practical teaching-learning process. In this study, professionalism refers to the clinical instructor performance as a tutor applying clinical teaching methods.
Nursing academic of Jambi graduated 14 classes until the year 2001. However, practical final result showed only 10% -20% graduate students who achieve good result category for each class. Therefore, it is necessary to do this research in order to acquire information about factors related to clinical instructor professionalism in the institution.
A descriptive analytic study with cross sectional design was performed using 80 clinical instructors as respondents. The respondents came from educational institution and practical field background, who involved in practical nursing teaching team (grade I, II, III). Collected data were analyzed by univariate, bivariate, and multivariate analysis.
The univariate analysis showed 36,3% (29 persons) clinical instructors with good professionalism. The bivariate analysis affirmed a significant correlation between clinical instructor professionalism and some variables such as knowledge, clinical competence, teaching skill, working period, theoretical teaching process, laboratory teaching process, and training. Other 2 variables were not significantly correlated to clinical instructor professionalism. Multivariate analysis went over 7 variables which meet the qualification (p<0, 25) and the final result showed only 2 variables left with p<0, 05). These 2 variables working period and theoretical teaching-learning process, were analysis by interaction test and the result verified no interaction between working period and theoretical teaching-learning process (p value = 0,809), Nevertheless, the interaction test result indicated stronger interaction between professionalism and working period (p value = 0,001) than theoretical teaching-learning process (p value = 0,026).
It is recommended to the institution to consider working period as an important factor in determining whether or not a person qualified to be a clinical instructor and consequently the tutorial quality can be improved it is also suggested to the nursing subject coordinator to manage the theoretical teaching-learning process so the material can be synchronized to the practice. Further study using qualitative method is recommended.
References: 36 (1978 - 2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wasludin
"Tesis ini merupakan hasil penelilian terhadap mahasiswa tingkat III Akper di Propinsi Banten yang dilatar belakangi hasil studi pendahuluan yang menunjukkan rendahnya indeks prestasi mahasiswa dikaitkan dengan tujuan pendidikan nasional dan pendidikan keperawatan.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui perbedaan indeks prestasi menurut karakteritik dan faktor internal mahasiswa. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang datanya didapatkan melalui cara responden mengisi sendiri kuesioner yang disebarkan dan studi doktunentasi kemudian dilakukan uji statistik untuk analisis univariat, bivariat, dan mul.tivariat dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan narasi yang dilengkapi dengan pembahasan setiap variabel penelitian.
Dari hasil analisis univariat didapatkan bahwa mayoritas responden berumur muda dan jenis kelamin perempuan, sedangkan menurut asal SLTA didapatkan hasil sebagian besar responden berasal dari SMU Negeri. Setengah dari responden termasuk kategori tinggi. pada variabel nilai SUB, motivasi, minat, dan bakat, serta lebih dan setengah responden mempersepsikan baik terhadap proses belajar mengajar di Akper masing-masing, namun hanya 37,5% responden yang mendapat indeks prestasi kualifkasi B.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa umur muda dan jenis kelamin perempuan rata-rata indeks prestasinya lebih tinggi daripada responden yang berumur tua dan lain-laki. Responden yang berasal dari SLTA (SMU/MA) Negeri rata-rata indeks prestasinya lebih tinggi daripada mereka yang berasal dari SLTA (swasta). Demikian juga responden yang nilai STTB, motivasi, minat, bakat dan persepsi terhadap PBM tinggi/baik mendapatkan rata-rata indeks prestasi lebih tinggi pula.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada mahasiswa supaya belajar lebih tekun dan melengkapi catatan agar mendapatkan prestasi yang baik, sedangkan saran bagi institusi pendidikan agar meningkatkan kemampuan dosen dalam mengajar, melengkapi fasilitas belajar yang diperlukan, dan meningkatkan peran pembimbing akademik. Untuk mendapatkan mahasiswa yang berprestasi baik, maka disarankan kepada Pusat Diknakes agar hasil penelitian ini dapat dipertimbangkan dalam menentukan syarat calon mahasiswa dan melakukan tes khusus seperti tes motivasi, minat, dan tes bakat pada penerimaan mahasiswa baru serta mengadakan pendidikan tambahan bagi dosen untuk meningkatkan. kemampuan dosen sesuai dengan bidang ilmu yang diminatinya.
Pustaka 42: 82-2001

Students' Internal Factor Analysis and Study Achievement at the Academic of Nursing, Province of Banten, 2002The thesis represented the results of research done at the third grade students of the Academic of Nursing, Province of Banten. It was based on the background of a preliminary study, which proved that the GPA students had performed a low standard in connection with the goal of the national and nursing education.
This research generally intended to find out the differences of GPA, based on the student's characteristics and the internal factors. This research used the analytic observational planning with cross sectional approach. Data were collected from questioners filled by the respondents themselves and documentation study, cross sectional approach for statistical test using univariate, bivariate and multivariate analysis. The results were presented in tables and narration completed with analysis of every variables of the research.
The result found from the univariate analysis, showed that the majority of the respondents were female and their ages were very young, while according to their high school originated, it was found that most of the respondents came from public school. Half of the respondents were high in the variables of school grade certificate, motivation, interest and talent, along with more than half of them percept good conduct in learning and teaching process at each of the Academic of Nursing, but only 37,5 % of the respondents got " B" qualification of GPA.
The result of bivariate analysis, showed that young aged and female respondents indicated that the average of GPA were higher than older aged and male respondents. Respondents, who came from public high school, have the average of GPA higher than those who came from private schools. The same goes for respondents with high score in school grade certificate, motivation, and interest with high and good perception of teaching and learning achievement had the average of GPA also higher.
Based on the results, it was recommended to the students that they have to study harder and complete their notes to achieve better performance, as for the educational institute, recommendation to improve the teaching staffs' performance in teaching, and to complete the required educational facilities and also to improve the role of the academic tutors. To get students with good performances, it was suggested to the Center of Health school grade certificate, motivation, interest with high and good perception of teaching and learning achievement had the average of GPA also higher.
Based on the results, it was recommended to the students that they have to study harder and complete their notes to achieve better performance, as for the educational institution, recommendation to improve the teaching staffs' performance in teaching, and to complete the required educational facilities and also to improve the role of the academic tutors. To get students with good performances, it was suggested to the Center of Health Manpower Training of the Ministry of Health also to consider this research in deciding the requirements of the candidate students and to apply special tests for motivation, interest and talent at students' admittance and also to implement further education for the teaching staffs in developing their performances in accordance with their majoring science of interest.
References : 41 (1982-2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11010
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>