Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122083 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Judiwan Delias Maswar
"Pengendalian Manajemen Farmasi di Rumah Sakit merupakan suatu sistem yang memegang peranan penting, oleh karena keberhasilan tujuan manajemen farmasi tergantung dari memadai atau tidaknya unsur-unsur pengendalian yang ada.
Adanya obat-obatan dan alat kesehatan yang rusak atau kadaluarsa, juga adanya kekosongan persediaan pada waktu tertentu mengindikasikan pengawasan terhadap pengelolaan obat dan alat kesehatan yang merupakan sebagian dari manajemen faramasi di rumah sakit masih kurang baik.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Puri Cinere; yang bertujuan untuk memperoleh gambaran unsur-unsur yang mempengaruhi pengendalian manajemen farmasi, mengidentifikasi dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi setiap unsur. Sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan saran dan masukan bagi manajemen Rumah Sakit Puri Cinere.
Hasil penelitian diperoleh melalui kegiatan survey, pengumpulan data melalui pengamatan dokumen dan observasi di lapangan serta wawancara mendalam dengan pejabat struktural dan staf pelaksana. Masalah yang timbul dalam Pengendalian Manajemen Farmasi di Rumah Sakit Puri Cinere ini disebabkan oleh berbagai hal yang saling berkaitan seperti pengorganisasian yang belum efektif, kebijakan yang belum terarah dan belum direview secara berkala, penyusunan rencana kerja belum optimal, sistem pencatatan dan pelaporan yang belum baik, pembinaan personil yang masih kurang dan SPI yang belum berfungsi dengan baik. Untuk masa mendatang, bagi manajemen Rumah Sakit Puri Cinere disarankan untuk melakukan beberapa langkah penyempurnaan; sehingga dapat dicapai tujuan yaitu tersedianya obat dan alat kesehatan secara efisien.

System Analysis of Controlling Pharmacy Management at Puri Cinere HospitalControlling Pharmacy Management at Puri Cinere Hospital is a system which is also being an important role, because the achievement of pharmacy management result depends on the sufficient or insufficient of the existing control.
Broken medical equipments and expired medicine, as well as out of stock of the provision occasionally indicate that the control of medicine and medical equipment a part of the pharmacy management of the hospital is not good enough.
This research was conducted at Puri Cinere Hospital which aims to get a picture of the factors that has influence to the control of the pharmacy management, to identify and analyze factors that has influence to each others. Therefore, result of the research is expected giving a suggestion and input for Puri Cinere Hospital.
Result of the research was obtained through a survey activity, collecting data looking for document and observation in the field, as well as an interview with the structural officer and operational staff. Problems arise in controlling pharmacy, management at Puri Cinere Hospital are caused by different factors connecting to each others; as the organization that is not effective yet, policies that is not clear and has not been reviewed periodically, planning set up is not optimum yet, recording and reporting system has to be improved, personal development is not sufficient as SPI does not function well.
In the future the management of Puri Cinere Hospital has to do some steps for improvement, to achieve the aim in providing medicine and medical equipment effectively."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Adi Sudarmadi
"Dalam memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin kritis terhadap pelayanan kesehatan dan agar dapat bisa bersaing dengan rumah sakit lain, Rumah Sakit Karya Bhakti (RSKB) yang merupakan rumah sakit swasta madya atau setara dengan rumah sakit pemerintah kelas C, berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. SaIah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas pelayanan di bagian Instalasi Farmasi.
Instalasi Farmasi di rumah sakit merupakan unit yang memberikan kontribusi terbesar yaitu sebesar 40% dari keseluruhan pendapatan Rumah Sakit Karya Bhakti. Untuk itu Instalasi Farmasi dituntut untuk memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan teliti sehingga dapat memuaskan pelanggan. Namun, pelayanan penunjang medik yang diberikan belum berjalan optimal, terutama pada pelayanan resep bagi pasien rawat jalan.
Tiijuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan menganalisis sistem supply obat pada pelayanan rawat jalan yang digunakan oleh Depo Farmasi Rumah Sakit Karya Bhakti serta memberikan saran pemecahan masalah yang dapat meningkatkan produktivitas pelayanan.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa pelayanan farmasi yang diberikan oleh Depo Fannasi cenderung lama. Faktor-faktor penyebab lamanya pelayanan adalah sarana dan prasarana yang kurang menunjang khususnya sistem IT yang selalu mengalami gangguan, kurangnya Sumber Daya Manusia, tidak adanya pemisahan tugas dalam melayani pasien rawat jalan dan rawat inap, perencanaan obat tidak sesuai dengan kebutuhan, dan kurangnya informasi kepada petugas Depo Farmasi mengenai obat-obat baru.
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk segera memperbaiki sistem IT, karena masalah ini merupakan prioritas utama, menambah tenaga pelaksana (fungsional), perlu adanya pemisahan tugas agar beban kerja petugas berkurang, memberikan informasi kepada dokter tentang obat standarisasi RSKB, dan meningkatkan kualitas petugas Depo Farmasi.

In filling the demand for the community that increasingly critical towards the health service and in order to be able to compete with the other hospital, Karya Bhakti hospital which are a private hospital or the same level as a class C government hospital, trying to increase their quality of service. On of their attempt is to increase the service quality of hospital pharmacist division.
40% of the hospital income is come from hospital pharmacist division. So the Pharmacy Installation was demanded to give the fast service, exact and thorough so as to be able to satisfy the customer. However, the medical service which was given did not yet go optimal, especially in the recipe service for the outpatient.
The purpose of this research is to get an image of and to analyst the drug supply system that had been use in the hospital pharmacist. And also to give some solution for their problem to increase their service productivities.
The results that were received from this research were that the pharmacy service that was given by the Pharmacy Depot tended take time. Cause factors of the length of the service were facilities and equipment did not supportive especially the IT system that always experienced the disturbance, the shortage of human resources, the nonexistence of the separation of the task in serving the outpatient and inpatient, medicine planning was not in accordance with the requirement, and the shortage of information to the official of the Pharmacy Depot about new medicines.
The solution for this research was improved the IT system, because this problem was the main priority, recruited worker, needed the existence of the separation of the task so that the burden of the work of the official decreases, gave information to the doctor about standard medicine in Darya Bhakti Hospital, and increased the quality of the official of the Pharmacy Depot.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Anief
Yogjakarta: Gadjah Mada Press, 2001
615.4 MOH m (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soejono Seto
Surabaya: Airlangga University Press, 2015
615.4 SOE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Anief
Yogyakarta: Gadjah Mada Univ. Press, 1995
615.1068 ANI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Mardiyati Yuliningsih
"Pengelolaan obat/alat kesehatan di Rumah Sakit merupakan segi manajemen yang penting dan perlu dikelola dengan baik guna menjamin kelancaran pelayanan pasien. Obat/alat kesehatan persediaan ruangan adalah obat/alat kesehatan yang vital dan esensial yang diperlukan oleh ruangan untuk tindakan pelayanan dan harus tersedia setiap saat diperlukan. Ketidak tersediaan obat/alkes keperluan ruangan sangat berpengaruh pada kinerja pelayanan dan berakibat hilangnya pendapatan Rumah Sakit. Kebijakan pelayanan obat/alkes persediaan ruangan di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita dilaksanakan oleh Unit Farmasi dan diatur kebijakan pemakaiannya dengan standarisasi kebutuhan oleh Panitia Farmasi dan Terapi. Ketersediaan obat/alkes di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita sangat tergantung pada sistem pengelolaan yang telah ditetapkan sesuai ketentuan Dep Kes RI.
Dalam tahun 2001, ketidaktersediaan obat/alkes persediaan ruangan frekwensinya mencapai rata-rata ± 22,5 % dan mencakup ± 8,5 % dari jumlah item yang diperlukan setiap bulan, sehingga sangat mengganggu pelayanan. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran tentang ketidaktersediaan obat/alkes dan mengetahui masalah-masalah yang timbul didalamnya.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan study kasus dengan metode kwalitatif karena menghasilkan data dekriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang diamati. Penelitian dilakukan secara retrospektif untuk memperoleh data sekundcr dan prospektif untuk memperoleh data primer, melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung. Sebagai unit analisa adalah Unit Farmasi dan unit lain atau kepanitiaan yang terkait dengan sistem pengelolaan obat/alkes.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa ketidaktersediaan obat/alkes persediaan ruangan tergantung pada sistem pengelolaan yang sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur manajemen yaitu kebijakan pelayanan, organisasi, SDM, sarana/prasarana, metode dan sistem informasi, serta aspek logistik yang meliputi proses perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pengawasan/pengendalian.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem pengelolaan obat/alkes persediaan ruangan di Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita sudah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, namun pada pelaksanaannya masih banyak terjadi kendala antara lain, kebijakan pcmakaian Formularium dan standart kebutuhan ruangan tidak pernah dimonitor sccara berkala oleh Panitia Farmasi dan Terapi. Sarana dan prasarana untuk melakukan kegiatan sudah tersedia cukup dan dilengkapi Sistim Informasi Manajemen, namun SIM yang ada kurang bermanfaat karena tidak didukung dengan sumber daya manusia yang memadai. Dari segi aspek logistik dapat disimpulkan bahwa proses perencanaan belum dilaksanakan dengan optimal. Dalam proses penganggaran belum ada koordinasi yang baik sehingga masih terjadi kesenjangan antara usulan dengan alokasi anggaran yang tersedia. Proses pengadaan melalui Keppres memakan waktu cukup lama yaitu ± 2 Bulan. Proses penerimaan sudah berjalan cukup baik, namun karena proses pengadaan lama menyebabkan waktu penerimaan dilaksanakan sebelum SPK/Kontrak terbit sehingga mempengaruhi administrasi penyimpanan. Proses penyimpanan barang farmasi di gudang sentral dan terminal sudah berjalan sesuai ketentuan yang berlaku. Pada proses pendistribusian sudah ada jadwal kegiatan pelayanan namun belum ditaati sepenuhnya oleh unit pelayanan schingga masih banyak pernyataan diluar jadwal yang telah ditetapkan. Pola proses pengendalian sudah dilaksanakan dengan baik mulai dari perencanaan sampai dengan pendistribusian oleh Unit Farmasi, akan tetapi pengendalian pemakaian obat/alkes diruangan belum berjalan karena tidak tersedia tenaga khusus.

Analysis of Management System of Drugs / Medical Equipment Floor Stock in Wards in Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan KitaManagement of drugs / medical equipment in hospital is an important management side and need to be well managed to ensure the smoothness of patient services. Drugs / medical equipment's available in wards are those that are vital and essential and must be available anytime needed. The unavailability of drugs / medical equipment much influence for the services given and may cause loss of hospital income. Service policy of drugs / medical equipment availability in wards of Rumah Sakit Anak dan Bcrsalin Harapan Kita is carried out by Pharmacy unit and the use policy is managed by standardization of need by Pharmacy and Therapy committee. The availability of drugs / medical equipment in Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita is much depends on management system issues in line with Indonesian Department of health. In 2001, the unavailability of drugs / medical equipment in wards reaches approx. 25 % in frequency and covered 8,5 % from the number item needed in a month and this is much disturb the services.
This study is carried out to know the picture of the unavailability of drugs / medical equipment as well as the problems raised. Method used in this study is case study with qualitative method for the results descriptive data i.e. written words or verbal from the behavior observed. The study is conducted retrospectively to gain secular data and prospectively to gain primary data through deep interview and direct observation. As analytical unit is Pharmacy unit and other committee involved.
Result of the study depicts that the unavailability of drugs / medical equipment in wards is much influenced by managerial aspects i.e., service policy, organization, tools, method & information system and logistic aspects that cover planning process, purchasing, acceptance, storage, distribution and control.
This study summarized that management system of drugs / medical equipment in wards in Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita is in line with regulation issued by Indonesian Health Department but in field there are still many handicaps among others are; policy of usage, Formularies and standard need of wards never been monitored periodically by pharmacy and therapy committee. Tools and means to conduct such activity existed enough already and completed with Management Information System however MIS is not functioning well because of inadequate human resources. From logistic point of view resumed that planning process has not been carried out optimally. In budgeting process, good coordination has not been established since there is lack between proposal and allocation of fund available. The processes of allocation through Kepres takes long time enough approx. 2 moths. The receiving process is good but because the former process takes time, the receiving process is conducted before SPK / Contract issued therefore influencing storage administration. Storage process in Central or terminal is running on schedule. In distribution process schedule of activity exist but is not followed by service unit and this causes proposal beyond schedule. In controlling process the handicap lies on wards, lack of dedicated person to handle it."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T10374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moeslan Saradhawarni
"Pengelolaan logistik farmasi mengandung dua aspek panting untuk rumah sakit swasta. Di satu sisi harus menunjang pelayanan medis yang baik secara efektif dan efisien. Dilain sisi juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk meningkatkan pendapatan Rumah Sakit, agar dapat tetap mempertahankan eksistensi dan mutu pelayanannya dalam rumah Sakit ini, bahkan sedapat mungkin juga untuk pengembangannya. Dalam evaluasi kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kartika Pulo Mas tahun 1995 sampai dengan 1997 terjadi penurunan keuntungan pengelolaan logistik farmasi dari Rp. 228 juta (36%) tahun 1995, menjadi Rp. 205 juta (32%) tahun 1996, dan Rp. 75 juta (11%) tahun 1997. Disamping itu terjadi peningkatan kehilangan logistik farmasi Rp. 16 juts (3%) tahun 1995, Rp. 44 juta (7%) tahun 1996, dan Rp. 115 juta (18%) tahun 1997. Resep yang tak terlayani sebanyak 342 resep tahun 1995, 763 resep tahun 1996, dan 1.147 resep tahun 1997. Tahun 1995 tidak ada obat kadaluwarsa sedang pada tahun 1996 sebanyak Rp. 10 juta dan tahun 1997 Rp. 9 juta. Pihak manajemen berkesimpulan hal ini karena terjadi kelemahan pada sistem perencanaan dan pendistribusian. Dengan merubah sistem pendistribusian desentralisasi menjadi sentralisasi kehilangan dapat diatasi.
Dari unsur-unsur yang terkait dengan perencanaan yaitu dari segi organisasi dan sumber daya manusia didapati bahwa masih ada jabatan panting yang belum terisi penuh, yaitu Komite Medis, Manajer Penunjang Medis. Semua sumber daya manusia yang ada belum megdapat pendidikan yang memadai untuk membuat perencanaan logistik farmasi yang baik. Dengan menggunakan gabungan analisa ABC-VEN, tercipta pengelompokan logistik farmasi menjadi tiga kelompok besar yaitu, kelompok I sebanyak 205 item (25%) dengan total biaya Rp.134 juta (80%), kelompok II sebanyak 488 item (60%) dengan total biaya Rp.26 juts (15%) serta kelompok III sebanyak 116 item (15%) dengan total biaya Rp.7 juta (5%).
Kelompok I tidak boleh terjadi kekosongan, kelompok II boleh terjadi kekosongan asal tidak melebihi 24 jam, sedangkan kelompok III kekosongan lebih dari 24 jam masih bisa ditoleransi. Dengan sistem perencanaan seperti tersebut diatas diharapkan logistik farmasi selalu tersedia dalam jenis dan jumlah yang tepat pada saat diperlukan demi kepentingan pasien, dan rumah sakit tidak kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan dan pengelolaan logistik farmasi tersebut.

Pharmacy logistics management has two significant aspects for private hospitals. On one aspect it has to support a good medical service effectively and efficiently. On the other aspect it also has a sufficient potential to increase the hospital revenue to maintain and improve the service and its quality. The evaluation of the performance of Pharmacy Installation of Kartika Pulo Mas Hospital, 1995-1997, a decrease of profit of pharmacy logistics management was found, in the amount of Rp 228 million (36%) in 1995, Rp 205 million (32%) in 1996, and Rp 75 million in 1997. In addition, there was also an increase in pharmacy logistics loss worthed Rp 16 million (3%) in 1995, Rp 44 million (7%) in 1996; and RP 115 million (18%) in 1997. Three hundred and forty two prescriptions were not served in 1995, 763 in 1996, and 1.147 in 1997. The value of the unused medicine because of its expiration date in 1996 was Rp 10 million, and Rp 9 million in 1997, but none in 1995_ The Hospital Management concluded that it was caused by the weak planning and weak distribution system. The distribution problem could be solved by altering the decentralized - distribution system to centralized-distribution system.
In the components related to planning i.e. organization and human resource, it was found that there are still vacant important positions such as Medical Committee, Medical Supporting Manager. All human resources have not been given enough adequate education to be able to make a good pharmacy logistics management planning. A new approach, using the combination of ABC - VEN analysis in calculating the quantitative, need of vital, essential and non-vital pharmacy logistics was used. The result blended with the system analysis produces new way of pharmacy logistic planning for Kartika Pula Mas Hospital, which is assumed to be more effective and efficient. According to ABC-VEN analysis, there are 3 big pharmacy logistics groups. Group I comprises of 205 items (25%) with total cost of Rp 134 million (80%), group II comprises of 488 items (60%) with total cost of Rp 26 million (15%), and group III comprises of 116 items (15%) with total cost of Rp 7 million (5%). With the mentioned above planning system it is hoped that pharmacy logistics is always available in terms of type and quantity for the sake of the patients, while on the other hand the hospital will not lose any opportunity to gain profit from pharmacy logistics management.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anondini Febrian Ganestia
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
TA1789
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>